Virtual DOM atau Shadow DOM? Mana yang Lebih Efisien?

Hello, people with the spirit of learning!

Pernahkah kalian mendengar istilah Virtual DOM dan shadow DOM? Meskipun terdengar mirip, keduanya memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda.

Dalam dunia pengembangan web, penggunaan konsep seperti Virtual DOM dan Shadow DOM telah menjadi topik yang sering dibahas. Kedua konsep ini menyajikan pendekatan yang berbeda dalam mengembangkan aplikasi web yang responsif, efisien, dan mudah dikelola.

Dalam artikel ini, kita akan mencoba menjelaskan perbedaan antara Virtual DOM dan Shadow DOM serta bagaimana keduanya berperan dalam meningkatkan kinerja aplikasi web.

Let’s get started!

Pengenalan DOM

DOM atau Document Object Model adalah representasi struktur logis dari dokuman HTML atau XML yang dapat diakses dan dimanipulasi oleh bahasa pemrograman seperti Javascript. Implementasi DOM bertujuan untuk menyediakan antarmuka pemrograman standar yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman dalam berbagai lingkungan.

Dalam DOM, setiap elemen pada halaman web direpresentasikan sebagai objek, dan struktur hubungan antara elemen-elemen tersebut ditetapkan dalam bentuk pohon hierarkis. Artinya, setiap elemen memiliki hubungan dengan elemen lainnya, seperti elemen induk dan elemen-anak. Lihat pohon hierarkis berikut.

DOM.png

Melalui modifikasi DOM, developers dapat menambah, menghapus, atau mengubah elemen-elemen situs web serta memberikan perilaku yang berbeda pada elemen tersebut. Hal ini memungkinkan developers untuk menciptakan pengalaman pengguna yang dinamis dan responsif, seperti mengubah konten halaman berdasarkan input pengguna atau melakukan validasi formulir secara langsung.

Apa itu Virtual DOM?

Virtual DOM adalah konsep dalam pengembangan web di mana representasi virtual dari DOM (Document Object Model) dibuat dan disimpan di memori. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kinerja aplikasi web dengan mengurangi manipulasi langsung pada DOM aktual.

Biasanya, konsep Virtual DOM digunakan oleh library seperti React dan Vue.js untuk meningkatkan kinerja aplikasi web. Ketika perubahan dilakukan pada status aplikasi, React membuat representasi baru dari Virtual DOM dan membandingkannya dengan yang sebelumnya untuk mengidentifikasi perbedaannya (yang dikenal sebagai "diffing"). Hanya perubahan yang diperlukan kemudian diterapkan pada DOM aktual, menghasilkan pembaruan yang efisien.

Mari kita lihat lebih dalam bagaimana Virtual DOM bekerja langkah demi langkah. Pertama, perubahan dilakukan pada Virtual DOM, bukan pada DOM asli. Kemudian, Virtual DOM dibandingkan dengan Document Object Model, proses inilah yang disebut "diffing". Saat perbedaan ditemukan, browser mengetahui elemen-elemen mana dalam DOM asli yang harus diperbarui, dan pembaruan dilakukan. Dalam konsep Virtual DOM, mungkin untuk menerapkan lebih dari satu perubahan sekaligus, untuk menghindari me-render ulang setiap perubahan elemen secara terpisah.

Virtual DOM.png

Apa itu Shadow DOM?

Shadow DOM adalah konsep yang memungkinkan pembuatan struktur DOM terisolasi dan independen di dalam elemen HTML tertentu. Dalam Shadow DOM, elemen-elemen dan style CSS yang didefinisikan di dalamnya tidak mempengaruhi elemen-elemen di luar Shadow DOM tersebut, dan sebaliknya. Kita dapat melihatnya sebagai subpohon atau sebagai DOM terpisah untuk suatu elemen.

Shadow DOM.png

Salah satu fitur utama Shadow DOM adalah kemampuannya untuk membuat elemen-elemen yang didefinisikan di dalamnya tersembunyi dari manipulasi CSS dan Javascript di luar Shadow DOM tersebut. Ini berguna dalam menciptakan komponen web yang modular dan terpisah secara konseptual, tanpa risiko konflik dengan gaya atau fungsi lain dalam halaman.

Shadow DOM sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web kompleks dan dalam pengembangan framework komponen web, di mana isolasi komponen dan peningkatan modularitas diperlukan untuk mempermudah pemeliharaan dan pengembangan aplikasi. Beberapa kerangka kerja Javascript seperti Polymer dan Angular menyediakan dukungan bawaan untuk Shadow DOM.

Perbedaan antara Virtual DOM dan Shadow DOM

Setelah kalian memahami dasar tentang Virtual DOM dan Shadow DOM, mari kita bandingkan keduanya berdasarkan beberapa aspek berikut:

AspekVirtual DOMShadow DOM
TujuanMeningkatkan kinerja dengan meminimalkan manipulasi langsung pada DOM aktual selama pembaruan.Mengisolasi gaya dan perilaku komponen web, menciptakan lingkungan terpisah untuk CSS dan Javascript.
ImplementasiDiterapkan oleh kerangka kerja seperti React, Vue.js, dan Angular.Diimplementasikan secara langsung oleh browser untuk mendukung komponen web terenkapsulasi.
KinerjaMengurangi jumlah manipulasi DOM, menghasilkan pembaruan lebih cepat.Tidak secara langsung memengaruhi kinerja, tetapi membantu dengan isolasi dan modularitas komponen.
IsolasiTidak memberikan isolasi langsung, tetapi membantu mencegah efek samping tidak diinginkan.Memberikan isolasi style dan perilaku komponen, mencegah perubahan yang tidak diinginkan.
PenggunaanDigunakan dalam pengembangan aplikasi web modern untuk meningkatkan efisiensi pembaruan tampilan.Digunakan ketika membuat komponen-komponen UI yang independen dan terisolasi untuk meningkatkan modularitas dan pemeliharaan aplikasi.

Kesimpulan

Jika kita membandingkan antara Virtual DOM dan Shadow DOM, keduanya memiliki peran yang penting dalam pengembangan aplikasi web. Virtual DOM berfokus pada mengoptimalkan pembaruan DOM untuk kinerja dengan meminimalkan manipulasi langsung pada DOM aktual. Di sisi lain, Shadow DOM menyediakan enkapsulasi dan isolasi untuk komponen web, meningkatkan modularitas dan kemudahan pemeliharaan.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang berbeda, keduanya saling melengkapi dalam menyediakan alat yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi web yang responsif, efisien, dan mudah dikelola. Satu-satunya kesamaan pada keduanya adalah bahwa keduanya membantu dalam masalah kinerja. Keduanya menciptakan instansi terpisah dari Document Object Model atau DOM aktual.

Sebagai developers, pemahaman yang mendalam tentang kedua konsep ini dapat membantu kita membuat keputusan yang tepat dalam merancang dan mengembangkan aplikasi web yang berkualitas. Dengan memahami perbedaan dan kelebihan masing-masing, kita dapat menggunakan alat yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek, sehingga menghasilkan aplikasi web yang optimal dan efisien.

So, that wraps up the discussion on Virtual DOM and Shadow DOM in this article. Jika kalian ingin mengetahui tentang bagaimana penerapan DOM pada framework kalian bisa mempelajarinya di website BuildWithAngga dan gabung ke Kelas Online React JavaScript secara GRATIS! Keep learning and see you at class!