Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Git Tutorial: Git Cheat Sheets Bahasa Indonesia di BuildWithAngga

Git Tutorial: Git Cheat Sheets Bahasa Indonesia

Hai Sobat BWA!🙌 Git adalah salah satu alat yang dibutuhkan untuk mempermudah proses pengerjaan sebuah proyek terutama jika dilakukan dalam sebuah tim. Banyak command git yang harus kalian pahami agar mempermudah pengerjaan. Beberapa command ini dapat dijalankan pada direktori proyek kalian melalui terminal atau command prompt. Simak artikel berikut sampai habis ya! Dasar-Dasar Git git init <nama-direktori> : Membuat repositori baru pada direktori tertentugit clone <nama-repositori> : Kloning sebuah repositori github ke lokal atau komputer kitagit add <nama-direktori> : Menambahkan semua perubahan pada file yang berada dalam direktori tertentu ke dalam staging area (juga dikenal sebagai index)git commit -m “<pesan commit>” : Digunakan ketika akan melakukan commit perubahan yang telah dilakukangit status : Menampilkan daftar file mana yang diubah pada working directory kitagit add : Untuk menambahkan file yang akan di commitgit diff : Menampilkan perubahan yang belum dilakukan antara indeks dan work directory kita Git Branches git branch : Menampilkan semua list branch yang ada pada suatu repositorigit branch -b <nama-branch> : Membuat branch baru dan tetap berada pada branch yang samagit checkout -b <nama-branch> : Membuat branch baru bernama <nama-branch>, sedangkan -b digunakan untuk memeriksa cabang yang sudah adagit merge <nama-branch> : Menggabungkan <branch> ke dalam branch saat inigit branch -d <nama-branch> : Untuk menghapus branch Melakukan Remote Repository git remote add <name> <url> : Untuk membuat sambungan ke repositori yang akan di remote. Setelah menambahkan remote, kalian dapat mengguanakan <name> sebagai pintasan untuk <url> pada command laingit fetch <remote> <branch> : Fetching <branch> tertentu dari sebuah repositori. Jangan gunakan <branch> jika ingin fetching semua referensi jarak jauhgit pull : Memperbarui local repository ke commit terbarugit push <remote> <branch> : Mengirimkan perubahan yang terjadi pada branch lokal ke branch sesuai pada remote repository yang ditentukan Membatalkan Perubahan yang Telah Dilakukan git revert <commit> : Membuat commit baru yang membatalkan semua perubahan yang dibuat, lalu diterapkan pada branch saat inigit reset <file> : menghapus perubahan yang belum di-commit pada file tertentu dalam repositori Gitgit clean -n : Menampilkan file mana yang akan dihapus dari working directorygit clean -f : Untuk menghapus file yang akan dihapus dari working directory Melihat Riwayat Perubahan git log : Melihat daftar riwayat revisi untuk branch saat inigit log --follow <file> : Melihat daftar riwayat perubahan untuk pada sebuah file, termasuk penggantian namagit diff <first-branch>…<second-branch> : untuk melihat perbedaan antara dua branchgit show <commit> : Menampilkan perubahan dan metadata dari commit tertentu Menulis Ulang Riwayat Git git commit --amend : mengubah atau memperbarui commit terakhir yang dilakukan dalam repositorigit rebase <base> : Mengabungkan atau memindahkan commit dari satu cabang ke cabang lainnyagit reflog : melihat riwayat referensi (reference logs) dalam sebuah repositori Kesimpulan Itulah beberapa command git yang dapat kalian sebagai acuan ketika berkolaborasi dalam pengerjaan sebuah proyek. Git memungkinkan developer untuk melacak perubahan source code dalam sebuah proyek, menyimpan riwayat perubahan, dan mengelola cabang (branch) kode dengan mudah. Sehingga para developer bisa bekerja secara bersama-sama pada berbagai fitur atau perbaikan bug tanpa mengganggu kode inti. Selain itu, Git memfasilitasi manajemen konflik, penggabungan (merge), serta penyelidikan kesalahan dengan mudah. Command git yang paling sering digunakan ketika berkolaborasi dalam mengerjaka proyek adalah git clone, git add, git branch, git commit -m “pesan commit”, git add, git pull, dan git push. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Git, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌

Kelas Kreatif dengan Text Field: 4 Ide Dekorasi yang Wajib Dicoba pada Flutter di BuildWithAngga

Kreatif dengan Text Field: 4 Ide Dekorasi yang Wajib Dicoba pada Flutter

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu 4 Ide Dekorasi yang Wajib Dicoba pada Flutter. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas 4 Ide Dekorasi yang Wajib Dicoba pada Flutter. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Apa itu Text Field? Text Field adalah sebuah widget pada Flutter yang digunakan untuk menerima inputan berupa teks dari pengguna. Widget ini dapat memungkinkan kita sebagai pengguna aplikasi untuk dapat memasukkan teks dengan menggunakan keyboard. Manfaat menggunakan Text Field ini sangat beragam, biasanya penggunaan Text Field ini digunakan pada formulir, kuesioner, dan input lainnya. 4 Ide Dekorasi yang Wajib Dicoba pada Flutter showCursor merupakan properti pada widget Text Field yang memiliki fungsi untuk dapat mengontrol tanda penunjuk atau kursor pada tempat untuk memasukkan teks. Developer juga bisa memilih apakah kursor tersebut ingin ditampilkan atau tidak pada kolom Text Field dengan cara menambahkan “True” atau “False” pada Flutter. Tidak hanya itu, developer juga dapat menambahkan warna pada kursor sesuai dengan keinginan developer.Text Align merupakan properti pada widget Text Field yang memiliki fungsi untuk dapat mengontrol posisi teks di dalam Text Field. Posisi ini dapat diatur untuk memulai tulisan dari kiri, tengah, atau kanan. Text Align juga dapat mengontrol tata letak penulisan dengan menambahkan “TextAlignVertical”. Kemudian Text Align juga dapat mengatur huruf kapital pada penulisan teks dengan cara menambahkan “TextAlignCapitalization”.Style merupakan properti pada widget Text Field yang memiliki fungsi untuk dapat menyesuaikan berbagai aspek seperti warna, ukuran, ketebalan, dan jenis huruf. Sehingga dengan menggunakan Style, dapat berguna untuk menyesuaikan tampilan Text Field yang sesuai dengan desain UI aplikasi teman-teman.Decoration merupakan properti pada widget Text Field yang memiliki fungsi untuk dapat menambahkan dekorasi visual ke dalam Text Field. Properti Decoration mampu menambahkan dan menyesuaikan berbagai aspek seperti border, ikon, dan properti tambahan lainnya untuk meningkatkan fungsionalitas pada aplikasi Flutter. Dengan properti Decoration, teman-teman juga dapat menambahkan Hint Text yang berfungsi sebagai placeholder dan teks yang tidak fokus. Cara Penggunaan 4 Dekorasi pada Text Field: import 'package:flutter/material.dart'; void main() { runApp(const MyApp()); } class MyApp extends StatelessWidget { const MyApp({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( home: Scaffold( appBar: AppBar( title: const Text("Text Field BuildWithAngga"), ), body: const Center( child: Padding( padding: EdgeInsets.all(20), child: TextField( autocorrect: false, showCursor: true, cursorColor: Colors.amber, textAlign: TextAlign.start, textAlignVertical: TextAlignVertical.center, textCapitalization: TextCapitalization.none, style: TextStyle( color: Colors.black, fontSize: 20, ), decoration: InputDecoration( icon: Icon(Icons.person), hintText: "Silakan masukkan nama", hintStyle: TextStyle(color: Colors.grey), border: OutlineInputBorder(), focusedBorder: OutlineInputBorder( borderSide: BorderSide(color: Colors.amber, width: 2.0), ), enabledBorder: OutlineInputBorder( borderSide: BorderSide(color: Colors.black, width: 1.0), ), ), ), ), ), ), ); } } Output Penggunaan 4 Dekorasi diatas: Contoh Penggunaan showCursor Contoh Penggunaan TextAlign & Style Contoh Penggunaan Decoration Kesimpulan Dengan menggabungkan penggunaan properti showCursor, TextAlign, Style, dan Decoration. teman-teman dapat membuat halaman Text Field menjadi sesuai dengan keinginan desain UI masing-masing dan memudahkan pengguna dalam menggunakan aplikasi yang teman-teman kembangkan. Developer dapat menentukan dengan mudah posisi teks, tampilan kursor pada Text Field, gaya teks yang ditampilkan, dan dekorasi visual pada aplikasi yang dikembangkan. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Menelusuri Database: Perbedaan penggunaan SQLite dan MySQL di BuildWithAngga

Menelusuri Database: Perbedaan penggunaan SQLite dan MySQL

Hello Spirit of learning!!! Dalam memilih sistem manajemen database (DBMS) untuk project aplikasi atau web, penting bagi kita untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti arsitektur, dukungan tipe data, penyimpanan, portabilitas, multiakses, skalabilitas, keamanan, dan kemudahan setup. SQLite dan MySQL memberikan bentuk pendekatan yang berbeda dalam hal ini, hal ini juga berdampak pada kecocokan mereka untuk project tertentu. SQLite PerbedaanpenggunaanSQLitedanMySQL_BuildWithAngga Arsitektur: Berdiri sendiri sebagai database tanpa server, cocok untuk aplikasi yang tidak memerlukan server terpisah.Dukungan Tipe Data: Mendukung tipe data dasar seperti Blob, Integer, Null, Text, Real.Penyimpanan dan Portabilitas: Menggunakan file tunggal, ideal untuk project yang memerlukan portabilitas tinggi dan kemudahan berbagi basis data.Multiakses & Skalabilitas: Tidak ideal untuk situasi multiakses, lebih cocok untuk aplikasi single-user.Keamanan & Kemudahan Setup: Menawarkan keamanan yang sederhana, cocok untuk aplikasi yang memerlukan penerapan cepat dengan keamanan yang memadai. MySQL PerbedaanpenggunaanSQLitedanMySQL_BuildWithAngga Arsitektur: Memerlukan server terpisah, cocok untuk aplikasi yang membutuhkan arsitektur client-server.Dukungan Tipe Data: Tinyint, Smallint, Mediumint, Int, Bigint, Double, Float, Real, Decimal, Double precision, Numeric, Timestamp, Date, Datetime, Char, Varchar, Year, Tinytext, Tinyblob, Blob, Text, MediumBlob, MediumText, Enum, Set, Longblob, Longtext.Penyimpanan dan Portabilitas: Menggunakan beberapa file, lebih cocok untuk aplikasi yang tidak sering dipindahkan.Multiakses & Skalabilitas: Ideal untuk situasi multiakses, cocok untuk aplikasi web atau enterprise dengan banyak pengguna.Keamanan & Kemudahan Setup: Menawarkan fitur keamanan yang lebih canggih, cocok untuk aplikasi yang memerlukan tingkat keamanan yang tinggi. Project yang Cocok SQLite lebih cocok untuk project seperti aplikasi mobile, aplikasi desktop, atau situs web kecil di mana database tidak memerlukan multiakses dan di mana portabilitas database adalah prioritas.MySQL lebih cocok untuk project seperti aplikasi web skala besar, sistem informasi perusahaan, atau aplikasi yang memerlukan pengelolaan transaksi yang kompleks dan dukungan untuk banyak pengguna secara simultan. Memilih antara SQLite dan MySQL bergantung pada kebutuhan spesifik project yang kita bangun, termasuk ukuran dan kompleksitas aplikasi, serta persyaratan keamanan dan portabilitas. Kesimpulan Dengan pembahasan ini kita dapat melihat bahwa dalam memilih sistem manajemen database (DBMS) untuk project aplikasi atau web, perlu kita pertimbangkan berbagai faktor seperti arsitektur, dukungan tipe data, keamanan, dan skalabilitas. SQLite, dengan pendekatan tanpa server dan fokus pada portabilitas, cocok untuk project kecil yang memerlukan penerapan cepat dan tidak memerlukan multiakses. Di sisi lain, MySQL, dengan arsitektur client-server dan dukungan multiakses yang kuat, lebih sesuai untuk aplikasi web skala besar yang memerlukan pengelolaan transaksi yang kompleks dan tingkat keamanan yang tinggi. Kesimpulannya, pemilihan antara SQLite dan MySQL tergantung pada kebutuhan spesifik project, dan kita perlu mempertimbangkan karakteristik dan persyaratan project dengan cermat sebelum membuat keputusan. Untuk pembahasan lanjut mengenai database terutama MySQL sebagai salah satu DBMS, kamu bisa mengikuti rekomendasi Kelas Online SQL for Beginners: Learn SQL using MySQL and Database Design | BuildWithAngga untuk mendalami MySQL atau kamu dapat mengikuti Kelas Online Full-Stack Laravel: Forum Web App (Complete Guide 2024) | BuildWithAngga jika kamu tertarik dengan penerapan MySQL dalam sebuah project.

Kelas Top 5 Plugins Figma Populer untuk UI/UX Designer Tahun 2024! di BuildWithAngga

Top 5 Plugins Figma Populer untuk UI/UX Designer Tahun 2024!

Hello people with the spirit of learning! ✨ Peran desainer antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) semakin penting dalam memastikan pengalaman pengguna yang optimal dalam penggunaan produk dan layanan digital. Untuk mendukung kreativitas dan efisiensi para desainer UI/UX, plugins telah menjadi alat yang tak tergantikan dalam proses desain. Di tahun 2024 ini, dengan teknologi terus berkembang, terdapat beragam plugins yang menjadi favorit di kalangan para desainer. Artikel ini akan menjelajahi lima plugins andalan di 2024 yang memberikan kemudahan, efisiensi, dan inovasi bagi para desainer UI/UX dalam menciptakan pengalaman pengguna yang menarik dan memikat! 🤩 AutoHTML AutoHTML adalah plugin yang memungkinkan desainer untuk mengonversi desain Figma langsung menjadi kode HTML yang dapat digunakan untuk pengembangan web. Kelebihan utama dari plugin ini adalah: Kemudahan Penggunaan: Figma AutoHTML memungkinkan desainer untuk dengan cepat menghasilkan kode HTML dari desain mereka tanpa harus meninggalkan lingkungan desain Figma, sehingga mempercepat proses developer.Presisi: Plugin ini mencoba untuk menghasilkan kode HTML yang sesuai dengan desain asli secara akurat loh guys! Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan kode secara manual!Keterhubungan: Karena plugin terintegrasi langsung dengan Figma, desainer dapat dengan mudah mengubah desain dan menghasilkan kode HTML yang diperbarui secara otomatis. Namun, seperti kebanyakan teknologi, Figma AutoHTML juga memiliki kekurangan: Keterbatasan dalam Kompleksitas: Plugin ini mungkin tidak cocok untuk desain yang sangat kompleks atau interaktif, karena fungsionalitasnya mungkin terbatas dalam menghasilkan kode untuk desain yang rumit.Kode yang Dihasilkan Mungkin Memerlukan Penyesuaian: Meskipun plugin ini berusaha menghasilkan kode yang akurat, hasilnya mungkin memerlukan penyesuaian manual tambahan untuk mencapai kualitas dan performa yang optimal.Ketergantungan pada Plugin: Desainer harus menyadari bahwa penggunaan plugin ini dapat menciptakan ketergantungan terhadap alat tersebut, sehingga memperhatikan kemungkinan perubahan atau dukungan yang berkurang dari pengembang. Meskipun demikian, AutoHTML tetap menjadi pilihan yang menarik bagi desainer UI/UX yang ingin menghasilkan kode HTML dengan cepat dan efisien dari desain mereka di Figma. RemoveBG Plugin Figma RemoveBG adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menghapus latar belakang gambamur secara otomatis di dalam aplikasi desain Figma. Kelebihan Plugin RemoveBG: Kemudahan Penggunaan: Figma RemoveBG menawarkan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, yang memungkinkan pengguna untuk menghapus latar belakang gambar hanya dengan beberapa klik mouse.Efisiensi: Dibandingkan dengan metode manual yang memakan waktu, plugin ini memungkinkan pengguna untuk menghapus latar belakang gambar dengan cepat dan efisien, meningkatkan produktivitas dalam proses desain.Integrasi Langsung: Plugin ini terintegrasi langsung dengan Figma, sehingga pengguna dapat langsung menghapus latar belakang gambar tanpa harus meninggalkan lingkungan desain. Adapun kekurangan antara lain: Kualitas Hasil: Meskipun secara umum plugin ini menghasilkan hasil yang baik dalam menghapus latar belakang gambar, kualitasnya mungkin tidak selalu sempurna, terutama untuk gambar yang kompleks atau dengan detail halus.Keterbatasan Kontrol: Pengguna mungkin mengalami keterbatasan dalam mengontrol proses penghapusan latar belakang, terutama jika ingin menyesuaikan beberapa bagian dari gambar secara manual.Ketergantungan pada Teknologi: Plugin ini bergantung pada teknologi pengenalan gambar, sehingga kualitas dan keandalannya dapat dipengaruhi oleh perkembangan dalam teknologi tersebut serta kualitas gambar yang diinputkan. Meskipun demikian, Figma RemoveBG tetap menjadi alat yang berguna bagi kamu yang ingin dengan cepat menghapus latar belakang gambar dalam proses desain mereka di Figma. Kelebihannya dalam hal kemudahan penggunaan dan efisiensi membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan desainer. Namun, pengguna harus juga mempertimbangkan kekurangannya dan memastikan bahwa hasil yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan desain mereka. Relume Ipsum Relume Ipsum adalah plugin yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menambahkan teks dummy (lorem ipsum) ke desain mereka di Figma. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari plugin ini: Kelebihan Relume Ipsum: Kemudahan Penggunaan: Figma Relume Ipsum menyediakan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan, memungkinkan kamu untuk dengan cepat menambahkan teks dummy ke desain mereka tanpa harus meninggalkan lingkungan Figma.Fleksibilitas: Plugin ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan jumlah kata atau paragraf, jenis teks dummy (lorem ipsum atau teks lain), serta gaya dan format teks sesuai kebutuhan desain mereka.Efisiensi: Dengan menggunakan Figma Relume Ipsum, pengguna dapat menghemat waktu yang sebelumnya dibutuhkan untuk menyalin dan menempel teks dummy secara manual ke desain mereka. Ini memungkinkan fokus yang lebih besar pada aspek visual dan fungsional desain. Kekurangan: Ketergantungan pada Teks Dummy: Meskipun teks dummy berguna untuk mengisi konten placeholder, pengguna harus ingat bahwa teks sejati akan memiliki panjang, format, dan gaya yang berbeda. Oleh karena itu, pengguna perlu menggantikan teks dummy dengan konten yang sesungguhnya setelah desain selesai.Keterbatasan Kreativitas: Penggunaan teks dummy dapat mengarah pada kecenderungan untuk fokus pada aspek visual desain tanpa mempertimbangkan secara menyeluruh konten sebenarnya. Hal ini bisa mengurangi kualitas pengalaman pengguna akhir jika konten sebenarnya tidak dipertimbangkan dengan baik.Kustomisasi Terbatas: Meskipun plugin ini memungkinkan beberapa tingkat kustomisasi, seperti jumlah kata atau paragraf, pengguna mungkin merasa terbatas dalam hal format atau variasi teks dummy yang dapat mereka gunakan. Secara keseluruhan, Figma Relume Ipsum adalah plugin yang berguna bagi desainer untuk menambahkan teks dummy ke desain mereka di Figma dengan cepat dan mudah. Namun, pengguna harus mengingat keterbatasan dan pertimbangan yang terkait dengan penggunaan teks dummy dalam proses desain mereka. UI Table Builder Figma UI Table Builder adalah plugin yang memungkinkan user untuk dengan mudah membuat tabel UI di Figma tanpa perlu menggunakan penjelajah web eksternal atau alat desain lainnya. Ada pun kelebihan UI Table Builder antara lain: Kemudahan Penggunaan: Plugin ini menyediakan interface yang intuitif dan mudah digunakan, memungkinkan pengguna untuk dengan cepat membuat tabel UI langsung di dalam lingkungan Figma tanpa harus bergantung pada alat eksternal.Fleksibilitas: Figma UI Table Builder memberikan banyak opsi konfigurasi, seperti jumlah baris dan kolom, gaya sel, dan format data, sehingga pengguna dapat dengan mudah menyesuaikan tampilan tabel sesuai dengan kebutuhan desain mereka.Interaktivitas: Plugin ini memungkinkan kamu untuk menambah, menghapus, atau mengubah sel tabel secara langsung di dalam Figma, sehingga memudahkan proses eksperimen dan iterasi desain. Meskipun begitu, plugin ini memiliki kekurangan yaitu: Keterbatasan Fungsionalitas: UI Table Builder dapat membuat tabel dasar dengan mudah, fungsionalitasnya mungkin terbatas untuk membuat tabel yang sangat kompleks atau interaktif. Pengguna mungkin perlu mencari plugin tambahan atau solusi lain untuk kebutuhan yang lebih spesifik.Ketergantungan pada Plugin: Pengguna harus menyadari bahwa mereka bergantung pada dukungan dan pemeliharaan dari pengembang plugin. Jika tidak ada pembaruan atau perbaikan yang disediakan, pengguna mungkin mengalami kendala di masa depan.Keterbatasan Kustomisasi: Meskipun plugin ini menyediakan beberapa tingkat kustomisasi, seperti gaya visual dan format data, pengguna mungkin merasa terbatas dalam hal variasi desain atau fitur tambahan yang dapat mereka terapkan pada tabel. Secara keseluruhan, UI Table Builder adalah plugin yang berguna bagi desainer untuk membuat tabel UI dengan cepat dan mudah di dalam Figma. Namun, pengguna harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan plugin ini sebelum mengandalkannya sepenuhnya untuk kebutuhan desain mereka. Feather Icons Nah Feather Icons adalah plugin yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah mengakses dan menggunakan ikon dari kumpulan ikon Feather langsung di dalam Figma yang sangat beragam! 🤩 Yuk simak kelebihan plugin ini! Kelebihan: Akses Mudah ke Ikon: Figma Feather Icons menyediakan akses langsung ke kumpulan ikon Feather, yang merupakan kumpulan ikon yang populer dan sering digunakan dalam desain UI/UX. Pengguna dapat dengan cepat menelusuri dan memilih ikon yang sesuai dengan kebutuhan desain mereka.Kemudahan Penggunaan: Plugin ini menawarkan interface yang intuitif dan mudah digunakan, sehingga pengguna dapat dengan cepat menambahkan ikon ke desain mereka tanpa harus meninggalkan lingkungan Figma. Prosesnya sederhana: cukup cari ikon yang diinginkan, pilih, dan tambahkan ke desain.Kustomisasi: Meskipun ikon Feather telah dirancang dengan gaya visual yang konsisten, pengguna masih dapat menyesuaikan warna dan ukuran ikon sesuai dengan kebutuhan desain mereka, memberikan fleksibilitas dalam penggunaan ikon. Kekurangan: Keterbatasan Pilihan: Meskipun koleksi ikon Feather cukup luas, tetapi mungkin tidak mencakup semua jenis ikon yang dibutuhkan oleh pengguna. Ini bisa menjadi keterbatasan terutama jika kamu memerlukan ikon khusus yang tidak tersedia dalam koleksi.Ketergantungan pada Plugin dan Sumber Eksternal: Pengguna harus menyadari bahwa mereka bergantung pada plugin dan sumber eksternal (seperti penyedia ikon Feather) untuk mengakses koleksi ikon ini**. Jika plugin tidak diperbarui atau koleksi ikon tidak lagi tersedia, pengguna mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses ikon yang diinginkan.**Keterbatasan Kustomisasi: Meskipun ikon Feather dapat ditambahkan ke desain dengan mudah, pengguna mungkin merasa terbatas dalam hal kustomisasi. Mereka mungkin perlu melakukan modifikasi tambahan di dalam Figma untuk mencapai tampilan atau gaya tertentu yang diinginkan. Secara keseluruhan, Figma Feather Icons adalah plugin yang berguna bagi desainer untuk menambahkan ikon dengan cepat dan mudah ke desain mereka di dalam Figma. Namun, pengguna harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan plugin ini sesuai dengan kebutuhan desain mereka sebelum menggunakannya secara luas. Kesimpulan Dalam artikel ini, telah dibahas beberapa plugin populer untuk desainer UI/UX di Figma, yang meliputi Figma AutoHTML, Figma Arc, Figma Relume Ipsum, Figma UI Table Builder, Figma RemoveBG dan Figma Feather Icons. Kelebihan plugin Figma AutoHTML meliputi kemudahan penggunaan, presisi dalam menghasilkan kode HTML, dan keterhubungan langsung dengan lingkungan Figma. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan dalam menangani desain yang kompleks dan ketergantungan pada plugin. Figma Arc menawarkan kemudahan penggunaan, fleksibilitas dalam kustomisasi, dan interaktivitas dalam mengubah nilai data, tetapi keterbatasannya terletak pada kompleksitas fungsionalitas dan ketergantungan pada pengembang. Figma Relume Ipsum menyediakan kemudahan dalam menambahkan teks dummy ke desain, tetapi juga memiliki ketergantungan pada teks dummy dan potensi pengurangan kreativitas. Figma UI Table Builder memungkinkan pembuatan tabel UI dengan cepat dan efisien, namun mungkin memiliki keterbatasan dalam fungsionalitas dan kustomisasi. Figma RemoveBG memiliki fitur hapus background secara instant menggunakan AI, mempermudah pengerjaan kamu untuk kebutuhan image. Namun yang perlu diperhatikan juga adalah selain plugin ini memungkinkan pengguna untuk menghapus latar belakang gambar dengan cepat, kamu bisa saja mengalami keterbatasan dalam mengontrol proses penghapusan latar belakang, Terakhir, Figma Feather Icons memberikan akses mudah ke koleksi ikon, integrasi langsung dengan Figma, dan kemudahan penggunaan, tetapi memiliki keterbatasan dalam pilihan ikon, ketergantungan pada plugin, dan keterbatasan kustomisasi. Dengan demikian, meskipun setiap plugin menawarkan keunggulan yang unik, pengguna perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya sebelum memutuskan plugin mana yang paling sesuai dengan kebutuhan desainmu. Nah guys, kalau kalian tertarik untuk memperdalam skill kalian dalam dunia UI/UX design, BuildWithAngga menyediakan kelas-kelas pembelajaran dengan mentor expert dan memiliki berbagai kelas gratis bersertifikat jika kamu upgrade ke Premium. Tunggu apa lagi? See you di kelas ya! ;D

Kelas Mengenal Fitur Text Field Pada Flutter di BuildWithAngga

Mengenal Fitur Text Field Pada Flutter

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu Fitur Text Field pada Flutter. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas Mengenal Fitur Text Field pada Flutter. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Apa itu Text Field? Text Field adalah sebuah widget pada Flutter yang digunakan untuk menerima inputan berupa teks dari pengguna. Widget ini dapat memungkinkan kita sebagai pengguna aplikasi untuk dapat memasukkan teks dengan menggunakan keyboard. Manfaat menggunakan Text Field ini sangat beragam, biasanya penggunaan Text Field ini digunakan pada formulir, kuesioner, dan input lainnya. Manfaat Penggunaan Text Field pada Flutter TextField pada Flutter sangat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dalam pengembangan aplikasi. Berikut manfaat penggunaan Text Field dalam pengembangan aplikasi mobile: Text Field dapat memberikan interaksi secara langsung dengan pengguna aplikasi seperti edit profil, bantuan pencarian, serta memasukkan data pada saat login ke aplikasi.Text Field dapat membantu untuk pengumpulan data yang lebih efisien. Biasanya data dapat dikumpulkan saat pengguna memasukkan data pada Text Field. sehingga data yang masuk secara real-time dapat disimpan dan diolah secara lanjut.Text Field dapat membantu pengguna untuk memvalidasi data yang diinput sudah sesuai. Contohnya seperti data email yang dimasukkan pada saat login, data email tersebut akan di validasi melalui Text Field, apakah data tersebut sudah sesuai dengan format dan tidak ada bagian yang kosong.Text Field dapat membantu developer dalam memasukkan atau menginput data seperti email pengguna untuk dapat didata dengan baik dan efektif. sehingga dengan adanya Text Field developer dapat menginput data dengan baik dan benar. Cara Penggunaan Text Field pada Flutter: import 'package:flutter/material.dart'; void main() { runApp(const MyApp()); } class MyApp extends StatelessWidget { const MyApp({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( home: Scaffold( appBar: AppBar( title: const Text("Text Field BuildWithAngga"), ), body: const Center( child: Padding( padding: EdgeInsets.all(20), child: TextField( autocorrect: false, autofocus: false, enableSuggestions: true, enableInteractiveSelection: false, ), ), ), ), ); } } Fitur-fitur pada Text Field di Flutter: autocorrect merupakan properti text field yang digunakan untuk memperbaiki teks yang salah secara otomatis. Jika teman-teman membuat autocorrect dengan setelan “true”, maka sistem akan memperbaiki kata-kata yang diinput pengguna berdasarkan kamus yang tersedia.autofocus merupakan properti text field yang bertujuan untuk memberikan fokus secara otomatis pada halaman text field yang ditampilkan. Jika teman-teman membuat autofocus dengan setelan “true”, maka sistem akan langsung memfokuskan halaman yang ditampilkan pada aplikasi.enableSuggestions merupakan properti text field yang digunakan untuk menampilkan saran teks saat pengguna mengetik. Jika teman-teman membuat enableSuggestions dengan setelan “true”, maka sistem akan langsung memberikan saran teks atau kata yang mungkin ingin ditulis oleh pengguna.enableInteractiveSelection merupakan properti text field yang digunakan untuk membantu pengguna menentukan apakah pengguna dapat menyalin teks dari text field. Jika teman-teman membuat enableInteractiveSelection dengan setelan “true” maka pengguna dapat memilih, menyalin, dan membuat teks dalam text field. Output Penggunaan Text Field: Kesimpulan Dengan Text Field, pengembang aplikasi Flutter dapat dengan mudah membuat halaman untuk input teks yang interaktif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi Flutter. Text Field juga memberikan banyak properti yang dapat membantu developer dalam mengembangkan aplikasinya. Sehingga dengan beragamnya properti yang diberikan Text Field membuat developer bisa mengontrol dengan penuh sesuai dengan desain dan fungsi yang diinginkan. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas 3 Ide Project Web Menggunakan Next.js di BuildWithAngga

3 Ide Project Web Menggunakan Next.js

Hai semua, apa kabar? Sudah punya ide untuk membuat proyek web baru belum? Kalau belum, nggak perlu khawatir, karena aku punya beberapa ide keren untuk kamu coba! Salah satu framework yang sedang populer dan memudahkan pengembangan web adalah Next.js. Next.js adalah framework React yang powerful dan fleksibel untuk membangun aplikasi web modern. Nah, di artikel ini, aku akan membagikan tiga ide proyek web yang bisa kamu coba buat menggunakan Next.js. Siap-siap, ya, karena ide-ide ini bakal bikin skill coding kamu semakin meningkat! Yuk, kita mulai! 1. Web E-Commerce Mini Pernahkah kamu memikirkan untuk memiliki toko online sendiri? Well, buat kamu yang punya semangat wirausaha, membuat web e-commerce mini bisa jadi langkah awal yang menarik! Apalagi, sekarang udah banyak platform yang memudahkan kamu membangun toko online. Salah satu yang lagi ngetren dan worth untuk dicoba adalah Next.js! Pertama-tama, apa sih yang membuat Next.js jadi pilihan yang bagus untuk membuat web e-commerce mini? Salah satunya adalah karena Next.js menggunakan React framework yang sudah terkenal powerful dan populer di kalangan pengembang web. Dengan menggunakan React, kamu bisa membuat tampilan yang interaktif dan responsif dengan mudah. Selain itu, Next.js juga menyediakan fitur Server-side Rendering (SSR) yang memungkinkan kamu menghasilkan halaman web secara dinamis. Dengan SSR, kamu bisa menyesuaikan konten sesuai dengan permintaan pengguna secara real-time. Jadi, misalnya kamu mau tampilin data produk yang terbaru atau informasi stok barang yang ter-update, semuanya bisa kamu lakukan dengan mudah pakai Next.js. Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Full-Stack JavaScript NextJS 2024 Developer: Bikin Website Toko Online loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 2. Web News Pernahkah kamu berpikir untuk membuat situs berita sendiri? Dengan semakin banyaknya informasi yang dibutuhkan orang setiap hari, membuat web news bisa jadi proyek yang menarik! Alasan utama mengapa Next.js cocok untuk proyek web news adalah karena fitur Static Site Generation (SSG) yang ditawarkannya. Dengan SSG, Next.js memungkinkan kamu untuk menghasilkan halaman web dalam bentuk HTML statis yang bisa disajikan langsung kepada pengunjung. Ini berarti pengunjung bisa dengan cepat mengakses berita tanpa perlu menunggu proses rendering yang lama. Selain itu, fitur Server-side Rendering (SSR) yang dimiliki Next.js juga sangat berguna untuk proyek web news. Dengan SSR, kamu bisa memuat konten berita secara dinamis sesuai dengan permintaan pengguna. Jadi, kamu bisa menampilkan berita terbaru atau artikel terpopuler secara real-time tanpa harus merespon permintaan dari sisi klien. Dengan kombinasi kekuatan React, fitur SSG, dan SSR yang ditawarkan oleh Next.js, membuat web news bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan menghasilkan. Jadi, jangan ragu untuk mencoba membangun situs berita yang menarik menggunakan Next.js! 3. Web Blog Pribadi Pernahkah kamu berpikir untuk memiliki blog pribadi? Dengan web blog, kamu bisa berbagi cerita, pengalaman, atau bahkan pemikiranmu dengan orang lain di seluruh dunia! Salah satu cara untuk mewujudkan ide ini adalah dengan menggunakan Next.js. Next.js adalah pilihan yang bagus untuk membuat web blog pribadi. Dengan menggunakan Next.js, kamu bisa dengan mudah membuat tampilan web yang sesuai dengan gayamu sendiri. Kamu bisa menyesuaikan tata letak, warna, dan desain secara fleksibel sehingga web blog-mu akan terlihat unik dan personal. Selain fitur-fitur yang telah disebutkan sebelumnya, Next.js juga menyediakan fleksibilitas dalam pengelolaan konten blog. Dengan dukungan untuk berbagai jenis database dan penyimpanan data, seperti MongoDB atau Firebase, kamu dapat dengan mudah mengelola dan menyimpan postingan blog-mu. Selain itu, Next.js juga mendukung integrasi dengan CMS (Content Management System) populer seperti WordPress atau Strapi, memudahkanmu untuk mengatur konten blog-mu tanpa harus berurusan dengan kode. Dengan menggunakan Next.js untuk membuat web blog pribadi, kamu bisa memiliki tempat di internet di mana kamu bisa menulis, berbagi, dan berinteraksi dengan pembaca. Jadi, jangan ragu untuk mulai menulis dan mengungkapkan ceritamu dengan dunia menggunakan Next.js! Penutup Nah, itulah tiga ide proyek web yang bisa kamu coba buat menggunakan Next.js! Dari web e-commerce mini untuk berjualan online, web news untuk menyajikan informasi terbaru, hingga web blog pribadi untuk berbagi cerita dan pengalaman. Dengan Next.js, kamu bisa menciptakan proyek web yang keren dan sesuai dengan minat dan kebutuhanmu. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis NextJS Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Web Developer: Toko Online. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas 7 Elements Paling Populer dalam Tampilan UI di BuildWithAngga

7 Elements Paling Populer dalam Tampilan UI

User Interface (UI) design merupakan fondasi penting dalam pengembangan aplikasi dan situs web. Elemen-elemen UI seperti bottom navigation bar, badge, hingga icons memainkan peran kunci dalam membentuk user experience yang baik. Dengan memahami fungsi dan kegunaan masing-masing elemen, designer dapat menciptakan UI yang mudah digunakan, interaktif, dan menarik bagi user. Mari kita berkenalan lebih dalam tentang setiap elemen ini untuk memahami bagaimana mereka dapat meningkatkan navigasi dan interaksi dalam dunia digital yang semakin kompleks 😍 Bottom Navigation Bar Bottom Navigation Bar adalah elemen yang ditempatkan di bagian bawah layar, berisi beberapa ikon atau label yang memungkinkan pengguna beralih antara berbagai bagian utama aplikasi. Fungsinya untuk memberikan navigasi yang cepat dan mudah diakses, meningkatkan pengalaman pengguna dengan meminimalkan usaha navigasi. Badge Badge adalah elemen kecil yang menampilkan informasi tambahan, seperti angka atau simbol, yang terkait dengan elemen UI tertentu, seperti ikon atau tombol. Fungsi utamanya adalah memberikan pemberitahuan atau menggambarkan status tertentu, seperti notifikasi atau jumlah item yang belum terbaca. Slider-Carousel Slider-carousel adalah elemen interaktif yang memungkinkan pengguna melihat konten secara horizontal atau vertikal dengan menggeser. Fungsinya untuk menampilkan gambar atau informasi secara dinamis, memberikan pengalaman visual yang menarik dan efektif untuk menampilkan konten dalam jumlah yang besar. Hamburger Menu Hamburger Menu adalah ikon tiga garis yang mewakili menu tersembunyi yang dapat ditampilkan dengan mengklik ikon tersebut. Fungsinya adalah menyediakan ruang yang bersih pada antarmuka, sambil memberikan akses mudah ke menu atau opsi tambahan, membantu menyederhanakan tampilan dan meningkatkan fokus pada konten utama Check Boxes Check Boxes adalah kotak kecil yang dapat dicentang atau tidak dicentang oleh pengguna. Fungsinya untuk memungkinkan user memilih opsi atau menandai item tertentu. Check boxes memberikan fleksibilitas dalam pengaturan preferensi dan memberikan kontrol kepada pengguna atas pilihan mereka. Input Fields Input Fields adalah area tempat pengguna dapat memasukkan atau memilih data, seperti teks, angka, atau pilihan dari daftar drop-down. Fungsinya adalah mengumpulkan informasi dari pengguna, seperti formulir atau pencarian, memastikan interaksi yang lancar dan efisien. Icons Icons adalah simbol grafis kecil yang merepresentasikan fungsi atau konten tertentu. Dengan menambahkan Icon, hal ini akan meningkatkan daya tarik visual, membantu pengguna mengidentifikasi fungsi atau konten dengan cepat, dan memberikan elemen estetika pada desain interface. Kesimpulan Dalam membuat UI yang baik, setiap elemen UI memegang peran penting untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Bottom navigation bar dan Hamburger menu memberikan struktur navigasi yang jelas dan mudah diakses, mengarahkan pengguna ke bagian-bagian kunci tanpa kesulitan.Badge dan Icons, dengan sifat pemberitahuan visual mereka, memberikan pandangan cepat ke informasi penting atau pembaruan terbaru.Slider-carousel memberikan dimensi interaktif, memungkinkan penyajian konten yang lebih menarik dan dinamis.Sementara itu, Check boxes dan Input fields membawa elemen fungsionalitas dan interaktivitas, memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi aktif dalam pengalaman aplikasi. Jadi secara keseluruhan, elemen-elemen ini bekerja bersama untuk menciptakan UI yang efisien, responsif, dan intuitif, mendorong pengguna untuk berinteraksi dengan aplikasi secara lebih efektif dan memuaskan. Nah kalau kamu ingin belajar dan latihan membuat element-element di atas, kamu dapat mencobanya melalui kelas-kelas UI/UX gratis di BuildWithAngga. Good luck!

Kelas Kenali Fitur-Fitur React.js Versi 19 yang Baru Dirilis di BuildWithAngga

Kenali Fitur-Fitur React.js Versi 19 yang Baru Dirilis

Hai Sobat BWA!🙌 React.js 19 merupakan versi terbaru dari framework React JavaScript yang baru dirilis. React.js adalah salah satu framework JavaScript dalam dunia Front-End Development yang populer digunakan oleh banyak developer. React.js versi 19 hadir dengan fitur-fitur terbarunya seperti React Compiler, Asset Loading, Ehanced Hooks, dan lainnya yang akan kita bahas pada artikel ini. Pasti kalian penasaran kan, apa saja fitur-fitur terbaru dari React.js versi 19? Simak artikel berikut ini sampai habis ya! 1. React Compiler React Compiler bekerja dengan cara mengubah kode react menjadi JavaScript biasa sehingga secara cepat meningkatkan kecepatan kinerja hingga dua kali lebih cepat. Manfaat dari adanya fitur ini adalah kita tidak perlu lagi melakukan re-render atau pe-render-an ulang secara manual. React.js versi sebelumnya tidak secara otomatis me-render ulang jika terjadi perubahan status. Cara untuk mengoptimalkan pe-render-an ulang pada React.js versi sebelumnya adalah dengan menggunakan useMemo() , useCallback(), dan memo API secara manual. Dengan adanya “React Compiler”, maka rendering akan dilakukan secara otomatis. React Compiler akan mengelola rendering ulang dan akan memutuskan secara otomatis bagaimana dan kapan status diubah dan UI diperbarui. 2. Server Components Server component merupakan salah satu perkembangan paling menarik pada React.js dan Next.js. Saat ini, server component hanya dijalankan pada sisi klien. Namun, pada pembaruan React.js kali ini memungkinkan kita untuk menjalankan komponen di sisi server sebelum mengirimnya pada halaman pengguna. Pada React.js versi ke 19, komponen server diintegrasikan langsung dengan React. Hal ini memberikan banyak manfaat seperti: Peningkatan SEO yang optimalPeningkatan kinerja website menjadi lebih baikMempercepat page loading pada aplikasi website Cara untuk menggunakan server component ini cukup mudah. Kita hanya perlu mengimpor requestUsername komponen React apapun pada sebuah proyek. Setelah mengimpor komponen server ke dalam komponen React, kita dapat menggunakan fitur “Action” yang tersedia untuk melakukan tugas tertentu. 3. Action Simpelnya, action adalah sebuah fitur untuk mengelola hal-hal seperti formulir pada sebuah website. Fitur ini dapat digunakan untuk mengirim data dari sisi klien ke sisi server, contohnya dalam melakukan perubahan database (create, read, update, delete) dan mengimplementasikan elemen form seperti login form. Dengan memisahkan komponen UI dari manipulasi data, Action memudahkan alur kerja para developer. Dan manfaat lainnya adalah user experience yang dinamis dan interakitf dapat diciptakan dengan mudah. 4. Asset Loading React.js 19 memperkenalkan seamless asset loading, di mana beberapa asset yang mungkin kita gunakan seperti gambar atau scripts akan dimuat pada latar belakang saat pengguna masih melihat halaman sebelumnya. Contohnya saja, jika sekarang kita berada pada halaman dashboard suatu e-commerce dan selanjutnya kita ingin berpindah pada halaman produk, maka data seperti gambar dan file lain yang ada pada halaman produk akan dimuat terlebih dahulu jika kita menggunakan Asset Loading. Dengan menggunakan pre-loading assets, halaman yang akan dimuat akan ditampilkan lebih optimal tanpa menunggu waktu yang lama. Selain meningkatkan kinerja aplikasi, pengoptimalan ini juga berkontribusi pada user experience yang lebih bagus dan menyenangkan. 5. Document Metadata Dengan menggunakan komponen baru yang disebut <DocumentHead> , dengan mudah kita bisa menambahkan dan mengelola judul atau meta tag ke halaman web. Fitur ini dapat membantu meningkatkan SEO (Search Engine Optimization) dan memastika aksebilitas. Pada React.js 19, kita dapat menggunakan tag title dan meta secara langsung pada komponen React kita. Contohnya seperti berikut: Const HomePage = () => { return ( <> <title>BuildWithAngga</title> <meta name="description" content="BuildWithAngga Blogs" /> // Page content </> ); } 6. Web Component Support Pada React.js versi sebelumnya, mengintegrasikan web component ke dalam React tidaklah mudah. Kita perlu mengonversi web component tersebut menjadi komponen React atau meng-install extra packages dan menulis kode tambahan agar web component dalam React bisa digunakan. Pada versi terbarunya yaitu React.js 19, sudah mendukung penggunaan web component dan membantu kita untuk mengintegrasikan web component ke dalam kode React dengan mudah. Ketika kita menggunakan web component yang sangat berguna, kita dapat dengan mudah menggunakannya dalam project React.js tanpa harus mengubahnya menjadi kode React. 7. Enhanced Hooks Hooks pada React.js 19 lebih baik dari sebelumnya. Dengan leluasa kita dapat mengontrol kapan suatu kode akan dijalankan dan diperbarui. Hal ini memudahkan situs web berjalan lancar dan penulisan kode yang bersih. Fitur ini juga menjadi salah satu fitur yang paling disukai dan diperkenalkan dalam library React. Pada React 19, cara menggunakan useMemo, forwardRef, useEffect, dan useContext akan berubah. Penggunan useMemo()tidak diperlukan lagi karena sudah ada fitur React Compiler yang akan membuat memo dengan sendirinya. Di versi terbarunya ini, React akan memperkenalkan hook baru yaitu use() yang akan menyederhanakan penggunaan promises, async code, dan context. Kesimpulan React.js menghadirkan beberapa fitur baru untuk menyederhanakan proses web development dan meningkatkan kinerja aplikasi web. React juga memperkenalkan fitur-fitur yang membuat aplikasi berjalan lebih lancar, cepat, efisien, serta meningkatkan user experience yang lebih bagus. Berikut adalah ringkasan mengenai fitur-fitur terbaru React 19: React Compiler: Tidak perlu lagi melakukan re-render atau pe-render-an ulang secara manual ketika terjadi perubahan statusServer Component: Menjalankan komponen di sisi server sebelum mengirimnya pada halaman penggunaAction: Penanganan formulir yang lebih baik menggunakan useFormStatus(), useStatusForm(), dan useOptimistic()Document Metadata: Dapat menambahkan dan mengelola judul atau meta tag ke halaman web dan meningkatkan SEOAsset Loading: Meningkatkan user experience dengan memungkinkan asset loading yang dimuat di latar belakangWeb Component Support: Integrasi dengan web component sudah dapat dilakukan pada versi iniEnhanced Hooks: Memungkinkan kita untuk mengontrol kapan suatu kode akan dijalankan dan diperbarui Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang React.js, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Kelas Online Gratis React.jsBelajar React Native DasarReact Native: Integrasi dengan REST API CRUD

Kelas 7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer di BuildWithAngga

7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu 7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas 7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Sebagai Flutter Developer, kita perlu untuk mengetahui website yang dapat membantu kita dalam memulai dan memahami konsep dasar dari Flutter. Ada beberapa situs website yang telah dirangkum dan wajib kamu ketahui sebagai Flutter Developer untuk belajar Flutter. Berikut adalah 7 Website yang harus diketahui oleh Flutter Developer: Flutter.dev Flutter.dev merupakan situs resmi Flutter yang tujuannya adalah untuk mendapatkan panduan dan tutorial lengkap untuk memulai belajar Flutter. tidak hanya tutorial saja, disini teman-teman akan banyak menemukan dokumentasi yang berhubungan dengan Flutter. 2. Pub.dev Pub.dev merupakan situs resmi dari Flutter dan Dart yang tujuannya untuk sebagai repositori resmi dari publikasi, penemuan, hingga manajemen packages Flutter dan Dart. Packages yang ada di Pub.dev ini langsung ditemukan dan dikembangkan oleh komunitas yang bekerjasama dalam membantu developer lainnya dalam mengembangkan aplikasi. 3. Flutter Documentation Flutter Documentation merupakan situs resmi dari Flutter yang bertujuan sebagai penyedia informasi lengkap tentang penggunaan Flutter. Flutter Documentation juga merupakan website yang dikembangkan langsung oleh tim pengembangan Flutter. Tidak hanya informasi tentang penggunaan Flutter saja, tapi juga berisi tentang konsep dasar Flutter, penggunaan widget, API, dan lain-lain. Sehingga dengan adanya website Flutter Documentation ini diharapkan dapat membantu developer untuk memahami framework Flutter dan dapat mengembangkan aplikasi dengan baik. 4. BuildWithAngga BuildWithAngga merupakan sebuah platform dengan media pembelajaran online yang lengkap. BuildWithAngga juga menyediakan kursus belajar Flutter, kursus ini mencakup tutorial lengkap dalam memulai dan memahami konsep dasar Flutter. Dalam proses memahami konsep dasar Flutter, developer Flutter juga dibantu untuk membuat proyek-proyek yang relevan dengan kebutuhan aplikasi Flutter saat ini. Sehingga banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan dengan belajar Flutter di BuildWithAngga. 5. Reso Coder Reso Coder merupakan website yang dibuat untuk menjadi media pembelajaran Flutter yang sangat lengkap. Reso Coder dibuat untuk membantu developer dalam mengembangkan aplikasi Flutter melalui tutorial dan contoh proyek, sehingga dapat memudahkan developer dalam memahami konsep dasar Flutter. 6. Codelabs Flutter Codelabs Flutter merupakan website resmi yang dikembangkan oleh tim Flutter untuk dapat membantu developer dalam mengembangkan aplikasi dan menguasai Flutter dengan cara yang interaktif. Codelabs Flutter berisi tutorial yang dirancang untuk dapat memberikan pengalaman belajar dengan cara membuat proyek-proyek yang sudah ada dan dengan mudah untuk diikuti langkah demi langkahnya. 7. Stack Overflow Stack Overflow merupakan salah satu website yang terkenal dalam bidang pemrograman komputer dan pengembangan aplikasi. Platform ini dibuat dalam bentuk tanya-jawab serta jaringan antar komunitas developer, developer Flutter dapat memposting pertanyaan seputar Flutter pada website Stack Overflow. Tidak hanya bertanya, teman-teman juga bisa membantu developer lainnya untuk menjawab permasalahan yang ada saat mengembangkan aplikasi Flutter. Kesimpulan Dengan teman-teman memanfaatkan website yang ada diatas, teman-teman dapat memulai belajar Flutter dengan baik. Panduan dan tutorial lengkap yang ada pada website diatas akan sangat membantu teman-teman dalam mengembangkan aplikasi Flutter. Tidak hanya panduan konsep dasar Flutter saja, teman-teman juga akan belajar mengenal Flutter melalui proyek-proyek Flutter yang relevan. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas 5 Framework Back-end yang Cocok untuk Mobile Dev Pemula di BuildWithAngga

5 Framework Back-end yang Cocok untuk Mobile Dev Pemula

Hello, Spirit of learning!!! Tahukah kamu apa itu Mobile Development? Mobile development adalah proses pembuatan aplikasi yang berjalan pada perangkat seluler seperti ponsel pintar (smartphone) dan tablet. Aplikasi ini dapat berjalan pada sistem operasi khusus seperti Android atau iOS, serta pada platform web melalui browser. Dalam men-development suatu aplikasi tentu kita akan mengenal juga Framework. Framework adalah struktur yang digunakan untuk membangun sebuah Software. Ia berfungsi sebagai dasar, sehingga kita tidak harus memulai dari awal. Framework biasanya terkait dengan bahasa pemrograman tertentu dan cocok untuk berbagai jenis tugas. Dalam Mobile apps kita juga mengenal 3 jenis pengembangan aplikasi yakni: Native App Native App dibangun khusus untuk satu platform atau jenis perangkat tertentu, seperti Android atau iOS. Kita juga mendapatkan beberapa keuntungan dan kekurangan dari jenis pengembangan Native: KeuntunganKinerja Tinggi: Aplikasi native berjalan lebih cepat karena mereka menggunakan fitur dan API sistem operasi secara langsung.Akses Penuh ke Perangkat: Pengembang dapat mengakses semua fitur perangkat, seperti kamera, GPS, dan sensor.Antarmuka Pengguna yang Konsisten: Aplikasi native mengikuti pedoman desain platform, memberikan pengalaman yang konsisten bagi pengguna.KekuranganBiaya Pengembangan Lebih Tinggi: Memerlukan pengembangan terpisah untuk setiap platform.Waktu Pengembangan Lebih Lama: Pengembang harus menulis kode khusus untuk setiap platform. Hybrid App Hybrid App adalah aplikasi native yang memiliki web browser terintegrasi di dalamnya. Aplikasi ini menggunakan teknologi web (HTML, CSS, JavaScript) untuk membangun antarmuka pengguna, tetapi juga dapat mengakses fitur perangkat melalui web view. Dengan menggunakan Hybrid kita akan memiliki beberapa keuntungan serta kekurangan dari hybrid ini sendiri : Keuntungan:Kode yang Dapat Digunakan Kembali: Satu basis kode dapat digunakan untuk berbagai platform.Pengembangan Lebih Cepat: Tidak perlu mengembangkan terpisah untuk setiap platform.Biaya Pengembangan Lebih Rendah: Hanya perlu satu tim pengembang.Kekurangan:Kinerja Sedikit Lebih Lambat: Aplikasi hybrid memerlukan web view, yang mungkin tidak secepat akses langsung ke fitur perangkat.Keterbatasan Akses Perangkat: Tidak semua fitur perangkat dapat diakses dengan mudah. Web App Web App adalah aplikasi yang diakses melalui web browser dan tidak perlu diinstal pada perangkat. Aplikasi ini sepenuhnya menggunakan teknologi web (HTML, CSS, JavaScript) untuk beroperasi dan dirancang untuk bekerja pada berbagai perangkat dengan web browser. Berikut adalah beberapa keuntungan serta kekurangan dari Web App: Keuntungan:Aksesibilitas Tinggi: Dapat diakses dari perangkat apa pun yang memiliki web browser.Pembaruan Otomatis: Pembaruan dapat diterapkan secara langsung pada server, sehingga pengguna selalu menggunakan versi terbaru.Biaya Pengoperasian Lebih Rendah: Tidak perlu distribusi melalui app store, mengurangi biaya dan kompleksitas.Kekurangan:Ketergantungan pada Koneksi Internet: Membutuhkan koneksi internet yang stabil untuk beroperasi dengan baik.Kinerja Bervariasi: Kinerja dapat bervariasi tergantung pada browser dan perangkat yang digunakan.Keterbatasan Fitur: Mungkin tidak dapat mengakses semua fitur perangkat keras seperti aplikasi native. Berikut adalah rekomendasi Framework Backend yang cocok untuk pemula untuk Mobile Dev: 1. Swift Swift adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Apple untuk pengembangan aplikasi iOS, macOS, watchOS, dan tvOS. Swift dirancang untuk menjadi bahasa yang aman, cepat, dan interaktif. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Mudah Dipelajari: Swift memiliki sintaks yang bersih dan mirip dengan Python, membuatnya mudah dipelajari, terutama bagi pemula.Kinerja Tinggi: Swift menyediakan kinerja yang serupa dengan bahasa C, yang sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan kinerja tinggi.Keamanan Tipe: Swift mencegah kesalahan umum seperti null pointer exceptions dengan sistem tipe yang ketat.Manajemen Memori Otomatis: Swift mengelola memori secara otomatis, mengurangi kemungkinan kebocoran memori.Dukungan Multi-Paradigma: Swift mendukung berbagai paradigma pemrograman, termasuk pemrograman fungsional dan OOP.Kekurangan:Relatif Baru: Swift masih relatif baru dibandingkan dengan Objective-C, sehingga beberapa pustaka lama mungkin belum kompatibel.Sumber Daya Terbatas: Karena Swift spesifik untuk ekosistem Apple, sumber daya dan dukungan mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan bahasa yang lebih luas seperti Java atau C#.Ketergantungan pada Apple: Swift sangat terikat pada platform Apple, yang membatasi penggunaannya di luar ekosistem Apple. Apakah kamu tertarik untuk mengasah atau menambah skill Swift? Kamu bisa mengikuti kelas berikut : Kelas Online SwiftUI & iOS Engineer: The Complete App Development Bootcamp | BuildWithAngga Kelas Online iOS Development Menggunakan Swift UI | BuildWithAngga 2. Native Script NativeScript adalah framework open-source yang memungkinkan pengembangan aplikasi mobile native untuk iOS dan Android dengan satu basis kode menggunakan JavaScript atau TypeScript, CSS, dan kerangka kerja yang kita kenal seperti Angular atau Vue.js. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga KelebihanPengembangan Cross-Platform: Dengan NativeScript, kita dapat membuat aplikasi untuk iOS dan Android dari satu basis kode.Akses API Native: NativeScript memberikan akses langsung ke API native dari JavaScript, memungkinkan fungsionalitas penuh dan kinerja aplikasi yang optimal.Pengalaman Pengguna Native: Aplikasi yang dibuat dengan NativeScript memiliki UI yang dirender secara native, memberikan pengalaman pengguna yang lancar dan responsif.Kompatibilitas dengan Angular dan Vue.js: NativeScript bekerja dengan baik dengan Angular dan Vue.js, memudahkan pengembang yang sudah familiar dengan kerangka kerja tersebut untuk memulai.Kekurangan:Komunitas yang Lebih Kecil: Dibandingkan dengan kerangka kerja lain seperti React Native, NativeScript memiliki komunitas yang lebih kecil, yang mungkin berarti sumber daya dan dukungan yang lebih terbatas.Ukuran Aplikasi yang Lebih Besar: Aplikasi yang dibangun dengan NativeScript cenderung memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan Native App lainnya.Kurva Pembelajaran: Bagi pengembang yang baru mengenal JavaScript atau pengembangan mobile, NativeScript mungkin memiliki kurva pembelajaran yang lebih curam. Jika kamu tertarik untuk mempelajari NativeScript kamu bisa mengikuti rekomendasi kelas berikut untuk mengasah JavaScript dan Framework Angular atau Vue.js di Build With Angga: Kelas Online Complete JavaScript Fundamentals: Website Development | BuildWithAngga Kelas Online Website Developer: Vue JS 3 dari Nol Hingga Mahir | BuildWithAngga Kelas Online Vue JavaScript Framework | BuildWithAngga 3. React Native React Native adalah framework dari Facebook yang memungkinkan kita dapat mengembangkan aplikasi mobile menggunakan JavaScript dan React. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Reuseable Code: Banyak kode dapat digunakan kembali antara Android dan iOS.Komunitas Aktif: Banyak dukungan dan dokumentasi dari komunitas.Performa Baik: Lebih cepat daripada hybrid apps.Kekurangan:Keterbatasan Akses Perangkat: Tidak semua fitur perangkat dapat diakses.Ukuran Aplikasi: Aplikasi React Native juga bisa cukup besar. Kamu juga bisa mempelajari dan eksplorasi React Native dengan mengikuti rekomendasi kelas berikut di Build With Angga: Kelas Online React Native Dasar | BuildWithAngga Kelas Online React Native: Integrasi Dengan REST API (CRUD) | BuildWithAngga 4. ionic Ionic adalah framework open-source yang memungkinkan kita dalam mengembangkan aplikasi mobile dengan HTML, CSS, dan JavaScript. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Pengembangan Cepat: Dengan menggunakan teknologi web.Antarmuka Seragam: Tampilan yang konsisten di berbagai platform.Komunitas Besar: Banyak sumber daya dan dokumentasi.Kekurangan:Kinerja: Aplikasi Ionic mungkin tidak secepat Native Apps.Keterbatasan Fitur: Tidak semua fitur perangkat dapat diakses. Apakah kamu tertarik dengan bahasa pemrograman Javascript sebagai backend yang digunakan di framework ionic? Kamu bisa mengikuti kelas Javascript yang ada di Build With Angga Kelas Online ES6 Dasar | BuildWithAngga dan Kelas Online Complete JavaScript Fundamentals: Website Development | BuildWithAngga 5. Spring Boot Spring Boot adalah framework Java yang memudahkan pengembangan aplikasi dengan konfigurasi minimal. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Produktivitas Tinggi: Konfigurasi otomatis dan banyak fitur bawaan.Skalabilitas: Cocok untuk aplikasi besar.Dukungan Komunitas: Komunitas Spring yang kuat.Kekurangan:Memerlukan Pengetahuan Java: kamu perlu menguasai bahasa Java.Ukuran Aplikasi: Aplikasi Spring Boot cenderung lebih besar. Kamu bisa mengasah bahasa pemrograman Java juga di Build With Angga, ayo jelajahi kelas di build with angga Kelas Online Java Android Integrasi API dan Animasi | BuildWithAngga dan Kelas Online Java Dasar 2020 Development | BuildWithAngga Kesimpulan Setelah kita menjelajahi artikel diatas, kita sudah mendalami tentang Mobile Development, mengeksplorasi dua jenis utama pengembangan aplikasi mobile, yaitu Native App, Hybrid App dan Web App. Native App, meskipun memberikan kinerja tinggi dan akses penuh ke perangkat, memiliki kekurangan biaya pengembangan dan waktu pengembangan yang lebih lama. Sementara itu, Hybrid App, dengan keuntungan kode yang dapat digunakan kembali dan pengembangan lebih cepat, memiliki kinerja sedikit lebih lambat dan keterbatasan akses perangkat. Web App menawarkan pendekatan yang berbeda. Berbeda dengan Native App yang menawarkan kinerja optimal dan Hybrid App yang menawarkan fleksibilitas dalam pengembangan, Web App menawarkan kemudahan akses dan pemeliharaan. Meskipun bergantung pada koneksi internet dan memiliki keterbatasan dalam mengakses fitur perangkat keras, Web App memungkinkan pengembang untuk memberikan pengalaman pengguna yang konsisten di berbagai perangkat dengan biaya operasional yang lebih rendah. Pemilihan antara Native, Hybrid, dan Web App harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti target audiens, anggaran, sumber daya yang tersedia, dan tujuan jangka panjang dari aplikasi yang akan dikembangkan. Jika kamu bingung mengenai roadmap menjadi backend mobile developer kamu bisa mengikuti alur belajar di Build With Angga: Roadmap React Native Apps Developer | BuildWithAngga Roadmap Become Flutter Apps Developer. | BuildWithAngga Roadmap JavaScript Back-End Developer | BuildWithAngga