flash sale
hamburger-menu

Tips User-Interface

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Must Try! 5 Software AI untuk Bantu Para UI/UX Designer Tahun 2024, Apa Saja? di BuildWithAngga

Must Try! 5 Software AI untuk Bantu Para UI/UX Designer Tahun 2024, Apa Saja?

Di era digital saat ini, peran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin merasuk ke dalam berbagai bidang, termasuk desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX). Dengan kemampuan untuk menganalisis data, mengidentifikasi tren, dan bahkan memprediksi preferensi pengguna, software AI telah menjadi sekutu tak ternilai bagi para desainer UI/UX. Artikel ini kita akan menjelajahi peran penting software AI dalam membantu desainer menciptakan pengalaman pengguna yang menarik dan intuitif, serta mengungkapkan berbagai alat dan teknik yang tersedia untuk mendukung kreativitas dan efisiensi dalam proses desain! đŸ€— 1. FigGPT FigGPT adalah plugin yang didukung oleh kecerdasan buatan yang dirancang untuk meningkatkan alur kerja dan produktivitas pengguna di Figma, aplikasi perangkat lunak desain yang banyak digunakan. Dengan mengintegrasikan teknologi ChatGPT secara mulus ke dalam Figma, FigGPT memberdayakan desainer untuk menulis dan mengedit teks dengan mudah dan efisien. Ada pun beberapa keunggulan FigGPT seperti: Summarization: Cepat meringkas teks di dalam Figma untuk pemahaman konten yang efisien,Style Changing: Mudah mengubah gaya teks, termasuk font, ukuran, dan warna, di dalam desain Figma,Idea Generation: Hasilkan berbagai ide kreatif untuk konsep desain atau penulisan teks,Komposisi Teks: Menyusun teks langsung di dalam Figma menggunakan kemampuan kecerdasan buatan FigGPT,Component Population: Populasi komponen dengan data contoh untuk membuat mockup desain yang realistis,User-Friendly: Dirancang untuk kemudahan penggunaan oleh desainer dengan semua tingkat keterampilan,Free dan dapat diakses secara online via Chrome 2. Framer Framer adalah software desain yang juga memanfaatkan teknologi AI. Dengan Framer, kamu dapat membuat prototipe interaktif dengan cepat dan mudah. Software ini memungkinkan kamu untuk menguji interaksi pengguna, animasi, dan alur kerja produk. Dengan bantuan AI, kita dapat mengoptimalkan prototipe kita dan mendapatkan wawasan yang worth-it tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan desainmu. Framer mampu: Auto-Code: Software AI satu ini mampu menghasilkan kode secara otomatis berdasarkan desain yang dibuat oleh pengguna. Framer mampu mengenali pola dalam desain dan memberikan kode yang sesuai, sehingga mempercepat proses pengembangan prototipe dan mengurangi kesalahan manusia dalam penulisan kode.Auto-Animate: Fitur ini menggunakan AI untuk menghasilkan animasi yang mulus dan responsif. Software ini akan secara otomatis menganalisis perubahan setiap halaman atau elemen desain, dan menghasilkan animasi yang tepat untuk transisi antara perubahan tersebut.Komponen Siap Pakai: Framer menyediakan komponen siap pakai dan template yang memudahkan desainer untuk membuat prototipe. Ini mempercepat proses prototyping dan memungkinkan desainer untuk fokus pada ide kreatif mereka.Framer yang diakses secara free memiliki batasan fitur. Berbeda dengan Framer berbayar yang memiliki akses fitur lebih luas.Dapat diakses dengan Chrome 3. Recraft Recraft adalah platform kecerdasan buatan yang generatif yang memungkinkan pengguna untuk membuat gambar vektor dan seni berkualitas tinggi menggunakan bantuan bahasa sederhana. Ini dioptimalkan untuk desainer digital, pemasar, seniman, dan kreatif lainnya. Ada pun keunggulan Recraft yaitu: Gambar Vector: Recraft menghasilkan gambar vektor SVG yang tidak tergantung resolusi sehingga dapat diubah ukurannya tanpa kehilangan kualitas, cocok digunakan untuk desain digital maupun cetak.Pemrosesan Bahasa Alami: NLP canggih dari Recraft memungkinkan kamu menggunakan instruksi bahasa alami dan mendapatkan hasil berkualitas tinggi dengan cepat, tanpa perlu mengatur parameter secara manual.Pergeseran Gaya: Mudah menjelajahi variasi dengan beralih antara gaya seni yang berbeda seperti realisme, kartun, seni pixel, dan lainnya.Palet Warna: Gunakan palet warna merek atau buat palet kamu sendiri untuk mendapatkan gambar dengan warna yang konsisten dan tepat.Dapat diakses secara online via Chrome 4. UIzard UIzard adalah software AI yang mengintegrasikan machine learning untuk membantu kamu para UI/UX designers membuat dan menghasilkan prototipe dengan cepat dan effective. Dengan AI ini, kamu dapat menggambarkan interface penggunamu dengan satu kali klik. Ini menghasilkan kode front-end yang siap digunakan dan berbasis pada desain yang kamu buat, menghemat waktu dan upaya. Selain itu, UIzard mampu mengenali elemen-elemen desain dan mengoptimalkan layout, memungkinkan kamu sebagai desainer untuk fokus pada kreativitasmu. Lalu apa saja sih keunggulan UIzard? Bisa membuat design website tanpa codingUIzard memberikan/menyediakan beberapa pilihan jenis design web seusai kebutuhan desainerIntegrasi dengan CMS: Design web dapat diintegrasikan dengan beberapa CMS (Content Management System), contohnya seperti WordPress, Shopify, dan lain sebagainya.Kolaborasi dengan tim: Kamu dapat mengundang timmu untuk berkolaborasi dalam membuat design menggunakan Uizard.io. Uizard punya fitur yang memungkinkan beberapa partner kerja kalian untuk bekerja pada desain website yang sama secara bersamaan.UIzard bisa diakses secara free namun untuk beberapa fitur memang harus harus berbayar,Mudah diakses melalui Chrome. 5. Fontjoy Fontjoy memanfaatkan kekuatan pembelajaran mendalam untuk membantu kamu dalam pencarian kombinasi font yang ideal. Ini mengevaluasi dan menghasilkan pasangan font, menawarkan pilihan yang menyatu secara mulus. Tool canggih ini membawa keseimbangan dan kontras ke desainmu, memastikan bahwa font-font tersebut saling melengkapi. Keunggulan Fontjoy: User-friendly: Dengan kemampuan pembelajaran mendalamnya, antarmuka ini mudah digunakan, memberikan hasil yang cepat dan efektif.Menghemat Waktu: Fontjoy membantu kamu membuat keputusan tentang penyatuan font dengan cepat sehingga kamu dapat menghabiskan lebih banyak waktu pada aspek-aspek lain dari desainmu.Pilihan font yang Beragam: Dengan koleksi font yang luas, Anda memiliki spektrum yang luas untuk dipilih. Kesimpulan Software AI seperti FigGPT, Framer, Recraft, UIzard, dan Fontjoy Insight telah membawa perubahan yang signifikan. Mereka tidak hanya mempermudah tugas para desainer, tetapi juga membantu dalam menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik: FigGPT meningkatkan alur kerja dan produktivitas pengguna dengan integralisasi ChatGPT,Framer memungkinkan pembuatan prototipe yang interaktif,Recraft membuat gambar vektor dan seni berkualitas tinggi,UIzard menghasilkan prototipe dengan cepat, danFontjoy membantu mempermudah menemukan kombinasi font yang menarik. Dengan teknologi AI semakin terlibat dalam workflow UI/UX, para desainer memiliki alat yang kuat untuk mencapai hasil terbaik dan meningkatkan kualitas desainmu. Tertarik belajar lebih dalam? Kamu bisa mulai di kelas-kelas UI/UX BuildWithAngga loh sebagai langkah awal! Tertarik coba? 😉

Kelas Top 5 Plugins Figma Populer untuk UI/UX Designer Tahun 2024! di BuildWithAngga

Top 5 Plugins Figma Populer untuk UI/UX Designer Tahun 2024!

Hello people with the spirit of learning! ✹ Peran desainer antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) semakin penting dalam memastikan pengalaman pengguna yang optimal dalam penggunaan produk dan layanan digital. Untuk mendukung kreativitas dan efisiensi para desainer UI/UX, plugins telah menjadi alat yang tak tergantikan dalam proses desain. Di tahun 2024 ini, dengan teknologi terus berkembang, terdapat beragam plugins yang menjadi favorit di kalangan para desainer. Artikel ini akan menjelajahi lima plugins andalan di 2024 yang memberikan kemudahan, efisiensi, dan inovasi bagi para desainer UI/UX dalam menciptakan pengalaman pengguna yang menarik dan memikat! đŸ€© AutoHTML AutoHTML adalah plugin yang memungkinkan desainer untuk mengonversi desain Figma langsung menjadi kode HTML yang dapat digunakan untuk pengembangan web. Kelebihan utama dari plugin ini adalah: Kemudahan Penggunaan: Figma AutoHTML memungkinkan desainer untuk dengan cepat menghasilkan kode HTML dari desain mereka tanpa harus meninggalkan lingkungan desain Figma, sehingga mempercepat proses developer.Presisi: Plugin ini mencoba untuk menghasilkan kode HTML yang sesuai dengan desain asli secara akurat loh guys! Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan kode secara manual!Keterhubungan: Karena plugin terintegrasi langsung dengan Figma, desainer dapat dengan mudah mengubah desain dan menghasilkan kode HTML yang diperbarui secara otomatis. Namun, seperti kebanyakan teknologi, Figma AutoHTML juga memiliki kekurangan: Keterbatasan dalam Kompleksitas: Plugin ini mungkin tidak cocok untuk desain yang sangat kompleks atau interaktif, karena fungsionalitasnya mungkin terbatas dalam menghasilkan kode untuk desain yang rumit.Kode yang Dihasilkan Mungkin Memerlukan Penyesuaian: Meskipun plugin ini berusaha menghasilkan kode yang akurat, hasilnya mungkin memerlukan penyesuaian manual tambahan untuk mencapai kualitas dan performa yang optimal.Ketergantungan pada Plugin: Desainer harus menyadari bahwa penggunaan plugin ini dapat menciptakan ketergantungan terhadap alat tersebut, sehingga memperhatikan kemungkinan perubahan atau dukungan yang berkurang dari pengembang. Meskipun demikian, AutoHTML tetap menjadi pilihan yang menarik bagi desainer UI/UX yang ingin menghasilkan kode HTML dengan cepat dan efisien dari desain mereka di Figma. RemoveBG Plugin Figma RemoveBG adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menghapus latar belakang gambamur secara otomatis di dalam aplikasi desain Figma. Kelebihan Plugin RemoveBG: Kemudahan Penggunaan: Figma RemoveBG menawarkan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, yang memungkinkan pengguna untuk menghapus latar belakang gambar hanya dengan beberapa klik mouse.Efisiensi: Dibandingkan dengan metode manual yang memakan waktu, plugin ini memungkinkan pengguna untuk menghapus latar belakang gambar dengan cepat dan efisien, meningkatkan produktivitas dalam proses desain.Integrasi Langsung: Plugin ini terintegrasi langsung dengan Figma, sehingga pengguna dapat langsung menghapus latar belakang gambar tanpa harus meninggalkan lingkungan desain. Adapun kekurangan antara lain: Kualitas Hasil: Meskipun secara umum plugin ini menghasilkan hasil yang baik dalam menghapus latar belakang gambar, kualitasnya mungkin tidak selalu sempurna, terutama untuk gambar yang kompleks atau dengan detail halus.Keterbatasan Kontrol: Pengguna mungkin mengalami keterbatasan dalam mengontrol proses penghapusan latar belakang, terutama jika ingin menyesuaikan beberapa bagian dari gambar secara manual.Ketergantungan pada Teknologi: Plugin ini bergantung pada teknologi pengenalan gambar, sehingga kualitas dan keandalannya dapat dipengaruhi oleh perkembangan dalam teknologi tersebut serta kualitas gambar yang diinputkan. Meskipun demikian, Figma RemoveBG tetap menjadi alat yang berguna bagi kamu yang ingin dengan cepat menghapus latar belakang gambar dalam proses desain mereka di Figma. Kelebihannya dalam hal kemudahan penggunaan dan efisiensi membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan desainer. Namun, pengguna harus juga mempertimbangkan kekurangannya dan memastikan bahwa hasil yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan desain mereka. Relume Ipsum Relume Ipsum adalah plugin yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menambahkan teks dummy (lorem ipsum) ke desain mereka di Figma. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari plugin ini: Kelebihan Relume Ipsum: Kemudahan Penggunaan: Figma Relume Ipsum menyediakan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, memungkinkan kamu untuk dengan cepat menambahkan teks dummy ke desain mereka tanpa harus meninggalkan lingkungan Figma.Fleksibilitas: Plugin ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan jumlah kata atau paragraf, jenis teks dummy (lorem ipsum atau teks lain), serta gaya dan format teks sesuai kebutuhan desain mereka.Efisiensi: Dengan menggunakan Figma Relume Ipsum, pengguna dapat menghemat waktu yang sebelumnya dibutuhkan untuk menyalin dan menempel teks dummy secara manual ke desain mereka. Ini memungkinkan fokus yang lebih besar pada aspek visual dan fungsional desain. Kekurangan: Ketergantungan pada Teks Dummy: Meskipun teks dummy berguna untuk mengisi konten placeholder, pengguna harus ingat bahwa teks sejati akan memiliki panjang, format, dan gaya yang berbeda. Oleh karena itu, pengguna perlu menggantikan teks dummy dengan konten yang sesungguhnya setelah desain selesai.Keterbatasan Kreativitas: Penggunaan teks dummy dapat mengarah pada kecenderungan untuk fokus pada aspek visual desain tanpa mempertimbangkan secara menyeluruh konten sebenarnya. Hal ini bisa mengurangi kualitas pengalaman pengguna akhir jika konten sebenarnya tidak dipertimbangkan dengan baik.Kustomisasi Terbatas: Meskipun plugin ini memungkinkan beberapa tingkat kustomisasi, seperti jumlah kata atau paragraf, pengguna mungkin merasa terbatas dalam hal format atau variasi teks dummy yang dapat mereka gunakan. Secara keseluruhan, Figma Relume Ipsum adalah plugin yang berguna bagi desainer untuk menambahkan teks dummy ke desain mereka di Figma dengan cepat dan mudah. Namun, pengguna harus mengingat keterbatasan dan pertimbangan yang terkait dengan penggunaan teks dummy dalam proses desain mereka. UI Table Builder Figma UI Table Builder adalah plugin yang memungkinkan user untuk dengan mudah membuat tabel UI di Figma tanpa perlu menggunakan penjelajah web eksternal atau alat desain lainnya. Ada pun kelebihan UI Table Builder antara lain: Kemudahan Penggunaan: Plugin ini menyediakan interface yang intuitif dan mudah digunakan, memungkinkan pengguna untuk dengan cepat membuat tabel UI langsung di dalam lingkungan Figma tanpa harus bergantung pada alat eksternal.Fleksibilitas: Figma UI Table Builder memberikan banyak opsi konfigurasi, seperti jumlah baris dan kolom, gaya sel, dan format data, sehingga pengguna dapat dengan mudah menyesuaikan tampilan tabel sesuai dengan kebutuhan desain mereka.Interaktivitas: Plugin ini memungkinkan kamu untuk menambah, menghapus, atau mengubah sel tabel secara langsung di dalam Figma, sehingga memudahkan proses eksperimen dan iterasi desain. Meskipun begitu, plugin ini memiliki kekurangan yaitu: Keterbatasan Fungsionalitas: UI Table Builder dapat membuat tabel dasar dengan mudah, fungsionalitasnya mungkin terbatas untuk membuat tabel yang sangat kompleks atau interaktif. Pengguna mungkin perlu mencari plugin tambahan atau solusi lain untuk kebutuhan yang lebih spesifik.Ketergantungan pada Plugin: Pengguna harus menyadari bahwa mereka bergantung pada dukungan dan pemeliharaan dari pengembang plugin. Jika tidak ada pembaruan atau perbaikan yang disediakan, pengguna mungkin mengalami kendala di masa depan.Keterbatasan Kustomisasi: Meskipun plugin ini menyediakan beberapa tingkat kustomisasi, seperti gaya visual dan format data, pengguna mungkin merasa terbatas dalam hal variasi desain atau fitur tambahan yang dapat mereka terapkan pada tabel. Secara keseluruhan, UI Table Builder adalah plugin yang berguna bagi desainer untuk membuat tabel UI dengan cepat dan mudah di dalam Figma. Namun, pengguna harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan plugin ini sebelum mengandalkannya sepenuhnya untuk kebutuhan desain mereka. Feather Icons Nah Feather Icons adalah plugin yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah mengakses dan menggunakan ikon dari kumpulan ikon Feather langsung di dalam Figma yang sangat beragam! đŸ€© Yuk simak kelebihan plugin ini! Kelebihan: Akses Mudah ke Ikon: Figma Feather Icons menyediakan akses langsung ke kumpulan ikon Feather, yang merupakan kumpulan ikon yang populer dan sering digunakan dalam desain UI/UX. Pengguna dapat dengan cepat menelusuri dan memilih ikon yang sesuai dengan kebutuhan desain mereka.Kemudahan Penggunaan: Plugin ini menawarkan interface yang intuitif dan mudah digunakan, sehingga pengguna dapat dengan cepat menambahkan ikon ke desain mereka tanpa harus meninggalkan lingkungan Figma. Prosesnya sederhana: cukup cari ikon yang diinginkan, pilih, dan tambahkan ke desain.Kustomisasi: Meskipun ikon Feather telah dirancang dengan gaya visual yang konsisten, pengguna masih dapat menyesuaikan warna dan ukuran ikon sesuai dengan kebutuhan desain mereka, memberikan fleksibilitas dalam penggunaan ikon. Kekurangan: Keterbatasan Pilihan: Meskipun koleksi ikon Feather cukup luas, tetapi mungkin tidak mencakup semua jenis ikon yang dibutuhkan oleh pengguna. Ini bisa menjadi keterbatasan terutama jika kamu memerlukan ikon khusus yang tidak tersedia dalam koleksi.Ketergantungan pada Plugin dan Sumber Eksternal: Pengguna harus menyadari bahwa mereka bergantung pada plugin dan sumber eksternal (seperti penyedia ikon Feather) untuk mengakses koleksi ikon ini**. Jika plugin tidak diperbarui atau koleksi ikon tidak lagi tersedia, pengguna mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses ikon yang diinginkan.**Keterbatasan Kustomisasi: Meskipun ikon Feather dapat ditambahkan ke desain dengan mudah, pengguna mungkin merasa terbatas dalam hal kustomisasi. Mereka mungkin perlu melakukan modifikasi tambahan di dalam Figma untuk mencapai tampilan atau gaya tertentu yang diinginkan. Secara keseluruhan, Figma Feather Icons adalah plugin yang berguna bagi desainer untuk menambahkan ikon dengan cepat dan mudah ke desain mereka di dalam Figma. Namun, pengguna harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan plugin ini sesuai dengan kebutuhan desain mereka sebelum menggunakannya secara luas. Kesimpulan Dalam artikel ini, telah dibahas beberapa plugin populer untuk desainer UI/UX di Figma, yang meliputi Figma AutoHTML, Figma Arc, Figma Relume Ipsum, Figma UI Table Builder, Figma RemoveBG dan Figma Feather Icons. Kelebihan plugin Figma AutoHTML meliputi kemudahan penggunaan, presisi dalam menghasilkan kode HTML, dan keterhubungan langsung dengan lingkungan Figma. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan dalam menangani desain yang kompleks dan ketergantungan pada plugin. Figma Arc menawarkan kemudahan penggunaan, fleksibilitas dalam kustomisasi, dan interaktivitas dalam mengubah nilai data, tetapi keterbatasannya terletak pada kompleksitas fungsionalitas dan ketergantungan pada pengembang. Figma Relume Ipsum menyediakan kemudahan dalam menambahkan teks dummy ke desain, tetapi juga memiliki ketergantungan pada teks dummy dan potensi pengurangan kreativitas. Figma UI Table Builder memungkinkan pembuatan tabel UI dengan cepat dan efisien, namun mungkin memiliki keterbatasan dalam fungsionalitas dan kustomisasi. Figma RemoveBG memiliki fitur hapus background secara instant menggunakan AI, mempermudah pengerjaan kamu untuk kebutuhan image. Namun yang perlu diperhatikan juga adalah selain plugin ini memungkinkan pengguna untuk menghapus latar belakang gambar dengan cepat, kamu bisa saja mengalami keterbatasan dalam mengontrol proses penghapusan latar belakang, Terakhir, Figma Feather Icons memberikan akses mudah ke koleksi ikon, integrasi langsung dengan Figma, dan kemudahan penggunaan, tetapi memiliki keterbatasan dalam pilihan ikon, ketergantungan pada plugin, dan keterbatasan kustomisasi. Dengan demikian, meskipun setiap plugin menawarkan keunggulan yang unik, pengguna perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya sebelum memutuskan plugin mana yang paling sesuai dengan kebutuhan desainmu. Nah guys, kalau kalian tertarik untuk memperdalam skill kalian dalam dunia UI/UX design, BuildWithAngga menyediakan kelas-kelas pembelajaran dengan mentor expert dan memiliki berbagai kelas gratis bersertifikat jika kamu upgrade ke Premium. Tunggu apa lagi? See you di kelas ya! ;D

Kelas 7 Elements Paling Populer dalam Tampilan UI di BuildWithAngga

7 Elements Paling Populer dalam Tampilan UI

User Interface (UI) design merupakan fondasi penting dalam pengembangan aplikasi dan situs web. Elemen-elemen UI seperti bottom navigation bar, badge, hingga icons memainkan peran kunci dalam membentuk user experience yang baik. Dengan memahami fungsi dan kegunaan masing-masing elemen, designer dapat menciptakan UI yang mudah digunakan, interaktif, dan menarik bagi user. Mari kita berkenalan lebih dalam tentang setiap elemen ini untuk memahami bagaimana mereka dapat meningkatkan navigasi dan interaksi dalam dunia digital yang semakin kompleks 😍 Bottom Navigation Bar Bottom Navigation Bar adalah elemen yang ditempatkan di bagian bawah layar, berisi beberapa ikon atau label yang memungkinkan pengguna beralih antara berbagai bagian utama aplikasi. Fungsinya untuk memberikan navigasi yang cepat dan mudah diakses, meningkatkan pengalaman pengguna dengan meminimalkan usaha navigasi. Badge Badge adalah elemen kecil yang menampilkan informasi tambahan, seperti angka atau simbol, yang terkait dengan elemen UI tertentu, seperti ikon atau tombol. Fungsi utamanya adalah memberikan pemberitahuan atau menggambarkan status tertentu, seperti notifikasi atau jumlah item yang belum terbaca. Slider-Carousel Slider-carousel adalah elemen interaktif yang memungkinkan pengguna melihat konten secara horizontal atau vertikal dengan menggeser. Fungsinya untuk menampilkan gambar atau informasi secara dinamis, memberikan pengalaman visual yang menarik dan efektif untuk menampilkan konten dalam jumlah yang besar. Hamburger Menu Hamburger Menu adalah ikon tiga garis yang mewakili menu tersembunyi yang dapat ditampilkan dengan mengklik ikon tersebut. Fungsinya adalah menyediakan ruang yang bersih pada antarmuka, sambil memberikan akses mudah ke menu atau opsi tambahan, membantu menyederhanakan tampilan dan meningkatkan fokus pada konten utama Check Boxes Check Boxes adalah kotak kecil yang dapat dicentang atau tidak dicentang oleh pengguna. Fungsinya untuk memungkinkan user memilih opsi atau menandai item tertentu. Check boxes memberikan fleksibilitas dalam pengaturan preferensi dan memberikan kontrol kepada pengguna atas pilihan mereka. Input Fields Input Fields adalah area tempat pengguna dapat memasukkan atau memilih data, seperti teks, angka, atau pilihan dari daftar drop-down. Fungsinya adalah mengumpulkan informasi dari pengguna, seperti formulir atau pencarian, memastikan interaksi yang lancar dan efisien. Icons Icons adalah simbol grafis kecil yang merepresentasikan fungsi atau konten tertentu. Dengan menambahkan Icon, hal ini akan meningkatkan daya tarik visual, membantu pengguna mengidentifikasi fungsi atau konten dengan cepat, dan memberikan elemen estetika pada desain interface. Kesimpulan Dalam membuat UI yang baik, setiap elemen UI memegang peran penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Bottom navigation bar dan Hamburger menu memberikan struktur navigasi yang jelas dan mudah diakses, mengarahkan pengguna ke bagian-bagian kunci tanpa kesulitan.Badge dan Icons, dengan sifat pemberitahuan visual mereka, memberikan pandangan cepat ke informasi penting atau pembaruan terbaru.Slider-carousel memberikan dimensi interaktif, memungkinkan penyajian konten yang lebih menarik dan dinamis.Sementara itu, Check boxes dan Input fields membawa elemen fungsionalitas dan interaktivitas, memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi aktif dalam pengalaman aplikasi. Jadi secara keseluruhan, elemen-elemen ini bekerja bersama untuk menciptakan UI yang efisien, responsif, dan intuitif, mendorong pengguna untuk berinteraksi dengan aplikasi secara lebih efektif dan memuaskan. Nah kalau kamu ingin belajar dan latihan membuat element-element di atas, kamu dapat mencobanya melalui kelas-kelas UI/UX gratis di BuildWithAngga. Good luck!

Kelas Langkah Awal Jadi Seorang UI Designer di BuildWithAngga

Langkah Awal Jadi Seorang UI Designer

Ingat! “Your first design is going to suck and it’s okay!” âœš Bingung gimana dan dari mana langkah awal yang harus kamu ambil untuk menjadi seorang UI Designer? Sebagai seorang yang tertarik memasuki dunia desain antarmuka (UI), langkah awal menjadi seorang UI designer memerlukan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek desain dan penggunaan tools khusus. Sebelumnya, kamu sudah tahu belum apa itu UI a.k.a User Interface? User Interface (UI) atau antarmuka pengguna adalah proses pembuatan tampilan atau display di dalam perangkat komputer atau software yang berfokus pada desain (dilansir oleh interaction-design.org) dan ini mencakup elemen-elemen visual, seperti tombol, ikon, dan menu, serta elemen-elemen interaktif, seperti mouse, keyboard, dan layar sentuh. Tujuan dari UI adalah menyediakan pengalaman pengguna yang efektif, efisien, dan menyenangkan saat berinteraksi dengan suatu sistem atau aplikasi. Desain UI mencakup “pengorganisasian” elemen-elemen tersebut agar mudah dipahami, digunakan, dan memberikan pengguna pengalaman yang positif. Sesuai namanya “User” dan “Interface”, maka untuk menciptakan sebuah UI yang baik, kamu harus memperhatikan 2 aspek ini: User Mudah untuk dipahami Gampang digunakan Gak bikin bingung Seluruh elemen jelas. Mana yang bisa dipilih mana yang tidak.Interface Rapi Clean Keren Aesthetic Modern Colorful dan yang paling penting adalah “Tidak boring!” Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk memulai perjalananmu sebagai seorang UI designer. Yuk simak! 1. Pelajari Tools Design: Mengenal Figma, AdobeXD, dan Sketch Sebelum memulai petualangan desainmu, kenali terlebih dahulu tools yang akan kamu gunakan. Figma, AdobeXD, dan Sketch adalah platform desain yang populer, masing-masing dengan kelebihan dan keunikan fitur. Pahami fungsi dasar dan navigasi di setiap alat untuk memudahkan perjalananmu dalam menghasilkan karya desain yang memukau. Di BuildWithAngga, kamu gak usah khawatir karena kami menyediakan kelas-kelas gratis untuk pelajari tools di atas seperti: “Learn Figma for Beginner”, “Adobe XD untuk Pemula” dan “Belajar Sketch untuk Junior UI” 2. Pelajari Dasar-dasar UI Design Agar desainmu memiliki daya tarik dan fungsionalitas, pahami dasar-dasar desain antarmuka. Terapkan prinsip color theory, gunakan grid system untuk menyusun elemen, pilih tipografi dengan bijak, dan perhatikan aspek-aspek seperti ikon, aksesibilitas, hirarki, gradien, serta design system. Keahlian dalam aspek-aspek ini akan memberimu dasar yang kuat/kokoh dalam menciptakan desain yang efektif dan aesthetic. Berikut penjelasannya: Color Theory: Color theory adalah studi tentang cara warna berinteraksi satu sama lain dalam suatu desain. Ini mencakup pemahaman tentang roda warna, kontrast, harmoni, dan psikologi warna lho! Dalam desain antarmuka, pemilihan warna yang tepat dapat memengaruhi mood pengguna, membantu navigasi, dan meningkatkan daya tarik visual. Mari kita bedah satu per satu tentang cakupan color theory ini😀: Roda Warna: Alat penting yang menunjukkan hubungan antara warna. Warna-warna yang berdekatan di roda warna cenderung harmonis dan cocok satu sama lain, sementara warna yang berlawanan dapat menciptakan kontras yang kuat.Kontrast: Kontrast antara warna digunakan untuk menyoroti elemen dan menciptakan pemisahan visual. Misalnya, teks dengan warna yang kontras tinggi terhadap latar belakangnya akan lebih mudah dibaca.Harmoni Warna: Menciptakan kombinasi warna yang harmonis adalah kunci untuk menciptakan desain yang menyatu dan enak dilihat. Teknik seperti menggunakan skema warna analog dapat membantu menciptakan keselarasan visual.Psikologi Warna: Warna dapat memengaruhi perasaan dan emosi pengguna. Warna hangat seperti merah dan kuning sering dikaitkan dengan energi dan semangat, sementara warna dingin seperti biru dan hijau cenderung memberikan kesan tenang dan profesional. Kamu bisa membaca lebih lanjut tentang pemilihan warna pada UI design-mu dengan membaca artikel "Tips Pemilihan Warna Desain Antarmuka Website". Grid System: Grid system adalah kerangka dasar yang digunakan untuk menyusun elemen-elemen desain secara konsisten dan teratur. Dengan memanfaatkan grid, UI designer dapat menempatkan elemen-elemen seperti teks, gambar, dan tombol dengan proporsi yang seimbang. Grid system membantu menciptakan layout yang teratur dan memudahkan respon desain terhadap berbagai ukuran layar. Kalau kamu mau belajar lebih tentang Grid System, kami menyediakan kelas starter gratis juga nih! Klik link ini yuk! Typography: ^Contoh Typography. Source from Pinterest. Typography adalah seni dan teknik pemilihan, pengaturan, dan penyusunan teks. Pemilihan jenis huruf, ukuran, jarak antar huruf (kerning), dan jarak antar baris (leading) memiliki dampak signifikan terhadap keterbacaan dan kesan visual. Typography yang baik dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan memberikan identitas visual pada desain. Kamu bisa baca lebih lanjut mengenai Typography di artikel ini :) ^Style Guide Typography untuk desain UI Icons: Icons atau ikon adalah gambar kecil yang digunakan untuk merepresentasikan konsep, fungsi, atau tindakan tanpa perlu kata-kata. Icons membantu menyederhanakan antarmuka dan memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tertentu. Penting untuk memilih ikon yang jelas dan intuitif agar pengguna dapat dengan mudah mengidentifikasi maknanya. (Di atas merupakan file icon dari Iconsax. BuildWithAngga juga menyediakan kelas online gratis “Learn Icon Pack Design” jika kamu berminat mempelajari penggunaan Icon Design pada UI dan cara membuat Icon Pack.) Accessibility: Accessibility atau aksesibilitas adalah upaya untuk membuat desain antarmuka dapat diakses oleh semua orang. Desain yang memperhatikan aksesibilitas mencakup penggunaan kontrast yang cukup, navigasi yang jelas, dan elemen-elemen yang dapat diakses melalui teknologi pembantu. Ini melibatkan desain yang ramah bagi pengguna dengan berbagai kebutuhan, seperti peningkatan kontrast untuk memudahkan pengguna dengan masalah penglihatan, penggunaan teks alternatif untuk gambar bagi pengguna screen reader, serta perhatian terhadap navigasi yang responsof untuk memudahkan penggunaan oleh semua individu. Aksesibilitas bertujuan untuk menciptakan pengalaman yang setara bagi semua pengguna, tanpa mengabaikan kebutuhan mereka yang mungkin menghadapi tantangan aksesibilitas. Hierarchy (Hirarki): ^Visualisasi dari UI Hierarchy oleh Chris Berridge Hirarki dalam desain antarmuka tertuju pada pengaturan elemen-elemen berdasarkan tingkatannya dalam suatu layout. Pemilihan ukuran, warna, dan posisi elemen membantu pengguna untuk memahami urutan informasi dan interaksi. Hirarki membimbing mata user melalui desain, menekankan elemen yang paling penting dan membantu mengatur informasi dengan jelas. ^Contoh Visual Hierarchy pada tampilan website kelas BuildWithAngga Cara sederhana untuk menciptakan visual hierarchy adalah melibatkan penggunaan elemen-elemen seperti ukuran, warna, kontrast, dan posisi. Elemen-elemen yang lebih besar, lebih berwarna, memiliki kontrast yang tinggi, atau ditempatkan secara strategis akan menarik perhatian lebih dari pengguna. Sebaliknya, elemen-elemen yang lebih kecil, memiliki warna yang lebih netral, atau ditempatkan dengan posisi yang lebih rendah dalam hierarki akan mendapatkan perhatian yang lebih sedikit. Dengan menciptakan visual hierarchy yang efektif, desainer dapat membantu pengguna untuk mengenali informasi penting, mengarahkan mata mereka ke bagian-bagian yang relevan, dan memberi konten secara lebih terstruktur dan jelas. Masih bingung tentang hirarki ini? Yuk baca artikel “Hierarki Visual di UI/UX Design”! 😉 Gradients: Gradients adalah perubahan dalam warna dari satu ujung ke ujung lainnya. Dalam desain antarmuka, gradients dapat digunakan untuk memberikan dimensi, kedalaman, atau menarik perhatian pada suatu area. Pemilihan warna yang tepat dalam gradients dapat menciptakan efek visual yang menarik dan modern. Design System: ^Contoh Design System pada kelas Intro to Design System BuildWithAngga Next ada Design system. Design System adalah kumpulan prinsip, panduan, dan elemen desain yang digunakan secara konsisten dalam suatu proyek. Design system membantu menjaga konsistensi visual, mempercepat proses pengembangan, dan memudahkan kolaborasi antara anggota tim. Ini termasuk palet warna, jenis huruf, komponen UI, dan panduan desain lainnya yaa. Dengan menggunakan design system, perusahaan dapat membangun identitas visual yang kuat dan menyediakan pengalaman pengguna yang seragam. Di BuildWithAngga juga menyediakan kelas Intro to Design System lho! 3. Berlatih dengan Men-duplicate Desain yang Ada Praktik membuat ulang desain aplikasi atau menduplikat karya-karya untuk kepentingan belajar dari desainer terkenal seperti template UI gratis yang ada di Shaynakit.com. Tantang dirimu dengan projects ini untuk mengasah keterampilanmu. Setelah itu, unggah hasil desainmu ke platform online (LinkedIn, Behance, Dribble) dan perhatikan feedback dari desainer yang lebih berpengalaman. Proses ini akan membantumu memahami kelebihan dan kekurangan desainmu. Kenapa harus menjiplak desain? Langkah ini membuatmu menjadi familiar dengan ukuran font, tombol, jarak antar baris kalimat dan antar element lainnya đŸ€© 4. Perhatikan Feedback dan Latihan Lebih Lanjut! Setelah membuat desain, sangat penting nih untuk mendapatkan feedback dari desainer yang lebih berpengalaman atau komunitas desain. Unggah hasil karyamu di platform desain atau media sosial, dan berikan kesempatan bagi orang lain untuk memberikan masukan positif. Ini tidak hanya membantu kamu memperbaiki kesalahan, tetapi juga memperkaya perspektif desain kamu. ****Ohiya, kamu bisa mengunggah hasil karya UI-mu ke berbagai platform seperti LinkedIn, Behance, Dribble bahkan akun Instagram khusus desainmu :) 5. Mulailah Bikin Project Sendiri ;) Setelah merasa cukup percaya diri, mulailah project desain pribadimu. Sekarang kamu bisa coba buat aplikasi kecil atau situs web sederhana. Langkah ini memungkinkan kamu menggabungkan semua pengetahuan yang telah kamu pelajari dan menerapkannya dalam proyek nyata. Project pribadi juga dapat menjadi portofolio berharga saat kamu mencari pekerjaan atau client. Kesimpulan 💬 Menjadi seorang UI designer bukanlah perjalanan yang instan, melainkan sebuah proses pembelajaran berkelanjutan. Dengan memahami tools desain, dasar-dasar desain antarmuka, serta melibatkan diri dalam latihan dan projects pribadi, kamu dapat membangun fondasi yang solid menuju keberhasilan dalam dunia desain UI. Tetaplah terbuka terhadap feedback, terus tingkatkan skill dan jangan takut untuk mengeksplorasi kreativitas visualmu. Tertarik untuk belanar lebih dalam? Di BuildWithAngga, kamu bisa ikuti roadmap kelas belajar UI/UX gratis! Dan kelas-kelas ini sudah berurutan mulai dari mana kamu harus belajar 😍 See you di kelas ;) Bonus! đŸ€© Jika kamu tertarik membaca buku tentang design, kami punya beberapa rekomendasi buku tentang designing untuk memperalam pengetahuanmu dalam dunia design! (Psstt, baca buku juga membantu banget loh untuk menambah knowledge kita dalam bidang yang sedang dikuasai!)đŸ€— "The Design of Everyday Things" by Don Norman Buku "The Design of Everyday Things" oleh Don Norman membahas prinsip-prinsip desain produk yang berfokus pada pengalaman pengguna sehari-hari. Norman membicarakan konsep kesederhanaan, keterpahaman, dan kesesuaian antarmuka untuk memastikan produk dapat digunakan dengan mudah dan efektif oleh pengguna. Buku ini menyoroti bagaimana desain yang baik dapat meningkatkan pengalaman pengguna sehari-hari dengan objek dan teknologi di sekitar kita.“Don’t Make Me Think” by Steve Krug Buku "Don't Make Me Think" oleh Steve Krug adalah tentang pengalaman pengguna dan desain antarmuka yang efektif di situs web. Krug membahas prinsip-prinsip desain yang memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan situs web, termasuk prinsip kesederhanaan, navigasi yang jelas, dan desain yang intuitif. Buku ini menyajikan pandangan praktis dan tips untuk membuat situs web yang mudah dipahami tanpa memerlukan pemikiran yang berlebihan dari pengguna."Sprint: How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days" by Jake Knapp Buku "Sprint: How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days" oleh Jake Knapp adalah panduan praktis tentang "Design Sprint." Design Sprint adalah metodologi pengembangan produk yang dikembangkan oleh Knapp ketika ia bekerja di Google Ventures. Buku ini membahas proses lima hari yang dirancang untuk mengatasi masalah besar dan menguji ide-ide baru dengan cepat. Melibatkan berbagai langkah, termasuk ideation, prototyping, dan pengujian, Design Sprint bertujuan untuk mempercepat inovasi dan pengembangan produk. Semoga membantu! 💞

Kelas Menguasai Figma: Strategi Cerdas dengan Advanced Tips & Tricks 2024 di BuildWithAngga

Menguasai Figma: Strategi Cerdas dengan Advanced Tips & Tricks 2024

Hello people with the spirit of learning! ✹ Di dunia desain yang terus berkembang, keahlian dalam menggunakan tools yang efektif menjadi kunci kesuksesan untuk menjadi seorang desainer. Figma, sebagai salah satu platform desain populer, menawarkan lebih dari sekadar alat dasar. Dengan menggali lebih dalam, kita dapat menemukan berbagai fitur tersembunyi yang dapat mengubah alur kerja menjadi lebih efisien dan menghasilkan hasil yang lebih mengesankan. Dalam artikel ini, kita akan membahas serangkaian tips dan trik canggih yang akan membantu meningkatkan keterampilan kamu dalam menggunakan Figma, mulai dari teknik pengaturan Dev Mode hingga strategi penggunaan variabel dan styles. Mari kita memperdalam dunia Figma yang luas dan temukan potensi tersembunyi yang dapat membawa desain kamu ke level berikutnya! Penasaran? Yuk simak 😊 Open Dev Mode Directly in VS Code Aktifkan Dev Mode dan klik pada tiga titik kecil untuk membuka extension VS Code. Sekarang, kamu dapat memeriksa desain di Figma langsung sebagai point of view seorang developer dengan Dev Mode. Toggle Dev Mode Kamu bisa juga mengaktifkan Dev Mode hanya dengan menggunakan shortcut Shift + D loh sobat! Menurutku, ini yang paling anti ribet sih hehe Toggle Auto Layout “Auto” (Space-between) Kamu dapat secara cepat beralih dari "fixed" ke "auto spacing" dalam set up auto layout-mu Gunakan drop-down spacing untuk mengubah dari fixed spacing ke”auto spacing” yang juga disebut "space-between". Untuk mempercepat alur kerja kamu, cukup klik pada menu alignment atau gunakan shortcut "CTRL + X" untuk beralih antara fixed dan auto. Dengan "CTRL + B" kamu juga dapat beralih ke Align Text Baseline, ini adalah pengaturan yang biasanya ditemukan di “Advanced Menu” lhoo! Variable Scoping in Bulk Tahan Shift, pilih sekelompok variabel, klik kanan, dan pilih “edit variable”. Sekarang kamu dapat mengatur keseluruham untuk semua variabel tersebut sekaligus, yang artinya seandainya kamu ingin variabel-variabel tertenti hanya muncul untuk warna teks atau untuk “fills”. Quickly Create Variables (Shift + Enter) Dengan variabel yang sudah ada, kamu cukup tekan Shift + Enter untuk membuat sebuah copy. Kamu dapat memberi nama baru dan extra tip, tahan tombol Shift dan gunakan tombol panah up and down, dan value atau variable apa pun akan meningkat atau berkurang sesuai dengan jumlah yang kamu tentukan! Alias Variables Cukup klik kanan pada object apa pun dan pilih “Create Alias”. Dengan cara ini, kamu dapat merujuk pada variabel dari koleksi lain, yang sangat berguna jika kamu ingin menyiapkan Primitives dan Semantic Collections dalam sistem desainmu loh! Styles to Variables Converter Dengan konverter Styles ke Variable, kamu dapat dengan cepat mengubah Styles yang ada menjadi Variable hanya dengan satu klik, sembari tetap mempertahankan semua koneksi di seluruh file. Jika desainmu sudah disiapkan dengan Style, pindah ke library di mana kamu menyimpan Style asli, lalu jalankan plugin Style to Variable Converter, maka sekarang kamu bisa menambahkan variabel selain Style yang kamu punya. Pastikan untuk memperbarui library dan kemudian kembali ke file desain apa pun yang menggunakan library ini, dan pastikan to run the update. Sekarang kamu akan melihat Style serta variabel baru yang terhubung dengan value ini. Kembali ke library-mu setelah kamu yakin semuanya sudah di-update, dan kamu dapat dengan mudah menghapus Style. Boolean Variables Magic Variabel Boolean merupakan fitur yang cukup hidden lho! Tapi tenang saja, kamu dapat menyiapkan trik kecil seperti ini: Pertama, kita akan menyiapkan koleksi dengan dua mode. Dalam contoh kali ini, kita akan menggunakan satu untuk layar yang lebih kecil dan yang lebih besar,kemudian untuk Variabel Boolean, siapkan satu untuk burger menu yang ingin kita tampilkan pada layar yang lebih kecil dan switch off untuk layar yang lebih besar,dan sebaliknya untuk Links Menu. Sekarang kita siapkan komponen dan mengemas semua elemen yang ada. Dan bagian uniknya, untuk menghubungkannya kamu harus klik kanan pada simbol eye di panel layers, lakukan hal yang sama untuk tautan, klik kanan pada "eye"; hubungkan ke variabel, dan sekarang jika kamu drag this instance ini ke frame apa pun yang memiliki Mode Praset, itu akan mengaktifkan dan menonaktifkan Variabel Boolean. Variant and Props Playground Dengan Variabel dan Properti dari library, mungkin akan menjadi sedikit sulit karena versi yang berbeda tidak begitu jelas. Tetapi sekarang kita dapat menggunakan Variant and Props Playground untuk mengatasi ini. Cukup klik pada komponen yang diinginkan di assets panel, dengan begitu kamu dapat melihat berbagai variabel dan bahkan dapat “bermain” dengan components dan bahkan mengubah kontennya. Reset Prototype Kamu bisa loh hanya dengan menekan “R” pada keyboard, kamu dapat mengulamh prototype yang sedang aktif atau berjalan đŸ€© In-File Preview Hanya dengan menekan Shift + Spasi, kamu dapat meninjau ulang atau preview file desain yang sedang kamu kerjakan! Applying Min/Max to Parent Frames Tahukah kamu? Sejak 23 Juni ini, kita dapat menambahkan Nilai Min dan Max ke dalam setting-an auto layout. Kamu mungkin sudah menggunakan ini untuk komponenmu, tetapi mari kita coba menambahkannya ke Frame Utama, yang mewakili tampilan. Dengan cara ini, kamu dapat menyiapkan dan mengkomunikasikannya dengan jelas. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan variabel dalam desainmu 🙂 Hold and Slide to Lock All Layers Sangat sederhana tapi efektif untuk memastikan tidak ada yang mengganti komponenmu ke tempat yang tidak kamu inginkan. Tahan dan tekan tombol mouse lalu geser ke arah atas atau bawah untuk mengunci atau lock. Collapse All (Alt + L) dan Select Children (Enter) Kedua shortcuts ini sebenarnya sudah ada dari dulu guys! Kamu bisa menyembunyikan semua layers lalu menekan Enter atau rapikan seluruh layers dengan Alt + L. Multiple Grids within a Single Grid Style Kalau kamu menyimpan grid sebagai Style, maka kamu hanya akan melihat grid tunggal tersebut. Tetapi dengan Properties, kamu dapat menambahkan grid lain ke dalamnya sehingga kamu dapat memiliki dua grid, misalnya, grid baris dan kolom dalam satu Grid Style. Prototype Flow Links for Overview Kamu bisa menggunakan flow link prototipe untuk membuat gambaran umum yang lebih baik. Setiap alur yang kamu buat di Figma memiliki link-nya sendiri. Kamu dapat copy-paste di mana saja di dalam atau di luar Figma untuk menghubungkannya ke prototipe ini. Ini sangat berguna untuk menunjukkan bagaimana komponen bekerja atau sekadar menghubungkan antara prototipe. Presentations with Scrollable Prototype Set up a scrollable prototype, pastikan bahwa kamu mengaturnya ke arah vertikal dan semua fixed elements apa pun menjadi “Fix” dan kamu dapat dengan mudah drag frame-nya ke dalam presentasimu. You can add some more links between your presentation screens and then simply hit preview and you’re going to have a scrollable presentation, ready for an amazing demo ;) Set Rules for Slot Components Dengan auto layout dan instant swapping, kita dapat membuat komponen slot atau Slot Component. Dengan cara ini, kita dapat dengan cepat meng-highlight ke siapa pun yang menggunakan komponen ini dan elemen mana yang ingin untuk digunakan. Clean Up (CTRL + Shift + O) Sederhana tapi berguna banget nih guys! Bersihkan file-mu dengan menekan CTRL + Shift + O. Ini akan memberikamu wireframe dan akan jauh lebih mudah menemukan elemen-elemen yang mungkin kamu copy secara tidak sengaja dan membersihkan file-mu. Copy as PNG without Exporting (CTRL + Shift + C) Tekan CTRL + Shift + C untuk menyalin frame sebagai PNG ke clipboard, sekarang kamu dapat menyisipkan PNG di mana saja, di dalam atau di luar file-mu. Ini sangat berguna untuk membuat mockup dan juga untuk dengan cepat berbagi melalui email atau Slack. Use % for Line-Height Di Figma, Tinggi Baris atau Line Height biasanya diatur dalam pixels. Saya pribadi lebih suka menggunakan generatic units seperti dalam CSS, seperti 1.5. Meskipun kamu tidak dapat mengatur unit CSS secara langsung, kamu dapat menggunakan persentase (%). Pendekatan ini memungkinkan untuk mengubah ukuran font sambil tetap mempertahankan Line Height yang seragam. Dalam Dev Mode, kamu akan melihat pixels tetapi kamu juga dapat switch ke sentimeter. Variables or Styles Cheatsheet Semua yang merupakan value seperti ukuran, warna serta radius adalah variabel. Jadi selalu gunakan cheatsheet ini untuk single value. Begitu “value”-nya digabung menjadi satu set, misalnya efek seperti shadows yang memiliki warna tetapi juga memiliki efek blur atau ukuran text, maka kita dapat menggunakan Style. Jadi, sekarang kita akan memiliki opsi untuk memiliki hal-hal seperti line height. warna, radius dan ukuran yang bisa diatur sebagai variabel. Kesimpulan Dengan memanfaatkan berbagai fitur tersembunyi di Figma, desainer UI/UX dapat meningkatkan kemampuan kreatif mereka dan mengoptimalkan proses desain. Dari pengaturan Dev Mode hingga penggunaan variabel, styles, dan fitur-fitur lainnya, artikel ini telah membahas sejumlah trik yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efektivitas desain. Dengan memahami dan menerapkan tips ini, semoga pengguna Figma dapat merasakan impact positif dalam pembuatan desain mereka, menghasilkan interface yang lebih baik dan mempercepat proses desain UI/UX. Tertarik belajar lebih dalam tentang UI/UX? Jangan khawatur! Di BuildWithAngga, kami menyiapkan kelas-kelas gratis UI/UX dan upgrade ke Premium untuk benefits lainnya! ;)

Kelas Berkenalan dengan 3 Tools Populer untuk Para UI/UX Designers di BuildWithAngga

Berkenalan dengan 3 Tools Populer untuk Para UI/UX Designers

Dalam era digital yang semakin maju, User Interface (UI) memegang peranan penting sebagai jembatan antara pengguna (kamu) dan sebuah aplikasi. UI merupakan sebuah layout design grafis yang mencakup berbagai elemen, seperti klik on user, teks yang dibaca, gambar, slider, tema, dan segala macam elemen yang akan ditemui oleh pengguna pertama kali dan akan berinteraksi dengannya. UI designers memiliki peran sentral dalam menentukan tampilan sebuah aplikasi, mulai dari memilih skema warna hingga bentuk tombol. Mereka juga bertanggung jawab atas desain screen layout, transisi, animasi interface, dan segala macam micro-interaction, elemen visual, atau animasi yang memperkaya pengalaman pengguna. Tak kalah pentingnya adalah konsep "user experience" (pengalaman pengguna) saat menggunakan aplikasi kamu. Pengalaman pengguna dapat diukur dari seberapa lancarnya pengguna berinteraksi di dalam aplikasi tersebut. Dalam proses pengembangan UI/UX, kita memerlukan tools software untuk membantu prosesnya. Berikut ini adalah 3 Tools yang populer untuk UI/UX. Yuk, mari kita kenali lebih lanjut sebelum memilih untuk mempelajarinya. 1. Figma Figma adalah sebuah platform untuk kolaborasi dalam desain user interface. Tak hanya tersedia sebagai aplikasi web, tetapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur luring yang memukau pada aplikasi desktop untuk Windows dan macOS. Dengan layout yang intuitif dan komprehensif, Figma memungkinkan kamu untuk dengan mudah menciptakan beragam desain dalam satu proyek, mempercepat proses kerja tim secara efisien. Fitur-fitur unggulannya meliputi : FigJam. Sebuah fitur yang sangat berguna untuk membuat diagram dan site mapping secara online. Dengan fitur papan tulis online ini, kamu dapat dengan mudah mengorganisir ide-ide dan memfasilitasi proses brainstorming dengan lebih efisien.Autolayout. Fitur yang memungkinkan kamu untuk membuat layout yang responsif dan dinamis. Komponen layout otomatis ini dapat diperluas baik secara vertikal maupun horizontal, memastikan desainmu tetap terlihat lancar dan responsif. Dengan Auto layout, tombol dan daftar bisa berubah ukuran dan disesuaikan secara otomatis saat kamu mengubah teks atau mengedit item lainnya.Tool prototipe interaktif. Buat prototipe tingkat lanjut dengan fitur-fitur canggih seperti smart animation dan drag trigger (pemicu tindakan tarik). Fitur smart animation dan drag trigger (pemicu tindakan tarik). Dengan smart animation, kamu dapat mengotomatisasi animasi objek yang serupa dan memperbaiki transisi yang sudah ada secara efisien. Sementara itu, drag trigger memungkinkan pengguna untuk mengontrol transisi dengan lebih mudah dan intuitif.Mudah diakses. Sebagai aplikasi berbasis browser, kamu dapat langsung mengakses Figma tanpa perlu melakukan pengunduhan atau instalasi tambahan. Tak hanya itu, keunggulan lainnya adalah kemampuan Figma untuk berfungsi dengan baik di semua sistem operasi utama, termasuk Windows, macOS, dan Linux.Figma mirror. Kamu memiliki kesempatan untuk memeriksa secara langsung dan real-time preview dari desain yang sedang kamu kembangkan di aplikasi desktop Figma, langsung di perangkat iOS dan Android yang kamu miliki. Dengan demikian memungkinkan kamu untuk mengalami secara langsung bagaimana desainmu akan terlihat dan berperilaku di berbagai platform target.Community. kamu tidak hanya memiliki kemampuan untuk menemukan, melihat, dan mengunduh beragam template, plugin, dan widget yang telah dibagikan oleh Community, tetapi juga dapat memanfaatkan jaringan kolaboratif ini sebagai sumber daya yang kaya untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan desainmu. 2. Sketch Menurut UX Misfit, Sketch merupakan sebuah software yang dirancang khusus untuk sistem operasi macOS. Dikenal sebagai alat desain digital yang sangat fleksibel, Sketch telah menjadi pilihan utama dalam mengembangkan antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) yang optimal untuk berbagai platform, termasuk perangkat mobile, situs web, desktop, dan wearable. Salah satu kelebihan utama dari Sketch adalah kemampuannya untuk memperluas fungsionalitasnya melalui beragam plugin yang tersedia untuk di-instal dengan mudah, memungkinkan kamu untuk menyesuaikan dan memperkaya alat kerja sesuai dengan kebutuhan desainmu. Fitur-fitur unggulan Sketch meliputi: Tool pengeditan yang mudah digunakan: Sketch memudahkan pembuatan mockup karena menawarkan fitur drag-and-drop yang intuitif, seperti Sketch Symbols untuk membuat komponen yang bisa digunakan kembali dan Smart Guides untuk alignment (penyesuaian) yang akurat.Ekstensi canggih: Tool ini menyediakan beberapa plugin dan integrasi untuk meningkatkan fungsionalitas dan mengotomatiskan alur kerja. Selain itu, terdapat Sketch Assistant untuk meminimalkan kesalahan desain dengan menunjukkan error seperti layer yang hilang dan kontras yang kurang.Pengeditan bersama: Dengan fitur pengeditan bersama di Figma, beberapa desainer memiliki kemampuan untuk secara kolaboratif dan secara real-time mengerjakan satu file Sketch. Dengan demikian, kerja sama tim dalam proses desain menjadi lebih lancar dan produktif, memungkinkan kamu untuk mencapai hasil yang lebih baik dan lebih cepat. 3. Adobe XD Adobe juga menawarkan solusi untuk membantu kamu dalam desain antarmuka pengguna (UI/UX) dengan Adobe XD. Dikenal sebagai sebuah tool desain web berbasis vektor, Adobe XD memberikan kemampuan untuk menciptakan UI yang intuitif dan wireframe yang interaktif. Selain itu, kamu akan menemukan beragam komponen UI bawaan yang tersedia dalam tool ini, mempermudah web designer dalam membuat wireframe atau mock up yang profesional. Tidak hanya itu, Adobe XD juga memungkinkan kamu untuk menguji desainmu secara langsung di berbagai perangkat, memastikan pengalaman pengguna yang optimal pada setiap platform. Fitur-fitur canggih di Adobe XD meliputi: UI Kits: Fitur pertama yang dimiliki oleh Adobe XD yang akan memberikan kemudahan bagi kamu dalam membuat aplikasi dan prototyping dengan lebih cepat. Dengan adanya UI Kits, kamu dapat mengakses berbagai koleksi elemen UI yang telah tersedia secara siap pakai.Pengubahan ukuran yang responsif: Dengan fitur ini, kamu dapat membuat elemen desain dapat meluas atau menyusut secara otomatis sesuai dengan ukuran layar yang berbeda. Hal ini memungkinkan kamu untuk menghasilkan desain yang responsif dan optimal di berbagai perangkat, dari layar desktop hingga perangkat mobile, tanpa harus melakukan penyesuaian manual secara berulang.Repeat Grid: Memungkinkan kamu untuk mengulang elemen dan efek dengan cepat dan efisien, menghemat waktu dan upaya dalam proses desain. Dengan Repeat Grid, kamu tidak perlu lagi melakukan tugas yang sama secara berulang-ulang, karena fitur ini secara otomatis membuat salinan dan mengatur elemen atau efek secara teratur sesuai dengan preferensimu.Prototype Management: Kamu dapat mengatur dan mengelola prototipe dengan lebih efisien. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan untuk membuat beberapa URL dari satu file yang sama, memungkinkan kamu untuk memiliki berbagai versi prototipe yang dapat dibagikan dengan berbagai pihak. Tidak hanya itu, prototipe yang kamu bagikan dapat diakses dengan mudah dari mana saja, tanpa batasan jumlah atau kendala geografis.Typography Styling: Kelebihan lain yang dimiliki oleh Adobe XD adalah gaya tipografi yang sangat kaya. Buatlah gaya teks dengan kontrol yang preisisi, untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan Adobe XD, kamu juga bisa dengan mudah menyesuaikan elemen tipografi. Seperti font, jenis huruf, ukuran, margin, hingga spasi karaker dan spasi baris.Tool interaksi suara: Dengan fitur ini, kamu dapat menghasilkan gaya tipografi yang kaya dan profesional dengan kontrol yang sangat presisi, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna dalam desainmu. Melalui Adobe XD, kamu dapat dengan mudah menyesuaikan berbagai elemen tipografi sesuai kebutuhanmu, mulai dari pemilihan font, jenis huruf, ukuran, margin, hingga spasi karakter dan spasi baris.Copying From Other Design Apps: Adobe XD juga menawarkan fitur canggih yang memungkinkan kamu untuk menyalin dari aplikasi desain lainnya. Fitur ini terintegrasi dengan lancar dengan berbagai tool Adobe lainnya, seperti Photoshop dan Illustrator, memudahkan kamu dalam mentransfer elemen-elemen desain dari aplikasi tersebut langsung ke Adobe XD. Hanya dengan melakukan drag-and-drop, kamu dapat mengimpor elemen UI apa pun dengan mudah dan cepat. Dari berbagai Tools yang tersedia untuk desain UI/UX, seperti Figma, Sketch, dan Adobe XD, pengembang dan desainer memiliki opsi yang beragam untuk memenuhi kebutuhan desain dan fungsionalitas proyek desain user. Dengan memahami keunikan masing-masing tools, User dapat membuat keputusan yang terinformasi dalam menentukan tampilan visual aplikasi User. Mau mencoba menggunakan salah satu dari tools populer ini untuk membuat desain yang keren? Yuk, temukan lebih banyak tutorial dan sumber daya gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design, kamu bisa mengasah keterampilan dan memperkaya portofolio desainmu 🚀

Kelas Auto Layout vs Manual Layout Figma: Kapan Harus Digunakan? di BuildWithAngga

Auto Layout vs Manual Layout Figma: Kapan Harus Digunakan?

Bagi para UI/UX designers, pemilihan antara menggunakan Auto Layout dan Manual Layout dalam Figma adalah keputusan krusial yang dapat mempengaruhi efisiensi dan hasil akhir desain. Dalam artike kali ini kita akan membahas perbedaan antara kedua pendekatan tersebut, memberikan kamu pemahaman mendalam tentang kapan sebaiknya kamu menggunakan Auto Layout dan kapan Manual Layout lebih sesuai. Kita akan belajar kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, serta memberikan panduan praktis untuk situasi-situasi tertentu. Dengan memahami dengan baik keuntungan dan batasan dari Auto Layout dan Manual Layout, kamu dapat membuat keputusan yang tepat dalam membangun tata letak desain yang responsif, konsisten, dan sesuai dengan kebutuhan project UI/UX-mu! © Figma Community Apa itu Auto Layout? Auto Layout adalah fitur yang memungkinkan kamu untuk secara otomatis menata elemen-elemen di dalam frame atau grup berdasarkan aturan tertentu yang kamu tentukan. Misalnya, kamu dapat menetapkan elemen-elemen tersebut untuk disusun secara horizontal atau vertikal, dan Figma akan secara otomatis menyesuaikan posisi dan ukuran mereka saat kamu menambahkan atau menghapus elemen. Ini sangat berguna untuk membuat daftar, card, atau elemen UI lainnya yang memerlukan konsistensi dalam penataan. Kamu bisa berkenalan dengan Auto Layout di artikel “Cara Menggunakan Auto Layout pada Figma” © Shaynakit.com Apa itu Manual Layout? Manual Layout adalah cara tradisional untuk menata elemen secara manual di dalam frame atau grup. Dalam mode ini, kamu memiliki kendali penuh atas posisi dan ukuran setiap elemen secara individual. Kamu harus menyesuaikan setiap elemen secara manual, yang memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar tetapi memerlukan lebih banyak waktu dan usaha untuk mengatur dengan presisi. © Figma Community - Direction in Auto Layout Figma Kenapa Sih Kita Harus Menggunakan Auto Layout? Tata Letak Responsif: Auto Layout memungkinkan elemen-elemen desain untuk menyesuaikan ukuran dan posisi secara otomatis berdasarkan perubahan konten atau ukuran frame. Ini sangat berguna untuk membuat tata letak yang responsif untuk berbagai ukuran layar atau perangkat.Efisiensi dalam Penyesuaian: Dengan Auto Layout, menambahkan atau menghapus elemen tidak memerlukan penyesuaian manual. Figma akan secara otomatis menyesuaikan tata letaknya, menghemat waktu dan usahamu dalam mengelola perubahan desain.Konsistensi Tata Letak: Auto Layout memastikan konsistensi tata letak di seluruh desainmu! Dengan aturan yang konsisten, kamu dapat memastikan bahwa elemen-elemen UI ditempatkan dengan cara yang sama di berbagai bagian desain, menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik.Kolaborasi yang Lebih Mudah: Dengan menggunakan Auto Layout, tim desain dapat lebih mudah berkolaborasi karena aturan penataan otomatis mengurangi kemungkinan interpretasi yang berbeda-beda. Semua anggota tim dapat bekerja dengan lebih efisien dan tetap mempertahankan konsistensi desain.Integrasi dengan Data Dummy: Figma memiliki fitur untuk menyisipkan data dummy ke dalam elemen-elemen desain, seperti daftar atau tabel. Dengan Auto Layout, kamu dapat dengan mudah menyesuaikan tata letak untuk menampung data dummy baru tanpa perlu melakukan penyesuaian manual yang rumit. Dengan menggunakan Auto Layout, kamu dapat meningkatkan efisiensi, konsistensi, dan responsivitas dalam desain UI/UX-mu, serta mempercepat proses developing secara keseluruhan. © Figma Community - Strokes in Layout Lalu Apa Saja Keunggulan Menggunakan “Manual Layout”? Kontrol Presisi: Manual Layout memungkinkan kamu memiliki kendali yang lebih besar atas posisi, ukuran, dan jarak antara elemen-elemen UI. Ini penting ketika kamu memerlukan presisi tinggi dalam tata letak atau ketika elemen-elemen tersebut harus ditempatkan secara spesifik.Desain Khusus: Dalam beberapa kasus, kamu mungkin memiliki desain yang unik atau kompleks yang sulit diatur dengan Auto Layout. Dengan Manual Layout, kamu memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan tata letak sesuai kebutuhan tanpa dibatasi oleh aturan otomatis.Elemen Interaktif: Ketika kamu bekerja dengan elemen-elemen interaktif seperti tombol, slider, atau kartu yang memiliki perubahan tampilan berdasarkan interaksi pengguna, Manual Layout dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Ini karena kamu dapat menyesuaikan layout secara langsung sesuai dengan perubahan desain yang diperlukan.Kompatibilitas dengan Platform Tertentu: Kadang-kadang, kamu mungkin perlu membuat desain yang sesuai dengan panduan desain platform tertentu yang tidak sepenuhnya cocok dengan aturan Auto Layout. Dengan Manual Layout, kamu dapat membuat tata letak yang lebih sesuai dengan persyaratan platform yang spesifik.Project dengan Skala Kecil: Untuk small projects atau elemen-elemen individual yang tidak memerlukan penyesuaian otomatis, menggunakan Manual Layout mungkin lebih efisien. Ini karena kamu tidak perlu menetapkan aturan Auto Layout untuk elemen-elemen yang sederhana dan tidak berubah. Dengan mempertimbangkan kebutuhan desain dan kompleksitas project, menggunakan Manual Layout dapat memberikan dirimu kendali yang lebih besar dan fleksibilitas dalam mencapai tata letak yang diinginkan. © Figma Community Mari Kita Bahas Kekurangan Auto Layout! Tentu saja meskipun Auto Layout adalah fitur yang sangat berguna dalam desain UI/UX di Figma, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan: Keterbatasan dalam Desain Khusus: Auto Layout memiliki aturan bawaan yang mengatur cara elemen-elemen diatur secara otomatis. Ini bisa menjadi keterbatasan ketika kamu memiliki desain yang unik atau kompleks yang sulit diatur dengan aturan otomatis.Kesulitan dalam Kontrol Presisi: Meskipun Auto Layout dapat menyederhanakan proses penataan elemen, itu juga bisa sulit untuk mencapai presisi yang tinggi dalam tata letak. Kadang-kadang, kamu mungkin perlu menyesuaikan secara manual untuk mendapatkan posisi atau jarak yang tepat antara elemen-elemen.Kemungkinan Kesalahan dalam Penyesuaian: Terkadang, ketika kamu menambahkan atau menghapus elemen dalam Auto Layout, Figma dapat secara otomatis menyesuaikan tata letaknya. Namun, ini juga bisa menyebabkan kesalahan jika Figma menangkap dengan tidak tepat apa yang kamu inginkan, menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam layout.Kinerja yang Lambat dalam Desain yang Rumit: Saat bekerja dengan desain yang sangat rumit atau frame yang berisi banyak elemen dengan Auto Layout, Figma mungkin mengalami kinerja yang lambat karena perlu menghitung ulang layout secara terus-menerus.Tidak Cocok untuk Semua Situasi: Ada kasus-kasus di mana menggunakan Auto Layout mungkin tidak cocok, terutama jika desain memerlukan fleksibilitas yang lebih besar atau kontrol presisi yang tinggi yang sulit dicapai dengan aturan otomatis. Meskipun Auto Layout merupakan fitur yang kuat dan efisien, penting untuk memahami kekurangannya dan menggunakan dengan bijak sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas desain yang kamu hadapi. © Figma Community - Gap between items Bagaimana dengan Kekurangan “Manual Layout”? Menggunakan Manual Layout juga sudah pasti memiliki kelemahan/kekurangannya juga loh! Yuk simak! Memakan Waktu: Mengatur tata letak secara manual dapat memakan waktu lebih lama daripada menggunakan Auto Layout. Kamu sudah pasti perlu menyesuaikan posisi, ukuran, dan jarak setiap elemen secara individual, yang dapat menjadi proses yang memakan waktu terutama untuk desain yang kompleks.Kesulitan dalam Menjaga Konsistensi: Tanpa aturan otomatis, menjaga konsistensi antara elemen-elemen UI dapat menjadi lebih sulit. Kamu harus secara manual memastikan bahwa posisi, ukuran, dan properti lainnya konsisten di seluruh desain kamu, yang bisa sulit dilakukan terutama pada proyek yang besar.Keterbatasan Responsif: Manual Layout mungkin tidak selalu cocok untuk desain yang responsif. Ketika kamu perlu menyesuaikan layout untuk berbagai ukuran layar atau perangkat, menggunakan Manual Layout bisa menjadi kurang efisien daripada menggunakan Auto Layout yang dapat menyesuaikan layout secara otomatis.Kesulitan dalam Pengelolaan Perubahan: Ketika ada perubahan dalam desain, seperti penambahan atau penghapusan elemen, kamu harus secara manual menyesuaikan layout untuk memperhitungkan perubahan tersebut. Hal ini bisa menjadi rumit dan memerlukan upaya tambahan untuk memastikan konsistensi dan keakuratan tata letak.Tidak Efisien untuk Proyek Skala Besar: Dalam proyek-proyek dengan jumlah elemen yang besar atau kompleksitas yang tinggi, menggunakan Manual Layout mungkin tidak efisien. Ini karena memerlukan banyak waktu dan usaha untuk mengatur tata letak secara manual, dan bisa sulit untuk menjaga konsistensi dan akurasi di seluruh desain. Meskipun Manual Layout memberikan fleksibilitas dan kendali yang lebih besar dalam penataan elemen-elemen UI, penting untuk mempertimbangkan kekurangannya dan memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas *project-*mu. Kesimpulan © Shaynakit.com Secara keseluruhan, pemilihan antara menggunakan Auto Layout dan Manual Layout dalam desain UI/UX di Figma tergantung pada kebutuhan spesifik project dan preferensi desain individu. Auto Layout sangat berguna dalam situasi-situasi di mana tata letak responsif, konsistensi, dan efisiensi dalam penyesuaian diperlukan. Ini cocok untuk pembuatan daftar, grid, atau desain dengan konten yang berubah-ubah. Di sisi lain, Manual Layout memberikan kendali yang lebih besar atas posisi, ukuran, dan jarak antara elemen-elemen, cocok untuk desain khusus atau kompleks yang sulit diatur dengan aturan otomatis. Ini juga dapat digunakan ketika konsistensi sangat penting atau ketika desain memerlukan penyesuaian yang lebih akurat. Dalam prakteknya, seringkali kombinasi dari kedua metode ini dapat memberikan hasil terbaik, dengan menggunakan Auto Layout untuk elemen-elemen yang seragam dan sering berubah, sementara Manual Layout digunakan untuk elemen-elemen yang memerlukan penanganan khusus atau presisi yang tinggi. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, serta kebutuhan desain yang spesifik, desainer dapat membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tata letak yang optimal dan memuaskan dalam proyek UI/UX mereka. Tertarik belajar Auto Layout UI/UX lebih dalam? Kami menyediakan kelas-kelas gratis hingga kelas premium yang akan membantu kamu memperdalam skill UI/UX-mu!

Kelas Cara Mudah Ubah Desain Figma ke Bentuk HTML dengan Plugin Framer di BuildWithAngga

Cara Mudah Ubah Desain Figma ke Bentuk HTML dengan Plugin Framer

Apakah kamu tahu soal Framer? Framer merupakan alat desain untuk membuat website dan prototype. Framer juga dikenal sebagai alat pembuat situs web AI sekali klik. Pada dasarnya Framer merupakan alat desain untuk membuat prototype menggunakan kode yang berkembang menjadi alat terintegrasi untuk membuat website. Framer dapat menghasilkan kode dengan mengimpor layar UI. Figma juga baru-baru ini menawarkan Developer Mode untuk memudahkan developer menghasilkan kode. Framer dapat memudahkan programmer dalam mengembangkan website agar sesuai dengan UI/UX Design yang telah dibuat. Versi Framer kini juga bersifat kolaboratif sehingga memungkinkan seluruh tim untuk mengerjakan project yang sama dan menyerahkan desain dari kanvas langsung ke produksi. Framer memiliki plugin di Figma dengan nama Figma to HTML With Frammer. Dengan plugin ini akan mempermudah kamu melakukan copy dan paste desain dari figma ke framer. Yuk simak tutorial di bawah ini untuk menggunakannya Tahap 1: Cari Figma to HTML with framer dan run plugin Tahap pertama adalah mencari plugin "Figma to HTML with Framer" di dalam menu plugin Figma. Setelah menemukannya, langkah berikutnya adalah menjalankan plugin tersebut untuk mengaktifkannya agar siap digunakan. Dengan memanfaatkan plugin ini, kamu akan dapat mengubah desain Figma kamu menjadi kode HTML. Tahap 2: Pilih objek atau frame yang ingin di copy Setelah itu, tahap selanjutnya adalah memilih objek atau frame yang ingin di-copy. Dengan langkah ini, kamu dapat menentukan dengan tepat elemen mana yang ingin kamu konversi menjadi kode HTML, memberikan fleksibilitas dalam proses transformasi desain ke dalam kode. Tahap 3: Jalankan plugin Figma to HTML with Frammer Setelah memilih objek yang akan di-copy paste ke dalam Framer, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan klik kanan pada objek tersebut. Kemudian, pilih opsi "plugins" dan cari serta pilih "Figma to HTML With Framer". Dengan melakukan langkah ini, objek yang telah kamu pilih akan langsung dapat di-paste ke dalam Framer, mempercepat proses konversi desain menjadi kode HTML secara langsung dan efisien. Tahap 4: Paste ke dalam framer Objek akan langsung dapat di-paste ke dalam Framer, memberikan kemudahan dalam mengintegrasikan desain dari Figma ke dalam aspek pengembangan web dengan cepat dan efisien. Dari berbagai fitur dan kemampuannya dalam mengonversi desain Figma menjadi kode HTML yang responsif hingga memudahkan dalam proses pengembangan prototipe interaktif, plugin "Figma to HTML with Framer" merupakan alat yang sangat berguna bagi para desainer dan pengembang dalam menghasilkan tampilan visual yang responsif dan interaktif untuk proyek mereka. Mau mencoba menggunakan plugin ini untuk meningkatkan efisiensi dalam mengubah desain menjadi kode HTML? Yuk, temukan lebih banyak tutorial dan sumber daya gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design , kamu bisa mengasah keterampilan dan memperkaya portofolio desainmu 🚀

Kelas Memahami Perbedaan antara "Frame" dan “Group” pada Figma di BuildWithAngga

Memahami Perbedaan antara "Frame" dan “Group” pada Figma

Apakah kamu sering kali merasa kebingungan dalam memutuskan kapan sebaiknya menggunakan frame atau grup dalam platform desain Figma? Meskipun keduanya berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan objek, namun kenyataannya, keduanya memiliki karakteristik dan situasi penggunaan yang berbeda satu sama lain yang mungkin tidak selalu mudah dipahami secara langsung. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk memberikan penjelasan lebih mendalam dan memudahkan dalam memahami perbedaannya, artikel ini bertujuan untuk membantu membedakan penggunaan frame dan group dalam Figma. Frame Frame merupakan salah satu elemen pokok di Figma yang berfungsi sebagai wadah bagi desain yang ingin kamu buat. Kamu juga dapat menyebut frame ini sebagai artboard, yang menjadi fondasi utama dalam proses penciptaan desainmu di platform ini. Frame punya banyak kelebihan dibanding group. Selain sebagai tempat untuk banyak lapisan, frame juga bisa diatur ukurannya dan gayanya seperti kotak. Bahkan, frame bisa dipakai buat mengatur tata letak seperti halnya papan gambar. Gak cuma itu, frame juga bisa diubah ukurannya dengan mudah. Jadi, dengan semua keunggulannya itu, frame jauh lebih bermanfaat ketimbang group, lho! Kamu bisa lihat perbandingannya di bawah ini. đŸ’Ș Group Sama seperti alat desain lainnya, Group di Figma memungkinkan kamu untuk menggabungkan beberapa elemen bersama sebagai lapisan level paling atas. Batas-batas sebuah group ditentukan oleh elemen-elemen turunanya, sehingga mengubah ukuran atau memindahkan elemen-elemen tersebut akan membuat batas grup menyesuaikan secara otomatis. Kamu dapat membuat sebuah group dengan memilih objek-objek dan menekan: âŒ˜ + G (Mac) atau Ctrl + G (Win).Batas-batas grup secara otomatis menyesuaikan saat elemen-elemen turunan diubah ukuran atau dipindahkan. Membuat sebuah grup bersifat non-destruktif—yang berarti tidak akan meratakan atau menggabungkan lapisan-lapisan secara permanen. Kapan pun kamu dapat memisahkan elemen-elemen tersebut dari grup dengan menekan: âŒ˜ + ⌫ atau Ctrl + Shift ⌫ Group sangat berguna ketika kamu ingin menggabungkan item serupa dan mengelola lapisan yang lebih sedikit dalam desainmu. Misalnya, kamu mungkin memiliki beberapa logo perusahaan yang perlu tetap tergabung. Mengelompokkannya adalah cara yang bagus untuk menggabungkannya menjadi satu lapisan tunggal yang lebih mudah dikelola—mengklik salah satu elemen dalam grupmu akan memilih seluruhnya dan memungkinkan kamu untuk memindahkannya atau memanipulasinya sebagai satu objek di kanvas. Jika kamu perlu memilih elemen turunan tertentu dalam sebuah group, kamu dapat melakukannya dengan mengklik dua kali. Menggunakan Group apabila kalian ingin Kamu ingin menggabungkan beberapa objek menjadi satu layer yang dapat dikelola dengan mudah.Kamu ingin mengelompokkan elemen-elemen yang akan tetap sama saat diubah ukuranya (contohnya: sebuah logo atau simbol yang terdiri dari beberapa bentuk).Kamu ingin batas grup menyesuaikan secara otomatis dengan objek turunan saat kamu memanipulasi mereka. Menggunakan Frame apabila kalian ingin Kalian ingin mengontrol ukuran frame secara independen dari isinya.kamu ingin menentukan ukuran turunan elemen.Kalian ingin objek dipangkas oleh batas frame, atau berada di luar batasnya.kalian ingin mendalami berbagai macam prototipe seperti horizontal caraousel, atau peta yang dapat digulir sercara vertikal dan horizontal.Kamu ingin menggunakan layout grid untuk membantu pengaturan elemen-elemen desain dengan lebih teratur dan konsisten. Kesimpulan Dari penggunaan Frame yang memungkinkan untuk menata elemen secara terstruktur hingga Group yang memfasilitasi pengelompokan elemen yang saling terkait, pemahaman perbedaan antara keduanya sangatlah penting dalam proses desain di Figma. Dengan memahami kegunaan dan karakteristik masing-masing, pengguna dapat membuat keputusan yang terinformasi dalam menata dan mengelola struktur visual dari proyek desain mereka. Mau mencoba memperdalam pemahamanmu tentang Frame dan Group di Figma? Yuk, temukan lebih banyak tutorial dan sumber belajar gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design, kamu dapat mengasah keterampilan dan memperkaya portfolio desainmu 🚀

Kelas Mengenal Fitur “Section” pada Software Figma di BuildWithAngga

Mengenal Fitur “Section” pada Software Figma

Section adalah salah satu fitur yang sangat berguna di Figma, dirancang khusus untuk mendukung perjalananmu dalam menyelesaikan tugas desain. Fitur ini tidak hanya sekadar penambah nilai, melainkan menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari pengalaman pengguna di Figma. Dengan adanya Section, kamu akan merasa lebih tertata dan terorganisir saat bekerja dengan desain-desain kompleks. Sebagai bagian integral dari platform Figma, fitur ini memberikan kemudahan bagi kamu untuk mengelola proyek-proyek desainmu dengan lebih efektif dan efisien. Bagian-bagian dalam desain Figma merupakan elemen tingkat atas di atas kanvas secara default. Bagian-bagian dapat berisi semua jenis layer, termasuk Sections lain, tetapi tidak dapat berada dalam frame atau group. Cara Membuat Section Untuk mengakses Sections dalam Figma, langkah pertama adalah menuju ke bagian atas toolbar dan mengklik dropdown yang terletak di menu frame. Dari sana, kamu akan diberi pilihan untuk memilih bagian yang diinginkan. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan shortcut keyboard dengan menekan tombol "Shift + S" untuk langsung beralih ke bagian yang tersedia. Setelah memilih "Section" atau menggunakan shortcut keyboard, Kamu akan melihat section baru muncul di atas kanvas. Kamu dapat memberikan nama untuk section tersebut sesuai kebutuhan. Tampilan setelah menggunakan section akan tampak seperti ini, kamu akan dengan mudah melihat bagaimana penggunaan section memperjelas struktur dan membuat tata letak menjadi lebih teratur serta lebih mudah dipahami bagi pengguna. Fitur tanda untuk siap untuk development Setelah konten di dalam sebuah bagian selesai, kamu dapat dengan mudah menandai bagian tersebut sebagai siap untuk pengembangan, memberikan sinyal jelas kepada para pengembang yang menggunakan Mode Pengembangan bahwa bagian tersebut telah siap untuk langkah berikutnya dalam proses pembangunan. Cara mengubahnya kamu bisa hanya langsung “mark as ready for dev” dan status akan berubah. Manfaat penggunaan section: memungkinkan kamu dengan mudah menetapkan area di kanvas yang bisa digunakan untuk kolaborasi atau mengembangkan ide bersama.Mengatur file agar lebih mudah dirapihkan.Menghubungkan ke sebuah kelompok desain.Menandai konten dalam kapabilitas sebagai "Siap untuk pengembangan" untuk membantu dalam proses penyerahan kepada pengembang. Dari pengaturan elemen-elemen dalam section yang terstruktur hingga kemampuannya dalam menyediakan kerangka kerja yang terorganisir, fitur section di Figma menawarkan serangkaian kemudahan yang sesuai dengan berbagai kebutuhan desain dan fungsionalitas proyekmu. Mau mencoba menggali lebih dalam fitur section ini untuk meningkatkan kualitas desainmu? Yuk, temukan lebih banyak tutorial dan sumber belajar gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design, kamu dapat mengasah keterampilan dan memperkaya portfolio desainmu 🚀