Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips Frontend Development

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas 10 Rekomendasi Ekstensi Chrome yang Tidak Boleh Dilewatkan oleh Frontend Developer! di BuildWithAngga

10 Rekomendasi Ekstensi Chrome yang Tidak Boleh Dilewatkan oleh Frontend Developer!

Hello, fellow developers! Tahukah kalian bahwa chrome banyak menyediakan ekstensi yang dapat membantu frontend developer dalam meningkatkan produktivitas dan mempermudah proses pengembangan web? Mulai dari alat bantu efektivitas desain, hingga ekstensi untuk analisis performa, Chrome memiliki ekosistem yang kaya dengan tools yang dapat mempercepat setiap tahapan pada pengembangan frontend. Beberapa ekstensi Chrome berikut dapat mengubah cara kalian bekerja dan membuat pengalaman pengembangan web menjadi lebih menyenangkan😊. Pada artikel ini kita akan mengulas “10 Rekomendasi Ekstensi Chrome yang Tidak Boleh Dilewatkan oleh Frontend Developer!” Without futher do, let's explore all these essential Chrome extensions! 1. Daily.dev Daily.dev adalah sebuah platform online yang dirancang khusus untuk mempermudah developer dalam proses belajar, kolaborasi, dan pertumbuhan secara profesional. Ekstensi ini sangat cocok untuk Frontend Developer karena memungkinkan kallian untuk: Mendapatkan informasi termasuk berita, ulasan, dan panduan terkini tentang teknologi web dan pengembangan.Mengumpulkan artikel dan tutorial yang relevan dengan subjek atau topik pilihan.Melakukan diskusi dengan developer lain yang aktif.Meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses belajar dan kolaborasi. Penasaran gimana isinya? Kalian bisa langsung mengunduh ekstensi tersebut melaui Daily.dev Chrome Extension. 2. Wappalyzer Jika kalian ingin mengetahui rahasia dibalik suatu halaman web, alat ini adalah salah satu cara untuk mengetahuinya! Wappalyzer adalah sebuah alat yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi teknologi yang digunakan pada suatu situs web. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui teknologi apa saja yang digunakan pada suatu situs web, seperti CMS, platform e-commerce, web analytics tools, dan masih banyak lagi. Wappalyzer menyediakan beberapa fungsi utama yang berguna dalam menganalisis teknologi pada suatu situs web. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: Analisis teknologi pesaing untuk mendapatkan wawasan dalam strategi pesaing.Optimasi kinerja dengan mengidentifikasi plugin, pustaka JavaScript, dan teknologi lain yang mempengaruhi kinerja situs.Memantau keamanan dengan memberikan informasi tentang potensi kerentanan keamanan berdasarkan teknologi yang digunakan.Membantu dalam pemilihan teknologi dan framework yang sesuai untuk proyek pengembangan.Melacak perubahan teknologi pada suatu situs web seiring waktu.Menyediakan akses instan melalui API untuk informasi teknologi, tumpukan teknologi, detail perusahaan, dan informasi kontak. Wappalyzer tersedia sebagai ekstensi untuk browser Chrome yang bisa kalian dapatkan melalui Wappalyzer Chrome Extension. 3. Fonts Ninja Fonts Ninja dapat membantu para developer dalam hal identifikasi font yang digunakan pada suatu situs web. Dengan menggunakan Fonts Ninja, kalian dapat dengan cepat mengetahui jenis font yang digunakan pada suatu situs web dan mencoba font tersebut secara legal. Hal ini dapat membantu para developer dalam mempercepat proses desain dan meningkatkan keterampilan desain. Berikut yang dapat kalian lakukan dengan Fonts Ninja: mengidentifikasi font,melihat pratinjau, dan mengekstrak informasi font seperti warna dan ukuran.menyesuaikan font yang kalian temui, menjelajahi berbagai opsi font, dan menganalisis elemen font pada halaman web.memungkinkan untuk membuat koleksi font favorit berupa bookmark untuk referensi di kemudian hari. Dengan menambahkan Extension Fonts Ninja ke web browser, kini kalian dapat meningkatkan keterampilan desain dan mempercepat proses desain web kalian. 4. ColorZilla ColorZilla adalah sebuah ekstensi untuk browser Chrome yang membantu para pengembang web dan desainer grafis dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan warna, baik yang sederhana maupun yang kompleks. Jika kalian menemui situs web dengan palet warna yang menarik, alat ini membantu mengidentifikasi kombinasi atau warna individual dalam hitungan detik! Beberapa manfaat dan fitur dari ColorZilla antara lain: Color Picker untuk memilih warna dari halaman web dan menyalin kode warna ke clipboard.Eye Dropper untuk memilih warna dari halaman web dengan akurasi pixel-per-pixel.Gradient Generator untuk membuat gradient CSS dengan mudah dan cepat.Webpage Color Analyzer untuk menganalisis palet warna dari halaman web dan mengekspor palet tersebut ke format yang berbeda.Palette Viewer untuk melihat palet warna yang telah disimpan dan mengelolanya.Color History untuk melihat riwayat warna yang telah dipilih sebelumnya. Masih banyak fitur-fitur lainnya yang tersedia pada ColorZilla. Kalian dapat mencoba langsung dengan mengunduhnya melalui link Install ColorZilla Extension. 5. Web Developer Checklist Web Developer Checklist merupakan alat yang berguna untuk monitoring suatu web baik dari segi nilai SEO, kualitas code, tampilan mobile, serta performance. Tools ini memberikan daftar periksa mengenai semua hal yang perlu diselesaikan pada sebuah halaman sebelum dipublikasikan. Checklist ini membantu memastikan bahwa tidak ada langkah penting yang terlewat, menjaga konsistensi dalam desain dan fungsionalitas, serta mengidentifikasi masalah potensial secara dini. Web Developer Checklist membantu kita sebagai frontend developer memastikan bahwa semua komponen, termasuk komponen kecil sekalipun tidak dilewatkan diantaranya, seperti: Halaman 404FaviconBroken linksSitemapdll. Komponen-kompenen tersebut membutuhkan waktu yang sangat sedikit untuk dibangun, namun sering kali mereka terlupakan ketika berfokus pada gambaran yang lebih besar. Nah! biar web kalian teteap konsisten dan tidak ada komponen yang terlupakan, jangan lupa untuk instal Web Developer Checklist Extension! 6. React Developer Tools React Developer Tools dirancang khusus untuk library JavaScript React yang bersifat open source. Jika kalian mengembangkan web dengan React, ekstensi ini membantu kalian melakukan inspeksi pada library sesuai kebutuhan. Ekstensi ini memungkinkan kalian untuk melakukan: Inspeksi dan ubah struktur komponen React yang membentuk halaman.Verifikasi props, state, hooks, dan lainnya untuk setiap komponen.Detektasi apakah React.js digunakan dalam sebuah aplikasi. Ketika ekstensi ini terpasang pada browser, kalian akan melihat dua ikon muncul di toolbar Chrome. Satu untuk Komponen (Components) dan yang lainnya untuk Profiler. Komponen menunjukkan apa yang digunakan React pada halaman tersebut, dan Profiler menampilkan data kinerja. Untuk menginstal ekstensi ini, kalian dapat mengunjungi Chrome Web Store dan mencarinya dengan kata kunci "React Developer Tools" atau kunjungi link React Developer Tools Extension. 7. Page Ruler Page Ruler adalah ekstensi Chrome yang berguna untuk mengukur elemen-elemen pada halaman web secara akurat. Cara menggunakan Page Ruler cukup sederhana. Setelah kalian memasang ekstensi ini, pilih ikon penggaris di toolbar Chrome hingga berubah menjadi warna oranye. Selanjutnya, halaman akan memudar, memungkinkan untuk menggambar area yang ingin diukur. Page Ruler kemudian akan menampilkan pengukuran yang tepat dari area tersebut dalam kotak popup kecil di sampingnya. Ekstensi ini berguna ketika kalian perlu mengukur elemen-elemen pada halaman web dengan presisi, membantu dalam desain atau pengembangan web. Meskipun sederhana, Page Ruler dapat memberikan informasi yang akurat dan membantu meningkatkan pengalaman pengguna dan desain situs web. 8. Window Resizer Window Resizer adalah ekstensi Chrome yang berguna untuk mengubah ukuran jendela browser secara cepat. Ekstensi ini memungkinkan pengguna untuk menguji responsivitas suatu situs web dengan mudah, menyesuaikan ukuran jendela browser sesuai dengan berbagai perangkat. Berikut adalah beberapa fitur utama dari Window Resizer: Preset Perangkat: Ekstensi ini menyediakan berbagai preset perangkat seperti iPhone, iPad, MacBook, dan perangkat Android lainnya. Pengguna dapat memilih preset yang sesuai untuk mengubah ukuran jendela browser secara otomatis.Kustomisasi Ukuran: Selain preset, Window Resizer juga memungkinkan pengguna untuk menentukan ukuran kustom untuk menguji responsivitas situs web pada berbagai resolusi.Opsi Orientasi: Pengguna dapat mengubah orientasi jendela antara tampilan potrait dan landscape untuk menguji responsivitas situs web pada perangkat dengan orientasi yang berbeda. Window Resizer sangat berguna bagi pengembang web dan desainer untuk memastikan bahwa situs web mereka responsif dan dapat diakses dengan baik di berbagai perangkat. Kalian dapat menginstal ekstensi ini melalui link berikut Instal Extension Window Resizer untuk memulai pengujian responsivitas situs web secara praktis. 9. Lighthouse Ekstensi Lighthouse adalah alat open-source yang dirancang untuk membantu pengembang web meningkatkan kinerja, kualitas, dan kebenaran aplikasi web. Alat ini dapat dijalankan melalui Chrome DevTools, baris perintah, atau sebagai modul Node. Saat melakukan audit pada halaman web, Lighthouse menjalankan serangkaian tes dan kemudian menghasilkan laporan tentang seberapa baik halaman tersebut berkinerja. Dari sini, pengguna dapat menggunakan tes yang gagal sebagai indikator tentang apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aplikasi mereka. Beberapa audit yang disediakan oleh Lighthouse antara lain: Audit Kinerja: Mengukur kinerja halaman dan menemukan peluang untuk mempercepat waktu muat halaman.Audit Aksesibilitas: Menentukan apakah semua pengguna dapat mengakses konten dan menavigasi situs dengan efektif.Audit Best Practices: Meningkatkan kesehatan kode halaman web dengan mengikuti praktik terbaik.Audit SEO: Memastikan bahwa halaman web dioptimalkan untuk peringkat hasil mesin pencari.Audit PWA: Mengukur apakah situs web tersebut cepat, andal, dan dapat diinstal. Tools ini membantu kalian memantau kinerja situs, aksesibilitas, dan responsivitas mobile, memberikan wawasan tentang apa yang dilakukan dengan baik dan di mana perlu perbaikan. 10. CSS Viewer CSS Viewer adalah ekstensi Chrome yang sederhana namun sangat efektif bagi web developer. Sesuai dengan namanya, ekstensi ini menampilkan properti CSS dari suatu halaman saat kursor mouse diarahkan ke elemen tersebut. Sebuah jendela popup kecil akan muncul, menunjukkan data CSS yang membentuk elemen yang sedang diarahkan. Jika kalian ingin membuat tema WordPress yang sederhana atau tema yang modern dan kompleks, ini adalah ekstensi yang memudahkan identifikasi properti CSS kunci di mana pun kalian akan mengarahkan mouse. Berikut manfaat yang dapat kalian dapatkan dari ekstensi CSS Viewer: Melihat properti CSS yang diterapkan pada elemen tertentu.Menampilkan informasi seperti warna, ukuran, jenis huruf, dan properti CSS lainnya.Membantu pengembang web dalam memahami dan menganalisis desain halaman web.Memudahkan pengembang web dalam memeriksa dan memahami styling pada halaman web.Mengurangi waktu untuk mencari tahu properti CSS dengan cara tradisional. Untuk mengunduh ekstensi ini, kalian dapat mengunjungi Chrome Web Store dan mencarinya dengan kata kunci "CSS Viewer" atau langsung mengunjungi link berikut CSS Viewer Extension. Kesimpulan Ekstensi-ekstensi tersebut memberikan tambahan nilai yang signifikan dalam pengembangan frontend. Mulai dari alat pengukuran, identifikasi teknologi, hingga pemeriksaan performa, setiap ekstensi memiliki peran khususnya yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengembangan. Meskipun kalian tidak harus memiliki tools tersebut, keberadaan ekstensi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas para pengembang. Oleh karena itu, sangat disarankan kepada kalian untuk mengeksplor dan mencoba setiap ekstensi sesuai kebutuhan dan preferensi masing-masing. Jangan ragu untuk berbagi ekstensi favorit kalian atau memberikan rekomendasi, sehingga dapat memperkaya daftar ekstensi yang berguna bagi seluruh komunitas frontend developer. Last but not least! buat kalian yang ingin mengasah skill programming kalian, yuk join Kelas Gratis di BuildWithAngga. Kalian dapat memilih berbagai macam topic pembelajaran seputar web development mulai dari fundamental hingga advanced. Keep learning, growing and see you in the next article!😉

Kelas Proyek Javascript yang Dapat Tingkatkan Skill Codingmu! | Part 1 di BuildWithAngga

Proyek Javascript yang Dapat Tingkatkan Skill Codingmu! | Part 1

Hello, fellow learners! Do you want to increase your Javascript programming skills? You've spotted the right article! Pada artikel ini, kami akan memberikan rekomendasi proyek-proyek Javascript yang dapat kalian gunakan untuk berlatih skill pemrograman Javascript kalian. Proyek-proyek ini dapat diikuti mulai dari tingkat pemula, menegah, sampai mahir🎉. Javascript, sebagai salah satu bahasa pemrograman paling populer untuk pengembangan web, menawarkan fleksibilitas dan kemampuan untuk membuat berbagai macam proyek, mulai dari skrip sederhana hingga aplikasi web yang kompleks. Buat kalian yang sekedar ingin menyempurnakan keterampilan Javascript ataupun memperkaya isi portfolio, mengerjakan proyek-proyek Javascript seperti ini menjadi langkah yang sangat baik untuk meningkatkan skills dan membangun portfolio yang lebih beragam. So, let’s practice these projects to increase your Javascript programming skills🚀 1. Image Color Picker Javascript contoh proyek Image Color Picker (source: dribbble.com/noral) Image Color Picker dalam Javascript adalah proyek sederhana yang memungkinkan kalian dapat memilih warna langsung dari suatu gambar. Dalam proyek ini, kalian dapat berlatih membuat Image Color Picker yang dapat secara interaktif memilih warna dari gambar yang ditampilkan di halaman web, memudahkan tugas seperti pencocokan warna, pengambilan sampel warna, atau ekstraksi informasi warna dari gambar. Proyek ini cocok untuk pemula yang memiliki pengetahuan basics mengenai Javascript, HTML, dan CSS. Untuk membantu kalian dalam berlatih, kalian dapat mencari tutorial ataupun source code di internet. Ada banyak sekali sumber-sumber yang bisa kalian gunakan sebagai referensi untuk membuat proyek tersebut dan membantu agar latihan kalian pun lebih terarah atau kunjungi web BuildWithAngga untuk mendapatkan kelas gratis seputar HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript. 2. Digital Clock Javascript contoh proyek Digital Clock (source: dribbble.com/jordanel) Projek pembuatan digital clock menggunakan Javascript merupakan web-based application yang akan menampilkan waktu saat ini dalam format digital. Dalam projek ini, kalian dapat menambahkan fitur, seperti: opsi mengubah zona waktu sesuai preferensi,tampilan tanggal, hari dan bulanmenambahkan efek suara ketika perubahan menit atau detik Hal ini dapat membantu kalian melatih fungsi-fungsi pada Javascript, seperti manipulasi objek date untuk zona waktu, penanganan string untuk tampilan tanggal, dan penerapan event dan metode Javascript. Projek dengan bentuk seperti ini dapat melatih kalian membuat konten yang dinamis dan interaktif dalam sebuah web. Kalian hanya memerlukan basic pengetahuan mengenai HTML, CSS dan juga Javascript. Tersedia banyak tutorial dan referensi di internet sehingga kalian dapat membantu kalian berlatih atau kunjungi web BuildWithAngga untuk mendapatkan kelas gratis seputar HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript. 3. Javascript Age Calculator contoh proyek Age Calculator (source: dribbble.com/artojegas) Javascript Age Calculator adalah proyek Javascript yang menghitung usia seseorang berdasarkan tanggal lahir dan tanggal saat ini. Umumnya, proyek ini diperlukan pengambilan input dari pengguna berupa tanggal lahir mereka dan kemudian menghitung serta menampilkan usia mereka. Pada proyek ini cobalah berlatih logika perhitungan matematis dan kondisional pada pemrograman Javascript. Kalian dapat melibatkan: Logika matematis untuk menghitung selisih tahun antara tahun lahir dan tahun saat ini.Validasi input untuk memastikan input pengguna sesuai dengan format yang diinginkanManipulasi tampilan antarmuka, meskipun proyek ini memiliki tampilan sederhana, kalian dapat eksplorasi cara memanipulasi tampilan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dalam desain web. Jika kalian mendapati kesulitan dalam pembuatan proyek jangan ragu untuk melihat tutorial atau referensi kode di internet. Kalian juga dapat memperdalam pemahaman melalui kelas-kelas di BuildWithAngga, seperti kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript. 4. OTP Generator Javascript contoh proyek OTP Generator (source: dribbble.com/madhutiwari12) Pada era digital saat ini memastikan keamanan transaksi online dan data pengguna sangat penting. Salah satu langkah keamanan yang banyak diadopsi adalah sistem One-Time Password (OTP), yang memberikan lapisan keamanan tambahan. OTP adalah kode unik sementara yang dikirimkan ke perangkat terdaftar pengguna untuk memvalidasi identitas mereka. Cara membuat OTP Input Field di HTML, pertama-tama kalian perlu membuat struktur dasar menggunakan HTML. Kemudian, membuat struktur dasar menggunakan CSS. Terakhir, kalian perlu mengaktifkan OTP Input Field ini menggunakan Javascript. Kalian dapat mencari referensi pembuatan proyek ini melalui internet atau mengikuti Kelas-kelas yang tersedia di BuildWithAngga, seperti kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript untuk mendapatkan pemahaman dasarnya. 5. Image Accordion contoh proyek Image Accordion (source: dribbble.com/Braouf) Proyek image accordion dalam Javascript adalah sebuah proyek untuk membuat antarmuka pengguna yang menampilkan serangkaian gambar dalam tumpukan vertikal atau horizontal, memungkinkan interaksi pengguna untuk memperluas dan menyusutkan tiap gambar untuk mengungkap lebih banyak detail atau informasi terkait tiap gambar. Interaksi ini menciptakan cara yang menarik secara visual untuk menyajikan koleksi gambar sambil menghemat ruang pada halaman web. Pada proyek ini, kalian bisa berlatih membuat image accordion yang interaktif menggunakan HTML, CSS dan Javascript. Tersedia berbagai macam tutorial dan referensi di internet yang bisa kalian ikuti sesuai kemampuan dan pemahaman kalian. Selain itu, kalian juga dapat join kelas di BuildWithAngga, seperti kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript sebagai referensi pembelajaran kalian. Kesimpulan Secara keseluruhan, proyek-proyek Javascript yang disebutkan di atas memberikan peluang untuk mengasah keterampilan pemrograman dan desain web. Proyek Image Color Picker menawarkan pengalaman dalam interaksi dengan gambar untuk pemilihan warna; Proyek Digital Clock Javascript memungkinkan pengguna menyesuaikan tampilan waktu digital dengan berbagai fitur tambahan; Proyek Javascript Age Calculator memberikan latihan dalam logika matematis dan validasi input untuk menghitung usia berdasarkan tanggal lahir. Sementara itu, proyek OTP Generator Javascript menyoroti pentingnya keamanan dengan implementasi One-Time Password. Terakhir, Image Accordion memberikan pengalaman interaktif dalam menampilkan koleksi gambar secara efisien pada halaman web. Melalui proyek-proyek ini, kalian dapat melatih keterampilan dan memperdalam pemahaman tentang konsep-konsep dasar Javascript, manipulasi antarmuka pengguna, dan aspek-aspek keamanan dalam pengembangan aplikasi web. Dengan aktif terlibat dalam pembuatan serta penyelesaian proyek-proyek Javascript, kalian tidak hanya meningkatkan pemahaman praktis dalam penggunaan JavaScript, tetapi juga mengasah kemampuan analisis dan pemecahan masalah. Apabila kalian mencari proyek lainnya yang masih dalam ranah pemula kalian dapat kunjungi artikel “5 Ide Projek Pemula Menggunakan JavaScript”. Nantikan terus info proyek-proyek selanjutnya dan jangan lupa daftarkan diri kalian di berbagai kelas Gratis di BuildWithAngga, seperti kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript. Keep learning and happy coding!😉✨

Kelas Cara Membuat Tabel Menggunakan shadcn-ui di BuildWithAngga

Cara Membuat Tabel Menggunakan shadcn-ui

Hallo, temen-temen developer web. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara membuat tabel menggunakan shadcn-ui. Tidak perlu khawatir, karena dengan shadcn-ui, kamu bisa membuat tabel yang responsif dan keren tanpa harus pusing-pusing mengatur CSS sendiri. Buat kamu yang belum melakukan instalasi shadcn-ui di Proyek, kamu bisa melakukan instalasi terlebih dahulu pada artikel sebelumnya, yaitu "Cara Install shadcn-ui Pada Project Next JS". Yuk, simak terus artikel ini untuk belajar langkah-langkah instalasi shadcn-ui dan bagaimana kamu bisa menggunakannya untuk membuat tabel yang cepat dan responsif! Instalasi Tabel Untuk menggunakan komponen tabel pada shadcn-ui tentunya kamu harus instal terlebih dahulu. Kamu bisa menjalankan kode di bawah menggunakan terminal: npx shadcn-ui@latest add table Penggunaan Komponen Tabel Sekarang, saatnya kita bahas bagaimana menggunakan tabel dari shadcn-ui. Ketika kamu sudah berhasil menginstalnya, langkah berikutnya adalah memulai penggunaannya. 1. Langkah Pertama: Import Semua Komponen dari Tabel Jika kamu menggunakan Next JS versi App Router, kamu bisa memulai dari file page.tsx . Lalu import semua komponen dari tabel, kamu bisa copy dan paste kode di bawah ini dan simpan paling atas: import { Table, TableBody, TableCaption, TableCell, TableHead, TableHeader, TableRow, } from "@/components/ui/table" 2. Langkah Kedua: Membuat Data Tabel Sebelum membuat tabel, kita harus membuat datanya terlebih dahulu. Semisal kita ingin membuat tabel yang berisikan data-data invoices berupa Invoice, Status, Method dan Amount. kamu bisa copy dan paste kode di bawah ini setelah kode import di atas: const invoices = [ { invoice: "INV001", paymentStatus: "Paid", totalAmount: "$250.00", paymentMethod: "Credit Card", }, { invoice: "INV002", paymentStatus: "Pending", totalAmount: "$150.00", paymentMethod: "PayPal", }, { invoice: "INV003", paymentStatus: "Unpaid", totalAmount: "$350.00", paymentMethod: "Bank Transfer", }, { invoice: "INV004", paymentStatus: "Paid", totalAmount: "$450.00", paymentMethod: "Credit Card", }, { invoice: "INV005", paymentStatus: "Paid", totalAmount: "$550.00", paymentMethod: "PayPal", }, { invoice: "INV006", paymentStatus: "Pending", totalAmount: "$200.00", paymentMethod: "Bank Transfer", }, { invoice: "INV007", paymentStatus: "Unpaid", totalAmount: "$300.00", paymentMethod: "Credit Card", }, ] 3. Langkah Ketiga: Menggunakan Komponen Tabel Setelah kita membuat data dan meng-import komponen tabel, langkah selanjutnya adalah kita menggunakan komponen tersebut. Kamu bisa langsung copy kode di bawah ini: export default function Home() { return <main className="h-screen w-full flex flex-col justify-center items-center"> <div className="w-2/4 bg-gray-50"> <Table> <TableCaption>A list of your recent invoices.</TableCaption> <TableHeader> <TableRow> <TableHead className="w-[100px]">Invoice</TableHead> <TableHead>Status</TableHead> <TableHead>Method</TableHead> <TableHead className="text-right">Amount</TableHead> </TableRow> </TableHeader> <TableBody> {invoices.map((invoice) => ( <TableRow key={invoice.invoice}> <TableCell className="font-medium">{invoice.invoice}</TableCell> <TableCell>{invoice.paymentStatus}</TableCell> <TableCell>{invoice.paymentMethod}</TableCell> <TableCell className="text-right">{invoice.totalAmount}</TableCell> </TableRow> ))} </TableBody> <TableFooter> <TableRow> <TableCell colSpan={3}>Total</TableCell> <TableCell className="text-right">$2,500.00</TableCell> </TableRow> </TableFooter> </Table> </div> </main>; } Mari kita cari tau apa itu TableHeader , TableBody , dan TableFooter : TableHeader : Header tabel menunjukkan judul atau label untuk setiap kolom atau baris dalam labelTableBody : Digunakan untuk mengelompokkan isi utama dari sebuah tabelTableFooter : Bagian ini biasanya digunakan untuk menyimpan informasi total, ringkasan, atau catatan yang berkaitan dengan data yang terdapat dalam tabel Pada kode di atas kita melakukan sebuah mapping atau iterasi pada sebuah data array invoice agar datanya muncul semua pada sebuah user interface. Kamu bisa melihat hasil dari kode di atas seperti ini: Dengan memanfaatkan shadcn-ui, proses pembuatan tabel menjadi lebih sederhana dan efisien. Kamu dapat dengan cepat mengintegrasikan tabel yang sesuai dengan kebutuhanmu tanpa harus memulainya dari awal. Kesimpulan Setelah mempelajari penggunaan komponen tabel shadcn-ui, sekarang kamu telah memiliki dasar yang kuat untuk membangun tabel yang menarik dan responsif dalam proyek web-mu. Dengan shadcn-ui, proses pembuatan tabel menjadi lebih mudah dan efisien. Jangan ragu untuk menyesuaikan penggunaan komponen tabel shadcn-ui sesuai dengan kebutuhan spesifik proyekmu. Eksplorasi lebih lanjut tentang fitur-fitur yang tersedia dan jangan ragu untuk bereksperimen dengan desain dan fungsionalitas baru. Dengan demikian, semoga artikel ini telah memberikan wawasan yang berguna bagi kamu tentang cara menggunakan komponen tabel shadcn-ui dalam pengembangan web. Untuk memperbanyak skill kamu selain ini, di BuildWithAngga telah menyediakan berbagai kelas yang bisa meng-upgrade skill kamu. Salah satunya Kelas Online Mastering React JS: Progressive Web Apps (E-Commerce). So, ayo menjadi expert bersama BuildWithAngga. See you guys!

Kelas 5 Tips & Trick Untuk Meningkatkan Kinerja Frontend Menggunakan Wordpress di BuildWithAngga

5 Tips & Trick Untuk Meningkatkan Kinerja Frontend Menggunakan Wordpress

Hello, WordPress developers! Pernahkah kalian mengalami masalah performa website WordPress? website WordPress kalian mengalami penurunan pengunjung akibat performa website yang buruk? No worries! kalian bisa menemukan solusinya dengan mengikuti “5 Tips & Trick untuk Meningkatkan Kinerja Frontend Menggunakan WordPress”✨ Pentingnya Meningkatkan Performa WordPress Dalam dunia web development, memiliki situs WordPress yang optimal dalam segi performa menjadi kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan pengunjung. Sebuah website yang responsif, cepat, dan mudah diakses tidak hanya meningkatkan user experience, tetapi juga mempengaruhi peringkat di mesin pencarian. Sebuah website yang memerlukan waktu lebih dari 5 detik dalam memuat kontennya berpotensi memiliki bounce rate hingga 90%. Tingkat bounce rate yang tinggi dapat mengindikasikan masalah, seperti konten tidak relevan atau waktu muat yang lambat. Bounce rate berguna dalam menganalisis seberapa efektif sebuah halaman dalam mempertahankan perhatian pengunjung. Oleh karena itu, optimasi kinerja WordPress, terutama dalam aspek kecepatan, menjadi keharusan untuk menjaga daya saing dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung. 5 Tips dan Trik Meningkatkan Kinerja WordPress🚀 Berikut tips dan trik yang dapat kalian coba untuk meningkatkan kinerja Frontend WordPress kalian. 1. Menggunakan Layanan Hosting Terbaik Hosting memiliki peran penting dalam perkembangan sebuah situs web. Kualitas hosting dapat memengaruhi kinerja web secara keseluruhan. Sebagai pemilik dan pengelola situs, penting untuk memilih layanan hosting yang baik sebelum membuat dan mengembangkan web. Web hosting bertanggung jawab atas keamanan dan kenyamanan situs. Ketika host berfungsi baik, situs juga akan berkinerja optimal, dan sebaliknya. Pemilihan jenis website dan paket hosting harus sesuai, mengingat kebutuhan tiap website mungkin berbeda dari situs lainnya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih hosting WordPress melibatkan: kapasitas database,kemudahan pengaturan,rekam jejak performa yang baik, dandukungan pelanggan yang responsif. Beberapa penyedia hosting menawarkan fitur khusus untuk mempercepat WordPress dan meningkatkan performa. Jika kalian mengalami kesulitan memilih web hosting yang tepat BuildWithAngga menyediakan “Kelas Online Gratis Mastering Cloud VPS for Website Developer with IDCloudHost“. IDCloudHost membantu mengelola website termasuk yang berskalabilitas secara fleksibel dengan memastikan server website selalu aktif, aman dari cyber threat, dan tentunya akses konten dari server ke browser pengunjung bisa berjalan efisien berkat bantuan Object Storage. 2. Memilih Tema Wordpress dengan Kualitas Bagus dan Sesuai Kebutuhan Penting untuk menyadari bahwa pemilihan tema tidak hanya berdampak pada kenyamanan pengunjung, tetapi juga pada kecepatan akses website. Tema yang berat dapat memperlambat kecepatan web, sehingga memilih tema yang ringan dan dioptimalkan sangatlah penting. Sebelum mengaplikasikan tema, ada beberapa hal yang perlu kalian pertimbangkan, diantaranya: pastikan untuk mencoba versi demo dan melakukan uji kecepatan menggunakan alat-alat seperti PageSpeed Insights, Pingdom, dan GTmetrix. Ini akan membantu memastikan bahwa tema yang dipilih tidak hanya estetis tetapi juga mendukung performa optimal website.perhatikan respon dari pengguna lain melalui review.pastikan juga tema memiliki dukungan (support) yang responsif dan selalu diperbarui untuk mengikuti perkembangan WordPress. 3. Optimasi Gambar Menambahkan gambar ke konten penting untuk estetika website, namun jika kalian menambahkan banyak gambar dengan ukuran yang besar akan mempengaruhi kecepatan website kalian. Oleh karena itu, kalian perlu mengoptimalkan gambar pada website WordPress kalian. Bagaimana caranya? Pertama, pastikan ukuran gambar tidak terlalu besar dengan me-resize gambar agar sesuai. Kalian bisa mengompres gambar secara manual dengan alat seperti TinyPNG atau menggunakan plugin seperti WP-Smush secara otomatis. Idealnya, setiap gambar tidak boleh melebihi 100 KB untuk memastikan kecepatan akses tetap optimal.Aktifkan fitur lazy loading. Lazy loading memungkinkan gambar dimuat saat diperlukan, seperti ketika pengunjung melakukan scroll ke bagian halaman yang berisi gambar. Kalian bisa menambahkan plugin lazy load pada website WordPress kalian seperti WP Rocket, WordPress Infinite Scroll – Ajax Load More, dan Lazy Loader.Gunakan format file yang disarankan seperti JPEG untuk foto, PNG untuk grafik, dan WebP untuk menggabungkan kompresi lossy dan lossless.Tambahkan deskripsi pada setiap gambar yang mengandung kata kunci yang relevan dengan konten. Ini membantu mesin pencari mengindeks website dengan lebih efisien. 4. Menggunakan Cache Saat mengakses sebuah situs web, browser akan memuat berbagai elemen seperti file, gambar, dan kode yang ada di dalamnya. Proses ini dapat memerlukan waktu yang bervariasi tergantung pada kinerja situs web tersebut. Untuk memastikan muatan halaman dapat diakses dengan cepat, penggunaan cache sangat dianjurkan. Cache membantu mengurangi beban server, sehingga waktu muat website menjadi lebih singkat. Aktivasi caching WordPress dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai plugin, seperti WP Super Cache, W3 Total Cache, LiteSpeed, dan Autoptimize. Instalasi plugin dan pengaturan cache yang tepat akan membantu meningkatkan performa loading WordPress secara signifikan. 5. Optimasi Database WordPress Setelah menggunakan WordPress dalam jangka waktu tertentu, basis data pada website kalian dapat terisi dengan banyak informasi yang mungkin sudah tidak diperlukan lagi. Untuk meningkatkan kecepatan website WordPress, kalian perlu mengoptimalkan basis data untuk menghapus informasi yang tidak perlu. Banyak data yang bersifat redundant dapat terakumulasi, seperti tag yang tidak digunakan, revisi yang tidak diperlukan, dan komentar spam dari pengunjung. Akumulasi sampah ini dapat menjadi beban pada basis data, mengakibatkan penurunan kecepatan loading WordPress. Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan basis data. Pertama, kalian dapat menggunakan plugin seperti WP-Optimize, WP-Sweep dan WP-DB Manager.Kedua, membersihkan tabel database secara manual.Ketiga, menggunakan fitur Weekly Automatic Database Optimization yang tersedia di beberapa layanan hosting untuk mempercepat loading WordPress tanpa memerlukan plugin tambahan. Sebagai catatan, penting untuk melakukan backup database sebelum melakukan proses optimasi atau perubahan yang signifikan pada website untuk menghindari kehilangan informasi yang berharga. Selain langkah di atas, ada beberapa tips lain untuk menjaga kinerja web agar tetap optimal. Di antaranya adalah melakukan update secara rutin pada plugin dan tema WordPress, menonaktifkan plugin yang tidak digunakan, menggunakan DNS, CDN, dan sebagainya. Kesimpulan Meningkatkan performa WordPress merupakan hal yang sangat penting. Performa yang optimal tidak hanya memengaruhi pengalaman pengunjung, tetapi juga berdampak pada peringkat situs di mesin pencarian. Sebuah situs WordPress yang lambat dapat menyebabkan tingginya bounce rate, yang dapat menjadi indikator masalah dalam mempertahankan perhatian pengunjung. Dalam meningkatkan kinerja frontend WordPress kalian bisa mengikuti langkah-langkah, seperti memilih layanan hosting dengan kualitas yang baik, memilih tema WordPress yang berkualitas dan ringan, melakukan optimasi pada gambar, mengaktifkan caching, dan melakukan optimasi database. That’s it! Tips and trick yang bisa kalian praktikan nantinya untuk meningkatkan kinerja atau performa website WordPress kalian. Optimalkan pengalaman pengunjung dan pastikan website kalian tetap unggul! 😊✨ Buat kamu yang ingin membuat projek website WordPress, kunjungi website BuildWithAngga dan temukan video pembelajaran GRATIS seputar WordPress development dan berbagai kelas No-code Development lainnya! So, see you in class👋

Kelas AUTO LULUS! Simak 4 Projects Skripsi Kuliah Menarik Menggunakan React.js di BuildWithAngga

AUTO LULUS! Simak 4 Projects Skripsi Kuliah Menarik Menggunakan React.js

React.js, sebuah library JavaScript yang populer untuk pengembangan user-interface, memberikan kemudahan dalam membangun aplikasi web yang dinamis dan responsif. Dalam artikel ini, saya akan membahas 4 contoh proyek skripsi kuliah yang menggunakan React.js sebagai kerangka kerjanya, nomor 4 paling sering digunakan dikalangan mahasiswa teknik informatika loh, mari kita simak satu persatu ya fellass!. 1. Aplikasi E-commerce dengan Fitur Pencarian dan Filter Dinamis https://dribbble.com/rhagency Aplikasi e-commerce ini bertujuan memberikan pengguna pengalaman berbelanja yang lebih interaktif dan efisien dengan menyertakan fitur pencarian dan filter dinamis. Dengan menggunakan React.js sebagai framework front-end, aplikasi ini dapat memberikan tampilan yang responsif dan user-friendly. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Utama:Header, Footer, Navigation, dan Komponen Produk.Manajement State:Local state untuk komponen dan global state dengan Redux.Routing:Penggunaan React Router untuk navigasi halaman. B. Fitur Utama: User Interface yang Responsif:Implementasikan desain user-interface yang menarik dan responsif menggunakan komponen React.js.Pastikan tata letak yang user-friendly dan easy to navigate.Pencarian Real-Time:Gunakan React state untuk menyimpan informasi produk dan hasil pencarian.Terapkan fitur pencarian real-time yang memungkinkan pengguna melihat hasilnya langsung pada saat mereka mengetikkan kata kunci.Filter Dinamis:Buat sistem filter yang dinamis berdasarkan atribut produk seperti kategori, harga, merek, dan lainnya.Filter harus dapat disesuaikan secara langsung tanpa memerlukan pengecualian halaman atau permintaan server.Manajement State dengan Redux:Gunakan Redux untuk mengelola state aplikasi, terutama ketika ada banyak komponen yang berbagi state.Implementasikan actions dan reducers Redux untuk melakukan perubahan pada state.Integrasi dengan API Back-end:Gunakan API back-end (RESTful atau GraphQL) untuk mendapatkan data produk, kategori, dan atribut lainnya.Terapkan fungsi-fungsi untuk mengambil dan menyimpan data produk ke server. Proyek ini tidak hanya memberikan pengalaman belanja yang efisien tetapi juga mencakup penggunaan teknologi terkini untuk meningkatkan kinerja dan keamanan aplikasi e-commerce. 2. Sistem Manajemen Pembelajaran Berbasis React.js https://dribbble.com/Orely Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) berbasis React.js adalah aplikasi yang dibangun dengan menggunakan React.js sebagai framework front-end untuk menyediakan platform pembelajaran online yang interaktif. Proyek ini bertujuan untuk membantu pengajar dan siswa dalam mengelola kursus, materi pembelajaran, dan interaksi pembelajaran secara efisien. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Utama:Komponen untuk pengelolaan kursus, jadwal, dan evaluasi.Komponen untuk interaksi dan komunikasi antara pengajar dan siswa.Manajement State:Penggunaan local state untuk komponen yang memerlukan penyimpanan sementara.Global state dengan Redux untuk informasi yang bersifat umum, seperti data pengguna dan kursus.Routing:Penggunaan React Router untuk menangani navigasi antar halaman dan fungsionalitas aplikasi. B. Fitur Utama: Pengelolaan Kursus:Pengajar dapat membuat, mengedit, dan menghapus kursus.Siswa dapat mendaftar dan mengakses kursus yang telah diikuti.Penjadwalan Kelas:Sistem penjadwalan kelas yang memudahkan pengajar dan siswa mengetahui jadwal pembelajaran.Pengelolaan waktu secara efisien untuk sesi pembelajaran online atau offline.Alat Evaluasi Online:Pembuatan dan penjadwalan ujian atau tugas online.Sistem penilaian otomatis dan feedback kepada siswa.Interaksi Pembelajaran:Forum diskusi untuk interaksi antara pengajar dan siswa.Ruang obrolan atau konsultasi online untuk pertanyaan langsung.Manajemen Akun Pengguna:Autentikasi pengguna dengan sistem sign in dan sign up.Profile pengguna dengan riwayat kursus dan kemajuan pembelajaran. Proyek ini memberikan solusi modern untuk mendukung proses pembelajaran online dengan memanfaatkan kemampuan React.js dalam menciptakan user interface yang responsif dan interaktif. 3. Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk Visualisasi Data Lokal https://dribbble.com/Orely Project GIS menggunakan React.js dapat berfokus pada visualisasi data geografis. Mahasiswa dapat membangun aplikasi yang menampilkan data lokasi dengan integrasi API peta seperti Google Maps atau Mapbox. Fitur pencarian lokasi, penandaan peta, dan navigasi dapat diimplementasikan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Peta:Integrasi peta interaktif sebagai komponen utama.Marker dan lapisan informasi sebagai subkomponen.Pemrosesan Data Lokal:Penanganan data geografis, penyimpanan, dan pengambilan data dari server atau sumber data eksternal.Pencarian dan Filter:Komponen untuk sistem pencarian dan filter yang berfungsi dengan lancar dan responsif. B. Fitur Utama: Pemetaan Data Lokal:Integrasi dengan peta interaktif, seperti Google Maps atau Mapbox, untuk menampilkan data geografis.Penandaan lokasi penting atau kejadian dengan marker yang dapat diakses untuk informasi lebih lanjut.Pencarian Lokasi:Sistem pencarian yang memungkinkan pengguna menemukan lokasi tertentu dengan cepat.Pencarian berbasis teks untuk menemukan data spesifik terkait wilayah tertentu.Filter dan Kategori:Implementasi filter untuk mencari data berdasarkan kriteria tertentu seperti kategori, waktu, atau tipe kejadian.Kategorisasi data untuk memudahkan pemahaman dan analisis.Lapisan Informasi:Pilihan untuk menampilkan lapisan informasi tambahan, seperti batas administratif, cuaca, atau data demografis.Kontrol yang memungkinkan pengguna mengkonfigurasi lapisan informasi yang ditampilkan.Responsif dan Mobile-Friendly:Desain user interface yang responsif untuk penggunaan yang nyaman pada berbagai perangkat, termasuk perangkat seluler. Proyek ini menggabungkan kekuatan React.js untuk menciptakan user interface yang responsif dengan keunggulan GIS untuk memvisualisasikan data geografis. Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang data lokal melalui representasi spasial yang jelas dan interaktif. 4. Sistem Rekomendasi Film Menggunakan React.js dan Firebase https://dribbble.com/ShaneHelm membuat aplikasi rekomendasi film yang menggabungkan React.js sebagai front-end dan Firebase sebagai back-end. Fokusnya anda dapat melibatkan penggunaan Firebase untuk autentikasi, penyimpanan data film, dan algoritma rekomendasi sederhana. tak lupa juga tentang performa aplikasi dalam menangani volume data yang besar. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Utama:Komponen untuk halaman autentikasi (Sign in dan Sign Up).Komponen untuk pemilihan genre dan preferensi pengguna.Komponen untuk menampilkan daftar **dan detail film.Manajemen State dengan Redux:Redux digunakan untuk mengelola state aplikasi secara global, terutama data yang sering diakses oleh komponen-komponen berbeda.Integrasi dengan Firebase:Firebase Firestore untuk menyimpan data pengguna, film, dan penilaian.Firebase Cloud Functions untuk mengeksekusi tugas di server, seperti perhitungan rekomendasi. B. Fitur Utama: Autentikasi Pengguna:Sistem Sign In dan Sign Up menggunakan Firebase Authentication.Keamanan data pengguna dengan Firebase Security Rules.Pemilihan Genre dan Preferensi:Pengguna dapat memilih genre film yang diminati dan mengatur preferensi mereka melalui user inteface pengguna yang friendly.Penilaian Film:Sistem penilaian atau peringkat film oleh pengguna.Firebase Firestore untuk menyimpan dan menyinkronkan data penilaian antar pengguna.Rekomendasi Personalisasi:Algoritma rekomendasi yang mempertimbangkan preferensi pengguna, penilaian film, dan tren umum.Pengguna diberikan daftar film yang diharapkan sesuai dengan preferensi mereka.Tampilan Informasi Film:Detail film, termasuk sinopsis, pemain, dan informasi lainnya.Trailer film yang terintegrasi menggunakan sumber daya eksternal seperti YouTube. Proyek ini memberikan rekomendasi film yang lebih personal dan sesuai dengan selera pengguna, sambil memanfaatkan kelebihan React.js untuk memberikan user interface yang menarik dan responsif. Firebase sebagai backend membantu dalam menyimpan dan menyinkronkan data dengan mudah serta memberikan layanan otentikasi yang aman. Kesimpulan: Penerapan React.js dalam proyek skripsi kuliah dapat memberikan mahasiswa pengalaman yang berharga dalam pengembangan aplikasi web modern. Dengan memilih topik yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka, mahasiswa dapat menghasilkan proyek yang tidak hanya memenuhi persyaratan akademis tetapi juga memiliki dampak praktis di dunia nyata. Tentunya teman-teman harus menguasai minimal fundamental dari HTML, CSS, Javascript untuk dapat membuat proyek skripsi kuliah menggunakan framework React.js. resource belajar tersedia di mana-mana mulai dari yang gratis hingga berbayar. Di buildWithAngga tersedia banyak sekali kelas gratis yang teman-teman bisa gunakan untuk media pembelajaran awal seperti: React JavascriptVanilla Javascript OOPCSS Website DesignFrontend Best Practice Tunggu apalagi? Join kelas di BuildWithAngga sekarang juga untuk upgrade skill programming kamu! keep learning and see you on the top 🔝

Kelas Penggunaan Method Filter pada Array JavaScript di BuildWithAngga

Penggunaan Method Filter pada Array JavaScript

Hello, Spirit of Learning!🔥 Pada artikel kali ini kita akan membahas penggunaan method filter() yang ada pada Array Prototype JavaScript. Buat kamu yang belum belajar JavaScript dasar, kamu bisa belajar terlebih dahulu ya di Kelas JavaScript ES6 Dasar dan buat kamu yang ingin belajar method filter() alangkah baiknya membaca artikel sebelumnya, yaitu "Memahami Array Prototype dalam JavaScript". Mungkin kamu pernah mendengar tentang method filter, mungkin juga tidak. Namun, jangan khawatir! Dalam artikel ini, kita akan mengupasnya secara perlahan. Method filter adalah cara yang luar biasa untuk menyaring dan mengatur array kamu tanpa perlu terjebak dalam kebingungan loop dan kondisional yang membingungkan. Mari kita mulai dengan memahami apa sebenernya method filter itu, dan bagaimana kita bisa menggunakannya untuk memperbaiki kode kita dengan mudah. Pengenalan Method Filter Pernahkah kamu merasa repot saat harus memilah-milah data dalam array di JavaScript? Nah, di situlah method filter digunakan. Jadi, method filter itu seperti penyaring otomatis yang bisa membantu kita menemukan item-item yang kita butuhkan dalam array dengan lebih mudah. Jadi begini, bayangkan kamu memiliki daftar nama-nama buah dalam sebuah array. Tapi tiba-tiba kamu hanya ingin menampilkan buah-buah yang berawalan huruf A. nah, itulah saatnya method filter bertindak. Ia akan membantu kamu menyaring buah-buah tersebut hanya dengan beberapa baris kode sederhana Jadi, intinya, method filter ini seperti alat penyaring yang bisa menyeleksi item-item yang sesuai dengan kriteria yang kamu tentukan. Praktis bukan? Baiklah, mari kita telusuri lebih dalam bagaimana cara menggunakan method filter ini. Cara Penggunaan Method Filter Method filter dalam JavaScript itu keren banget, karena bisa bikin ngoding kita lebih mudah. Jadi begini, kita punya array yang berisi banyak data kan? Nah, dengan method filter, kita bisa mengambil data dari array itu berdasarkan kriteria tertentu. Contohnya begini, kita punya array numbers yang berisi daftar angka. Misalnya angka 1 sampai 5. Nah, sekarang kita pengen mengambil hanya angka-angka yang lebih besar dari 2 aja. Nah, di sinilah method filter akan digunakan. const numbers = [1, 2, 3, 4, 5]; Jadi, selanjutnya begini: kita panggil array numbers, terus tambahin .filter() di dalam kurung method filter() , kita kasih sebuah function (biasanya disebut callback function). Function ini yang akan nentuin kriteria apa yang kita mau. Contoh kode seperti ini: const numbersGreaterThanTwo = numbers.filter(function(item) { return item > 2; }); console.log(numbersGreaterThanTwo); Hasil dari kode di atas Jadi, di sini kita punya array numbers, terus kita filter angka mana aja yang lebih besar dari 2. Nah, angka-angka yang memenuhi syarat itu akan dimasukkan ke dalam array baru yang kita namakan numbersGreaterThanTwo Gampang kan? Nah, itu dia cara menggunakan method filter dalam JavaScript. Seru kan? Kamu bisa bereksperimen sendiri dengan berbagai kriteria filter yang kamu mau! Contoh Penggunaan Method Filter Selanjutnya Misalkan kita memiliki array nama-nama orang dan kita ingin membuat array baru yang hanya berisi nama-nama yang memiliki lebih dari lima huru const names = ["Alya", "Budi", "Citra", "Dewi", "Eko", "Fani", "Gilang", "Hani"]; Dalam contoh di atas, kita memiliki array names yang berisi daftar nama orang. Kemudian, kita menggunakan method filter pada array tersebut. const longNames = names.filter(function(name) { return name.length > 5; }); console.log(longNames); Hasil dari kode di atas Method filter menerima sebuah callback function sebagai argumennya. Callback function ini akan dieksekusi untuk setiap elemen dalam array dan elemen-elemen yang memenuhi kriteria yang akan ditentukan dalam callback function akan disaring dan dimasukkan ke dalam array baru. Di dalam callback function, kita menggunakan kondisi name.length > 5 untuk memeriksa apakah sebuah nama memilki lebih dari lima huruf. Jika nama tersebut memiliki lebih dari lima huruf, maka nama tersebut akan disertakan dalam array baru. Dengan menggunakan method filter, kita berhasil membuat array baru yang berisi nama-nama dengan lebih dari lima huruf dari array aslinya dengan cara yang jelas dan efisien. Keuntungan Menggunakan Method Filter 1. Memudahkan Seleksi Data Method filter memungkinkan kamu untuk dengan mudah memilih elemen-elemen tertentu dari sebuah array berdasarkan kriteria tertentu. 2. Kode Lebih Bersih Dengan menggunakan method filter, kode kamu cenderung lebih bersih dan lebih mudah dipahami. Kamu tidak perlu menulis loop atau kode yang rumit untuk melakukan seleksi data. 3. Mengurangi Peluang Kesalahan Karena method filter mengurangi kebutuhan untuk menulis kode yang rumit, ini juga mengurangi peluang terjadinya kesalahan. Kamu lebih sedikit bergantung pada loop dan pengaturan manual. Dengan memanfaatkan method filter, kamu dapat membuat kode kamu menjadi clean code, lebih terstruktur dan lebih mudah di-maintenance. Kesimpulan Dengan menggunakan method filter pada array JavaScript, Kamu dapat dengan mudah menyaring dan memanipulasi data sesuai kebutuhan kamu. Method filter memungkinkan kamu untuk membuat array baru berdasarkan kondisi-kondisi tertentu, sehingga memudahkan kamu dalam memproses data dengan cara yang efisien dan terstruktur. Dalam artikel ini, kita telah mempelajari bagaimana method filter bekerja dengan cara penggunaannya dengan contoh-contoh yang jelas. Dari filter angka lebih dari dua dan filter daftar nama yang lebih dari lima dalam sebuah array. Mari kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys! ✨

Kelas Cara Bikin Repository Github Melalui Visual Studio Code di BuildWithAngga

Cara Bikin Repository Github Melalui Visual Studio Code

Hello, fellow learners! Did you know? Penggunaan Github dalam pengembangan perangkat lunak sudah menjadi suatu keharusan. Github sangat membantu developers dalam berkolaborasi, menyimpan, melacak perubahan dalam kode mereka, dan mengelola proyek secara efisien. Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membuat repositori Github step-by-step melalui Visual Studio Code. Kenapa pakai VSCode? Sebagai salah satu integrated development environment (IDE) yang paling populer, Visual Studio Code (VSCode) tidak hanya menawarkan lingkungan pengembangan yang efisien, tetapi juga menyediakan fitur-fitur terkini yang dapat memudahkan langkah-langkah dalam membuat dan mengelola repositori. So without futher do, let’s get started! Langkah 1: Menyiapkan Akun Github Pastikan kalian sudah memiliki akun Github! Jika belum, kalian dapat mendaftar di Github. Langkah 2: Pastikan Kalian Telah Menginstal Git Pastikan kalian sudah menginstal Git pada komputer atau laptop kalian. Jika belum ada kalian bisa mengunduhnya melalui situs resmi Git. Langkah 3: Buat Repository Baru Jika sudah memiliki akun Github silahkan login ke akun kalian dan klik ikon + (tambah) atau tombol “New” untuk membuat repositori baru. menambahkan repositori baru Kemudian isi detail seperti nama repositori, deskripsi (optional), dan pilihan lainnya. Setelah itu, klik tombol Create Repository mengisi detail repositori tampilan repositori yang masih kosong Langkah 4: Siapkan Project Untuk Dijadikan Repository Git Buka direktori projek yang ingin kalian masukan sebagai repositori Git. Kemudian buka projek tersebut melalui Visual Studio Code. Pastikan akun pada VSCode sudah terhubung/terkoneksi dengan Github kalian. menyiapkan projek yang akan dijadikan repositori Git Langkah 5: Inisialisasi Git Buka tab Source Control yang terletak di sebelah kiri atau tekan Ctrl + Shift + G. Pada bagian atas tab Source Control, klik pada ikon Initialize Repository melakukan inisialisasi Git Setelah inisialisasi, kalian akan melihat daftar file yang belum ditambahkan (untracked files). Klik pada file atau pilih semua file yang ingin ditambahkan, dengan klik tombol + untuk menambahkannya ke staging area. menambahkan file ke staging area Setelah menambahkan file ke staging area, masukkan pesan commit di kolom Message dan tekan tombol centang (✔) untuk melakukan commit. melakukan commit Langkah 6: Tambahkan Remote Repository Klik pada ikon More Actions (titik tiga) di bagian tab Source Control dan pilih Remote > Add Remote. menambahkan remote Atau kalian bisa tekan tekan Ctrl + Shift + P untuk membuka Command Palette lalu ketikkan Git: Add Remote. Kemudian masukkan URL repositori GitHub yang baru dibuat. add remote melalui command palette Langkah 7: Melakukan Push ke Github Jika kalian telah menambahkan remote repository, kalian dapat melakukan push ke Github dengan klik tombol Publish Branch pada tab Source Control. melalukan push ke Github Setelah berhasil, periksa hasil push Github pada repositori yang telah kalian buat sebelumnya. file berhasil di push ke repositori Github And the step is done! kamu berhasil membuat repositori baru. Proyek kalian sekarang terhubung ke repositori Github dan dapat dilacak perubahannya melalui Visual Studio Code. Kesimpulan Pada artikel ini, kita telah mempelajari langkah-langkah untuk membuat repositori Github melalui Visual Studio Code. Dengan mengikuti panduan ini, kalian dapat dengan mudah menginisialisasi proyek, menambahkan file, melakukan commit, dan menghubungkannya ke repositori Github. Semoga artikel ini dapat membantu kalian memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk membuat repositori Github menggunakan Visual Studio Code. Jangan ragu untuk menyesuaikan proses ini sesuai dengan kebutuhan. See you in the next article! 🚀👨‍💻

Kelas Javascript Array Length – Cara Menemukan Panjang Sebuah Array di JS di BuildWithAngga

Javascript Array Length – Cara Menemukan Panjang Sebuah Array di JS

Pertama-tama kamu harus memahami terlebih dahulu apa itu Array pada Javascript, kamu bisa belajar Pengenalan Dasar JavaScript terlebih dahulu atau mengikuti kelas JavaScript di BuildWithAngga, agar paham pembahasan kali ini. Kelas JavaScript di BuildWithAngga GRATIS! 🤔 Tahukah kamu? Array pada JavaScript merupakan struktur data fundamental yang memungkinkan kamu menyimpan dan memanipulasi kumpulan elemen secara efisien. Ketika menggunakan Array, kamu seringkali perlu ingin mengetahui panjangnya. Panjang Array memberitahukan kamu, ada berapa banyak sih? elemen yang ada di dalamnya. Kamu bisa kok menggunakan property .length ini untuk memeriksa apakah Array tersebut kosong, dan jika tidak, kamu juga bisa melakukan iterasi melalui elemennya. Fungsi & Cara Menemukan Array Length Design image by https://tecadmin.net/javascript-arrays/ Fungsi dari properti .length pada Array dalam JavaScript adalah untuk mengukur atau mengembalikan jumlah elemen yang terdapat dalam array tersebut. Properti .length memberikan/menemukan informasi tentang panjang atau ukuran Array, yaitu berapa banyak elemen yang ada di dalamnya. Contoh, anggap saja kita memiliki Array sebagai berikut: let kelasBwa = ['Android Dev', 'Web Dev', 'Graphic Design', 'Data Analyst']; console.log(kelasBwa.length); // Output: 4 Dalam contoh code di atas, kelasBwa.length mengembalikan nilai 4, karena Array kelasBwa memiliki empat elemen di dalamnya. Properti .length ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memeriksa apakah Array kosong, menentukan batas iterasi dalam loop, atau mengukur ukuran Array saat memanipulasi data. Keuntungan Menggunakan Property .length “Kak, memang ada keuntungannya ya pakai properti ini?” Eitss, jangan salah 🤫 properti length pada Array memiliki beberapa keuntungan loh. Diantaranya : Mengukur Panjang Array: Properti length memberikan informasi langsung tentang jumlah elemen yang terdapat dalam Array. Ini memungkinkan kamu untuk mengetahui ukuran atau panjang Array tanpa harus menghitung elemennya secara manual. let numbers = [10, 20, 30, 40, 50]; console.log(numbers.length); // Output: 5 Iterasi dan Pengecekan Batas: Dalam loop, properti length sering digunakan untuk menentukan batas iterasi. Ini membantu mencegah iterasi ke elemen di luar batas Array. let fruits = ['apple', 'banana', 'orange', 'grape']; for (let i = 0; i < fruits.length; i++) { console.log(fruits[i]); } // Output: apple, banana, orange, grape Memeriksa Apakah Array Kosong: Dengan properti length, kamu dapat dengan mudah memeriksa apakah sebuah Array kosong atau tidak. let emptyArray = []; if (emptyArray.length === 0) { console.log('Array is empty.'); } // Output: Array is empty. Manipulasi Data Dinamis: Ketika kamu menambah atau menghapus elemen dari Array, properti length secara otomatis diperbarui. Hal ini memudahkan dalam manipulasi data dinamis. let dynamicArray = [1, 2, 3, 4]; console.log(dynamicArray.length); // Output: 4 dynamicArray.push(5); // Menambah elemen baru console.log(dynamicArray) // Output: (5) [1, 2, 3, 4, 5] console.log(dynamicArray.length); // Output: 5 dynamicArray.pop(); // Menghapus elemen terakhir console.log(dynamicArray.length); // Output: 4 Pemanfaatan properti length ini membuat pengelolaan Array menjadi lebih efisien dan memudahkan berbagai operasi terkait Array dalam pengembangan JavaScript. Kesimpulan Yahh… Berakhir sudah pembahasan tentang Array length ini xixixi. Menggunakan properti .length pada Array JavaScript memberikan keuntungan signifikan dalam pengelolaan dan manipulasi data. Dengan properti ini, kamu dapat dengan mudah mengukur panjang Array, melakukan iterasi dengan batas yang jelas, memeriksa apakah Array kosong atau tidak, dan mengelola data dinamis secara efisien. Properti .length juga memudahkan dalam menambah atau menghapus elemen dari Array, karena nilainya secara otomatis diperbarui. Kelebihan ini membuat properti .length menjadi sangat berguna untuk menyederhanakan operasi-operasi umum pada array dan meningkatkan efisiensi pengembangan dalam lingkungan JavaScript, oh iya, jangan khawatir kamu bisa kok mempelajarinya secara gratis di kelas JavaScript BuildWithAngga. Udah deh, ga perlu mikir. Langsung aja gabung bersama BuildWithAngga dan sampai jumpa di kelas, babayy 🥰

Kelas Cara Install shadcn-ui Pada Project Next JS di BuildWithAngga

Cara Install shadcn-ui Pada Project Next JS

Hallo teman-teman developer web. Kamu mungkin sudah pernah mendengar tentang shadcn-ui, salah satu library komponen UI yang keren untuk proyek-proyek Next JS. Dengan shadcn-ui, kamu bisa membuat tampilan web yang menarik dengan lebih mudah dan cepat. Buat kamu yang ingin install shadcn-ui di Next JS namun belum belajar Next JS dari dasar. Alangkah baiknya kamu belajar dasar-dasar Next JS terlebih dahulu. Di BuildWithAngga telah menyediakan kelas online gratis NextJS Basic, kamu bisa mempelajari kelas tersebut terlebih dahulu. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah tentang cara meng-install shadcn-ui dalam proyek Next JS kamu. Jangan khawatir, prosesnya tidak sulit kok! Kita akan membahas langkah demi langkah agar bisa mulai menggunakan shadcn-ui dalam proyek web kamu dengan cepat. Pengenalan shadcn-ui shadcn-ui adalah kumpulan komponen yang didesain dengan indah dan bisa langsung kamu salin dan tempelkan ke dalam aplikasimu. Selain itu, shadcn-ui mudah diakses, bisa disesuaikan, dan open source. Ini bukan sekadar library komponen biasa, melainkan kumpulan komponen yang bisa kamu gunakan ulang dengan cara menyalin dan menempelkannya langsung ke aplikasimu. Jadi, bayangkan kamu memiliki berbagai macam elemen yang sudah didesain dengan cantik, yang bisa langsung kamu gunakan dalam pembuatan aplikasi tanpa harus membuat dari awal. Itulah yang shadcn-ui tawarkan. Kamu bisa mengaksesnya, menyesuaikannya sesuai kebutuhanmu, dan yang terbaik, semuanya tersedia secara gratis dengan lisensi open source. Instalasi shadcn-ui pada Next JS Oke, sekarang saatnya untuk meng-install shadcn-ui ke proyek Next JS kamu. Ini gampang kok, Ikuti langkah-langkah ini: 1. Langkah Pertama: Membuat Proyek Next JS Mulai dengan membuat proyek Next JS menggunakan Create Next App. Silahkan buka terminal kamu lalu copy teks di bawah: npx create-next-app@latest my-app --typescript --tailwind --eslint 2. Langkah Kedua: Jalankan CLI Silahkan kamu masuk dulu ke folder proyek kamu dengan memasukkan teks ini ke terminal cd my-app . Jika sudah di dalam proyeknya, mari kita jalankan shadcn-ui perintah init untuk menyiapkan proyek kamu: npx shadcn-ui@latest init 3. Langkah Ketiga: Konfigurasikan components.json Kamu akan ditanyakan beberapa pertanyaan untuk konfigurasi components.json : Would you like to use TypeScript (recommended)?› no / yesWhich style would you like to use?› Default / New YorkWhich color would you like to use as base color?› SlateWhere is your global CSS file?› app/globals.cssDo you want to use CSS variables for colors?› no / yesAre you using a custom tailwind prefix eg. tw-?(Leave blank if not) …Where is your tailwind.config.js located?› tailwind.config.jsConfigure the import alias for components:› @/componentsConfigure the import alias for utils:› @/lib/utilsAre you using React Server Components?› no / yes Yup, begitulah cara meng-install shadcn-ui. Sekarang kamu siap untuk menggunakan komponen-komponen keren dari shadcn-ui di proyek Next JS kamu. Cara Menggunakan Komponen di shadcn-ui Kamu sekarang dapat mulai menambahkan komponen ke proyek kamu. Semisal kita akan menambahkan Button. Silahkan kamu jalankan perintah berikut di terminal: npx shadcn-ui@latest add button Perintah di atas akan menambahkan komponen Button ke proyek kamu. Kamu kemudian dapat mengimportnya lalu pakai komponennya pada file page.tsx seperti ini: import { Button } from "@/components/ui/button"; export default function Home() { return ( <div className="h-screen w-full flex flex-col justify-center items-center"> <h1 className="font-bold text-slate-800 text-5xl w-[50%] text-center"> BuildWithAngga provides quality paid and free classes </h1> <p className="mt-4 text-gray-500">Upgrade Your Tech Skills</p> <div className="flex space-x-3 mt-4"> <Button>Get Started</Button> <Button variant={"outline"}>Browse courses</Button> </div> </div> ); } shadcn-ui memberikan beberapa variant untuk Button. Kamu dapat menggunakannya sesuai kebutuhan kamu. Berikut adalah tampilan dari hasil kode di atas: Nah, sekarang kamu udah tau cara menggunakan komponen di shadcn-ui dalam proyek Next JS-mu. Gimana, mudah kan? Ingat, shadcn-ui punya banyak lagi komponen keren yang bisa kamu eksplorasi dan manfaatkan dalam pengembangan proyekmu. Jangan ragu untuk mencoba lebih banyak lagi! Kesimpulan Pada artikel ini, kamu telah belajar cara meng-install shadcn-ui dalam proyek Next JS dengan langkah-langkah yang cukup sederhana. Dengan mengikuti langkah-langkah instalasi dan konfigurasi yang telah dibahas, sekarang kamu memiliki dasar yang kuat untuk memulai penggunaan shadcn-ui dalam pengembangan proyek Next JS kamu. Selain itu, jangan ragu untuk merujuk ke dokumentasi resmi shadcn-ui untuk informasi lebih lanjut dan sumber daya tambahan. Dengan terus belajar dan mengembangkan keterampilan pengembangan web kamu, kamu akan semakin percaya diri dalam membangun aplikasi web yang menarik dan fungsional. Sekarang, selamat mencoba menggunakan komponen-komponen shadcn-ui dalam proyek Next JS kamu, dan semoga sukses dalam pengembangan web kamu! See you guys!

Kelas Mengenal JSX: Bahasa Mark-up di React di BuildWithAngga

Mengenal JSX: Bahasa Mark-up di React

JSX (JavaScript XML) adalah bahasa mark-up yang digunakan dalam React untuk membangun antarmuka pengguna. JSX memungkinkan pengguna untuk menulis kode HTML di dalam file JavaScript, yang membuat pengembangan aplikasi web dengan React menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam blog post ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai JSX dan bagaimana cara menggunakannya dalam pengembangan aplikasi React. Memahami JSX JSX adalah ekstensi sintaksis yang memungkinkan pengguna untuk menulis kode HTML di dalam JavaScript. Dengan menggunakan JSX, pengguna dapat membuat komponen React yang terdiri dari elemen-elemen HTML. Contohnya, jika pengguna ingin membuat komponen Button dalam aplikasi React, pengguna dapat menulis kode JSX seperti ini: Pada contoh di atas, kita menggunakan tag button yang merupakan elemen HTML di dalam komponen Button. JSX juga mendukung penggunaan atribut HTML, seperti class dan id. Contohnya, pengguna dapat menambahkan atribut class pada elemen HTML menggunakan JSX seperti ini: Menggunakan Ekspresi di dalam JSX Selain dapat menulis kode HTML di dalam JSX, kita juga dapat menggunakan ekspresi JavaScript di dalamnya. Ekspresi JavaScript dapat dimasukkan di dalam kurung kurawal { } di dalam JSX. Contohnya, jika pengguna ingin menampilkan teks dinamis di dalam komponen Button, pengguna dapat menggunakan ekspresi JavaScript seperti ini: Pada contoh di atas, kita menggunakan variabel buttonText yang berisi teks "Klik Saya" di dalam elemen button menggunakan ekspresi JavaScript di dalam kurung kurawal. Menerapkan JSX dalam Pengembangan React JSX adalah salah satu fitur utama dalam React yang membuat pengembangan aplikasi web menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam pengembangan aplikasi React, kita dapat menggunakan JSX untuk membuat komponen-komponen yang terdiri dari elemen-elemen HTML dan logika JavaScript di dalamnya. Dengan menggunakan JSX, pengguna dapat dengan mudah memisahkan tampilan komponen dengan logika bisnisnya. Hal ini membuat kode menjadi lebih terstruktur dan mudah maintainance. Kesimpulan JSX adalah bahasa mark-up di React yang memungkinkan pengguna untuk menulis kode HTML di dalam JavaScript. Dengan menggunakan JSX, pengguna dapat membuat komponen React yang terdiri dari elemen-elemen HTML dan logika JavaScript di dalamnya. Ini membuat pengembangan aplikasi web dengan React menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam blog post ini, kita telah membahas tentang memahami JSX, penggunaan ekspresi di dalam JSX, dan penerapan JSX dalam pengembangan aplikasi React. tetapi teman-teman dapat menerapkan hal tadi kita perlu memahami dasar dari penggunaan react.js terlebih dahulu. Teman-teman tidak perlu khawatir di BuildWithAngga menyediakan kelas gratis React JavaScript. Tunggu apa lagi? buruan join dan upgrade skill kamu pada front-end menggunakan React.js bersama BuildWithAngga 🌾