flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Flutter Tutorial: Menambahkan Icon SVG pada Flutter di BuildWithAngga

Flutter Tutorial: Menambahkan Icon SVG pada Flutter

Hello, people with the spirit of learning. Ketika kita sedang mengembangkan sebuah aplikasi akan ada banyak komponen di dalamnya untuk mendukung seluruh tampilan aplikasi tersebut. Mulai dari teks, icon, gambar, button dan masih banyak lagi komponen di dalamnya. Pada tutorial kali ini, kita akan belajar bersama-sama bagaimana caranya menambahkan Icon dengan format SVG pada projek Flutter kita. Mempersiapakan Komponen Download Icon Pertama-tama kita perlu mempersiapkan Icon yang ingin kita tambahkan pada projek kita. Flaticon merupakan salah satu platform yang memiliki banyak Icon yang dapat kita download secara gratis.  Kita bisa download Icon tersebut di link berikut:https://www.flaticon.com/free-sticker/woman_5046936?related_id=5046936 Lalu pilih SVG seperti contoh di atas. Nantinya Icon akan terunduh secara otomatis dan simpan file svg tersebut pada folder assets yang ada pada projek Flutter. 2. Menambahkan Package Flutter SVG Jika sudah berhasil mengunduh Icon di atas, maka selanjutnya kunjungi website Dart Packages pada link berikut: https://pub.dev/ Setelah itu search "flutter svg", dan pilih pilihan yang paling atas. Langkah selanjutnya, pilih installing menambahkan dependencies serta import flutter svg pada file pubspec.yaml yang ada dalam projek Flutter kita. flutter_svg: ^0.22.0 3. Mengubah Assets Step ketiga adalah mengubah assets pada file pubspec.yaml agar Icon yang akan kita tampilkan dapat ditampilkan pada projek Flutter. Kita dapat mengganti bagian assets ini seperti pada contoh di atas Proses Code Pada Flutter Tutorial kali ini, kita akan membuat tampilan seperti gambar di atas. Seluruh komponen yang diperlukan agar Icon SVG dapat ditampilkan sudah kita persiapkan pada step sebelumnya. Sekarang kita akan mengimplementasikan cara menambahkan Icon pada kodingan projek Flutter. Pada poin kedua Menambahkan Package Flutter SVG, kita telah menambahkan dependencies pada file pubspec.yaml, namun dibawahnya ada satu step lagi yang perlu kita lakukan, yaitu mengimport flutter_svg.dart, Oleh karena itu, langkah pertama adalah kita perlu mengimpor flutter_svg.dart pada file main.dart. import 'package:flutter_svg/flutter_svg.dart'; Menambahkan Teks pada main.dart import 'package:flutter/material.dart'; import 'package:flutter_svg/flutter_svg.dart'; void main() => runApp(MyApp()); class MyApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( home: Scaffold( body: Padding( padding: const EdgeInsets.only(top: 100.0), child: Column( children: [ Text( 'Hello!', style: TextStyle( fontWeight: FontWeight.bold, fontSize: 30, ), ), ], ), ), ), ); } } Hasil: 3. Menambahkan Icon SVG SvgPicture.asset( 'assets/woman.svg',), Hasil: Full Code import 'package:flutter/material.dart'; import 'package:flutter_svg/flutter_svg.dart'; void main() => runApp(MyApp()); class MyApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( home: Scaffold( body: Padding( padding: const EdgeInsets.only(top: 100.0), child: Column( children: [ Text( 'Hello!', style: TextStyle( fontWeight: FontWeight.bold, fontSize: 30, ), ), SvgPicture.asset( 'assets/woman.svg', ), ], ), ), ), ); } } Well done! Sekarang kita telah berhasil menambahkan Icon SVG pada projek Flutter kita. Nantikan tips-tips menarik yang lainnya yah! Ohya, kalau kamu mau belajar lebih dalam mengenai Flutter, kamu bisa mengikuti kelas-kelas Flutter premium serta gratis yang ada di website Buildwith Angga. Disini, kita dapat memperdalam pengenalan kita terhadap Flutter serta membangun portofolio yang nantinya akan sangat berguna buat kita.  Selamat mencoba!

Kelas 5 Website Icon Gratis untuk UI/UX Designer di BuildWithAngga

5 Website Icon Gratis untuk UI/UX Designer

Hello people with the spirit of learning 👋. Siapa disini masih bingung mencari Icon untuk Visual Design kita? Jika iya, di artikel ini kita membahas tentang 5 website Icon Gratis untuk UI/UX Designer🤩. Lets Go🔥 1. Pixel Buildwith Angga Pixel Buildwith Angga merupakan platform buatan Indonesia yang dapat kita jadikan sebagai referensi apabila ingin mencari inspirasi desain. Pixel Buildwith Angga tidak hanya menyediakan UI Kits, tapi juga menyediakan icon set serta ilustrasi yang menarik. Selain desain-desain yang menarik, kita juga dapat mengunduh desain tersebut dalam bentuk file Figma. Sehingga dapat sangat memudahkan kita sebagai Developer dalam mengembangkan aplikasi kita. 2. Feather Apa itu Feather? Feather adalah kumpulan ikon open source yang cantik. Setiap ikon dirancang pada kisi 24x24 dengan penekanan pada kesederhanaan, konsistensi, dan fleksibilitas. Disini kita bisa mengatur Size dan juga Stroke widthnya sesuka kita sebelum mendownloadnya. selain itu, icon yang disediakan oleh feather berstyle outline. 3. HeroIcons Apa itu HeroIcons? Heroicons merupakan Satu set 450+ ikon SVG berkualitas tinggi berlisensi MIT gratis untuk Anda gunakan dalam proyek web Anda. Tersedia sebagai ikon SVG dasar dan melalui perpustakaan React dan Vue pihak pertama. Selain mudah kita pakai, Heroicons juga menyediakan soft file Figmanya juga. Selain Style Outline, Heroicons juga memiliki Style Solid 4. Flaticon Apa itu Flaticon? Flaticon adalah layanan web yang dapat digunakan untuk mengunduh ikon vektor dengan cepat dan mudah, untuk digunakan secara bebas pada situs web atau blog Anda. 5. Material Icon Apa itu Material Icon? Material Icon adalah simbol yang menyenangkan dan dibuat dengan indah untuk tindakan dan item umum. unduh di desktop untuk menggunakannya dalam produk digital Anda untuk android, ios, dan web Okay people with the spirit of learning👋. Itulah 5 website Icon Gratis untuk visual design kita sebagai seorang UI/UX Designer. Semoga artikel ini bermanfaat

Kelas Cara Membuat Fancy Bottom Navigation di Figma di BuildWithAngga

Cara Membuat Fancy Bottom Navigation di Figma

Hello people with the spirit of learning 👋. Di artikel ini kita akan membuat fancy navigation dengan sangat mudah di figma🤩. oke langsung saja kita mulai, lets go🔥 Step 1: Buatlah Rectangle Buatlah Rectangle (r) dengan ukuran 375x80 (*Weightnya harus sesuaikan dengan ukuran frame yang kita pakai) Step 2: Buatlah Ellipse Buatlah Ellipse (e) dengan ukuran 80x80Lalu Pastikan Rata tengah dengan rectangle seperti digambar diatas. Setelah itu Duplicate Ellipse tadi,Lalu jadikan ukurannya menjadi 64x64Pastikan rata tengah dengan Ellipse sebelumnya Step 3: Boolean Groups Seleksi Rectangle dan Ellipse yang kita duplicate tadiLalu pergi ke menu Boolean GroupsSetelah itu pilih Subtract selection Step 4: Outline Stroke Pilih Rectangle yang sudah kita Subtract selection tadiLalu Klik kananPilih Outline stroke Step 5: Corner Radius 1. Klik 2x pada Rectangle 2. Pilih 2 Titik Anchor Point seperti di gambar (*pastikan sudah melakukan step 4) 3. Setelah itu diberi Corner Radius 24 Step 6: Finishing Terakhir kita tambahkan beberapa component: Tambahkan beberapa IconTambahkan juga corner radius di beberapa sudut Tadaaa, Selesai deh~ Hello people with the spirit of learning! gimana? sangat mudah bukan? terima kasih telah membaca artikel ini dan selamat mencoba :) Oiya, kalau kita mau meng convert fancy navigation ini kedalam bentuk code, kita bisa mengikuti kelas Full-Stack Laravel Flutter: E-Commerce App. Pada kelas itu kita akan belajar membuat aplikasi menggunakan Flutter dengan studi kasus membeli sepatu online.

Kelas Top 10 Shortcuts Visual Studio Code for Fast and Efficient Development di BuildWithAngga

Top 10 Shortcuts Visual Studio Code for Fast and Efficient Development

Dalam dunia programming, sudah pasti kita tidak asing dengan yang namanya IDE. Integrated Development Environment (IDE) merupakan sebuah tools yang digunakan untuk memudahkan para developer dalam menuliskan kode untuk pengembangan perangkat lunak. Nah dalam tips kali ini, kita akan membahas keyboard shortcut yang akan mempercepat proses kita dalam pengembangan software. 1. Show All Shortcut Jika kita baru pertama kali menggunakan Visual Studio Code dan ingin mencari sebuah keyboard shortcut yang akan kita butuhkan, kita tinggal menekan Ctrl + K + S untuk pengguna Windows atau ⌘ + K + S untuk pengguna Mac. 2. Toggle Sidebar Pada saat proses koding, terkadang kita perlu untuk menutup sidebar agar kita dapat melihat tampilan layar kodingan kita terlihat lebih luas. Nah, agar proses tersebut dapat berjalan lebih cepat kita cukup menggunakan keyboard shortcut Ctrl + B untuk pengguna Windows atau ⌘ + B untuk pengguna Mac. 3. Toggle Build-in Terminal Terminal atau biasa dikenal sebagai command lines atau consoles memungkinkan user bisa mengetikkan perintah dalam bentuk teks dan memberikan instruksi pada komputer untuk mengerjakan tugas tertentu. Pada Visual Studio Code, kita dapat dengan cepat membuka terminal dengan menggunakan keyboard shortcut Ctrl + ` untuk pengguna Windows atau ^ + ` untuk pengguna Mac.  4. Trigger Suggest Terkadang saat kita sedang mengkoding sesuatu, kita mungkin kadang dapat sewaktu-waktu lupa opsi syntax yang akan kita gunakan. Visual studio code mempunyai keyboard shortcut yang dapat menjadi Code Assist atau bisa kita kenal dengan Trigger Suggest yang dapat membantu kita jika kita bingung atau lupa kode apa yang akan kita gunakan selanjutnya. Kita dapat menggunakan keyboard shortcut Ctrl + Space untuk pengguna Windows atau ^ + Space untuk pengguna Mac. 5. Tab Through Open Files Pada saat proses koding, kita seringkali perlu untuk membuka file-file lain untuk menambahkan, menghapus, ataupun mengedit kodingan kita yang sebelumnya. Pada Visual Studio Code, kita dapat dengan cepat membuka file-file yang kita butuhkan hanya dengan menggunakan keyboard shortcut Ctrl + Tab untuk pengguna Windows atau ^ + Tab untuk pengguna Mac.  6. Toggle Comment a Line Saat kita ingin menambahkan pesan atau penjelasan pada kodingan kita, kita dapat menggunakan comment agar pesan tersebut tidak dieksekusi. Kita dapat menggunakan keyboard shortcut Ctrl + / untuk pengguna Windows atau ⌘ + / untuk pengguna Mac. 7. Select Word Keyboard shortcut select word dapat digunakan untuk memilih kata yang ingin kita edit ataupun hapus. Kita dapat dengan cepat memilih kata dengan menggunakan keyboard shortcut Ctrl + D untuk pengguna Windows atau ⌘ + D untuk pengguna Mac.  8. Quick Fix Kesalahan saat penulisan kodingan merupakan hal yang sangat wajar dan terkadang untuk memperbaiki hal tersebut akan membutuhkan waktu. Pada Visual Studio Code, kita dapat dengan cepat mengganti atau mengubah kodingan yang kita butuhkan hanya dengan menggunakan keyboard shortcut Ctrl + . untuk pengguna Windows atau ⌘ + . untuk pengguna Mac. 9. Reopen Closed Editor Pada Visual Studio Code, kita dapat dengan cepat membuka kembali file-file yang sebelumnya sudah kita buka hanya dengan menggunakan keyboard shortcut Ctrl + Shift + T untuk pengguna Windows atau ⌘ + Shift + T untuk pengguna Mac.   10.  Zoom Out and Zoom In Keyboard shortcut yang terakhir yaitu untuk mempermudah kita dalam memperbesar atau memperkecil tampilan layar kita atau zoom out dan zoom In. kita dapat menggunakan keyboard shortcut Ctrl + Shift untuk pengguna Windows atau ⌘ + Shift + T untuk pengguna Mac.  Nah, itulah 10 Top Shortcut yang akan meningkatkan efisiensi ketika kita sedang mengembangkan software menggunakan Visual Studio Code. Semoga tips ini bermanfaat. 

Kelas 5 Website Inspirasi Desain untuk Flutter Developer di BuildWithAngga

5 Website Inspirasi Desain untuk Flutter Developer

Hello people with the spirit of learning.  Dalam pengembangan sebuah aplikasi mobile, akan ada banyak aspek  yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah tampilan dari sebuah aplikasi. Tampilan yang menarik dalam sebuah aplikasi mobile seringkali menjadi hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, pada tips ini kita akan membahas mengenai 5 website yang dapat kita jadikan sebagai inspirasi sebagai Flutter Developer.  1. Pixel Buildwith Angga Pixel Buildwith Angga merupakan platform buatan Indonesia yang dapat kita jadikan sebagai referensi apabila ingin mencari inspirasi desain. Pixel Buildwith Angga tidak hanya menyediakan UI Kits, tapi juga menyediakan icon set serta ilustrasi yang menarik. Selain desain-desain yang menarik, kita juga dapat mengunduh desain tersebut dalam bentuk file Figma. Sehingga dapat sangat memudahkan kita sebagai Developer dalam mengembangkan aplikasi kita.  2. Dribbble Mungkin sebagian banyak orang sudah tahu apa itu Dribble. Dribbble merupakan sebuah website yang dapat menjadi platform untuk designer dalam memamerkan karya mereka. Selain itu, dribbble juga dapat menjadi platform untuk designer sebagai tempat untuk menaruh portofolio desain-desain yang telah mereka buat serta mencari pekerjaan secara online. Oleh karena itu, Dribbble dapat menjadi platform yang tepat untuk developer juga dalam mencari inspirasi desain yang baik jika sedang ingin mengembangkan sebuah aplikasi.  3. Pinterest Pinterest merupakan sebuah sosial media asal Amerika yang dibuat untuk menemukan ide dalam bentuk gambar seperti resep, inspirasi rumah dan gaya, UI/UX Design dan banyak lagi. Kita juga dapat mencari inspirasi-inspirasi desain jika ingin mengembangkan sebuah aplikasi. Cukup ketik kata kunci seperti “UI Design” dan kita akan menemukan banyak sekali UI Design yang sangat bagus.  4. Uplabs Uplabs merupakan sebuah platform asal California yang dapat menjadi referensi kita dalam mencari ide design pada saat mengembangkan aplikasi. Uplabs juga menyediakan fitur dimana kita dapat mendownload UI Kits yang kita inginkan dalam bentuk File Figma, Adobe XD dan bahkan Sketch.  5. Collect UI Collect UI merupakan platform yang menyediakan banyak sekali inspirasi UI Design. Kita juga dapat memilih kategori UI Design sesuai dengan apa yang sedang kita butuhkan. Collect UI menampilkan desain-design pilihan atau hand picked yang berasal dari Dribbble, sehingga Collect UI hanya akan menerima desain yang berasal dari Dribbble. Okay people with the spirit of learning, itulah 5 website yang dapat kita jadikan sebagai referensi ketika sedang mengembangkan aplikasi kita. Semoga tips ini bermanfaat. 

Kelas Top 5 Most Used Widgets In Flutter di BuildWithAngga

Top 5 Most Used Widgets In Flutter

Hello people with the spirit of learning. Pada saat mengembangkan aplikasi menggunakan Flutter, kita akan selalu membutuhkan widget-widget untuk membangun aplikasi Flutter kita. Widget adalah komponen-komponen pendukung pada Flutter seperti Button, Text, Icon dan lain sebagainya. Semua yang berada pada tampilan aplikasi kita disebut dengan Widget. Dibawah ini kita akan membahas widget-widget yang paling sering dipakai pada Flutter. 1. Image Image.asset( 'assets/images.png', width: 267, height: 200, ), Image merupakan sebuah widget untuk menambahkan dan menampilkan gambar pada Flutter. Gambar sangat penting untuk setiap aplikasi. Gambar juga dapat memberikan informasi penting atau berfungsi sebagai alat bantu visual untuk meningkatkan estetika aplikasi kita. Contoh diatas merupakan kodingan untuk menampilkan gambar. 2. Text Text( 'Hello people with the spirit of learning', style: TextStyle( color: Color(0xff007DFF), fontSize: 26, fontWeight: FontWeight.bold, ), ), Pada saat membangun sebuah aplikasi, pasti akan membutuhkan banyak sekali text di dalamnya, karena Text merupakan bagian penting dalam UI aplikasi mobile manapun. Text pada Flutter juga dapat dimodifikasi mulai dari ukuran teks, ketebalan hingga jenis font yang ingin kita gunakan seperti pada contoh diatas.  3. AppBar AppBar( title: Text('AppBar Demo'), backgroundColor: Colors.blue, ), AppBar atau Application Bar adalah salah satu widget yang digunakan sebagai menu penunjuk atau dapat menampilkan beberapa navigasi dari aplikasi. Biasanya widget AppBar ini terletak pada bagian paling atas aplikasi seperti pada contoh gambar di atas. Kodingan di atas merupakan contoh kodingan untuk membuat sebuah AppBar.  4. Container Container( width: 370, height: 51, color: Colors.black, ), Pada saat slicing UI Design dengan Flutter, Container merupakan widget yang cukup akan sering kita gunakan. Widget container akan sangat membantu kita dalam menempatkan widget serta mengatur layout atau ukuran serta jarak antar Widget. Container memiliki properti-properti seperti padding, margin, border, border radius dan lain sebagainya. 5. Bottom Navigation Bar BottomNavigationBar( selectedItemColor: Color(0xff6A6AE3), items: <BottomNavigationBarItem>[ BottomNavigationBarItem( icon: Padding( padding: const EdgeInsets.only(top: 8.0, bottom: 15.0), child: Image.asset( 'assets/calls.png', width: 24, height: 24, ), ), label: 'Calls', ) ], ), Bottom Navigation Bar merupakan sebuah widget material yang dapat digunakan untuk membuat sebuah navigasi antar halaman yang ada pada sebuah aplikasi Flutter. Contohnya icon home pada gambar dibawah ini menunjukkan navigasi jika kita ingin masuk ke halaman home tersebut. Nah, itulah 5 widget Flutter yang akan sering kita gunakan pada saat kita ingin mengembangkan aplikasi kita. Oiya, kalau kamu mau belajar lebih dalam mengenai Flutter, kamu bisa mengikuti kelas Mastering UI Design to Flutter: Jobs App. Pada kelas itu kita akan belajar membuat aplikasi menggunakan Flutter dengan studi kasus pencarian kerja IT secara online dan belajar bagaimana proses Design to Code menggunakan Flutter.

Kelas Flutter Tutorial: Simple Notes App Using Provider di BuildWithAngga

Flutter Tutorial: Simple Notes App Using Provider

Hello people with the spirit of learning. Pada tips kali ini, kita akan belajar bagaimana mengimplementasikan State Management menggunakan provider pada Flutter. Untuk demo aplikasi, kalian dapat melihat pada video di bawah ini : Pada Flutter, ada beberapa jenis State Management selain Provider, seperti Bloc, Redux, GetIt dan lain sebagainya. Nah pada tips kali ini, kita akan langsung coba belajar untuk membuat aplikasi sederhana menggunakan Provider. So, let’s begin. Step 1: Install Package Provider Install provider di Provider Pacakage.Masukkan provider: ^5.0.0  pada pubspec.yaml pada depedencies Step 2: Menambahkan 2 Folder Baru Membuat folder models untuk memasukkan kelas Note dan NotesOperation yang berfungsi untuk membuat String dan membuat object note serta list note.Membuat folder screen untuk membuat tampilan notes dan tampilan notes ketika akan menambahkan note atau task baru. Source Code Step 3: Membuat File NotesOperation (User Model Folder) import 'package:flutter/cupertino.dart'; import 'package:task_manager/models/note.dart'; class NotesOperation with ChangeNotifier { //List of note List<Note> _notes = []; List<Note> get getNotes { return _notes; } NotesOperation() { addNewNote('First Note', 'First Note Description'); } void addNewNote(String title, String description) { //Note object Note note = Note(title, description); _notes.add(note); notifyListeners(); } } Kita perlu membuat file notes_operation.dart pada folder models yang telah kita buat pada step ke-2. Pada kelas NotesOperation mempunya list dengan tipe note di mana kita akan menyimpan semua data yang dibuat pengguna untuk menyimpan catatan ToDo List. Fungsi addNewNote berfungsi untuk menambahkan data ke List catatan Array. Step 4: Membuat File Note (User Model Folder) class Note { String title; String description; Note(this.title, this.description); } Selanjutnya, kita perlu membuat file note.dart pada folder models. Pada file note ini terdapat dua field String untuk menyimpan data, yaitu title, description serta sebuah constructor. Step 5: Membuat File Home Screen (Screen Folder) import 'package:flutter/material.dart'; import 'package:provider/provider.dart'; import 'package:task_manager/models/note.dart'; import 'package:task_manager/models/notes_operation.dart'; import 'package:task_manager/screen/add_screen.dart'; class HomeScreen extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( backgroundColor: Colors.blueGrey, floatingActionButton: FloatingActionButton( onPressed: () { Navigator.push( context, MaterialPageRoute( builder: (context) => AddScreen(), ), ); }, child: Icon(Icons.add, size: 30, color: Colors.blueGrey), backgroundColor: Colors.white, ), appBar: AppBar( title: Text( 'Task Manager', style: TextStyle( fontSize: 25, fontWeight: FontWeight.bold, ), ), centerTitle: true, elevation: 0, backgroundColor: Colors.transparent, ), body: Consumer<NotesOperation>( builder: (context, NotesOperation data, child) { return ListView.builder( itemCount: data.getNotes.length, itemBuilder: (context, index) { return NotesCard(data.getNotes[index]); }, ); }, ), ); } } class NotesCard extends StatelessWidget { final Note note; NotesCard(this.note); @override Widget build(BuildContext context) { return Container( margin: EdgeInsets.all(15), padding: EdgeInsets.all(15), height: 150, decoration: BoxDecoration( color: Colors.white, borderRadius: BorderRadius.circular(15), ), child: Column( crossAxisAlignment: CrossAxisAlignment.start, children: [ Text( note.title, style: TextStyle(fontSize: 20, fontWeight: FontWeight.bold), ), SizedBox(height: 5), Text( note.description, style: TextStyle(fontSize: 17), ), ], ), ); } } File home_screen.dart ini perlu kita masukkan ke folder screen yang sebelumnya sudah kita buat. Step 6: Membuat File Main import 'package:flutter/material.dart'; import 'package:provider/provider.dart'; import 'package:task_manager/models/notes_operation.dart'; import 'package:task_manager/screen/home_screen.dart'; void main() => runApp(MyApp()); class MyApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return ChangeNotifierProvider<NotesOperation>( create: (context) => NotesOperation(), child: MaterialApp( debugShowCheckedModeBanner: false, home: HomeScreen(), ), ); } } File main.dart ini perlu kita masukkan ke folder lib. Step 7: Membuat File Add Screen (Screen Folder) import 'package:flutter/material.dart';import 'package:provider/provider.dart';import 'package:task_manager/models/notes_operation.dart'; class AddScreen extends StatelessWidget {@overrideWidget build(BuildContext context) {String titleText;String descriptionText; import 'package:flutter/material.dart'; import 'package:provider/provider.dart'; import 'package:task_manager/models/notes_operation.dart'; class AddScreen extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { String titleText; String descriptionText; return Scaffold( backgroundColor: Colors.blueGrey, appBar: AppBar( title: Text('Task Manager'), centerTitle: true, elevation: 0, backgroundColor: Colors.transparent, ), body: Padding( padding: EdgeInsets.only( top: 15, left: 15, right: 15, bottom: 80, ), child: Column( children: [ TextField( decoration: InputDecoration( border: InputBorder.none, hintText: 'Title', hintStyle: TextStyle( fontSize: 20, fontWeight: FontWeight.bold, color: Colors.white, ), ), style: TextStyle( fontSize: 20, fontWeight: FontWeight.bold, color: Colors.white, ), onChanged: (value) { titleText = value; }, ), Expanded( child: TextField( decoration: InputDecoration( border: InputBorder.none, hintText: 'Enter Description', hintStyle: TextStyle( fontSize: 18, color: Colors.white, ), ), style: TextStyle( fontSize: 18, color: Colors.white, ), onChanged: (value) { descriptionText = value; }, ), ), TextButton( onPressed: () { Provider.of<NotesOperation>(context, listen: false) .addNewNote(titleText, descriptionText); Navigator.pop(context); }, style: TextButton.styleFrom( padding: EdgeInsets.only(left: 30, right: 30, top: 10, bottom: 10), backgroundColor: Colors.white, ), child: Text('Add Note', style: TextStyle( fontSize: 20, fontWeight: FontWeight.bold, color: Colors.blueGrey, )), ) ], ), ), ); } } File add_screen.dart ini perlu kita masukkan ke folder screen yang sebelumnya sudah kita buat. All done! Akhirnya kita dapat membuat sebuah aplikasi notes sederhana untuk dapat memasukkan task atau to-do list kita menggunakan provider.  Oiya, kalau kamu mau belajar lebih dalam mengenai Flutter, kamu bisa mengikuti kelas Flutter Developer: Provider State Management. Pada kelas itu kita akan belajar membuat aplikasi menggunakan Flutter dengan studi kasus pencarian kerja IT secara online dan belajar bagaimana mengimplementasikan State Management dengan Provider. Silahkan mencoba dan selamat belajar! File Github: Task Manager 

Kelas Testing Node Menggunakan Mocha Dan Chai di BuildWithAngga

Testing Node Menggunakan Mocha Dan Chai

Hello people with the spirit of learning! Node.js memiliki sejumlah package di npm yang mempermudah proses menulis kode testing. Dalam tutorial ini, kami menggunakan dua modul Node paling populer untuk pengujian: Mocha dan Chai . Mocha dan Chai dalam melakukan unit testing. Mocha merupakan framework untuk testing pada NodeJS, sedangkan Chai merupakan assertion library yang akan digunakan untuk mengetes kode. 1. Membuat aplikasi TODO Kita akan membuat sebuah aplikasi todo list dari data dummy dan kita akan membuat file dan folder berikut ini : app todo controller.js dummy.js router.js tests index.js package.json server.js npm init Untuk mengelola data todo list. Kita perlu membuat file “app/todo/dummy.js” yang berisi data berbentuk array object. Selanjutnya, melakukan npm init : npm init perintah npm init akan membuat 1 file dengan nama package.json Lalu, install express sebagai frameworknya dan body-parser : npm i express body-parser --save Lalu install beberapa dependency lainnya : npm i mocha chai chai-http nodemon --save-dev dan tambahkan scripts yang ada di file package.json "scripts": { "test": "mocha tests/*.js --exit", "dev": "nodemon ./server.js" }, perintah npm run test akan menjalan semua perintah testing yang ada di file tests project yang telah dibuat dan untuk perintah npm run dev untuk menjalan local development di komputer.  sekarang buka file “app/todo/dummy.js” dan ketikan kode berikut ini: const todos = [ { id: 1, text: 'Checkout kelas di buildwithangga', createdAt: new Date() }, { id: 2, text: 'Membaca Tips dibuildwithangga', createdAt: new Date() }, { id: 3, text: 'Belajar MERN Stack di buildwithangga', createdAt: new Date() }, { id: 3, text: 'Ibadah', createdAt: new Date() }, ]; module.exports = todos; sekarang buka file “app/todo/dummy.js” dan ketikan kode seperti gambar diatas.sekarang buka file “app/todo/controller.js” dan ketikan kode berikut ini: const todos = require('./dummy'); module.exports = { // get all todos getAllTodos: async (req, res) => { try { res.status(200).json({ message: "All the todos", todos }) } catch (error) { res.status(500).json({ message: "Internal server error" }) } }, // get single todo findTodo: async (req, res) => { const { id } = req.params try { const findTodo = todos.find(todo => todo.id === parseInt(id)); if (findTodo) { return res.status(200).json({ todo: findTodo, message: "A single todo", }); } return res.status(404).json({ message: "Todo not found", }); } catch (error) { res.status(500).json({ message: "Internal server error" }) } }, } Baris pertama kita import todo list dummy yang data nya akan kita gunakan.Method pertama, getAllTodos untuk mendapatkan semua data todo list dari data dummy dan mereturn data dengan status code HTTP 200.Method kedua, findTodo digunakan untuk mendapatkan satu data dan mereturn data dengan status code HTTP 200. Jika data tidak ditemukan, akan mereturn dengan status code HTTP 404. sekarang buka file “app/todo/router.js” dan ketikan kode berikut ini: const router = require("express").Router(); const { getAllTodos, findTodo } = require("./controller"); router.get("/", getAllTodos); router.get("/:id", findTodo); module.exports = router; sekarang buka file “server.js” dan ketikan kode berikut ini: const express = require('express'); const bodyParser = require('body-parser'); const todoRouter = require('./app/todo/router') const app = express(); const port = process.env.PORT || 4004; app.use(bodyParser.urlencoded({ extended: true })); app.use(bodyParser.json()); app.use('/todos', todoRouter); app.listen(port, () => { console.log(`Server started on port ${port}`); }); module.exports = app; sekarang kita sudah dapat lakukan uji coba todo list kita di komputer dengan menjalan perintah “npm run dev” lalu buka postman dan hasil nya akan seperti berikut ini: Endpoint get all todos Endpoint get single todo todo not found kita telah berhasil melakukan testing aplikasi todo list yang telah dibuat dengan menggunakan postman. sekarang kita akan mencoba membuat automated testingnya. 2. Membuat Unit Testing Aplikasi todo list kita telah berhasil dijalankan, tetapi kita perlu melakukan testing. Untuk memastikan dengan benar bahwa aplikasi yang kita buat sudah berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan dan mengurangi kemungkinan terjadinya bug dan error. Automated testing ditulis pada file tests/index.js, seperti berikut: const chai = require('chai'); const chaiHttp = require('chai-http'); const app = require('../server'); chai.use(chaiHttp); chai.should(); describe("Todos", () => { describe("GET /", () => { it("should get all todos", (done) => { chai.request(app) .get('/todos') .end((err, res) => { res.should.have.status(200); res.body.should.be.a('object'); done(); }); }); it("should get a single todo", (done) => { const id = 1; chai.request(app) .get(`/todos/${id}`) .end((err, res) => { res.should.have.status(200); res.body.should.be.a('object'); done(); }); }); it("should not get a single todo", (done) => { const id = 10; chai.request(app) .get(`/todos/${id}`) .end((err, res) => { res.should.have.status(404); done(); }); }); }); }); Pada line pertama file, kita mengimpor semua package yang diperlukan untuk menjalankan unit testing, kemudian kita mengonfigurasi chai untuk menggunakan package chai-http. Kita juga mengonfigurasi chai untuk menggunakan antarmuka should dengan menjalankan chai.should (). Setiap blok describe digunakan untuk mengelompokkan pengujian dengan akses yang lebih mudah dan pengaturan yang lebih baik.Pada blok it pertama, test yang menguji endpoint get(‘ /todos ‘) untuk mendapatkan semua data todo list, response harus memiliki status code 200 dan return harus berupa sebuah object.Lalu blok it kedua, adalah test untuk endpoint get(‘/todos/${id}’) untuk mendapatkan data tunggal todo yang di query melalui id todo dan response harus memiliki status code 200 dan return harus berupa sebuah object.Dan pada block it ketiga, masih test untuk endpoint get(‘/toods/${id}’) endpoint masih sama seperti it kedua tapi hanya berbeda response. Dengan asumsi jika data todo tidak ada, it response harus memiliki status code 404. Sekarang kita akan mencoba menjalan hasil dari testing kita dengan perintah “npm run test” bila benar maka hasilnya akan seperti berikut: Repository Selamat kita telah berhasil menyelesaikan “testing in node using mocha and chai”. oiya apabila kamu tertarik belajar lebih lanjut tentang Node JS kamu bisa join di Full Stack Javasctipt (MERN) . pada kelas tersebut kita akan membuat aplikasi booking hotel online. difokuskan kepada JavaScript (Full-Stack JavaScript Developer (MERN). M untuk MongoDB, E untuk ExpressJS, R untuk ReactJS, dan N untuk NodeJS. Kalian akan mempelajari semua hal tersebut pada kelas ini. Tapi bukan hanya sekedar ngoding aja namun kalian akan mulai dari bagian UI dan UX sehingga paham betul bagaimana caranya membangun suatu website yang memiliki better experience. Selamat mencoba dan selamat belajar!

Kelas Flutter Insight: Top 5 Package pada Flutter di BuildWithAngga

Flutter Insight: Top 5 Package pada Flutter

Hello people with the spirit of learning. Pada flutter, ada berbagai macam jenis package yang dapat mempermudah dan mempercepat proses kita dalam mengembangkan aplikasi. Semua package yang kita butuhkan dapat kita temukan di website Flutter Packages. Nah kali ini, kita akan membahas mengenai 5 package-package yang menarik untuk dapat kita gunakan. 1. Google Fonts Kita dapat mengakses packages Google Fonts dengan link berikut: Package Google Fonts Package Google Fonts ini berfungsi agar kita dapat menggunakan fonts dari Google Fonts agar tampilan teks menjadi lebih menarik. Ada berbagai macam pilihan fonts yang dapat kita pilih sesuai dengan style yang kita inginkan. 2. Email Validator Kita dapat mengakses packages Email Validator dengan link berikut: Email Validator Packages Package Email Validator ini dapat kita gunakan jika kita ingin membuat sebuah validasi pada form email yang telah kita buat seperti contoh pada gambar di atas. 3. Shimmer Kita dapat mengakses Packages Shimmer dengan link berikut: Shimmer Flutter Packages Package Shimmer ini dapat memberikan efek shimmer(berkilau) pada project yang sedang kita buat. Seperti jika sedang loading sesuatu, maka kita dapat menambahkan package ini ke dalamnya agar tampilannya lebih menarik dan hidup seperti terlihat pada contoh gambar di atas. 4. Slidable Kita dapat mengakses Packages Slidable dengan link berikut: Flutter Slidable Packages Package Slidable akan sangat berguna jika kita ingin membuat sebuah list item kita dapat memiliki menu tambahan seperti remove, share, archive dan lain sebagainya cukup dengan menggeser list item tersebut ke kanan atau ke kiri seperti contoh di atas. 5. Expandable Kita dapat mengakses Packages Expandable dengan link berikut: Flutter Expandable Packages Package Expandable dapat membuat widget kita diperluas dan diperkecil hanya dengan satu klik saja, sehingga hal tersebut akan menghemat ruang halaman yang kita buat. Nah, itu adalah 5 package yang dapat kita gunakan untuk membuat fitur di dalam aplikasi Flutter kita semakin menarik. Oiya, kalau kamu mau belajar lebih dalam mengenai Flutter, kamu bisa mengikuti kelas Flutter Developer: Provider State Management. Pada kelas itu kita akan belajar membuat aplikasi menggunakan Flutter dengan studi kasus pencarian kerja IT secara online dan belajar bagaimana mengimplementasikan State Management dengan Provider. Silahkan mencoba dan selamat belajar!

Kelas Modeling Objek Coin 3 Dimensi dengan Software Blender di BuildWithAngga

Modeling Objek Coin 3 Dimensi dengan Software Blender

Hello people with the spirit of learning! Banyak objek yang dapat kita buat dengan menggunakan software Blender. Dan jika kita masih pemula, Coin adalah salah satu objek yang paling mudah untuk dibuat dan memiliki beberapa komponen yang bisa kita pelajari sekaligus. Nah, untuk membuatnya, kita hanya perlu menyiapkan objek Cylinder dan objek Text. Dan untuk langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Step 1: Menambahkan Objek Cylinder Buka Software Blendernya, dan hapus objek Cube yang ada pada tampilan awal Blender dengan menekan “X” dan pilih DeleteSetelah itu kita bisa tekan “Shift + A”, kemudian pilih “Mesh” dan kita pilih “Cylinder” Step 2: Membuat Base Objek Coin  Kita bisa pipihkan objek Cylinder tersebut dengan menekan “S” dan “Z” dan kita arahkan cursornya kedalam objek Cylinder untuk mengubah skalanya ke sumbu Z atau verticalKemudian kita bisa masuk ke “Edit Mode” dengan menekan “Tab” pada KeyboardSelanjutnya kita seleksi Face yang ada di bagian atas dan bagian bawah objek Coinnya dengan menggunakan “Face Select” yang ada pada samping menu Edit ModeKalau sudah, kita tekan “i” untuk “Inset Face” dan kita tarik kedalam (Lebarnya bisa dilihat di contoh gambar)Setelah itu kita akan Extrude kedalam dengan menekan “E” “S” dan “Z” dan kita tarik kedalam untuk menambahkan segment kedalam objek coinnya. (Bisa dilihat di contoh gambar) Step 3: Menambahkan Bevel pada Objek Coin Sebelum menambahkan Bevel, kita akan masuk dulu ke Object Mode atau tekan “Tab”Dan kita tekan “Ctrl + A” kemudian pilih “Scale” untuk meng-Apply Objek Coinnya Kemudian kita masuk ke Edit Mode lagi dengan menekan “Tab”Kita bisa seleksi setiap garis melingkar pada objek Coin dengan seleksi garis atau “Edge Select”Kemudian kita tekan “Ctrl + B” dan Scroll ke atas, dan kita tambahkan kurang lebih 3 atau 4 garis Step 4: Menambahkan Modifier Subdivision Surface Kita bisa masuk ke area Properties yang ada di bagian kanan, dan kita pilih icon bergambar kunci inggris atau “Modifier Properties”Kemudian kita klik “Add Modifier” dan pilih “Subdivision Surface”Kalau sudah, kita akan masuk lagi ke Objek Mode dengan menekan “Tab” Setelah itu kita tekan “W” dan pilih “Shade Smooth” Step 5: Menambahkan Object Text Tekan “Shift + A” dan pilih “Text”Kemudian masuk ke Edit Mode atau “Tab” dan ketikkan “$” atau dollar Kalau sudah, kita masuk lagi ke Objek Mode atatu tekan “Tab”Setelah itu letakkan posisi text “$” di tengah objek Coin dengan menekan angka “7” untuk melihat view dari arah atasDan tekan “G” untuk memindahkan posisinya, dan juga “S” untuk mengubah skalanya. Step 6: Finishing Setelah selesai menambahkan Text, kita akan Extrude objek Textnya agar memiliki tinggi yang sama dengan objek Coinnya. Kita akan masuk ke “Object Data Properties” atau icon yang bergambar huruf ”a”Kemudian pilih “Geometry” dan tambahkan 0.1m pada bagian “Extrude” Oiya, jumlahnya bisa berbeda, jika size objek yang kita buat juga berbeda, jadi sesuaikan saja tingginya dengan objek Coinnya. Dannn akhirnya selesai! Itu tadi adalah cara simple untuk membuat objek Coin. Temen-temen tinggal tambahkan material dan lighting, agar objek coinnya jadi lebih realistis (untuk dasarnya bisa dilihat di kelas gratisnya buildwithangga) Oiya, materi ini juga ada pada kelas Mastering Blender 3D: Design Icon Set, disitu saya jelaskan secara detail, dan juga ada beberapa tambahan yang buat objek 3D nya menjadi lebih menarik dan enak untuk di lihat. Dan yang lebih penting, di kelas itu juga saya ajarkan bagaimana cara menyiapkan objek 3D yang siap digunakan dan siap untuk dijual! Sekian Tips kali ini, semoga bermanfaat, dan Selamat Belajar!