Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Pengenalan Dasar tentang Node JS di BuildWithAngga

Pengenalan Dasar tentang Node JS

Hai sobat BWA!🙌 Sejak diluncurkannya Node.js pada tahun 2009, banyak inovasi baru dan perubahan dalam dunia pemrograman, terutama dalam pengembangan aplikasi web. Eitss, kalian tau ga sih kalo Node.js itu bukan termasuk bahasa pemrograman loh! Node.js adalah sebuah platform yang digunakan untuk mengeksekusi program JavaScript di luar browser. Node.js diciptakan sebagai pendukung JavaScript agar lebih optimal untuk digunakan. Ingin tahu tentang Node.js lebih luas? Simak artikel ini sampai habis ya! Apa itu Node.js? Node.js adalah platform runtime yang dibangun di atas mesin JavaScript V8 yang kuat sehingga memungkinkan untuk menjalankan JavaScript di sisi server dan mengembangkan aplikasi web berbasis server dengan mudah, efisien, dan cepat. Node.js digunakan secara luas dalam pengembangan aplikasi web dan dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis aplikasi seperti server web, aplikasi real-time, aplikasi berbasis mikro, dan banyak lagi. Node.js memiliki beberapa fitur utama seperti non-blocking I/O, skalabilitas, modul NPM yang kuat, dan fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi dengan berbagai bahasa pemrograman. Platform yang dikembangkan oleh Ryan Dahl pada tahun 2009 ini cocok untuk aplikasi real-time yang membutuhkan respons cepat, seperti aplikasi chat dan streaming karena mempunyai fitur utamanya yaitu non-blocking I/O. Fitur ini memungkinkan aplikasi untuk mengelola banyak permintaan secara efisien dan cepat. Selain itu, Node.js juga menggunakan arsitektur event-driven yang memungkinkan server untuk menangani banyak koneksi secara bersamaan. Kelebihan Node.js Model non-blocking: Node.js menggunakan model non-blocking yang memungkinkan server untuk menangani banyak permintaan secara bersamaan tanpa harus menunggu permintaan selesai. Hal ini membuat Node.js sangat efisien dalam menangani beban kerja yang berat dan memberikan respons yang cepat kepada pengguna.Skalabilitas yang Baik: Node.js dirancang untuk skalabilitas yang baik. Dengan kemampuan untuk menangani banyak permintaan dalam waktu yang bersamaan, Node.js cocok untuk aplikasi yang membutuhkan skalabilitas tinggi, seperti aplikasi real-time dan aplikasi yang melayani banyak pengguna secara bersamaan.Penggunaan JavaScript di Kedua Sisi: Dengan Node.js, kalian dapat menggunakan JavaScript di sisi server maupun di sisi klien. Hal ini memungkinkan pengembang untuk menggunakan kembali kode JavaScript yang sama dan membuat pengembangan web menjadi lebih seragam dan efisien.Repositori Paket yang Kaya: Node.js memiliki NPM (Node Package Manager), yang merupakan repositori paket yang kaya dengan ribuan modul yang tersedia. Modul-modul ini memudahkan kalian untuk memperluas fungsionalitas aplikasi dengan menambahkan fitur-fitur yang sudah ada.Popularitas dan Komunitas yang Besar: Node.js telah menjadi sangat populer di kalangan pengembang dan memiliki komunitas yang besar. Dengan hal ini, kalian bisa menemukan dokumentasi, tutorial, dan dukungan dari komunitas dengan mudah untuk membantu dalam pengembangan aplikasi menggunakan Node.js. Cara Install Node.js Cara Install Node. js pada Windows 1. Buka https://nodejs.org/en/download 2.Pilih versi Node.js LTS (Long-Term-Support), lalu pilih Windows Installer dan sesuaikan dengan bit laptop/komputer kalian 3. Tunggu hingga proses download selesai kemudian jalankan installer Node.js 4. Tentukan folder untuk instalasi Node.js 5. Klik “Install” untuk memulai instalasi 6. Node.js berhasil terinstall 7. Setelah instalasi selesai, kalian bisa memeriksa versi Node.js dan NPM yang terinstall melalui command prompt dengan melakukan perintah berikut: node -v //untuk memeriksa versi Node.js npm -v //untuk memeriksa versi npm Cara Install Node.js pada macOS Buka https://nodejs.org/en/downloadPilih versi Node.js LTS (Long-Term-Support), lalu pilih macOS InstallerTunggu hingga proses download selesai kemudian jalankan installer Node.jsTentukan folder untuk instalasi Node.jsKlik “Install” untuk memulai instalasiNode.js berhasil terinstall di laptop kalianSetelah terinstall, kalian dapat memeriksa versi Node.js dan NPM dengan perintah yang sama seperti di Windows Jika kalian memiliki Homebrew pada macOS, kalian dapat langsung menginstall Node.js dengan cara berikut: 1. Buka terminal 2. Jalankah perintah brew install node 3. Setelah instalasi selesai, kalian dapat memeriksa versi Node.js dan NPM dengan perintah yang sama seperti di Windows Kesimpulan Nah, itulah Pengenalan Dasar tentang Node.js serta kelebihan dan cara install platform tersebut. Banyak kelebihan Node.js yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih platform ini, seperti model non-blocking, skalabilitas yang baik, penggunaan JavaScript di kedua sisi, repositori paket yang kaya, dan popularitas serta komunitas yang besar. Untuk menginstall Node.js, pada Windows dapat dilakukan melalui Windows Installer, sedangkan pada macOS dapat dilakukan melalui macOS Installer atau menggunakan Homebrew. Node.js menjadi pilihan yang kuat untuk pengembangan aplikasi web yang efisien, scalable, dan responsif. Bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari Node.js, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Kelas Online Gratis Node JavaScript DasarMempelajari Struktur Data dengan JavaScript secara gratis

Kelas Cara Memilih Frontend Framework yang Tepat Untuk Projek Anda di BuildWithAngga

Cara Memilih Frontend Framework yang Tepat Untuk Projek Anda

Hello, fellow learners! 📚✨ Kalian suka bingung ga sih? saking banyaknya framework untuk pengembangan web kalian jadi bingung mau pilih yang mana🤔. Padahal pemilihan frontend framework ini merupakan langkah yang krusial ketika kalian menggarap proyek pengembangan web. Dengan banyaknya opsi framework yang tersedia, memahami kriteria dan pertimbangan yang sesuai dengan kebutuhan proyek adalah kunci kelancaran pengembangan web kalian. Penggunaan framework akan membantu kalian mengatur tampilan dan fungsionalitas antarmuka pengguna (UI), mempercepat proses pembangunan, dan memastikan keseragaman dalam tampilan. Maka dari itu, di artikel ini kami akan memberikan panduan untuk kalian biar bisa memilih frontend framework yang tepat! Let's find out–shall we? Faktor-Faktor Penting Saat Memilih Frontend Framework🚀 Berikut faktor-faktor yang perlu kalian pertimbangkan saat memilih frontend framework: 1. Popularity Pilihlah framework dengan popularitas yang tinggi karena semakin tinggi popularitasnya, semakin besar komunitasnya serta menawarkan dukungan yang luas. Dengan begitu, kalian akan lebih mudah menemukan orang yang yang dapat kalian mintai bantuan ketika mengerjakan projek pengembangan web kalian. Menurut stack overflow survey 2023, Node.js dan React.js menjadi dua framework yang paling populer digunakan oleh kesuluruhan responden. 2. Performance Level Pastikan framework yang dipilih memiliki kinerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan projek kalian. Memahami dampak dari faktor seperti kecepatan rendering, efisiensi virtual DOM, ukuran bundle, dan mekanisme caching pada saat pemuatan halaman akan membantu kalian memilih framework yang tepat. 3. Server-Side Rendering (SSR) Server Side Rendering, atau yang sering disebut SSR, merupakan metode untuk merender aplikasi Single Page Application yang akan dirender di sisi server sebelum hasil render dikirimkan ke sisi klien. Rendering di sisi server ini memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, terutama ketika menggunakan mobile networks. Jika proyek kalian memerlukan server-side rendering, pastikan framework yang dipilih mendukung fitur ini. 4. Support for Responsiveness Dengan berbagai macam perangkat komputasi digital yang tersedia di pasar saat ini, dan pengguna cenderung menggunakan perangkat seluler dengan berbagai ukuran layar, penting untuk memastikan responsivitas dalam pengembangan frontend web terhadap semua jenis perangkat tersebut. Banyak bisnis online yang juga membuat Progressive Web Applications, dimana memberikan pengalaman pengguna seperti menggunakan aplikasi native mobile di dalam browser. 5. Feature-Rich Menjadi hal yang penting untuk memilih framework dengan sejumlah besar fitur dan kemampuan yang beragam, yang dapat memperkaya pengalaman pengguna atau memenuhi kebutuhan proyek dengan baik. Perlu diperhatikan, bahwa framework tersebut mendukung template kustom, manajemen state, pengolahan formulir, koneksi HTTP, dan validasi permintaan. Ini merupakan fitur dan komponen yang seharusnya diperlukan oleh framework web untuk memberikan sumber daya yang kaya pada proyek kalian. 6. Documentation Pastikan framework yang dipilih memiliki dokumentasi yang baik dan mudah dipahami. Kalian harus memiliki akses ke tutorial dan panduan yang baik. Hal ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah. Dokumentasi yang lengkap juga membantu dalam mengintegrasikan dan memahami struktur kerja framework, memastikan konsistensi penggunaan, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau menavigasi melalui kode. 7. Integration and Customization Flexibilities Pilihlah framework yang mendukung integrasi dengan alat dan teknologi lain yang mungkin diperlukan dalam proyek. Kemampuan untuk dengan mudah menggabungkan framework dengan perangkat lunak pihak ketiga, layanan API, atau komponen lainnya dapat meningkatkan efisiensi dan memperluas fungsionalitas proyek. 8. Post-Development Support Post-development support adalah faktor krusial yang sering kali terabaikan namun memiliki dampak yang signifikan dalam siklus hidup proyek. Pastikan framework yang dipilih memiliki komunitas pengguna yang aktif, forum diskusi yang ramah, dan dokumentasi yang terus diperbarui. Keberadaan komunitas yang kuat dapat menjadi sumber daya berharga ketika kalian menghadapi tantangan atau butuh bantuan setelah proyek selesai dikembangkan. Evaluasi Pro dan Kontra Beberapa Framework Populer Berikut perbandingan beberapa framework popular yang bisa kalian jadikan acuan dalam memilih framework frontend yang tepat untuk projek kalian. 1. React Framework React adalah framework open source yang dibuat dan dikembangkan oleh Facebook. React semakin banyak dipilih oleh para pengembang berkat fitur andal dan kemudahan penggunaannya. Sebagai frontend framework, React menonjol karena menggunakan Virtual Document Object Model (DOM), yang memberikan fungsionalitas yang sangat baik. React adalah framework yang sempurna bagi mereka yang mengharapkan high traffic dan membutuhkan platform yang stabil untuk mengelolanya. Kelebihan: Menghemat waktu dengan re-utilisasi komponenVirtual DOM meningkatkan pengalaman pengguna dan kemudahan kerja developerOpen-source library dengan beragam toolsKode yang stabil melalui aliran data satu arah Kekurangan: Ketidaktersediaan dokumentasi karena perkembangan yang cepatKurva pembelajaran yang relatif panjangTantangan dalam memahami kompleksitas JSX 2. Angular Framework Angular adalah framework UI yang sederhana dan mudah dimengerti yang didasarkan pada TypeScript. Diresmikan tahun 2016, framework Angular didirikan oleh Google untuk untuk mengembangkan aplikasi yang canggih dan responsif. Berbeda dengan React, Angular memiliki fitur two-way data binding yang memungkinkan perubahan pada data secara instan muncul dalam tampilan, serta konsep desain MVC (Model-View-Controller) yang memisahkan logika aplikasi dari tampilan. Kelebihan: Kemudahan dapam pengembangan aplikasi web berkat fitur two-way data bindingDukungan komunitas yang besarReusabilitas kode Kekurangan: Kompleksitas Angular yang terkadang sulit dipahami oleh developer pemuladokumentasi CLI yang kurang jelasKemampuan SEO yang terbatas sehingga kurang SEO Friendly. 3. Vue Javascript Framework Saat ini, Vue.js menjadi framework yang paling sederhana. Dimana framework ini menghilangkan kompleksitas yang dihadapi developer Angular. Vue.js memiliki ukuran kecil dan memberikan manfaat utama - virtual DOM dan berbasis komponen. Ia juga menggunakan two-way data binding. Framework frontend ini sangat fleksibel dan membantu dalam berbagai task dalam membangun aplikasi web. Kelebihan: Dokumentasi yang lengkap, rinci dan mudah dipahamiMendukung TypeScript, bahasa pemrograman berbasis JavaScriptKegunaan reusable code dan integrasi yang mudah Kekurangan: Komunitas developer yang terbatasFleksibilitas yang menyebabkan ketidakaturan kode Kesimpulan Pilihlah framework frontend yang tepat sesuai kebutuhan proyek kalian dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kebutuhan fungsional, kejelasan dokumentasi, dukungan komunitas, dan kemampuan pengembangan cepat. Pastikan untuk menguji framework tersebut dalam proyek kecil terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaian dan kemudahan penggunaannya. Kalian bisa mulai dengan mengikuti kelas-kelas GRATIS di BuildWithAngga, seperti Kelas Online React JS dan Kelas Online Vue JS Framework agar dapat mengenal lebih jauh mengenai framework tersebut. Tunggu apalagi? Join kelas di BuildWithAngga sekarang juga untuk upgrade skill programming kamu! keep learning and see you in class!

Kelas Cara Membuat Komponen di Figma di BuildWithAngga

Cara Membuat Komponen di Figma

Komponen adalah elemen-elemen yang bisa kamu gunakan lagi dalam desain-desainmu. Komponen membantu kamu menciptakan dan mengelola desain yang konsisten di berbagai proyek. Kamu bisa membuat komponen dari berbagai lapisan atau objek yang udah kamu desain. Ini bisa berbagai macam, seperti tombol, ikon, tata letak, dan lain sebagainya. Ada dua hal yang perlu kamu ketahui tentang sebuah komponen: Sebuah komponen utama mendefinisikan properti dari komponen tersebut.Sebuah instance itu seperti salinan dari komponen yang bisa kamu pake lagi dalam desainmu. Instance ini terhubung ke komponen utama dan nerima pembaruan apa aja yang diaplikasiin ke komponen itu. Kamu bisa bikin komponen buat dipakai dalam satu file. Atau, kamu bisa pake library tim buat berbagi komponen dan gaya di semua file dan proyek. Langkah 1: Pilih item yang ingin dijadikan komponen Perhatikan desainmu dengan saksama, lalu tentukan objek atau kelompok objek yang ingin kamu ubah menjadi komponen. Objek tersebut bisa berupa tombol, ikon, header, atau elemen lain yang ingin kamu gunakan kembali.Gunakan alat pemilih seperti mouse atau trackpad untuk mengklik atau menyoroti item yang ingin kamu jadikan komponen. Pastikan untuk memilih semua bagian dari objek jika objek tersebut terdiri dari beberapa elemen. Langkah 2: Klik kanan dan pilih create component Gunakan mouse atau trackpad untuk mengklik kanan pada objek atau grup objek yang telah kamu pilih. Setelah kamu mengklik kanan pada objek, akan muncul menu konteks. Di dalam menu konteks, cari opsi yang berkaitan dengan pembuatan komponen. Biasanya, opsi ini akan disebut "Create Component" atau "Buat Komponen". Klik pada opsi tersebut. Langkah 3: Component siap untuk digunakan Dengan memanfaatkan komponen, kamu memiliki keunggulan untuk melakukan perubahan pada item secara efisien dengan hanya mengedit main component. Misalnya, ketika kamu membuat perubahan pada main component, seperti mengubah warna, ukuran, atau gaya, perubahan tersebut akan secara otomatis disinkronkan ke semua item yang menggunakan komponen tersebut dalam desainmu. Dengan demikian, penggunaan komponen memungkinkan kamu untuk mengelola konsistensi desain dengan lebih efektif dan menyeluruh dalam proyekmu. Manfaat dari penggunaan komponen: Menghemat waktu pengerjaan dengan menggunakan komponen yang sama juga membantu kamu meningkatkan konsistensi desain dan mempercepat proses pengembangan, karena setiap perubahan yang kamu buat pada komponen akan secara otomatis diterapkan pada semua elemen yang digunakan.Membantu konsistensi elemen desain yang digunakan dari satu halaman ke halaman lain, penggunaan komponen di Figma juga memungkinkan kamu untuk dengan mudah mengelola dan memperbarui elemen-elemen tersebut secara keseluruhan, sehingga memastikan keseragaman dan efisiensi dalam pengembangan antarmuka pengguna.Mudah untuk mengubah dan mengatur komponen memungkinkan kamu untuk dengan cepat menyesuaikan elemen desain sesuai preferensi atau revisi yang mungkin kamu miliki, sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam proses pengembangan proyek desainmu. Dari tombol yang interaktif hingga ikon yang menarik perhatian, keberagaman dalam komponen desain untuk Figma "menawarkan beragam pilihan" yang sesuai dengan kebutuhan desain dan fungsionalitas proyekmu. Dengan memahami kegunaan dan fleksibilitas masing-masing komponen, pengguna Figma dapat membuat keputusan desain yang terinformasi dalam menentukan tampilan visual proyek mereka. Mau mencoba membuat komponen desain yang lebih kreatif dengan Figma? Tentu bisa! Ayo temukan lebih banyak tutorial dan tips desain gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design, kamu dapat mengasah keterampilan dan memperkaya portofolio desainmu 🚀

Kelas Penggunaan Method Map pada Array JavaScript di BuildWithAngga

Penggunaan Method Map pada Array JavaScript

Hello, Spirit of Learning! 📑 Pada artikel kali ini kita akan membahas penggunaan method map() yang ada pada Array Prototype JavaScript. Buat kamu yang belum belajar JavaScript dasar, kamu bisa belajar terlebih dahulu ya di Kelas JavaScript ES6 Dasar dan buat kamu yang ingin belajar method map() alangkah baiknya membaca artikel sebelumnya, yaitu "Memahami Array Prototype dalam JavaScript". Mari kita bahas secara mendalam penggunaan method map dalam JavaScript. Mulai dari pengenalan dasar sampai contoh penggunaannya. Mari kita belajar bersama cara method map bisa membuat ngoding kamu lebih mudah dalam meproses array. Siap untuk belajar ? Ayo kita mulai! Pengenalan Method Map Saat kamu bekerja dengan data dalam bahasa pemrograman JavaScript, pasti kamu seringkali perlu melakukan berbagai manipulasi pada array, seperti mengubah setiap elemen, memfilter elemen tertentu, atau bahkan membuat array baru dari data yang sudah ada. Nah, inilah di mana method map akan digunakan!. Metode map() pada array JavaScript adalah method yang kuat yang memungkinkan kamu untuk mengubah setiap elemen dalam array dengan cara yang mudah dan efisien. Cara Penggunaan Method Map Method map() pada JavaScript adalah method yang powerful dan sederhana untuk memanipulasi array dengan mudah. Konsepnya tidak terlalu rumit, bayangkan aja kamu memiliki kantong penuh data dalam bentuk array, dan kamu ingin melakukan sesuatu pada setiap item di dalamnya. Nah, di sinilah peran map akan digunakan. Begini cara kerjanya, kamu memberikan sebuah fungsi kepada map() dan itu akan menerapkan fungsi tersebut pada setiap elemen di dalam array kamu. Setelah selesai, map() akan mengembalikan array baru yang berisi hasil transformasi dari setiap elemen. Contoh, mari kita katakan kamu memiliki array angka-angka yang mewakili harga produk dalam sebuah keranjang belanja online. Kamu ingin menambahkan simbol dolar ke setiap harga. Dengan map() kamu bisa melakukannya dengan mudah. Let’s write code guys 🔥 const prices = [10, 20, 30, 40]; const formattedPrices = prices.map(price => `$${price}`); console.log(formattedPrices); Hasil dari console kode di atas Dalam contoh di atas, kita memberikan arrow function ke dalam map() yang akan menambahkan simbol dolar ke setiap harga dalam array prices. Hasilnya adalah array baru yang berisi harga-harga yang diformat dengan benar. Jadi, intinya, method map() adalah method yang serbaguna yang membantu kamu melakukan transformasi data dalam array kamu dengan cara yang jelas dan mudah dipahami. Contoh Penggunaan Method Map Selanjutnya Bayangkan kamu memiliki sebuah array yang berisi objek-objek yang mewakili data pengguna dalam aplikasi kamu. Setiap objek mungkin memiliki properti seperti nama, usia, dan pekerjaan. Sekarang, mari kita lihat bagaimana kita dapat menggunakan method map() untuk melakukan transformasi pada array ini. Misalkan kita memiliki array users yang berisi objek-objek pengguna: const users = [ { id: 1, name: 'John', age: 30, job: 'Developer' }, { id: 2, name: 'Sarah', age: 25, job: 'Designer' }, { id: 3, name: 'Mike', age: 35, job: 'Manager' } ]; Sekarang, misalkan kita ingin membuat array baru yang berisi hanya nama-nama pengguna dari array users. Dengan bantuan method map() , kita dapat melakukan ini dengan mudah: const userNames = users.map(user => user.name); console.log(userNames) Gambar hasil dari console kode di atas Dalam contoh di atas, kita menggunakan method map() untuk membuat array baru userNames yang berisi nama-nama pengguna dari array users. Setiap elemen dalam array users diambil, dan properti name dari setiap objek pengguna digunakan untuk membuat elemen baru dalam array userNames. Dengan hanya beberapa baris kode, kita berhasil menghasilkan array baru yang berisi data yang kita perlukan tanpa melakukan iterasi manual atau mengubah array asli. Method map() membantu kita menghemat waktu dan upaya, serta membuat kode kita lebih mudah dibaca dan dimengerti. Keuntungan Menggunakan Method Map Method map() pada array JavaScript adalah method yang sangat berguna dalam pemrograman karena menyediakan beberapa keuntungan yang menonjol. 1. Kode Lebih Ringkas dan Mudah Dipahami Salah satu keunggulan utama dari method map() adalah kemampuannya untuk menyederhanakan kode. Dibandingkan menggunakan loop tradisional seperti for, map menyediakan sintaksis yang lebih singkat dan lebih mudah dipahami. 2. Mengurangi Kesalahan Dengan menggunakan method map() , developer dapat mengurangi risiko kesalahan yang mungkin terjadi saat menggunakan loop tradisional. Karena method map() berfungsi pada setiap elemen array secara otomatis. 3. Mendorong Paradigma Pemrograman Fungsional Method map() adalah salah satu contoh dari paradigma pemrograman fungsional dalam Javascript. Dengan memanfaatkannya, developer dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep fungsional seperti imutabilitas dan komposisi function. Ini memungkinkan developer untuk menulis secara clean code. Dengan menggabungkan ketiga keuntungan ini, method map() menjadi method yang membantu developer untuk menulis kode yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih mudah di-maintenance. Kesimpulan Setelah belajar method map() pada array JavaScript, kita menyadari betapa pentingnya method ini dalam mengoptimalkan proses pemrosesan data dalam kode kita. Dengan map() , kita dapat dengan mudah mengubah setiap elemen array, menciptakan array baru, dan menghindari kebingungan yang sering terjadi dalam penggunaan loop tradisional. Salah satu keunggulan terbesar dari map() adalah kesederhanaan dan keterbacaan kode yang disediakannya. Dengan sintaksis yang jelas dan mudah dimengerti, kita dapat dengan cepat memahami apa yang dilakukan setiap baris kode. So, semoga penjelasan dan contoh yang telah diberikan dapat memberikan manfaat dan menginspirasi kamu untuk terus mengeksplorasi bahasa pemrograman JavaScript See you guys!

Kelas 5 Ide Projek Pemula Menggunakan JavaScript di BuildWithAngga

5 Ide Projek Pemula Menggunakan JavaScript

JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang sangat populer dan digunakan secara luas oleh programmer dalam developing web. Jika kamu seorang pemula yang ingin mengasah keterampilan pemrograman JavaScript, membuat proyek-proyek kecil adalah cara yang tepat dan bagus untuk mengasah skill JavaScript kamu. Dan kamu ga perlu repot-repot untuk mengeluarkan uang banyak, karena di kelas JavaScript BuildWithAngga GRATIS!! dan bisa di akses selamanya loh. Artikel ini akan membahas 5 ide proyek untuk pemula yang dapat membantu kamu memahami dan melatih konsep dasar JavaScript dan meningkatkan kemampuan pengembangan web kamu. So, let’s learn together! 1. To-Do List App: Membuat Manajemen Tugas yang Efisien Kelas Vanilla JavaScript OOP & LocalStorage: Web Task Management BuildWithAngga Deskripsi Projek: Membuat aplikasi To do list / daftar tugas sederhana yang memungkinkan user dapat menambahkan, mengedit, dan menghapus tugas. Projek ini dapat membantu user mengelola dan mengatur tugas-tugas mereka sehari-hari. Konsep dasar aplikasi ini adalah memberikan user tempat untuk mencatat, mengorganisir, dan melacak pekerjaan atau aktivitas yang perlu dilakukan/sedang dilakukan. Tujuannya adalah memberikan pengalaman manajemen tugas/aktifitas yang efisien dan terstruktur. Detail Implementasi:Gunakan HTML dan CSS untuk membuat tampilan antarmuka yang bersih.Menerapkan JavaScript untuk menangani operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete).Memanfaatkan localStorage untuk menyimpan tugas sehingga data tetap ada setelah me-refresh halaman. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Projek Ini: Dengan membuat aplikasi To-Do List, kamu dapat belajar tentang:Manipulasi DOM: Bagaimana cara memanipulasi elemen HTML untuk menampilkan dan mengelola data.Implementasi Penyimpanan Lokal: User local storage untuk menyimpan data.Event Listeners: Menanggapi aksi user dan menjalankan fungsi yang sesuai.Desain Responsif: Membuat UI yang nyaman digunakan pada berbagai perangkat.Bingung mau mulai dari mana? di BuildWithAngga, ada kelas baru GRATIS loh untuk membahas tentang projek To-Do List App. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 2. Kalkulator BMI: Menerapkan Logika Pemrograman Deskripsi Projek: Proyek ini bertujuan untuk membangun kalkulator BMI (Body Mass Index) yang dapat memungkinkan user menghitung indeks massa tubuh mereka dan dapat memberikan informasi dasar terhadap masalah berat badan secara keseluruhan pengguna. BMI adalah metode yang umum digunakan untuk menilai dan menghitung apakah berat badan seseorang sesuai ideal dengan tinggi badannya. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Projek Ini:Formulir Input dan Hasil Kalkulasi:Implementasikan elemen formulir HTML dengan input untuk berat badan (dalam kilogram) dan tinggi badan (dalam meter).Tampilkan hasil kalkulasi BMI pada halaman.Logika Perhitungan BMI dengan JavaScript:Buat fungsi JavaScript yang mengambil nilai berat badan dan tinggi badan dari formulir.Gunakan rumus BMIMenampilkan Kategori Berat Badan:Tentukan kategori BMI berdasarkan hasil perhitungan:BMI < 18.5: Kurang berat badan.18.5 ≤ BMI < 25: Berat badan normal.BMI ≥ 25: Kelebihan berat badan atau obesitas.Tampilkan kategori ini bersamaan dengan hasil kalkulasi.Validasi Input: Berikan validasi untuk memastikan bahwa input berat badan dan tinggi badan sesuai dengan format yang diinginkan.Desain Responsif: Membuat UI yang nyaman digunakan pada berbagai perangkat. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 3. Game Rock Paper Scissors: Seru dan Edukatif Deskripsi Ide: Proyek ini bertujuan untuk membuat permainan sederhana Rock Paper Scissors (Batu Gunting Kertas). Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi cara yang edukatif untuk memahami logika pemrograman dasar dan interaksi pengguna. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Project Ini:Logika Pemrograman:Memahami alur kerja permainan dan aturan yang terlibat.Menerapkan kontrol alur dengan menggunakan struktur kondisional.Event Handling:Mengenal cara menangani event pengguna, seperti klik mouse.Memahami bagaimana membuat permainan responsif terhadap tindakan pemain.DOM Manipulation:Belajar cara memanipulasi elemen-elemen HTML untuk memperbarui tampilan permainan.Menyegarkan pemahaman tentang hierarki dan struktur DOM.Implementasi Fungsi:Menerapkan fungsi-fungsi untuk mengorganisir dan mengelola logika permainan.Belajar cara membuat fungsi yang dapat digunakan ulang.Struktur Proyek Sederhana:Membangun struktur dasar proyek untuk memahami cara mengatur kode secara terorganisir.Menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript secara terintegrasi. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 4. Pemutar Audio: Integrasikan Kontrol Audio dengan JavaScript Deskripsi Ide: Kembangkan pemutar audio sederhana dengan kontrol dasar. Pemutar Audio adalah proyek yang menghadirkan pengalaman mendengarkan audio sederhana dengan kontrol dasar. Dengan menggunakan elemen HTML5 , proyek ini memanfaatkan kemampuan bawaan browser untuk memutar audio. Kontrol seperti play, pause, dan kontrol volume diterapkan dengan JavaScript, sedangkan tata letak pemutar audio disesuaikan dengan menggunakan CSS. Yang Bisa Kamu Pelajar Dari Projek Ini:Elemen HTML5 : Memahami dan menggunakan elemen HTML5 untuk menyematkan pemutar audio ke dalam halaman.JavaScript Audio Control: Menerapkan fungsi JavaScript untuk mengontrol pemutar audio, termasuk fungsi play, pause, dan kontrol volume.Styling dengan CSS: Menyesuaikan tata letak dan gaya pemutar audio menggunakan CSS. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 5. Aplikasi Cuaca: Terapkan Integrasi API dan AJAX Deskripsi Projek: Aplikasi Cuaca adalah proyek sederhana yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi cuaca waktu nyata. Dengan integrasi API cuaca, aplikasi ini memberikan data suhu, kelembaban, dan kondisi cuaca terkini untuk lokasi yang ditentukan. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Projek Ini:Integrasi API: Memahami dan mengimplementasikan koneksi ke API cuaca eksternal untuk mendapatkan data aktual.AJAX Handling: Menggunakan AJAX untuk mengelola permintaan dan tanggapan asinkron dengan API.Data Presentation: Menampilkan informasi cuaca secara dinamis di antarmuka pengguna.JavaScript Functions: Menerapkan fungsi JavaScript untuk mengelola data cuaca dan memperbarui tampilan dengan respons API yang diterima.Kemampuan Proyek Real-Time: Mengasah kemampuan mengembangkan aplikasi yang memberikan informasi terkini kepada pengguna. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development Kesimpulan Melalui ide proyek-proyek yang telah dibahas ini, kamu dapat memahami dasar-dasar JavaScript dan menerapkannya dalam pengembangan web. Jangan ragu untuk belajar dan menyesuaikan proyek ini sesuai dengan minat dan kebutuhan kamu. Yuk belajar bersama mentor BuildWithAngga yang berpengalaman dan kamu juga dapat sertifikat juga loh setiap menyelesaikan kelasnya dan yang pasti di BuildWithAngga akses materi selamanya 🤯. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, terima kasih sudah membaca and keep learning! ✨

Kelas PHP vs Golang: Harus Pilih yang Mana? di BuildWithAngga

PHP vs Golang: Harus Pilih yang Mana?

Hello, people with the spirit of learning! Setiap kali ingin membuat proyek, pasti kita akan terlebih dahulu menentukan tech stack (kombinasi teknologi) yang ingin digunakan. Setiap teknologi yang tersedia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dianalisa dengan teliti demi terciptanya proyek yang dapat berjalan dengan baik. PHP dan Golang merupakan salah satu teknologi populer dalam banyak bidang, salah satunya Backend Web Development. Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Kapan harus memilih PHP? Kapan harus memilih Golang? Kita akan bahas poin-poin tersebut dalam artikel ini. Namun, kita harus mengenal dulu apa itu PHP dan Golang, serta mengetahui perbedaannya. PHP (Preprocessor Hypertext) PHP adalah sebuah bahasa scripting bertipe dinamis yang diciptakan oleh programmer asal Denmark bernama Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. Penggunaan umum bahasa PHP adalah untuk mengembangkan aplikasi web terutama di bagian server-side scripting dan juga dapat di-embed dalam kode HTML. Pada saat artikel ini ditulis, implementasi referensi PHP aktif diproduksi oleh The PHP Group. Repositori resmi PHP dapat dilihat di https://github.com/php. Golang (Go Language) Bahasa Go, atau yang biasa disebut Golang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dibuat di Google oleh Robert Griesemer, Rob Pike, dan Ken Thompson pertama kali pada tahun 2009. Penggunaan bahasa Golang lebih fleksibel dibandingkan PHP yang secara umum terbatas untuk pengembangan aplikasi web, karena Golang juga sangat umum digunakan untuk mengembangkan cloud dan networking service. Sama seperti PHP, Golang bersifat open source sehingga seluruh programmer dapat berkontribusi untuk pengembangannya. Kunjungi repositorinya di https://github.com/golang/go. Perbedaan PHP dan Golang Berikut adalah perbedaan teknis antara PHP dan Golang: PHP: Bahasa scripting yang interpretedBertipe dinamis dalam implementasinya Golang: Bahasa pemrograman high-level yang dapat dicompileBertipe statis dalam implementasinya Melalui poin pertama, kita dapat melihat bahwa Golang adalah bahasa yang dapat dicompile. Artinya, sebuah compiler dapat melakukan translasi kode Golang menjadi kode mesin yang dapat dijalankan dengan sangat cepat oleh CPU dalam komputer kita. Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa Golang dapat bekerja jauh lebih cepat dibandingkan PHP yang dijalankan baris per baris menggunakan interpreter. Itulah perbedaan antara bahasa yang compiled dengan interpreted. Melalui poin kedua, kita dapat melihat bahwa Golang bertipe data statis dalam implementasinya. Artinya, kita harus dengan teliti menentukan tipe data sebuah variabel agar sesuai dengan nilai yang akan disimpan didalamnya. Dalam konteks ini, performa Golang lebih unggul dibandingkan bahasa yang bertipe dinamis karena tidak perlu mengalokasikan waktu di tahap runtime (saat aplikasi berjalan) untuk menentukan tipe data apa yang sesuai dengan data di dalamnya karena itu sudah dilakukan saat proses compile. Sedangkan bahasa yang dinamis seperti PHP akan menuntut interpreter untuk menentukan tipe data yang ada pada tahap runtime. Walaupun kode Golang juga mendukung penulisan kode yang dinamis, penulisan statis tetap menjadi implementasi yang paling umum dilakukan oleh para programmer Golang. Pros and Cons Berikut adalah kelebihan dan kekurangan secara umum antara bahasa PHP dan Golang: PHP: ProsConsDukungan yang luas untuk deployment menggunakan platform shared-hosting.Dukungan komunitas yang sangat besar karena merupakan bahasa yang sudah lama dikembangkanIndependen terhadap platform. Dapat dijalankan di atas UNIX, Linux, Windows, dan lain-lain.Minim error-handling karena debugging tools yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainTidak memerlukan terlalu banyak “ceremony” (setup awal inisialisasi) proyek karena arsitektur aplikasinya dapat dirancang secara fleksibelCenderung sulit untuk maintenance karena tidak bersifat modular seperti bahasa Java atau Golang. Golang: ProsConsDukungan Garbage Collection yang memudahkan manajemen memori programBahasa pemrograman yang masih muda sehingga dukungan library masih sedikitDukungan multi-threading dalam eksekusi programCenderung lebih sulit untuk refactoring kode karena sifatnya yang statisAdanya implementasi concurrency melalui goroutines sehingga dapat menjalankan banyak task di waktu yang bersamaanPenggunaan resource yang tinggi di beberapa skenario pengembangan aplikasi When to use & when not to use PHP / Golang? Dengan kelebihannya yang dinamis, platform-independent, library yang melimpah, dan tidak memerlukan banyak setup diawal, maka PHP akan sangat cocok kita gunakan untuk melakukan Rapid Development and Prototyping (pengembangan dan prototyping yang cepat) pada proyek kita. Namun, pertimbangan terkait keamanan aplikasi PHP juga dapat membuat kita berpikir beberapa kali untuk menggunakan PHP dalam pengembangan proyek kita. Selain itu, jika kita mempertimbangkan aspek performa aplikasi dalam menangani traffic yang sangat besar, maka ada baiknya kita menghindari pengembangan aplikasi menggunakan PHP. Jika kita ingin mengembangkan aplikasi seperti real-time chat atau microservice, maka Golang adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan PHP. Karena implementasi dari kedua aplikasi tersebut sangat erat kaitannya dengan concurrency yang sangat mendukung aplikasi kita untuk menjalankan banyak task dalam waktu yang bersamaan. Namun, arsitektur aplikasi yang diimplementasikan dengan Golang biasanya akan memakan lebih banyak waktu dibandingkan PHP pada tahap inisialisasi project. Perlu diingat bahwa Golang bersifat modular dan kita harus menerapkannya dengan cermat. Selain itu, Golang juga memakan lebih banyak resource demi menjaga keunggulan performanya. Hal tersebut dapat menjadi alasan untuk kita tidak memilih Golang apabila kita memiliki keterbatasan dalam penyediaan resource. Kesimpulan Pada akhirnya, pilihan kita akan tergantung pada kebutuhan dari aplikasi. Baik PHP maupun Golang akan sangat baik digunakan apabila disesuaikan dengan kebutuhan. Artikel ini dapat menjadi referensi bagi para programmer untuk menentukan teknologi apa yang harus dipakai dan dihindari dalam pengembangan proyeknya. BuildWithAngga menyediakan kelas gratis untuk kalian yang mau belajar menjadi programmer Golang dan pastinya akan membantu kalian untuk paham implementasi pengembangan aplikasi website menggunakan Golang. Ayo, akses kelasnya di sini!

Kelas Memulai dengan Go: Panduan dasar untuk pemula di BuildWithAngga

Memulai dengan Go: Panduan dasar untuk pemula

1. Pendahuluan Go, atau dikenal juga sebagai Golang, adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google. Proyek pengembangannya dimulai pada tahun 2007 oleh Robert Griesemer, Rob Pike, dan Ken Thompson, tiga insinyur yang bekerja di Google, dengan tujuan untuk mengatasi beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan perangkat lunak di perusahaan tersebut. Sejarah pengembangan Go dimulai dari kebutuhan Google untuk bahasa pemrograman yang lebih efisien dalam mengatasi permasalahan skala besar yang dihadapi oleh sistem-sistem mereka. Beberapa masalah yang ingin mereka atasi meliputi kompleksitas dan waktu kompilasi yang lambat pada bahasa-bahasa pemrograman yang ada, terutama pada proyek-proyek dengan skala besar dan tim yang besar pula. Tujuan pengembangan utama dari Go adalah untuk menciptakan bahasa pemrograman yang sederhana, efisien, dan mudah dipahami bagi para pengembang. Go dirancang dengan fokus pada produktivitas, keterbacaan kode, dan kinerja yang baik, sehingga memungkinkan pengembang untuk menulis kode yang efisien dan mudah di-maintain. 2. Persiapan Berikut adalah panduan langkah-demi-langkah untuk menginstal Go compiler dan tools terkait: Unduh Paket Instalasi Go: Kunjungi situs web resmi Go di https://golang.org/dl/.Unduh paket instalasi Go yang sesuai dengan sistem operasi dan arsitektur komputer Anda. Go tersedia untuk berbagai sistem operasi seperti Windows, macOS, dan Linux, serta untuk arsitektur 32-bit dan 64-bit. Buka paket instalasi Go yang telah Anda unduh (.msi untuk Windows)Ikuti langkah-langkah panduan instalasi yang muncul di layarPilih direktori tempat Go akan diinstal. Secara default, Go akan diinstal di C:\\Go. Anda bisa mengubahnya jika diperlukanTunggu hingga proses instalasi selesai Verifikasi Instalasi: Buka terminal atau command promptKetikkan perintah ***go version*** untuk memastikan bahwa Go telah terinstal dengan benar. Anda seharusnya melihat versi Go yang telah diinstal. 3. Dasar-dasar Bahasa Go: Variabel dan Tipe Data: Di Go, Anda mendefinisikan variabel menggunakan kata kunci ***var***. Tipe data variabel dinyatakan setelah namanya. Go juga memiliki kemampuan untuk menyimpulkan tipe variabel secara otomatis menggunakan operator :=. Tipe Data Dasar: Go memiliki tipe data dasar seperti string, integer, float, boolean, dan beberapa tipe data lainnya. Tipe data numerik dapat dinyatakan dengan presisi tertentu seperti *int*, *int64*, *float32*, dll. Operator Dasar: Go mendukung operator-aritmatika (+, -, *, /, %), operator-perbandingan (==, !=, >, <, >=, <=), operator-logika (&&, ||, !), dan beberapa operator lainnya yang umumnya digunakan dalam bahasa pemrograman. Struktur Dasar Program: Program Go diawali dengan fungsi *main()* yang merupakan titik masuk eksekusi program. Program Go diorganisir dalam paket, dan setiap file Go harus dimulai dengan deklarasi paket. Arrays, Slices: Perbedaan antara array dan slice dalam Go Array: Array adalah struktur data dengan ukuran tetap yang terdiri dari elemen-elemen dengan tipe data yang sama.Setelah sebuah array dideklarasikan, ukurannya tidak dapat diubah. Contoh : Slice: Slice adalah struktur data yang fleksibel dengan ukuran dinamis yang memungkinkan penambahan atau pengurangan elemen sesuai kebutuhanSlice merupakan tampilan (view) atau bagian dari array yang sesungguhnya Contoh kode untuk slice: Perbedaan utama antara array dan slice adalah bahwa array memiliki ukuran tetap, sedangkan slice memiliki ukuran dinamis dan dapat tumbuh atau menyusut sesuai kebutuhan. Dalam contoh kode di atas, Anda dapat melihat bahwa slice memungkinkan penambahan elemen dengan menggunakan fungsi append(), sedangkan array tidak memiliki fungsi serupa karena ukurannya tetap. Semoga dengan pemahaman Go, Anda lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan aplikasi Go yang lebih kompleks. Jangan ragu untuk terus belajar dan menjelajahi fitur-fitur menarik dalam bahasa Go! Dan untuk pengalaman belajar yang lebih mendalam, yuk bergabung di Build with Angga dan kembangkan keterampilan pemrograman Go Anda bersama komunitas yang solid dan dukungan dari instruktur ahli. Mari bergabung dan berkembang bersama-sama! 🚀 https://buildwithangga.com/

Kelas Autoflow: Plugin yang Membantu Para UI/UX Designer di BuildWithAngga

Autoflow: Plugin yang Membantu Para UI/UX Designer

Plugin adalah tambahan perangkat lunak yang dapat meningkatkan fungsi atau kemampuan dari perangkat lunak utama. Salah satu plugin yang sangat bermanfaat bagi desainer UI/UX adalah Autoflow. Autoflow membantu desainer dalam menjelaskan alur dari desain mereka agar lebih mudah dipahami. Dengan menggunakan Autoflow, desainer dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengembangan berdasarkan desain yang telah mereka buat. Proses penggunaan Autoflow pada platform Figma cukup sederhana. Setelah menginstal plugin Autoflow, desainer hanya perlu memilih opsi Autoflow dari panel plugin di Figma dan mengikuti petunjuk yang diberikan untuk mengatur alur desain sesuai kebutuhan. Dengan demikian, Autoflow menjadi alat yang sangat berguna bagi desainer UI/UX untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi. Langkah 1: Buka resource Langkah pertama yang dapat kamu lakukan adalah mencari panel utama Autoflow dan perhatikan dengan seksama untuk menemukan tombol 'Resources' yang terletak di salah satu sudut panel tersebut. Langkah 2: Cari autoflow pada bagian pluggin Langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah membuka menu Plugins. Setelah itu, telusurilah dengan cermat daftar Plugin yang tersedia hingga kamu menemukan 'Autoflow' di antara opsi-opsi yang ada. Langkah 3: Pilih Run Untuk mengaktifkan Autoflow, langkah selanjutnya yang dapat kamu lakukan adalah memilih opsi 'Run Autoflow' yang terdapat dalam menu plugin perangkat lunak desainmu. Dengan melakukan hal ini, kamu akan siap untuk menggunakan fitur Autoflow yang powerful dan membantu dalam alur kerja desainmu. Langkah 4: Apabila sudah terbuka akan ada tampilan seperti ini Dengan menggunakan pengaturan ini, kamu memiliki kontrol penuh untuk menyesuaikan berbagai aspek desain, mulai dari mengatur garis, menentukan ukuran yang tepat, memilih palet warna yang cocok, hingga menyesuaikan elemen-elemen lainnya sesuai preferensi dan kebutuhan desainmu. Langkah 5: Klik fitur dan halaman Dengan menekan dan menahan tombol Shift pada keyboard komputer kamu saat mengklik fitur atau halaman yang ingin dituju, Autoflow akan segera memberikan respons dengan menampilkan garis panduan yang memudahkan penempatan dan penataan elemen desain. Selain itu, kamu juga memiliki fleksibilitas untuk menambahkan teks secara langsung ke dalam desain tersebut, menyesuaikan dengan kebutuhan dan konsep yang ingin disampaikan. Dari penataan teks yang rapi hingga alur yang terstruktur, Autoflow membantu desainer dalam mengoptimalkan kreativitas mereka dalam setiap tahap proyek desain. Dengan beragam fitur yang disediakan, Autoflow memungkinkan desainer untuk menciptakan alur desain yang mudah dipahami dan diterapkan. Berikut adalah beberapa keunggulan dari fitur Autoflow: Penambahan Teks yang Mudah: Autoflow memudahkan pengguna untuk menambahkan teks ke dalam frame tanpa harus repot mengatur ulang atau memindahkan teks secara manual. Pengguna hanya perlu mengetik teks, dan teks akan mengalir secara otomatis ke dalam frame sesuai dengan batasnya.Fleksibilitas dalam Penyesuaian: Autoflow memungkinkan pengguna untuk dengan cepat menyesuaikan aliran teks dengan mengubah ukuran atau mengedit teks, tanpa harus khawatir tentang penataan ulang teks secara manual.Menghindari Overlapping: Dengan Autoflow, pengguna tidak perlu khawatir tentang overlapping teks atau kekacauan dalam penataan teks. Autoflow akan secara otomatis mengatur aliran teks sehingga tidak ada tumpang tindih antara teks satu dengan yang lain.Peningkatan Efisiensi: Fitur "Mudah mengatur flow" pada Autoflow membantu meningkatkan efisiensi dalam penataan teks, karena pengguna dapat dengan cepat dan mudah mengatur aliran teks tanpa harus repot melakukan penyesuaian manual. Mau mencoba memperkaya desain-desainmu dengan bantuan Autoflow? Kamu bisa segera menggunakannya dalam proyek-proyek desainmu dan melihat bagaimana Autoflow membantu menghadirkan ide-ide kreatifmu menjadi nyata. Jangan ragu untuk eksplorasi dan manfaatkan fitur-fitur Autoflow untuk membawa desainmu ke level berikutnya! Siap untuk mengasah kemampuan desainmu dengan lebih baik? Jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dengan kelas-kelas gratis tentang UI/UXdesign di platform BuildWithAngga! Dapatkan pengetahuan baru, latihan praktis, dan tambahkan kualitas portfolio desainmu dengan mendaftar sekarang! 🚀

Kelas Cara Mudah Bikin Website Interaktif Tanpa Koding di BuildWithAngga

Cara Mudah Bikin Website Interaktif Tanpa Koding

Hello, people with the spirit of learning! Pernahkan kalian terpikirkan untuk menciptakan website interaktif yang menarik tanpa harus menulis kode-kode rumit? Dalam artikel ini, kami akan memperkenalkan salah satu metode pengembangan web tanpa perlu penulisan kode yang panjang dan rumit. Bayangkan, sekarang orang yang masih awam dalam pemrograman pun dapat merancang dan mengembangkan website yang menarik dan interaktif tanpa perlu jago koding!😊✨ Sebelum itu, mari kita pelajari dasar no-code dan beberapa alat desain no-code yang dapat kalian gunakan untuk membuat website! Apa itu no-code? No-code adalah istilah yang merujuk pada pengembangan aplikasi atau situs web tanpa perlu menulis kode pemrograman secara manual. Pendekatan ini menggunakan antarmuka visual berbasis drag-and-drop untuk membuat aplikasi, bukan berbasis kode. Hal ini memungkinkan siapa pun, termasuk yang tidak mempunyai skill programming untuk bisa mengembagkan sebuah aplikasi atau situs web. Secara konvensional, pembuatan kode melibatkan proses penulisan menggunakan IDE (Integrated Development Environment) oleh seorang pengembang atau pemrogram. Menguasai keterampilan menulis kode memerlukan waktu yang cukup lama, terutama mengingat banyaknya bahasa pemrograman dan framework yang perlu dikuasai. No-code memberikan solusi alternatif dengan menghilangkan kebutuhan untuk menulis kode saat membuat aplikasi web, situs web, database, dan sebagainya. Tidak diperlukan alat pengkodean tradisional yang meminta penulisan kode secara manual; sebaliknya, pengguna dapat berinteraksi dengan antarmuka pengguna grafis (GUI) yang intuitif. Alat pembuat situs web No-code Dalam pengembangan no-code, kalian dapat memanfaatkan alat-alat seperti platform web builder, page builder, atau plugin WordPress untuk membuat tampilan frontend yang menarik dan responsif tanpa perlu menguasai bahasa pemrograman. Alat-alat ini menyediakan fitur-fitur yang memungkinkan pengguna untuk membuat tampilan frontend yang responsif, seperti sistem grid untuk desain responsif, tata letak yang fleksibel, dan kueri media untuk membuat situs yang menyesuaikan dengan ukuran layar yang sedang dilihat. Berikut beberapa alat pembuat situs web tanpa koding yang dapat membantu kalian menciptakan website interaktif dengan cepat dan mudah. 1. Wordpress WordPress tetap menjadi salah satu platform pembuatan situs web yang paling banyak digunakan. Wordpress memiliki keunggulan dalam memberikan fleksibilitas kepada berbagai pengguna, terlepas dari tingkat keahlian mereka dalam pengembangan web. Meskipun memberikan opsi untuk melakukan kostumisasi kode, situs web juga dapat dibangun tanpa coding dengan menggunakan plugin seperti Elementor dan Divi, dll. Berikut beberapa fitur kunci pada WordPress termasuk: Post dan Pages: Memungkinkan pengguna untuk membuat postingan (artikel, video, galeri, dll.) dan halaman statis.Appearance: Menyediakan kontrol atas tampilan situs, termasuk tema, kustomisasi, dan widget.Plugins: Memungkinkan pengguna untuk menambahkan fungsionalitas tambahan ke situs web mereka.Media: Memungkinkan pengguna untuk mengelola file media seperti gambar, video, dan audio.Comments: Memungkinkan interaksi pengguna melalui komentar.User Management: Memungkinkan pengguna untuk mengatur peran dan hak akses penggunaSettings: Menyediakan kontrol atas berbagai pengaturan situs, termasuk umum, tulisan, media, dan privasi. FYI! BuildWithAngga menyediakan kelas gratis untuk mempelajari lebih dalam lagi mengenai WordPress loh! Kalian bisa ikutan “Kelas Online GratisWordpress.com Website Development” untuk membuat website tanpa membutuhkan keahlian khusus koding. 2. Webflow Secara garis besar, Webflow memiliki kesamaan dengan WordPress. Webflow menampilkan sistem manajemen konten (CMS) yang intuitif, yang berperilaku mirip dengan CMS WordPress tetapi dengan sentuhan modern. Webflow menonjol dengan antarmuka visual yang lebih modern dan intuitif, sehingga sangat cocok untuk desainer grafis, business owner atau developer yang ingin menghasilkan situs web tanpa harus mendalami kode. Berikut adalah beberapa fitur pada Webflow: Desain Visual: Webflow menyediakan alat desain visual tanpa kode yang memungkinkan pengguna untuk membuat situs web secara visual.CMS Bawaan: Webflow memiliki CMS bawaan yang memungkinkan pengguna untuk mengelola konten situs web mereka dengan mudah.Hosting: Webflow menyediakan layanan hosting untuk situs web yang dibuat melalui platform mereka.Generasi Kode Otomatis: Saat pengguna merancang situs web, Webflow secara otomatis menghasilkan kode HTML, CSS, dan JavaScript yang bersih.Desain Responsif: Webflow mendukung desain responsif, sehingga situs web yang dibuat dapat diakses dengan mudah dari berbagai perangkat. Kalian tertarik untuk mempelajari Webflow lebih lanjut? Gabung yuk ke “Kelas Online Gratis Web Development Menggunakan Webflow” atau kunjungi web BuildWithAngga untuk mendapatkan kelas gratis seputar Webflow Workshop lainnya.🚀 3. Elementor Elementor adalah sebuah plugin pembuat situs web untuk platform WordPress yang memungkinkan pengguna untuk membuat desain situs web secara visual tanpa perlu menulis kode. Berikut adalah beberapa fitur utama dari Elementor: Editor Visual: Elementor menyediakan editor visual yang intuitif, memungkinkan pengguna untuk membuat situs web WordPress dengan mudah dan cepat.Widget dan Template: Platform ini menawarkan beragam widget dan template yang dapat disesuaikan.Integrasi Eksternal: Elementor unggul dalam kemampuannya berintegrasi secara mulus dengan sejumlah besar layanan eksternal, plugin, dan sumber daya.Antarmuka Drag-and-Drop: Elementor menyediakan antarmuka drag-and-drop yang memudahkan pengembangan situs web.Skalabilitas: Elementor mendukung skalabilitas situs web WordPress untuk menangani pertumbuhan pengguna dan data.Theme Builder: Elementor menyediakan fitur Theme Builder yang memungkinkan pengguna untuk membuat tema WordPress yang sepenuhnya disesuaikan. Kalian bisa mempelajari mengenai plugin WordPress ini lewat kelas-kelas di BuildWithAngga salah satunya “Kelas Online Gratis Nocode Development: Build Website with WordPress & Elementor”. Di kelas ini kalian akan mendapatkan arahan terbaru tentang bagaimana membangun website company profile yang menarik tanpa harus menggunakan coding. 4. Bubble Bubble diakui sebagai salah satu platform pembuat situs web no-code paling canggih. Bubble memberikan kebebasan penuh kepada pengguna dalam membangun berbagai jenis entitas online, termasuk aplikasi software as a Service(SaaS), marketplace, dan social networks. Dengan editor visual-nya, Bubble memungkinkan untuk membuat aplikasi web lengkap dengan berbagai fitur, termasuk otentikasi pengguna, penyimpanan data, dan integrasi dengan layanan pihak ketiga. Berikut beberapa kunci fitur pada Bubble: Platform All-Inclusive: Menyediakan pengalaman pengembangan aplikasi yang lengkap dengan fitur seperti pengoptimalan SEO, kemampuan pengiriman email, dan integrasi pelacakan aktivitas.Fleksibilitas dan Konektivitas: Memberikan fleksibilitas untuk terhubung dengan berbagai layanan eksternal, API, dan sumber data, memungkinkan pembangunan aplikasi yang serba guna.Menyediakan beragam dokumentasi yang komprehensif meliputi fitur dasar hingga lanjutan, tutorial langkah demi langkah, solusi masalah, dan panduan praktik terbaik. Didukung dengan tutorial video untuk membimbing pengguna dalam perjalanan pengembangan mereka. 5. Wix Wix merupakan salah satu pembuat platform tanpa kode yang cukup populer, dengan fokus utama pada pembuatan situs web dan aplikasi web yang responsif. Wix termasuk dalam website builder yang lengkap dan memudahkan pembuatan situs web yang terlihat profesional. Platform ini menyediakan fitur termasuk: antarmuka pengguna yang intuitif dan fitur drag-and-drop.pilihan templete dengan 800 lebih desain templete yang berbeda.menyediakan berbagai fitur tambahan yang dapat meningkatkan fungsionalitas dan daya tarik situs web, seperti menambahkan formulir kontak, galeri foto, tombol berbagi media sosial, dan banyak lagi.menyediakan hosting dan domain terintegrasi, sehingga Anda tidak perlu mencari penyedia hosting terpisah.menyediakan alat bantu SEO yang memungkinkan Anda mengoptimalkan situs web Anda agar dapat ditemukan dengan mudah oleh mesin pencari. Penutup Melalui kemudahan pembuatan website interaktif tanpa koding, setiap individu kini memiliki peluang untuk meningkatkan keterampilan pengembangan web mereka secara signifikan dan menghemat waktu. So, tunggu apalagi, mulai kembangkan skill kalian dengan mengikuti pembelajaran bersama BuildWithAngga. Ikuti kelas-kelas seputar Nocode Development dan mulai bangun website-mu sendiri! See you at class friends!✨

Kelas 5 Rekomendasi Online Course Terbaik Untuk Belajar Graphic Design di BuildWithAngga

5 Rekomendasi Online Course Terbaik Untuk Belajar Graphic Design

Hello people with the spirit of learning! 👋. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengeksplorasi mengenai dunia graphic design. Graphic Design atau desain grafis seakan menjadi bahasa tersendiri di dunia visual. Dengan keahlian ini, kamu bisa berbicara dengan orang lain menggunakan karya seni yang kamu buat 😍, mirip dengan cara kita merangkai kata-kata untuk menyampaikan pesan yang kuat. Di era modern ini, di mana gambar dan visual semakin mendominasi, kemampuan dalam graphic design menjadi semakin penting. Kamu bisa memanfaatkannya untuk menyampaikan informasi dengan lebih jelas, membangun brand, bahkan membentuk persepsi orang tentang suatu hal. Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa harus belajar Graphic Design? Jawabannya simpel, karena ini adalah kunci untuk membuka pintu menuju dunia kreativitas kamu yang tidak terbatas secara visual. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi rekomendasi online course untuk belajar Graphic Design. Siap untuk terinspirasi? Let's begin! 🚀 1. Adobe Illustration: How To Create Icon For UI Menjelajahi dunia graphic design membuka berbagai kesempatan karir yang menarik untuk kamu di berbagai sektor industri. Dari periklanan hingga penerbitan, serta desain web dan multimedia, ada begitu banyak peluang yang tersedia. Salah satu bidang yang sedang berkembang pesat adalah desain icon, yang saat ini menjadi sangat diminati di industri. Dengan mengikuti kelas “Adobe Illustration: How to create Icon for UI”, kamu bisa mengembangkan wawasan dan keterampilanmu dalam menciptakan icon yang menarik dan fungsional 🤩. Kelas ini akan membahas berbagai hal, mulai dari: Memahami konsep dasar dan pentingnya icon dalam desain UI.Langkah-langkah untuk menyiapkan Artboard secara efisien dalam Adobe Illustrator.Teknik menggabungkan dan memodifikasi bentuk untuk menciptakan icon yang unik.Memahami prinsip-prinsip desain yang efektif untuk menciptakan icon yang menarik dan fungsional. Dengan mengikuti kelas ini, kamu akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia graphic design 😊. Ayo, bergabunglah sekarang dan mulailah perjalanan kamu menuju kesuksesan! 2. Blender: Design 3D Illustration Dalam dunia graphic design, kamu punya kebebasan untuk mengekspresikan kreativitas yang kamu miliki. Kamu bisa merancang berbagai karya yang unik dan bermakna sesuai dengan imajinasi kamu. Tapi, kalau kamu mau coba hal baru, misalnya buat desain 3D yang keren, ada kesempatan menarik buat kamu. Yuk, ikutan kelas “Blender: Design 3D Illustration”🌟. Di situ, kamu bakal belajar cara membuat desain 3D menggunakan Blender, alat yang oke banget buat bikin desain keren. Kamu juga bakal dapetin tips & tricks yang penting buat kamu dalam membuat design 3D. Di kelas ini, kamu bakal belajar tentang: Apa itu Blender dan cara pakainya.Gimana cara instal Blender dengan mudah.Tips shortcut keyboard yang penting buat bikin desain 3D. Semua pelajaran ini penting banget buat kamu biar lebih paham dan siap untuk bikin desain 3D yang keren. Jadi, kamu bisa mulai jelajahin dunia desain 3D yang seru dan bikin karya-karya yang keren banget. Yuk, gabung sekarang dan mulai petualanganmu dalam desain 3D yang seru! 🔑 3. Belajar Adobe Illustrator: How To Become Design Artist Dalam persaingan keras dunia kerja, memiliki keterampilan graphic design yang baik dapat menjadi kunci sukses yang membedakan diri kamu dengan orang yang lain. Untuk mengasah keterampilan kamu dalam menggunakan perangkat lunak desain, kamu bisa menjelajahi kelas “Belajar Adobe Illustrator: How to Become Design Artist” 🤩. Pasti kamu nggak mau ketinggalan kesempatan ini! Di dalam kelas ini, kamu akan diajak untuk memahami dasar-dasar menjadi seorang seniman desain yang handal dan cepat tanggap. Ayo, kita lihat apa saja yang akan dipelajari: Memahami segala dasar menjadi seorang seniman desain yang handal.Menguasai perangkat lunak keren seperti Adobe Photoshop dan Illustrator.Belajar trik-trik jitu seperti teknik tracing sketsa yang membantu kamu mendapatkan hasil yang akurat.Mengasah teknik pewarnaan yang nggak kalah pentingnya untuk menciptakan desain yang catchy. Dengan semua pembelajaran seru ini, dipastikan kamu bakal unggul di tengah persaingan ketat di dunia graphic design! So, tunggu apa lagi? Ayo, jadilah bagian dari kelas ini dan siapkan dirimu untuk terbang tinggi dalam career desain! 🌟🚀 4. How To Make A Simple Anorganic Model Sebagai seorang graphic design, fleksibilitas dalam pekerjaan menjadi salah satu keuntungan besar yang kamu miliki. Kamu bisa menjelajahi berbagai proyek menarik sebagai freelancer 💼. Namun, untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, terus mengembangkan keterampilan menjadi suatu keharusan. Kamu mungkin sedang mencari peluang untuk memperdalam keahlian dalam menciptakan ilustrasi UI 3D yang mengesankan. Nah, jika iya, kelas "How To Make A Simple Anorganic Model" bisa menjadi pilihan tepat untuk kamu. Di dalam kelas ini, bukan hanya sekedar pembelajaran biasa. Kamu akan diajak untuk merasakan pengalaman yang mendalam, menjelajahi setiap langkah dengan penuh semangat dan antusiasme. Mulai dari memahami antarmuka software Blender, hingga menguasai teknik modeling yang canggih, semuanya akan dibahas secara detail. Namun, itu belum semua! Kamu juga akan belajar trik dan tips yang jarang diketahui, seperti: Cara memasukkan Add-Ons untuk meningkatkan fungsionalitas Blender.Teknik-teknik khusus dalam teksturisasi objek yang akan memberikan sentuhan realistis pada setiap karya kamu.Cara menciptakan pencahayaan yang dramatis dan atmosfer yang menakjubkan dengan menggunakan teknologi HDRI. Dengan mengikuti kelas ini, kamu tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga membuka pintu menuju kesempatan yang lebih luas di dunia desain grafis. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, bergabung sekarang dan mulai perjalanan kamu menuju kesuksesan dalam dunia kreatif ini! 🖥️🌳 5. Membuat Desain Portfolio Menarik dengan Adobe XD Sebagai seorang yang bergerak di bidang graphic design, kemampuan untuk menampilkan kreativitas melalui portofolio yang menarik adalah suatu keharusan. Kamu pasti paham kan pentingnya punya portofolio yang bikin klien terkesan? 😊 Tapi, seringkali menciptakan portofolio yang sesuai harapan seringkali jadi tantangan. Tapi jangan khawatir, karena ada solusi tepat untukmu! Dengan kelas “Membuat Desain Portfolio Menarik dengan Adobe XD” 😍, kamu akan dibimbing langkah demi langkah untuk menciptakan sebuah portofolio yang mengesankan dan profesional. Apa yang akan kamu dapatkan dari kelas ini? Memahami pentingnya memiliki portofolio yang bagus dan bagaimana membangunnya dengan Adobe XD.Cara mengunduh aset yang diperlukan dari situs web Pixel untuk digunakan dalam desain portofolio.Bagaimana merancang layout yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan portofolio.Cara mengunggah portofolio yang telah dibuat ke platform online. Dengan bergabung di kelas ini, kamu tidak hanya akan mengasah keterampilan dalam menggunakan Adobe XD, tetapi juga akan belajar bagaimana mempresentasikan setiap karya-karya yang kamu buat dengan lebih profesional. Jadilah bagian dari kelas ini dan buka pintu menuju kesempatan yang lebih luas dalam industri graphic design! 🎨💼 Penutup🤯 Jadi, itu dia rekomendasi online course untuk meningkatkan keterampilan desain grafis kamu! Dari dasar hingga strategi terkini, setiap kelas siap membawa kamu ke level berikutnya dalam dunia desain 💻 Jangan biarkan kesempatan ini terlewat begitu saja! Segera bergabung dengan kelas yang sesuai dengan minat dan kebutuhanmu, dan mari tingkatkan kreativitas kita bersama BuildWithAngga🚀 See you di kelas yaa! 🤗