flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Cara Sukses Cari Kerja di BuildWithAngga

Cara Sukses Cari Kerja

Apakah Kamu fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan pertamamu? Atau mungkin Kamu sudah bekerja dan ingin pindah ke perusahaan dengan jenjang karir lebih baik? Apa pun situasi yang Kamu hadapi saat ini, mencari pekerjaan yang sesuai dengan cita-cita adalah suatu tantangan tersendiri. Faktanya, ada banyak sekali info cara untuk memperoleh pekerjaan, namun ketahuilah hal-hal dasar berikut ini agar pekerjaan yang dijalani mampu mencukupi kebutuhan dan keinginanmu. Happy reading! 😊 Pilih pekerjaan sesuai kemampuan by Brooke Cagle Sebelum mencari di aplikasi lowongan kerja, ada baiknya Kamu mengetahui jenis pekerjaan yang kamu inginkan. Memiliki rencana yang tersusun matang bisa mempercepat proses mencari pekerjaan, dengan begitu Kamu bisa langsung fokus mencari referensi yang berguna untuk proses perekrutan nantinya. Buatlah sebuah daftar mengenai segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan idamanmu. Coba pelajari apa saja kriteria yang diinginkan klien atau perusahaan terhadap profesi yang ingin kamu tekuni,  di mana saja kemungkinan lokasi pekerjaan tersebut tersedia, apakah Kamu bisa menyelesaikan pekerjaan itu secara part time atau harus full time, dan masih banyak hal lainnya yang bisa Kamu cari tahu sesuai kebutuhan pribadi. Setelah melakukan riset pasar, mulailah lamar pekerjaan sesuai kemampuan yang Kamu miliki. Jangan pernah asal melamar, ya 😊. Sebaiknya, setiap resume yang Kamu kirim itu memiliki perbedaan, karena kebutuhan setiap pekerjaan pasti berbeda. Bila Kamu memilih bekerja pada industri kreatif, Kamu harus menyertakan portfolio sebagai bukti kemampuanmu dalam membuat suatu karya. Mencari kerja itu membutuhkan banyak waktu dan tenaga, bila Kamu meremehkan salah satu prosesnya Kamu akan sulit mendapatkan pekerjaan sesuai bakatmu. Mengapa hal itu penting? Pekerjaan yang Kamu pilih nantinya bisa jadi akan berlangsung dalam kurun waktu yang lama, bahkan mungkin saja hingga masa pensiunmu tiba. Mencari kerja itu memang sulit, tapi saat berhasil diterima kerja, Kamu akan temui jauh lebih banyak tantangan sulit yang harus Kamu temukan sendiri solusinya. Bila Kamu memilih pekerjaan sesuai kemampuan dari dalam dirimu, proses menjalani semuanya akan menjadi lebih mudah dan dengan demikian kesehatan mentalmu akan tetap terjaga. Be a lifelong learner 🙌 by Annie Spratt Agar bisa survive di industri kerja, kita harus bisa beradaptasi dengan terus mengembangkan kemampuan diri. Saat bekerja mengeluh itu hal biasa, tapi jangan sampai dibiarkan berlarut-larut karena hal itu sama sekali tidak akan mengubah situasi menjadi lebih baik. Mulailah bergabung dengan para praktisi di bidang yang sama dengan Kamu, cobalah berkomunikasi melalui social media atau jika mungkin bertemu langsung dengan mereka. Belajar langsung dari orang yang berpengalaman bisa meningkatkan motivasi dan memunculkan ide-ide baru yang bisa diaplikasikan saat bekerja. Selain itu, Kamu juga bisa mengasah diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaanmu. Akan selalu ada talenta-talenta baru yang lebih muda dan berkualitas, maka jangan pernah Kamu merasa sudah hebat dan berhenti belajar, ya. Buat dirimu spesial dengan segudang pengalaman kerja yang telah Kamu lalui dan selalu upgrade diri mengikuti perkembangan jaman. Saat ini sudah banyak sekali pelatihan baik itu lewat Zoom meeting atau workshop offline, yang bisa Kamu pilih sesuai ketersediaan budget dan waktumu. Bila Kamu berminat mendalami bidang IT dan desain, silahkan cek BuildWith Angga untuk mengetahui informasi pelatihan online dengan harga terjangkau. Nantinya tidak hanya ilmu yang Kamu dapat, Kamu juga bisa punya portfolio untuk karirmu, lho! 😊 Showcase karya terbaikmu secara online by John S. Pernahkah Kamu mencari tahu tentang dirimu di Google? Apa yang muncul pertama kali saat Kamu mengetikkan namamu? Pada era digital saat ini, keberadaan diri kita di internet kerap dinilai oleh rekruter. Jejak digital yang kita miliki erat kaitannya dengan personal branding, hal yang tanpa kita sadari telah kita bangun selama ini. Agar mencari kerja jadi lebih mudah, mulailah membangun personal branding yang baik. Tidak ada kata terlambat untuk memulainya, gunakanlah media paling sederhana yaitu dari social media yang Kamu pakai setiap hari. Sebaiknya tambah juga akun profesional seperti LinkedIn agar Kamu terlihat lebih kompeten. Dari situ, Kamu pun bisa koneksikan akun lain untuk showcase hasil karyamu, entah itu channel YouTube, blog, GitHub, Medium, dll. Ada banyak cara memamerkan atau showcase hasil pekerjaan kita di internet, namun dengan mengumpulkannya dalam satu akun, klien atau siapa pun yang ingin bekerjasama dengan kita dapat lebih mudah mengenal kita. Sebenarnya banyak hal yang bisa ditunjukkan, seperti membuat postingan cerita mengenai proses kerja, bagaimana cara berinteraksi dengan rekan-rekan kerja, dan hal-hal lain yang bisa diungkapkan tentunya dilengkapi dengan foto-foto sebagai pemanis. Untuk Kamu yang berprofesi sebagai Developer, Kamu bisa share akun landing page yang berisi pengalaman coding secara lengkap dan portfolio pengembangan aplikasi terbaik yang dimiliki. Bila senang menulis, Kamu juga bisa menceritakan seluruh prosesnya melalui Medium. Satu hal yang terpenting, semua akun yang kita pakai harus selalu aktif dan update, ya. Karena kita tidak pernah tahu kapan kesempatan kerja itu bisa datang, namun dengan terus konsisten menjaga personal branding, kita berarti membuka peluang baik kepada siapa pun untuk bekerja sama secara profesional dengan kita.

Kelas Alat Kerja Gratis untuk App Developer di BuildWithAngga

Alat Kerja Gratis untuk App Developer

Pengembangan aplikasi merupakan suatu alur yang kompleks di mana banyak pihak yang terlibat agar prosesnya berjalan mulus seperti penentuan desain, sistem database, prototype, integrasi API, dan lainnya. Bagi kalian App Developer pemula, bisa jadi bingung untuk mulai belajar dari mana. Menguasai tool dasar adalah fundamental penting agar kamu nantinya bisa bekerja secara efisien. Tidak perlu cemas akan biaya yang mahal, banyak tool gratis yang bisa digunakan guna melancarkan proses coding dan berkolaborasi dengan pihak lain seperti Designer dan Product Manager. Berikut informasi lengkapnya, semoga bermanfaat! 😊 Build codebase with Visual Studio Code By: Wikipedia Secara umum, aplikasi mobile bisa dibangun menggunakan berbagai pilihan bahasa pemrograman seperti Kotlin, Javascript, C#, dan Dart. Pada mulanya, banyak yang memakai Android Studio untuk membangun aplikasi lewat coding. Namun, saat ini sudah ada tool yang lebih modern bernama Visual Studio Code (VS Code) yang memungkinkan proses membuat logika data lebih mudah karena ukurannya yang lebih ringan. VS Code adalah suatu IDE (Integrated Development Environment), sebuah tool lengkap bagi Developer untuk menulis source code saat membangun sebuah aplikasi mobile. Dengan VS Code, aplikasi yang dihasilkan bisa dipakai untuk Android dan iOS. Menjalankan VS Code terbilang mudah yakni hanya dengan menginstal Android SDK. VS Code lebih terasa ringan dipakai ketimbang saat coding lewat Android Studio, dan juga tampilan VS Code minimalis sehingga nyaman saat dipakai. Prototype your app with Framer By: Framer Sebagai Developer, penting untuk mengetahui proses prototype agar aplikasi bisa dibangun sesuai rencana awal projek, tanpa perlu melalui banyak revisi. Dengan Framer, Developer bisa memahami keseluruhan bagian desain untuk aplikasi yang akan dibangun, meliputi layout, komponen UI, interaction, dll. Sederhananya, saat prototype Developer seperti melihat bentuk desain yang real buatan Designer dan mencoba mengecek apakah desain aplikasinya bisa direalisasikan pada saat melakukan coding. Bila ditemukan kekurangan pada desain, improvement bisa diberikan melalui pemberian feedback dari para pihak yang terlibat pada proses pengembangan. Framer membuat kolaborasi prosesnya menjadi lebih mudah, karena tim bisa langsung memberikan komentar dan editing secara bersamaan pada hasil prototype. Develop easily with service from Firebase By: Firebase Firebase adalah BaaS (Backend as a Service), sebuah paket layanan komplit buatan Google untuk memudahkan pekerjaan Developer. Dengan Firebase, Developer bisa fokus menciptakan dasar sistem pemrograman yang baik untuk aplikasi, dan Firebase yang akan mengurus bagian-bagian lain seperti analytic, file storage, dan authentication. Benefit ini tentunya sangat menguntungkan Developer karena bisa mempercepat proses pengembangan, terutama saat membuat aplikasi yang berskala besar dengan kebutuhan maintenance dan update fitur yang harus sering dilakukan. Selain itu, integrasi Google Analytics pada Firebase sangat bermanfaat di era digital saat ini. Singkatnya, Developer dapat dengan mudah memantau user behavior, yang mana nantinya bisa dipakai untuk menambah fitur yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna aplikasi. Build API with Postman By: Postman Postman digunakan oleh Developer untuk mengembangkan, mengetes, hingga memonitor API (Application Programming Interface) lebih cepat. Melalui Postman, Developer bisa menggunakan banyak tool untuk menyederhanakan proses integrasi API yang mencakup proses create, import, generate, sync, dan validate data. Secara sederhana, dengan Postman Developer bisa mengatur alur sistem dari beberapa platform berbeda saat proses pemindahan data yang sama. Logika data cukup dibangun sekali, dan nantinya bisa digunakan secara berulang saat dibutuhkan. Postman bisa juga membantu Developer mendokumentasikan API secara terstruktur, dan hal ini tentunya dapat mempermudah maintenance aplikasi yang umumnya bisa dilakukan oleh beberapa Developer sekaligus. Collaborate effectively with Zeplin By: Zeplin Saat membuat aplikasi, kolaborasi yang baik antara Designer, Developer, dan seluruh tim pengembangan adalah hal utama. Bagi kalian Developer pemula, silahkan coba Zeplin untuk mempermudah proses karena lewat Zeplin, tim bisa tahu progres pekerjaan pada satu tempat yang sama. Developer bisa mulai membangun sistem back-end setelah paham keseluruhan desain aplikasi. Designer harus memasang plugin Zeplin pada aplikasi desain yang mereka pakai dan menginfokannya ke Developer. Melalui Zeplin, Developer akan mengecek hasil desain dan bila perlu akan memberi saran guna memudahkan proses coding dengan tetap mengikuti styleguide yang sudah dirancang Designer. Pengembangan akan memakan banyak waktu dan tenaga dimulai dari tahap pre-production sampai post-production. Maka dari itu, alangkah baiknya bila tim mengintegrasikan semua aplikasi komunikasi yang dipakai agar segala update bisa terpantau dengan baik. Design handoff with Figma by @figmadesign Figma adalah tool praktis untuk mengkomunikasikan desain kepada Developer atau yang biasa dikenal dengan istilah design handoff. Sudah banyak sekali perusahaan dunia yang memakai Figma karena banyak sekali fitur bermanfaat yang bisa dipakai untuk brainstorming bersama tim pengembangan aplikasi. Hanya dengan mengakses Figma lewat website, Developer bisa mendapat akses penuh desain. Mereka bisa tahu apa saja screen, komponen user interface, copy yang dipakai sampai coba prototype atau model uji coba aplikasi. Prototype perlu diuji langsung ke pengguna melalui usability testing, dan bila dinilai berhasil maka proses akan berlanjut dengan mengekspor assets dari Figma ke VS Code. Menjadi Developer menguasai ilmu desain bukanlah hal wajib, namun dengan mengenal design tool modern seperti Figma, Developer jadi bisa lebih memahami proses desain dan pengerjaan aplikasi tentunya lebih hemat uang dan waktu.

Kelas Manfaat Magang Sebelum Kerja di BuildWithAngga

Manfaat Magang Sebelum Kerja

Bagi pemilik perusahaan, keuntungan utama mengadakan program magang, atau yang biasa dikenal internship, adalah untuk mendatangkan talenta muda yang berkualitas. Mereka dapat dikatakan sebagai lulusan yang 'melek' teknologi, memahami tool kerja terbaru, dan secara positif aktif di sosial media. Namun, ada kalanya perusahaan memberikan kesempatan magang murni sebagai bentuk kontribusi sosial kepada masyarakat. Apa pun alasannya, program magang adalah momen yang tepat bagi para lulusan khususnya fresh graduate untuk menyiapkan diri agar bisa bersaing di industri kerja yang kian hari semakin kompetitif. Untuk Kamu yang sedang bersiap-siap mencari pekerjaan, berikut adalah manfaat-manfaat magang yang perlu diketahui 🙌 1) Adaptasi dengan Lingkungan Profesional By: Christina Saat sedang magang, Kamu bisa mendapat pengetahuan terkait industri kerja dan mempraktikkan langsung prosedurnya. Kamu bisa mengerti sejauh mana teori yang diajarkan di bangku sekolah bisa diaplikasikan di dunia nyata. Bagaimana teori tersebut bisa benar-benar dipakai untuk membuat sebuah projek yang bermanfaat. Tidak hanya kemampuan yang bersifat teknis, ada banyak soft skill  yang bisa dilatih saat magang. Bertemu bos dan rekan kerja yang membina saat magang bisa membantu meningkatkan kemampuanmu berkomunikasi. Kamu juga belajar manajemen waktu yang baik, lewat membiasakan diri datang tepat waktu hingga mematuhi deadline pekerjaan. Bila Kamu terus mengembangkan soft skill, kemungkinan besar perusahaan apa pun bisa tertarik untuk merekrutmu. Kini teknologi semakin maju, maka mau tidak mau kita harus selalu belajar hal-hal baru. Dalam bekerja, kita bertemu banyak sekali orang dengan berbagai latar belakang, dengan dasar komunikasi yang baik dan benar tentunya bisa memudahkan proses pekerjaan kita dan kerjasama dalam bentuk apa pun dapat berjalan lancar. Maka, kolaborasi yang baik antara ilmu dan attitude bisa menjadikan Kamu kandidat yang berkualitas karena Kamu dianggap mampu mengikuti work culture perusahaan yang dilamar sesuai perkembangan jaman. 2) Bangun Portofolio dan Koneksi 😉 By: Krakenimages Internship bisa membantu Kamu membangun hubungan profesional yang kelak bisa jadi referensi bagus untuk masa depan. Hasil kerja saat magang, bisa diceritakan melalui sebuah portofolio sebagai bukti telah mengikuti internship secara memuaskan. Saat magang, cobalah untuk meninggalkan kesan baik, seperti dengan selalu menunjukkan antusiasme dan inisiatif lebih saat bekerja. Bila berhasil, Kamu akan dianggap memiliki potensi lebih dan bisa pula dipercaya untuk menjadi karyawan tetap. Dengan mengenal para praktisi yang ahli, Kamu bisa mendapat tips dan trik terkait pekerjaan yang diimpikan. Kamu bisa terus berkomunikasi dengan mereka melalui LinkedIn agar lebih sopan dan mendapat update lowongan pekerjaan langsung dari mereka. Keberhasilan pencarian kerja melalui jalur referensi memiliki kemungkinan diterima lebih besar ketimbang saat kita melamar langsung pada job portal. Proses perekrutan yang berlangsung juga jauh lebih efisien, tidak akan memakan waktu lama. 3) Mendapat Pengalaman Kerja yang Nyata By: Firmbee.com Pada informasi 'loker', sering tertulis persyaratan terkait pengalaman bekerja. Bila Kamu fresh graduate, kemungkinan besar pasti belum berpengalaman, maka mengikuti internship adalah salah satu cara yang tepat untuk buktikan Kamu bisa bekerja. Dengan riset terlebih dulu, Kamu bisa magang di perusahaan idaman, pilih bidang pekerjaan yang Kamu kuasai dan selesaikan proses internship secara bertanggung jawab. Biasanya setelah magang akan diberikan sertifikat, atau Kamu juga bisa membuat portofolio hasil magang. Pakai bukti magangmu sebagai pelengkap dokumen kerja saat melamar, ya. Banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan berpengalaman karena mereka dianggap sudah terbiasa dengan situasi lingkungan kerja yang penuh tantangan, dan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak sehingga beban pekerjaan yang ditugaskan bisa diselesaikan tepat pada waktunya. 4) Gain Confidence to Build Future Career 🙌 By: Bruce M. Setelah melalui internship, Kamu menjadi lebih percaya diri dan semakin semangat untuk menghadapi dunia kerja yang berada di luar zona nyaman Kamu sebelumnya. Kamu bisa memahami ekspektasi sebenarnya atas pekerjaan yang kamu inginkan, mungkin baik itu lifestyle atau skill apa saja yang cocok untuk menggeluti pekerjaan tersebut. Sebaiknya sesuaikan dengan kemampuan dari dalam diri dan goal yang Kamu miliki dalam hidup agar nantinya tidak menyesal bekerja di bidang tersebut. Manfaatkan dan atur prioritas sebaik mungkin agar uang dan waktu yang Kamu gunakan bisa selalu bermanfaat untuk membangun karir masa depanmu. Lalu hal yang tak kalah penting saat magang adalah Kamu secara tidak langsung memahami bagaimana work culture bisa mempengaruhi proses bekerja. Setiap perusahaan, baik itu startup atau perusahaan multinasional, pasti memiliki cara kerja yang berbeda sesuai kepentingan bisnis masing-masing. Lulus dari internship adalah bekal awal yang Kamu miliki, setelah itu teruslah semangat dan selalu belajar di perusahaan mana pun agar masa depan yang Kamu impikan bisa tercapai. Good luck! 😊

Kelas Inspirasi Terbaik untuk UI Designer di BuildWithAngga

Inspirasi Terbaik untuk UI Designer

Kreatifitas seorang Desainer tidak semata-mata muncul hanya karena bakat alami. Untuk tetap menjadi kreatif, Desainer harus berada di lingkungan yang suportif, mempunyai Mentor yang berpengalaman, terus mencari inspirasi dari buku atau sumber termudah saat ini yaitu internet. Kali ini kami berikan tips untuk menambah pengetahuan desain dari sumber-sumber yang sudah biasa kita temui sehari-hari. Tren di industri kreatif saat ini berkembang begitu cepat, maka agar bisa survive, Anda sebagai Desainer harus bisa fleksibel menyesuaikan diri dengan segala update yang sesuai kebutuhan kerja. Akan selalu ada inovasi agar kita bisa mendesain lebih efisien, entah itu terkait tool atau proses desain  terbaru. Dengan tips berikut, Anda bisa selalu mengikuti tren dan tentunya mengaplikasikannya untuk pekerjaan. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. 😊 Finding Inspiration in Popular Platform By: Thor Schroeder Dalam sebuah aplikasi, pengalaman pengguna adalah hal terpenting. UI Designer sudah pasti terlibat di dalam prosesnya karena tampilan antarmuka atau UI adalah hal pertama yang menjadi fokus pemakaian aplikasi pertama kali. Bila pengguna merasa tidak 'sreg' dengan desain, pengguna bisa seketika menutup aplikasi dan membuka aplikasi serupa milik kompetitor, atau the worst scenario yang mungkin terjadi, mereka bisa uninstall aplikasinya. Maka, semua aspek visual (button, proximity, balance, contrast, dll) harus dipikirkan secara terstruktur  agar aplikasi nyaman digunakan. Agar paham UI seperti apa yang laku di pasaran, Anda bisa cari inspirasi pada platform khusus para seniman kreatif di dunia seperti Behance dan Dribbble. Kedua platform ini mudah dipakai seperti sosial media pada umumnya. Anda pun bisa pamer portofolio desain aplikasi/web dan mencari kerja dengan mengubah status menjadi "Hire Me". Ada segudang inspirasi desain pada platform tersebut untuk terus memotivasi diri menjadi desainer yang lebih baik lagi. Selain itu, desain baru yang Anda temukan tentunya bisa langsung diaplikasikan pada projek Anda pribadi dengan metode ATM. Learn from Case Study By: UX Indonesia. Mempelajari desain tidaklah cukup dengan mengetahui komponen-komponen pembangunnya saja secara terpisah, tapi juga harus mengetahui prosesnya secara menyeluruh dari pre-production sampai post-production. Membaca case study di Medium bisa jadi cara mengenal proses desain yang menyenangkan. Tidak seperti text book, pembahasannya di Medium ringan untuk dibaca dan menarik karena sering dilengkapi gambar atau animasi yang interaktif. Membangun case study bisa jadi sarana yang efektif untuk menggaet klien dari mana saja. Selain itu, case study adalah salah satu cara yang baik untuk mendokumentasi suatu projek. Melalui case study, Anda bisa melihat bagaimana proses berpikir Desainer saat membangun tampilan aplikasi, apa saja pertimbangan yang dipilih entah itu berdasarkan data (kualitatif dan kuantitatif) saat research atau mungkin ada aspek-aspek lain yang mempengaruhi saat app development. Di sisi lain, Desainer pemula bisa belajar banyak dari sebuah case study karena bisa belajar proses desain sebenarnya dari orang yang lebih berpengalaman secara mudah dan gratis. Figure Out How Design Works in Apps By: freestocks Cara terdekat memahami desain adalah dengan sering memakai aplikasi untuk kebutuhan sehari-hari. Saat ini apa pun serba mobile, banyak hal yang bisa dilakukan secara singkat lewat aplikasi. Jadi bila ingin menjadi UI Designer yang profesional, ada baiknya Anda memang secara aktif memakai aplikasi yang sama setiap hari. Dengan begitu Anda bisa memahami user journey dan tampilan yang tepat untuk kondisi dan waktu yang berbeda berdasarkan pengalaman Anda pribadi. Selain itu, cobalah untuk download beragam aplikasi di handphone Anda. Cara ini bisa menyegarkan pikiran Anda saat sedang merasa stuck merancang UI. Referensi aplikasi bisa sangat beragam, dari yang lokal sampai mancanegara. Dengan melihat aplikasi buatan orang lain, Anda bisa belajar menilai kekurangan dan kelebihan Anda saat mendesain. Dan kebiasaan tersebut bisa pula memunculkan inspirasi baru yang bisa Anda pakai untuk pembuatan projek desain berikutnya. Enroll Design Course to Build Real-World Projects By: Avel C. Menjadi Desainer profesional itu butuh proses panjang dari mulai menguasai dasar sampai membangun karya-karya yang bisa dikumpulkan ke dalam satu portofolio. Setelah menguasai dasar, mungkin bisa dari buku cetak atau sumber online, langkah tepat berikutnya adalah mengikuti kelas yang memiliki case study  projek yang benar-benar dipakai di dunia nyata. Sudah banyak kelas Desain yang tersedia baik itu online atau offline, yang memungkinkan konsultasi projek bersama Mentor bahkan sampai penyaluran kerja setelah case study diselesaikan. Dengan bergabung di kelas, Anda bisa terus semangat dan belajar jadi lebih terarah. Pilihlah kelas yang sesuai minat dan bakat agar portofolionya nanti bisa langsung dipakai untuk mencari pekerjaan impian. BuildWith Angga bisa menjadi pilihan untuk Anda yang ingin membuat projek desain yang cantik dan fungsional. Materi yang ada pun beragam diantaranya tentang prototype dengan Adobe XD, membuat UI Animation atau tutorial lengkap UI Design di Figma. Case study yang Anda buat di kelas, nantinya bisa Anda susun menjadi portofolio dan tampilkan di platform online agar mudah diakses siapa pun, termasuk  calon rekruter atau klien yang bisa jadi adalah rekan kerja Anda di masa depan.

Kelas Freelance 101 : Modal Sejuta Bisa Untung Puluhan Juta di BuildWithAngga

Freelance 101 : Modal Sejuta Bisa Untung Puluhan Juta

Meraih sukses melalui jalur freelance bukanlah hal yang mustahil. Sama halnya pekerjaan kantoran, freelance adalah pekerjaan yang menjanjikan. Dengan menjadi pekerja lepas, kita bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan bahkan mampu mewujudkan semua wishlist yang kita miliki selama ini. Ada beberapa strategi penting yang menjadi kunci keberhasilan freelance, dari yang gratis sampai berbayar. Siapa pun bisa freelance, namun hanya sedikit yang benar-benar bisa menghasilkan dalam jangka panjang. Penting bagi pekerja lepas untuk konsisten mengembangkan diri melalui berbagai projek, namun ada baiknya mereka mulai investasi sedikit uang untuk portofolio online agar personal branding mereka menjadi lebih baik. Berikut kami rangkum cara meraih keuntungan freelance puluhan juta per bulan untuk Anda yang ingin membangun masa depan lebih baik. Semoga bermanfaat, ya 😊 Beli domain .Com & shared hosting sesuai kebutuhan By: Wikipedia Saat ini .Com adalah salah satu domain yang paling banyak digunakan di internet. Domain ini sangat cocok bagi siapa pun yang ingin membuat website untuk tujuan komersial. Dengan memakai .Com, portofolio Anda bisa lebih stand out dan nampak profesional. Untuk langkah awal pada website, Anda bisa buat landing page sederhana berisi informasi kontak yang aktif dan bisa juga cantumkan logo sesuai bidang bisnis. Bila sudah pernah mengambil projek, pilihlah beberapa projek terbaik dan cantumkan pada laman website agar meningkatkan trust para klien terhadap Anda. Kalau Anda tidak paham coding, Anda bisa memakai jasa shared hosting untuk mengelola website. Sekarang sudah banyak penyedia hosting di pasaran yang biayanya terjangkau, bahkan pelajar pun dapat dengan mudah menggunakan jasanya. Dengan pakai shared hosting, nantinya Anda bisa tinggal fokus mengatur konten website Anda agar kelihatan lebih kredibel. Bangun website portofolio dengan free template dan Webflow By: Panka Cara mudah pertama untuk membangun website adalah dengan memakai template gratis. Bagi para pemula, template siap pakai sangat berguna karena biayanya murah, proses pengerjaan cepat serta desain tampilan yang dihasilkan sudah teruji berkualitas dan bisa responsif untuk versi mobile. Ada banyak penyedia template seperti Website Builder BWA yang bisa jadi cara praktis namun bermanfaat bagi Anda yang ingin membuat website cepat dengan desain terkini agar bisa menarik perhatian para klien dari seluruh dunia. Nah untuk Anda para desainer, mungkin akan lebih tertarik untuk membuat website dari desain milik Anda pribadi dengan bantuan Webflow. Desain website yang original dapat menunjukkan daya tarik tersendiri di mata klien, dan dengan Webflow Anda tidak perlu repot-repot lagi untuk mengurus back-end website. Anda hanya fokus mendesain, dan Webflow yang akan melakukan coding sekaligus hosting untuk website Anda. Mudah bukan membuatnya? 😉 Cantumkan link website pribadi di Upwork atau Fiverr By: Domenico Loia Setelah berhasil membangun website, mulailah bergabung pada platform pencarian kerja khusus freelance seperti Upwork dan Fiverr. Pada situs ini, banyak sekali praktisi di bidang kreatif yang mencari kesempatan remote working diantaranya penulis, graphic designer, hingga web developer. Untuk para pemula, mulailah dari melengkapi profil pada situs secara lengkap, dan tunjukkan kredibilitas dengan menyertakan link website portofolio agar calon klien bisa melihat track record pengalaman kerja Anda. Supaya mendapat klien dengan prospek yang bagus, Anda bisa memilih untuk berlangganan pada situs tersebut, tentunya disesuaikan dengan budget Anda, ya. Agar memudahkan proses pencarian kerja, ada baiknya Anda memahami bahasa Inggris dan cara pitching yang baik dan benar. Anda bisa mempelajarinya di BuildWith Angga, YouTube, atau sumber belajar lainnya. Kemampuan komunikasi yang baik tidak hanya berguna untuk proses perekrutan, namun juga saat proses kerja berlangsung hingga projek berhasil diselesaikan. Bila klien merasa cocok dan puas, Anda bisa terus bekerjasama dengan mereka dalam jangka panjang. Bangun real-time project bersama tim By: Leon Saat membangun portofolio, Anda harus bisa menampilkan semua skill yang Anda miliki agar klien mengetahui sejauh mana projek yang bisa Anda ciptakan. Bila Anda seorang Full Stack Developer, Anda bisa langsung menunjukkannya melalui fitur-fitur pada website portofolio. Fitur tersebut harus memiliki UI yang menarik dan dapat diakses langsung oleh klien saat sedang menjelajahi website Anda. Lalu yang tak kalah penting, selalu cantumkan update projek yang telah Anda kerjakan, terutama projek kompleks yang membutuhkan tim untuk pengerjaannya. Hasil projek untuk klien bisa Anda taruh juga di portofolio dan ceritakanlah proses behind the scene agar klien memahami pola pikir dan cara kerja Anda. Dengan semakin sering bekerja bersama orang-orang dari berbagai spesialisasi, Anda berarti memperluas koneksi dan meningkatkan berbagai skill yang Anda miliki. Kedepannya Anda bisa menjadi pribadi yang lebih profesional, mampu menghadapi situasi kerja freelance apa pun. Dan tentunya pekerjaan Anda akan terasa lebih efisien dengan hasil yang jauh lebih memuaskan.

Kelas Cara Split Component di React JS di BuildWithAngga

Cara Split Component di React JS

Split Component? Kenapa harus di-split? Ok, ini berat kaitannya sama maintainable code dan performance. Penerus kodemu gak bakal betah liat 500++ line lebih hanya karena logic yang tidak reusable. Tidak reusable dalam artian, tidak pernah di refractor sama sekali! So Sad! Previous Article Kalau kalian pengikut saya yang setia, di article ini (React Props? Sebenarnya itu cuma state biasa) sebenarnya tanpa sadar kalian sudah belajar splitting component dimana saya memecah row perulangannya ke komponen yang lebih kecil. Real-world Study Case Ok mungkin sebagian dari kalian belum tau kalau saya punya side-hustle, nama aplikasi saya itu mejadokter. Ini bagian screenshot yang pernah saya refractor khususnya code splitting. Yang awalnya bisa sampai 2000 lines of code bisa saya pangkas jadi sekitar 700an, ok masih gak make-sense karna abis di-refractor tapi linesnya masih lewat 600an. Tapi gak kenapa, karena selain saya pangkas lines of codenya saya juga pecah logic yang berulang. Dan sebenernya komponen di halaman ini sama persis dengan di halaman detail/edit rekam medis, tapi somehow saya buat mereka beda komponen 😓. Nah setelah saya refractor dan lakukan proper code-splitting akhirnya mereka bisa pakai shared-reusable-component. Ingat, kalian gak bisa buat code clean at first place (ok mungkin bisa, saya gak mau takabur bilang kalian gak bisa) tapi pasti susah sekali di awal-awal buat se-clean itu. Gak Sabar Ngoding? Potongan kode RowEmployee.js Ok lanjut ke materi ya, kalian bisa buka code example di article sebelumnya. Buat penyegaran saya sertakan potongan kodenya diatas.  Tambahkan Proptypes import React from "react"; import PropTypes from "prop-types"; export default function RowEmployee({ name, dateJoin }) { return ( <div style={{ display: "flex", justifyContent: "space-between", width: "50vw", }} > <div>{name}</div> <div>{JSON.stringify(dateJoin)}</div> </div> ); } RowEmployee.PropTypes = { name: PropTypes.string, dateJoin: PropTypes.string, }; Pada line 20 dan 21 kita bisa sebutkan semua propTypes yang ada pada komponen tersebut. Kita juga bisa assign si props name atau dateJoin tersebut nantinya akan memiliki tipe data apa, pada contoh tersebut karena sangat sederhana alhasil baru saya tunjukkan dengan tipe data string saja. Benefit Penambahan PropTypes Kita bisa melihat props yang tersedia pada komponen tersebut Kalian bisa ctrl+space untuk melihat props yang tersedia pada komponen tersebut, untuk membedakan yang mana props dan autocompletion yang lain, kalian bisa perhatikan pada icon kunci inggris di kolom autocompletenya Summary Ok dari semua penjelasan diatas baru sebutir contoh tentang split component, dengan memecah komponen menjadi kecil-kecil seperti itu kita bisa memaksimalkan komponen yang mana yang bisa kita gunakan di komponen lain juga (reusable component), tapi hati-hati dan rencanakan dengan baik karena bisa saja split komponen menjadi menyusahkan kalau kita salah dalam melakukan perencanaan.

Kelas React Props? Sebenarnya Itu Cuma State Biasa di BuildWithAngga

React Props? Sebenarnya Itu Cuma State Biasa

Apa sih props di react? Ngomongin props di react nggak jauh-jauh dari yang namanya components, baik smart-components atau komponen penyusun tampilan biasa. Pada dasarnya props memungkinkan kita memberikan hak akses pada state/variable di parent komponen supaya bisa di konsumsi oleh child komponen. Contoh sederhana {employees.map((item) => { return ( <RowEmployee key={item.dateJoin} dateJoin={item.dateJoin} name={item.name} /> ); })} Potongan kode di atas menunjukkan bahwa ada sebuah komponen react dengan nama <RowEmployee /> yang kita beri props dateJoindan name,jangan lupa kita sisipkan props key pada element di setiap kita melakukan perulangan Lanjut ngoding... 1.    Bahan Dasar function App() { const employees = [ { name: "Avriza Hakim", dateJoin: new Date(2021, 3, 19) }, { name: "Danny Bramantyo", dateJoin: new Date(2021, 8, 27) }, { name: "Angga Berdikari", dateJoin: new Date(2021, 0, 30) }, ]; return ( <div className="App"> <header className="App-header"> <img src={logo} className="App-logo" alt="logo" /> <p>Aplikasi kepegawaian sangat cetar membahana!</p> <div style={{ display: "flex", justifyContent: "space-between", width: "50vw", }} > <div>Nama Lengkap</div> <div>Tanggal Bergabung</div> </div> {employees.map((item) => { return ( <div key={item.dateJoin} style={{ display: "flex", justifyContent: "space-between", width: "50vw", }} > <div>{item.name}</div> <div>{JSON.stringify(item.dateJoin)}</div> </div> ); })} </header> </div> ); } Berikut potongan kode awal sebelum baris dari data employee kita pecah ke child komponen <RowEmployee />, pada line 5 ada sebuah variable menggunakan const yang berisi data employees, lanjut di line 29-39 adalah potongan kode yang harus kita improve menjadi child komponen dan akan kita lewati props 2.    Refractoring code Intinya refractoring code itu kita pecah komponen yang sering berulang-ulang sehingga kita bisa gunakan secara efisien, tentunya juga bisa memangkas line of code , mulai dengan membuat file baru dengan nama RowEmployee.js.  import React from "react"; export default function RowEmployee({ name, dateJoin }) { return ( <div style={{ display: "flex", justifyContent: "space-between", width: "50vw", }} > <div>{name}</div> <div>{JSON.stringify(dateJoin)}</div> </div> ); } Kita bisa cut line 29-39 (pada bagian bahan dasar) untuk kita paste di file RowEmployee.js di line 5 seperti potongan kode diatas. Lalu kita hapus props keynya karena yang di ulang bukan div ini melainkan komponen RowEmployee yang nanti kita pasang di file parentnya. Perhatikan pada line 3 kita juga menerima props dimana pada kasus ini langsung kita destructure si props ini menjadi name dan dateJoin  3.    Render <RowEmployee / > {employees.map((item) => { return ( <RowEmployee key={item.dateJoin} dateJoin={item.dateJoin} name={item.name} /> ); })} Dari baris div yang panjang tadi bisa kita gantikan dengan single line komponen <RowEmployee … dengan list props seperti potongan kode diatas, jangan lupa menambahkan props key karena reactjs butuh informasi ini untuk mengetahui item mana yang sedang diberlakukan perulangan. PRO TIPS Usahakan props pada child komponen seperti ini menjadi primitive variables, maksudnya bukan object dalam kata lain seperti, string, number dan semacamnya. Kenapa harus primitive variable, ini dampaknya ke performance, naturalnya setiap komponen sudah melakukan pengecekan pada setiap perubahan props, ketika kita lewatkan object pada props, kita harus melakukan pengecekan extra untuk menahan re-render pada semua komponen. Summary Sebenernya kita bisa lewatkan hampir apapun pada props, tapi ingat jangan sampai terjebak props ini dari siapa dan akan kemana. Jika ingin melewatkan state ke deep-nested komponen sebaiknya kamu belajar Redux atau state management lainnya

Kelas Flutter Insight: Top 7 Packages pada Flutter (Part-2) di BuildWithAngga

Flutter Insight: Top 7 Packages pada Flutter (Part-2)

Pada saat mengembangkan sebuah aplikasi menggunakan Flutter, maka akan ada banyak sekali jenis package yang dapat kita gunakan. Kita juga pernah membahas mengenai 5 packages lain yaitu pada Flutter Insight: Top 5 Package pada Flutter.  Dengan menggunakan package, proses pengembangan sebuah aplikasi dapat berjalan lebih mudah dan cepat. Pada tips kali ini kita akan membahas mengenai top 5 packages yang pastinya akan sangat membantu seorang Flutter Developer dalam mengembangkan aplikasi. 1. Flutter SVG Package yang pertama yaitu Flutter SVG. Dengan menggunakan package tersebut, kita dapat memuat sebuah icon dengan resolusi yang lebih baik jika dibandingkan dengan png. Selain itu, format SVG juga lebih ringan dibanding dengan png. 2. Google Sign In Flutter juga menyediakan sebuah package yang dapat memudahkan kita dalam menambahkan fitur sign in dengan menggunakan akun google. Selain itu, kita dapat menggunakan package ini pada platform iOS dan Android. 3. Video Player Package yang ketiga yaitu video player. Dengan menggunakan package ini, kita dapat memasukkan sebuah video yang dapat dijalankan pada aplikasi Flutter kita. 4. Pull to Refresh Sesuai namanya, packagePull to Refresh memungkinkan kita untuk memberikan kemudahan jika ingin menambahkan fitur refresh pada aplikasi kita. Jika ada sebuah update tertentu atau update pada aplikasi kita, fitur pull to refresh dapat memperlihatkan perubahan yang ada pada sekali pull. 5. Flutter Table Calendar Package yang terakhir yaitu Flutter table calendar. Dengan menggunakan package ini, kita dapat menambahkan fitur kalender pada aplikasi yang kita kembangkan. 6. Flutter Facebook Authentication Selain dapat menggunakan Google Sign In, Flutter juga memberikan kemudahan pada developer jika ingin menggunakan Facebook authentication. Sehingga user dapat login dengan menggunakan akun Facebook. 7. Flutter Just Audio Jika kita ingin menambahkan sebuah audio ke dalam aplikasi Flutter, kita dapat menggunakan package just audio dari Flutter ini. Nah, itu adalah 7 package yang dapat kita gunakan untuk membuat fitur di dalam aplikasi Flutter kita semakin menarik. Oiya, jika kita ingin belajar lebih dalam mengenai Flutter, kita bisa mengikuti kelas Flutter Developer: Provider State Management. Pada kelas itu kita akan belajar membuat aplikasi menggunakan Flutter dengan studi kasus pencarian kerja IT secara online dan belajar bagaimana mengimplementasikan State Management dengan Provider. Silahkan mencoba dan selamat belajar!

Kelas Membuat Design Burger dengan Illustrator di BuildWithAngga

Membuat Design Burger dengan Illustrator

Hello people with the spirit of learning! Penggunaan illustrator dalam berbagai kebutuhan grafis dapat memudahkan seorang designer grafis untuk menyelesaikan projectnya. Sebagai pemula, berikut kami berikan proses dalam membuat desain burger dengan menggunakan illustrator. Lets Go! Step 1 : Color Palette Gunakan color palette berikut untuk memberikan pewarnaan desain burger yang akan dibuat. Step 2 : New Document Buatlah lembar kerja baru dengan cara "Pilih File > New > Masukkan ukuran artboard 2500 px x 2500 px " Tekan Create. Step 3 : Outline Roti Burger Buatlah bentuk rectangle dengan cara "Pilih icon rectangle dengan menekan "M" > Tekan Shift + Drag di artboard sehingga membentuk kotak"Hilangkan fill dengan menekan "Shift+X", jadi pastikan hanya tinggal stroke atau garis nya saja (Lihat Step 1)Buat kotak bagian atas melengkung dengan menekan "A", seleksi pada titik atas bagian kanan dan kiri kemudian drag ke arah dalam sampai melengkung secara penuh (Step 2).Buat kotak bagian bawah melengkung dengan menekan "A", seleksi pada titik bawah bagian kanan dan kiri kemudian drag ke arah dalam sampai melengkung sedikit (Step 3).Buat persegi panjang dengan menekan "M" dan tempatkan di tengah-tengah objek melengkung (Step 4)Jadikan objek melengkung menjadi 2 bagian, "Pilih kedua objek" kemudian pilih "Pathfinder pada Panel Properties >Minus Front"Buat melengkung bagian tengah objek dengan menekan "A", seleksi pada titik tengah saja dan tarik ke bagian dalam (Step 6) Step 4: Outline, Sayuran, Daging dan Keju 1. Buatlah persegi panjang dengan menekan "M" dan tempatkan dibagian roti bawah (Step 1). Pisahkan garis yang bawah dengan menekan "A" pilih titik kanan dan kiri bagian bawah kemudian pilih Cut path at selected anchor point (Lihat gambar di bawah). 2. Garis bagian bawah yang sudah terpisah, dibuat melengkung dengan "Pilih Effect > Pilih Transform and Distort > Pilih Zig Zag". Masukkan Size dan sesuaikan, Pada bagian Points pilih "Smooth" (Lihat gambar di bawah). 3. Gabungkan garis lengkung dengan persegi panjang dengan menekan "A" kemudian pilih kedua titik, selanjutnya pilih Connect selected end points (Lihat gambar di bawah). 4. Jadikan lengkung disetiap sisinya untuk sayurannya, dengan menekan "A" kemudian memilih titik atas dan titik bawah dan tarik ke bagian dalam sampai melengkung (Lihat gambar di bawah). 5. Memisahkan sayuran dengan roti burger bagian bawah, pilih kedua objek kemudian pilih Shape Builder Tool "Shift+M", arsir bagian perpotongan antara roti dan sayuran (Lihat gambar di bawah). 6. Buatlah kembali persegi panjang dengan menekan "M" dan buat persegi panjang dibagian atas sayuran, kemudian jadikan lengkung dengan memilih salah satu titik sudutnya selanjutnya tarik kebagian dalam (Lihat gambar dibawah). 7. Buatlah dua objek persegi panjang, persegi panjang yang kecil (warna biru) diposisikan pada persegi panjang pertama (warna merah). Kemudian gabungkan keduanya dengan menggunakan Shape Builder Tool "Shift+M" Selanjutnya buat lengkung semua sudutnya. (Lihat gambar di bawah). Step 5 : Colouring Berikan warna pada masing-masing objek, yaitu : Kode warna #EC9F1F untuk rotiKode warna #F5D812untuk kejuKode warna #C0522d untuk daging,Kode warna #55BD53 untuk sayuran, danKode warna #4D0B00 untuk outlinenya Step 6 : Shadow & Highlights 1. Membuat hightlights pada roti burger, pilih roti burger kemudian pilih pada Object selanjutnya pilih Path dan Offset Path. Pada panel Offset Path, silahkan masukan nilai pada kolom Offset. (Lihat gambar di bawah). 2. Buatlah efek sinar pada roti bagian atas, dengan menduplikat objek kemudian potong menggunakan click to minus front (Lihat gambar di bawah). 3. Buatlah efek bayangan pada bagian keju, Pilih objek keju, kemudian copy dan geser ke bawah dan keatas untuk membentuk bayangan pada bagian atas dan bawah. Berikan warna #FFFFFF untuk bayangan atas dan warna #DB6420 untu bayangan bawah (Lihat gambar di bawah). 4. Buatlah efek bayangan pada bagian dagingnya, "copy (Ctrl+C)" bagian daging dan paste (Ctrl+F) pada bagian daging, kemudian geser ke atas untuk bayangan atas dan geser kebawah untuk bayangan bawah. Berikan warna #A04330 pada bayangan dan warna #C2522D pada bagian dagingnya (Lihat gambar di bawah). 5. Buatlah efek bayangan pada bagian sayurannya, "copy (Ctrl+C)" bagian sayuran dan paste (Ctrl+F) pada bagian sayuran, kemudian geser ke atas untuk bayangan atas dan geser kebawah untuk bayangan bawah. Berikan warna #B1D49B pada bayangan bawah dan warna #52964B pada bayangan bawah (Lihat gambar di bawah). Step 7 : Finishing Setelah semua tahapan di buat, sekarang tinggal finishing dengan menambahkan shadow pada bagian bawah burgernya. Buatlah objek elips, Pilih "L" kemudian arahkan elips dibagian bawah burger.Simpan elips dibelakang burger, Klik kanan pada elips, Pilih Arange > Pilih Send to Back.Berikan warna #280501 pada bayangannya. Good Job! Akhirnya telah menyelesaikan desain sederhana dengan membuat objek burger. Buat kalian yang ingin mendalami menjadi seorang desain grafis, Saya sudah buatkan kelas khusus untuk kalian, agar mahir menggunakan Adobe Illustrator mulai dari Basic sampai Advance. Tidak lupa di kelas juga Saya memberikan project grafis yang bisa kalian jadikan portfolio untuk karyamu. Sekian tips kali ini, semoga bermanfaat, dan Semangat Belajar!

Kelas Konfigurasi Firebase Flutter pada iOS di BuildWithAngga

Konfigurasi Firebase Flutter pada iOS

Hello, people with the spirit of learning. Beberapa tahun terakhir ini Firebase mulai banyak dikenal dan digunakan oleh para developer termasuk di Indonesia. Firebase adalah suatu layanan dari Google untuk memberikan kemudahan bahkan mempermudah para developer aplikasi dalam mengembangkan aplikasinya. Firebase alias BaaS (Backend as a Service) merupakan solusi yang ditawarkan oleh Google untuk mempercepat pekerjaan developer. Ada banyak sekali fitur-fitur yang dapat kita gunakan dalam Firebase. Pada tips kali ini, kita akan mempelajari bagaimana cara mengkonfigurasi Firebase. Untuk menggunakan Firebase dengan Flutter pada iOS, kita perlu untuk mengkonfigurasi proyek Flutter agar dapat menggunakan library FlutterFire dengan benar. Konfigurasi Dependencies Pertama-tama kita perlu menambahkan dependencies ke dalam file pubspec.yaml seperti pada contoh di bawah ini. dependencies: flutter: sdk: flutter cloud_firestore: ^1.0.0 firebase_auth: ^1.0.0 google_fonts: ^2.0.0 Membuat Projek Firebase 1. Kunjungi Website Firebase Console. 2. Pilih "Add Project" seperti pada gambar di atas. 3. Lalu masukkan nama projek sesuai dengan projek yang sedang kita kerjakan. 4. Jika ingin mengaktifkan google analytics pada projek Firebase, klik Continue. 5. All done! Sekarang tinggal pilih Create Project. Konfigurasi iOS Pada tampilan awal Firebase, maka akan terlihat beberapa pilihan app yang bisa kita gunakan seperti iOS, Android dan Web. Namun, karena pada tips kali ini kita akan melakukan konfigurasi iOS, maka cukup pilih icon iOS seperti pada gambar di atas. Untuk dapat mengetahui iOS bundle ID ikuti langkah-langkah di bawah ini: Buka XcodeBuka Terminal open ios/Runner.xcworkspace Sebelum mengetikkan kode di atas, pastikan direktori nya sudah pada direktori projek Flutter yang akan kita buat. Jika sudah, maka tampilannya akan seperti pada gambar di atas. Lalu, pilih Runner dan copy Bundle Identifier yang akan menjadi iOS bundle ID. Selanjutnya tinggal copy dan paste ID tersebut pada halaman sebelumnya. Lalu masukkan nickname sesuai dengan kebutuhan kita dan pilih Register app Selanjutnya download GoogleService-Info.plist  Tambahkan pada bagian Runner di dalam Xcode seperti pada gambar di atas. Lalu centang pilhan-pilihan seperti di atas.Langkah selanjutnya tinggal pilih next dan Continue to Console Selesai! Sekarang kita telah berhasil mengkonfigurasi Firebase ke dalam projek Flutter kita menggunakan iOS. Tunggu tips berikutnya dan kita akan membahas mengenai Konfigurasi di Android. Untuk temen-temen yang mau belajar lebih dalam mengenai Firebase pada Flutter, kita bisa mengikuti kelas Flutter Apps Development - Membuat Aplikasi Cari Kos. Pada kelas itu kita akan belajar membuat aplikasi menggunakan Flutter dengan studi kasus pemesanan kos-kosan secara online, yaitu mulai dari implementasi desain yang sudah disediakan, menambahkan consume API, dan juga menguploadnya ke Play Store agar orang lain dapat mencobanya. Selamat mencoba dan selamat belajar!