Cara Melakukan User Research dengan FigJam

User Research merupakan proses yang sering kali dilewatkan oleh UI/UX Designer dalam membangun sebuah produk digital. Padahal untuk membuat suatu produk yang baik adalah sebuah produk yang dapat memahami kebutuhan, keinginan, dan perilaku pengguna.

User research sering dilakukan melalui observasi, usability testing, user interview, bahkan feedback yang ada di playstore maupun appstore. Dengan begitu, sebuah produk yang dirancang dan dikembangkan akan efektif, seusia dengan kebutuhan pengguna, dan dapat bersaing dengan kompetitor pasar.

Latihan Membuat User Research

Sebagai UX/UI Designer maka ada beberapa tahap yang perlu dilakukan untuk melakukan User Research sehingga sesuai dengan pain-points dan target kebutuhan pengguna untuk memberikan experience terbaik terhadap produk yang kita buat.

Dalam artikel ini, kita akan melakukan user research dengan FigJam. Figjam adalah sebuah produk dari Figma yang berfungsi sebagai online workspace untuk brainstorming dan kolaborasi ide. Dengan Figjam, tim dapat secara visual berkolaborasi dan berbagi ide melalui post-it digital, diagram, dan banyak lagi. Ini merupakan alat yang bagus untuk melakukan user research dan ‘How Might We’ proses.

1. Defisinikan Overview dan Background Masalah

Sebaiknya sebelum kita melakukan User Research, ada baiknya untuk memberikan keterangan dan definisikan Overview seperti Platform yang dipakai, Background masalah, Goals dari User Research ini, dll). Dengan begitu, kita sebagai UX/UI Designer tahu lebih jelas dengan apa yang akan dilakukan. Kita bisa membuatnya dan mengisi kolom di Figjam seperti ini:

  • Platform apa yang ingin dilakukan user research?
  • Goals apa yang diharapkan akan tercapai?
  • Later belakang masalah
  • dan tools atau metode yang dipakai
Untitled

2. Mengumpulkan ‘Voice of Users’

Pada proses pertama ini, kita bisa mengumpulkan feedbacks dari pengguna dari mana saja seperti Playstore’s reviews, user interview, bahkan survey. Untuk studi kasus ini, kami menggunakan review dan feedbacks dari playstore & appstore. Semakin banyak dan luas feedback yang diambil, maka akan baik dan banyak juga masalah yang akan kita temui di dalam aplikasi tersebut. Berikut contoh yang telah kami buat:

Untitled

Ketika mengumpulkan Voice of Users, kita hanya mengambil feedback yang berkaitan dengan User Experience maupun Desain Visualnya. Feedback yang berkaitan dengan Bug system atau system error, tidak perlu kita ambil.

3. Pain Points Classification

Setelah kita mengumpulkan banyak Voice of Users dari metode yang kita tetapkan. Maka selanjutnya adalah melakukan klasifikasi atau mencari kesamaan untuk dikumpulkan menjadi beberapa grup poin-poin masalah pengguna. Seperti yang telah kami dibuat berikut:

Untitled

Proses klasifikasi atau synthesize masalah yang baik sangatlakh penting untuk mempermudah kita sebagai UX/UI designers untuk mengambil kesimpulan dan membuat suatu problem statement dari masalah tersebut.

4. Membuat Problem Statement

Ketika sudah melakukan grouping atau klasifikasi poin-poin masalah pengguna. Saatnya kita dapat menyimpulkan dan membuat sebuah problem statement dari situ. Tujuannya, untuk memperjelas kebutuhan pengguna dan juga insights apa yang kita dapat dari masalah tersebut. Jika tidak, akan susah bagi UX/UI designers dan stakeholder lain untuk memutuskan apa yang akan ditindaklanjuti. Cara membuat Problem Statement:

  • User
  • Needs: Tuliskan kebutuhan pengguna berdasarkan klasifikasi pain points yang sudah dibuat
  • Insights: Tuliskan apa yang didapat dari kebutuhan pengguna tersebut secara detail
  • Problem Statement: Menggabungkan kalimat Need dan Insights menjadi sebuah kalimat.
Untitled

Hal ini cukup penting untuk memberikan penjelasan terhadap kebutuhan pengguna serta pain-points pengguna agar stakeholder maupun desainer lainnya tidak salah pengertian.

5. Prioritization Problems

Prioritization Problems atau memprioritaskan masalah sangatlah penting untuk keberlangsungan product life cycle dengan memikirkan urgency dan seberapakah masalah tersebut sangat berdampak bagi produk. Pada proses ini, sangat disarankan untuk melakukannya bersama desainer lain, developer, maupun stakeholders. Dengan begitu, kita dapat mengetahui sudut pandang lain. Prioritas masalah ini biasanya dilakukan melalui voting, Voting yang paling banyak adalah masalah yang paling urgent dan harus segera dilakukan.

Untitled

6. Summarize Findings

Setelah dilakukan voting dan mendapatkan prioritas masalah, maka hal selanjutnya adalah membuat kesimpulan dari masalah tersebut. Kita dapat memberikan informasi seperti problem statements serta Voice of Users yang telah kita kumpulkan sebelumnya.

Untitled

Dan pada akhirnya, kesimpulan dapat kita teruskan ke UX Designer ataupun ke Product Designers untuk ditindaklanjuti.

Kesimpulan

Well, begitulah beberapa langkah yang biasa kami lakukan untuk melakukan user research yang baik dan efisien dengan menggunakan software dari Figma yaitu FigJam yang bukan hanya memberikan user experience yang baik, namun untuk dapat meningkatkan performa pertumbuhan bisnis pada produk yang kita kembangkan.

Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut, silahkan dipelajari beberapa kelas gratis UI UX design yang tersedia di website BuildWithAngga dalam mempersiapkan karir lebih matang dan dapat bersaing dengan designer lainnya. Goodluck.