Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Laravel Tips #1: Tips Routing Agar Kode Lebih Efisien di BuildWithAngga

Laravel Tips #1: Tips Routing Agar Kode Lebih Efisien

Hai Sobat BWA!🙌 Framework Laravel memiliki banyak fitur yang mudah digunakan disertai dengan dokumentasi yang lengkap. Hal ini membuat Laravel menjadi pilihan yang sangat baik bagi para developer yang ingin membangun aplikasi web secara efisien dan efektif. Selain itu, Laravel juga memiliki komunitas yang aktif, sehingga jika menghadapi kendala atau membutuhkan saran, terdapat banyak resource yang bisa dimanfaatkan. Fitur-fitur seperti Eloquent ORM, Blade Templating Engine, dan Artisan CLI membuat proses pengembangan menjadi lebih cepat dan menyenangkan. Dengan semua kelebihan ini, tidak mengherankan jika Laravel menjadi salah satu framework PHP paling populer di dunia. 1. Route Group Dalam mengelola routing, kita dapat membuat route grup di dalam grup agar struktur route menjadi lebih terorganisir dan memudahkan manajemen route yang kompleks serta mempermudah pengelolaan akses dan autentikasi pada bagian-bagian tertentu dari aplikasi. Selain itu, penggunaan route grup di dalam grup juga digunakan untuk menugaskan middleware tertentu hanya ke beberapa URL pada grup “induk”. Contoh penggunaan route grup di dalam grup adalah sebagai berikut: Route::group(['prefix' => 'admin', 'middleware' => 'auth'], function () { // Middleware 'log' hanya diterapkan ke beberapa URL di dalam grup 'induk' Route::group(['middleware' => 'log'], function () { Route::get('/dashboard', 'AdminController@dashboard'); Route::get('/reports', 'AdminController@reports'); }); // Rute lain tanpa middleware 'log' Route::get('/profile', 'AdminController@profile'); Route::get('/settings', 'AdminController@settings'); }); 2. Controller Groups Daripada menggunakan controller pada setiap baris route, kita dapat menggunakan route controller group untuk mengelompokkan route yang memiliki controller yang sama, sehingga kode menjadi lebih rapi dan mudah dikelola. Dalam framework Laravel, kita bisa mendefinisikan sekelompok route yang menggunakan controller yang sama dengan cara berikut: Route::controller(UserController::class)->group(function () { Route::get('/users', 'index'); Route::get('/users/{id}', 'show'); Route::post('/users', 'store'); Route::put('/users/{id}', 'update'); Route::delete('/users/{id}', 'destroy'); }); 3. Route View Kita bisa menggunakan Route::view($uri , $bladePage) untuk mengembalikan view secara langsung tanpa harus menggunakan function controller. Penggunaan route ini sangat berguna untuk menghemat waktu dan menyederhanakan kode ketika kita hanya perlu menampilkan halaman statis atau halaman dengan data sederhana yang tidak memerlukan logika bisnis yang kompleks. Route::view('/about', 'about'); Route::view('/contact', 'contact'); Dalam contoh di atas, ketika pengguna mengunjungi URL /about, Laravel akan mengembalikan view about.blade.php. Demikian pula, URL /contact akan mengembalikan view contact.blade.php. 4. Menambahkan Middleware Global Ketika kita ingin mendefinisikan Middleware Global untuk semua route API, ada tiga cara di mana kita dapat mengaturnya: Opsi 1: Pada file Route.php // routes/api.php Route::middleware(YourMiddleware::class)->group(function() { // .., all API routes }) Opsi 2: Pada file RouteServiceProvider.php // app/Providers/RouteServiceProvider.php public function boot() { $this->configureRateLimiting(); $this->routes(function () { Route::middleware(['api', YourMiddleware::class]) // ... Opsi 3: Dalam file Kernel.php // app/Http/Kernel.php: add to the 'api' group protected $middlewareGroups = [ 'api' => [ // \\Laravel\\Sanctum\\Http\\Middleware\\EnsureFrontendRequestsAreStateful::class, 'throttle:api', \\Illuminate\\Routing\\Middleware\\SubstituteBindings::class, YourMiddleware::class, ], ]; 5. Kustom Nama Route Resource Ketika menggunakan Resource Controller, dalam file routes/web.php kita dapat menentukan parameter ->names() , sehingga awalan URL pada browser akan sesuai dengan nama yang kita tentukan. Dengan menggunakan ->names(), kita dapat memberikan nama khusus pada setiap route yang dihasilkan oleh Resource Controller. Contohnya adalah sebagai berikut: Route::resource('photos', PhotoController::class)->names([ 'index' => 'photos.index', 'create' => 'photos.create', 'store' => 'photos.store', 'show' => 'photos.show', 'edit' => 'photos.edit', 'update' => 'photos.update', 'destroy' => 'photos.destroy', ]); Dengan menggunakan parameter ->names(), kita dapat merujuk pada route ini dalam kode kita seperti berikut: // Menghasilkan URL untuk route 'photos.index' $url = route('photos.index'); // Redirect ke route 'photos.store' return redirect()->route('photos.store'); Kesimpulan Itulah beberapa tips routing pada Laravel yang dapat kalian coba! Dengan menerapkan tips-tips tersebut, kalian dapat membuat aplikasi web yang lebih terstruktur, efisien, dan mudah dikelola. Jangan lupa untuk selalu mengikuti dokumentasi resmi Laravel dan terus eksplorasi fitur-fitur baru yang ditawarkan framework ini untuk meningkatkan kemampuan dan performa aplikasi kalian. Selamat mencoba dan semoga berhasil! Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Laravel, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 PHP Laravel Web DevelopmentKelas Online Gratis Eloquent ORM Laravel

Kelas Tipe Bug dan Error serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya di BuildWithAngga

Tipe Bug dan Error serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Haloo sobat ngodingg Semoga kalian sehat selaluu Bug dan error adalah dua istilah yang sering digunakan dalam dunia pemrograman untuk menunjukkan adanya masalah dalam suatu program. Meskipun sering disalahartikan sebagai hal yang sama, keduanya memiliki perbedaan yang perlu dipahami. Bug adalah cacat atau kesalahan dalam program yang menyebabkan program tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bug dapat menyebabkan program crash, hang, atau menghasilkan output yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Error, di sisi lain, adalah pesan yang ditampilkan kepada pengguna ketika program mendeteksi adanya masalah. Error dapat membantu pengguna untuk memahami apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya. Berikut adalah beberapa jenis bug umum terjadi serta cara mengatasinya Syntax Error Bug ini terjadi ketika aturan sintaksis dalam bahasa pemrograman tidak diikuti dengan benar. Misalnya, kesalahan penulisan kata kunci (keyword) sehingga program tidak dapat dijalankan, cara mengatasinya tentunya dengan menuliskan keyword atau syntax yang benar. Selain itu untuk pencegahan syntax error IDE dengan fitur syntax highlighting dan intelisense juga dapat membantu kamu mengurangi kemungkinan kesalahan penulisan sintaksis dan keyword. Intellisense akan memberi kamu suggestion bahkan auto-completion ketika kamu menuliskan baris-baris kode. Ia juga akan memberikan highlight pada keyword yang tidak sesuai. Misalnya, ketika kamu belum melakukan import module yang diperlukan. Logical Error Logical error adalah kesalahan dalam logika program yang menyebabkan hasil tidak sesuai dengan harapan. Ini dapat terjadi jika alur logika atau perhitungan matematis yang dituliskan oleh programmer tidak sesuai. Ini merupakan salah satu bug yang tricky untuk ditemukan karena biasanya tidak menghasilkan error apa pun pada console ataupun log. Salah satu cara untuk menemukan dan memperbaiki logical error adalah dengan melakukan debug and trace terhadap kode tersebut, hal ini bisa dicapai secara manual dengan membuat tracing table ataupun dengan fitur debugger yang biasanya disediakan oleh IDE. Kamu bisa melihat fitur-fitur debugging dari IDE Visual Studio Code disini. Logical error juga dapat diketahui lebih awal jika kita membuat unit testing untuk fungsi – fungsi dalam program kita. Bahkan ada paradigma yang disebut test driven development (TDD) dimana kita dianjurkan untuk terlebih dahulu menuliskan kode pengujian sebelum mengimplementasikannya ke fungsi dalam bahasa pemrograman. Concurrency Bug Concurrency bug adalah jenis kesalahan yang terjadi dalam program yang melibatkan eksekusi serentak (concurrent execution) dari beberapa proses atau thread. Concurrency bug dapat sangat sulit untuk dideteksi dan diperbaiki karena perilaku program mungkin saja bergantung pada urutan eksekusi dari proses atau thread yang berjalan secara bersamaan. Bayangkan pada sebuah sistem yang menyimpan data saldo rekening bersama (joint account) di mana dua orang dapat bertransaksi dengan rekening yang sama. Suatu ketika, si wanita masuk ke akun dan membaca nilai saldo awal bernilai $100. Di tempat lain si pria, juga masuk ke akun yang sama dan  menyelesaikan transaksi terlebih dahulu senilai $20 sehingga saldo tersisa $80. Lalu, si wanita tadi baru menyelesaikan transaksinya setelah si pria dengan nilai $30, tetapi menurut data cache yang ia dapat sebelumnya, saldo awal masih $100 sehingga saldo tersisa adalah $70. Kemudian, ketika data tersebut disimpan ke database, ia akan menggantikan saldo tanpa peduli dengan saldo yang sudah berkurang sebelumnya. Hal ini tentunya menimbulkan kerancuan karena uang keluar dan sisa saldo terdapat perbedaan. Untuk mengatasi ini salah satunya kita bisa melakukan locking (penguncian) untuk memastikan bahwa sumber daya bersama hanya dapat diakses oleh satu proses atau thread pada satu waktu. Namun, penerapan locking juga dapat menyebabkan masalah seperti deadlock dan livelock jika tidak diterapkan dengan benar. Deadlock terjadi ketika dua atau lebih proses atau thread saling menunggu untuk mendapatkan sumber daya yang telah dikunci oleh proses atau thread lain sehingga mengakibatkan tidak ada proses yang dapat melanjutkan eksekusi. Sementara livelock terjadi ketika dua atau lebih proses atau thread terus-menerus bekerja, tetapi tidak menyelesaikan tugasnya karena mereka terjebak dalam siklus yang tidak dapat dipecahkan. Livelock menyebabkan penggunaan sumber daya CPU yang tinggi, tetapi proses yang diharapkan tidak terjadi. Runtime Error Runtime error adalah jenis error yang terjadi saat program sedang dieksekusi. Kesalahan jenis ini biasanya tidak teridentifikasi ketika menuliskan kode ataupun ketika tahap kompilasi (pada bahasa compiled). Runtime error dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk input yang tidak valid, kesalahan logika dalam kode, kekurangan memori, atau interaksi yang tidak diinginkan antara program dan lingkungan eksekusi. Untuk mengatasi runtime error, kamu perlu memastikan untuk melakukan handling terhadap kemungkinan-kemungkinan ketidaksesuaian yang diakibatkan oleh data yang tidak terprediksi (misalnya data yang diambil dari input user ataupun response dari API). Pada bahasa yang tidak mendefinisikan tipe datanya secara eksplisit, runtime error sering terjadi karena programmer berpikir bahwa data yang dimasukkan user atau didapat dari API memiliki tipe data sesuai yang diharapkan. Contoh solusi runtime error adalah dengan melakukan validasi tipe data untuk data yang berasal dari sumber eksternal. Floating-Point Imprecision Floating point imprecision adalah kondisi ketika operasi matematika dengan bilangan desimal berbasis floating point dalam komputer menghasilkan hasil yang tidak sepenuhnya akurat. Akibat dari floating point imprecision dapat bervariasi, mulai dari perbedaan kecil dalam nilai hasil hingga perhitungan yang sepenuhnya tidak valid. Misalnya dalam contoh sederhana ini, kamu akan menambahkan angka 0.1 sebanyak 10 kali, secara matematis ini akan menghasilkan nilai 1.1 namun pada bahasa python ini menghasilkan nilai 1.0999999999999999. Walaupun mendekati jika kamu membutuhkan presisi yang tinggi maka ini akan menjadi masalah. Untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh floating point imprecision, ketahuilah akurasi yang diperlukan pada perhitungan yang kamu lakukan. Setelah itu, kamu dapat melakukan pembulatan pada hasil kalkulasi floating point sesuai kebutuhan. Jika hal itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (misalnya ketika bilangan dengan presisi sangat tinggi diperlukan), kamu bisa memanfaatkan library seperti: mpmath, SymPy ( Python), GMP, Arb (C), dan BigDecimal (Java). Kesimpulan Dalam kesehariannya, seorang programmer sehebat apa pun tidak akan terbebas dari bug. Oleh karena itu, sebagai programmer perlu untuk memahami berbagai jenisnya sehingga ketika menemui kasusnya di kehidupan nyata, kita bisa mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi bug tersebut. Selain mengatasi, kita juga harus dapat mencegah bug terjadi dengan  sebisa mungkin untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya bug melalui pengujian yang komprehensif dan juga penggunaan alat bantu seperti Intellisense dan Linter. Jadi buat kawan-kawan yang mau mempelajari tentang python dari dasar kalian bisa mengikuti kelasnya di BuildWithAngga yaitu Kelas Online Gratis Python Pemrograman Dasar Kalian bisa akses kelasnya secara gratiss lohhh. Oke sekian penjelasan tentang Tipe Bug dan Error serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya , kalian bisa kembali untuk menguliknya sendiri tentunya. Semoga bermanfaat buat kalian.

Kelas 10 Package Laravel untuk Website Developer di BuildWithAngga

10 Package Laravel untuk Website Developer

Hai Sobat BWA!🙌 Hingga saat ini, Laravel masih banyak menjadi pilihan para web developer sebagai framework yang mudah digunakan dan mempunyai banyak fitur. Selain banyaknya fitur yang dipunya, Laravel juga menyediakan banyak pilihan package yang dapat kita gunakan agar proses web development lebih mudah, gampang, dan fungsionalitas aplikasi dapat ditingkatkan. Package dalam Laravel dapat diibaratkan seperti kotak peralatan yang berisi alat-alat khusus dan mempunyai fungsi masing-masing yang dapat disesuaikan sesuai dengan development task. Package ini juga dapat menghemat waktu kita sebagai developer karena kita tidak perlu membangun semuanya dari awal, sehingga kita dapat fokus pada fitur-fitur aplikasi website yang akan dibuat. Package pada Laravel hadir dalam dua kategori utama yaitu sebagai berikut: Framework-Independent: Package ini dirancang khusus untuk Laravel dengan memanfaatkan fitur dan arsitektur Laravel untuk menyediakan fungsionalitas yang disesuaikan dengan LaravelFramework-Spesific: Package ini tidak terikat dengan Laravel dan dapat digunakan dalam proyek PHP apapun, dengan framework apapun Setelah mengetahui tentang pengertian package pada Laravel, selanjutnya kita akan membahas tentang rekomendasi package Laravel yang dapat kalian gunakan untuk mempermudah proses website development. Simak artikel berikut sampai habis ya! 1. Laravel DebugBar Bug merupakan suatu hal yang sering kita temui pada pemrograman dan seringkali kita kesulitan untuk menemukannya. Dengan adanya package ini, kita dapat mengidentifikasi bug dengan mudah. Laravel Debugbar dapat menampilkan semua query database, menampilkan log, hingga event yang digunakan selama permintaan dan waktu eksekusi masing-masing event. Fitur lain dari package ini adalah sebagai berikut: Log Messages: Menampilkan semua catatan log aplikasi seperti info, peringatan, error, dll yang berguna untuk melacak apapun yang terjadi selama proses developmentRoute: Laravel Debugbar juga menyajikan informasi tentang route yan ditangani oleh aplikasi Laravel, termasuk nama route, metode HTTP, path, dan handlerView: Menampilkan daftar view yang dimuat selama proses permintaan, serta waktu yang dibutuhkan untuk membangun masing-masing viewRequest dan Response: Menyajikan informasi tentang permintaan HTTP yang diterima dan respon yang dihasilkanTimeline: Menampilkan visualisasi waktu eksekusi berbagai komponen aplikasi, membantu developer memahami di mana waktu sebagian besar dihabiskan selama proses permintaan 2. Laravel User Verification Package Laravel User Verification ini membantu kita ketika akan menggunakan verifikasi dan validasi email yang dikirim ke pengguna. Dengan menggunakan package ini, penyesuaian template email, verification logic, dan user experience akan lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi kita. Selain itu, package ini juga terintegrasi langsung dengan sistem autentikasi dan notifikasi Laravel sehingga penggunannya akan lebih cepat dan efisien. Fitur-fitur yang terdapat pada package ini adalah: Verifikasi Email: Laravel menyediakan metode untuk mengirimkan email verifikasi kepada pengguna secara otomatis setelah pendaftaran berhasilOpsi Verifikasi Nomor Telepon: Selain verifikasi email, Laravel juga mendukung verifikasi nomor telepon dengan menggunakan kode verifikasiKustomisasi: Developer dapat dengan mudah menyesuaikan tampilan email verifikasi dan pesan yang dikirim kepada penggunaKadaluarsa Tautan: Tautan verifikasi yang dikirimkan ke pengguna memiliki waktu kadaluarsa untuk meningkatkan keamanan 3. Laravel Socialite Package ini merupakan salah satu package yang dikembangkan oleh tim Laravel sendiri. Laravel Socialite adalah sebuah package yang disediakan oleh Laravel untuk menyederhanakan proses autentikasi pengguna dengan penyedia layanan pihak ketiga seperti Facebook, Twitter, Google, GitHub, dan banyak lagi. Socialite terintegrasi dengan sistem autentikasi Laravel dan menangani kompleksitas OAuth. Fitur utama dari Laravel Socialite adalah sebagai berikut: Otentikasi dengan Berbagai Penyedia: Socialite mendukung berbagai penyedia layanan pihak ketiga seperti Facebook, Twitter, Google, GitHub, LinkedIn, dan banyak lagi. Ini memungkinkan pengguna untuk masuk ke aplikasi menggunakan akun media sosial mereka yang sudah adaAutentikasi OAuth: Socialite menggunakan protokol OAuth untuk berkomunikasi dengan penyedia layanan pihak ketiga. Hal ini memungkinkan aplikasi yang kita buat untuk mengakses data pengguna dari platform media sosial tanpa perlu menyimpan kata sandi penggunaKonfigurasi yang Mudah: Kita dapat dengan mudah mengonfigurasi Socialite dengan informasi kredensial aplikasi yang kita dapatkan dari penyedia layanan pihak ketiga termasuk mengatur kunci API, rahasia klien, dan URL callbackSederhana dan Mudah Digunakan: Socialite dirancang agar mudah diimplementasikan dan memiliki API yang intuitif. Ini membuatnya mudah untuk mengintegrasikan otentikasi media sosial ke dalam aplikasi Laravel dengan sedikit kode 4. Laravel Backup Laravel Backup adalah sebuah package yang memungkinkan kita untuk melakukan backup dan restore data pada aplikasi Laravel dengan mudah. Kita dapat membuat snapshot lengkap sebuah proyek dengan satu perintah, termasuk file dan database. Hal ini dapat menyederhanakan proses pencadangan dan menjaga aplikasi tetap aman dan terlindungi. Package ini sangat kita butuhkan karena sesuatu yang tidak memungkinkan pasti dapat terjadi pada proyek kita sehingga dengan adanya package ini kita dapat melakukan backup proyek dengan fiturnya yang otomatis. Beberapa fitur utama pacakge ini adalah: Backup Berkala: Kita dapat mengatur jadwal untuk membuat backup otomatis dari database dan file-file aplikasi kitaRestore Mudah: Package ini menyediakan perintah CLI untuk mengembalikan data dari backup dengan mudahCompression dan Encryption: Package ini mendukung kompresi dan enkripsi data backup untuk menjaga keamanan dan efisiensi penyimpanan 5. Laravel Migrations Generator Laravel Migrations Generator adalah sebuah package yang bisa membantu kita saat akan menggunakan migration pada Laravel. Kita tidak perlu membuat migrasi database secara manual karena dengan package ini skema database yang ada akan dianalisis dan secara otomatis menghasilkan file migrasi. Fitur dari package ini yaitu menghasilkan migrasi dari database yang telah ada, yang kemudian dapat digunakan untuk mereplikasi struktur database pada software environment atau production lainnya secara otomatis. Hal ini akan sangat membantu dalam pengembangan dan pengelolaan aplikasi Laravel yang kompleks. 6. Laravel Eloquent Sluggable Package Laravel Eloquent Sluggable adalah sebuah package yang dapat membantu kita dalam membuat URL yang SEO friendly secara otomatis dari atribut model tertentu. Fitur dari package ini memungkinkan kita untuk membuat slug (bagian URL yang SEO friendly) berdasarkan nilai atribut model, seperti judul. Dengan menggunakan package ini, kita dapat menghasilkan slug yang unik dan secara otomatis meng-update slug ketika atribut yang mendasarinya berubah. Ini sangat berguna untuk meningkatkan SEO dan kenyamanan pengguna dalam sebuah aplikasi Laravel. 7. IDE Helper Package Laravel IDE Helper adalah alat yang membantu dalam proses development dengan Laravel di lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE). Dengan menggunakan package ini, akan dihasilkan file PHP yang memuat semua informasi untuk auto-complete dan hint class saat bekerja di IDE seperti PhpStorm, VSCode, atau Sublime Text. Hal ini akan memudahkan developer dalam menavigasi dan menulis kode dengan lebih cepat dan akurat. Fitur-fitur dari IDE Helper adalah sebagai berikut: Peningkatan produktivitas: Membantu meningkatkan produktivitas pengembangan dengan menyediakan informasi yang lebih lengkap tentang kelas dan metode dalam LaravelAuto-completion: Memungkinkan auto-complete untuk metode, properti, dan konstanta Laravel pada IDENavigasi cepat: Memungkinkan kita untuk melompat dengan cepat antara kelas, metode, dan properti Laravel menggunakan fungsi navigasi IDEIntegrasi IDE: Kompatibel dengan berbagai IDE populer seperti PhpStorm, VSCode, Sublime Text, dan lainnya 8. Laravel Entrust Package Laravel Entrust adalah sebuah package yang digunakan untuk mengelola peran dan izin pengguna dalam aplikasi Laravel. Hal ini memastikan pengguna hanya mengakses fungsi yang relevan dengan peran mereka, sehingga meningkatkan keamanan aplikasi kita. Fitur-fitur dari Laravel Entrust adalah sebagai berikut: Manajemen Peran: Laravel Entrust memungkinkan Anda untuk mendefinisikan peran-peran yang berbeda dalam aplikasi Anda, seperti admin, pengguna biasa, atau moderatorManajemen Izin: Anda dapat menetapkan izin-izin tertentu kepada peran-peran yang ada, seperti izin untuk mengakses halaman tertentu, melakukan tindakan tertentu, atau mengelola konten tertentuAutentikasi: Laravel Entrust bekerja dengan baik dengan sistem autentikasi Laravel bawaan, sehingga kita dapat dengan mudah mengintegrasikannya dengan sistem login dan otentikasi yang sudah adaMiddleware: Package ini menyediakan middleware yang memungkinkan kita untuk membatasi akses ke rute-rute tertentu berdasarkan peran atau izin pengguna 9. Voyager Laravel Voyager adalah sebuah package admin untuk Laravel yang dapat kita gunakan untuk membuat user interface admin dengan cepat tanpa menulis kode dari awal. Fitur-fiturnya termasuk manajemen database, CRUD generator, manajemen media, manajemen pengguna dan peran, serta user interface yang responsif dan mudah digunakan. Ini mempercepat pengembangan aplikasi web dengan menyediakan alat administrasi yang lengkap secara otomatis. 10. Laravel Telescope Laravel Telescope adalah sebuah alat debug dan monitoring yang kuat untuk aplikasi Laravel. Package ini menyediakan insight mendalam ke dalam eksekusi permintaan HTTP, queue, task, panggilan database, notifikasi, cache, dan hampir semua aspek dari aplikasi Laravel. Beberapa fitur utama dari package ini termasuk penelusuran permintaan HTTP, penelusuran dan penyaringan log, penelusuran dan analisis panggilan database, penelusuran aktivitas cache, serta penelusuran antrian dan pekerjaan. Package ini akan sangat membantu dalam mengidentifikasi masalah kinerja dan debug di aplikasi Laravel. Kesimpulan 10 package Laravel yang telah disebutkan di atas dapat kalian pilih sesuai dengan kebutuhan. Package tersebut tentunya akan sangat berguna dalam proses development. Kita dapat menggunakan Laravel Debugbar dan Laravel Telescope untuk menganalisis bug yang ada. Lalu Laravel User Verification untuk membantu kita dalam mengirim verifikasi email, Laravel Socialite untuk memudahkan proses autentikasi pengguna, dan Laravel Backup yang dapat digunakan untuk melakukan back up sebuah proyek. Selain itu, ketika kita ingin melakukan migrasi pada Laravel, kita dapat menggunakan package Laravel Migrations Generator. Dan beberapa package lain yang telah disebutkan di atas seperti Laravel Entrust untuk melakukan manajemen role, Laravel Voyager yang menyediakan template admin, dan Laravel Eloquent Sluggable untuk membuat URL yang SEO friendly. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Laravel, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Kelas Online Gratis Eloquent ORM Laravel

Kelas Kenalan dengan Macam-macam UI Screen dalam Aplikasi Mobile! di BuildWithAngga

Kenalan dengan Macam-macam UI Screen dalam Aplikasi Mobile!

Dalam desain antarmuka pengguna (UI) aplikasi mobile, setiap layar memiliki peran dan fungsi yang penting untuk memandu pengguna dalam pengalaman penggunaan aplikasi. Dari screen pembuka yang memikat hingga layout data yang terstruktur dengan baik, setiap elemen berkontribusi untuk menciptakan keseluruhan pengalaman yang memuaskan bagi pengguna 🤗 Mari kita telusuri beberapa jenis layar yang umum ditemui dalam aplikasi mobile: 1. Splash Screen https://dribbble.com/shots/23191263-Slash-Screen Splash screen adalah layar pertama yang muncul ketika pengguna membuka aplikasi. Biasanya berisi logo atau nama aplikasi dengan latar belakang yang menarik. Tujuan utamanya adalah memberikan kesan pertama yang kuat kepada pengguna dan memuat sumber daya awal yang diperlukan oleh aplikasimu! 2. Onboarding Screen https://dribbble.com/shots/23522720-Dating-onboarding-screen Onboarding screen hadir untuk membimbing pengguna melalui fitur dan fungsi dasar aplikasi. Ini sering kali berupa serangkaian slide atau tampilan yang menjelaskan keuntungan dan cara penggunaan aplikasi. Onboarding screen membantu pengguna untuk lebih memahami cara kerja aplikasi sebelum mereka mulai menggunakannya secara aktif. 3. Home screen https://shaynakit.com/details/mangan-online-food-delivery-home-screen Home screen adalah pusat navigasi utama dalam aplikasi. Ini menampilkan berbagai fitur dan konten yang tersedia, memungkinkan pengguna untuk dengan mudah mengakses bagian-bagian penting dari aplikasi. Home screen sering disesuaikan dengan preferensi pengguna atau menampilkan konten yang relevan berdasarkan aktivitas sebelumnya. 4. Profile Screen https://dribbble.com/shots/23938013-Mobile-App Profile screen memungkinkan pengguna untuk mengelola informasi pribadi mereka dan menyesuaikan pengaturan akun. Dan ini biasanya berisi foto profil, informasi kontak, dan opsi untuk mengubah kata sandi atau preferensi pengguna lainnya. Profile screen penting untuk memungkinkan pengguna merasa terhubung secara personal dengan aplikasi! 5. List Screen https://shaynakit.com/details/category-list-screen-task-management-app List screen menampilkan data dalam format yang terstruktur, seperti daftar item atau konten yang dapat diurutkan atau difilter. Ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menavigasi dan mencari informasi yang mereka perlukan. List screen sering digunakan untuk menampilkan daftar teman, pesan, produk, atau entitas lainnya dalam aplikasi. 6. Detail Screen https://dribbble.com/shots/23547603-Maniro-Online-shop-Mobile-UI-Kit-Product-Detail Detail screen dalam UI aplikasi mobile adalah tampilan yang menyediakan informasi yang lebih rinci tentang item tertentu yang dipilih oleh pengguna dari daftar atau grid. Tujuan utama dari detail screen adalah untuk memberikan konteks dan detail tambahan tentang item yang sedang ditinjau, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam atau melakukan tindakan tertentu. 7. Settings Screen https://dribbble.com/shots/17348595-Settings-App-UI-Design Settings screen adalah salah satu layar yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan berbagai pengaturan dan preferensi sesuai dengan kebutuhan mereka. Layar ini memberikan kontrol kepada pengguna atas berbagai fitur dan fungsi dalam aplikasi, memungkinkan mereka untuk mengubah konfigurasi sesuai dengan preferensi pribadi atau kebutuhan tertentu. Kesimpulan Sebagai kesimpulan, desain UI aplikasi mobile memainkan peran kunci dalam menciptakan pengalaman pengguna yang memuaskan dan intuitif. Dari splash screen yang menarik perhatian, list screen yang memudahkan pengguna dalam menemukan informasi hingga settings screen yang memungkinkan user menyesuaikan pengaturan sesuai kebutuhan mereka. Setiap elemen layar memiliki tujuan dan kontribusi yang penting dalam membentuk keseluruhan pengalaman pengguna yang positif. Masih banyak lagi loh screens dalam suatu aplikasi mobile! Tertarik belajar UI/UX juga? Yuk gabung ke kelas-kelas UI/UX di BuildWithAngga! See you di kelas ya guys! 💫

Kelas Golang vs Java: Mana yang Harus Dipilih? di BuildWithAngga

Golang vs Java: Mana yang Harus Dipilih?

Hai Sobat BWA!🙌 Banyaknya bahasa pemrograman yang tersedia terkadang membuat kita kesulitan dalam menentukan mana yang cocok digunakan untuk proyek yang akan kita buat. Contohnya saja ketika akan membuat sebuah website, kita harus memilih bahasa pemrograman yang sesuai dengan spesfikasi proyek agar kedepannya pengerjaan proyek tersebut lebih mudah. Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang dua bahasa pemrograman yang dapat kalian gunakan dalam website development yaitu Golang dan Java. Penasaran kan? Simak artikel berikut sampai habis ya! 1. Fitur Golang dan Java sama-sama menyediakan banyak fitur. Namun, Java lebih cocok untuk tugas-tugas kompleks karena bahasa pemrograman ini mendukung Pemrograman Berorientasi Objek (PBO) di mana kita dapat menggunakan kembali suatu kode sehingga proses development akan lebih mudah. Sedangkan Golang bukanlah bahasa berorientasi objek sehingga kurang fleksibel jika dibandingkan Java. Golang tidak mendukung inheritance/pewarisan dan reflection seperti yang dapat kita gunakan pada bahasa pemrograman Java. Kinerja Golang biasanya lebih cepat dari Java karena Golang dikompilasi menjadi machine code secara langsung, sementara Java dikompilasi menjadi bytecode yang kemudian dijalankan oleh JVM (Java Virtual Machine). Selain itu, Golang mempunyai fitur garbage collection untuk pengelolaan memori secara otomatis, sementara di Java, pengelolaan memori juga dilakukan secara otomatis, namun garbage collection-nya cenderung lebih lambat. Di sisi lain, Java memiliki ekosistem yang sangat besar dengan berbagai macam referensi dan framework untuk berbagai keperluan software development. Golang, meskipun semakin berkembang ekosistem yang dimiliki masih terbilang kecil meskipun tetap aktif dan berkembang pesat. 2. Performa Soal performa, bisa dibilang Golang lebih unggul loh! Karena pada bahasa pemrograman ini, pengujian dapat dilakukan dengan mudah dan pengalaman penggunaannya lebih baik. Golang cepat karena mirip dengan bahasa pemrograman “C”. Sedangkan pada Java, kurangnya kinerja yang dijalankan sebagian besar disebabkan oleh virtual machine untuk kompilasi. Meskipun memungkinkan Java berjalan di platform apa pun, virtual machine ini dapat mengurangi kecepatannya. Kedua bahasa ini banyak digunakan untuk web development yang di mana performa mungkin bervariasi tergantung pada framework yang digunakan (misalnya: Spring untuk Java, dan Gin atau Echo untuk Golang). Namun, dalam pengujian kinerja yang sederhana, aplikasi web yang dibangun dengan Golang sering kali memiliki waktu respon yang lebih cepat dibandingkan dengan Java. 3. Komunitas yang Dimiliki Golang diluncurkan pada tahun 2009 sedangkan Java diluncurkan tahun 1990 yang berarti Java merupakan bahasa pemrograman yang lebih tua dan populer daripada Golang. Beberapa tahun yang lalu, Java adalah bahasa pemrograman sisi server yang paling banyak digunakan. Java juga memiliki komunitas yang lebih besar daripada Golang karena seperti yang kita tahu, Java lebih dulu ada jika dibandingkan dengan Golang. Banyak komunitas Java yang sangat luas dan beragam dengan resource, forum, dan proyek open source yang tersedia. Sedangkan komunitas yang dimiliki Golang lebih kecil tetapi berkembang cukup pesat. 4. Penggunaan Jika dibandingkan dengan bahasa pemrograman lain, Golang sangat mudah digunakan karena sintaksnya yang unik. Golang tidak menggunakan tanda kurung serta tanda titik dua yang sering digunakan tiap akhir baris dalam suatu kode pemrograman. Golang juga memiliki library yang berukuran kecil sehingga akan sangat memudahkan penggunaan. Sedangkan Java merupakan bahasa pemrograman yang lebih kompleks dengan sintaksis dan library-nya. Kesimpulan Kedua bahasa pemrograman yang telah kita bandingkan di atas sama-sama unggul dalam dunia back-end website development. Golang cocok untuk digunakan untuk layanan mikro sedangkan Java cocok untuk digunakan dalam proyek yang besar. Meskipun performa Golang lebih cepat daripada Java, Java memiliki fitur yang lebih banyak dan manajemen memori yang lebih baik sehingga cocok untuk aplikasi seperti e-commerce. Namun saat ini bahasa pemrograman Java lebih banyak digunakan untuk mobile development daripada web back-end development. Contohnya Google yang menggunakan Java secara eksklusif untuk aplikasi Android. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Website Development, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌

Kelas Memahami Perbedaan Migrasi dan Seed di Laravel di BuildWithAngga

Memahami Perbedaan Migrasi dan Seed di Laravel

Haloo sobat ngodingg Semoga kalian sehat selaluu Migrasi dan Seed adalah dua fitur penting dalam Laravel yang membantu kamu mengelola struktur dan data database aplikasi kamu. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk memastikan pengembangan aplikasi yang terstruktur dan efisien. Migrasi Migrasi adalah file PHP yang berisi instruksi untuk membuat, mengubah, atau menghapus tabel database. Migrasi memungkinkan kamu untuk membuat dan memodifikasi struktur database secara terstruktur. Setiap migrasi adalah file PHP yang berisi instruksi untuk membuat atau mengubah tabel database. Manfaat Migrasi: Membuat perubahan struktur database yang terkontrol dan terdokumentasi.Memudahkan kolaborasi dengan tim developer lain.Memungkinkan Anda untuk memutar kembali perubahan database. Fungsi: Migrasi memungkinkan kamu untuk mengelola perubahan struktur database kamu secara terkontrol dan terdokumentasi. Contoh: Membuat tabel baru: Mengubah kolom: Menjalankan: Migrasi dijalankan dengan perintah: php artisan migrate. Seed Seed adalah file PHP yang berisi kode untuk mengisi data awal ke dalam tabel database. Ini sangat berguna ketika kalian ingin memiliki data contoh atau data awal yang konsisten di seluruh pengembangan dan produksi. Manfaat Seed: Membuat data awal yang konsisten untuk pengembangan dan pengujian.Mempercepat proses pengembangan.Memudahkan demonstrasi aplikasi. Fungsi: Seed memungkinkan kamu untuk memiliki data contoh atau data awal yang konsisten di seluruh pengembangan dan produksi. Contoh: Menjalankan: Seed dijalankan dengan perintah: php artisan db:seed Perbedaan Utama: FiturMigrasiSeedFungsiMengelola struktur databaseMengisi data awalTipe fileFile PHPFile PHPPerintahphp artisan migratephp artisan db:seedFokusStruktur databaseDataKeteraturanDijalankan berurutanDijalankan kapan saja Migrasi dan Seed adalah dua alat penting dalam Laravel yang bekerja sama untuk membangun dan memelihara database aplikasi kamu. Migrasi membantu kamu mengelola struktur database dengan cara yang terkontrol, sementara Seed memungkinkan kamu untuk mengisi data awal yang konsisten. Memahami perbedaan antara keduanya dan cara menggunakannya secara efektif akan membantu kamu dalam pengembangan aplikasi Laravel yang terstruktur dan efisien. Jadi buat kawan-kawan yang mau mempelajari tentang Laravel: Migration, Seeder, and Factory kalian bisa mengikuti kelasnya di BuildWithAngga yaitu Laravel: Migration, Seeder, and Factory Kalian bisa akses kelasnya secara gratiss lohhh.

Kelas Tips HTML Yang Harus Diketahui Frontend Developers! di BuildWithAngga

Tips HTML Yang Harus Diketahui Frontend Developers!

Kalian ini mengasah dan mempertajam kemampuan HTML? Baik seorang pemula yang ingin memahami dasar-dasar HTML atau pengembang berpengalaman yang bertujuan untuk menyempurnakan teknik, menguasai HTML adalah hal yang penting untuk membuat halaman web yang kokoh dan menarik secara visual. So, dalam artikel ini, kami akan memberikan tips-tips berharga untuk memudahkan alur kerja kalian dalam memahami praktik terbaik menggunakan HTML. Without further do, let’s jump right into it!🚀 Memanfaatkan Semantic Elements Pilihlah penggunaan elemen semantik daripada non-semantik sebagai struktur web kalian. elemen semantik membuat kode kalian lebih bermakna dan meningkatkan struktur, aksesibilitas, dan SEO. Mengelompokkan Elemen Formulir Gunakan tag <fieldset> untuk mengelompokkan elemen terkait dalam sebuah formulir dan gunakan tag <legend> dalam <fieldset> untuk mendefinisikan judul untuk tag <fieldset>. Dengan melakukan hal tersebut kalian bisa membuat formulir yang lebih efisien dan dapat diakses. <form> <fieldset> <legend>Personal details</legend> <label for="firstname">First name:</label> <input type="text" id="firstname" name="firstname" /> <label for="email">Email:</label> <input type="email" id="email" name="email" /> <label for="contact">Contact:</label> <input type="text" id="contact" name="contact" /> <input type="button" value="Submit" /> </fieldset> </form> Menyempurnalan Menu Dropdown Kalian bisa menggunakan tag <optgroup> untuk mengelompokkan opsi terkait dalam tag <select> HTML. Penggunaan ini dapat digunakan ketika kalian berurusan dengan menu dropdown yang memiliki daftar opsi yang beragam. <select> <optgroup label="Fruits"> <option>Apple</option> <option>Banana</option> <option>Mango</option> </optgroup> <optgroup label="Vegetables"> <option>Tomato</option> <option>Broccoli</option> <option>Carrot</option> </optgroup> </select> Meningkatkan Presentasi Video Atribut poster dapat digunakan dengan elemen <video> untuk menampilkan gambar sampai pengguna memutar video. <video controls poster="image.png" width="500"> <source src="video.mp4" type="video/mp4 /> </video> Membuat Download Links Kalian dapat menggunakan atribut download dalam elemen <a> untuk menentukan bahwa ketika seorang pengguna mengklik tautan tersebut, pengguna akan diarahkan langsung untuk menguduh daripada dinavigasi membuka tab atau halaman baru. <a href="example.pdf" download>Unduh File PDF</a> Mendefinisikan Base URL Dalam Relative Links Kalian dapat menggunakan tag <base> untuk menentukan URL dasar untuk tiap URL relatif dalam sebuah halaman web. Misalnya, jika semua tautan dalam situs kalian dimulai dengan "https://www.websaya.com/", kalian dapat menggunakan tag <base> untuk menetapkannya sebagai titik awal, sehingga kalian hanya perlu menuliskan bagian unik dari setiap tautan dalam kode HTML. Dengan ini, kalian dapat membuat pengelolaan tautan menjadi lebih mudah karena tidak perlu menulis alamat web lengkap berkali-kali, hanya bagian unik dari tautan yang perlu ditambahkan. <head> <base href="<https://buildwithangga.dev>" target="_blank" /> </head> <body> <a href="/blog">Blogs</a> <a href="/get-in-touch">Contact</a> </body> Mengontrol Pemuatan Gambar Atribut loading pada elemen <img> dapat digunakan untuk mengontrol bagaimana browser memuat gambar tersebut. Atribut ini memiliki tiga nilai: "eager", "lazy", dan "auto". Nilai "eager" menyebabkan gambar dimuat segera setelah halaman dimuat.Nilai "lazy" menyebabkan gambar dimuat hanya saat tampil dalam viewport pengguna, mempercepat waktu muat halaman.Nilai "auto" membiarkan browser memutuskan kapan dan bagaimana memuat gambar, berdasarkan keputusan internalnya. Dengan menggunakan atribut loading, kalian dapat mengoptimalkan waktu muat halaman dan menghemat bandwidth dengan memilih strategi pemuatan gambar yang sesuai dengan kebutuhan halaman. <img src="picture.jpg" loading="lazy"> Mengelola Fitur Terjemahan Kalian dapat menggunakan atribut translate untuk menentukan apakah konten dari suatu elemen harus diterjemahkan oleh fitur terjemahan browser. <p translate="no"> Teks ini tidak boleh diterjemahkan. </p> Dengan menambahkan atribut translate="no" pada elemen, kalian telah memberitahu browser bahwa konten tersebut tidak perlu diterjemahkan oleh fitur terjemahan bawaan. Ini berguna jika kalian ingin menjaga keaslian teks, seperti istilah khusus atau kode sumber yang tidak perlu diterjemahkan. Menerima Jenis File Tertentu Kalian dapat menggunakan atribut accept untuk menentukan jenis file yang diterima oleh server (hanya untuk jenis file). Penggunaannya hanya digunakan dalam elemen <input>. <input type="file" accept="image/png, image/jpeg" /> Dengan menetapkan nilai pada atribut accept, artinya kalian membatasi jenis file yang dapat dipilih oleh pengguna ketika mereka mengunggah file melalui elemen input file. Misalnya, dalam contoh di atas, hanya file dengan format PNG dan JPEG yang akan diterima. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa hanya jenis file yang diinginkan yang diunggah ke server kalian. Memberikan Informasi Tambahan Kalian dapat menggunakan atribut title untuk memberikan informasi tambahan tentang sebuah elemen ketika pengguna mengarahkan kursor di atasnya. Misalnya: <p title="World Health Organization">WHO</p> Dalam contoh di atas, Ketika pengguna mengarahkan kursor ke atas teks "WHO", tooltip akan muncul dengan teks tersebut, memberikan informasi tambahan tentang apa yang mewakili singkatan "WHO" dalam konteks halaman web tersebut. Ini adalah cara yang efektif untuk memberikan klarifikasi singkat atau konteks tambahan kepada pengguna tentang elemen tertentu dalam halaman web. Kesimpulan Dalam dunia pengembangan web, pemahaman yang kuat tentang HTML adalah kunci untuk membangun situs web yang kuat dan fungsional. Dengan menerapkan beberapa tips di atas, para pengembang frontend dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam membangun pengalaman web yang menarik dan efisien. Mulai dari memanfaatkan elemen semantik untuk meningkatkan struktur dan SEO dari halaman web , mengontrol pemuatan gambar, menggunakan Base URL, mengelola fitur terjemahan hingga penggunaan atribut title untuk memberikan informasi tambahan atau tooltip ketika pengguna mengarahkan kursor ke atas elemen. Tips-tips ini akan membantu kalian dalam meningkatkan kualitas dan kinerja situs web, serta memberikan pengalaman yang lebih baik bagi end-user. Dengan kesadaran akan best practice dalam pengembangan web, para pengembang dapat memastikan bahwa situs web yang mereka bangun tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna, tetapi juga memberikan pengalaman yang memikat dan memuaskan. Tunggu apa lagi? Yuk mulai tingkatkan keterampilan pemrograman HTML kalian! Ikuti juga Kelas GRATIS Belajar HTML di BuildWithAngga! see you at class😉✍

Kelas Membuat Aplikasi dengan Date Format di Flutter: Tips dan Trik! di BuildWithAngga

Membuat Aplikasi dengan Date Format di Flutter: Tips dan Trik!

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu Membuat Aplikasi dengan Date Format di Flutter: Tips dan Trik!. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas Membuat Aplikasi dengan Date Format di Flutter: Tips dan Trik!. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Apa itu Date Format? Date format pada Flutter adalah cara untuk menampilkan atau memformat objek tanggal dan waktu dalam berbagai format yang diinginkan, seperti tanggal, waktu, atau kombinasi keduanya. Flutter tidak memiliki fitur bawaan untuk memformat tanggal, tetapi teman-teman dapat menggunakan package seperti ‘intl’ untuk melakukan pemformatan tanggal. Dalam Flutter, package ‘intl’ sering digunakan untuk memformat tanggal dan waktu. Package ‘intl’ mampu membantu teman-teman untuk menyediakan Date Format untuk memformat objek tanggal dan waktu ke dalam berbagai format yang berbeda. Teman-teman dapat menentukan format tanggal yang diinginkan dan kemudian menggunakan metode ‘format( )’ untuk menerapkan format tersebut pada objek tanggal dan waktu. Cara Penggunaan Date Format di Flutter Berikut cara untuk penggunaan date format di Flutter: import 'package:flutter/material.dart'; import 'package:intl/intl.dart'; void main() { runApp(const MyApp()); } class MyApp extends StatelessWidget { const MyApp({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { // Objek DateTime yang akan diformat DateTime now = DateTime.now(); // Membuat objek DateFormat dengan format yang diinginkan DateFormat dateFormat = DateFormat('dd/MM/yyyy HH:mm:ss'); // Memformat tanggal menggunakan DateFormat String formattedDate = dateFormat.format(now); return MaterialApp( home: Scaffold( appBar: AppBar( title: const Text("Date Format BuildWithAngga"), ), body: Center( child: Text( formattedDate, style: const TextStyle(fontSize: 20), ), ), ), ); } } Tambahan untuk teman-teman: 1. Tambahkan package ‘intl’ pada pubspec.yaml terlebih dahulu. Untuk package ‘intl’ teman-teman bisa cek pada pub.dev. 2. Setelah teman-teman berhasil menambahkan package ‘intl’ pada pubspec.yaml, jangan lupa untuk menambahkan package ‘intl’ pada kode pengerjaan sebelum membuat date format pada proyek teman-teman. 3. Untuk date format class, teman-teman bisa mengeceknya dan menggunakannya sesuai kebutuhan teman-teman pada intl library. Output Penggunaan Date Format di Flutter Kesimpulan Dengan menggunakan package ‘intl’ dan Date Format dalam Flutter, teman-teman dapat dengan mudah mengatur tampilan tanggal dan waktu dalam aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan teman-teman mengikuti langkah-langkah diatas, mulai dari menambahkan package ‘intl’ pada pubspec.yaml, menambahkannya pada kode pengerjaan hingga membuat date format pada proyek teman-teman. Teman-teman diharapkan mampu dengan mudah menambahkan date format pada aplikasi yang sedang dikembangkan dan mengatur tampilannya sesuai dengan kebutuhan teman-teman. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Trik Mudah Mengubah Jenis Font dalam Pengembangan Aplikasi Flutter di BuildWithAngga

Trik Mudah Mengubah Jenis Font dalam Pengembangan Aplikasi Flutter

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu Trik Mudah Mengubah Jenis Font dalam Pengembangan Aplikasi Flutter. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas Trik Mudah Mengubah Jenis Font dalam Pengembangan Aplikasi Flutter. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Manfaat Mengubah Jenis Font Pada Flutter 1. Mengubah jenis font memungkinkan teman-teman untuk menciptakan tampilan yang unik dan menarik untuk aplikasi yang sedang teman-teman kembangkan.2. Pemilihan jenis font yang tepat dapat meningkatkan teks tersebut dapat dibaca pada aplikasi. Font yang mudah dibaca dan berukuran tepat dapat membantu pengguna untuk lebih mudah memahami konten yang disajikan.3. Menggunakan jenis font yang konsisten dengan identitas teman-teman sehingga dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi aplikasi tertentu.4. Mengubah jenis font dapat menambahkan estetika visual dan membuat aplikasi terlihat lebih profesional. Cara mengubah jenis font pada Flutter Mengubah jenis font dalam pengembangan aplikasi Flutter adalah proses yang sederhana dan mudah. Berikut langkah-langkah mengubah jenis font pada Flutter: Pertama, teman-teman perlu memilih font mana yang akan digunakan pada aplikasi Flutter melalui Google Fonts. Kemudian setelah memilih silahkan unduh dan ekstrak file font tersebut. 2. Kedua, teman-teman perlu menambahkan font yang terdapat di dalam folder static, kemudian teman-teman tambahkan ke dalam folder assets di dalam proyek Flutter teman-teman. 3. Ketiga, teman-teman perlu mengupdate file pubspec.yaml dan menambahkan path dari font tersebut dalam bagian ‘fonts’. flutter: uses-material-design: true fonts: - family: Oswald fonts: - asset: fonts/Oswald-Regular.ttf - asset: fonts/Oswald-Bold.ttf weight: 700 4. Keempat, teman-teman tinggal input nama font kedalam kode proyek Flutter, sesuai dengan nama font yang ada di file pubspec.yaml. import 'package:flutter/material.dart'; void main() => runApp(MaterialApp( theme: ThemeData( primaryColor: Colors.blue, ), home: const MainApp(), )); class MainApp extends StatelessWidget { const MainApp({super.key}); @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( appBar: AppBar( title: const Text('Text'), ), body: const Center( child: Text( 'Belajar Flutter di BuildWithAngga', style: TextStyle(fontFamily: 'Oswald', fontWeight: FontWeight.bold, ), ), ), ); } } Output Setelah Mengubah Jenis Font Dalam pengembangan aplikasi Flutter, prosedur dimulai dengan menambahkan file font ke dalam proyek Flutter dan mengkonfigurasi file pubspec.yaml dengan menambahkan pada font yang ingin digunakan. Setelah font ditambahkan dan dikonfigurasi, teman-teman dapat menggunakan font tersebut dalam kode proyek Flutter dengan menentukan properti fontFamily pada widget teks. Dengan langkah-langkah ini, teman-teman dapat dengan mudah mempersonalisasi tampilan teks dalam aplikasi Flutter teman-teman sesuai dengan preferensi masing-masing. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Rekomendasi Web Server Serta Kelebihan dan Kekurangannya di BuildWithAngga

Rekomendasi Web Server Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Hai Sobat BWA!🙌 Web Server adalah sebuah software atau hardware yang menyimpan, mengelola, dan mengirimkan konten web kepada pengguna melalui internet. Web Server merupakan sebagai komponen inti dari infrastruktur internet sehingga nantinya situs website yang kita miliki dapat diakses oleh pengguna di seluruh dunia. Tentunya, kita harus memilih web server yang baik agar situs website kita dapat berjalan dengan lancar, aman, dan efisien. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai rekomendasi web server serta kelebihan dan kekurangannya. Simak artikel berikut sampai habis ya! 1. Apache Apache merupakan sebuah perangkat lunak web server berbasis open source yang banyak digunakan dan menjadi salah satu platform web server paling populer di dunia. Apache dikenal dengan stabilitas, keamanan, dan fleksibilitasnya yang baik. Apache juga mendukung berbagai sistem operasi seperti Linux, Windows, dan macOS. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan Apache: Kelebihan: Open Source dan Gratis: Apache HTTP Server didistribusikan di bawah lisensi open source, yang berarti kita dapat menggunakannya secara gratisBanyak Digunakan: Apache HTTP Server adalah salah satu web server yang paling banyak digunakan di dunia. Karena popularitasnya, ada banyak tutorial dan dukungan komunitas yang tersedia untuk penggunaModularitas: Apache HTTP Server sangat modular, dengan dukungan untuk berbagai modul yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan sesuai kebutuhan sehingga kita dapat menyesuaikan fungsionalitas server sesuai dengan kebutuhan Kekurangan: Konfigurasi yang Rumit: Konfigurasi Apache HTTP Server bisa menjadi rumit, terutama untuk pengguna baru atau untuk pengaturan yang kompleks dan jika tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan web serverKinerja pada Beban Tinggi: Meskipun stabil, ada beberapa laporan bahwa Apache HTTP Server mungkin tidak secepat alternatif seperti Nginx pada beban tinggi. Ini bisa menjadi masalah dalam lingkungan di mana kinerja sangat penting 2. Nginx Nginx (dibaca "engine-x") adalah sebuah web server open-source yang awalnya dikembangkan untuk menangani web traffic dengan kecepatan tinggi. Selain berfungsi sebagai web server, Nginx juga sering digunakan sebagai reverse proxy, load balancer, dan HTTP cache. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari Nginx: Kelebihan: Fitur Proxy: Nginx dapat digunakan sebagai reverse proxy untuk menangani permintaan ke server back-end. Hal ini memungkinkan untuk melakukan load balancing, caching, dan routing permintaan dengan fleksibilitas yang tinggiKonfigurasi Mudah: Nginx menggunakan file konfigurasi yang sederhana dan mudah dimengert sehingga memudahkan kita untuk menyesuaikan server action sesuai kebutuhanDukungan Terhadap Event-Driven Architecture: Nginx menggunakan arsitektur event-driven yang efisien, yang memungkinkannya untuk menangani banyak koneksi dengan overhead yang rendahKinerja Tinggi: Nginx dikenal karena kinerja tinggi dan efisiensinya dalam menangani banyak koneksi bersamaan. Ini membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk mengatasi web traffic yang padat Kekurangan: Keterbatasan pada Eksekusi Server-side: Nginx secara asli dirancang untuk melayani file statis dan proxy ke aplikasi server-side yang lain (seperti aplikasi Python, PHP, dll.). Namun, Nginx sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan kode server-side seperti ApacheKurangnya Dukungan untuk Beberapa Fitur Apache: Nginx tidak memiliki dukungan penuh untuk semua fitur yang tersedia di Apache HTTP Server. Misalnya, mod_perl tidak didukung secara langsung di NginxKeterbatasan pada Ketersediaan Modul: Meskipun Nginx memiliki banyak modul yang berguna, ketersediaan modul khusus dapat menjadi keterbatasan tergantung pada kebutuhan spesifik yang kita butuhkan Meskipun memiliki beberapa kekurangan, Nginx tetap menjadi pilihan yang sangat populer dan kuat untuk menyajikan konten website dengan cepat dan efisien, terutama dalam skenario dengan traffic yang padat dan kebutuhan akan skalabilitas tinggi. 3. IIS (Microsoft Internet Information Services) Microsoft Internet Information Services (IIS) merupakan web server untuk windows yang dibuat oleh Microsoft . IIS mendukung beragam protokol dan layanan web sehingga memungkinkan kita untuk mengelola website dan berbagai layanan secara efisien. Selama bertahu-tahun, IIS mengalami peningkatan yang signifikan karena peningkatan fitur dan alat manajamennya yang lebih baik. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan IIS: Kelebihan: Mudah Dikonfigurasi: IIS dilengkapi dengan user interface pengguna yang intuitif, yang memudahkan administrator untuk mengelola situs web dan aplikasiKeamanan: IIS memiliki fitur keamanan yang kuat, termasuk integrasi dengan fitur keamanan Windows dan kemampuan untuk mengimplementasikan SSL/TLS untuk enkripsi web trafficIntegrasi dengan Ekosistem Microsoft: IIS terintegrasi dengan baik dengan ekosistem perangkat lunak Microsoft, seperti Windows Server, Active Directory, ASP.NET, dan SharePointDukungan untuk Teknologi Microsoft: IIS mendukung teknologi web Microsoft, termasuk ASP.NET, PHP, Perl, dan banyak lagi. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk meng-host aplikasi web yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi-teknologi ini Kekurangan: Ketergantungan pada Lingkungan Windows: Salah satu kelemahan utama IIS adalah ketergantungannya pada lingkungan Windows. Ini membuatnya kurang cocok untuk pengguna yang menggunakan platform non-WindowsKinerja: Beberapa pengguna merasakan bahwa kinerja IIS mungkin tidak secepat Apache atau Nginx dalam beberapa skenario, meskipun hal ini dapat bervariasi tergantung pada konfigurasi dan lingkungan yang spesifikKeterbatasan pada Platform Non-Windows: Meskipun IIS mendukung beberapa fitur lintas-platform seperti PHP, ada batasan pada dukungan untuk teknologi non-Microsoft. Ini membuatnya kurang fleksibel dalam beberapa situasi Secara keseluruhan, IIS adalah pilihan yang baik untuk perusahaan atau organisasi yang menggunakan solusi Microsoft secara luas, terutama jika mereka membutuhkan integrasi yang kuat dengan teknologi-teknologi Microsoft dan memiliki kebutuhan keamanan yang tinggi. Namun, untuk penggunaan di luar environment Windows atau pada environment lain di mana kinerja dan biaya lisensi menjadi perhatian utama, mungkin ada alternatif lain yang lebih cocok. 4. LiteSpeed Web Server LiteSpeed Web Server adalah web server yang cepat, ringan, dan efisien yang sering digunakan sebagai alternatif untuk Apache atau Nginx. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan LiteSpeed: Kelebihan: Kinerja Cepat: LiteSpeed terkenal karena kinerjanya yang cepat dan efisien. LiteSpeed cocok untuk situs web dengan jumlah pengunjung yang besar karena mampu menangani beban web traffic yang tinggi dengan baikDukungan untuk LSAPI: LiteSpeed memiliki user interface pemrograman aplikasi (API) yang disebut LSAPI, yang memungkinkan integrasi yang mudah dengan aplikasi web yang ditulis dalam bahasa pemrograman seperti PHPDukungan untuk HTTP/2 dan QUIC: LiteSpeed mendukung protokol HTTP/2 yang lebih baru dan efisien serta protokol QUIC yang sedang berkembang, yang dapat meningkatkan kecepatan pengiriman konten pad website Kekurangan: Lisensi Berbayar untuk Fitur Lanjutan: Beberapa fitur lanjutan dari LiteSpeed Web Server memerlukan lisensi berbayarKeterbatasan Dukungan Ekosistem: Dalam beberapa kasus, dukungan eksternal atau integrasi dengan perangkat lunak pihak ketiga mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan Apache atau Nginx, karena popularitas yang lebih rendah dari LiteSpeed Meskipun demikian, LiteSpeed Web Server tetap menjadi pilihan yang menarik bagi siapapun yang mencari web server dengan kinerja tinggi, efisien, dan memiliki fitur-fitur canggih. Kesimpulan Secara keseluruhan, setiap web server memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan kalian. Apache, yang merupakan perangkat lunak web server berbasis open source yang populer karena stabilitas, keamanan, dan fleksibilitasnya. Tetapi memiliki kekurangan yaitu konfigurasi yang cukup rumit dan kurangnya performa pada beban tinggi. Lalu ada Nginx yang juga berfungsi sebagai reverse proxy, load balancer, dan HTTP cache. Dengan kelebihannya yaitu konfigurasi mudah dan kinerja tinggi, tetapi kekurangannya meliputi keterbatasan pada eksekusi server-side dan dukungan modul. IIS (Microsoft Internet Information Services) adalah web server yang dikembangkan oleh Microsoft untuk Windows. IIS mudah dikonfigurasi, memiliki keamanan yang baik, dan terintegrasi dengan ekosistem Microsoft, tetapi ketergantungannya pada lingkungan Windows dan kinerja yang mungkin lebih lambat adalah kelemahannya. Dan rekomendasi yang terakhir adalah LiteSpeed Web Server yang menjadi alternatif cepat, ringan, dan efisien untuk Apache atau Nginx. Kelebihannya termasuk kinerja cepat, dukungan untuk LSAPI, dan protokol HTTP/2 dan QUIC, tetapi beberapa fitur lanjutan memerlukan lisensi berbayar, dan dukungan ekosistemnya mungkin terbatas. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Web Development, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌