flash sale
hamburger-menu

Tips User-Experience

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Mengenal Maze: Software UI UX Design Beserta Fitur Unggulan di BuildWithAngga

Mengenal Maze: Software UI UX Design Beserta Fitur Unggulan

User Experience Research merupakan hal yang sangat vital bagi keberlangsungan perusahaan untuk terus kompetitif dan menyediakan pelayanan terbaik kepada user. Dengan memberikan kebutuhan yang sesuai dengan kehendak User, maka perusahaan tersebut mendapatkan banyak benefit seperti User retention, Customer Satifcation Score yang tinggi, maupun Conversion Rate yang baik. Dengan kebutuhan tersebut, tentunya perusahaan sangat membutuhkan platform yang dapat dengan advanced membantu perusahaan untuk melakukan User Experience Research. Maze bisa jadi salah satu platform terbaik untuk kamu melakukan User Research. Maze merupakan software User Research yang dapat membantu tim mengumpulkan, mengatur, bahkan analisis data dalam satu platform. Maze juga dapat membantu mengumpulkan data berupa Kuantitatif dan Kualitatif pada Web, Mobile App, maupun Desktop App. Berikut beberapa Manfaat atau kegunaan Maze yang bisa kamu pakai: User Journey MappingA/B TestingUsability TestingAccessibility TestingPre-release Product TestingUsability Benchmarking Dan masih banyak lagi! Manfaat tersebut dapat membantu kamu mengiterasi produk kamu lebih baik secara cepat. Namun, bagi kamu yang baru memulai User Research. Maze menyediakan banyak sekali template yang siap pakai untuk kamu. Fitur Unggulan Maze Usability Testing Maze memfasilitasi usability testing yang efisien dan efektif untuk evaluasi produk kamu. Kamu dapat melakukan Usability Testing dengan bantuan tim kamu secara real-time. Partisipan dapat melakukan user interaction dengan prototype yang telah kamu berikan. Pada akhirnya, maze dapat memberikan kamu beberapa insights yang sangat membantu seperti, Heatmap, Task Time, dan lainnya. Maze juga dapat bekerja secara baik dengan yang disediakan seperti: Video RecordingsParticipants ManagementIn-product prompts Fitur-fitur tersebut dapat memberikan insights berharga untuk kamu memahami User Behavior dan Preferences. Dengan ini, kamu dan tim dapat memulai peningkatan dalam produk yang kamu sedang kerjakan. Validasi Konsep dan Ide Konsep dan Ide merupakan hal yang sangat vital dalam Product Development. Dengan begitu, Maze menyediakan tools yang dapat mengvalidasi ide dan konsep kalian secara cepat dengan Users asli. Tidak hanya itu, Maze juga menyediakan analisis yang sangat detail dan juga metriks untuk mengukur user research kalian seperti time-on task, heatmap, dan lainnya. Hasil dari analisis tersebut dapat kamu pakai untuk iterasi membuat keputusan design lebih baik lagi. Kamu dapat menggunakan fitur tersebut seperti: A/B Testing: Komparasi versi prototype yang berbeda.5-second tests: Secara cepat mendapatkan feedback.Tree Testing: Identifikasi user flows dan optimasi navigasi.Heat Map: Memahami perilaku pengguna. Dengan fitur-fitur tersebut, tentunya kamu melakukan validasi dan ide sangat efektif dan efisien. Content Testing Disamping dari validasi konsep dan prototype testing, kamu juga dapat melakukan content testing untuk keperluan kamu melakukan Information Architecture (IA). Content Testing merupakan cara yang sangat membantu kamu untuk memberikan informasi yang sangat dibutuhkan oleh users. Kamu dapat melakukan Content Testing ini dengan fitur berikut: Card Sorting: Optimasi Information Architecture (IA)Text Analysis: Analisis Copywriting dan KonsepSurvey Creation: Membuat survey untuk memahami Users. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui content tersebut apakah dibutuhkan users atau tidak. Kesimpulan Well, pada dasarnya, kamu dapat menggunakan Maze untuk keperluan apapun dalam stage manapun produk kamu berada. Platform yang menyediakan hampir semua tools untuk keperluan mulai dari research hingga usability testing. Maze mempunyai user interface yang mudah digunakan, dan juga Maze dapat kamu pakai secara gratis dengan beberapa limitasi. Berikut pro dan kontra pengalaman saya menggunakan Maze dalam User Experience Research: Pro Fitur yang lengkap dan komprehensif untuk user research.Integrasi dengan Tools terbaik seperti Figma.Easy-to-use.Analisis yang sangat detail untuk mengukur Key Performace Indicator (KPI) ataupun metrics lainnya.Banyak Template yang bisa kamu pakai. Kontra Free Plan sangat terbatas. Sedangkan Rencana berbayar tergolong relatif mahal untuk digunakan.Tester kadang mempunyai masalah saat menggunakan maze. Kalau kamu ingin mempelajari cara User Experience Research dengan baik lagi, kamu dapat berkunjung ke website BuildWithAngga.com dalam mempersiapkan karir UI/UX Designer dan dapat survive dengan kompetitor lainnya. Sampai jumpa di artikel & tips selanjutnya. Good Luck!

Kelas Perkenalan Figjam: Penjelasan dan Fungsinya di BuildWithAngga

Perkenalan Figjam: Penjelasan dan Fungsinya

Bagi sebagian Designer, nama Figjam mungkin sudah tidak asing lagi. Figjam sendiri merupakan produk yang telah dikembangkan oleh perusahaan desain dan kolaborasi bernama Figma. Sedangkan Figma merupakan platform design berbasis cloud yang memungkinkan kolaborasi antar tim secara real-time dalam pengembangan produk, interface design, maupun prototype Figjam lebih fokus pada kolaborasi brainstorming dan ideation secara real-time. Figjam dirancang untuk membantu tim dalam proses brainstorming, wireframe, diagram, dan lain-lain. Figjam memungkinkan kamu untuk membuat board yang dapat diakses publik dan diedit bersama, termasuk fitur yang telah saya sebutkan Pada artikel ini, saya akan menjelaskan fitur-fitur sederhana untuk kamu memulai bekerja menggunakan Figjam agar terpakai dengan efektif. Whiteboard Saat kamu membuka Figjam, hal pertama yang akan kamu lihat adalah papan putih atau whiteboard yang sangat luas. Whiteboard sendiri merupakan fitur yang memungkinkan kamu untuk berkolaborasi secara real-time dalam membuat wireframe, diagram, brainstorming, sticky notes, dan banyak lagi. Sebagai analogi, Whiteboard merupakan papan tulis yang disediakan secara virtual yang memungkinkan orang lain dapat berkontribusi, memberikan feedback, dan berinteraksi dengan ide-ide secara langsung. AI Generate dan Template Pada saat kamu membuat file baru Figjam, di sisi kiri akan kamu temukan sebuah tools AI Generate beserta template. Ini merupakan tools yang dapat mempermudah kamu dalam menemukan apa yang akan kamu buat. Contohnya, saya saat ini ingin membuat sesi brainstorm dengan kolega saya. Lalu saya cukup menekan tombol ‘Brainstorm’ saja, sisanya AI Generate yang akan bekerja. Pada Generate AI ini, kamu dapat memilih 3 pilihan rekomendasi dari AI tersebut untuk memulai seperti Chart, dan Plan. Namun, jika keperluan kamu tidak ada di ketiga pilihan tersebut, kamu dapat memberikan request prompt di input field “Let’s make a…” tersebut. Contoh yang saya buat. Setelah prompt selesai kita buat. Hasilnya akan seperti ini: Tentunya, kamu dapat mengkostumisasi template yang diberikan AI tersebut dengan lebih leluasa dan sesuai seleramu lagi. Namun, jika kamu ingin melihat-lihat template yang lain, kamu dapat menekan tombol ‘Start with a template’. Disini kamu dapat memilih template kamu butuhkan yang telah disediakan Figma maupun kontributor lainnya, mulai dari meetings sampai dengan developer. Tools Bagian Atas Jika kita tadi membahas Whiteboard dan Tools AI dan Template, maka kita akan beralih pada bar sisi atas. Disana kamu akan menemui beberapa option untuk keperluan operasional seperti penamaan file, pesan feedback, share file, dan lain-lain. Pada sisi kiri tool bagian atas, kita dapat melihat beberapa opsi icon button, berikut penjelasaannya: Icon Figma: Disini kamu dapat memilih semua pengaturan terhadap software Figjam, kamu dapat menemukan opsi untuk menambah file Figjam, Import image, Keyboard Shortcut, dan lain-lainTimer and Music: Ini merupakan tools yang dapat membantu kamu untuk memulai timer dan memainkan music agar kamu dapat fokus dan efesien dalam mengerjakan ideation.AI Generate: Tools ini sangat cocok bagi kamu yang ingin memulai suatu pekerjaan dengan framework tertentu yang belum disediakan template nya. Kamu disini dapat menulis sendiri prompt untuk AI atau dapat memilih opsi yang telah disediakan seperti chart, diagram dan brainstorm.Template: Pada tools ini, kamu disediakan ratusan template yang sangat berguna pada pekerjaan tertentu, mulai dari meeting, planning, diagram, develop, user research, hingga design. Kamu juga dapat melihat template yang diberikan komunitas di tombol ‘See more in Community’Feedback: Tools ini memungkinkan kamu dan orang lain dapat saling memberikan feedback di beberapa titik. Kamu juga dapat melihat feedback berdasarkan list pada sisi kanan tampilan kamu.Nama File: Disini kamu dapat melihat nama file yang sedang kamu edit. Kamupun dapat rename nama tersebut dengan klik 2x pada tulisan Untitled tersebut.Share: Disini kamu dapat mengundang kolega kamu, ataupun membagikan link File Figjam kamu.Zoom in & out: Kamu dapat melakukan Zoom In & Zoom Out pada whiteboard kamu. Cukup tekan tombol “+” atau “-” sesuai dengan preferensi kamu. Tools bagian Bawah Jika kita tadi sudah membahas tools bagian atas, maka sekarang kita membahas bagian bawah. Tidak seperti bagian atas, disini Figjam lebih menyediakan tools yang berhubungan dengan whiteboard dan kreativitas. Select Tool & Hand Tool: Kamu dapat memakai Select tool ini untuk keperluan memilih, nge-block, ataupun drag & drop. Sedangkan Hand tool, kamu dapat memakai ini untuk keperluan melihat-lihat tanpa mengedit apapunMarker: Disini kamu disediakan berbagai macam market, lebih dalamnya yaitu seperti spidol, pensil, penghapus, dan tape dalam berbagai macam warna.Sticky Note: sama seperti sticky notes pada umumnya, kamu dapat menggunakannya untuk keperluan brainstorming atau catatan kecil.Shape & Connector: Figjam menyediakan banyak sekali bentuk dan warna untuk kamu memulai bikin flowchart, diagram, ataupun wireframe. Disini kamu juga dapat membuat connectorText: Seperti biasa, kamu bisa bikin teks melalui ini.Section: Section dapat digunakan saat kita ingin membedakan satu block dengan block lainnya agar tidak kebingungan saat mencarinya.Table: Tidak hanya menyediakan tools untuk gambar atau bentuk, Figjam juga menyediakan table untuk keperluan memasukkan data-data penting.Stamp: Disini Figjam menyediakan stamp & emoticon yang unik dan lucu. Stamp biasanya digunakan untuk melakukan voting.Template: Figjam banyak menyediakan template untuk kamu memulai suatu pekerjaan. Di dalam tools ini, kamu dapat banyak menemukan template berguna seperti untuk memulai meetings, sesi brainstorming, diagram, flowchart, dan masih banyak lagi. Tidak cuma template, tools ini juga menyediakan stickers yang unik, Widget seperti kanban dan Jambot AI, Plugin, dan masih banyak lagi. Kesimpulan Well, berikut tadi adalah tools-tools sederhana yang bisa kamu pakai saat menggunakan Figjam. Tentunya, masih banyak lagi tools di dalam Figjam yang lebih dalam untuk menunjang kamu bekerja dengan lebih mudah lagi seperti Jambot AI. Kelebihan pemakaian Figjam yang mudah digunakan, beragam pilihan template untuk memulai, dan tingkat kustomisasi yang luas dapat menjadikan Figjam sebagai elemen penting untuk brainstorming, meeting, diagram, dan banyak hal. Sehingga, Figjam merupakan solusi yang tepat bagi para developer, designer, product manager, dan lain-lain. Untuk mendapatkan solusi yang terbaik dari setiap sesi yang mereka lakukan, dan memvisualisaikannya dalam bentuk Whiteboard di Figjam. Silahkan dipelajari beberapa kelas gratis UI/UX Design yang tersedia di website BuildWithAngga.com dalam mempersiapkan karir high-demand skill dan dapat survive dengan kompetitor lainnya. Sampai jumpa di artikel & tips selanjutnya. Good Luck!

Kelas Tips Melakukan User Research Design Agar Hasil Maksimal di BuildWithAngga

Tips Melakukan User Research Design Agar Hasil Maksimal

User Research merupakan proses yang sangat penting untuk kesuksesan sebuah produk yang sedang dikembangkan. Tanpa adanya user research, sebuah user tentunya akan mengalami banyak frustasi saat menggunakan produk tersebut, bahkan dari sisi pengembang-pun akan memakan banyak biaya dan waktu tanpa menghasilkan outcome yang diharapkan dari sisi bisnis. Oleh sebab itu, mempelajari bagaimana cara melakukan user research design yang baik akan sangat berguna saat kita membangun sebuah produk digital, agar outcome yang dihasilkan sesuai dengan apa yang kita inginkan dengan menggunakan biaya dan waktu se-efisien & se-efektif mungkin. Di dalam artikel ini, saya akan memberikan beberapa tips melakukan user research design yang baik, agar kamu tidak membuang waktu & biaya dengan sia-sia. Definisikan Rencana Research dengan Jelas Hal pertama yang harus kamu lakukan agar research kamu efektif & efisien adalah memastikan tujuan kamu terdefinisi secara jelas. Dengan adanya tujuan secara jelas, kamu akan sangat terbantu untuk mengidentifikasi metode mana yang sekira nya akan cocok untuk dipakai, sehingga outcome yang akan dihasilkan akan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sebagai contoh tujuan research seperti berikut: Definisikan Research goals: Disini kamu bisa menulis masalah apa yang ingin kamu coba selesaikan, apakah itu untuk user atau bisnis? Dan bagaimana output dari user research ini dapat berdampak pada design decision kamu?Buat Research Questions: Buatlah beberapa pertanyaan yang akan dijawab melalui research, seperti “Berapa lama user membutuhkan waktu untuk mencapai checkout order?”Menentukan KPI: KPI atau Key Performance Indicators merupakan metode pengukuran yang dipakai, contohnya adalah Time on Task, use of navigation vs. search, user error rates, drop-off rates, dan lain-lain.Memilih participant yang tepat: Memilih participant sesuai dengan kriteria tujuan research, seperti gender, umur, demografi, bahkan spesifik populasi seperti disabilitas dan lainnya. Patut diingat, mendefisinikan tujuan utama dan goals melakukan user research ini akan sangat berguna agar kamu tidak membuang waktu dan uang hanya sia-sia. Memilih Metode Research yang Sesuai User Research pada dasarnya memiliki 2 kategori, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif research fokus kepada pemahaman “why” dibalik perilaku user. Contoh pada kualitatif adalah user interview, observation, usability testing, focus group. Sedangkan kuantitatif lebih kepada hasil yang berbentuk data numerikal dan persentase, contohnya seperti survey atau kuisioner. Kedua metode research tersebut sangatlah penting dan dapat dilakukan bersamaan. Namun, perlu diketahui bahwa pemilihan metode research bergantung pada tujuan dan skala pada project kamu, dan penting untuk memahami secara jelas Research Plan yang telah saya bahas sebelumnya, agar kamu tidak membuang waktu dan uang yang sia-sia. Pelajari Presentasi Temuan Kamu agar Efektif dan Efisien Untuk melakukan user research, tentunya bukan cuma mencari jawaban atas pertanyaan research yang telah kita buat. Tetapi juga, orang lain juga harus paham atas hasil yang telah kita dapatkan. Dengan mempelajari presentasi yang baik dan benar, insights yang telah kamu dapatkan dengan mudah dipahami dan diimplementasi. Contoh presentasi hasil user research yang efektif dan efisien: Executive Summary: kamu bisa membuat executive summary bersamaan dengan informasi background research dan hasil temuanmu.Statistic dan Visual: Buatlah statistic dan visual yang menarik namun tidak sulit untuk dibaca untuk men-support dan mengilustrasikan poin-poin yang telah kamu temukan.Impact and Recommended Action: kamu bisa menjelaskan secara ringkas dan jelas tentang dampak dari hasil research kamu dan juga memberikan aksi rekomendasi untuk mengatasi hasil research kamu tersebut. Dengan menyampaikan secara jelas tujuan, hasil temuan, dampak, serta aksi rekomendasi, kamu dapat membantu orang lain memahami kenapa hasil temuan kamu tersebut sangat berguna dan apa yang harus orang tersebut lakukan. Kesimpulan Well, berikut tadi adalah 3 tips bagaimana cara melakukan user research design yang baik. Tentunya, research akan selalu dipakai kepedepannya dimanapun industry kamu berada. Dengan adanya research, kamu akan selalu kompetitif dengan perusahaan lainnya. Berikut beberapa key takeaways agar user research kamu lebih baik: Definisikan secara jelas tujuan dan rencana kamu melakukan user research.Pilihlah metode research yang sesuai dengan rencana serta kemampuan kamu.Buatlah presentasi kamu lebih efektif dan efisien lagi agar orang lain lebih mudah memahami serta dapat di-implementasikan. Silahkan dipelajari beberapa kelas gratis UI/UX Design yang tersedia di website BuildWithAngga.com dalam mempersiapkan karir high-demand skill dan dapat survive dengan developer lainnya. Sampai jumpa di artikel & tips selanjutnya. Good Luck!

Kelas Tips Design Button Bottom Navigation Bar UI UX Secara Baik di BuildWithAngga

Tips Design Button Bottom Navigation Bar UI UX Secara Baik

Dalam dunia desain user interface (UI), navigasi merupakan salah satu elemen kunci yang mempengaruhi experience pengguna. Dari beragam pilihan navigasi, bottom navigation bar atau menu navigasi bawah telah menjadi salah satu elemen yang sangat populer dalam aplikasi mobile dan situs web. Dengan fokus pada kesederhanaan dan kejelasan, terdapat beberapa prinsip penting yang dapat meningkatkan efektivitas bottom navigation bar. Dalam artikel ini, kita akan sama-sama belajar empat pedoman utama yang dapat membantu kamu menciptakan bottom navigation bar yang baik dan memaksimalkan user experience, mulai dari jumlah item yang optimal hingga desain visual yang jelas dan informatif. 1. Maksimal 5 Item, Minimal 3 Item Pastikan kamu memiliki ****paling banyak hanya 5 item dalam bottom navigation bar. Terlalu banyak opsi dapat membuatnya terlihat berantakan dan membingungkan user. Pilihlah item-item yang paling penting untuk ditempatkan di sana. 2. Tandai State Aktif dengan Jelas Pastikan ada indikator visual yang jelas untuk menandai item yang sedang aktif. Ini dapat berupa perubahan warna, icon yang lebih terang, atau “penyorotan” untuk membedakan item yang sedang digunakan oleh pengguna. 3. Sertakan Label! Tambahkan label untuk setiap item dalam navigasi. Label ini akan membantu pengguna memahami dengan jelas fungsi dari setiap ikon. Label yang singkat namun deskriptif dapat membuat navigasi lebih mudah dipahami. 4. No Scrolling Pastikan semua item yang terpilih dapat terlihat tanpa perlu scrolling. User harus dapat dengan mudah melihat semua pilihan yang tersedia tanpa harus scroll ke samping. Hal ini akan meningkatkan kejelasan dan keterbacaan navigasi. 5. Consistency Pastikan design setiap item dalam bottom navigation bar konsisten. Mulai dari ukuran, jenis huruf, hingga jarak antar item. Konsistensi membantu pengguna untuk merasa nyaman dan terbiasa dengan penggunaan navigasi. 6. Hindari Penggunaan Warna yang Berlebihan! Gunakan warna secara konsisten dan hindari penggunaan terlalu banyak warna yang bisa membingungkan pengguna. Pemilihan warna yang tepat dapat membantu membedakan fungsi, namun terlalu banyak warna dapat membuat tampilan menjadi tidak teratur. Kesimpulan 💬 Dalam pembuatan bottom navigation bar yang baik, terdapat beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan seperti: Batasan maksimal sebanyak 5 item,state aktif yang jelas,penggunaan label,hindari scrolling,konsistensi desain,dan pemilihan warna yang tidak berlebihan Hal-hal tersebut dapat membantumu menciptakan user experience yang lebih baik. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, button navigation akan menjadi alat yang efektif dalam mengarahkan user ke fitur-fitur utama tanpa menyebabkan kebingungan. Konsistensi dan kesederhanaan adalah kunci dalam merancang bottom navigation bar yang baik untuk meningkatkan aksesibilitas navigasi dan kenyamanan pengguna. Jika kamu ingin belajar lebih dalam mengenai UI/UX design secara mendalam, kamu bisa mulai dengan kelas-kelas gratis UI/UX design menggunakan software Figma di BuildWithAngga 😊

Kelas Cara Melakukan User Research dengan FigJam di BuildWithAngga

Cara Melakukan User Research dengan FigJam

User Research merupakan proses yang sering kali dilewatkan oleh UI/UX Designer dalam membangun sebuah produk digital. Padahal untuk membuat suatu produk yang baik adalah sebuah produk yang dapat memahami kebutuhan, keinginan, dan perilaku pengguna. User research sering dilakukan melalui observasi, usability testing, user interview, bahkan feedback yang ada di playstore maupun appstore. Dengan begitu, sebuah produk yang dirancang dan dikembangkan akan efektif, seusia dengan kebutuhan pengguna, dan dapat bersaing dengan kompetitor pasar. Latihan Membuat User Research Sebagai UX/UI Designer maka ada beberapa tahap yang perlu dilakukan untuk melakukan User Research sehingga sesuai dengan pain-points dan target kebutuhan pengguna untuk memberikan experience terbaik terhadap produk yang kita buat. Dalam artikel ini, kita akan melakukan user research dengan FigJam. Figjam adalah sebuah produk dari Figma yang berfungsi sebagai online workspace untuk brainstorming dan kolaborasi ide. Dengan Figjam, tim dapat secara visual berkolaborasi dan berbagi ide melalui post-it digital, diagram, dan banyak lagi. Ini merupakan alat yang bagus untuk melakukan user research dan ‘How Might We’ proses. 1. Defisinikan Overview dan Background Masalah Sebaiknya sebelum kita melakukan User Research, ada baiknya untuk memberikan keterangan dan definisikan Overview seperti Platform yang dipakai, Background masalah, Goals dari User Research ini, dll). Dengan begitu, kita sebagai UX/UI Designer tahu lebih jelas dengan apa yang akan dilakukan. Kita bisa membuatnya dan mengisi kolom di Figjam seperti ini: Platform apa yang ingin dilakukan user research?Goals apa yang diharapkan akan tercapai?Later belakang masalahdan tools atau metode yang dipakai 2. Mengumpulkan ‘Voice of Users’ Pada proses pertama ini, kita bisa mengumpulkan feedbacks dari pengguna dari mana saja seperti Playstore’s reviews, user interview, bahkan survey. Untuk studi kasus ini, kami menggunakan review dan feedbacks dari playstore & appstore. Semakin banyak dan luas feedback yang diambil, maka akan baik dan banyak juga masalah yang akan kita temui di dalam aplikasi tersebut. Berikut contoh yang telah kami buat: Ketika mengumpulkan Voice of Users, kita hanya mengambil feedback yang berkaitan dengan User Experience maupun Desain Visualnya. Feedback yang berkaitan dengan Bug system atau system error, tidak perlu kita ambil. 3. Pain Points Classification Setelah kita mengumpulkan banyak Voice of Users dari metode yang kita tetapkan. Maka selanjutnya adalah melakukan klasifikasi atau mencari kesamaan untuk dikumpulkan menjadi beberapa grup poin-poin masalah pengguna. Seperti yang telah kami dibuat berikut: Proses klasifikasi atau synthesize masalah yang baik sangatlakh penting untuk mempermudah kita sebagai UX/UI designers untuk mengambil kesimpulan dan membuat suatu problem statement dari masalah tersebut. 4. Membuat Problem Statement Ketika sudah melakukan grouping atau klasifikasi poin-poin masalah pengguna. Saatnya kita dapat menyimpulkan dan membuat sebuah problem statement dari situ. Tujuannya, untuk memperjelas kebutuhan pengguna dan juga insights apa yang kita dapat dari masalah tersebut. Jika tidak, akan susah bagi UX/UI designers dan stakeholder lain untuk memutuskan apa yang akan ditindaklanjuti. Cara membuat Problem Statement: UserNeeds: Tuliskan kebutuhan pengguna berdasarkan klasifikasi pain points yang sudah dibuatInsights: Tuliskan apa yang didapat dari kebutuhan pengguna tersebut secara detailProblem Statement: Menggabungkan kalimat Need dan Insights menjadi sebuah kalimat. Hal ini cukup penting untuk memberikan penjelasan terhadap kebutuhan pengguna serta pain-points pengguna agar stakeholder maupun desainer lainnya tidak salah pengertian. 5. Prioritization Problems Prioritization Problems atau memprioritaskan masalah sangatlah penting untuk keberlangsungan product life cycle dengan memikirkan urgency dan seberapakah masalah tersebut sangat berdampak bagi produk. Pada proses ini, sangat disarankan untuk melakukannya bersama desainer lain, developer, maupun stakeholders. Dengan begitu, kita dapat mengetahui sudut pandang lain. Prioritas masalah ini biasanya dilakukan melalui voting, Voting yang paling banyak adalah masalah yang paling urgent dan harus segera dilakukan. 6. Summarize Findings Setelah dilakukan voting dan mendapatkan prioritas masalah, maka hal selanjutnya adalah membuat kesimpulan dari masalah tersebut. Kita dapat memberikan informasi seperti problem statements serta Voice of Users yang telah kita kumpulkan sebelumnya. Dan pada akhirnya, kesimpulan dapat kita teruskan ke UX Designer ataupun ke Product Designers untuk ditindaklanjuti. Kesimpulan Well, begitulah beberapa langkah yang biasa kami lakukan untuk melakukan user research yang baik dan efisien dengan menggunakan software dari Figma yaitu FigJam yang bukan hanya memberikan user experience yang baik, namun untuk dapat meningkatkan performa pertumbuhan bisnis pada produk yang kita kembangkan. Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut, silahkan dipelajari beberapa kelas gratis UI UX design yang tersedia di website BuildWithAngga dalam mempersiapkan karir lebih matang dan dapat bersaing dengan designer lainnya. Goodluck.

Kelas Perkenalan UI UX Designer: Tugas Utama dan Contoh Projek di BuildWithAngga

Perkenalan UI UX Designer: Tugas Utama dan Contoh Projek

Zaman serba digital seperti saat ini dapat membantu kita menyelesaikan tugas dengan mudah dan cepat dibandingkan beberapa puluh tahun ke belakang misalnya saat ini kita sudah bisa membeli tiket kereta dan pesawat hanya dari rumah saja, tidak perlu antri berpanas-panasan ke stasiun atau bandara penerbangan pesawat. Kita saat ini lebih sering menggunakan sebuah website atau aplikasi pada smartphone kita dalam menyelesaikan tugas-tugas penting tersebut dengan mudah. Well, kita perlu tahu bahwa ada peran penting dari suksesnya projek tersebut yaitu adalah seorang UI UX Designer. Siapakah seseorang UI UX designer itu? UI UX Designer adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menciptakan desain aplikasi atau website menarik dan juga mudah digunakan oleh penggunanya. UI UX designer tidak bisa sembarangan membuat sebuah design karena harus dipastikan kembali bahwa pengguna tidak merasa kebingungan ketika ingin membeli tiket pesawat atau memesan makanan favorit mereka secara online melalui aplikasi di smartphone. People ignore design that ignores people. — Frank Chimero, Designer Seperti pada kutipan di atas bahwa orang-orang tidak akan betah dalam menggunakan aplikasi atau website buatan kita apabila kenyataannya tidak memberikan user experience yang baik, oleh karena itu kita perlu lebih hati-hati lagi ketika mendesain sebuah aplikasi. Contoh pekerjaan seorang UI UX designer UI UX designer bekerja sama dengan developer, marketing, sales, quality assurance, dan lainnya dalam menciptakan website/aplikasi yang mudah digunakan dan juga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis pada perusahaan tersebut. 1) Mendesain tampilan wireframe UI UX designer memiliki pekerjaan dalam mendesain gambaran kasar sederhana dari aplikasi yang ingin dibangun bersama-sama, gambaran kasar ini biasanya disebut dengan sebutan low/high-fidelity wireframe. Pada tampilan wireframe hanya akan terlihat beberapa komponen penting saja atau inti utama tujuan aplikasi tersebut dibangun misalnya ingin membantu orang membeli tiket bioskop secara online, jadi halaman yang dibuat hanya halaman penting saja seperti halaman browse movie, details, checkout, dan payment gateway. 2) Membuat visual design yang menarik Apabila wireframe sudah disetujui oleh beberapa pihak di dalam perusahaan maka bisa dilanjutkan proses pembuatan visual design. Pada tahap ini UI UX designer akan memberikan sentuhan design yang baik sehingga hasil akhir dari aplikasi tersebut bisa jadi lebih menarik perhatian pengguna dan membuat mereka betah menggunakannya. Semakin lama pengguna betah menggunakan aplikasi maka semakin besar juga pertumbuhan bisnis yang akan dimiliki oleh perusahaan tersebut. Beberapa tanggung jawab UI UX designer lainnya adalah sebagai berikut: Memahami brief sebuah projek aplikasi dan websiteMengumpulkan informasi terkait fitur apa saja yang perlu dibangunMeng-interview calon pengguna untuk mendapatkan feedbackMembuat wireframe, visual design, dan prototypeMelakukan usability-testing pada design bersama pengguna Kebanyakan orang berpikir bahwa UI UX designer hanya fokus membuat tampilan design menarik saja menggunakan software Figma, Adobe XD, Principle, dan lainnya. Well, faktanya mereka juga lebih sering menghabiskan waktu untuk berdiskusi dengan stakeholder seperti end-user, customers, partners, dan lainnya untuk mendapatkan banyak insights terbaru. Aplikasi yang sukses harus didasari dengan hasil riset dan desain yang baik sehingga dapat memberikan impact bagus kepada setiap penggunanya Jadi bagaimana? apakah kamu tertarik juga ingin berkarir sebagai UI UX designer di tahun 2024 ke depan? saya punya beberapa kelas online gratis untuk belajar UI UX design dari nol sampai bisa menghasilkan portfolio pertama. Kamu sekarang juga bisa kunjungi website BuildWithAngga lalu memilih alur belajar UI UX designer yang tersedia di sana dan menyelesaikan beberapa kelas gratis buatan mentor berpengalaman dari perusahaan terkenal. Semoga beruntung ya, sampai jumpa.

Kelas Ketahui Berbagai Metode UX dalam Maksimalkan Produkmu di BuildWithAngga

Ketahui Berbagai Metode UX dalam Maksimalkan Produkmu

Bagi kamu seorang UX Designer, pastinya tidak akan asing dalam melakukan penerapan berbagai macam metode untuk mendukung pengoptimalan User Experience yang baik bagi user. UX yang baik dan memuaskan akan meningkatkan reputasi produkmu sebagai high-quality brand bagi user. Namun, sebelum lebih jauh membahas UX dalam produk, terlebih dahulu kamu perlu mengetahui roles utama seorang UX Designer. Terutama kaitannya dengan pengembangan produk. Ketahui Berbagai Metode UX dalam Maksimalkan Produkmu UX Designer UX Designer memiliki fokus peran untuk menciptakan kesan positif pada pengalaman pengguna saat terlibat langsung dengan produk digital yang akan kita buat seperti website atau aplikasi mobile. UX Design juga berperan dalam menganalisis perilaku user terhadap suatu produk digital. Nah, disinilah UX Design akan berkoneksi dengan bisnis dalam melakukan pengoptimalan produk jadi lebih baik lagi. Itu sebabnya, mengapa sebuah bisnis produk digital —kategori apapun itu membutuhkan seorang UX Designer. Proses UX Dalam merancang suatu produk digital, lumrahnya kita akan melalui berbagai macam tahapan untuk mencapai final product yang memenuhi ekspektasi konsumen. Hal sama dilakukan pada proses UX Design. Secara umum, Proses Desain UX yang perlu kamu ketahui adalah seperti pada diagram berikut. Tahapan Proses UX Dari sini kita bisa memahami bahwa User Research adalah langkah pertama dan paling utama untuk mendefinisikan suatu produk baik itu awal pengembangan maupun optimalisasi. Dalam melaksanakan User Research sendiri, seorang UX Designer bisa menggunakan berbagai metode sesuai kebutuhannya. Setiap metode memiliki tujuan dan kegunaannya masing-masing. Hal Penting Sebelum Lakukan Riset Sebelum melakukan UX Research, beberapa hal berikut dapat kamu siapkan lebih dahulu. Hal ini akan sangat memudahkan dalam melaksanakan setiap proses kedepannya karena kamu telah punya fondasi pemahaman yang kuat. User Experience Research Definisikan Tujuan Mulai breakdown apa yang menjadi tujuan utamamu melakukan riset ini. Hal ini bisa dipermudah dengan mengidentifikasi masalah yang pertama kali muncul. Tetapkan tujuan riset dan jadikan hal tersebut pedoman utama sehingga cakupan risetmu tidak terlalu jauh dan keluar dari konteks penelitianmu. Identifikasi Target Produk Pahami siapa saja yang menjadi sasaran target produk digitalmu. Pemahaman ini bisa dilakukan dengan observasi secara umum dan menyeluruh. Maka dari itu, pentingnya skill analisis perilaku konsumen bagi seorang UX Designer sangat dibutuhkan. Dengan mengidentifikasi produk, kamu dapat melakukan segmentasi terkait berbagai macam kategori yang mempengaruhi penggunaan seperti faktor harga, kualitas, pemasaran, dan lain-lain. Agar lebih mudah, kamu bisa menyusun User Persona dari identifikasi target produk. Penyusunan User Persona secara lebih dalam bisa kamu pelajari pada Learn UX User Persona Rencanakan Riset Terstruktur Sebelum terjun langsung dalam melakukan riset. Ada baiknya tetap berada dalam jalur yang jelas (on track), salah satunya dengan menyusun jadwal riset. Dengan ini, mulai tentukan kapan riset dimulai dan berakhir, berapa lama riset akan berlangsung, serta definisikan berbagai komponen details dari setiap tahapan riset tersebut. Kamu juga dapat mengkomunikasikan rencana riset ini terlebih dahulu dengan stakeholder terkait agar tidak menjadi miskomunikasi dalam memaksimalkan pengembangan produk. Juga, untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil oleh UX Designer menghasilkan dampak nyata terhadap pengembangan produk di masa depan. Sesuaikan Metode Tentukan metode yang tepat dan efisien menurutmu. Efisien dalam hal ini juga dapat disesuaikan dengan tujuanmu. Apakah memerlukan hasil yang detail dalam waktu cepat? Apakah memerlukan pendapat terbuka yang dapat memberikan insight produk kedepannya? Kamu dapat menentukan pemilihan berbagai metode yang tepat sesuai dengan petunjuk dibawah ini. Metode UX Research Terdapat berbagai metode untuk memaksimalkan risetmu. Ingat! Selalu garis bawahi tujuan dan kebutuhanmu dahulu sebelum lakukan berbagai riset ini. Agar hasil dari riset dapat kamu kelola dengan maksimal. User Interview User Interview Interview pengguna dilakukan secara spesifik dengan menunjuk pengguna potensial. Kamu bisa mencari seorang user sesuai target produkmu, pastikan bahwa user tersebut bersedia memberikan perspektifnya sebagai pengguna untuk tunjang produkmu. Metode interview ini akan memberikan hasil berupa gambaran umum terkait produk digitalmu dari perspektif user. Setiap kata atau kalimat yang diucapankan user dapat kamu interpretasikan kedalam sebuah poin-poin. Kumpulan berbagai macam poin-poin penting dari setiap pengguna dapat dijadikan bahan pertimbangan mengambil keputusan dalam menciptakan UX yang memenuhi ekspektasi mereka terhadap produk digitalmu. FGD Focus Group Discussion FGD atau Focus Group Discussion merupakan metode dimana seorang UX Designer akan mengumpulkan berbagai user potensial dalam satu lingkup untuk mendiskusikan kebutuhan mereka. Sebagai penengah dalam forum ini, kamu dapat memberikan berbagai pertanyaan yang dapat men-trigger user untuk mengemukakan pendapat mereka. Dalam hal ini, peran UX Designer adalah melakukan pencatatan dari berbagai perspektif tersebut dan pengkondisian forum agar tetap optimal berada pada satu topik yang jelas. Metode ini akan memberikan hasil berupa berbagai pandangan umum dari pengguna dengan waktu yang relatif cepat karena forum dilaksanakan dalam satu waktu. Studi Lapangan Studi ini dilakukan dengan melakukan in-depth research pada permasalahan yang dihadapi oleh user. Misalnya, melakukan observasi perilaku atau melakukan pencarian literatur mendukung. Pada metode studi lapangan ini, tetap perlu data penunjang yang valid dan akurat. Ingat! Hindari segala macam perspektif yang kamu secara pribadi terhadap produk digital. Kamu perlu keterlibatan pengguna secara langsung, karena produkmu kaitannya dengan user, bukan dengan diri sendiri semata. Surveys Survei Users Tiga metode sebelumnya telah menjelaskan bagaimana riset dilakukan untuk menghasilkan jenis data kualitatif. Kali ini, dengan menggunakan survei, kamu dapat mendapatkan data kuantitatif dari user. Dalam penyusunan survei, tidak sembarang pertanyaan dapat kamu cantumkan. Kita perlu melakukan cross-check berkali-kali untuk memastikan bahwa pertanyaanmu tidak rancu, memiliki makna ganda, atau susah dipahami. Beberapa kerangka kerja yang dapat membantu kamu untuk melakukan penyusunan pertanyaan seperti menggunakan : User Experience Questioner (UEQ) atau System Usability Scale (SUS). Affinity Diagram Dari berbagai hasil jenis data yang diperoleh, baik itu kualitatif atau kuantitatif. Kita dapat menghimpunnya dan melakukan pemetaan menurut kategori yang sama dalam Affinity Diagram. Dengan Affinity Diagram, berbagai pendapat user dapat terorganisir dengan visualisasi yang jelas. Sebagai UX Designer juga dapat dengan mudah mengambil keputusan apabila beberapa kebutuhan telah terkategorikan dengan rapi. Kesimpulan Itulah beberapa metode UX yang dapat kamu manfaatkan untuk pengembangan produkmu. Tentunya ada berbagai macam metode UX Research lainnya yang dapat kamu eksplorasi lebih jauh. Beberapa insight terkait penggunaan metode UX sebelumnya dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan riset yang berkualitas untuk produkmu. Tidak hanya perlu melakukan riset user, sebagai UX Designer dalam pengoptimalan produk digital juga perlu diadakan evaluasi heuristik secara berkala. Pembelajaran lebih dalam terkait evaluasi heuristik dapat diakses pada UX Design Audits: Mastering Heuristic Evaluation with Figma Pahami potensi produkmu dan ambil peran dalam UX untuk optimalkan potensi tersebut. Kamu bisa pelajari selengkapnya secara gratis pada Kelas Online Gratis Intro to UX Design Research. Dengan penguatan fondasi UX, tidak hanya pemahaman perspektif konsumen yang kamu dapatkan, namun juga selangkah lebih dekat dalam memenuhi ekspektasi User terhadap produkmu.

Kelas Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk di BuildWithAngga

Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk

Dalam dunia bisnis dan teknologi, keberhasilan sebuah produk sangat bergantung pada seberapa baik produk tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi penggunanya. Meskipun kamu membuat produk yang sangat inovatif, tetapi jika pengguna tidak dapat dengan mudah menggunakannya, besar kemungkinan produk kamu akan gagal. Oleh karena itu, usability testing sangat penting dalam pengembangan produk. Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk Dalam pengembangan produk digital terdapat beberapa tahapan yang tidak boleh dilewatkan karena dapat mempengaruhi hasil akhir produk yang akan dirilis. Salah satu tahapan penting tersebut adalah usability testing. Usability testing untuk desain aplikasi Mungkin saat ini kamu akan bingung dengan istilah ini, namun apabila kamu tertarik menjadi seorang Product Manager, UX Writer, atau profesi lain yang berkaitan dengan bidang design produk, maka penting bagi kamu untuk mengetahui apa itu usability testing dan bagaimana penerapannya dalam proses design. Apa itu usability testing? Usability testing adalah metode evaluasi yang digunakan dalam desain UX (User Experience) untuk mengukur sejauh mana sebuah produk dapat digunakan dan disukai user. Tujuan usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dialami oleh user saat menggunakan suatu produk. Diskusi untuk melakukan usability testing Proses usability testing melibatkan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif melalui pengamatan langsung terhadap user yang melakukan tugas-tugas tertentu dengan menggunakan produk yang sedang diuji. Seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan usability testing ini disebut dengan UX Researcher. Usability testing dapat dilakukan secara iteratif selama proses pengembangan produk, sehingga memungkinkan designer untuk terus meningkatkan UI dan UX serta memastikan bahwa produk dapat memuaskan pengguna dari segi efektifitas dan efesiensinya. Mengapa Usability Testing Penting untuk dilakukan? Usability testing untuk improve produk Melalui usability testing, tim dapat mengumpulkan umpan balik langsung dari user mengenai pengalaman mereka dalam menggunakan produk. Umpan balik ini sangat berharga dalam memahami kebutuhan, preferensi, dan harapan pengguna. Dengan begitu, tim desain dan pengembangan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan desain produk. Ini dapat melibatkan pengubahan tata letak, perubahan ikon, penyederhanaan navigasi, peningkatan keterbacaan teks, atau perbaikan lainnya. Dengan memperbaiki masalah-masalah yang diidentifikasi melalui tes, diharapkan akan membantu mengurangi frustrasi yang mungkin dialami saat menggunakan produk. Bersama tim merencanakan usability testing Usability testing juga membantu dalam mengidentifikasi area di mana user mungkin mengalami kesulitan atau kebingungan saat menggunakan produk. Diharapkan produk dapat menjadi lebih mudah digunakan, efisien, dan efektif sehingga meningkatkan produktivitas user. Melakukan usability testing secara teratur selama proses pengembangan produk dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini. Dengan mengatasi masalah tersebut sebelum produk diluncurkan, tim dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk perbaikan setelah produk sudah berada di pasar. Langkah-langkah dalam Proses Usability Testing Setelah mengetahui apa itu usability testing dan manfaatnya dalam pengembangan produk, maka kamu juga perlu memahami proses yang dilakukan dalam usability testing. 1. Perencanaan Merancang tahapan usability testing Pada tahap ini kamu perlu menentukan tujuan dan lingkup usability testing, serta merumuskan pertanyaan untuk diberikan kepada calon peserta. Selain itu kamu perlu menentukan jenis user yang akan diuji (user persona). Keputusan yang dibuat di awal proses pengujian akan menentukan cara penguji menjalankan proses tersebut dan hasil yang akan didapatkan. Informasi yang sudah didapatkan nantinya dikumpulkan didalam satu tempat terpusat agar mudah diakses dan digunakan sebagai panduan utama mengerjakan langkah selanjutnya. 2. Merekrut peserta Selanjutnya adalah menentukan siapa yang akan menggunakan aplikasi ataupun software yang akan dibuat. Cari peserta yang sesuai dengan user persona yang telah ditentukan sebelumnya. Komunikasikan tujuan dan jadwal sesi kepada peserta yang dipilih dan pastikan mereka siap untuk berpartisipasi. 3. Mendesain task Tim mendesain task untuk usability testing Pada tahap ini, kamu akan merancang sesi usability testing yang meliputi skenario tugas yang spesifik, instruksi kepada peserta, dan kriteria penilaian. Kamu juga dapat merencanakan metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara, atau penggunaan alat perekam layar. 4. Lakukan Sesi Usability Testing Tahapan keempat adalah melakukan sesi usability testing, dimana pada tahap ini sebagai penguji harus mengikuti protokol yang ditetapkan dengan setiap peserta. Ketika sesi dimulai, jelaskan kepada peserta tentang tujuan pengujian, jamin kerahasiaan dan instruksikan mereka bagaimana berinteraksi dengan produk. Kemudian amati dan catat interaksi, kesalahan yang dilakukan setiap peserta. 5. Analisis dan Evaluasi Analisis hasil usability testing Langkah yang terakhir setelah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menganalisa hasil dan membuat kesimpulan. Saat memeriksa data, tentukan masalah yang paling sering dihadapi pengguna untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hal terpenting adalah memprioritaskan masalah utama yang perlu segera diselesaikan dan pelajari pola atau tren yang muncul dari data. Kesimpulan Sekarang kamu sudah memahami sekilas mengenai usability testing dalam desain produk. Proses ini dapat kamu terapkan untuk rencana pengembangan produk kamu kedepannya. Untuk menjadi seorang UX Research yang handal, penting untuk terus konsisten berlatih dan membangun portofolio yang kemungkinan disukai oleh calon klien. Kamu bisa coba mulai dengan belajar pada kelas yang sudah disediakan BuildWithAngga seperti User Experience Design: Usability-Testing 101 dan kelas Bootcamp UI/UX Designer - Zero to Usability Testing.

Kelas 3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience di BuildWithAngga

3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience

Beberapa sentuhan teknik desain antarmuka dapat meningkatkan kemudahan pengguna dalam menggunakan website dan mobile app yang kita bangun. User experience yang bagus dapat membuat pengguna betah lebih lama menggunakan produk kita yang tentunya dapat meningkatkan penjualan dari bisnis tersebut. 3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience Teknik desain antarmuka dapat kita mulai dengan membuat sebuah moodboard ui ux design, sebelumnya saya juga telah menjelaskan apa itu moodboard dan manfaat utamanya, kamu bisa coba pelajari saat ini di BuildWithAngga. Setelah mempelajari moodboard tersebut maka kita bisa lanjutkan belajar teknik desain antarmuka meningkatkan user experience design. 1) Gunakan metode KISS, Keep it simple, stupid Membuat desain kita mudah dipahami adalah salah satu kunci kesuksesan bisnis online, kita dapat mulai dengan fokus pada satu tujuan dari website atau mobile app tersebut, apakah kita ingin membantu orang membeli barang secara online? apakah kita ingin bantu orang belajar hal baru? atau bantu orang menonton film terbaru? menggunakan metode kiss ux design buildwithangga Memiliki goal yang jelas akan memudahkan kita sebagai ui ux designer dalam mendesain website yang easy to use oleh pengguna, beberapa hal yang perlu difokuskan adalah: Label pada navigation yang mudah dibacaLabel pada CTA button copywriting yang baikMemberikan space kosong agar pengguna tidak pusingKurangi gimmick yang tidak terkait dari tujuan utama pengguna 2) Membuat design style yang konsisten Pada tahal awal proses design website dan mobile app, perlu kita tentukan warna, jenis font, grid system, dan gaya illustration terlebih dahulu. Karena dengan begitu kita dapat merancang design yang konsisten dan mudah dikenal oleh pengguna baru atau lama. Kamu bisa gunakan software Figma untuk menerapkan design style yang konsisten seperti berikut. Penggunaan warna Hindari penggunaan warna yang berbeda-beda, misalnya pada halaman Home Page warna pada button CTA menggunakan biru, sedangkan pada Profile Page, warna button tersebut menjadi merah atau orange. Hal yang tidak konsisten dapat membuat pengguna pusing dalam menggunakan website dan mobile app kita. penggunaan warna ui ux design yang baik buildwithangga Pemilihan jenis font Tujuan memiliki website adalah ingin memberikan informasi kepada pengguna dalam menggunakan produk atau jasa yang perusahaan kita miliki, pengguna akan menghabiskan 1 jam pertama untuk memahami website tersebut dari informasi yang diberikan, apabila font yang kita gunakan terlalu sulit dibaca maka dapat meningkatkan cognitive load oleh pengguna tersebut dalam memahami produk dan jasa kita. Hindari penggunaan font yang sulit dibaca dan bataskan juga maksimal 2 jenis font berbeda di dalam sebuah projek untuk meningkatkan design yang lebih konsisten dan mudah dikenali dengan cepat oleh pengguna. 3) Mobile-first design, responsive design Saat ini smartphone sudah murah harganya dan banyak sekali yang sudah memilikinya, mereka juga lebih suka menggunakan smartphone dalam mengakses website dan mobile app yang mereka butuhkan, apabila website kita tidak menerapkan responsive design maka pengguna dapat kesulitan memahami konten yang berantakan pada website kita. menerapkan responsive design ui ux buildwithangga Solusi utama untuk ui ux designer adalah menyediakan beberapa layout berdasarkan ukuran layar yang biasanya digunakan oleh pengguna misalnya Desktop, Tablet, dan juga Mobile. UI UX designer juga dapat mempelajari grid system buatan Tailwind CSS atau Bootstrap sehingga front-end developer dapat menerapkan grid dengan mudah. Kesimpulan penggunaan teknik desain antarmuka Saya mengerti bahwa kita sering berpikir design yang kita buat sudah bagus, tapi untuk siapa? pengguna website tersebut atau diri kita? hindari termakan asumsi pribadi dengan cara melakukan usability-testing terlebih dahulu, proses tersebut dapat memberikan feedback yang kaya untuk meningkatkan design website dan mobile app kita. Bagaimana menurut kamu?

Kelas 3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui di BuildWithAngga

3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui

UX (User Experience) Designer adalah salah satu pekerjaan yang sekarang banyak dicari oleh perusahaan. Tugas dan peran UX Designer tidak hanya tentang desain dan keindahan (visual) tapi juga bagaimana membuat suatu produk yang bermanfaat, mudah dan nyaman untuk digunakan. 3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui UX Designer terlibat langsung dalam proses pembuatan produk dan berkolaborasi dengan UI (User Interface) Designer dalam mendesain tampilan produk, baik itu website atau aplikasi. Dalam membuat sebuah produk, UX Designer juga dibantu oleh UX Writer dan UX Researcher. Setelah mengetahui peran UX Designer secara umum, kita tahu bahwa untuk merancang sebuah produk perlu memiliki pemahaman dan keahlian dari setiap peran yang akan dikerjakan. Peran dan tugas UX Designer contohnya seperti user research, interaction design, usability testing, visual design (system) dan sebagainya. Dari beberapa peran yang sudah disebutkan, setiap UX Designer biasanya dapat melakukan berbagai peran sekaligus atau bahkan memiliki satu keahlian khusus dalam peran tersebut. Berikut adalah tiga tipe UX Designer menurut lingkup perannya: 1. Generalist Designer Mayoritas UX Designer memulai karirnya sebagai tipe Generalist. Tipe ini mampu melakukan berbagai tugas seperti user research, interaction design, wireframing, & usability testing. Namun tidak memiliki keahlian khusus. Tipe ini biasanya bekerja pada startup/perusahaan rintisan dan freelance. Lingkup peran Generalist UX Designer Untuk output pekerjaan seorang Generalist UX Designer contohnya setelah melakukan research dan sebagainya, selanjutnya merancang wireframe untuk sebuah produk/sistem yang nantinya akan dikembangkan lagi dan membutuhkan peran dalam visual design untuk interface produk/sistem tersebut. Output Generalist UX Designer 2. Specialist Designer Tipe Specialist Designer lebih mendalami satu jenis bidang UX design secara spesifik dan punya keahlian di bidang tersebut. Contohnya seperti Interaction Designer, Visual Designer, dan UX Researcher. Specialist Designer biasanya bekerja di perusahaan besar yang memiliki tim UX lebih besar dan profesional. Lingkup peran Specialist UX Designer Untuk output pekerjaan seorang Specialist UX Designer contohnya yang memiliki keahlian dalam merancang wireframe yaitu menghasilkan rancangan wireframe baik dalam bentuk sketsa di buku/whiteboard atau wireframe digital. Output Wireframe oleh Specialist UX Designer 3. T-Shaped Designer T-Shaped Designer adalah Specialist UX Designer yang memiliki kemampuan di bidang lain, tidak hanya memiliki keahlian dalam satu bidang UX design, tapi juga memiliki pemahaman yang luas tentang peran UX design lainnya. Lingkup peran T-Shaped UX Designer Untuk output pekerjaan seorang T-Shaped UX Designer contohnya yang memiliki keahlian dalam Interaction Design dalam prosesnya juga memahami proses user research, visual design, prototyping dan usability test yang nantinya menghasilkan sebuah report mengenai bagaimana user berinteraksi dan merespon sebuah produk/sistem. Output T-Shaped UX Designer Kesimpulan UX Designer memiliki banyak tugas dan peran dalam membuat suatu produk. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memulai karir sebagai UX Designer, seperti memulai sebagai Generalist Designer agar dapat memahami setiap peran dan apa saja tugas UX Designer di lapangan sebelum nantinya memutuskan untuk memiliki keahlian khusus di bidang UX Design. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan bagikan artikel ini jika bermanfaat dan baca artikel kita yang lain ya.. 👋