Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips Frontend Development

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Rekomendasi Library Javascript Untuk Bikin Animasi Interaktif! di BuildWithAngga

Rekomendasi Library Javascript Untuk Bikin Animasi Interaktif!

Menyajikan animasi pada website adalah cara yang paling cepat dalam meningkatkan pengunjung ke website kalian*.* Dalam era di mana persaingan antar-website semakin ketat, memiliki animasi yang menarik dapat menjadi pembeda yang signifikan untuk menarik lebih banyak pengunjung dan membuat mereka tinggal lebih lama. Animation Library pada Javascript adalah salah satu tools paling populer bagi developers untuk membuat visual menarik dan interaktif untuk aplikasi web. Dengan kemajuan library Javascript, animasi telah menjadi lebih mudah dibuat dan diakses dari sebelumnya. Dengan library yang tepat, developers dapat membuat animasi yang memukau yang menambahkan tingkat keterlibatan dan pengalaman pengguna ke situs web dan aplikasi. Untuk membantu kalian menemukan animation library yang tepat untuk proyrek web kalian, kami akan merekomendasikan beberapa daftar animation library Javascript terbaik! Let’s dive in! 1. Anime.js Dari banyaknya animation libraries Javascript, Anime.js menjadi yang terbaik diantaranya. Library ini mudah digunakan, memiliki API yang berukuran kecil dan simple serta menyediakan semua modern animation engine yang kalian butuhkan. Dengan library ini kalian dapat membuat berbagai macam efek animasi, seperti scaling, morphing, dan rotating. Anime.js bagus digunakan ketika kalian ingin membuat animasi yang kompleks, seperti bola memantul atau roda yang berputar. Kalian juga dapat membuat animasi interaktif, seperti efek hover atau transisi halaman. Anime.js memiliki ukuran file yang kecil dan mendukung berbagai modern browsers, termasuk IE/Edge 11+. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan library ini. Kelebihan: API yang mudah digunakanRingan dan fleksibelMendukung semua browser utamaMenawarkan berbagai fiturSistem plugin Kekurangan: Tidak support browser lamaDukungan terbatas SVG 2. Three.js Three.js adalah sebuah library Javascript yang digunakan untuk membuat dan menampilkan grafika 3D interaktif di web browser. Library ini bergantung pada WebGL untuk membuat dan merender animasi 3D di browser. Dengan Three.js, kalian dapat membuat animasi, visualisasi data, game, dan aplikasi VR (Virtual Reality) yang menarik secara visual. Pustaka ini memberikan akses mudah ke fungsi-fungsi yang kompleks dalam pembuatan grafika 3D, seperti pembuatan objek, pencahayaan, tekstur, dan efek animasi. Three.js sangat cocok digunakan untuk pembuatan aplikasi interaktif 3D, seperti simulasi, visualisasi arsitektur, game 3D, atau proyek-proyek kreatif lainnya yang memanfaatkan elemen 3D secara intensif. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan: Memudahkan pembuatan dan tampilan grafika 3D di web browser.Memungkinkan penggunaan GPU untuk menghasilkan gambar dan animasi dengan cepatKompatibel dengan berbagai platform dan browser utama.Beragam dukungan komunitas dan dokumentasi yang luas. Kekurangan: Membutuhkan pemahaman yang cukup tentang konsep-konsep dasar grafika 3D.Kinerja mungkin menjadi masalah dalam proyek-proyek yang sangat kompleks.Membutuhkan waktu untuk mempelajari dan menguasai. 3. Popmotion.js Popmotion.js adalah sebuah library Javascript yang dirancang untuk membuat animasi interaktif dengan mudah di aplikasi web. Dengan Popmotion.js, kalian dapat membuat animasi yang mulus dan responsif dengan menggunakan berbagai jenis gerakan dan interpolasi. Library ini menyediakan berbagai fitur untuk mengontrol animasi, termasuk pengaturan kecepatan, durasi, dan perubahan properti dari waktu ke waktu. Popmotion.js ditulis dalam TypeScript, dan setiap fungsi dapat diporting secara individual ke dalam berbagai lingkungan Javascript. Popmotion.js cocok digunakan untuk pembuatan animasi sederhana hingga menengah di aplikasi web, seperti animasi UI, efek hover, transisi halaman, dan animasi interaktif lainnya. Library ini juga berguna untuk membuat elemen-elemen interaktif seperti drag-and-drop, serta animasi responsif yang merespons input pengguna dengan halus. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan: Mudah digunakan dan dipelajari.Mendukung berbagai jenis gerakan, termasuk tweening, drag, dan inertia.Ringan dan memiliki performa yang baik.Desain yang responsif. Kekurangan: Dukungan dokumentasi dan komunitas yang lebih terbatas dibandingkan dengan library animasi lainnya.Dukungan terbatas SVG 4. GSAP GSAP (GreenSock Animation Platform) adalah sebuah perpustakaan Javascript yang sangat populer dan powerful untuk membuat animasi di aplikasi web. GSAP memungkinkan pengembang untuk membuat animasi yang kompleks dan halus dengan mudah, termasuk animasi gerakan, transformasi, rotasi, dan lainnya. Dengan GSAP, pengembang memiliki kontrol yang sangat baik terhadap animasi, termasuk kontrol waktu, urutan, dan durasi. GSAP sangat cocok digunakan untuk pembuatan animasi kompleks dan responsif di aplikasi web, termasuk animasi interaktif, efek parallax, transisi halaman, dan banyak lagi. Ini juga berguna untuk pembuatan game berbasis web dan aplikasi web yang memerlukan kontrol animasi yang halus dan terperinci. Berikut kelebihan dan kekurangan GSAP. Kelebihan: Memiliki performa yang sangat baik, terutama untuk animasi kompleks dan intensif.Memiliki fitur dan kontrol animasi yang lengkap dan kuat.Dukungan lintas-browser yang baik.Dokumentasi yang kaya dan komunitas yang besar. Kekurangan: Memiliki kurva belajar yang agak tinggi, terutama untuk pengguna baru.Memiliki ukuran file yang relatif besar dibandingkan dengan beberapa library animasi lainnya. 5. Mo.js Mo.js adalah sebuah library animasi Javascript yang di rancang powerful dan fleksibel. Mo.js terkenal karena kemampuannya dalam menciptakan animasi yang mengesankan dengan sintaks yang mudah dipahami. Library ini juga memiliki API yang sederhana yang memudahkan penggunaan, dan mendukung semua browser serta menawarkan sistem plugin yang memungkinkan kalian memperluas library dengan fitur tambahan Mo.js cocok digunakan untuk pembuatan animasi interaktif sederhana hingga menengah di aplikasi web. Salah satu fitur kunci Mo.js adalah Kecepatan - library ini memberikan animasi dan efek yang halus untuk pengalaman pengguna yang menarik, efek independen kepadatan layar tinggi yang membuatnya tampak bagus pada perangkat apa pun. Library ini menawarkan banyak alat untuk membuat animasi menjadi lebih mudah, seperti Player untuk mengontrol animator, Editor Kurva, dan Editor Timeline untuk membuat custom eases dan pengeditan umum. Kelebihan: API sederhanaMemberikan animasi yang halus dan menarik.Mendukung berbagai jenis gerakan dan interpolasi.Ringan dan memiliki performa yang baik. Kekurangan: Dokumentasi yang tidak sekomprehensif perpustakaan animasi lainnya.Dukungan komunitas yang lebih terbatas. 6. Kute.js Kute.js adalah sebuah library animasi Javascript yang dibangun dengan standar ES6+ dengan fitur-fitur penting untuk web, memberikan metode-metode yang mudah digunakan untuk membuat animasi lintas-browser yang berperforma tinggi. Fokusnya adalah kualitas kode, fleksibilitas, performa, dan ukuran. Dibangun untuk menjadi ringan dan cepat, perpustakaan ini menawarkan berbagai fitur, seperti animasi berbasis timeline, dukungan SVG, dan fungsi easing. Library animasi ini kini merupakan mesin animasi yang lengkap yang dapat kalian gunakan untuk membuat animasi yang kompleks menggunakan properti atau komponen yang tidak dapat dianimasikan dengan transisi CSS3 atau mesin animasi lainnya, atau bahkan karakteristik yang belum ditulis dalam standar. Kelebihan: Ringan dan cepatMenawarkan berbagai fiturMendukung semua browser utamaSistem pluginDesain responsif Kekurangan: Dukungan terbatas untuk SVGTidak mendukung browser lama 7. Scroll Reveal JS Scroll Reveal adalah sebuah Javascript untuk memberikan efek animasi pada elemen-elemen saat elemen tersebut masuk atau keluar dari tampilan viewport pengguna. Library ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya, sehingga pengguna dapat dengan mudah mempelajarinya. Scroll Reveal mendukung berbagai jenis efek dan berfungsi baik dengan browser web dan mobile. Pustaka ini dirancang dengan konfigurasi yang sederhana, sehingga kalian dapat menggunakannya sebagai kanvas untuk mengeksplor kreativitas. Ada juga opsi untuk mengaktifkan/menonaktifkan animasi pada browser desktop. Scroll Reveal menggunakan matriks 3D tunggal untuk menggerakkan animasi. Hal ini membantu menghindari gaya transformasi CSS yang ada. Pada saat yang sama, ini berarti bahwa ScrollReveal hanya memahami beberapa jenis unit. Kelebihan: Mudah digunakan dan diintegrasikan ke dalam proyek web.Memiliki berbagai pilihan efek animasi untuk dipilih.Dapat dikonfigurasi untuk memenuhi kebutuhan desain yang berbeda.Dukungan lintas-browser yang baik.Memungkinkan animasi responsif terhadap perilaku pengguna. Kekurangan: Membutuhkan pemahaman tentang CSS dan Javascript dasar untuk penggunaan yang optimal.Tidak mendukung semua efek CSS 8. Howler.js Howler.js adalah sebuah pustaka audio Javascript open source. Library ini digunakan dalam pengembangan game dan aplikasi web yang terkait dengan audio. Howler.js membuat pengkodean menjadi mudah saat bekerja dengan audio dalam Javascript di platform web. Howler.js menyajikan sebuah library audio modern yang mendukung Web Audio API dan fallback teknik untuk HTML5 Audio. Howler.js mendukung semua jenis file yang siap digunakan oleh browser, mulai dari MP3, MP4, DOLBY, MPEG, WEBA, OGG hingga WAV. Pustaka ini mengontrol pola audio dengan playing, pausing, looping, dan seek to rate. Audio yang dimuat akan di-cache secara otomatis, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik. Kelebihan: Mendukung berbagai jenis file audio, termasuk MP3, OGG, WAV, dan lainnya.Memiliki kontrol yang kuat terhadap pemutaran audio, seperti volume, kecepatan, dan looping.Dukungan untuk fitur-fitur lanjutan seperti pengaturan efek audio.Dokumentasi yang baik dan komunitas yang aktif. Kekurangan: Membutuhkan pemahaman dasar tentang Javascript dan audio HTML5 untuk penggunaan yang optimal.Beberapa fitur mungkin memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Kesimpulan Terdapat berbagai library animasi Javascript yang dapat kalian implementasikan dalam proyek-proyek web. Library-library yang tercantum di atas merupakan beberapa library dengan kombinasi terbaik antara kompleksitas, kemudahan, dan stabilitas. Setiap library animasi berbeda dari yang lain dan masing-masing cocok untuk situasi yang berbeda. Ketika kalian mencari library animasi yang powerful, opsi library Javascript terbaik yang dapat kalian pilih adalah Anime.js, GreenSock.js, Mo.js, Kute.js dan Popmotion.js. Jika kalian mencari library untuk menambahkan efek suara animasi pada web, pilihan terbaik adalah Howler.js. Jika kalian menginginkan animasi 3D, library animasi Javascript terbaik untuk digunakan adalah Three.js. Jika kalian mencari library animasi Javascript untuk menambahkan efek animasi saat elemen muncul selama pengguliran halaman web, kalian dapat mencoba library Scroll Reveal. Meskipun menggunakan library animasi Javascript membuat aplikasi web kalian menjadi menonjol. Menerapkan terlalu banyak animasi akan menghilangkan tujuannya dan seringkali membingungkan pengguna. Berhati-hatilah dan gunakan animasi dengan bijak. And last! Penggunaan library-library di atas secara umum menuntut kalian untuk memiliki pemahaman tentang Javascript, sehingga disarankan untuk kalian mempelajari bahasa Javascript terlebih dahulu. Join Kelas Online Vanilla JavaScript Pada Website Development di BuildWithAngga untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang Javascript! Keep learning and see you at class!😊

Kelas Mengenal Fitur Middleware di Next.js App Router di BuildWithAngga

Mengenal Fitur Middleware di Next.js App Router

Hai teman-teman developer web yang sedang mempelajari Next.js! Apa kabar? Saat kamu membangun sebuah situs web, pasti kamu ingin itu berjalan dengan lancar, aman, dan cepat, kan? Nah, kali ini kita akan mulai membahas salah satu fitur keren yang bisa membantu kita yaitu middleware. Jadi, dalam artikel ini, kamu akan belajar lebih banyak tentang apa itu Middleware, bagaimana kita bisa menggunakannya dalam proyek Next.js kita, dan mengapa fitur ini sangat penting untuk membuat situs web-mu jadi lebih canggih dan aman. Mari kita masuk ke-pembahasanπŸš€ Pengenalan Middleware di Next.js Middleware dalam Next.js adalah seperti penjaga untuk situs web-mu. Ketika seseorang mengunjungi web kamu, middleware akan memeriksa permintaannya sebelum mengizinkannya masuk ke web kamu. Tapi, mengapa ini penting? Nah, middleware memungkinkan kamu untuk melakukan banyak hal sebelum situs web-mu memberikan respons kepada pengunjung. Misalnya, kamu bisa memeriksa apakah pengunjung tersebut sudah login atau belum (biasa disebut autentikasi), atau mungkin mengarahkan mereka ke halaman lain berdasarkan kondisi tertentu. Jadi, middleware bukan hanya sekadar fitur tambahan. Ini adalah bagian penting dari mesin situs web-mu yang membantu menjaga segalanya tetap berjalan lancar dan aman. Konvensi dan Contoh Implementasi Sekarang kamu sudah tahu apa itu middleware dan mengapa penting di Next.js. Sekarang waktunya untuk memahami bagaimana kamu bisa menggunakannya dalam proyekmu. Di sini, kita akan membahas singkat tentang bagaimana cara menggunakan middleware dan contoh implementasinya. Pertama-tama, ada baiknya untuk mengetahui bahwa ada aturan tertentu yang harus kamu ikuti saat menambahkan middleware ke proyek Next.js-mu. Salah satunya adalah tentang penamaan file dan lokasi tempat kamu menyimpan kode middleware. Misalnya, kamu bisa menamai file-nya middleware.ts dan menyimpannya di folder utama proyekmu atau di dalam folder src dan sejajar dengan folder app. Tapi, jangan khawatir jika itu terdengar rumit. Kita akan membuat contoh sederhana tentang bagaimana kamu bisa menulis middleware dalam file middleware.ts: Let’s write code guysπŸš€ import { cookies } from "next/headers"; import { NextRequest, NextResponse } from "next/server"; export function middleware(request: NextRequest) { const cookie = cookies(); const token = cookie.get("token"); if (!token) { return NextResponse.redirect(new URL("/", request.url)); } } export const config = { matcher: "/dashboard/:path*", }; Pada kode di atas, kita memiliki sebuah middleware yang ditujukan untuk digunakan pada halaman dashboard di sebuah aplikasi Next.js. Pertama-tama, kita mencoba untuk mengambil cookie bernama token dari permintaan yang masuk dengan menggunakan fungsi cookies() yang disediakan oleh next/headers. Jika tidak ada token yang ditemukan, artinya pengguna belum terotentikasi, maka mereka akan diarahkan kembali ke halaman utama atau home dengan menggunakan NextResponse.redirect(). Dengan menggunakan kode ini, kita memastikan bahwa pengguna yang mencoba mengakses halaman dashboard harus terotentikasi terlebih dahulu. Jika tidak, mereka akan diarahkan kembali ke halaman utama untuk melakukan proses otentikasi. Dengan demikian, kita menjaga keamanan aplikasi dan memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang memiliki akses ke halaman dashboard. Manfaat Menggunakan Middleware Kamu mungkin bertanya-tanya, "Kenapa sih aku harus ribet-ribet pakai middleware di proyek Next.js?" Nah, ada beberapa alasan kuat kenapa middleware itu penting dan bisa memberikan banyak manfaat. Yuk, mari kita bahas beberapa manfaatnya! Keamanan yang Lebih Baik: Middleware bisa membantu meningkatkan keamanan situs web-mu dengan cara memeriksa dan memvalidasi setiap permintaan yang masuk sebelum diteruskan ke halaman atau API lainnya.Peningkatan Kinerja: Dengan menggunakan middleware, kamu bisa melakukan berbagai optimasi yang dapat meningkatkan kinerja situs web-mu. Misalnya, kamu bisa melakukan caching atau kompresi untuk mengurangi waktu muat halaman.Fleksibilitas dalam Pengelolaan Fitur: Middleware memberikan fleksibilitas tambahan dalam pengelolaan fitur di situs web-mu. Kamu bisa dengan mudah mengaktifkan, menonaktifkan, atau memodifikasi fitur-fitur tertentu tanpa harus mengubah kode di seluruh proyekmu. Jadi, menggunakan middleware bukan hanya sekadar tambahan fitur, tapi juga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keamanan, kinerja, dan fleksibilitas situs web-mu. Dengan memahami manfaatnya, kamu dapat memanfaatkannya secara optimal dalam development proyek Next.js kamu. Kesimpulan Sekarang, kamu sudah mengenal betul tentang fitur middleware di Next.js! Dari pengenalan hingga contoh implementasi, kamu telah memahami betapa pentingnya middleware dalam mengoptimalkan keamanan, kinerja, dan fleksibilitas situs web-mu. Dengan memahami konsep dan manfaatnya, kamu bisa lebih percaya diri dalam mengembangkan proyek Next.js kamu. Ingatlah bahwa menggunakan middleware bukanlah sesuatu yang sulit. Dengan mengikuti konvensi penggunaan dan memahami contoh implementasinya, kamu bisa dengan mudah mengintegrasikan middleware ke dalam proyekmu. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis NextJS Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Web Development: Bikin Projek Ujian Online CBT. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! πŸš€

Kelas Virtual DOM atau Shadow DOM? Mana yang Lebih Efisien? di BuildWithAngga

Virtual DOM atau Shadow DOM? Mana yang Lebih Efisien?

Hello, people with the spirit of learning! Pernahkah kalian mendengar istilah Virtual DOM dan shadow DOM? Meskipun terdengar mirip, keduanya memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda. Dalam dunia pengembangan web, penggunaan konsep seperti Virtual DOM dan Shadow DOM telah menjadi topik yang sering dibahas. Kedua konsep ini menyajikan pendekatan yang berbeda dalam mengembangkan aplikasi web yang responsif, efisien, dan mudah dikelola. Dalam artikel ini, kita akan mencoba menjelaskan perbedaan antara Virtual DOM dan Shadow DOM serta bagaimana keduanya berperan dalam meningkatkan kinerja aplikasi web. Let’s get started! Pengenalan DOM DOM atau Document Object Model adalah representasi struktur logis dari dokuman HTML atau XML yang dapat diakses dan dimanipulasi oleh bahasa pemrograman seperti Javascript. Implementasi DOM bertujuan untuk menyediakan antarmuka pemrograman standar yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman dalam berbagai lingkungan. Dalam DOM, setiap elemen pada halaman web direpresentasikan sebagai objek, dan struktur hubungan antara elemen-elemen tersebut ditetapkan dalam bentuk pohon hierarkis. Artinya, setiap elemen memiliki hubungan dengan elemen lainnya, seperti elemen induk dan elemen-anak. Lihat pohon hierarkis berikut. Melalui modifikasi DOM, developers dapat menambah, menghapus, atau mengubah elemen-elemen situs web serta memberikan perilaku yang berbeda pada elemen tersebut. Hal ini memungkinkan developers untuk menciptakan pengalaman pengguna yang dinamis dan responsif, seperti mengubah konten halaman berdasarkan input pengguna atau melakukan validasi formulir secara langsung. Apa itu Virtual DOM? Virtual DOM adalah konsep dalam pengembangan web di mana representasi virtual dari DOM (Document Object Model) dibuat dan disimpan di memori. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kinerja aplikasi web dengan mengurangi manipulasi langsung pada DOM aktual. Biasanya, konsep Virtual DOM digunakan oleh library seperti React dan Vue.js untuk meningkatkan kinerja aplikasi web. Ketika perubahan dilakukan pada status aplikasi, React membuat representasi baru dari Virtual DOM dan membandingkannya dengan yang sebelumnya untuk mengidentifikasi perbedaannya (yang dikenal sebagai "diffing"). Hanya perubahan yang diperlukan kemudian diterapkan pada DOM aktual, menghasilkan pembaruan yang efisien. Mari kita lihat lebih dalam bagaimana Virtual DOM bekerja langkah demi langkah. Pertama, perubahan dilakukan pada Virtual DOM, bukan pada DOM asli. Kemudian, Virtual DOM dibandingkan dengan Document Object Model, proses inilah yang disebut "diffing". Saat perbedaan ditemukan, browser mengetahui elemen-elemen mana dalam DOM asli yang harus diperbarui, dan pembaruan dilakukan. Dalam konsep Virtual DOM, mungkin untuk menerapkan lebih dari satu perubahan sekaligus, untuk menghindari me-render ulang setiap perubahan elemen secara terpisah. Apa itu Shadow DOM? Shadow DOM adalah konsep yang memungkinkan pembuatan struktur DOM terisolasi dan independen di dalam elemen HTML tertentu. Dalam Shadow DOM, elemen-elemen dan style CSS yang didefinisikan di dalamnya tidak mempengaruhi elemen-elemen di luar Shadow DOM tersebut, dan sebaliknya. Kita dapat melihatnya sebagai subpohon atau sebagai DOM terpisah untuk suatu elemen. Salah satu fitur utama Shadow DOM adalah kemampuannya untuk membuat elemen-elemen yang didefinisikan di dalamnya tersembunyi dari manipulasi CSS dan Javascript di luar Shadow DOM tersebut. Ini berguna dalam menciptakan komponen web yang modular dan terpisah secara konseptual, tanpa risiko konflik dengan gaya atau fungsi lain dalam halaman. Shadow DOM sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web kompleks dan dalam pengembangan framework komponen web, di mana isolasi komponen dan peningkatan modularitas diperlukan untuk mempermudah pemeliharaan dan pengembangan aplikasi. Beberapa kerangka kerja Javascript seperti Polymer dan Angular menyediakan dukungan bawaan untuk Shadow DOM. Perbedaan antara Virtual DOM dan Shadow DOM Setelah kalian memahami dasar tentang Virtual DOM dan Shadow DOM, mari kita bandingkan keduanya berdasarkan beberapa aspek berikut: AspekVirtual DOMShadow DOMTujuanMeningkatkan kinerja dengan meminimalkan manipulasi langsung pada DOM aktual selama pembaruan.Mengisolasi gaya dan perilaku komponen web, menciptakan lingkungan terpisah untuk CSS dan Javascript.ImplementasiDiterapkan oleh kerangka kerja seperti React, Vue.js, dan Angular.Diimplementasikan secara langsung oleh browser untuk mendukung komponen web terenkapsulasi.KinerjaMengurangi jumlah manipulasi DOM, menghasilkan pembaruan lebih cepat.Tidak secara langsung memengaruhi kinerja, tetapi membantu dengan isolasi dan modularitas komponen.IsolasiTidak memberikan isolasi langsung, tetapi membantu mencegah efek samping tidak diinginkan.Memberikan isolasi style dan perilaku komponen, mencegah perubahan yang tidak diinginkan.PenggunaanDigunakan dalam pengembangan aplikasi web modern untuk meningkatkan efisiensi pembaruan tampilan.Digunakan ketika membuat komponen-komponen UI yang independen dan terisolasi untuk meningkatkan modularitas dan pemeliharaan aplikasi. Kesimpulan Jika kita membandingkan antara Virtual DOM dan Shadow DOM, keduanya memiliki peran yang penting dalam pengembangan aplikasi web. Virtual DOM berfokus pada mengoptimalkan pembaruan DOM untuk kinerja dengan meminimalkan manipulasi langsung pada DOM aktual. Di sisi lain, Shadow DOM menyediakan enkapsulasi dan isolasi untuk komponen web, meningkatkan modularitas dan kemudahan pemeliharaan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang berbeda, keduanya saling melengkapi dalam menyediakan alat yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi web yang responsif, efisien, dan mudah dikelola. Satu-satunya kesamaan pada keduanya adalah bahwa keduanya membantu dalam masalah kinerja. Keduanya menciptakan instansi terpisah dari Document Object Model atau DOM aktual. Sebagai developers, pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep ini dapat membantu kita membuat keputusan yang tepat dalam merancang dan mengembangkan aplikasi web yang berkualitas. Dengan memahami perbedaan dan kelebihan masing-masing, kita dapat menggunakan alat yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek, sehingga menghasilkan aplikasi web yang optimal dan efisien. So, that wraps up the discussion on Virtual DOM and Shadow DOM in this article. Jika kalian ingin mengetahui tentang bagaimana penerapan DOM pada framework kalian bisa mempelajarinya di website BuildWithAngga dan gabung ke Kelas Online React JavaScript secara GRATIS! Keep learning and see you at class!

Kelas Mengenal HTMX: Tools Baru untuk Tingkatkan Fungsionalitas Situs Web! di BuildWithAngga

Mengenal HTMX: Tools Baru untuk Tingkatkan Fungsionalitas Situs Web!

Hello, people with the spirit of learning!😎 Pernahkah kalian mendengar sebutan mengenai HTMX? Sebutan ini muncul dalam lingkungan pengembangan web yang terus berkembang, di mana batasan antara pemrograman dari sisi server dan sisi klien semakin kabur. HTMX adalah salah satu alat yang muncul sebagai respons terhadap kompleksitas penggunaan framework. β€œHTMX memberikan solusi yang sederhana namun efektif bagi para pengembang yang mencari cara untuk membangun aplikasi web yang interaktif tanpa perlu menguasai banyak bahasa pemrograman atau menggunakan framework yang kompleks.” Menarik bukan? Yuk cari tahu lebih dalam mengenai HTMX di artikel ini! Without further do, let’s get started! Apa itu HTMX?πŸ€” HTMX adalah sebuah library Javascript yang memungkinkan web developers untuk mengembangkan aplikasi web dengan menggunakan teknologi yang sudah ada (seperti HTML, CSS, dan Javascript) tanpa perlu menulis banyak kode Javascript tambahan. Dengan HTMX, developers dapat meningkatkan interaktivitas halaman web dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. HTMX memungkinkan untuk melakukan pengambilan data dari server dan pembaruan halaman web secara dinamis menggunakan teknik-teknik seperti AJAX dan server-sent events (SSE). Hal ini memungkinkan kalian untuk memperbarui bagian-bagian tertentu dari halaman web tanpa harus memuat ulang seluruh halaman, memberikan pengalaman pengguna yang lebih responsif dan cepat. Apa Saja yang Bisa Dilakukan dengan HTMX? Dengan HTMX, kalian dapat melakukan berbagai hal yang meningkatkan interaktivitas dan responsivitas halaman web tanpa harus menulis banyak kode Javascript. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan dengan HTMX: Pembaruan Halaman Tanpa Memuat Ulang: Kalian dapat memperbarui bagian-bagian tertentu dari halaman web secara dinamis tanpa perlu memuat ulang seluruh halaman.Pengambilan Data dari Server: HTMX memungkinkan kalian untuk mengambil data dari server dan menampilkan hasilnya secara langsung di halaman web tanpa harus me-refresh halaman, menggunakan fitur seperti AJAX, WebSockets, dan Server-Sent Events.Pengiriman Data ke Server: HTMX memudahkan pengiriman data ke server dengan mudah dan aman melalui berbagai metode, seperti metode HTTP POST atau GET, dengan menggunakan elemen HTML biasa.Interaksi Formulir yang Dinamis: Kalian dapat mengaktifkan interaksi dinamis pada formulir, seperti mengirimkan data ke server secara asinkron, melakukan validasi input, dan menampilkan pesan kesalahan atau berhasil tanpa perlu reload halaman.Animasi dan Transisi CSS: Kalian dapat menggunakan CSS Transitions untuk menambahkan animasi dan transisi pada elemen-elemen yang diperbarui secara dinamis, memberikan tampilan yang lebih menarik dan interaktif pada halaman web. Sintaks dan Fitur HTMX Fitur pokok dari HTMX adalah kemampuannya untuk mengirim permintaan AJAX langsung dari kode HTML, tanpa memerlukan penulisan kode Javascript tambahan. Hal ini dapat terjadi karena adanya atribut-atribut berikut: hx-get: Untuk melakukan permintaan GET ke URL yang diberikan.hx-post: Untuk melakukan permintaan POST ke URL yang diberikan.hx-put: Untuk melakukan permintaan PUT ke URL yang diberikan.hx-patch: Untuk melakukan permintaan PATCH ke URL yang diberikan.hx-delete: Untuk melakukan permintaan DELETE ke URL yang diberikan. Ketika terjadi suatu peristiwa tertentu pada halaman web, seperti pengguna melakukan klik pada suatu elemen HTML yang memiliki atribut HTMX, maka elemen HTML tersebut akan mengirimkan permintaan AJAX ke URL yang ditentukan. Lihat contoh berikut: <button hx-post="/api/v1/products/buy">Buy</button> Sintaks di atas memberitahu browser bahwa ketika pengguna mengklik  <button>, kirim permintaan POST ke URL '/api/v1/products/buy' dan muat respons ke dalam HTML dalam <button>. Keuntungan Menggunakan HTMX Mudah dipelajari Berbeda dengan frontend framework lengkap seperti React atau Angular yang membutuhkan kurva belajar tinggi, HTMX mengambil pendekatan yang lebih mudah. Dengan memperluas HTML, HTMX menciptakan lingkungan yang lebih familiar bagi para programmer, memungkinkan mereka untuk memulai dengan lebih mudah.Meningkatkan performance Sifat ringan HTMX menghasilkan loads halaman yang lebih cepat. Pengguna mendapatkan manfaat dari interaksi yang lebih cepat dan latensi yang lebih rendah karena mereka tidak perlu memuat library atau framework Javascript yang besar.Mengurangi kompleksitas client-side HTMX mengurangi kompleksitas di sisi klien dengan memindahkan sebagian besar perilaku dinamis ke logika server. Ini menghasilkan kode yang lebih bersih dan lebih mudah dipelihara.Meningkatkan user experience HTMX menyediakan user experience yang lebih baik dengan memungkinkan konten diperbarui secara dinamis tanpa memerlukan reload halaman penuh. Transisi berjalan lancar, dan pengguna tidak terganggu oleh refresh halaman yang tiba-tiba.Menghemat biaya pengembangan Proyek-proyek HTMX seringkali dapat diselesaikan lebih cepat karena sederhana dan kurangnya ketergantungan pada frontend development, menghasilkan manfaat biaya dalam hal waktu pengembangan dan sumber daya.Mudah diintegrasi HTMX mudah diintegrasikan dengan berbagai Javascript framework dan server-side framework, seperti Flask, Django, dan Rails. Hal ini memungkinkan HTMX digunakan dalam berbagai ekosistem web development. Kelemahan Menggunakan HTMX Kurang komunitas yang besar dan sumber daya belajar Meskipun HTMX sudah memiliki dokumentasi resmi yang baik, namun dukungan dan sumber daya belajar yang tersedia terbilang kurang memadai karena HTMX termasuk library yang relatif baru dan belum memiliki komunitas developers yang aktif.Perlu memahami pengetahuan dasar Javascript Walaupun HTMX memberi kemampuan untuk menyelesaikan banyak tugas secara langsung melalui HTML, pemahaman yang kuat tentang Javascript tetap diperlukan untuk memaksimalkan pemanfaatan fitur-fitur HTMX. Hal ini dapat menjadi suatu hambatan bagi developers yang belum terlalu berpengalaman dalam bahasa pemrograman Javascript.Keterbatasan pengguunaan state HTMX lebih sesuai digunakan untuk aplikasi yang sederhana dan memiliki sedikit state yang perlu dikelola. Sementera itu, untuk aplikasi yang lebih kompleks dengan banyak state, mungkin lebih baik menggunakan library React atau Vue karena mereka dilengkapi dengan sistem penanganan state yang lebih kuat.Risiko keamanan HTMX memungkinkan interaksi langsung antara klien dan server, hal ini dapat meningkatkan risiko keamanan, terutama jika tidak di-implementasikan dengan benar. Pengguna harus memperhatikan potensi masalah keamanan seperti XSS (Cross-Site Scripting) atau CSRF (Cross-Site Request Forgery) dan mengambil tindakan pencegahan untuk menjaga keamanan aplikasi mereka.Ketergantungan pada server HTMX mengandalkan server untuk berbagai operasi, termasuk pengambilan dan pembaruan konten. Situasi ini dapat mengakibatkan peningkatan beban pada server dan penundaan waktu tanggapan, terutama jika server tidak dioptimalkan secara efisien. Kesimpulan HTMX, sebuah alat baru yang menarik untuk meningkatkan fungsionalitas situs web, menawarkan pendekatan yang sederhana namun efektif dalam pengembangan aplikasi web. Dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada, seperti HTML, CSS, dan Javascript, HTMX memungkinkan pengembang untuk menciptakan aplikasi web yang interaktif tanpa harus terlalu bergantung pada bahasa pemrograman atau framework yang kompleks. Meskipun HTMX memiliki berbagai keuntungan, seperti kemudahan dalam penggunaan dan integrasi, kinerja yang cepat, biaya pengembangan yang hemat dan pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun, ada juga beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Mulai dari kurangnya komunitas dan sumber daya belajar yang memadai, perlunya pemahaman dasar Javascript hingga risiko keamanan yang perlu diwaspadai, kalian perlu mempertimbangkan baik-baik sebelum mengadopsi HTMX dalam proyek web kalian. Nah! Bagi kalian yang ingin menerapkan HTMX pada proyek web kalian, cobalah pelajari terlebih dahulu pengetahuan tentang HTML dan Javascript. BuildWithAngga menyediakan kelas GRATIS HTML5 Dasar dan Vanilla JavaScript Pada Website Development yang bisa kalian ikuti untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang HTML dan Javascript. Silahkan mencoba!😊

Kelas Memahami Konsep Dynamic Routes di Next.js di BuildWithAngga

Memahami Konsep Dynamic Routes di Next.js

Hallo teman-teman developer web! Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu dynamic routes di Next.js. Mulai dari konsep dasarnya, sampai bagaimana cara mengimplementasikannya dalam project kamu. Yuk langsung saja kita bahasπŸš€ Pengenalan Dynamic Routes Mungkin kamu sering mendengar istilah dynamic routes saat membangun situs web. Tapi apa sih sebenernya dynamic routes itu? Tenang aja, kita akan bahas sekarang. Jadi begini, saat kamu membuat sebuah situs web, terkadang kamu perlu membuat rute atau jalur untuk berbagai halaman. Misalnya, rute untuk beranda, tentang kami, atau artikel di blogmu. Nah, dynamic routes itu adalah cara untuk membuat rute yang bisa menyesuaikan diri dengan data yang berubah-ubah. Bayangkan kamu punya situs blog. Setiap artikel di blogmu punya tautan unik, kan? Nah, dynamic routes ini membantu kamu membuat tautan yang berubah sesuai dengan judul artikel atau halaman yang kamu buat. Contohnya, mungkin kamu punya artikel dengan judul "Tips Jitu Meningkatkan Produktivitas". Kamu bisa membuat rute khusus untuk artikel ini menggunakan dynamic routes. Jadi, ketika seseorang mengunjungi tautan blogmu dengan judul "tips-jitu-meningkatkan-produktivitas", halaman itu akan muncul secara otomatis. Ini artinya, kamu nggak perlu buat rute baru setiap kali kamu nulis artikel baru. Jadi, intinya dynamic routes ini sangat membantu saat kamu punya banyak halaman atau data yang berubah terus. Mereka membuat situs web-mu lebih fleksibel dan mudah diatur. Jadi, sekarang kamu udah tahu kan apa itu dynamic routes? Yuk, kita coba implementasikan! Implementasi Dynamic Routes Kita bahas soal penamaan. Jadi, ketika kamu bikin dynamic routes, kamu harus pake kurung siku [ ] pada folder. Misalnya, [slug] atau [id]. Ini berguna biar Next.js tahu kalau bagian itu dinamis dan bisa berubah tergantung data yang diakses. Lalu, gimana cara implementasinya? Gampang kok! Misalnya, kita punya blog dan mau bikin halaman untuk tiap artikel dengan dynamic routes. Ikuti langkah-langkah berikut: Pertama: Membuat Folder dan File Kamu bisa membuat halaman blog dengan bikin folder dan file seperti ini β€œblog/[slug]/page.js”. Nah, [slug] di sini bisa diganti dengan judul unik dari artikelmu. Kedua: Konfigurasi page.js Selanjutnya adalah kita harus mengambil sebuah slug dari params dan menampilkannya di browser. Kamu bisa copy kode di bawah ini: export default function Page({ params }) { return <div>My Post: {params.slug}</div> } Pada kode di atas, artinya kita menerima sebuah props bernama params. Nah, params tersebut memiliki sebuah slug karena kita telah mendefiniskannya dengan membuat folder [slug] . Ketiga: Jalankan Project Selanjutnya adalah kita bisa menjalankan project nya terlebih dahulu, apakah berhasil atau tidak. Kamu bisa menjalankannya terlebih dahulu dengan perintah berikut: npm run dev Jika sudah berhasil dijalankan, kamu bisa mengakses halaman blog kamu di http://localhost:3000/blog/example. Pada contoh kali ini kita akan mengakses blog dengan judul β€œKenapa Harus Belajar di BuildWithangga", maka kamu hanya perlu mengaksesnya di browser dengan alamat http://localhost:3000/blog/kenapa-harus-belajar-di-buildwithangga. Nah, Next.js bakal otomatis mengerti kalau setiap judul artikel baru itu adalah halaman baru. Contoh gambarnya seperti ini: Jadi, kamu bisa bikin banyak halaman tanpa repot-repot nambahin rute baru satu per satu. Lumayan kan? Dynamic routes ini memudahkan kamu dalam mengelola situs web-mu, terutama kalau kamu punya banyak data yang berubah-ubah. Pentingnya Dynamic Routes Kamu pasti pernah mikir, "Kenapa sih penting banget dynamic routes itu?" Nah, tenang aja, kita bakal bahas tentang pentingnya dynamic routes Pertama-tama, bayangkan kamu punya situs web yang isinya banyak banget, misalnya situs berita atau blog. Nah, di situs kayak gitu, pasti banyak banget halaman yang harus dibuat. Kalau kita harus bikin satu-satu rute buat setiap halaman, wah, bisa repot banget! Nah, inilah kehebatan dynamic routes. Dengan dynamic routes, kamu bisa membuat rute yang bisa menyesuaikan diri dengan data yang berubah-ubah. Misalnya, kamu punya blog dengan banyak artikel. Setiap artikel punya tautan unik, kan? Nah, dynamic routes ini bantu kamu buat tautan-tautan itu tanpa harus buat rute baru satu per satu. Selain itu, dynamic routes juga bikin situs web-mu lebih fleksibel. Maksudnya, kamu bisa dengan mudah menyesuaikan rute berdasarkan permintaan pengguna. Jadi, misalnya ada pengunjung yang cari artikel tertentu, kamu bisa tunjukin halaman artikel itu tanpa masalah. Selain itu lagi, dynamic routes juga membantu kamu dalam membuat aplikasi yang lebih skalabel. Artinya, kalau situs web-mu tumbuh besar, dynamic routes ini bisa ngebantu kamu mengelola semua halaman dengan lebih efisien. Kesimpulan Sekarang kamu udah tau nih tentang dynamic routes di Next.js! Singkatnya, dynamic routes ini adalah cara membuat rute yang bisa berubah-ubah sesuai dengan data yang kamu punya. Buat situs web yang banyak halamannya, dynamic routes ini bakal berguna sekali. Dengan dynamic routes, kamu bisa bikin tautan-tautan unik untuk setiap data, seperti artikel di blogmu. Tidak perlu repot bikin rute baru satu per satu. Selain itu, dynamic routes ini juga bikin situs web kamu lebih fleksibel, karena bisa menyesuaikan diri dengan permintaan pengguna. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis NextJS Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Bootcamp Full-Stack Web Developer: Sewa Mobil. Jadi, mari kita tingkatkan kemampuan bersama BuildWithAngga! πŸš€ Sampai jumpa!

Kelas Menata Route dengan Lebih Rapi Menggunakan Route Groups di Next.js di BuildWithAngga

Menata Route dengan Lebih Rapi Menggunakan Route Groups di Next.js

Hallo teman-teman developer web! Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penggunaan Route Groups di Next.js untuk membuat pengaturan rute menjadi lebih terstruktur dan rapi. Route Groups memungkinkan kamu untuk mengelompokkan rute-rute tertentu ke dalam grup-grup tanpa harus memengaruhi struktur URL. Artinya, kamu bisa mengatur rute-rute tersebut dalam kelompok-kelompok sesuai dengan bagian atau fungsi tertentu dalam situs web kamu, tanpa harus khawatir tentang bagaimana tampilan URL-nya nantinya. Mari kita mulai ke pembahasan-nyaπŸš€ Pengenalan Route Groups Kamu pernah merasa bingung dengan banyaknya rute dalam proyek aplikasi web-mu? Nah, di Next.js, ada fitur keren yang bisa membantumu mengatasi masalah itu, namanya Route Groups! Jadi, apa itu Route Groups? Route Groups adalah sebuah fitur untuk mengatur rute-rute dalam proyek Next.js kamu. Bayangkan kamu memiliki banyak rute untuk halaman-halaman berbeda di situs web-mu. Route Groups memungkinkan kamu untuk mengelompokkan rute-rute tersebut menjadi kelompok-kelompok yang lebih teratur dan terstruktur. Nah, kenapa kamu butuh Route Groups? Bayangkan kamu punya beberapa bagian dalam situs web-mu, misalnya bagian untuk halaman utama, bagian untuk blog, dan mungkin juga bagian untuk halaman kontak. Dengan Route Groups, kamu bisa memisahkan rute-rute untuk setiap bagian itu dengan lebih mudah. Jadi, kamu bisa lebih fokus dalam mengelola masing-masing bagian. Oh ya, satu lagi yang penting, penggunaan Route Groups juga membantu menghindari kekacauan dalam struktur URL. Jadi, ketika kamu mengelompokkan rute-rute, URL situs web-mu tetap teratur dan mudah dimengerti oleh pengguna. Dan yang menariknya, memakai Route Groups tidak akan mempengaruhi bagaimana URL terlihat. Contoh Penggunaan Route Groups Mari kita lihat lebih dalam bagaimana Route Groups membantu kita mengatur rute tanpa mengubah URL. Misalkan kamu memiliki dua bagian situs web, satu untuk marketing dan satu lagi untuk toko online. Sekarang, kedua bagian ini mungkin memiliki struktur URL yang sama. Contohnya, kamu bisa memiliki grup yang dinamakan (marketing) dan (shop). Misalnya, kamu bisa memiliki folder bernama (marketing) dan (shop). Di dalam masing-masing folder ini, kamu bisa menambahkan file layout.js yang berbeda. Ini berarti, meskipun kedua bagian situs web-mu menggunakan struktur URL yang sama, kamu bisa memiliki layout yang berbeda untuk masing-masing bagian tersebut. Jadi, dengan menggunakan Route Groups, kamu bisa merapikan struktur rute aplikasi web-mu tanpa harus khawatir mengganggu jalur URL yang sudah ada. Semua rute yang berhubungan dengan marketing bisa kamu kumpulkan dalam folder (marketing), dan semua hal tentang toko online bisa kamu susun dalam folder (shop). Praktis bukan? Kesimpulan Salah satu keuntungan utama dari penggunaan Route Groups adalah kemampuannya untuk membuat proyek kamu lebih terorganisir. Dengan mengelompokkan rute-rute ke dalam kategori-kategori yang sesuai, kamu dapat dengan cepat menavigasi dan memahami struktur keseluruhan aplikasi kamu tanpa harus melihat satu per satu rute yang ada. Di penghujung artikel ini, kamu sekarang telah mempelajari bagaimana Route Groups dapat membantu kamu mengatur rute aplikasi web dengan lebih terstruktur di Next.js. Dengan menggunakan Route Groups, kamu dapat dengan mudah mengelompokkan rute-rute yang terkait dalam satu tempat tanpa harus khawatir tentang bagaimana hal itu akan memengaruhi struktur URL kamu. Buat kamu yang ingin mempelajari fitur-fitur selanjutnya, kamu bisa ikut kelas di BuildWithAngga. Salah satunya yaitu, Kelas Online Gratis NextJS Basic ataupun yang berupa project base yaitu, Kelas Online Bootcamp Full-Stack JavaScript Developer MERN: Website Event. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! πŸš€

Kelas Ketahui Cara Konvensi Penamaan Javascript Untuk Hasilkan Kode yang Berkualitas di BuildWithAngga

Ketahui Cara Konvensi Penamaan Javascript Untuk Hasilkan Kode yang Berkualitas

Salah satu hal krusial yang seringkali terabaikan oleh para developer adalah penerapan konvensi penamaan dengan tepat. Sayangnya, tak jarang dari mereka justru menghasilkan penamaan yang kompleks dan sulit dipahami. Menjaga penulisan kode kalian agar tetap sedarhana mudah dibaca dan dipelihara menjadi sangat penting dalam mengelola proyek Javascript yang kompleks. Kunci utama untuk menjaga hal ini terletak pada konsistensi dalam menggunakan konvensi penamaan. Variabel, boolean, fungsi, konstanta, kelas, komponen, metode dan file, semuanya merupakan elemen-elemen dalam Javascript yang membutuhkan penerapan konvensi penamaan yang konsisten. Dengan menerapkan konvensi penamaan standar pada semua komponen ini, kalian dapat meningkatkan pengorganisasian dan pemahaman kode, menghasilkan efisiensi dalam jangka panjang sambil menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana kita menerapkan konvensi penamaan yang konsisten? Let’s find out now! Konvensi Penamaan untuk Variabel Penamaan variabel pada Javascript bersifat case-sensitive, di mana penggunaan lowercase dan uppercase dianggap berbeda*.* Kalian bisa saja mendefinisikan suatu variabel unik untuk menyimpan nama kucing, seperti: var CatName = 'Garfield'; var catName = 'Kitty'; var CATNAME = 'Ollie'; Namun, pendekatan yang paling direkomendasikan adalah menggunakan camel case untuk semua jenis variabel dalam Javascript. Hal ini dapat memastikan tidak ada variabel ganda dengan nama yang sama. Gunakan nama variabel yang bersifat deskriptif dan menjelaskan tentang nilai yang disimpan. Alih-alih menggunakan variabel name untuk menyimpan nama kucing, gunakanlah variabel catName yang lebih memberikan makna dari nilai yang disimpan. // salah var d = 'Garfield'; // salah var name = 'Garfield'; // benar var catName = 'Garfield'; Konvensi Penamaan untuk Boolean Untuk variabel boolean, sebaiknya gunakan awalan is atau has. Misalnya, jika kalian membutuhkan variabel boolean untuk memeriksa apakah seekor kucing memiliki pemilik, gunakan hasOwner sebagai nama variabel. Contoh seperti berikut: // salah var owner = true; // benar var hasOwner = true; Konvesi Penamaan untuk Fungsi Sama halnya dengan variabel penulisan nama fungsi juga bersifat case-sensitive. Sehingga pendekatan camel case direkomendasikan untuk mendeklarasikan nama fungsi. Selain itu, gunakan kata benda dan kata kerja deskriptif sebagai awalan. Misalnya, jika kalian mendeklarasikan sebuah fungsi untuk mendapatkan nama, nama fungsi tersebut seharusnya getName. Perhatikan contoh berikut. // salah function name(catName, ownerName) { return '${catName} ${ownerName}'; } // benar function getName(catName, ownerName) { return '${catName} ${ownerName}'; } Konvensi Penamaan Konstanta Konstanta dalam Javascript juga bersifat case-sensitive, tetapi sebaiknya ditulis dalam uppercase atau huruf besar karena konstan tersebut tidak berubah. Penggunaan huruf kapital juga dapat membantu kalian untuk membedakan konstanta dari variabel biasa. Semua konstanta sebaiknya didefinisikan di awal file, method, atau class. Berikut contoh penamaan konstanta untuk menyimpan nilai phi: const PHI = 3.14159; Apabila variabel konstanta yang kalian buat memiliki lebih dari satu kata, gunakan underscore ( _ ) untuk memisahkan tiap kata-nya. Berikut contohnya: const HOURS_IN_DAY = 24; const USER_AGE = 19; Konvensi Penamaan untuk Kelas Aturan konvensi penamaan untuk kelas Javascript mirip dengan fungsi. Gunakan judul yang deskriptif untuk menjelaskan kemampuan kelas dengan menggunakan Pascal case, yang berarti setiap kata dimulai dengan huruf kapital tanpa ada pemisahan menggunakan garis bawah. Pascal case memudahkan untuk melihat item mana yang merupakan class dan item mana yang bukan. Berikut adalah contoh penulisan konvensi penamaan class: class Task { constructor(description, priority) { this.description = description; this.priority = priority; } var urgentTask = new Task("Complete urgent report", "High"); Konvensi Penamaan untuk Komponen Komponen Javascript banyak digunakan dalam frontend framework seperti React. Meskipun komponen digunakan dalam DOM, lebih baik memperlakukannya seperti class dan menggunakan Pascal case untuk menentukan nama. Berikut adalah contoh penamaan komponen dengan menggunakan konvensi PascalCase: // salah function userCard(data) { return ( <div> <span>User: {data.username}</span> <span>Email: {data.email}</span> </div> ); } // benar function UserCard(data) { return ( <div> <span>User: {data.username}</span> <span>Email: {data.email}</span> </div> ); } Dalam contoh di atas, nama komponen userCard pada contoh yang pertama ditulis dengan huruf kecil pada awal kata. Dalam contoh yang kedua, nama komponen UserCard ditulis dengan menggunakan Pascal Case, yang meningkatkan keterbacaan dan mengikuti konvensi penamaan yang umum untuk komponen. Penting untuk diingat bahwa konvensi penamaan dapat bervariasi tergantung pada kerangka kerja atau teknologi yang digunakan. Dalam konteks React, penggunaan Pascal Case adalah umum, tetapi selalu disarankan untuk mengikuti pedoman penamaan yang diberikan oleh kerangka kerja atau komunitas proyek yang kalian ikuti. Konvensi Penamaan untuk Metode Meskipun terdapat beberapa perbedaan, struktur fungsi dan metode pada Javascript cukup mirip. Oleh karena itu, aturan konvensi penamaan sama. Gunakan Camel Case untuk mendeklarasikan metode Javascript dan gunakan kata kerja sebagai awalan untuk membuat nama lebih bermakna. Berikut adalah contoh penggunaan konvensi penamaan untuk metode: class Animal { constructor(name, species) { this.name = name; this.species = species; } makeSound() { console.log(`The ${this.species} named ${this.name} makes a sound.`); } } // Contoh penggunaan var lion = new Animal("Simba", "Lion"); lion.makeSound(); // The Lion named Simba makes a sound. Dalam contoh diatas, class Animal memiliki properti name dan speciesserta metode makeSound yang mengikuti konvensi Camel Case untuk penamaan metode. Konvensi Penamaan untuk Nama File Sebagian besar server web bersifat case-sensitive dalam menangani file. Sebagai contoh, file dengan nama "mountain.jpg" dianggap berbeda dengan "Mountain.jpg". Di sisi lain, beberapa server web, seperti Microsoft's IIS (Internet Information Services), tidak mempedulikan perbedaan huruf besar dan kecil. Pada server seperti ini, kalian bisa menggunakan "mountain.jpg" atau "Mountain.jpg" untuk mengakses file yang sama. Namun, perlu diperhatikan bahwa jika kalian beralih dari server yang bersifat case-insensitive ke server yang bersifat case-sensitive, bahkan kesalahan kecil dalam penulisan huruf bisa menyebabkan situs web mengalami crash atau tidak dapat diakses. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan nama file dengan huruf kecil pada semua server, meskipun server tersebut mendukung case-sensitive. Hal ini membantu mencegah masalah potensial yang dapat timbul saat melakukan perpindahan antar lingkungan server yang memiliki aturan penanganan file yang berbeda. Kalian juga dapat memanfaatkan tanda hubung untuk memisahkan kata pada nama file, alih-alih menggunakan spasi. Alternatif lain seperti underscore ( _ ) atau Camel Case juga dapat digunakan, tetapi tanda hubung lebih sering digunakan karena lebih mudah terbaca. Berikut adalah contoh struktur direktori proyek JavaScript dengan menerapkan konvensi penamaan file: my-project/ β”œβ”€β”€ src/ β”‚ β”œβ”€β”€ components/ β”‚ β”‚ β”œβ”€β”€ header-component.js β”‚ β”‚ β”œβ”€β”€ sidebar-component.js β”‚ β”œβ”€β”€ styles/ β”‚ β”‚ β”œβ”€β”€ main-styles.css β”‚ β”‚ β”œβ”€β”€ responsive-styles.css β”œβ”€β”€ scripts/ β”‚ β”œβ”€β”€ main-script.js β”‚ β”œβ”€β”€ utility-functions.js β”œβ”€β”€ pages/ β”‚ β”œβ”€β”€ home-page.html β”‚ β”œβ”€β”€ about-us-page.html β”‚ β”œβ”€β”€ contact-page.html β”œβ”€β”€ index.html Kesimpulan Konvensi penamaan dalam pengembangan JavaScript adalah suatu aspek yang sering terabaikan namun memegang peran krusial dalam menciptakan kode yang bersih, keterbacaan, dan mudah dipelihara. Pada artikel ini, kita telah membahas pentingnya menjaga konsistensi dalam penerapan konvensi penamaan pada berbagai elemen seperti variabel, boolean, fungsi, konstanta, kelas, komponen, metode dan file. Menerapkan Camel case untuk variabel dan metode, menggunakan awalan is atau has untuk boolean, mengadopsi Pascal case untuk kelas dan komponen, serta menetapkan konstanta dengan huruf besar, adalah langkah-langkah yang tidak hanya meningkatkan keterbacaan kode tetapi juga memberikan fondasi kuat untuk pemeliharaan jangka panjang. Setelah mengetahui pedoman yang telah diuraikan dalam artikel ini, kalian dapat mempraktekkannya dalam proyek Javascript kalian agar proyek kalian dapat berjalan dengan lancar, lebih mudah dikelola, dan siap untuk pertumbuhan kedepannya. Kalian juga dapat melatih ilmu ini sambil belajar pemahaman Javascript lewat kelas-kelas di BuildWithAngga seperti Kelas Online Gratis Vanilla Javascript atau Kelas Online Vanilla JavaScript OOP & LocalStorage: Web Task Management. Join kelas-kelas di BuildWithAngga sekarang juga. Keep learning and see you at class!πŸ˜‰βœ¨

Kelas Pengenalan Dasar tentang Three.js: Membawa 3D ke Web di BuildWithAngga

Pengenalan Dasar tentang Three.js: Membawa 3D ke Web

Apa itu Three.js? Three.js adalah sebuah library JavaScript yang digunakan untuk membuat dan menangani grafika 3D di browser web. Dikembangkan oleh Mr.doob (Ricardo Cabello), Three.js memberikan kemampuan kepada Web Developer untuk menciptakan pengalaman 3D yang menakjubkan tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang grafika komputer atau WebGL. Mengapa Three.js? Kemudahan Penggunaan: Three.js menyediakan antarmuka yang sederhana dan intuitif, memungkinkan Developer untuk dengan cepat memasukkan elemen 3D ke dalam proyek web mereka tanpa kesulitan yang berlebihan.Kemampuan Cross-Browser: Three.js bekerja di berbagai browser modern tanpa perlu instalasi plugin tambahan. Ini membuatnya dapat diakses oleh sebagian besar pengguna web.Berbasis WebGL: Meskipun menyediakan abstraksi tinggi yang memudahkan penggunaannya, Three.js pada dasarnya berbasis WebGL, yang merupakan standar grafika 3D di browser. Hali ini memberikan performa tinggi dan kemampuan visual yang kuat.Komunitas yang Aktif: Three.js memiliki komunitas pengguna yang besar dan aktif, yang berarti ada banyak sumber daya, tutorial, dan dukungan yang tersedia. Konsep Dasar Three.js 1. Scene (Adegan): Scene adalah tempat di mana semua objek 3D, efek, dan elemen lainnya ditempatkan. Semua elemen yang ingin ditampilkan dalam suatu proyek Three.js harus ditambahkan ke dalam adegan. 2. Camera (Kamera): Camera menentukan sudut pandang atau perspektif dari mana adegan akan dilihat. Three.js menyediakan beberapa jenis kamera, termasuk kamera perspektif dan ortografis. 3. Renderer (Penggambar): Renderer bertanggung jawab untuk mengonversi elemen-elemen 3D dalam adegan menjadi tampilan 2D yang dapat ditampilkan di browser. Three.js mendukung WebGLRenderer untuk penggambaran menggunakan WebGL atau CanvasRenderer untuk kinerja yang lebih baik pada perangkat yang tidak mendukung WebGL. 4. Geometry (Geometri): Geometry merepresentasikan bentuk dan struktur objek 3D. Three.js menyediakan berbagai geometri bawaan seperti kubus, bola, dan silinder, atau pengguna dapat membuat custom geometry. 5. Material (Material): Material adalah cara Three.js memberikan warna dan tekstur pada geometri. Banyak jenis material yang dapat digunakan, termasuk material warna padat, material foto, dan material fosfor. 6. Light (Cahaya): Light adalah aspek penting dalam membuat objek 3D tampak realistis. Three.js menyediakan berbagai jenis cahaya, termasuk cahaya titik, cahaya arah, dan cahaya spot. Langkah Awal dengan Three.js Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk mulai menggunakan Three.js dalam proyek web kamu: 1. Download Three.js:Unduh Three.js dari situs resminya di https://threejs.org/ atau gunakan CDN untuk menyertakan library di proyek kamu.2. Membuat Scene, Camera, dan Renderer: 3. Menambahkan Objek ke dalam Scene: 4. Menyertakan Pencahayaan: 5. Rendering Scene dengan Kamera: 6. Hasil akhir nya: Congratulations! kamu berhasil membuat proyek pertama menggunakan three.js. ini mungkin terlihat sederhana, tapi hal ini menjadi batu loncatan karna kamu sudah berani mencoba, kamu bisa mencoba melihat LIVE EXAMPLE dan mencoba bermain dengan kode threejs 😁 β€” index.html β€” main.js Dengan langkah-langkah dasar ini, kamu dapat membuat kubus berputar yang akan memperkenalkan kamu pada dasar-dasar Three.js. Dari sini, Kamu dapat mulai menjelajahi konsep-konsep yang lebih kompleks seperti materi, animasi, dan integrasi dengan teknologi terbaru seperti VR. Dengan kemampuan Three.js yang mahir, kamu dapat membawa proyek web kamu ke dimensi baru dengan menyajikan konten 3D yang dinamis dan menarik bagi pengguna kamu. Jadi, bersiaplah untuk memperluas cakrawala web kamu, membawa virtual reality dan merajut kisah-kisah yang menarik melalui 3D dengan bantuan dari Three.js. Selamat berkarya dan jadilah bagian dari era baru dalam evolusi web 3D! Hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan Three.js adalah kemampuan dasar dalam penggunaan javascript, tapi kamu tidak perlu khawatir di BuildWithAngga sudah banyak sekali kelas gratis dan premium yang bisa kamu cobain untuk menambah skill coding kamu, tunggu apalagi check sekarang di link berikut: - ES6 Dasar- Vanilla JavaScript

Kelas Apa Saja Tren Baru di Lingkungan Frontend Developer 2024? di BuildWithAngga

Apa Saja Tren Baru di Lingkungan Frontend Developer 2024?

Tren perkembangan di lingkungan front-end development berubah dengan sangat cepat sehingga untuk mengikuti perkembangan secara terus-menerus mungkin menjadi hal yang sulit bagi pengembang front-end. Namun, tren pada lingkungan front-end development ini memainkan peran yang signifikan dalam meningkatkan kualitas sebuah web. Setiap tren perlu diadopsi sedemikian rupa untuk meningkatkan kemudahan penggunaan, sebuah halam web yang unik namun sulit dipahami menjadi tidak bermanfaat bagi penggunanya. So, in this article, we’re gonna share you the latest trends in front-end development environment. Let’s get strarted! πŸ‘Ύ Fitur dan Resources Terbaru CSS CSS memasuki era baru dengan penyematan fitur-fitur dan kerangka kerja terkini, terutama dalam kerangka kerja Tailwind CSS. Kerangka kerja CSS yang mengutamakan utilitasi ini dengan cepat menarik perhatian karena menawarkan pendekatan desain web yang lebih mudah dikelola dan fleksibel. Berikut fitur dan resources baru pada CSS: 1. Container Queries Container queries adalah fitur CSS yang memungkinkan pengembang untuk menyesuaikan tampilan elemen berdasarkan ukuran kontainer tempatnya berada, bukan hanya ukuran layar. Hal ini memungkinkan pengembang untuk membuat desain yang lebih responsif dan fleksibel. 2. Nesting Nesting memungkinkan penulisan aturan CSS di dalam aturan lainnya, yang dapat membantu mengorganisasi kode CSS dengan lebih terstruktur dan mudah dipahami. Dengan nesting, pengembang dapat menata aturan CSS secara hierarkis, mirip dengan struktur HTML. 3. Viewport Units Viewport units adalah unit ukuran yang didasarkan pada ukuran tampilan pengguna. Viewport units memungkinkan pengembang untuk membuat desain yang responsif dan terukur secara dinamis, karena ukuran elemen dapat disesuaikan dengan ukuran layar pengguna. 4. Tailwind CSS Toolkit Tailwind CSS adalah toolkit CSS yang populer yang memungkinkan pengembang untuk membuat desain web yang cepat dan responsif dengan menggunakan kelas-kelas utilitas. Toolkit ini menyediakan serangkaian kelas CSS yang dapat diterapkan langsung ke elemen HTML untuk mengatur tata letak, warna, tipografi, dan banyak lagi, tanpa perlu menulis kode CSS kustom secara ekstensif. πŸ‘¨β€πŸ’» BFF Pattern: Dimensi Baru Untuk Frontend Development BFF Pattern, singkatan dari ”Backend for the Frontend”, ****adalah pendekatan dalam arsitektur perangkat lunak di mana setiap antarmuka pengguna (UI) memiliki backend khusus yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan UI tersebut. Dengan menggunakan pola ini, setiap aplikasi klien (seperti aplikasi web, aplikasi seluler, atau perangkat lunak lainnya) memiliki backend yang dioptimalkan secara khusus untuk melayani kebutuhan UI-nya dengan efisien. BFF Pattern memungkinkan pengembang untuk memisahkan logika bisnis dan data yang berbeda-beda untuk setiap antarmuka pengguna, meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas sistem secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa karakteristik dari BFF Pattern: Data Fetching: BFF memberdayakan pengembang front-end dengan kontrol langsung atas pengambilan data, memungkinkan pengambilan dan manipulasi data yang efisien untuk pengalaman pengguna yang mulus.Server-Side Rendering (SSR): Konsep BFF memperluas pengaruhnya ke server-side rendering, memungkinkan pengembang front-end untuk membentuk bagaimana konten dihasilkan dan disajikan, meningkatkan kinerja dan interaksi pengguna.Komputasi Edge: Dengan BFF, pengembang front-end dapat memanfaatkan komputasi edge, mendekatkan proses komputasi ke pengguna. Hal ini menghasilkan waktu respons yang lebih cepat dan kinerja secara keseluruhan yang lebih baik. Backend untuk Front-end ini memperkenalkan pendekatan baru, memberikan pengembang front-end kontrol atas aspek-aspek yang biasanya terkait dengan pengembangan backend. Tren ini memungkinkan pendekatan yang lebih serasi dan efisien dalam membangun aplikasi web modern. πŸ“– Generasi Baru Frameworks dan Libraries Telah muncul istilah framework baru, yaitu lightweigt framework. Framework baru ini berusaha menyederhanakan hal-hal dengan menjadi lebih ringan dan intuitif digunakan. Framework seperti Qwik, Astro, SolidJS, dan Svelte berupaya menyederhanakan pengembangan dengan menawarkan solusi yang ringan dan intuitif, mencerminkan tren industri yang efisiensi. Generasi framework baru ini berfokus pada kinerja dan dapat membantu kalian membangun situs web yang mengandung banyak konten namun tetap memiliki performa yang baik. Hal ini penting karena kecepatan situs web tidak hanya memengaruhi pengalaman pengguna, tetapi sangat berdampak pada penjualan dan konversi. πŸ” Kontinuitas Dominasi Javascript Javascript tetap mempertahankan posisinya sebagai bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan dalam pengembangan front-end. Menurut survei Stack Overflow dalam kategori Programming, scripting, dan markup languages, dominasi Javascript tetap tak terbantahkan saat memasuki tahun 2024. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, Javascript tetap kokoh sebagai bahasa dasar yang mendorong aplikasi web interaktif dan dinamis. πŸ“Œ Memilih Frontend Tools di Tahun 2024 Kita tidak mungkin memiliki banyak waktu untuk mencoba tiap framework, library atau resources yang muncul setiap tahunnya. Namun, ada beberapa aspek penting yang perlu kalian pertimbangkan dalam memilih memanfaatkan tech stack dalam front-end. Berikut kunci utama yang perlu dipertimbangkan: Performance key Prioritaskan tools yang memiliki kontribusi pada kinerja optimal dalam hal performance, memastikan pengalaman pengguna yang cepat dan efisien.Bundle size Meminimalkan bundle size adalah yang yang penting untuk mengelola waktu pemuatan yang lebih cepat dan kinerja keseluruhan yang lebih baik.Sesuaikan dengan kebutuhan kalian Pilih alat-alat yang memang dapat memberikan dorongan lebih besar dalam mencapai tujuan kalian atau perusahaan. Jangan terpengaruh pada setiap tren populer yang muncul tanpa pertimbangan yang matang. Kesimpulan Tren baru dalam pengembangan front-end untuk tahun 2024 telah menghadirkan evolusi yang menarik dalam teknologi dan pendekatan pengembangan. Mulai dari fitur dan resources terbaru CSS yang telah memperkaya pengalaman pengembangan dengan kemudahan dan fleksibilitas yang lebih besar. BFF Pattern, yang memungkinkan pengembang memiliki kendali yang lebih besar atas backend yang dioptimalkan secara khusus untuk setiap aplikasi front-end. Generasi baru dari framework, lightweight framework, yang menawarkan solusi lebih ringan dan intuitif, sesuai dengan tren industri yang mengutamakan efisiensi. Meskipun terdapat berbagai pilihan alat dan teknologi, dominasi Javascript dalam pengembangan front-end tetap tak terbantahkan. Javascript tetap memainkan peran sentral dalam menciptakan aplikasi web yang inovatif dan responsif di masa depan. Dengan memahami dan memanfaatkan tren dan teknologi terbaru ini, pengembang dapat menghadirkan solusi front-end yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan proyek masing-masing. Jika kalian tertarik untuk menjelajahi lebih dalam dan memperdalam keterampilan dalam pengembangan front-end, BuildWithAngga menawarkan berbagai kelas frontend development yang menarik! seperti Kelas Online HTML5 Tailwind CSS dan Kelas Online Vanilla JavaScript Pada Website Development.Tunggu apa lagi? Join kelasnya sekarang dan mulai tingkatkan skill front-end development bersama BuildWithAngga!

Kelas Cara Membuat Link di Next.js App Router di BuildWithAngga

Cara Membuat Link di Next.js App Router

Hallo teman-teman developer web! Dalam dunia pengembangan web, navigasi antar halaman sangatlah penting. Dengan memiliki link yang baik di aplikasi web-mu, pengguna dapat dengan mudah menjelajahi berbagai bagian dari situsmu tanpa kehilangan arah. Pada artikel ini, kita akan menjelajahi cara membuat link di Next.js App Router. Next.js adalah framework React yang populer digunakan oleh banyak developer web karena kemudahan penggunaannya dan performa yang cepat. Yap, langsung saja kita ke-pembahasannyaπŸš€ Pengenalan dan Penggunaan Link Component Pada saat membangun aplikasi web dengan Next.js, pengalaman pengguna menjadi prioritas utama. Salah satu aspek yang penting adalah kemampuan navigasi antar halaman dengan mulus dan cepat. Nah, untuk membantu kamu dalam hal ini, Next.js menyediakan sebuah komponen bawaan yang bernama Link. Komponen Link pada dasarnya adalah perluasan dari tag HTML <a> yang kita kenal. Tapi, yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya untuk memprediksi halaman selanjutnya yang akan kamu kunjungi dan melakukan client-side navigation tanpa perlu memuat ulang halaman secara keseluruhan. Ini membuat pengalaman navigasi di aplikasi web-mu terasa lebih responsif dan cepat. Untuk menggunakan komponen Link di Next.js, kamu cukup mengimpornya dari modul next/link, dan kemudian mengirimkan atribut href ke dalam komponen tersebut. Let’s to write codeπŸš€ import Link from 'next/link' export default function Page() { return <Link href="/dashboard">Dashboard</Link> } Dengan menggunakan kode seperti di atas, kamu sudah membuat sebuah link menuju halaman dashboard di web-mu. Sangat mudah, bukan? Contoh Lainnya Penggunaan Link Component Okee, sebelumnya kamu sudah membuat Link menuju halaman dashboard. Namun, Link memiliki banyak contoh penggunaan selain itu. Mari kita bahas satu persatuπŸš€ Contoh Pertama: Checking Active Links Kamu bisa menggunakan usePathname() untuk menentukan apakah sebuah link aktif. Misalnya, untuk menambahkan class ke link aktif, kamu bisa memeriksa apakah pathname saat ini cocok dengan href dari link: 'use client' import { usePathname } from 'next/navigation' import Link from 'next/link' export function Links() { const pathname = usePathname() return ( <nav> <ul> <li> <Link className={`link ${pathname === '/' ? 'active' : ''}`} href="/"> Home </Link> </li> <li> <Link className={`link ${pathname === '/about' ? 'active' : ''}`} href="/about" > About </Link> </li> </ul> </nav> ) } Contoh Kedua: Scrolling to an id Jika kamu ingin menggulir ke id tertentu saat navigasi, kamu bisa menambahkan URL-mu dengan tautan hash (#). Ini dimungkinkan karena <Link> akan dirender sebagai elemen <a>. <Link href="/dashboard#settings">Settings</Link> // Output <a href="/dashboard#settings">Settings</a> Contoh Ketiga: Linking to Dynamic Segments Ketika kamu ingin menghubungkan ke dynamic segments, kamu bisa menggunakan template literals dan interpolasi untuk menghasilkan daftar link. import Link from 'next/link' export default function PostList({ posts }) { return ( <ul> {posts.map((post) => ( <li key={post.id}> <Link href={`/blog/${post.slug}`}>{post.title}</Link> </li> ))} </ul> ) } Kesimpulan Dengan menggunakan Link Component di Next.js, kamu dapat membuat navigasi antar halaman menjadi lebih responsif dan cepat. Komponen ini memungkinkan kamu untuk membuat link di aplikasi web-mu tanpa perlu memuat ulang halaman secara keseluruhan, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Dengan demikian, pengetahuan tentang penggunaan Link Component di Next.js dapat membantu meningkatkan kualitas navigasi dan interaksi pengguna dalam aplikasi web-mu. Buat kamu yang ingin mempelajari fitur-fitur selanjutnya, kamu bisa ikut kelas di BuildWithAngga. Salah satunya yaitu, Kelas Online Gratis NextJS Basic ataupun yang berupa project base yaitu, Kelas Online Complete React Native Beginner to Pro: Bikin Aplikasi Cari Kantor. So, ayo kita menjadi expert bersama BuildWithAnggaπŸš€ See you guys!