Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Mengenal “Artisan Laravel” serta Contoh Penggunaannya di BuildWithAngga

Mengenal “Artisan Laravel” serta Contoh Penggunaannya

Tahukah kamu apakah itu Command Line Interface? Dalam framework Laravel terdapat sebuah tool yang diberikan untuk memudahkan developer dalam melakukan beberapa perintah untuk menjalankan fungsi-fungsi sistem operasi yang ada dalam framework Laravel. Command line interface (CLI) adalah cara berinteraksi dengan program komputer melalui baris perintah. Dalam CLI, pengguna memasukkan teks perintah untuk menjalankan fungsi-fungsi sistem operasi. Berbeda dengan antarmuka pengguna grafis (GUI) yang menggunakan ikon dan jendela, CLI memerlukan sedikit sumber daya sistem untuk diimplementasikan. Dalam konteks Laravel, CLI disebut Artisan. Mari kita pahami, Apa itu Artisan dan bagaimana contoh penggunaannya???.. Artisan Laravel Artisan adalah antarmuka baris perintah yang disertakan dengan Laravel. Artisan berfungsi sebagai skrip utama di aplikasi Laravel dan menyediakan sejumlah perintah yang membantu kita dalam membangun aplikasi. Artisan terletak di akar aplikasi kita sebagai skrip artisan. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dengan Artisan pada framework Laravel : Menghasilkan berkas: Kita data menggunakan Artisan untuk menghasilkan berkas-berkas seperti controller, model, migration dan lainnya. Misalnya, php artisan make:controller NamaController untuk membuat controller baru. ArtisanLaravel_BuildWithAngga Menjalankan tugas tugas rutin: dengan Artisan memungkinkan kita menjalankan tugas-tugas rutin seperti menjalankan migration database, membersihkan cache, dan mengoptimalkan aplikasi. Contoh perintah yang sering digunakan adalah php artisan migrate, php artisan cache:clear, dan php artisan optimize. ArtisanLaravel_BuildWithAngga Interaksi dengan aplikasi melalui Tinker: Tinker adalah REPL (Read-Eval-Print Loop) yang kuat untuk kerangka kerja Laravel. Dengan Tinker, kita dapat berinteraksi dengan seluruh aplikasi Laravel melalui baris perintah. Misalnya, kita dapat menjalankan perintah php artisan tinker untuk masuk ke lingkungan Tinker dan bermain-main dengan model Eloquent, pekerjaan (jobs), dan acara (events). ArtisanLaravel_BuildWithAngga Mendaftarkan perintah khusus: kita dapat mendaftarkan perintah khusus dengan Artisan. Ini memungkinkan kita untuk menambahkan fungsionalitas khusus ke aplikasi yang kita bangun. Misalnya, kita dapat membuat perintah khusus untuk mengimpor data dari sumber eksternal atau menjalankan tugas-tugas khusus. ArtisanLaravel_BuildWithAngga Kesimpulan Artisan merupakan salah satu fitur yang membuat Laravel menjadi framework yang populer dan disukai banyak pengembang. Kemampuannya untuk menghasilkan berkas-berkas seperti controller, model, dan migration, serta menjalankan tugas rutin seperti migrasi database, membersihkan cache, dan mengoptimalkan aplikasi. Dengan Artisan, kita dapat mempercepat dan menyederhanakan proses pengembangan aplikasi Laravel kita, serta menikmati berbagai fitur yang mendukung efisiensi dan fleksibilitas dalam pengelolaan proyek. Selain itu, kita juga mengetahui penggunaan Tinker, REPL yang kuat untuk interaksi dengan aplikasi Laravel melalui baris perintah. Dengan Tinker, pengembang dapat dengan mudah berinteraksi dengan model Eloquent, pekerjaan, dan acara. Dan juga kita mengetahui adanya kemampuan Artisan untuk mendaftarkan perintah khusus, memberikan fleksibilitas kepada pengembang untuk menyesuaikan fungsionalitas aplikasi sesuai kebutuhan. Secara keseluruhan, Artisan memainkan peran krusial dalam mempercepat pengembangan aplikasi Laravel dan menyediakan berbagai fitur yang mendukung efisiensi dan fleksibilitas dalam pengelolaan proyek. Apakah kamu tertarik untuk meningkatkan skill Laravel PHP? Kamu bisa mengikuti kelas Kelas Online Gratis PHP Laravel Web Development | BuildWithAngga. Yuk, daftar sekarang dan tingkatkan skills sesuai dengan minatmu!

Kelas 5 Tips & Trick Untuk Meningkatkan Kinerja Frontend Menggunakan Wordpress di BuildWithAngga

5 Tips & Trick Untuk Meningkatkan Kinerja Frontend Menggunakan Wordpress

Hello, WordPress developers! Pernahkah kalian mengalami masalah performa website WordPress? website WordPress kalian mengalami penurunan pengunjung akibat performa website yang buruk? No worries! kalian bisa menemukan solusinya dengan mengikuti “5 Tips & Trick untuk Meningkatkan Kinerja Frontend Menggunakan WordPress”✨ Pentingnya Meningkatkan Performa WordPress Dalam dunia web development, memiliki situs WordPress yang optimal dalam segi performa menjadi kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan pengunjung. Sebuah website yang responsif, cepat, dan mudah diakses tidak hanya meningkatkan user experience, tetapi juga mempengaruhi peringkat di mesin pencarian. Sebuah website yang memerlukan waktu lebih dari 5 detik dalam memuat kontennya berpotensi memiliki bounce rate hingga 90%. Tingkat bounce rate yang tinggi dapat mengindikasikan masalah, seperti konten tidak relevan atau waktu muat yang lambat. Bounce rate berguna dalam menganalisis seberapa efektif sebuah halaman dalam mempertahankan perhatian pengunjung. Oleh karena itu, optimasi kinerja WordPress, terutama dalam aspek kecepatan, menjadi keharusan untuk menjaga daya saing dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung. 5 Tips dan Trik Meningkatkan Kinerja WordPress🚀 Berikut tips dan trik yang dapat kalian coba untuk meningkatkan kinerja Frontend WordPress kalian. 1. Menggunakan Layanan Hosting Terbaik Hosting memiliki peran penting dalam perkembangan sebuah situs web. Kualitas hosting dapat memengaruhi kinerja web secara keseluruhan. Sebagai pemilik dan pengelola situs, penting untuk memilih layanan hosting yang baik sebelum membuat dan mengembangkan web. Web hosting bertanggung jawab atas keamanan dan kenyamanan situs. Ketika host berfungsi baik, situs juga akan berkinerja optimal, dan sebaliknya. Pemilihan jenis website dan paket hosting harus sesuai, mengingat kebutuhan tiap website mungkin berbeda dari situs lainnya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih hosting WordPress melibatkan: kapasitas database,kemudahan pengaturan,rekam jejak performa yang baik, dandukungan pelanggan yang responsif. Beberapa penyedia hosting menawarkan fitur khusus untuk mempercepat WordPress dan meningkatkan performa. Jika kalian mengalami kesulitan memilih web hosting yang tepat BuildWithAngga menyediakan “Kelas Online Gratis Mastering Cloud VPS for Website Developer with IDCloudHost“. IDCloudHost membantu mengelola website termasuk yang berskalabilitas secara fleksibel dengan memastikan server website selalu aktif, aman dari cyber threat, dan tentunya akses konten dari server ke browser pengunjung bisa berjalan efisien berkat bantuan Object Storage. 2. Memilih Tema Wordpress dengan Kualitas Bagus dan Sesuai Kebutuhan Penting untuk menyadari bahwa pemilihan tema tidak hanya berdampak pada kenyamanan pengunjung, tetapi juga pada kecepatan akses website. Tema yang berat dapat memperlambat kecepatan web, sehingga memilih tema yang ringan dan dioptimalkan sangatlah penting. Sebelum mengaplikasikan tema, ada beberapa hal yang perlu kalian pertimbangkan, diantaranya: pastikan untuk mencoba versi demo dan melakukan uji kecepatan menggunakan alat-alat seperti PageSpeed Insights, Pingdom, dan GTmetrix. Ini akan membantu memastikan bahwa tema yang dipilih tidak hanya estetis tetapi juga mendukung performa optimal website.perhatikan respon dari pengguna lain melalui review.pastikan juga tema memiliki dukungan (support) yang responsif dan selalu diperbarui untuk mengikuti perkembangan WordPress. 3. Optimasi Gambar Menambahkan gambar ke konten penting untuk estetika website, namun jika kalian menambahkan banyak gambar dengan ukuran yang besar akan mempengaruhi kecepatan website kalian. Oleh karena itu, kalian perlu mengoptimalkan gambar pada website WordPress kalian. Bagaimana caranya? Pertama, pastikan ukuran gambar tidak terlalu besar dengan me-resize gambar agar sesuai. Kalian bisa mengompres gambar secara manual dengan alat seperti TinyPNG atau menggunakan plugin seperti WP-Smush secara otomatis. Idealnya, setiap gambar tidak boleh melebihi 100 KB untuk memastikan kecepatan akses tetap optimal.Aktifkan fitur lazy loading. Lazy loading memungkinkan gambar dimuat saat diperlukan, seperti ketika pengunjung melakukan scroll ke bagian halaman yang berisi gambar. Kalian bisa menambahkan plugin lazy load pada website WordPress kalian seperti WP Rocket, WordPress Infinite Scroll – Ajax Load More, dan Lazy Loader.Gunakan format file yang disarankan seperti JPEG untuk foto, PNG untuk grafik, dan WebP untuk menggabungkan kompresi lossy dan lossless.Tambahkan deskripsi pada setiap gambar yang mengandung kata kunci yang relevan dengan konten. Ini membantu mesin pencari mengindeks website dengan lebih efisien. 4. Menggunakan Cache Saat mengakses sebuah situs web, browser akan memuat berbagai elemen seperti file, gambar, dan kode yang ada di dalamnya. Proses ini dapat memerlukan waktu yang bervariasi tergantung pada kinerja situs web tersebut. Untuk memastikan muatan halaman dapat diakses dengan cepat, penggunaan cache sangat dianjurkan. Cache membantu mengurangi beban server, sehingga waktu muat website menjadi lebih singkat. Aktivasi caching WordPress dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai plugin, seperti WP Super Cache, W3 Total Cache, LiteSpeed, dan Autoptimize. Instalasi plugin dan pengaturan cache yang tepat akan membantu meningkatkan performa loading WordPress secara signifikan. 5. Optimasi Database WordPress Setelah menggunakan WordPress dalam jangka waktu tertentu, basis data pada website kalian dapat terisi dengan banyak informasi yang mungkin sudah tidak diperlukan lagi. Untuk meningkatkan kecepatan website WordPress, kalian perlu mengoptimalkan basis data untuk menghapus informasi yang tidak perlu. Banyak data yang bersifat redundant dapat terakumulasi, seperti tag yang tidak digunakan, revisi yang tidak diperlukan, dan komentar spam dari pengunjung. Akumulasi sampah ini dapat menjadi beban pada basis data, mengakibatkan penurunan kecepatan loading WordPress. Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan basis data. Pertama, kalian dapat menggunakan plugin seperti WP-Optimize, WP-Sweep dan WP-DB Manager.Kedua, membersihkan tabel database secara manual.Ketiga, menggunakan fitur Weekly Automatic Database Optimization yang tersedia di beberapa layanan hosting untuk mempercepat loading WordPress tanpa memerlukan plugin tambahan. Sebagai catatan, penting untuk melakukan backup database sebelum melakukan proses optimasi atau perubahan yang signifikan pada website untuk menghindari kehilangan informasi yang berharga. Selain langkah di atas, ada beberapa tips lain untuk menjaga kinerja web agar tetap optimal. Di antaranya adalah melakukan update secara rutin pada plugin dan tema WordPress, menonaktifkan plugin yang tidak digunakan, menggunakan DNS, CDN, dan sebagainya. Kesimpulan Meningkatkan performa WordPress merupakan hal yang sangat penting. Performa yang optimal tidak hanya memengaruhi pengalaman pengunjung, tetapi juga berdampak pada peringkat situs di mesin pencarian. Sebuah situs WordPress yang lambat dapat menyebabkan tingginya bounce rate, yang dapat menjadi indikator masalah dalam mempertahankan perhatian pengunjung. Dalam meningkatkan kinerja frontend WordPress kalian bisa mengikuti langkah-langkah, seperti memilih layanan hosting dengan kualitas yang baik, memilih tema WordPress yang berkualitas dan ringan, melakukan optimasi pada gambar, mengaktifkan caching, dan melakukan optimasi database. That’s it! Tips and trick yang bisa kalian praktikan nantinya untuk meningkatkan kinerja atau performa website WordPress kalian. Optimalkan pengalaman pengunjung dan pastikan website kalian tetap unggul! 😊✨ Buat kamu yang ingin membuat projek website WordPress, kunjungi website BuildWithAngga dan temukan video pembelajaran GRATIS seputar WordPress development dan berbagai kelas No-code Development lainnya! So, see you in class👋

Kelas AUTO LULUS! Simak 4 Projects Skripsi Kuliah Menarik Menggunakan React.js di BuildWithAngga

AUTO LULUS! Simak 4 Projects Skripsi Kuliah Menarik Menggunakan React.js

React.js, sebuah library JavaScript yang populer untuk pengembangan user-interface, memberikan kemudahan dalam membangun aplikasi web yang dinamis dan responsif. Dalam artikel ini, saya akan membahas 4 contoh proyek skripsi kuliah yang menggunakan React.js sebagai kerangka kerjanya, nomor 4 paling sering digunakan dikalangan mahasiswa teknik informatika loh, mari kita simak satu persatu ya fellass!. 1. Aplikasi E-commerce dengan Fitur Pencarian dan Filter Dinamis https://dribbble.com/rhagency Aplikasi e-commerce ini bertujuan memberikan pengguna pengalaman berbelanja yang lebih interaktif dan efisien dengan menyertakan fitur pencarian dan filter dinamis. Dengan menggunakan React.js sebagai framework front-end, aplikasi ini dapat memberikan tampilan yang responsif dan user-friendly. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Utama:Header, Footer, Navigation, dan Komponen Produk.Manajement State:Local state untuk komponen dan global state dengan Redux.Routing:Penggunaan React Router untuk navigasi halaman. B. Fitur Utama: User Interface yang Responsif:Implementasikan desain user-interface yang menarik dan responsif menggunakan komponen React.js.Pastikan tata letak yang user-friendly dan easy to navigate.Pencarian Real-Time:Gunakan React state untuk menyimpan informasi produk dan hasil pencarian.Terapkan fitur pencarian real-time yang memungkinkan pengguna melihat hasilnya langsung pada saat mereka mengetikkan kata kunci.Filter Dinamis:Buat sistem filter yang dinamis berdasarkan atribut produk seperti kategori, harga, merek, dan lainnya.Filter harus dapat disesuaikan secara langsung tanpa memerlukan pengecualian halaman atau permintaan server.Manajement State dengan Redux:Gunakan Redux untuk mengelola state aplikasi, terutama ketika ada banyak komponen yang berbagi state.Implementasikan actions dan reducers Redux untuk melakukan perubahan pada state.Integrasi dengan API Back-end:Gunakan API back-end (RESTful atau GraphQL) untuk mendapatkan data produk, kategori, dan atribut lainnya.Terapkan fungsi-fungsi untuk mengambil dan menyimpan data produk ke server. Proyek ini tidak hanya memberikan pengalaman belanja yang efisien tetapi juga mencakup penggunaan teknologi terkini untuk meningkatkan kinerja dan keamanan aplikasi e-commerce. 2. Sistem Manajemen Pembelajaran Berbasis React.js https://dribbble.com/Orely Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) berbasis React.js adalah aplikasi yang dibangun dengan menggunakan React.js sebagai framework front-end untuk menyediakan platform pembelajaran online yang interaktif. Proyek ini bertujuan untuk membantu pengajar dan siswa dalam mengelola kursus, materi pembelajaran, dan interaksi pembelajaran secara efisien. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Utama:Komponen untuk pengelolaan kursus, jadwal, dan evaluasi.Komponen untuk interaksi dan komunikasi antara pengajar dan siswa.Manajement State:Penggunaan local state untuk komponen yang memerlukan penyimpanan sementara.Global state dengan Redux untuk informasi yang bersifat umum, seperti data pengguna dan kursus.Routing:Penggunaan React Router untuk menangani navigasi antar halaman dan fungsionalitas aplikasi. B. Fitur Utama: Pengelolaan Kursus:Pengajar dapat membuat, mengedit, dan menghapus kursus.Siswa dapat mendaftar dan mengakses kursus yang telah diikuti.Penjadwalan Kelas:Sistem penjadwalan kelas yang memudahkan pengajar dan siswa mengetahui jadwal pembelajaran.Pengelolaan waktu secara efisien untuk sesi pembelajaran online atau offline.Alat Evaluasi Online:Pembuatan dan penjadwalan ujian atau tugas online.Sistem penilaian otomatis dan feedback kepada siswa.Interaksi Pembelajaran:Forum diskusi untuk interaksi antara pengajar dan siswa.Ruang obrolan atau konsultasi online untuk pertanyaan langsung.Manajemen Akun Pengguna:Autentikasi pengguna dengan sistem sign in dan sign up.Profile pengguna dengan riwayat kursus dan kemajuan pembelajaran. Proyek ini memberikan solusi modern untuk mendukung proses pembelajaran online dengan memanfaatkan kemampuan React.js dalam menciptakan user interface yang responsif dan interaktif. 3. Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk Visualisasi Data Lokal https://dribbble.com/Orely Project GIS menggunakan React.js dapat berfokus pada visualisasi data geografis. Mahasiswa dapat membangun aplikasi yang menampilkan data lokasi dengan integrasi API peta seperti Google Maps atau Mapbox. Fitur pencarian lokasi, penandaan peta, dan navigasi dapat diimplementasikan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Peta:Integrasi peta interaktif sebagai komponen utama.Marker dan lapisan informasi sebagai subkomponen.Pemrosesan Data Lokal:Penanganan data geografis, penyimpanan, dan pengambilan data dari server atau sumber data eksternal.Pencarian dan Filter:Komponen untuk sistem pencarian dan filter yang berfungsi dengan lancar dan responsif. B. Fitur Utama: Pemetaan Data Lokal:Integrasi dengan peta interaktif, seperti Google Maps atau Mapbox, untuk menampilkan data geografis.Penandaan lokasi penting atau kejadian dengan marker yang dapat diakses untuk informasi lebih lanjut.Pencarian Lokasi:Sistem pencarian yang memungkinkan pengguna menemukan lokasi tertentu dengan cepat.Pencarian berbasis teks untuk menemukan data spesifik terkait wilayah tertentu.Filter dan Kategori:Implementasi filter untuk mencari data berdasarkan kriteria tertentu seperti kategori, waktu, atau tipe kejadian.Kategorisasi data untuk memudahkan pemahaman dan analisis.Lapisan Informasi:Pilihan untuk menampilkan lapisan informasi tambahan, seperti batas administratif, cuaca, atau data demografis.Kontrol yang memungkinkan pengguna mengkonfigurasi lapisan informasi yang ditampilkan.Responsif dan Mobile-Friendly:Desain user interface yang responsif untuk penggunaan yang nyaman pada berbagai perangkat, termasuk perangkat seluler. Proyek ini menggabungkan kekuatan React.js untuk menciptakan user interface yang responsif dengan keunggulan GIS untuk memvisualisasikan data geografis. Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang data lokal melalui representasi spasial yang jelas dan interaktif. 4. Sistem Rekomendasi Film Menggunakan React.js dan Firebase https://dribbble.com/ShaneHelm membuat aplikasi rekomendasi film yang menggabungkan React.js sebagai front-end dan Firebase sebagai back-end. Fokusnya anda dapat melibatkan penggunaan Firebase untuk autentikasi, penyimpanan data film, dan algoritma rekomendasi sederhana. tak lupa juga tentang performa aplikasi dalam menangani volume data yang besar. A. Arsitektur Aplikasi: Komponen Utama:Komponen untuk halaman autentikasi (Sign in dan Sign Up).Komponen untuk pemilihan genre dan preferensi pengguna.Komponen untuk menampilkan daftar **dan detail film.Manajemen State dengan Redux:Redux digunakan untuk mengelola state aplikasi secara global, terutama data yang sering diakses oleh komponen-komponen berbeda.Integrasi dengan Firebase:Firebase Firestore untuk menyimpan data pengguna, film, dan penilaian.Firebase Cloud Functions untuk mengeksekusi tugas di server, seperti perhitungan rekomendasi. B. Fitur Utama: Autentikasi Pengguna:Sistem Sign In dan Sign Up menggunakan Firebase Authentication.Keamanan data pengguna dengan Firebase Security Rules.Pemilihan Genre dan Preferensi:Pengguna dapat memilih genre film yang diminati dan mengatur preferensi mereka melalui user inteface pengguna yang friendly.Penilaian Film:Sistem penilaian atau peringkat film oleh pengguna.Firebase Firestore untuk menyimpan dan menyinkronkan data penilaian antar pengguna.Rekomendasi Personalisasi:Algoritma rekomendasi yang mempertimbangkan preferensi pengguna, penilaian film, dan tren umum.Pengguna diberikan daftar film yang diharapkan sesuai dengan preferensi mereka.Tampilan Informasi Film:Detail film, termasuk sinopsis, pemain, dan informasi lainnya.Trailer film yang terintegrasi menggunakan sumber daya eksternal seperti YouTube. Proyek ini memberikan rekomendasi film yang lebih personal dan sesuai dengan selera pengguna, sambil memanfaatkan kelebihan React.js untuk memberikan user interface yang menarik dan responsif. Firebase sebagai backend membantu dalam menyimpan dan menyinkronkan data dengan mudah serta memberikan layanan otentikasi yang aman. Kesimpulan: Penerapan React.js dalam proyek skripsi kuliah dapat memberikan mahasiswa pengalaman yang berharga dalam pengembangan aplikasi web modern. Dengan memilih topik yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka, mahasiswa dapat menghasilkan proyek yang tidak hanya memenuhi persyaratan akademis tetapi juga memiliki dampak praktis di dunia nyata. Tentunya teman-teman harus menguasai minimal fundamental dari HTML, CSS, Javascript untuk dapat membuat proyek skripsi kuliah menggunakan framework React.js. resource belajar tersedia di mana-mana mulai dari yang gratis hingga berbayar. Di buildWithAngga tersedia banyak sekali kelas gratis yang teman-teman bisa gunakan untuk media pembelajaran awal seperti: React JavascriptVanilla Javascript OOPCSS Website DesignFrontend Best Practice Tunggu apalagi? Join kelas di BuildWithAngga sekarang juga untuk upgrade skill programming kamu! keep learning and see you on the top 🔝

Kelas Kenapa Flutter Adalah Yang Terbaik Untuk Mengembangkan Aplikasi Mobile di BuildWithAngga

Kenapa Flutter Adalah Yang Terbaik Untuk Mengembangkan Aplikasi Mobile

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu kenapa Flutter adalah yang terbaik untuk mengembangkan aplikasi mobile? Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Flutter adalah cross-platform framework yang dibuat oleh Google. Framework ini dibuat untuk memudahkan developer dalam membuat aplikasi mobile dengan satu basis kode yang bisa digunakan di berbagai platform seperti Android, iOS, serta Web/Desktop. Flutter juga dikenal sebagai framework yang memiliki kerangka yang cepat dalam mengembangkan aplikasi mobile. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas sebenarnya kenapa Flutter menjadi yang terbaik untuk mengembangkan aplikasi mobile? Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter mampu membuat aplikasi mobile di Berbagai Platform Keunggulan utama dari Flutter ini bisa kita langsung rasakan loh, seperti kita bisa menghemat waktu dan tenaga, menghemat pengeluaran untuk mengembangkan sebuah aplikasi mobile, serta merawat aplikasi mobile dengan mudah. Semua itu bisa kita rasakan di Flutter. Kok bisa? karena Flutter merupakan framework yang bisa membuat developer dapat mengembangkan aplikasi mobile di berbagai platform, contohnya Android, iOS, dan Web/Desktop. Hal inilah yang membuat banyak developer akhirnya jatuh hati kepada Flutter untuk membantu mengembangkan aplikasi mobile dengan satu basis kode. 2. Flutter mempunyai kecepatan yang sama dengan aplikasi Native Meskipun Flutter bisa digunakan di berbagai platform seperti Android, iOS, dan Web/Desktop. Flutter tetap mempunyai performa yang tidak kalah cepatnya dengan aplikasi Native, karena Flutter memiliki satu basis kode yang sifatnya bukan menjadi jembatan antara aplikasi dan platform. Sehingga Flutter dapat berjalan dengan cepat dan responsif seperti aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Native yang menggunakan Java/Kotlin untuk android dan Swift/Objective-c untuk iOS. 3. Hot Reload = Speed up the development process! Fitur Hot Reload yang dimiliki Flutter ini merupakan fitur yang dapat membantu developer dalam mengembangkan aplikasinya. Kok bisa fitur Hot Reload di Flutter se-efektif itu? Karena fitur ini memungkinkan pengembang untuk melihat perubahan yang sedang developer kembangkan, langsung dari aplikasinya tanpa perlu memakan waktu untuk memuat ulang aplikasi. Sehingga dengan adanya Hot Reload dapat membuat proses pengembangan menjadi lebih efektif. 4. Flutter itu gratis 100% Flutter adalah framework yang aman dan gratis. Artinya Flutter membuat developer tidak perlu membayar lisensi untuk menggunakan Flutter dalam mengembangkan aplikasi mobile. Sehingga Flutter dapat membuat developer bisa menghemat pengeluaran biaya untuk pengembangan aplikasi mobile. 5. Flutter memiliki komunitas dan ekosistem yang besar Flutter saat ini memiliki komunitas yang besar dan aktif, sehingga membuat ekosistem terus berkembang. Dukungan inilah yang membuat Flutter menjadi pilihan terbaik untuk pengembangan aplikasi mobile. Fitur-fitur pada Flutter terus dikembangkan yang tujuannya adalah untuk memperluas fungsi dari Flutter, sehingga harapannya Flutter dapat terus berkontribusi kepada developer untuk mengembangkan aplikasi mobile. “Flutter ini bisa mengembangkan aplikasi apa saja ya?” Pertanyaan inilah yang sering kita temukan ketika sebelum mengembangkan aplikasi mobile. Flutter sangat memberikan manfaat yang banyak untuk developer dengan segala fitur-fitur yang ada di Flutter. Sehingga Flutter terus menjadi pilihan developer di seluruh dunia untuk mengembangkan aplikasi mobile di berbagai platform. Aplikasi mobile itu meliputi : E-commerce Apps : Memilih Flutter untuk mengembangkan aplikasi e-commerce di berbagai platform, merupakan pilihan yang tepat. Karena dengan Flutter dapat membantu developer dalam mengembangkan aplikasi e-commerce yang konsisten dan bekerja dengan baik di berbagai platform seperti Android, iOS dan Web/Desktop.Social Media Apps : Flutter juga memungkinkan developer untuk mengembangkan aplikasi media sosial dengan cara membuat aplikasi yang baik dari segi interaktif dan dapat menarik pengguna untuk menggunakan aplikasi media sosial yang dibuat.Gaming Apps : Flutter juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi game yang sederhana. Karena Flutter memiliki performa yang tinggi serta kecepatan dalam rendering menjadikan Flutter sebagai pilihan yang baik untuk mengembangkan aplikasi game yang sederhana.Productivity Apps : Flutter juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi pembuatan daftar, pencatatan informasi yang penting. Karena fitur serta widget yang disediakan Flutter, mampu membuat developer mengembangkan aplikasi yang ramah dan kaya akan fitur yang memudahkan pengguna.Enterprise Apps : Flutter juga dapat membantu perusahaan loh! Flutter biasanya dibuat untuk manajemen hubungan pelanggan atau Customer Relationship Management ****(CRM) dan perencanaan sumber daya perusahaan atau Enterprise Resource Planning (ERP). Kesimpulan Itulah mengapa pada saat ini, developer lebih memilih menggunakan Flutter sebagai alat untuk mengembangkan aplikasi mobile-nya. Pertama dari Flutter yang dapat digunakan di berbagai jenis platform, Flutter yang kecepatannya sama dengan aplikasi Native, Fitur Hot Reload yang membuat developer makin jatuh cinta, Flutter yang bebas dari biaya, dan ekosistem Flutter yang besar. Menjadikan Flutter yang terbaik untuk mengembangkan aplikasi mobile. Kemudian Flutter juga dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis aplikasi yang tujuannya adalah untuk mempermudah pengguna melalui fitur-fitur yang dibuat menggunakan Flutter. Sehingga membuat developer tidak perlu pusing, takut dan khawatir akan pengembangan aplikasinya. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Pengenalan REST API dan API Dengan Program FlaskAPI di BuildWithAngga

Pengenalan REST API dan API Dengan Program FlaskAPI

Haloo sobat ngodingg Semoga kalian sehat selaluu Kali ini kita akan mencoba mempelajari tentang apa itu API serta REST API serta contoh penggunaan dalam bahasa pemprograman python dengan Flask. Mari mengenal API lebih dengan penjelasan di artikel ini. Simak baik-baik ya. Apa itu API? API (Application Programming Interface) adalah Antarmuka pemrograman aplikasi adalah penerjemah komunikasi antara klien dengan server untuk menyederhanakan implementasi dan perbaikan software. Bisa diartikan juga sebagai sekumpulan perintah, fungsi, serta protokol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem operasi tertentu. AlurAPI Apa itu REST? REST (REpresentational State Transfer) adalah pendekatan desain arsitektur untuk pengembangan web. Gaya ini berfokus pada pemisahan logis resources API untuk memudahkan akses, pengelolaan, dan penskalaan. Komponen yang dapat digunakan berulang ditulis agar mudah diatur melalui permintaan HTTP sederhana dan intuitif seperti GET, POST, PUT, PATCH, dan DELETE (ada lebih banyak lagi, tetapi ini yang paling umum digunakan). REST ini berbentuk JSON object data. Yang dapat mempermudah client untuk melakukan parsing data dan tergolong lebih ringan. Jadi API disini berperan sebagai perantara untuk ngobrol dengan server, jadi untuk akses data di sebuah server dilakukan tidak secara direct melainkan melalui API ini, sedangkan REST ini sebagai aturan-aturan  / perintah apa saja yang diberbolehkan untuk dilakukan oleh client melalui protokol http. Apa itu Flask? Flask adalah framework web mikro yang ditulis dalam bahasa pemrograman Python. Flask memungkinkan Anda untuk membangun aplikasi web dengan cepat dan mudah tanpa mengkhawatirkan detail rumit tentang bagaimana web bekerja. Framework ini menggunakan sintaks Python yang sederhana dan intuitif, sehingga mudah dipelajari dan digunakan. Flask tidak menyediakan banyak fitur bawaan seperti framework web lainnya, tetapi memberikan fleksibilitas dan kontrol lebih besar kepada pengembang untuk menentukan struktur dan komponen aplikasi web mereka. Anda dapat menambahkan fitur yang Anda butuhkan dengan menginstal pustaka pihak ketiga. Kelebihan Flask Berikut adalah beberapa kelebihan Flask: Mudah dipelajari dan digunakan: Flask menggunakan sintaks Python yang sederhana dan intuitif, sehingga mudah dipelajari dan digunakan, bahkan bagi pemula.Ringan dan cepat: Flask tidak menuntut banyak hal dari sistem atau memerlukan banyak dependensi, sehingga aplikasi web yang dibuat dengan Flask akan lebih ringan dan cepat.Fleksibilitas: Flask memberikan fleksibilitas dan kontrol lebih besar kepada pengembang untuk menentukan struktur dan komponen aplikasi web mereka.Komunitas yang besar: Flask memiliki komunitas yang besar dan aktif, sehingga Anda dapat dengan mudah menemukan bantuan dan dukungan online. Implementasi Flask Berikut adalah contoh sederhana untuk membangun aplikasi web dengan Flask: 1. Instal Flask Langkah pertama adalah menginstal Flask dengan menggunakan pip: pip install flask 2. Buat file Python Buat file Python baru dengan nama app.py. 3. Import Flask Import Flask dari modul flask: from flask import Flask Use code with caution.content_copy 4. Buat aplikasi Flask Buat objek aplikasi Flask: app = Flask(__name__) 5. Buat route Route adalah URL yang akan dipetakan ke fungsi tertentu. Berikut adalah contoh route yang menampilkan teks "Hello World!": @app.route("/") def hello_world(): return "Hello World!" Use code with caution.content_copy 6. Jalankan aplikasi Jalankan aplikasi Flask dengan menggunakan perintah berikut: app.run(debug=True) Buka browser web Anda dan kunjungi URL http://localhost:5000/. Anda akan melihat teks "Hello World!" di layar. Kalian juga bisa berlatih lagi sendiri dan saya juga menyarankan beberapa project yang bisa kalian coba, Berikut adalah beberapa contoh aplikasi Flask yang dapat Anda coba: Aplikasi Todo ListAplikasi Blog SederhanaAplikasi Kalkulator Oke Sekian penjelasan tentang Flask kalian bisa kembali untuk menguliknya sendiri tentunya. Semoga bermanfaat buat kalian. See you guysss !

Kelas Penggunaan Method Filter pada Array JavaScript di BuildWithAngga

Penggunaan Method Filter pada Array JavaScript

Hello, Spirit of Learning!🔥 Pada artikel kali ini kita akan membahas penggunaan method filter() yang ada pada Array Prototype JavaScript. Buat kamu yang belum belajar JavaScript dasar, kamu bisa belajar terlebih dahulu ya di Kelas JavaScript ES6 Dasar dan buat kamu yang ingin belajar method filter() alangkah baiknya membaca artikel sebelumnya, yaitu "Memahami Array Prototype dalam JavaScript". Mungkin kamu pernah mendengar tentang method filter, mungkin juga tidak. Namun, jangan khawatir! Dalam artikel ini, kita akan mengupasnya secara perlahan. Method filter adalah cara yang luar biasa untuk menyaring dan mengatur array kamu tanpa perlu terjebak dalam kebingungan loop dan kondisional yang membingungkan. Mari kita mulai dengan memahami apa sebenernya method filter itu, dan bagaimana kita bisa menggunakannya untuk memperbaiki kode kita dengan mudah. Pengenalan Method Filter Pernahkah kamu merasa repot saat harus memilah-milah data dalam array di JavaScript? Nah, di situlah method filter digunakan. Jadi, method filter itu seperti penyaring otomatis yang bisa membantu kita menemukan item-item yang kita butuhkan dalam array dengan lebih mudah. Jadi begini, bayangkan kamu memiliki daftar nama-nama buah dalam sebuah array. Tapi tiba-tiba kamu hanya ingin menampilkan buah-buah yang berawalan huruf A. nah, itulah saatnya method filter bertindak. Ia akan membantu kamu menyaring buah-buah tersebut hanya dengan beberapa baris kode sederhana Jadi, intinya, method filter ini seperti alat penyaring yang bisa menyeleksi item-item yang sesuai dengan kriteria yang kamu tentukan. Praktis bukan? Baiklah, mari kita telusuri lebih dalam bagaimana cara menggunakan method filter ini. Cara Penggunaan Method Filter Method filter dalam JavaScript itu keren banget, karena bisa bikin ngoding kita lebih mudah. Jadi begini, kita punya array yang berisi banyak data kan? Nah, dengan method filter, kita bisa mengambil data dari array itu berdasarkan kriteria tertentu. Contohnya begini, kita punya array numbers yang berisi daftar angka. Misalnya angka 1 sampai 5. Nah, sekarang kita pengen mengambil hanya angka-angka yang lebih besar dari 2 aja. Nah, di sinilah method filter akan digunakan. const numbers = [1, 2, 3, 4, 5]; Jadi, selanjutnya begini: kita panggil array numbers, terus tambahin .filter() di dalam kurung method filter() , kita kasih sebuah function (biasanya disebut callback function). Function ini yang akan nentuin kriteria apa yang kita mau. Contoh kode seperti ini: const numbersGreaterThanTwo = numbers.filter(function(item) { return item > 2; }); console.log(numbersGreaterThanTwo); Hasil dari kode di atas Jadi, di sini kita punya array numbers, terus kita filter angka mana aja yang lebih besar dari 2. Nah, angka-angka yang memenuhi syarat itu akan dimasukkan ke dalam array baru yang kita namakan numbersGreaterThanTwo Gampang kan? Nah, itu dia cara menggunakan method filter dalam JavaScript. Seru kan? Kamu bisa bereksperimen sendiri dengan berbagai kriteria filter yang kamu mau! Contoh Penggunaan Method Filter Selanjutnya Misalkan kita memiliki array nama-nama orang dan kita ingin membuat array baru yang hanya berisi nama-nama yang memiliki lebih dari lima huru const names = ["Alya", "Budi", "Citra", "Dewi", "Eko", "Fani", "Gilang", "Hani"]; Dalam contoh di atas, kita memiliki array names yang berisi daftar nama orang. Kemudian, kita menggunakan method filter pada array tersebut. const longNames = names.filter(function(name) { return name.length > 5; }); console.log(longNames); Hasil dari kode di atas Method filter menerima sebuah callback function sebagai argumennya. Callback function ini akan dieksekusi untuk setiap elemen dalam array dan elemen-elemen yang memenuhi kriteria yang akan ditentukan dalam callback function akan disaring dan dimasukkan ke dalam array baru. Di dalam callback function, kita menggunakan kondisi name.length > 5 untuk memeriksa apakah sebuah nama memilki lebih dari lima huruf. Jika nama tersebut memiliki lebih dari lima huruf, maka nama tersebut akan disertakan dalam array baru. Dengan menggunakan method filter, kita berhasil membuat array baru yang berisi nama-nama dengan lebih dari lima huruf dari array aslinya dengan cara yang jelas dan efisien. Keuntungan Menggunakan Method Filter 1. Memudahkan Seleksi Data Method filter memungkinkan kamu untuk dengan mudah memilih elemen-elemen tertentu dari sebuah array berdasarkan kriteria tertentu. 2. Kode Lebih Bersih Dengan menggunakan method filter, kode kamu cenderung lebih bersih dan lebih mudah dipahami. Kamu tidak perlu menulis loop atau kode yang rumit untuk melakukan seleksi data. 3. Mengurangi Peluang Kesalahan Karena method filter mengurangi kebutuhan untuk menulis kode yang rumit, ini juga mengurangi peluang terjadinya kesalahan. Kamu lebih sedikit bergantung pada loop dan pengaturan manual. Dengan memanfaatkan method filter, kamu dapat membuat kode kamu menjadi clean code, lebih terstruktur dan lebih mudah di-maintenance. Kesimpulan Dengan menggunakan method filter pada array JavaScript, Kamu dapat dengan mudah menyaring dan memanipulasi data sesuai kebutuhan kamu. Method filter memungkinkan kamu untuk membuat array baru berdasarkan kondisi-kondisi tertentu, sehingga memudahkan kamu dalam memproses data dengan cara yang efisien dan terstruktur. Dalam artikel ini, kita telah mempelajari bagaimana method filter bekerja dengan cara penggunaannya dengan contoh-contoh yang jelas. Dari filter angka lebih dari dua dan filter daftar nama yang lebih dari lima dalam sebuah array. Mari kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys! ✨

Kelas Berkenalan dengan 3 Tools Populer untuk Para UI/UX Designers di BuildWithAngga

Berkenalan dengan 3 Tools Populer untuk Para UI/UX Designers

Dalam era digital yang semakin maju, User Interface (UI) memegang peranan penting sebagai jembatan antara pengguna (kamu) dan sebuah aplikasi. UI merupakan sebuah layout design grafis yang mencakup berbagai elemen, seperti klik on user, teks yang dibaca, gambar, slider, tema, dan segala macam elemen yang akan ditemui oleh pengguna pertama kali dan akan berinteraksi dengannya. UI designers memiliki peran sentral dalam menentukan tampilan sebuah aplikasi, mulai dari memilih skema warna hingga bentuk tombol. Mereka juga bertanggung jawab atas desain screen layout, transisi, animasi interface, dan segala macam micro-interaction, elemen visual, atau animasi yang memperkaya pengalaman pengguna. Tak kalah pentingnya adalah konsep "user experience" (pengalaman pengguna) saat menggunakan aplikasi kamu. Pengalaman pengguna dapat diukur dari seberapa lancarnya pengguna berinteraksi di dalam aplikasi tersebut. Dalam proses pengembangan UI/UX, kita memerlukan tools software untuk membantu prosesnya. Berikut ini adalah 3 Tools yang populer untuk UI/UX. Yuk, mari kita kenali lebih lanjut sebelum memilih untuk mempelajarinya. 1. Figma Figma adalah sebuah platform untuk kolaborasi dalam desain user interface. Tak hanya tersedia sebagai aplikasi web, tetapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur luring yang memukau pada aplikasi desktop untuk Windows dan macOS. Dengan layout yang intuitif dan komprehensif, Figma memungkinkan kamu untuk dengan mudah menciptakan beragam desain dalam satu proyek, mempercepat proses kerja tim secara efisien. Fitur-fitur unggulannya meliputi : FigJam. Sebuah fitur yang sangat berguna untuk membuat diagram dan site mapping secara online. Dengan fitur papan tulis online ini, kamu dapat dengan mudah mengorganisir ide-ide dan memfasilitasi proses brainstorming dengan lebih efisien.Autolayout. Fitur yang memungkinkan kamu untuk membuat layout yang responsif dan dinamis. Komponen layout otomatis ini dapat diperluas baik secara vertikal maupun horizontal, memastikan desainmu tetap terlihat lancar dan responsif. Dengan Auto layout, tombol dan daftar bisa berubah ukuran dan disesuaikan secara otomatis saat kamu mengubah teks atau mengedit item lainnya.Tool prototipe interaktif. Buat prototipe tingkat lanjut dengan fitur-fitur canggih seperti smart animation dan drag trigger (pemicu tindakan tarik). Fitur smart animation dan drag trigger (pemicu tindakan tarik). Dengan smart animation, kamu dapat mengotomatisasi animasi objek yang serupa dan memperbaiki transisi yang sudah ada secara efisien. Sementara itu, drag trigger memungkinkan pengguna untuk mengontrol transisi dengan lebih mudah dan intuitif.Mudah diakses. Sebagai aplikasi berbasis browser, kamu dapat langsung mengakses Figma tanpa perlu melakukan pengunduhan atau instalasi tambahan. Tak hanya itu, keunggulan lainnya adalah kemampuan Figma untuk berfungsi dengan baik di semua sistem operasi utama, termasuk Windows, macOS, dan Linux.Figma mirror. Kamu memiliki kesempatan untuk memeriksa secara langsung dan real-time preview dari desain yang sedang kamu kembangkan di aplikasi desktop Figma, langsung di perangkat iOS dan Android yang kamu miliki. Dengan demikian memungkinkan kamu untuk mengalami secara langsung bagaimana desainmu akan terlihat dan berperilaku di berbagai platform target.Community. kamu tidak hanya memiliki kemampuan untuk menemukan, melihat, dan mengunduh beragam template, plugin, dan widget yang telah dibagikan oleh Community, tetapi juga dapat memanfaatkan jaringan kolaboratif ini sebagai sumber daya yang kaya untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan desainmu. 2. Sketch Menurut UX Misfit, Sketch merupakan sebuah software yang dirancang khusus untuk sistem operasi macOS. Dikenal sebagai alat desain digital yang sangat fleksibel, Sketch telah menjadi pilihan utama dalam mengembangkan antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) yang optimal untuk berbagai platform, termasuk perangkat mobile, situs web, desktop, dan wearable. Salah satu kelebihan utama dari Sketch adalah kemampuannya untuk memperluas fungsionalitasnya melalui beragam plugin yang tersedia untuk di-instal dengan mudah, memungkinkan kamu untuk menyesuaikan dan memperkaya alat kerja sesuai dengan kebutuhan desainmu. Fitur-fitur unggulan Sketch meliputi: Tool pengeditan yang mudah digunakan: Sketch memudahkan pembuatan mockup karena menawarkan fitur drag-and-drop yang intuitif, seperti Sketch Symbols untuk membuat komponen yang bisa digunakan kembali dan Smart Guides untuk alignment (penyesuaian) yang akurat.Ekstensi canggih: Tool ini menyediakan beberapa plugin dan integrasi untuk meningkatkan fungsionalitas dan mengotomatiskan alur kerja. Selain itu, terdapat Sketch Assistant untuk meminimalkan kesalahan desain dengan menunjukkan error seperti layer yang hilang dan kontras yang kurang.Pengeditan bersama: Dengan fitur pengeditan bersama di Figma, beberapa desainer memiliki kemampuan untuk secara kolaboratif dan secara real-time mengerjakan satu file Sketch. Dengan demikian, kerja sama tim dalam proses desain menjadi lebih lancar dan produktif, memungkinkan kamu untuk mencapai hasil yang lebih baik dan lebih cepat. 3. Adobe XD Adobe juga menawarkan solusi untuk membantu kamu dalam desain antarmuka pengguna (UI/UX) dengan Adobe XD. Dikenal sebagai sebuah tool desain web berbasis vektor, Adobe XD memberikan kemampuan untuk menciptakan UI yang intuitif dan wireframe yang interaktif. Selain itu, kamu akan menemukan beragam komponen UI bawaan yang tersedia dalam tool ini, mempermudah web designer dalam membuat wireframe atau mock up yang profesional. Tidak hanya itu, Adobe XD juga memungkinkan kamu untuk menguji desainmu secara langsung di berbagai perangkat, memastikan pengalaman pengguna yang optimal pada setiap platform. Fitur-fitur canggih di Adobe XD meliputi: UI Kits: Fitur pertama yang dimiliki oleh Adobe XD yang akan memberikan kemudahan bagi kamu dalam membuat aplikasi dan prototyping dengan lebih cepat. Dengan adanya UI Kits, kamu dapat mengakses berbagai koleksi elemen UI yang telah tersedia secara siap pakai.Pengubahan ukuran yang responsif: Dengan fitur ini, kamu dapat membuat elemen desain dapat meluas atau menyusut secara otomatis sesuai dengan ukuran layar yang berbeda. Hal ini memungkinkan kamu untuk menghasilkan desain yang responsif dan optimal di berbagai perangkat, dari layar desktop hingga perangkat mobile, tanpa harus melakukan penyesuaian manual secara berulang.Repeat Grid: Memungkinkan kamu untuk mengulang elemen dan efek dengan cepat dan efisien, menghemat waktu dan upaya dalam proses desain. Dengan Repeat Grid, kamu tidak perlu lagi melakukan tugas yang sama secara berulang-ulang, karena fitur ini secara otomatis membuat salinan dan mengatur elemen atau efek secara teratur sesuai dengan preferensimu.Prototype Management: Kamu dapat mengatur dan mengelola prototipe dengan lebih efisien. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan untuk membuat beberapa URL dari satu file yang sama, memungkinkan kamu untuk memiliki berbagai versi prototipe yang dapat dibagikan dengan berbagai pihak. Tidak hanya itu, prototipe yang kamu bagikan dapat diakses dengan mudah dari mana saja, tanpa batasan jumlah atau kendala geografis.Typography Styling: Kelebihan lain yang dimiliki oleh Adobe XD adalah gaya tipografi yang sangat kaya. Buatlah gaya teks dengan kontrol yang preisisi, untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan Adobe XD, kamu juga bisa dengan mudah menyesuaikan elemen tipografi. Seperti font, jenis huruf, ukuran, margin, hingga spasi karaker dan spasi baris.Tool interaksi suara: Dengan fitur ini, kamu dapat menghasilkan gaya tipografi yang kaya dan profesional dengan kontrol yang sangat presisi, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna dalam desainmu. Melalui Adobe XD, kamu dapat dengan mudah menyesuaikan berbagai elemen tipografi sesuai kebutuhanmu, mulai dari pemilihan font, jenis huruf, ukuran, margin, hingga spasi karakter dan spasi baris.Copying From Other Design Apps: Adobe XD juga menawarkan fitur canggih yang memungkinkan kamu untuk menyalin dari aplikasi desain lainnya. Fitur ini terintegrasi dengan lancar dengan berbagai tool Adobe lainnya, seperti Photoshop dan Illustrator, memudahkan kamu dalam mentransfer elemen-elemen desain dari aplikasi tersebut langsung ke Adobe XD. Hanya dengan melakukan drag-and-drop, kamu dapat mengimpor elemen UI apa pun dengan mudah dan cepat. Dari berbagai Tools yang tersedia untuk desain UI/UX, seperti Figma, Sketch, dan Adobe XD, pengembang dan desainer memiliki opsi yang beragam untuk memenuhi kebutuhan desain dan fungsionalitas proyek desain user. Dengan memahami keunikan masing-masing tools, User dapat membuat keputusan yang terinformasi dalam menentukan tampilan visual aplikasi User. Mau mencoba menggunakan salah satu dari tools populer ini untuk membuat desain yang keren? Yuk, temukan lebih banyak tutorial dan sumber daya gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design, kamu bisa mengasah keterampilan dan memperkaya portofolio desainmu 🚀

Kelas Cara Bikin Repository Github Melalui Visual Studio Code di BuildWithAngga

Cara Bikin Repository Github Melalui Visual Studio Code

Hello, fellow learners! Did you know? Penggunaan Github dalam pengembangan perangkat lunak sudah menjadi suatu keharusan. Github sangat membantu developers dalam berkolaborasi, menyimpan, melacak perubahan dalam kode mereka, dan mengelola proyek secara efisien. Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membuat repositori Github step-by-step melalui Visual Studio Code. Kenapa pakai VSCode? Sebagai salah satu integrated development environment (IDE) yang paling populer, Visual Studio Code (VSCode) tidak hanya menawarkan lingkungan pengembangan yang efisien, tetapi juga menyediakan fitur-fitur terkini yang dapat memudahkan langkah-langkah dalam membuat dan mengelola repositori. So without futher do, let’s get started! Langkah 1: Menyiapkan Akun Github Pastikan kalian sudah memiliki akun Github! Jika belum, kalian dapat mendaftar di Github. Langkah 2: Pastikan Kalian Telah Menginstal Git Pastikan kalian sudah menginstal Git pada komputer atau laptop kalian. Jika belum ada kalian bisa mengunduhnya melalui situs resmi Git. Langkah 3: Buat Repository Baru Jika sudah memiliki akun Github silahkan login ke akun kalian dan klik ikon + (tambah) atau tombol “New” untuk membuat repositori baru. menambahkan repositori baru Kemudian isi detail seperti nama repositori, deskripsi (optional), dan pilihan lainnya. Setelah itu, klik tombol Create Repository mengisi detail repositori tampilan repositori yang masih kosong Langkah 4: Siapkan Project Untuk Dijadikan Repository Git Buka direktori projek yang ingin kalian masukan sebagai repositori Git. Kemudian buka projek tersebut melalui Visual Studio Code. Pastikan akun pada VSCode sudah terhubung/terkoneksi dengan Github kalian. menyiapkan projek yang akan dijadikan repositori Git Langkah 5: Inisialisasi Git Buka tab Source Control yang terletak di sebelah kiri atau tekan Ctrl + Shift + G. Pada bagian atas tab Source Control, klik pada ikon Initialize Repository melakukan inisialisasi Git Setelah inisialisasi, kalian akan melihat daftar file yang belum ditambahkan (untracked files). Klik pada file atau pilih semua file yang ingin ditambahkan, dengan klik tombol + untuk menambahkannya ke staging area. menambahkan file ke staging area Setelah menambahkan file ke staging area, masukkan pesan commit di kolom Message dan tekan tombol centang (✔) untuk melakukan commit. melakukan commit Langkah 6: Tambahkan Remote Repository Klik pada ikon More Actions (titik tiga) di bagian tab Source Control dan pilih Remote > Add Remote. menambahkan remote Atau kalian bisa tekan tekan Ctrl + Shift + P untuk membuka Command Palette lalu ketikkan Git: Add Remote. Kemudian masukkan URL repositori GitHub yang baru dibuat. add remote melalui command palette Langkah 7: Melakukan Push ke Github Jika kalian telah menambahkan remote repository, kalian dapat melakukan push ke Github dengan klik tombol Publish Branch pada tab Source Control. melalukan push ke Github Setelah berhasil, periksa hasil push Github pada repositori yang telah kalian buat sebelumnya. file berhasil di push ke repositori Github And the step is done! kamu berhasil membuat repositori baru. Proyek kalian sekarang terhubung ke repositori Github dan dapat dilacak perubahannya melalui Visual Studio Code. Kesimpulan Pada artikel ini, kita telah mempelajari langkah-langkah untuk membuat repositori Github melalui Visual Studio Code. Dengan mengikuti panduan ini, kalian dapat dengan mudah menginisialisasi proyek, menambahkan file, melakukan commit, dan menghubungkannya ke repositori Github. Semoga artikel ini dapat membantu kalian memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk membuat repositori Github menggunakan Visual Studio Code. Jangan ragu untuk menyesuaikan proses ini sesuai dengan kebutuhan. See you in the next article! 🚀👨‍💻

Kelas Auto Layout vs Manual Layout Figma: Kapan Harus Digunakan? di BuildWithAngga

Auto Layout vs Manual Layout Figma: Kapan Harus Digunakan?

Bagi para UI/UX designers, pemilihan antara menggunakan Auto Layout dan Manual Layout dalam Figma adalah keputusan krusial yang dapat mempengaruhi efisiensi dan hasil akhir desain. Dalam artike kali ini kita akan membahas perbedaan antara kedua pendekatan tersebut, memberikan kamu pemahaman mendalam tentang kapan sebaiknya kamu menggunakan Auto Layout dan kapan Manual Layout lebih sesuai. Kita akan belajar kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, serta memberikan panduan praktis untuk situasi-situasi tertentu. Dengan memahami dengan baik keuntungan dan batasan dari Auto Layout dan Manual Layout, kamu dapat membuat keputusan yang tepat dalam membangun tata letak desain yang responsif, konsisten, dan sesuai dengan kebutuhan project UI/UX-mu! © Figma Community Apa itu Auto Layout? Auto Layout adalah fitur yang memungkinkan kamu untuk secara otomatis menata elemen-elemen di dalam frame atau grup berdasarkan aturan tertentu yang kamu tentukan. Misalnya, kamu dapat menetapkan elemen-elemen tersebut untuk disusun secara horizontal atau vertikal, dan Figma akan secara otomatis menyesuaikan posisi dan ukuran mereka saat kamu menambahkan atau menghapus elemen. Ini sangat berguna untuk membuat daftar, card, atau elemen UI lainnya yang memerlukan konsistensi dalam penataan. Kamu bisa berkenalan dengan Auto Layout di artikel “Cara Menggunakan Auto Layout pada Figma” © Shaynakit.com Apa itu Manual Layout? Manual Layout adalah cara tradisional untuk menata elemen secara manual di dalam frame atau grup. Dalam mode ini, kamu memiliki kendali penuh atas posisi dan ukuran setiap elemen secara individual. Kamu harus menyesuaikan setiap elemen secara manual, yang memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar tetapi memerlukan lebih banyak waktu dan usaha untuk mengatur dengan presisi. © Figma Community - Direction in Auto Layout Figma Kenapa Sih Kita Harus Menggunakan Auto Layout? Tata Letak Responsif: Auto Layout memungkinkan elemen-elemen desain untuk menyesuaikan ukuran dan posisi secara otomatis berdasarkan perubahan konten atau ukuran frame. Ini sangat berguna untuk membuat tata letak yang responsif untuk berbagai ukuran layar atau perangkat.Efisiensi dalam Penyesuaian: Dengan Auto Layout, menambahkan atau menghapus elemen tidak memerlukan penyesuaian manual. Figma akan secara otomatis menyesuaikan tata letaknya, menghemat waktu dan usahamu dalam mengelola perubahan desain.Konsistensi Tata Letak: Auto Layout memastikan konsistensi tata letak di seluruh desainmu! Dengan aturan yang konsisten, kamu dapat memastikan bahwa elemen-elemen UI ditempatkan dengan cara yang sama di berbagai bagian desain, menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik.Kolaborasi yang Lebih Mudah: Dengan menggunakan Auto Layout, tim desain dapat lebih mudah berkolaborasi karena aturan penataan otomatis mengurangi kemungkinan interpretasi yang berbeda-beda. Semua anggota tim dapat bekerja dengan lebih efisien dan tetap mempertahankan konsistensi desain.Integrasi dengan Data Dummy: Figma memiliki fitur untuk menyisipkan data dummy ke dalam elemen-elemen desain, seperti daftar atau tabel. Dengan Auto Layout, kamu dapat dengan mudah menyesuaikan tata letak untuk menampung data dummy baru tanpa perlu melakukan penyesuaian manual yang rumit. Dengan menggunakan Auto Layout, kamu dapat meningkatkan efisiensi, konsistensi, dan responsivitas dalam desain UI/UX-mu, serta mempercepat proses developing secara keseluruhan. © Figma Community - Strokes in Layout Lalu Apa Saja Keunggulan Menggunakan “Manual Layout”? Kontrol Presisi: Manual Layout memungkinkan kamu memiliki kendali yang lebih besar atas posisi, ukuran, dan jarak antara elemen-elemen UI. Ini penting ketika kamu memerlukan presisi tinggi dalam tata letak atau ketika elemen-elemen tersebut harus ditempatkan secara spesifik.Desain Khusus: Dalam beberapa kasus, kamu mungkin memiliki desain yang unik atau kompleks yang sulit diatur dengan Auto Layout. Dengan Manual Layout, kamu memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan tata letak sesuai kebutuhan tanpa dibatasi oleh aturan otomatis.Elemen Interaktif: Ketika kamu bekerja dengan elemen-elemen interaktif seperti tombol, slider, atau kartu yang memiliki perubahan tampilan berdasarkan interaksi pengguna, Manual Layout dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Ini karena kamu dapat menyesuaikan layout secara langsung sesuai dengan perubahan desain yang diperlukan.Kompatibilitas dengan Platform Tertentu: Kadang-kadang, kamu mungkin perlu membuat desain yang sesuai dengan panduan desain platform tertentu yang tidak sepenuhnya cocok dengan aturan Auto Layout. Dengan Manual Layout, kamu dapat membuat tata letak yang lebih sesuai dengan persyaratan platform yang spesifik.Project dengan Skala Kecil: Untuk small projects atau elemen-elemen individual yang tidak memerlukan penyesuaian otomatis, menggunakan Manual Layout mungkin lebih efisien. Ini karena kamu tidak perlu menetapkan aturan Auto Layout untuk elemen-elemen yang sederhana dan tidak berubah. Dengan mempertimbangkan kebutuhan desain dan kompleksitas project, menggunakan Manual Layout dapat memberikan dirimu kendali yang lebih besar dan fleksibilitas dalam mencapai tata letak yang diinginkan. © Figma Community Mari Kita Bahas Kekurangan Auto Layout! Tentu saja meskipun Auto Layout adalah fitur yang sangat berguna dalam desain UI/UX di Figma, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan: Keterbatasan dalam Desain Khusus: Auto Layout memiliki aturan bawaan yang mengatur cara elemen-elemen diatur secara otomatis. Ini bisa menjadi keterbatasan ketika kamu memiliki desain yang unik atau kompleks yang sulit diatur dengan aturan otomatis.Kesulitan dalam Kontrol Presisi: Meskipun Auto Layout dapat menyederhanakan proses penataan elemen, itu juga bisa sulit untuk mencapai presisi yang tinggi dalam tata letak. Kadang-kadang, kamu mungkin perlu menyesuaikan secara manual untuk mendapatkan posisi atau jarak yang tepat antara elemen-elemen.Kemungkinan Kesalahan dalam Penyesuaian: Terkadang, ketika kamu menambahkan atau menghapus elemen dalam Auto Layout, Figma dapat secara otomatis menyesuaikan tata letaknya. Namun, ini juga bisa menyebabkan kesalahan jika Figma menangkap dengan tidak tepat apa yang kamu inginkan, menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam layout.Kinerja yang Lambat dalam Desain yang Rumit: Saat bekerja dengan desain yang sangat rumit atau frame yang berisi banyak elemen dengan Auto Layout, Figma mungkin mengalami kinerja yang lambat karena perlu menghitung ulang layout secara terus-menerus.Tidak Cocok untuk Semua Situasi: Ada kasus-kasus di mana menggunakan Auto Layout mungkin tidak cocok, terutama jika desain memerlukan fleksibilitas yang lebih besar atau kontrol presisi yang tinggi yang sulit dicapai dengan aturan otomatis. Meskipun Auto Layout merupakan fitur yang kuat dan efisien, penting untuk memahami kekurangannya dan menggunakan dengan bijak sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas desain yang kamu hadapi. © Figma Community - Gap between items Bagaimana dengan Kekurangan “Manual Layout”? Menggunakan Manual Layout juga sudah pasti memiliki kelemahan/kekurangannya juga loh! Yuk simak! Memakan Waktu: Mengatur tata letak secara manual dapat memakan waktu lebih lama daripada menggunakan Auto Layout. Kamu sudah pasti perlu menyesuaikan posisi, ukuran, dan jarak setiap elemen secara individual, yang dapat menjadi proses yang memakan waktu terutama untuk desain yang kompleks.Kesulitan dalam Menjaga Konsistensi: Tanpa aturan otomatis, menjaga konsistensi antara elemen-elemen UI dapat menjadi lebih sulit. Kamu harus secara manual memastikan bahwa posisi, ukuran, dan properti lainnya konsisten di seluruh desain kamu, yang bisa sulit dilakukan terutama pada proyek yang besar.Keterbatasan Responsif: Manual Layout mungkin tidak selalu cocok untuk desain yang responsif. Ketika kamu perlu menyesuaikan layout untuk berbagai ukuran layar atau perangkat, menggunakan Manual Layout bisa menjadi kurang efisien daripada menggunakan Auto Layout yang dapat menyesuaikan layout secara otomatis.Kesulitan dalam Pengelolaan Perubahan: Ketika ada perubahan dalam desain, seperti penambahan atau penghapusan elemen, kamu harus secara manual menyesuaikan layout untuk memperhitungkan perubahan tersebut. Hal ini bisa menjadi rumit dan memerlukan upaya tambahan untuk memastikan konsistensi dan keakuratan tata letak.Tidak Efisien untuk Proyek Skala Besar: Dalam proyek-proyek dengan jumlah elemen yang besar atau kompleksitas yang tinggi, menggunakan Manual Layout mungkin tidak efisien. Ini karena memerlukan banyak waktu dan usaha untuk mengatur tata letak secara manual, dan bisa sulit untuk menjaga konsistensi dan akurasi di seluruh desain. Meskipun Manual Layout memberikan fleksibilitas dan kendali yang lebih besar dalam penataan elemen-elemen UI, penting untuk mempertimbangkan kekurangannya dan memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas *project-*mu. Kesimpulan © Shaynakit.com Secara keseluruhan, pemilihan antara menggunakan Auto Layout dan Manual Layout dalam desain UI/UX di Figma tergantung pada kebutuhan spesifik project dan preferensi desain individu. Auto Layout sangat berguna dalam situasi-situasi di mana tata letak responsif, konsistensi, dan efisiensi dalam penyesuaian diperlukan. Ini cocok untuk pembuatan daftar, grid, atau desain dengan konten yang berubah-ubah. Di sisi lain, Manual Layout memberikan kendali yang lebih besar atas posisi, ukuran, dan jarak antara elemen-elemen, cocok untuk desain khusus atau kompleks yang sulit diatur dengan aturan otomatis. Ini juga dapat digunakan ketika konsistensi sangat penting atau ketika desain memerlukan penyesuaian yang lebih akurat. Dalam prakteknya, seringkali kombinasi dari kedua metode ini dapat memberikan hasil terbaik, dengan menggunakan Auto Layout untuk elemen-elemen yang seragam dan sering berubah, sementara Manual Layout digunakan untuk elemen-elemen yang memerlukan penanganan khusus atau presisi yang tinggi. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, serta kebutuhan desain yang spesifik, desainer dapat membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tata letak yang optimal dan memuaskan dalam proyek UI/UX mereka. Tertarik belajar Auto Layout UI/UX lebih dalam? Kami menyediakan kelas-kelas gratis hingga kelas premium yang akan membantu kamu memperdalam skill UI/UX-mu!

Kelas Pengenalan REST API dan Tools untuk Membuatnya di BuildWithAngga

Pengenalan REST API dan Tools untuk Membuatnya

Hai Sobat BWA!🙌 REST API merupakan salah satu hal yang tidak asing lagi bagi seorang programmer. REST API merupakan gabungan dari REST (Representational State Transfer) dan API (Application Programming Interface). REST API biasanya digunakan untuk komunikasi dan pertukaran data antara berbagai perangkat lunak atau sistem di lingkungan jaringan komputer. Apa itu REST API? REST API adalah singkatan dari Representational State Transfer Application Programming Interface. REST API memungkinkan komunikasi antara perangkat lunak yang berbeda menggunakan HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk mentransfer data. REST API memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi dan berbagi data dengan aplikasi lain dengan cara yang efisien. REST API berjalan dengan prinsip-prinsip REST, yaitu pendekatan sederhana dan ringkas untuk mentransfer data melalui jaringan. Pada umumnya, REST API menggunakan metode HTTP untuk melakukan operasi CRUD (Create. Read, Update, Delete) pada data. REST API didukung oleh berbagai bahasa pemrograman, sehingga banyak digunakan untuk membangun aplikasi website. Apa saja yang Menjadi Karakteristik REST API? REST API memiliki beberapa karakteristik penting, antara lain: Stateless: REST API tidak menyimpan informasi tentang status atau konteks klien. Setiap permintaan yang diterima dianggap sebagai permintaan yang mandiri.Terpisah antara Klien dan Server: REST API mengizinkan klien dan server berinteraksi secara terpisah dan independen. Hal ini memungkinkan kedua sisi untuk berubah dan berkembang secara mandiri tanpa mempengaruhi yang lain.Berbasis URL dan HTTP: REST API menggunakan URL (Uniform Resource Locator) dan protokol HTTP untuk mengidentifikasi dan berkomunikasi dengan sumber daya.Operasi Standar: REST API menggunakan metode HTTP standar seperti GET, POST, PUT, dan DELETE untuk melakukan operasi pada sumber daya. Bagaimana Cara Kerja REST API? Cara kerja REST API didasarkan pada prinsip-prinsip dasar REST, yang memanfaatkan protokol HTTP untuk mentransfer data antara klien dan server. Berikut ini adalah bagaimana cara kerja REST API: Menerima HTTP Request dari Klien: Klien membuat permintaan HTTP ke server beserta sumber daya yang ingin diaksesnya. Contohnya, jika klien ingin menambahkan data buku, klien akan mengirim permintaan HTTP POST ke URI “/books” Berikut adalah HTTP request yang digunakan dalam metode REST API:GET (Mendapatkan Data)POST (Menambah Data Baru)UPDATE (Memperbarui Data yang Ada)DELETE (Menghapus Data)Pemrosesan Server: Saat klien mengirim permintaan, Server menerima permintaan dari klien dan memprosesnya sesuai dengan metode dan endpoint yang ditentukan.Generasi Respons: Setelah pemrosesan selesai, server akan mengirimkan respons kembali ke klien. Respons ini biasanya berisi status HTTP yang berisi berhasil/tidaknya permintaan tersebut, bersama dengan data yang diminta jika ada.Penerimaan Klien: Klien menerima respons dari server dan menanggapi sesuai dengan hasilnya. Tools untuk Membuat REST API API Tools adalah sebuah perangkat lunak/softwware yang bisa digunakan untuk membantu mengembangkan, menguji, menerapkan, dan mengelola API. Berikut ini adalah macam-macam API Tools yang umum digunakan, 1. Postman Postman adalah salah satu alat yang paling populer untuk menguji REST API. Postman memiliki banyak fitur dan fleksibel untuk digunakan. Fitur Unggulan: Kompatibel dengan plugin ekstensi Linux, Windows, MacOS, dan ChromeTerdapat fitur kolaborasi untuk memudahkan kolaborasi antar timMendukung format Swagger dan RAML (RESTful API Modeling Language) 2. SwaggerUI Swagger UI adalah alat yang populer untuk membuat dokumentasi API yang interaktif. Swagger menyertakan alat desain, pengujian, dan dokumentasi penting untuk membangun layanan web sederhana hingga kompleks. Fitur Unggulan: Sinkronsasi otomatis anatar pembuatan dan dokumentasi APIMenyediakan beberapa alat untuk Spesifikasi Open API (OAS)Mendukung desain, pengembangan, dokumentasi, dan pengujian keamanan. 3. SoapUI SoapUI adalah singkatan dari Simple Object Access Protocol. SoapUI merupakan alat penguji REST API otomatis yang banyak digunakan. Kalian dapat menggunakan SoapUI untuk menguji Layanan Web SOAP dan Layanan Web berbasis HTTP. Fitur Unggulan: Mendukung permintaan REST, SOAP, dan IoTMenawarkan solusi pengujian yang kuat untuk REST dan SOAP APIMemiliki user interface yang friendly 4. Rest Assured Rest Assured adalah alat terbaik untuk menguji API otomatis terutama saat menggunakan Java. Rest Assured merupakan pustaka Java yang open source dan gratis. Fitur Unggulan: Mendukung permintaan XML dan JSONMendukung sintaks BDD (Given-When-Then)Dapat digunakan oleh banyak pengembang Kesimpulan REST API adalah gabungan dari REST (Representational State Transfer) dan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan komunikasi antara perangkat lunak menggunakan HTTP. Karakteristik REST API meliputi stateless, terpisah antara klien dan server, berbasis URL dan HTTP, serta menggunakan operasi standar seperti GET, POST, PUT, dan DELETE. Cara kerja REST API melibatkan menerima HTTP Request dari klien, pemrosesan server, generasi respons, dan penerimaan klien. Beberapa tools yang umum digunakan untuk membuat REST API antara lain Postman, SwaggerUI, SoapUI, dan Rest Assured. Bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai REST API, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Membuat REST API dengan LumenBuild API with GraphQL