flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Perbedaan Model dan Controller pada Laravel? di BuildWithAngga

Perbedaan Model dan Controller pada Laravel?

Laravel merupakan framework PHP yang menawarkan banyak fitur yang memudahkan kita sebagai web developer. Salah satu fitur utama Laravel adalah konsep MVC (Model-View-Controller) yang digunakan di Laravel, yang membagi logika aplikasi menjadi tiga komponen utama, yaitu Model, View, dan Controller. Perbedaan Model dan Controller pada Laravel? Dalam MVC, Model dan Controller adalah dua komponen dengan konsep yang berbeda dan juga memiliki peran yang berbeda. Pada artikel ini, kita akan membahas perbedaan Model dan Controller yang ada pada Laravel. Model Model sendiri merupakan bagian dari konsep MVC yang bertanggung jawab untuk mengelola data dalam aplikasi. Model digunakan untuk mengakses database, mewakili tabel dalam database, dan mengelola data yang memungkinkan kita untuk melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update, dan Delete) pada data tersebut. Model juga dapat dihubungkan ke model lain melalui Relationship (relasi) pada Laravel. Contoh implementasi Model pada Laravel Controller Sedangkan, Controller pada Laravel juga merupakan bagian dari konsep MVC yang bertanggung jawab sebagai pengontrol alur aplikasi antara Model dan View. Controller mengatur permintaan dari pengguna, lalu memanggil Model yang sesuai dan mengirimkan data tersebut ke View. Controller juga berperan untuk memberikan response kepada pengguna dengan menyesuaikan halaman atau tampilan yang ditampilkan ke pengguna sesuai dengan permintaan yang diterima. Dalam hal ini, Controller bertindak sebagai perantara antara Model dan View. Contoh implementasi Controller pada Laravel Perbedaan Model dan Controller Perbedaan utama antara Model dan Controller pada Laravel dapat dibedakan dari fungsinya. Model berfokus pada pengelolaan data dalam database. Sementara itu, Controller berfokus pada pengelolaan logika aplikasi dan permintaan pengguna serta memberikan response kepada pengguna terkait permintaan yang diminta. Pada Laravel, Model dan Controller saling berhubungan dan bekerja sama dalam membangun sebuah aplikasi Laravel. Model memungkinkan Controller untuk mengambil data yang diperlukan dari database, dan Controller memanipulasi data yang diperoleh melalui Model. Controller pada Laravel Kesimpulan Model dan Controller pada Laravel memiliki peran yang berbeda. Model bertanggung jawab untuk mengelola data dalam database aplikasi. Sedangkan Controller bertanggung jawab untuk menerima permintaan dari pengguna, memproses permintaan tersebut, dan menampilkan response yang sesuai dengan permintaan. Penggunaan Model dan Controller yang tepat akan memungkinkan kita sebagai web developer untuk memisahkan antara logika aplikasi dan tampilan, sehingga aplikasi dapat lebih mudah dipelihara dan dikembangkan di waktu yang akan datang.

Kelas Fungsi Utama Middleware pada Laravel? di BuildWithAngga

Fungsi Utama Middleware pada Laravel?

Ketika kita sedang mengakses halaman website, mungkin kita pernah melihat pesan peringatan yang muncul ketika kita mencoba mengakses halaman tertentu. Misalnya, ketika kita melakukan login dengan menggunakan akun dengan role sebagai “customer”, namun kita mengakses halaman dashboard admin atau halaman yang hanya bisa diakses oleh akun dengan role “super admin”. Maka permintaan tersebut tidak diizinkan untuk diproses dan pesan kesalahan atau peringatan akan muncul. Hal tersebut merupakan gambaran bagaimana Middleware pada Laravel bekerja. Fungsi Utama Middleware pada Laravel? Middleware menjadi salah satu fitur yang sangat penting pada Laravel. Dengan Middleware kita dapat mengontrol dan memodifikasi permintaan HTTP setelah ataupun sebelum permintaan tersebut diproses oleh aplikasi Laravel kita. Sederhananya, Middleware pada Laravel layaknya seperti filter sebagai penghubung antara permintaan HTTP dengan aplikasi Laravel kita yang dapat membantu memeriksa permintaan dan menentukan apa yang harus dilakukan sebelum permintaan tersebut diproses. Middleware memiliki beberapa fungsi utama yang diantaranya adalah sebagai berikut: Authentication Middleware pada Laravel dapat kita gunakan untuk melakukan Authentication (autentikasi) dimana kita dapat melakukan verifikasi terhadap pengguna aplikasi kita. Misalnya kita dapat menggunakan Middleware untuk memastikan pengguna perlu login terlebih dahulu sebelum mengakses halaman tertentu pada aplikasi Laravel kita. Laravel menyediakan Auth Middleware bawaan yang dapat kita gunakan untuk mengimplementasikan autentikasi pada aplikasi Laravel kita. Contoh implementasi Authentication Authorization Selanjutnya, Middleware juga dapat kita gunakan untuk melakukan Authorization (otorisasi) untuk memastikan pengguna aplikasi kita hanya dapat mengakses halaman tertentu yang sesuai dengan hak akses yang telah kita tentukan. Otorisasi biasanya digunakan untuk mengatur akses pengguna kedalam sistem aplikasi kita. Laravel juga menyediakan Middleware bawaan yaitu Gate Middleware yang dapat kita gunakan untuk mengimplementasikan otorisasi pada aplikasi Laravel kita. Contoh implementasi Authorization Logging Selain Authentication dan Authorization, Middleware juga dapat kita gunakan untuk melakukan Logging, yaitu mencatat permintaan HTTP dan respons yang diterima, serta mengidentifikasi masalah yang muncul pada aplikasi Laravel kita. Laravel menyediakan Log Middleware sebagai Middleware bawaan untuk mengimplementasikan Logging. Contoh implementasi Logging Throttling Middleware dapat kita gunakan untuk melakukan Throttling, yaitu mengatur dan membatasi jumlah permintaan HTTP yang masuk dan diterima oleh aplikasi kita dalam jangka waktu tertentu dari satu sumber. Hal ini sangat penting dan berguna untuk mencegah serangan DDos terhadap aplikasi kita. Kita dapat menggunakan Middleware bawaan Laravel yaitu RateLimiter untuk mengimplementasikan Throttling pada aplikasi kita. Contoh implementasi Throttling Kesimpulan Middleware merupakan fitur yang sangat penting pada Laravel dan berguna untuk meningkatkan kinerja aplikasi kita. Kita dapat dengan mudah mengatur alur permintaan HTTP dan mengontrol akses pada fitur-fitur tertentu pada aplikasi kita. Dengan memahami fungsi-fungsi utama seperti Authentication, Authorization, Logging, dan Throttling, kita dapat mengoptimalkan penggunaan middleware di dalam aplikasi Laravel yang kita bangun.

Kelas Conditional Rendering pada React JS di BuildWithAngga

Conditional Rendering pada React JS

Ketika ingin mengembangkan sebuah website sangat umum untuk membuat sebuah tampilan yang dapat menampilkan dan menyembunyikan komponen tergantung terhadap suatu kondisi tertentu. Sebagai contoh kita ingin membuat sebuah tampilan yang dapat menampilkan pesan berbeda pada halaman web berdasarkan pada kondisi pengguna sudah log in atau belum. Conditional Rendering pada React JS Rendering merupakan suatu proses yang ada pada React yang digunakan untuk merubah tampilan suatu komponen. Teknik ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan tampilan berdasarkan kondisi tertentu, sehingga kita dapat membuat tampilan yang lebih interaktif dan responsif terhadap interaksi pengguna. Dalam React JS, kita dapat menggunakan pernyataan if/else, switch/case, atau operator ternary untuk mengatur kondisi yang akan menentukan tampilan yang akan ditampilkan pada komponen. Membuat Conditional Rendering Menggunakan If/Else Sebagai contoh kali ini kita akan membuat sebuah conditional rendering menggunakan pengkondisian If/Else. Pada kasus ini kita akan membuat sebuah tampilan website yang berisikan suatu pesan dan pesan tersebut akan berubah tergantung pada kondisi pengguna. Jika pengguna telah log in maka akan menampilkan pesan “Selamat datang, (nama pengguna)” dan jika belum maka akan menampilkan pesan “Selamat datang, silahkan log in Membuat Komponen React Pertama kita akan membuat sebuah komponen bernama “Home” yang akan berfungsi untuk menampilkan pesan pada website. Pada komponen ini akan mengimport sebuah komponen yang bernama “LoginStatus”, setelah mengimport kita akan memberikan komponen tersebut dua buah props yaitu “nama” dan “isLoggedIn”. Properti “nama” digunakan untuk mengirimkan nama yang akan digunakan dalam kasus ini kita menggunakan nama Admin dan properti “isLoggedIn” sebagai pengkondisian apakah kondisinya true atau false. Kode komponen Home pada React JS Kita akan membuat sebuah komponen yang akan digunakan untuk menampung logika pengkondisian. Pada komponen ini akan menangkap dua buah props yaitu “nama” dan “isLoggedIn”. Jika kondisi props “isLoggedIn” adalah true maka komponen akan menampilkan sebuah elemen h1 yang berisi pesan “Selamat datang” yang diikutin dengan isi dari properti “nama”. Jika kondisinya false maka akan menampilkan pesan “Selamat datang, silahkan log in”. Kode Komponen LoginStatus pada Reac JS Hasil Tampilan Hasil tampilan jika kondisi properti isLoggedIn adalah true pada React JS Jika kondisi properti isLoggedIn adalah true makan komponen akan menampilkan pesan seperti gambar di atas dengan properti nama. Hasil tampilan jika kondisi properti adalah false pada React JS Jika pengguna belum log in atau kondisi properti “isLoggedIn” adalah false maka komponen akan menampilkan sebuah pesan “Selamat datang, silahkan log in.” Kesimpulan Conditional rendering merupakan sebuah fitur yang dapat membantu kita menentukan tampilan dari sebuah komponen bergantu pada kondisi tertentu yang sudah ditetapkan. Dengan menggunakan conditional rendering para developer dapat membuat sebuah website yang lebih dinamis dan interaktif. Jika kamu tertarik mempelajari ReactJS kamu dapat memulainya dari mempelajari tentang Javascript kemudian mempelajari dasar dari ReactJS. Apabila kamu masih kebingungan kamu juga dapat melihat alur belajar ReactJS dan mengetahui apa saja Tips Belajar ReactJS untuk Pemula.

Kelas 5 Library React JS untuk Web Developer di BuildWithAngga

5 Library React JS untuk Web Developer

React JS merupakan sebuah library open-source yang digunakan untuk mengembangkan tampilan pada website agar lebih dinamis dan interaktif yang cukup populer. React JS menggunakan konsep komponen yang berbentuk fungsi dalam bahasa Javascript yang berguna untuk mengatur logika dan tampilan pada web. 5 Library React JS untuk Web Developer Untuk mengembangkan sebuah tampilan website yang dinamis dan interaktif pada React JS membutuhkan beberapa library tambahan, library ini merupakan library dari pihak ketiga yang berfungsi untuk membantu developer memperluas fungsionalitas dan mempercepat proses pengembangan sebuah website. Berikut ini 5 Library React JS yang perlu kamu tahu, penasaran?simak penjelasan berikut. React-Router Tampilan web React Router library React JS React-Router merupakan sebuah library pada ReactJS yang biasa digunakan untuk melakukan proses routing pada web yang menggunakan library ReactJS. React-Router ini membantu kamu agar website yang kamu buat bisa perpindah-pindah halaman dengan mudah. Dengan menggunakan React-Router dapat membantu kamu dalam proses navigasi website menjadi lebih responsif dan mudah digunakan. Redux Tampilan web Redux library React JS Redux merupakan sebuah library yang digunakan untuk mengatur state pada aplikasi ReactJS. Dengan menggunakan Redux dapat memudahkan developer untuk mengatur dan memperbarui state pada sebuah website secara terpusat dan agar lebih mudah untuk di-maintenance. Redux memiliki sebuah konsep arstiektur yang disebut dengan Flux yang membagi program untuk tampilan pada website dengan program untuk business logic pada website. Axios Tampilan web Axios library React JS Axios merupakan sebuah library yang berguna untuk melakukan proses HTTP request pada website dengan React JS. Axios dapat memudahkan kamu pada saat mengelola interaksi antara client dan server. Dengan menggunakan Axios, kamu dapat menghemat waktu dalam proses pengembangan sebuah website dikarenakan Axios membantu mengelola HTPP request dengan mudah. Material UI Tampilan web Material UI library React JS Material UI adalah library yang mengimplementasikan desain dari Google Material Design. Material UI membantu para developer untuk mendesain tampilan sebuah website menjadi lebih cepat. Jika menggunakan Material UI kamu tinggal menggunakan komponen yang sudah disediakan oleh Material UI seperti button, card, dan pagination sehingga kamu tidak perlu membuat desain dari komponen tersebut dari awal. Styled Components Tampilan web Styled Components library React JS Styled Components ini merupakan sebuah library yang digunakan untuk melakukan styling pada tampilan sebuah website, bisa dibilang Styled Components ini bisa seperti CSS di dalam Javascript. Karena Styled Components ini seperti CSS di dalam Javascript maka kamu dapat membuat kode CSS yang lebih mudah diatur dan dapat menerapkan konsep logika pada Javascript. Kesimpulan Library tambahan pada React JS dapat membantu developer untuk mempercepat pengembangan aplikasi dengan mengurangi jumlah kode yang harus dibuat dari awal. Selain itu, penggunaan library tambahan juga memungkinkan developer untuk memperluas fungsionalitas aplikasi dan membuat tampilan yang lebih menarik dan responsif. Agar dapat lebih mengenal Javascript kamu dapat membaca roadmap untuk menjadi React JS developer selain itu kamu juga perlu memahami fundamental Javascript agar dapat membuat sebuah projek menggunakan React JS.

Kelas Bikin Corner Radius Pada Widget Image Flutter Dengan ClipRRect di BuildWithAngga

Bikin Corner Radius Pada Widget Image Flutter Dengan ClipRRect

Memberikan corner radius pada widget image dapat membuat tampilan UI UX design menjadi lebih harmonis dikarenakan lekukan yang sederhana pada widget image tersebut. Kali ini kita akan belajar bagaimana caranya menambahkan corner radius flutter pada image dengan langkah yang mudah untuk dipelajari, let’s get started. 1) Widget image Mari kita coba bikin dummy image terlebih dahulu, kali ini asset image-nya saya ambil dari projek local, kamu juga boleh menggunakan image network yang fotonya bisa diambil dari unsplash, pixabay, atau website lainnya. Image.asset('assets/cover1.png',width: 140, height: 110,), 2) Bungkus dengan ClipRRect ClipRRect adalah class bawaan Flutter yang membantu mobile developer untuk membungkus widget lain seperti container atau image demi menambahkan sebuah rounded corner pada widget tersebut, mari kita coba tulis kodingannya seperti berikut: ClipRRect( borderRadius: const BorderRadius.only( topLeft: Radius.circular(12), topRight: Radius.circular(12), ), child: Image.asset( 'assets/cover1.png', width: 140, height: 110, ), ), Jika kita lihat kodingan di atas maka widget image yang kita miliki sebelumnya telah berhasil dibungkus oleh ClipRRect, kita juga mengatur ukuran radius tersebut kepada 12 pixel, tentunya teman-teman bisa mengatur sudut lain seperti bottomLeft atau bottomRight dengan nilai pixel yang berbeda dan sesuai kebutuhan design aplikasi kalian. Tampilan UI wajib kita perhatikan Well, sebagai flutter developer, kamu tidak harus jago UI UX design tapi setidaknya bisa meningkatkan sesuatu yang dapat membuat tampilan terlihat lebih menarik dan membuat pengguna nyaman menggunakan aplikasi kita. Selanjutnya kita bahas tutorial flutter apa lagi ya? oiya silahkan nikmati kelas flutter gratis yang tersedia di BuildWithAngga.

Kelas Cara Belajar Flutter Gratis dan Hasilkan Gaji Puluhan Juta di BuildWithAngga

Cara Belajar Flutter Gratis dan Hasilkan Gaji Puluhan Juta

Flutter adalah sebuah open source SDK yang disupport oleh Google dalam membantu para mobile app developer membangun aplikasi ios, android, dan website. Mobile app developer hanya perlu membuat satu codebase maka flutter dan dart tersebut dapat kita compile menjadi ketiga aplikasi tersebut, lebih cepat dan hemat biaya tentunya. Gaji flutter tumbuh tinggi dengan cepat Dikarenakan benefit besar yang didapatkan oleh perusahaan ketika mereka menggunakan flutter, maka kini banyak perusahaan lain mulai menginvestasikan budget untuk hiring banyak flutter developer dalam mengembangkan bisnis online perusahaan tersebut. Sebagai seorang mobile app developer maka kita perlu adaptasi dengan cepat dalam mempelajari flutter dan dart untuk menciptakan aplikasi yang powerful dan memenuhi kebutuhan klien atau perusahaan tempat kita bekerja nantinya. Cara Belajar Flutter Gratis dan Hasilkan Gaji Puluhan Juta Sumber belajar gratis flutter developer Jika kamu masih ingin coba-coba flutter sebelum fokus 100% pada hal tersebut, saya memiliki sumber belajar flutter gratis yang bisa kamu gunakan dalam membangun fundamental skills flutter dan juga bahasa pemrograman dart. Flutter Mobile Apps Pada kelas online Flutter Mobile Apps kita bisa mempelajari dasar-dasar widget apa saja yang cocok dalam membangun aplikasi ios dan android, ini memberikan pondasi yang kuat untuk kita sebagai mobile app developer. Mulai Belajar Flutter Mobile Developer Dart Programming Untuk Persiapan Belajar Flutter Setelah mempelajari widget bawaan flutter buatan oleh material design, maka kita bisa masuk ke tahap programming dart, dart membantu mobile developer dalam membuat aplikasi yang lebih dinamis ketika menggunakan flutter sdk. Mulai Belajar Dart Programming Flutter Developer: Basic State Management Tampilan aplikasi dengan widget-widget utama telah kita pelajari, lalu kita juga sudah belajar bahasa pemrograman dart, sudah waktunya mempelajari state management yang membuat aplikasi menjadi lebih dinamis, UI yang di-render oleh flutter dan dart juga nantinya berdasarkan kondisi dari pengguna tersebut, contohnya seperti pada halaman: shopping cartproduct detailschatting screen page Mulai Belajar State Management Tips pemula mempelajari Flutter Cara awal saya belajar flutter adalah dengan mengenal widget-widget tersedia terlebih dahulu beserta dengan fungsinya, ada widget untuk membuat button CTA, menampilkan informasi pada card, mengisi email dan password, dan juga widget umum lainnya. Setelah berhasil menghafal serta menggunakan seluruh widget material design buatan google pada flutter, maka kita bisa masuk kepada tahap logic yaitu misalnya state management, kita dapat menggunakan built-in state management terlebih dahulu sebelum memulai menggunakan Provider, Bloc, atau Redux. Silahkan pelajari ketiga kelas flutter gratis rekomendasi saya untuk memperkuat pondasi awal sebagai flutter developer, bangun sebuah mini projek sebagai bentuk latihan, lalu minta feedback ke komunitas terbuka di Indonesia atau mentor di BuildWithAngga. Goodluck.

Kelas Cara Meniban Widget Lain di Flutter di BuildWithAngga

Cara Meniban Widget Lain di Flutter

Terkadang kita perlu tiban widget dengan widget lainnya demi menghasilkan tampilan interface yang menarik, hal tersebut dapat kita lakukan dengan mudah hanya perlu menggunakan Container dan sedikit pengaturan saja. Misalnya kita punya sebuah header kurang lebih seperti pada design berikut: Okay kita coba koding dulu di flutter untuk tampilan di atas sebagai persiapan awal. import 'package:flutter/material.dart'; class DemoTutorial extends StatelessWidget { const DemoTutorial({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( body: SafeArea( child: Column( children: [ Container( width: double.infinity, height: 200, color: Color(0xff080710), child: Row( mainAxisAlignment: MainAxisAlignment.center, children: [ Text( 'Browse Villas', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 26, fontWeight: FontWeight.bold), ), ], ), ) ], ), ), ); } } Cara Meniban Widget Lain di Flutter Apabila kita sudah memiliki layout seperti di atas maka kini kita coba tiban dengan salah satu menu yang tersedia pada aplikasi buatan kita, mari kita tulis kodingan flutter berikut: import 'package:flutter/cupertino.dart'; import 'package:flutter/material.dart'; class DemoTutorial extends StatelessWidget { const DemoTutorial({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( body: SafeArea( child: Column( children: [ Container( width: double.infinity, height: 200, color: Color(0xff080710), child: Row( mainAxisAlignment: MainAxisAlignment.center, children: [ Text( 'Browse Villas', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 26, fontWeight: FontWeight.bold), ), ], ), ), Padding( padding: const EdgeInsets.symmetric(horizontal: 24.0), child: Container( transform: Matrix4.translationValues(0.0, -40.0, 0.0), child: Row( children: [ Container( width: 100, height: 120, decoration: BoxDecoration( color: Color(0xff11101A), borderRadius: BorderRadius.circular(16), ), child: Column( children: [ SizedBox( height: 30, ), Icon( CupertinoIcons.alarm, size: 32, color: Color(0xffffffff), ), SizedBox( height: 10, ), Text( 'Deadline', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 18, fontWeight: FontWeight.w500), ), ], ), ), SizedBox( width: 12, ), Container( width: 100, height: 120, decoration: BoxDecoration( color: Color(0xff11101A), borderRadius: BorderRadius.circular(16), ), child: Column( children: [ SizedBox( height: 30, ), Icon( CupertinoIcons.macwindow, size: 32, color: Color(0xffffffff), ), SizedBox( height: 10, ), Text( 'Projects', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 18, fontWeight: FontWeight.w500), ), ], ), ), SizedBox( width: 12, ), Container( width: 100, height: 120, decoration: BoxDecoration( color: Color(0xff11101A), borderRadius: BorderRadius.circular(16), ), child: Column( children: [ SizedBox( height: 30, ), Icon( CupertinoIcons.envelope, size: 32, color: Color(0xffffffff), ), SizedBox( height: 10, ), Text( 'Inbox', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 18, fontWeight: FontWeight.w500), ), ], ), ), ], ), ), ), ], ), ), ); } } Kodingan flutter di atas berhasil kita jalankan dan kurang lebih hasilnya seperti ini: Setelah kita berhasil menggunakan Container dengan pengaturan Matrix4 maka tampilan menu atau card pada aplikasi sudah berhasil meniban widget header di atasnya, sehingga tampilan juga menjadi lebih berbeda (walaupun sedikit sulit). Baik, itu salah satu cara bagaimana kita bisa mengakali layout yang cukup sulit, apabila kamu punya cara lain boleh bagikan kepada kita nanti bisa bermanfaat bagi jutaan flutter developer lainnya, sampai jumpa di tips lainnya.

Kelas Mengenal Apa dan Manfaat Utama State Management Flutter di BuildWithAngga

Mengenal Apa dan Manfaat Utama State Management Flutter

State management pada flutter dapat membantu designer dan developer dalam mengembangkan aplikasi yang lebih dinamis dan sesuai kebutuhan atau kondisi dari pengguna aplikasi tersebut, sehingga ini dapat meningkatkan kualitas user experience design. Pada flutter, kita akan memiliki dua tipe state yaitu stateless dan stateful, keduanya sangat berguna dalam membangun aplikasi ios, android, dan juga website. Mari kita bahas kedua state tersebut sehingga bisa lebih paham. Stateless Flutter Widget Ketika menggunakan beberapa widget flutter yang memiliki data tidak berubah-ubah atau immutable, maka kita bisa menggunakan Stateless, biasanya seorang pemula flutter developer akan memperdalam teknik slicing UI design (misal dari Figma) ke Flutter menggunakan stateless widget, contoh halaman yang bisa kita gunakan stateless widget adalah: Benefits screen pagePricing screen pageContact us screen page Stateful Flutter Widget Tidak semua aplikasi ios dan android yang kita bangun hanya menggunakan data statis (atau tidak berubah-ubah), terkadang kita juga membutuhkan data seperti Users, Products, Transactions, Stocks, dan lainnya dari API yang sudah disediakan oleh backend developer. Kita dapat mengimplementasikan stateful widget pada aplikasi eCommerce di beberapa halaman berikut demi meningkatkan user experience: Product details pageShopping cartChatting screen pageHistory page Manfaat utama menggunakan Stateful Perfomance yang baik dapat menghemat waktu pengguna ketika menggunakan aplikasi flutter buatan kita, menggunakan stateful (state management) maka kita bisa menampilkan widget secara dinamis atau widget yang dibutuhkan pada kondisi tersebut saja. Sehingga kita tidak perlu meng-load seluruh widget yang mungkin dapat memperlambat aplikasi tersebut dan membuat pengguna tidak sabar ketika menggunakannya, selain itu juga manfaat lainnya adalah kita bisa berbagi data antara widget, terlebih lagi ketika kita menerapkan reusable component pada projek aplikasi ios/android tersebut. Kapan kita wajib menggunakan Stateful? Seperti yang sudah kita bahas bahwa stateful ini dapat membantu flutter developer dalam membuat aplikasi menjadi lebih dinamis, kita dapat menggunakan stateful ketika kita ingin membuat tampilan tersebut berubah-ubah. Contohnya adalah halaman chatting dengan customer service yang di mana bubble chat setiap pengguna akan memiliki panjang, lebar, dan konten yang berbeda-beda, di saat itu lah kita bisa menerapkan stateful state management pada projek kita. Tips belajar state management Flutter untuk pemula State management sangat berguna dan wajib kita pelajari apabila ingin membangun aplikasi yang powerful dan bekerja sama dengan developer flutter lainnya pada perusahaan tersebut, oleh karena tips yang bisa saya berikan adalah coba pelajari built-in state management seperti Stateful Widget sebelum terjun ke Provider, BloC, atau Redux. Membuat aplikasi sederhana yang menerapkan state management, misalnya aplikasi to-do list, quiz sederhana, atau calculator. Mempelajari teori saja tidak cukup oleh karena itu kamu wajib lebih banyakin untuk praktik kodingan Flutter dan Dart.

Kelas Cara Membuat Widget Transparent Opacity Flutter di BuildWithAngga

Cara Membuat Widget Transparent Opacity Flutter

Hey hello para flutter developer, opacity cukup penting dalam meningkatkan tampilan design apda aplikasi mobile buatan kita, pada kali ini kita akan pelajari bagaimana caranya memberikan opacity kepada widget di flutter sehingga terlihat lebih transparan. Pertama, kita akan coba bikin kodingan untuk membuat header teks pada aplikasi barbershop, labelnya adalah Popular yang akan kita jadikan sebagai background. Well, di sini kita menggunakan warna background gelap dengan kode Color(0xff080710). Setelah itu kita akan buat widget Text yang berlabel Popular, teks tersebut akan dibesarkan lalu dibuat transparent sehingga bisa kita tiban dengan widget lain ke depannya nanti, kurang lebih kodingannya akan seperti ini: import 'package:flutter/material.dart'; class ExploreBarber extends StatelessWidget { const ExploreBarber({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( backgroundColor: const Color(0xff080710), body: SafeArea( child: Column( crossAxisAlignment: CrossAxisAlignment.start, children: [ Row( children: [ const Padding( padding: const EdgeInsets.only( left: 30, ), child: Text( 'Popular', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 100, ), ), ), ], ), ], ), ), ); } } Setelah itu kita bisa menambahkan widget Opacity yang membungkus widget yang ingin kita buat menjadi lebih transparan, kodingannya seperti ini: Opacity( opacity: 0.1, child: Text( 'Popular', style: TextStyle( color: Color(0xffffffff), fontSize: 100, ), ), ), Pada contoh kodingan flutter di atas, kita telah membuat text Popular menjadi lebih transparent dari warna aslinya yaitu adalah putih Color(0xffffffff), well, kamu juga bisa menerapkan Opacity kepada widget-widget lainnya demi meningkatkan user experience dan user interface design pada aplikasi buatan kamu saat ini.

Kelas Apa itu Reusable Component pada ReactJS di BuildWithAngga

Apa itu Reusable Component pada ReactJS

Reusable component merupakan komponen pada React yang dapat digunakan berulang kali. Komponen yang dibuat akan digunakan berkali-kali pada tampilan yang berbeda, contoh beberapa reusable component yang sering digunakan adalah seperti button, navbar, footer, dan lainnya. Dengan menggunakan reusable component proses pengembangan website menjadi lebih efisien karena developer tidak perlu membuat sebuah komponen yang sama berulang kali. Apa itu Reusable Component pada ReactJS Salah satu manfaat menggunakan konsep reusable component pada React adalah efisiensi waktu dalam proses pengembangan website. Reusable component dirancang untuk membuat kode yang dibuat lebih terstruktur dan lebih mudah dikelola. Hal ini dapat mempercepat proses pengembangan, mengurangi waktu, dan biaya. Beberapa Prinsip dalam Reusable Component Single Responsibility Principle Setiap komponen yang dibuat menggunakan React sebaiknya memiliki satu fungsi atau tanggung jawab. Hal ini membuat komponen tersebut dapat digunakan berkali-kali.Don’t Repeat Yourself Dalam membuat sebuah komponen sebaiknya hindari menuliskan kode yang sama beulang kali, sebagai gantinya kamu bisa menggunakan reusable component agar kamu tidak menduplikasi kode yang sama dan membuat kode menjadi lebih efisienProps dan State Reusable component erat kaitannya dengan Props dan State. Props dan State digunakan untuk mengirimkan data antar komponen untuk membuat sebuah komponen menjadi lebih fleksibel. Dengan menggunakan Props dan State komponen yang dibuat dapat menjadi lebih fleksibel dan dapat digunakan berulang kali. Contoh Penggunaan Reusable Component Agar lebih jelas tentang penggunaan reusable component, dalam kesempatan ini kita akan membuat sebuah tampilan form sederhana dan akan mengimplementasikan prisnip resuable component di dalamnya. Membuat sebuah tampilan form pada website Pada kode diatas merupakan kode untuk membuat sebuah form dalam React. Dapat dilihat bahwa kita bisa menerapkan prinsip dari reusable component pada kode tersebut. Pada kode tersebut terdapat element input dibuat secara berulang dan kita akan merubah kedua element input tersebut menjadi satu komponen agar dapat digunakan berulang kali Membuat child component input Karena element input sebelumnya dibuat secara berulang, maka kita perlu membuat sebuah child component yang berisikan kode untuk element input. Pada komponen tersebut memiliki beberapa props seperti label, type, dan placeholder data dari props tersebut akan dikirimkan dari parent component. Memanggil child komponent ke dalam parent component Karena sebelumnya kita telah membuat sebuah komponen untuk element input maka kita tinggal memanggil komponen input tersebut ke dalam parent component dan memberikan properti pada child component input. Bisa dilihat kode menjadi lebih singkat dan lebih rapi karena kita telah menerapkan prinsip reusable component. Kesimpulan Mungkin pada kasus sederhana ini tidak memberikan efek yang signifikan dalam menggunakan reusable component, namun jika kamu membuat sebuah projek yang lebih kompleks lagi penggunaan reusable component ini sangat membantu kamu dalam mengembangkan projek tersebut. Untuk lebih memahami penggunaan reusable component kamu bisa mempelajari penggunaan props pada React dan kamu juga perlu mengetahui alur belajar React atau kamu bisa mempelajari fundamental dari React