Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Menguasai Figma: Strategi Cerdas dengan Advanced Tips & Tricks 2024 di BuildWithAngga

Menguasai Figma: Strategi Cerdas dengan Advanced Tips & Tricks 2024

Hello people with the spirit of learning! ✨ Di dunia desain yang terus berkembang, keahlian dalam menggunakan tools yang efektif menjadi kunci kesuksesan untuk menjadi seorang desainer. Figma, sebagai salah satu platform desain populer, menawarkan lebih dari sekadar alat dasar. Dengan menggali lebih dalam, kita dapat menemukan berbagai fitur tersembunyi yang dapat mengubah alur kerja menjadi lebih efisien dan menghasilkan hasil yang lebih mengesankan. Dalam artikel ini, kita akan membahas serangkaian tips dan trik canggih yang akan membantu meningkatkan keterampilan kamu dalam menggunakan Figma, mulai dari teknik pengaturan Dev Mode hingga strategi penggunaan variabel dan styles. Mari kita memperdalam dunia Figma yang luas dan temukan potensi tersembunyi yang dapat membawa desain kamu ke level berikutnya! Penasaran? Yuk simak 😊 Open Dev Mode Directly in VS Code Aktifkan Dev Mode dan klik pada tiga titik kecil untuk membuka extension VS Code. Sekarang, kamu dapat memeriksa desain di Figma langsung sebagai point of view seorang developer dengan Dev Mode. Toggle Dev Mode Kamu bisa juga mengaktifkan Dev Mode hanya dengan menggunakan shortcut Shift + D loh sobat! Menurutku, ini yang paling anti ribet sih hehe Toggle Auto Layout “Auto” (Space-between) Kamu dapat secara cepat beralih dari "fixed" ke "auto spacing" dalam set up auto layout-mu Gunakan drop-down spacing untuk mengubah dari fixed spacing ke”auto spacing” yang juga disebut "space-between". Untuk mempercepat alur kerja kamu, cukup klik pada menu alignment atau gunakan shortcut "CTRL + X" untuk beralih antara fixed dan auto. Dengan "CTRL + B" kamu juga dapat beralih ke Align Text Baseline, ini adalah pengaturan yang biasanya ditemukan di “Advanced Menu” lhoo! Variable Scoping in Bulk Tahan Shift, pilih sekelompok variabel, klik kanan, dan pilih “edit variable”. Sekarang kamu dapat mengatur keseluruham untuk semua variabel tersebut sekaligus, yang artinya seandainya kamu ingin variabel-variabel tertenti hanya muncul untuk warna teks atau untuk “fills”. Quickly Create Variables (Shift + Enter) Dengan variabel yang sudah ada, kamu cukup tekan Shift + Enter untuk membuat sebuah copy. Kamu dapat memberi nama baru dan extra tip, tahan tombol Shift dan gunakan tombol panah up and down, dan value atau variable apa pun akan meningkat atau berkurang sesuai dengan jumlah yang kamu tentukan! Alias Variables Cukup klik kanan pada object apa pun dan pilih “Create Alias”. Dengan cara ini, kamu dapat merujuk pada variabel dari koleksi lain, yang sangat berguna jika kamu ingin menyiapkan Primitives dan Semantic Collections dalam sistem desainmu loh! Styles to Variables Converter Dengan konverter Styles ke Variable, kamu dapat dengan cepat mengubah Styles yang ada menjadi Variable hanya dengan satu klik, sembari tetap mempertahankan semua koneksi di seluruh file. Jika desainmu sudah disiapkan dengan Style, pindah ke library di mana kamu menyimpan Style asli, lalu jalankan plugin Style to Variable Converter, maka sekarang kamu bisa menambahkan variabel selain Style yang kamu punya. Pastikan untuk memperbarui library dan kemudian kembali ke file desain apa pun yang menggunakan library ini, dan pastikan to run the update. Sekarang kamu akan melihat Style serta variabel baru yang terhubung dengan value ini. Kembali ke library-mu setelah kamu yakin semuanya sudah di-update, dan kamu dapat dengan mudah menghapus Style. Boolean Variables Magic Variabel Boolean merupakan fitur yang cukup hidden lho! Tapi tenang saja, kamu dapat menyiapkan trik kecil seperti ini: Pertama, kita akan menyiapkan koleksi dengan dua mode. Dalam contoh kali ini, kita akan menggunakan satu untuk layar yang lebih kecil dan yang lebih besar,kemudian untuk Variabel Boolean, siapkan satu untuk burger menu yang ingin kita tampilkan pada layar yang lebih kecil dan switch off untuk layar yang lebih besar,dan sebaliknya untuk Links Menu. Sekarang kita siapkan komponen dan mengemas semua elemen yang ada. Dan bagian uniknya, untuk menghubungkannya kamu harus klik kanan pada simbol eye di panel layers, lakukan hal yang sama untuk tautan, klik kanan pada "eye"; hubungkan ke variabel, dan sekarang jika kamu drag this instance ini ke frame apa pun yang memiliki Mode Praset, itu akan mengaktifkan dan menonaktifkan Variabel Boolean. Variant and Props Playground Dengan Variabel dan Properti dari library, mungkin akan menjadi sedikit sulit karena versi yang berbeda tidak begitu jelas. Tetapi sekarang kita dapat menggunakan Variant and Props Playground untuk mengatasi ini. Cukup klik pada komponen yang diinginkan di assets panel, dengan begitu kamu dapat melihat berbagai variabel dan bahkan dapat “bermain” dengan components dan bahkan mengubah kontennya. Reset Prototype Kamu bisa loh hanya dengan menekan “R” pada keyboard, kamu dapat mengulamh prototype yang sedang aktif atau berjalan 🤩 In-File Preview Hanya dengan menekan Shift + Spasi, kamu dapat meninjau ulang atau preview file desain yang sedang kamu kerjakan! Applying Min/Max to Parent Frames Tahukah kamu? Sejak 23 Juni ini, kita dapat menambahkan Nilai Min dan Max ke dalam setting-an auto layout. Kamu mungkin sudah menggunakan ini untuk komponenmu, tetapi mari kita coba menambahkannya ke Frame Utama, yang mewakili tampilan. Dengan cara ini, kamu dapat menyiapkan dan mengkomunikasikannya dengan jelas. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan variabel dalam desainmu 🙂 Hold and Slide to Lock All Layers Sangat sederhana tapi efektif untuk memastikan tidak ada yang mengganti komponenmu ke tempat yang tidak kamu inginkan. Tahan dan tekan tombol mouse lalu geser ke arah atas atau bawah untuk mengunci atau lock. Collapse All (Alt + L) dan Select Children (Enter) Kedua shortcuts ini sebenarnya sudah ada dari dulu guys! Kamu bisa menyembunyikan semua layers lalu menekan Enter atau rapikan seluruh layers dengan Alt + L. Multiple Grids within a Single Grid Style Kalau kamu menyimpan grid sebagai Style, maka kamu hanya akan melihat grid tunggal tersebut. Tetapi dengan Properties, kamu dapat menambahkan grid lain ke dalamnya sehingga kamu dapat memiliki dua grid, misalnya, grid baris dan kolom dalam satu Grid Style. Prototype Flow Links for Overview Kamu bisa menggunakan flow link prototipe untuk membuat gambaran umum yang lebih baik. Setiap alur yang kamu buat di Figma memiliki link-nya sendiri. Kamu dapat copy-paste di mana saja di dalam atau di luar Figma untuk menghubungkannya ke prototipe ini. Ini sangat berguna untuk menunjukkan bagaimana komponen bekerja atau sekadar menghubungkan antara prototipe. Presentations with Scrollable Prototype Set up a scrollable prototype, pastikan bahwa kamu mengaturnya ke arah vertikal dan semua fixed elements apa pun menjadi “Fix” dan kamu dapat dengan mudah drag frame-nya ke dalam presentasimu. You can add some more links between your presentation screens and then simply hit preview and you’re going to have a scrollable presentation, ready for an amazing demo ;) Set Rules for Slot Components Dengan auto layout dan instant swapping, kita dapat membuat komponen slot atau Slot Component. Dengan cara ini, kita dapat dengan cepat meng-highlight ke siapa pun yang menggunakan komponen ini dan elemen mana yang ingin untuk digunakan. Clean Up (CTRL + Shift + O) Sederhana tapi berguna banget nih guys! Bersihkan file-mu dengan menekan CTRL + Shift + O. Ini akan memberikamu wireframe dan akan jauh lebih mudah menemukan elemen-elemen yang mungkin kamu copy secara tidak sengaja dan membersihkan file-mu. Copy as PNG without Exporting (CTRL + Shift + C) Tekan CTRL + Shift + C untuk menyalin frame sebagai PNG ke clipboard, sekarang kamu dapat menyisipkan PNG di mana saja, di dalam atau di luar file-mu. Ini sangat berguna untuk membuat mockup dan juga untuk dengan cepat berbagi melalui email atau Slack. Use % for Line-Height Di Figma, Tinggi Baris atau Line Height biasanya diatur dalam pixels. Saya pribadi lebih suka menggunakan generatic units seperti dalam CSS, seperti 1.5. Meskipun kamu tidak dapat mengatur unit CSS secara langsung, kamu dapat menggunakan persentase (%). Pendekatan ini memungkinkan untuk mengubah ukuran font sambil tetap mempertahankan Line Height yang seragam. Dalam Dev Mode, kamu akan melihat pixels tetapi kamu juga dapat switch ke sentimeter. Variables or Styles Cheatsheet Semua yang merupakan value seperti ukuran, warna serta radius adalah variabel. Jadi selalu gunakan cheatsheet ini untuk single value. Begitu “value”-nya digabung menjadi satu set, misalnya efek seperti shadows yang memiliki warna tetapi juga memiliki efek blur atau ukuran text, maka kita dapat menggunakan Style. Jadi, sekarang kita akan memiliki opsi untuk memiliki hal-hal seperti line height. warna, radius dan ukuran yang bisa diatur sebagai variabel. Kesimpulan Dengan memanfaatkan berbagai fitur tersembunyi di Figma, desainer UI/UX dapat meningkatkan kemampuan kreatif mereka dan mengoptimalkan proses desain. Dari pengaturan Dev Mode hingga penggunaan variabel, styles, dan fitur-fitur lainnya, artikel ini telah membahas sejumlah trik yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efektivitas desain. Dengan memahami dan menerapkan tips ini, semoga pengguna Figma dapat merasakan impact positif dalam pembuatan desain mereka, menghasilkan interface yang lebih baik dan mempercepat proses desain UI/UX. Tertarik belajar lebih dalam tentang UI/UX? Jangan khawatur! Di BuildWithAngga, kami menyiapkan kelas-kelas gratis UI/UX dan upgrade ke Premium untuk benefits lainnya! ;)

Kelas Mengenal ListView: Widget Untuk Menampilkan Daftar Item Pada Flutter di BuildWithAngga

Mengenal ListView: Widget Untuk Menampilkan Daftar Item Pada Flutter

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu ListView : Widget Untuk Menampilkan Daftar Item Pada Flutter. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Apa itu ListView? ListView adalah widget yang digunakan untuk membantu developer dalam menampilkan daftar item dalam aplikasi. Widget ini dibuat untuk memungkinkan developer untuk menampilkan item secara horizontal maupun vertikal, widget ini juga dapat digunakan untuk menampilkan data dalam jumlah yang besar, contohnya seperti kontak, etalase produk, daftar berita, dan lain sebagainya. Jenis dan Langkah Membuat ListView: ListView ListView adalah jenis yang digunakan untuk menampilkan daftar item yang dibuat menjadi vertikal dan horizontal. Contoh ListView : import 'package:flutter/material.dart'; void main() => runApp(MaterialApp( theme: ThemeData( primaryColor: Colors.blue, ), home: MainApp(), )); class MainApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( appBar: AppBar( title: Text("BuildWithAngga"), ), body: ListView( children: <Widget>[ Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 1"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 2"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 3"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 4"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 5"), ), ], ), ); } } Tambahan untuk teman-teman : Children : Properti yang digunakan untuk daftar isi yang akan ditampilkan pada ListViewPadding : Properti yang digunakan untuk memberikan jarak atau menambahkan ruang kosong antara konten ListView. Output ListView : 2. ListView.Builder ListView.builder merupakan jenis yang lebih dinamis dibanding ListView biasa, karena konsep sebenarnya hampir mirip seperti RecyclerView di Android, pertama membuat view holder kemudian data yang ditampilkan berbentuk collection. Contoh ListView.builder: import 'package:flutter/material.dart'; void main() => runApp(const MyApp()); class MyApp extends StatelessWidget { const MyApp({Key? key}) : super(key: key); // This widget is the root // of your application. @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( title: "ListView.builder", theme: ThemeData(primarySwatch: Colors.blue), debugShowCheckedModeBanner: false, // home : new ListViewBuilder(), NO Need To Use Unnecessary New Keyword home: const ListViewBuilder()); } } class ListViewBuilder extends StatelessWidget { const ListViewBuilder({Key? key}) : super(key: key); @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( appBar: AppBar(title: const Text("BuildWithAngga")), body: ListView.builder( itemCount: 5, itemBuilder: (BuildContext context, int index) { return ListTile( leading: const Icon(Icons.list), trailing: const Text( "BWA", style: TextStyle(color: Colors.blue, fontSize: 15), ), title: Text("Latihan Flutter $index")); }), ); } } Output ListView.Builder: 3. ListView.separated ListView.separated adalah jenis ListView yang digunakan untuk membuat daftar item memiliki garis pemisah di antara daftar item. Sehingga dengan adanya garis pemisah ListView.separated membuat desain daftar item menjadi lebih kompleks. Contohnya seperti setiap daftar item dibedakan dengan garis pemisah, warna latar belakang yang berbeda dengan daftar item, atau tambahan widget yang berbeda di antara daftar item. import 'package:flutter/material.dart'; void main() { runApp(MyApp()); } class MyApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( title: 'Flutter Demo', home: Scaffold( body: ListView.separated( itemCount: 10, itemBuilder: (context, index) { return Text('Latihan Flutter $index'); }, separatorBuilder: (context, index) { return Divider(); }, ), ), ); } } Tambahan untuk teman-teman : Jika teman-teman ingin membuat daftar item dengan panjang yang lebih dinamis, teman-teman dapat menggunakan ListView.builder.ListView.separated membutuhkan separatorBuilder. Output ListView.separated: Kesimpulan ListView memiliki banyak manfaat untuk membantu developer dalam menampilkan daftar kontak, etalase produk, dan sebagainya. Selain itu, dengan ListView dapat membuat performa aplikasi menjadi lebih baik, ListView yang mudah untuk dikembangkan dan digunakan, serta ListView yang serbaguna. Sehingga penggunaan ListView, ListView.builder, ListView.separated tinggal disesuaikan dengan kebutuhan developer saat mengembangkan aplikasi mobile. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Menggunakan Package dan Import dalam Go: Memperluas Fungsionalitas dengan Modul Eksternal di BuildWithAngga

Menggunakan Package dan Import dalam Go: Memperluas Fungsionalitas dengan Modul Eksternal

Go adalah bahasa pemrograman yang didesain untuk kecepatan dan keterbacaan, dengan dukungan untuk konkurensi dan pemrograman berorientasi objek yang ringkas. Salah satu kekuatan utama Go adalah kemampuannya untuk memanfaatkan package atau pustaka eksternal untuk memperluas fungsionalitasnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep penggunaan package dan import dalam Go serta bagaimana hal ini dapat membantu dalam memperluas fungsionalitas aplikasi kita. Package dalam Go Package dalam Go adalah cara untuk mengorganisir kode ke dalam unit yang lebih kecil dan terpisah. Setiap file Go dimulai dengan deklarasi package yang menentukan package tempat kode tersebut berada. Misalnya, kode yang dimulai dengan package main berarti kode tersebut adalah bagian dari package main. Manfaat utama dari package adalah memungkinkan kita untuk merencanakan kode kita dengan lebih baik, memisahkan logika bisnis dari implementasi detail, dan memungkinkan untuk penggunaan kembali kode secara efisien. Import dalam Go Setelah kita membuat package, kita dapat menggunakannya dalam program Go kita dengan mengimpornya menggunakan kata kunci import. Go menyediakan cara yang mudah dan jelas untuk mengimpor package eksternal. Kita juga bisa memberikan alias pada package yang diimpor dengan menggunakan sintaks import. Ini berguna jika kita ingin menghindari konflik nama atau jika nama package tersebut terlalu panjang. Menggunakan Modul Eksternal Salah satu kekuatan utama Go adalah ekosistem modul yang kaya. Modul adalah koleksi package Go yang disimpan dalam repositori version control seperti Git. Dengan menggunakan perintah Go, kita dapat dengan mudah mengelola dependensi aplikasi kita. Perintah go mod init digunakan untuk memulai modul baru dalam proyek kita. Sedangkan go get digunakan untuk menambahkan package eksternal ke dalam modul kita. Go akan secara otomatis mengunduh dan mengelola dependensi yang diperlukan. Contoh Penggunaan Misalnya, kita ingin menggunakan package gorilla/mux yang populer untuk routing dalam aplikasi web kita. Berikut adalah contoh penggunaannya: Dalam contoh ini, kita mengimpor package gorilla/mux dengan menggunakan alamat repositori Git-nya. Kemudian, kita membuat instance dari router mux dan menetapkan handler untuk rute "/hello". Kesimpulan Menggunakan package dan import dalam Go adalah cara yang sangat efektif untuk mengorganisir dan memperluas fungsionalitas aplikasi kita. Dengan ekosistem modul yang kuat, kita dapat dengan mudah mengintegrasikan package eksternal ke dalam proyek kita dan meningkatkan produktivitas pengembangan. Dengan pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep ini, para pengembang Go dapat membangun aplikasi yang tangguh dan mudah dikelola. Semoga dengan pemahaman Go, Kamu lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan aplikasi Go yang lebih kompleks. Jangan ragu untuk terus belajar dan menjelajahi fitur-fitur menarik dalam bahasa Go! Dan untuk pengalaman belajar yang lebih mendalam, yuk bergabung di Build with Angga dan kembangkan keterampilan pemrograman Go Kamu bersama komunitas yang solid dan dukungan dari instruktur ahli. Mari bergabung dan berkembang bersama-sama! 🚀 BuildWithAngga

Kelas Cara Membuat Routing Pada Next.js App Router di BuildWithAngga

Cara Membuat Routing Pada Next.js App Router

Hallo teman-teman! Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah yang perlu kamu ketahui untuk membuat routing dengan mudah menggunakan Next JS App Router. Routing adalah konsep penting dalam dunia pengembangan web yang memungkinkan kamu mengarahkan pengguna dari satu halaman ke halaman lainnya dengan lancar dan teratur. Yap, langsung saja kita eksekusi🚀 Menentukan Route Untuk membuat atau menentukan routing pada Next JS App Router itu sangat mudah sekali. Dalam contoh kali ini, kita akan membuat routing yang isinya berupa halaman detail product atau kelas. Ikuti langkah-langkah berikut: Langkah Pertama: Membuat Folder Saat kita ingin membuat routing kita harus membuat folder terlebih dahulu di dalam folder app. Ketika kamu membuat folder, maka folder tersebut akan mendefinisikan nama routing yang akan kamu gunakan. Dalam contoh kali ini, kita akan membuat folder bernama detail: Namun, jika hanya membuat folder saja itu belum cukup untuk membuat sebuah routing. Mari kita lanjut langkah selanjutnya🚀 Langkah Kedua: Membuat File page.tsx Setelah kita membuat folder, selanjutnya adalah kita harus membuat file bernama page.tsx di dalam folder detail. Perlu diingat bahwa ketika ingin mendefinisikan routing atau pages baru, kita harus beri nama file page.tsx pada folder. Jika kita memberi nama file selain page.tsx maka file tersebut hanya akan menjadi komponen biasa dan tidak akan menjadi sebuah routing atau pages. Langkah Ketiga: Membuat Konten Setelah kita selesai membuat routing, Sekarang mari kita mencoba membuat konten dari routing tersebut. Kamu bisa langsung copy kode di bawah ini: import React from 'react' const DetailPages = () => { return ( <section className="h-screen w-full flex flex-col justify-center items-center"> <div className='bg-gray-50 w-[1000px] flex px-8 py-12 space-x-4'> <div className='w-[500px] flex justify-center'> <img src="<https://buildwithangga.com/storage/assets/thumbnails/thumbnail%20kelas%20web%20development%20microservice%20buildwith%20angga.png>" className='w-[300px] h-[200px]' alt="img" /> </div> <div className='w-[500px]'> <h3 className='font-semibold text-3xl'>Kelas Online Web Development Microservice: Website Kelas Online</h3> <p className='text-slate-400 mt-2'>Learn how to build a real project from scratch</p> <div className='mt-6 flex items-center space-x-3'> <button className='bg-[#335EF7] px-6 py-2 rounded-full text-white font-semibold'>Beli Kelas</button> <button className='bg-[#E5E9F2] px-6 py-2 rounded-full text-gray-700 font-semibold'>Lihat Benefit</button> </div> </div> </div> </section> ) } export default DetailPages Sesuaikan isi kontenmu sesuai kebutuhan ya. Setelah kita membuat konten, sekarang kamu bisa akses routing atau pages baru kamu di http://localhost:3000/detail. Berikut adalah gambar review dari kode di atas: Gimana, mudah bukan membuat routing pada Next JS App Router? Kamu sekarang dapat membuat routing sesuai kebutuhan kamu. Kesimpulan Next JS App Router menawarkan kinerja yang tinggi dengan pendekatan yang optimal dalam mengelola routing. Dengan kemampuan ini, aplikasi web kamu dapat berjalan lebih cepat dan responsif. Dukungan yang diberikan untuk prerendering secara alami membantu aplikasi web memuat halaman-halaman dengan cepat, meningkatkan pengalaman pengguna dan optimasi mesin pencari. Membuat routing dalam aplikasi web menggunakan Next JS App Router sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan, kan? Dalam artikel ini, kamu telah belajar langkah-langkah dasar untuk membuat routing yang lancar dan teratur. Buat kamu yang ingin mempelajari fitur-fitur selanjutnya, kamu bisa ikut kelas di BuildWithAngga. Salah satunya yaitu, Kelas Online Gratis NextJS Basic ataupun yang berupa project base yaitu, Kelas Online Web Development Microservice: Website Kelas Online. So, ayo kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys!

Kelas 5 Tips & Trik Meningkatkan Performa Aplikasi Node.js di BuildWithAngga

5 Tips & Trik Meningkatkan Performa Aplikasi Node.js

Hello, Spirit of learning!!! Tahukah kamu apa itu Node.js? Node.js adalah lingkungan runtime yang dirancang untuk menjalankan JavaScript di luar peramban (browser). Dengan Node.js, kamu dapat mengembangkan aplikasi berbasis server menggunakan JavaScript. Kamu juga dapat membangun aplikasi jaringan dan server-side yang real-time dan scalable. Jika kamu tertarik dengan pengembangan web menggunakan JavaScript, Node.js adalah pilihan yang sangat baik! 🚀 Mari kita jelajahi 5 Tips & Trik Meningkatkan Performa Aplikasi Node.js yang cepat dan efisien!!! 1. Hindari Memblokir Event Loop 5Tips&TrikNodeJS_BuildWithAngga Event loop adalah mekanisme yang memungkinkan Node.js untuk menangani banyak permintaan secara asinkron. Kita harus menghindari melakukan operasi yang berat atau lama di dalam event loop, karena akan menghambat proses lainnya. Node.js dirancang untuk menangani operasi-asinkron dengan efisien, menggunakan event loop untuk mengelola tugas tanpa memblokir. Sebagai gantinya, kita dapat menggunakan teknik seperti async/await, promise, atau callback untuk menjalankan operasi tersebut di luar event loop. Untuk menghindari memblokir event loop, Kamu dapat: Menggunakan fungsi-asinkron sebanyak mungkin.Pindahkan tugas yang intensif CPU ke thread pekerja terpisah menggunakan modul worker_threads. const { Worker, isMainThread, parentPort } = require('worker_threads'); if (isMainThread) { // Jika berada di thread utama const worker = new Worker(__filename); // Mendengarkan pesan dari worker worker.on('message', (result) => { console.log('Result from worker: ', result); }); // Mengirim pesan ke worker untuk melakukan tugas CPU-intensif worker.postMessage('Perform CPU-intensive task'); } else { // Jika berada di worker thread parentPort.on('message', (message) => { // Mensimulasikan tugas CPU-intensif for (let i = 0; i < 1e9; i++); // Mengirim pesan kembali ke thread utama bahwa tugas selesai parentPort.postMessage('Task completed'); }); } 2. Gunakan Caching untuk Meningkatkan Waktu Respons Caching 5Tips&TrikNodeJS_BuildWithAngga Caching adalah teknik yang memungkinkan kita untuk menyimpan data yang sering digunakan di dalam memori atau penyimpanan eksternal. Dengan caching, kita dapat mengurangi waktu akses ke sumber daya yang lambat, seperti database atau API eksternal. Kita dapat menggunakan modul seperti redis, cached, atau node-cache untuk mengimplementasikan caching di Node.js. Berikut adalah contoh cache dalam memori: const http = require('http'); const data = require('./data.json'); const cache = {}; http.createServer((req, res) => { // Mengambil URL permintaan sebagai kunci untuk cache const key = req.url; // Mengecek apakah data sudah ada di dalam cache if (cache[key]) { // Jika sudah ada, langsung mengirimkan data dari cache sebagai respons res.end(cache[key]); } else { // Jika data belum ada di cache // Memproses data (dalam contoh ini, disimulasikan dengan processData) const result = processData(data); // Menyimpan hasil pemrosesan ke dalam cache cache[key] = result; // Mengirimkan hasil pemrosesan sebagai respons res.end(result); } }).listen(8000); Jika kamu lebih memilih untuk menggunakan redis berikut ini contoh penerapannya : const http = require('http'); const redis = require('redis'); const client = redis.createClient(); // Menangani kesalahan koneksi ke Redis client.on('error', (err) => { console.error('Error:', err); }); // Membuat server HTTP http.createServer((req, res) => { // Menggunakan URL permintaan sebagai kunci untuk Redis const key = req.url; // Mengambil data dari Redis dengan kunci tertentu client.get(key, (err, result) => { // Menangani kesalahan saat mengambil data dari Redis if (err) { console.error(err); res.end(); return; } // Jika data sudah ada di Redis, mengirimkan data tersebut sebagai respons if (result) { res.end(result); } else { // Jika data belum ada di Redis // Memproses data (dalam contoh ini, disimulasikan dengan processData) const newData = processData(); // Menyimpan hasil pemrosesan ke Redis dengan kunci tertentu client.set(key, newData); // Mengirimkan hasil pemrosesan sebagai respons res.end(newData); } }); }).listen(8000); 3. Gunakan Kompresi untuk Mengurangi Payload Respons 5Tips&TrikNodeJS_BuildWithAngga Kompresi adalah teknik yang memungkinkan kita mengurangi ukuran data yang dikirim dari server ke klien. Dengan kompresi, kita dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi transfer data, serta menghemat bandwidth. Mengompresi respons server kita dapat secara signifikan mengurangi ukuran data yang dikirim ke klien, sehingga menghasilkan waktu respons yang lebih cepat dan penggunaan bandwidth yang lebih rendah. Kita dapat menggunakan middleware kompresi dengan Express.js untuk mengaktifkan kompresi gzip. Pertama kita install compression package: npm install compression Kemudian, kita tambahkan middleware ke aplikasi Express.js: // Mengimpor modul Express untuk membuat server web const express = require('express'); // Mengimpor modul Compression untuk mengompresi respons HTTP const compression = require('compression'); // Membuat objek aplikasi Express const app = express(); // Menggunakan middleware Compression untuk mengompresi respons app.use(compression()); // Menangani permintaan GET pada route utama ('/') app.get('/', (req, res) => { // Mengirim respons 'Hello, World!' ke klien res.send('Hello, World!'); }); // Menjalankan server pada port 8000 app.listen(8000); 4. Optimalkan Parsing dan Stringifikasi JSON 5Tips&TrikNodeJS_BuildWithAngga Parsing dan stringifikasi JSON adalah proses yang mengubah data JSON menjadi objek JavaScript dan sebaliknya. Proses ini dapat memakan waktu dan sumber daya yang cukup besar, terutama jika data JSON yang ditangani sangat besar atau kompleks. Kita dapat menggunakan modul seperti fast-json-parse, fast-json-stringify, atau json-stream untuk mengoptimalkan parsing dan stringifikasi JSON di Node.js. Pertama kita install libraries: npm install fast-json-parse fast-json-stringify Kemudian tambahkan kode berikut : // Mengimpor modul FastJsonParse untuk parsing JSON dengan cepat const FastJsonParse = require('fast-json-parse'); // Mengimpor modul fast-json-stringify untuk mengonversi objek JavaScript ke JSON dengan cepat const fastJsonStringify = require('fast-json-stringify'); // JSON string yang akan di-parse const jsonString = '{"foo": "bar"}'; // Membuat instance FastJsonParse dengan JSON string const jsonParser = new FastJsonParse(jsonString); // Mendapatkan hasil parsing dari instance FastJsonParse const result = jsonParser.value; // Konfigurasi schema untuk fast-json-stringify const stringify = fastJsonStringify({ type: 'object', properties: { foo: { type: 'string' } } }); // Menggunakan fast-json-stringify untuk mengonversi objek JavaScript ke JSON const jsonStringified = stringify({ foo: 'bar' }); 5. Gunakan Linter dan Formatter untuk Kualitas Kode yang Konsisten 5Tips&TrikNodeJS_BuildWithAngga Linter dan formatter adalah alat yang membantu kita dalam menulis kode yang rapi, bersih, dan konsisten. Linter dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan sintaks, gaya, atau logika di kode yang telah kita tulis. Formatter dapat mengatur dan memformat kode sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Kita dapat menggunakan modul seperti eslint, prettier, atau standard untuk mengimplementasikan linter dan formatter di Node.js. Pertama-tama kita install ESLint and Prettier: npm install --save-dev eslint prettier eslint-plugin-prettier eslint-config-prettier Kemudian, buat file .eslintrc.json di direktori root proyek yang kita buat dan konfigurasikan ESLint dengan plugin Prettier { "extends": ["prettier"], "plugins": ["prettier"], "rules": { "prettier/prettier": "error" } } Kesimpulan Pada artikel ini kita telah menjelajahi panduan singkat untuk meningkatkan performa aplikasi Node.js dengan lima tips praktis. Pertama, kita dapat menghindari operasi yang memblokir event loop dengan memanfaatkan teknik seperti async/await atau callback, serta memindahkan tugas CPU-intensif ke worker threads. Selanjutnya, optimalisasi waktu respons dapat dicapai dengan memanfaatkan caching, baik dalam memori atau menggunakan penyimpanan eksternal seperti Redis. Tips ketiga mengajak untuk menggunakan kompresi gzip dengan middleware seperti compression untuk mengurangi ukuran payload respons, meningkatkan efisiensi transfer data, dan menghemat bandwidth. Selain itu, optimalkan parsing dan stringifikasi JSON dengan modul seperti fast-json-parse dan fast-json-stringify. Terakhir, untuk menjaga konsistensi dan kualitas kode, kita dapat menggunakan Linter dan formatter seperti ESLint dan Prettier. Dengan mengikuti tips-tips ini, kita dapat meningkatkan kinerja, responsivitas, dan keberlanjutan kode dalam proyek Node.js. Apakah kamu tertarik dengan pembahasan mengenai Node.js? Ikuti Rekomendasi Kelas di BuildWithAngga Kelas Online Node JavaScript Dasar | BuildWithAngga dan Kelas Online Membuat Website Voucher Game dengan terintegrasi API VocaGame | BuildWithAngga. Mari kamu dapat berekplorasi bagaimana pembuatan project Node JS untuk meningkatkan skills dan pengalaman kamu dalam development sebuah aplikasi!!!

Kelas Berkenalan Dengan Next.js Untuk Website Development di BuildWithAngga

Berkenalan Dengan Next.js Untuk Website Development

Halo, teman-teman! Kali ini kita akan berkenalan dengan Next JS, sebuah framework yang memudahkan kita dalam mengembangkan aplikasi web menggunakan React JS. Jangan khawatir, kita akan bahas dengan santai, ya! Next JS bukan hanya sekadar tambahan untuk React, tapi lebih dari itu. Mari kita mulai pembelajaran kita dengan Next JS dan lihat apa yang bisa kita pelajari bersama-sama! 🚀 Apa itu Next JS? Next JS adalah sebuah framework JavaScript, diciptakan secara khusus untuk bekerja bersama dengan React JS. Dalam analogi pengembangan web, Next JS dapat dianggap sebagai sekutu setia bagi React, yang membantu mengatasi berbagai tantangan yang muncul dalam proses pengembangan aplikasi web modern. Berikut adalah poin-poin penting tentang Next JS: Framework Full-Stack: Next JS bukan hanya membangun tampilan website front-end, tetapi juga menangani proses rendering dan pengelolaan database back-end. Dengan Next JS, kita tidak perlu menggunakan dua framework terpisah untuk mengembangkan website.Siap Produksi: Ketika kita melakukan setup proyek Next JS, proyek tersebut langsung siap untuk dijalankan tanpa perlu mengubah mode dari pengembangan ke produksi.Optimasi: Next JS mendukung pre-rendering (static generation dan server-side rendering) untuk meningkatkan performa dan SEO. Selain itu, Next JS memiliki fitur code splitting dan routing yang intuitif.Dukungan CSS: Next JS menyediakan dukungan untuk CSS dan Sass, serta berbagai library.Digunakan oleh Perusahaan Besar: Banyak perusahaan besar seperti TikTok, Hulu, Nike, AT&T, Ticketmaster, dan Marvel menggunakan Next JS untuk website mereka. Jadi, Next JS adalah framework yang membantu kita membangun website dengan lebih efisien dan handal. Yuk, bangun website dengan Next JS 🚀 Cara Install Project Next JS Setelah kita berkenalan dengan Next JS, sekarang saatnya kita mencoba meng-install project Next JS. Kamu bisa memasukkan perintah di bawah ini pada terminal: npx create-next-app@latest Pada saat instalasi, kamu harus mengisi pertanyaan berikut: What is your project named? my-app Would you like to use TypeScript? No / Yes Would you like to use ESLint? No / Yes Would you like to use Tailwind CSS? No / Yes Would you like to use `src/` directory? No / Yes Would you like to use App Router? (recommended) No / Yes Would you like to customize the default import alias (@/*)? No / Yes What import alias would you like configured? @/* Jika terminalnya sudah seperti gambar di bawah, maka instalasi sudah selesai. Menjalankan Project Next JS Setelah kita melakukan instalasi, sekarang kita akan mencoba menjalankan project. Sebelum menjalankan project kamu harus ada di dalam folder project nya terlebih dahulu. Jika belum, kamu bisa memasukkan perintah di bawah ini pada terminal: cd nama-project Jika kita sudah di dalam project-nya, sekarang mari kita jalankan project kita dengan memasukkan perintah di bawah ini pada terminal: npm run dev Berikut review gambar pada terminal jika kita menjalankan project-nya: Pada terminal di atas artinya kita sudah berhasil menjalankan project-nya dan bisa diakses melalui http://localhost:3000. Berikut adalah review gambar tampilan project pertama kita: Yeah, akhirnya kita sudah membuat first project kita menggunakan Next JS. Sekarang kamu bisa ubah tampilan web kamu sesuai kebutuhan kamu ya!. Kelebihan dan Kekurangan Next JS Next JS memiliki beberapa kelebihan yang patut diperhatikan: Lebih SEO Friendly: Pada Next JS, halaman website sudah terbentuk dalam format HTML saat browser memuatnya. Ini memudahkan mesin pencari seperti Google untuk mengindeks konten website. Jadi, website kita lebih ramah terhadap SEO.Setup Proyek Mudah: Next JS memudahkan setup project dan menghilangkan kebutuhan untuk konfigurasi manual. Ketika kita membuat project Next JS, project tersebut langsung siap untuk dijalankan tanpa perlu mengubah mode dari pengembangan ke produksi.Performa yang Baik: Dukungan pre-rendering (static generation dan server-side rendering) pada Next JS mengoptimalkan kecepatan loading halaman. Selain itu, fitur code splitting dan routing yang intuitif juga membantu meningkatkan performa.Deploy Mudah: Next JS dapat dengan mudah di-deploy di berbagai platform hosting. Ini memudahkan kita untuk mempublikasikan website dengan cepat. Namun, seperti halnya segala sesuatu, Next JS juga memiliki beberapa keterbatasan: Kurva Pembelajaran: Bagi developer yang baru mengenal React, ada sedikit kurva pembelajaran saat menggunakan Next JS, terutama jika kita ingin memanfaatkan server-side rendering secara optimal. Meskipun begitu, dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, Next JS tetap menjadi pilihan yang kuat untuk mengembangkan aplikasi web dengan React. Kesimpulan Next JS menonjol dengan kelebihan seperti kemudahan setup project, performa yang optimal berkat pre-rendering, dan kemudahan dalam deploy di berbagai platform hosting. Fitur SEO friendly memastikan indexabilitas konten oleh mesin pencari seperti Google, meningkatkan visibilitas situs. Namun, tantangan terletak pada kurva pembelajaran, terutama bagi pengembang baru dalam memahami konsep-konsep seperti server-side rendering. Meskipun demikian, dengan kelebihan yang ditawarkan, Next JS tetap menjadi pilihan menarik bagi developer yang mengutamakan performa dan efisiensi dalam pengembangan web modern. Jadi, setelah kita mengenal Next JS lebih dalam, kita sudah tau bahwa Next JS adalah pilihan yang kuat untuk mengembangkan aplikasi web dengan React. Dengan fitur-fitur unggul dan dukungan dari perusahaan besar, Next JS memudahkan pengembangan website yang efisien dan handal. Buat kamu yang ingin mempelajari fitur-fitur selanjutnya, kamu bisa ikut kelas di BuildWithAngga. Salah satunya yaitu, Kelas Online Gratis NextJS Basic ataupun yang berupa project base yaitu, Kelas Online Full-Stack JavaScript Developer 2021: Website Top Up Voucher Game. So, ayo kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys!

Kelas Mengenal PHP Unit: Fitur Testing pada Laravel dan Cara Membuatnya di BuildWithAngga

Mengenal PHP Unit: Fitur Testing pada Laravel dan Cara Membuatnya

Hai Sobat BWA!🙌 Testing adalah sebuah proses yang digunakan dalam pengembangan software untuk memeriksa dan memastikan kode bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Laravel, salah satu framework PHP yang populer, memiliki fitur testing yang sangat lengkap dan memudahkan developer dalam melakukan testing. Penasaran dengan bagaimana cara menggunakan fitur tersebut? Simak artikel berikut sampai habis ya! Apa itu PHP Unit? PHPUnit adalah kerangka kerja testing yang digunakan oleh Laravel untuk unit testing. Laravel mempunyai integrasi native dengan PHPUnit dan membuatnya mudah untuk menulis dan menjalankan tes. Unit testing ini sudah ter-install otomatis bersamaan saat kita meng-install Laravel. Fitur testing pada Laravel mendukung berbagai jenis testing, termasuk unit testing, feature testing, dan browser testing. Unit testing biasanya digunakan untuk menguji sebuah fungsi atau method secara individu. Sedangkan feature testing digunakan untuk menguji sebuah fitur secara keseluruhan. Browser testing digunakan untuk menguji aplikasi Laravel seperti yang akan dilakukan oleh user melalui browser. Secara umum, direktori tests pada Laravel terdiri dari 2 direktori yaitu sebagai berikut: Direktori Unit: Direktori ini difokuskan untuk menguji function, methods, atau class. Tes unit bertujuan untuk menguji apakah unit kode berjalan seperti yang diharapkan.Direktori Feature: Direktori feature difokuskan pada pegujian bagian yang lebih besar dari aplikasi. Contohnya untuk menguji bagaimana berbagai komponen dalam aplikasi berinteraksi satu sama lain. Jenis tes ini juga dapat digunakan untuk testing sebuah permintaan HTTP lengkap. Cara Membuat Test Baru pada Laravel Pada contoh kali ini, kita akan menguji fungsi ‘create’ pada aplikasi yang kita punya. Ikuti langkah-langkah berikut mulai dari awal ya! 1. Buat project Laravel dengan perintah berikut composer create-project laravel/laravel be_test 2. Buat tabel baru pada database dan jangan lupa untuk konfigurasi file .env 3. Buat file migration dengan mengetik perintah berikut pada command prompt php artisan make:migration create_task_table 4. Lalu, isikan file migration dengan code berikut <?php use Illuminate\Database\Migrations\Migration; use Illuminate\Database\Schema\Blueprint; use Illuminate\Support\Facades\Schema; class CreateTaskTable extends Migration { /** * Run the migrations. * * @return void */ public function up() { Schema::create('tasks', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('title'); $table->text('description')->nullable(); $table->timestamps(); }); } /** * Reverse the migrations. * * @return void */ public function down() { Schema::dropIfExists('tasks'); } } 5. Jalankan perintah php artisan migrate untuk melakukan migrasi database 6. Kemudian buat model dengan menjalankan perintah php artisan make:model Task kemudian isikan kode berikut pada file model <?php namespace App\Models; use Illuminate\Database\Eloquent\Factories\HasFactory; use Illuminate\Database\Eloquent\Model; class Task extends Model { use HasFactory; protected $fillable = [ 'title', 'description', ]; } 7. Setelah selesai membuat model, buat controller dengan menjalankan perintah php artisan make:controller TaskController 8. Buka file TaskController dan isikan kode berikut <?php namespace App\Http\Controllers; use Illuminate\Http\Request; use App\Models\Task; class TaskController extends Controller { public function index() { $tasks = Task::all(); return view('tasks.index', compact('tasks')); } public function store(Request $request) { $request->validate([ 'title' => 'required', 'description' => 'required', ]); Task::create($request->all()); return redirect()->route('tasks.index')->with('success', 'Task created successfully.'); } public function edit(Task $task) { return view('tasks.edit', compact('task')); } public function update(Request $request, Task $task) { $request->validate([ 'title' => 'required', 'description' => 'required', ]); $task->update($request->all()); return redirect()->route('tasks.index')->with('success', 'Task updated successfully.'); } public function destroy(Task $task) { $task->delete(); return redirect()->route('tasks.index')->with('success', 'Task deleted successfully.'); } } 9. Setelah selesai membuat hal-hal di atas, sekarang kita akan membuat file untuk proses testing menggunakan PHPUnit. Jalankan perintah berikut untuk membuat file test php artisan make:test TaskTest --unit Folder TaskTest akan terletak dalam direktori tests/Unit 10. Buka file TaskTest.php dan salin kode berikut <?php namespace Tests\Unit; use Tests\TestCase; use App\Models\Task; use Illuminate\Foundation\Testing\RefreshDatabase; class TaskTest extends TestCase { use RefreshDatabase; /** @test */ public function it_can_create_a_task() { // Arrange $data = [ 'title' => 'Learn Laravel', 'description' => 'Write unit tests for Laravel applications' ]; // Act $task = Task::create($data); // Assert $this->assertInstanceOf(Task::class, $task); $this->assertEquals('Learn Laravel', $task->title); $this->assertEquals('Write unit tests for Laravel applications', $task->description); } } Test di atas adalah untuk melakukan uji coba apakah fungsi ‘create’ dapat berjalan dengan semestinya 11. Untuk menjalankan test, ketik perintah berikut pada command prompt php artisan test 12. Dan jika test yang dijalankan berhasil akan muncul seperti ini Kesimpulan Itulah penjelasan mengenai ‘Apa itu PHPUnit dan Bagaimana Cara Menggunakannya pada Laravel’. Dengan menggunakan fitur ini, testing dapat dilakukan dnegan lebih cepat dan tanpa ribet. Fitur ini sangat membantu dan memudahkan kita dalam menyusun Testing Script Automation. Semoga artikel ini bermanfaat dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari tentang Laravel, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌

Kelas Cara Membuat Carousel Menggunakan shadcn-ui di BuildWithAngga

Cara Membuat Carousel Menggunakan shadcn-ui

Hallo, temen-temen developer web. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah demi langkah tentang bagaimana membuat carousel menggunakan shadcn-ui. Mulai dari instalasi hingga penggunaan komponen carousel, kamu akan mendapatkan pemahaman kuat tentang bagaimana mengimplementasikannya dalam proyek web kamu. Buat kamu yang belum melakukan instalasi shadcn-ui di Proyek, kamu bisa melakukan instalasi terlebih dahulu pada artikel sebelumnya, yaitu "Cara Install shadcn-ui Pada Project Next JS". Mari kita mulai!🔥 Instalasi Carousel dan Card Untuk menggunakan komponen carousel pada shadcn-ui tentunya kamu harus instal terlebih dahulu. Kamu bisa menjalankan kode di bawah menggunakan terminal: npx shadcn-ui@latest add carousel Karena kita akan membuat carousel sebuah card maka kita perlu juga untuk instalasi card juga. Silahkan jalankan kode di bawah ini: npx shadcn-ui@latest add card Jika sudah berhasil di-install maka akan ada file carousel.tsx , card.tsx dan button.tsx pada folder components\ui seperti gambar di bawah ini: Jika sudah seperti gambar di atas maka instalasi sudah selesai. Penggunaan Komponen Carousel Sekarang, saatnya kita bahas bagaimana menggunakan carousel dari shadcn-ui. Ketika kamu sudah berhasil meng-install-nya, langkah berikutnya adalah memulai penggunaannya. 1. Langkah Pertama: Import Semua Komponen Carousel dan Card Jika kamu menggunakan Next JS versi App Router, kamu bisa memulai dari file page.tsx . Lalu import semua komponen dari carousel dan card, kamu bisa copy dan paste kode di bawah ini dan simpan paling atas: import { Card, CardContent } from "@/components/ui/card" import { Carousel, CarouselContent, CarouselItem, CarouselNext, CarouselPrevious, } from "@/components/ui/carousel" 2. Langkah Kedua: Gunakan Komponen Carousel Setelah kita import semua komponen dari carousel, selanjutnya adalah menggunakan komponen tersebut ke dalam user interface. Silahkan kamu copy kode di bawah: export default function Home() { return ( <main className="h-screen w-full flex flex-col justify-center items-center "> <Carousel className="w-full max-w-xs"> <CarouselContent> </CarouselContent> <CarouselPrevious /> <CarouselNext /> </Carousel> </main> ) } Pada kode di atas yang paling penting adalah kita harus masukan konten kita di dalam tag <CarouselContent></CarouselContent> . 3. Langkah Ketiga: Gunakan Komponen Card Ke Dalam Konten Carousel Pada contoh kali ini kita akan memasukkan sebuah card ke dalam konten yang akan di-jadikan sebuah carousel. Silahkan kamu copy kode di bawah ini dan paste di dalam tag <CarouselContent></CarouselContent> {Array.from({ length: 5 }).map((_, index) => ( <CarouselItem key={index}> <div className="p-1"> <Card> <CardContent className="flex flex-col aspect-square items-center justify-center p-6"> <img src="<https://buildwithangga.com/storage/assets/thumbnails/cnbbxwi2-Thumbnail%20(2).jpg>" /> <h6 className="my-4 font-semibold">Kelas Online Full-Stack JavaScript NextJS 2024 Developer: Bikin Website Toko Online</h6> <p>Konten ke {index + 1}</p> </CardContent> </Card> </div> </CarouselItem> ))} Lalu, di atas ada sebuah kode Array.from dengan diberikan panjang 5 lalu di-iterasi atau perulangan menggunakan map() . Artinya, Sebuah komponen card yang ada di dalam kode map() akan dilakukan perulangan, yang dimana hasil perulangan tersebut menghasilkan 5 komponen card yang akan dimunculkan di user interface. Jadi kita tidak perlu menulis banyak kode. Buat kamu yang belum paham penggunaan map() , alangkah baiknya kamu membaca artikel "Penggunaan Method Map pada Array JavaScript" terlebih dahulu agar tidak bingung. Berikut review sebuah gambar dari hasil kode di atas: Setelah mencoba praktek penggunaan carousel, sekarang kamu sudah bisa menampilkan konten dengan cara yang menarik dan interaktif di halaman web kamu. Dengan menguasai cara menggunakan carousel, kamu dapat dengan mudah membuat tampilan yang dinamis dan memikat bagi pengunjung situs web kamu. Penutup Salah satu keuntungan menggunakan carousel adalah memberikan pengalaman pengguna yang lebih interaktif dan menarik. Dengan menggunakan carousel, kamu dapat menampilkan banyak konten dalam satu area tanpa harus mengorbankan ruang pada halaman. Sudah selesai, ya! Kamu telah mengeksplorasi cara membuat carousel menggunakan shadcn-ui. Itu adalah langkah besar dalam membangun situs web yang menarik dan interaktif bagi pengunjung. Dengan carousel, kamu bisa menampilkan konten dengan cara yang menarik dan dinamis. Buat kamu yang ingin cepat-cepat menjadi expert, di BuildWithAngga telah menyediakan kelas-kelas berupa project base dari yang gratis hingga berbayar!. Yang dimana kamu akan mendapatkan materi-materi yang belum pernah kamu pelajari dan bisa dijadikan sebuah portfolio. Jika kamu ingin tau bagaimana cara membuat website e-commerce, langsung saja cek Kelas Online Full-Stack JavaScript NextJS 2024 Developer: Bikin Website Toko Online. So, ayo kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys!

Kelas Cara Membuat Hover Card Menggunakan shadcn-ui di BuildWithAngga

Cara Membuat Hover Card Menggunakan shadcn-ui

Hallo, temen-temen developer web. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah demi langkah tentang bagaimana membuat hover card menggunakan shadcn-ui. Mulai dari instalasi hingga penggunaan komponen hover card. Dengan hover card, pengguna bisa melihat informasi tambahan atau detail tentang suatu item hanya dengan mengarahkan kursor mouse ke atasnya. Misalnya, saat kamu me-navigasi ke gambar produk di toko online, hover card bisa menampilkan detail harga, ulasan, dan opsi pembelian tanpa harus mengklik lebih lanjut. Buat kamu yang belum melakukan instalasi shadcn-ui di Proyek, kamu bisa melakukan instalasi terlebih dahulu pada artikel sebelumnya, yaitu "Cara Install shadcn-ui Pada Project Next JS". Instalasi Hover Card Agar kita bisa menggunakan hover card, kita harus meng-install-nya terlebih dahulu komponen hover card. Kamu bisa jalankan teks di bawah ini menggunakan terminal: npx shadcn-ui@latest add hover-card Jika sudah berhasil di-install maka otomatis akan generate folder baru bernama components\ui dan berisikan file bernama hover-card.tsx seperti gambar di bawah ini: Jika sudah seperti gambar di atas maka instalasi sudah selesai. Penggunaan Komponen Hover Card Sekarang saatnya kita bahas bagaimana menggunakan hover card dari shadcn-ui. Ketika kamu sudah berhasil meng-install-nya, langkah berikutnya adalah memulai penggunaannya. 1. Langkah Pertama: Import Semua Komponen Hover Card Jika kamu menggunakan Next JS versi App Router, kamu bisa memulai dari file page.tsx . Lalu import semua komponen dari hover card, kamu bisa copy dan paste kode di bawah ini dan simpan paling atas: import { HoverCard, HoverCardContent, HoverCardTrigger, } from "@/components/ui/hover-card" Sebelum kita menggunakan komponennya, mari kita bahas terlebih dahulu komponen HoverCard , HoverCardContent , dan HoverCardTrigger : HoverCard: Kamu bisa memikirkan HoverCard sebagai wadah untuk semua informasi atau konten tambahan yang ingin kamu tampilkan kepada pengguna saat mereka melakukan hover.HoverCardContent: HoverCardContent adalah bagian dari HoverCard yang berisi konten tambahan atau informasi yang ingin kamu tampilkan kepada pengguna. Ini bisa berupa teks, gambar, atau bahkan kombinasi keduanya. Isi HoverCardContent akan muncul ketika pengguna mengarahkan kursor mouse ke HoverCard.HoverCardTrigger: HoverCardTrigger adalah elemen yang memicu atau mengaktifkan tampilan HoverCardContent saat pengguna melakukan hover di atasnya. Sudah pahamkan? Mari kita lanjut ke penggunaan🔥 2. Langkah Kedua: Gunakan Komponen Hover Card Setelah kita import semua komponen hover card, selanjutnya adalah menggunakan komponen tersebut ke dalam user interface. Silahkan kamu copy kode di bawah: export default function Home() { return ( <main className="h-screen w-full flex flex-col justify-center items-center"> <HoverCard> <HoverCardTrigger>What Is BuildWithAngga?</HoverCardTrigger> <HoverCardContent> </HoverCardContent> </HoverCard> </main> ) } Pada kode di atas kita telah menggunakan komponen dari hover card dan hanya baru mengisikan komponen tag <HoverCardTrigger> </HoverCardTrigger> 3. Langkah Ketiga: Buat Konten Hover Card Selanjutnya adalah kita harus membuat konten hover card di dalam tag <HoverCardContent></HoverCardContent> . Kamu bisa copy kode di bawah ini: <div className="flex space-x-4 p-4"> <img src="<https://buildwithangga.com/themes/front/images/logo_bwa_new.svg>" className="w-[60px] h-[60px]" alt="logo" /> <div> <h6 className="font-semibold text-sm mb-1">BuildWithAngga</h6> <p className="text-sm text-muted-foreground">BuildWithAngga menyediakan kelas UI/UX design, Web Development, dan Freelancer untuk pemula.</p> </div> </div> Berikut review sebuah gambar dari hasil kode di atas: Penutup Hover card memiliki keunggulan yang memungkinkan pengguna untuk melihat informasi tambahan dengan cepat tanpa harus meninggalkan halaman. Selain itu, hover card juga membantu mengatur tata letak halaman dengan cara yang lebih estetis dan efisien, memastikan informasi penting tetap terlihat namun tidak mengganggu pengalaman pengguna secara keseluruhan. Nah, begitulah cara kamu bisa membuat hover card menggunakan shadcn-ui! Gimana, gampang kan? Dengan langkah-langkah yang udah kamu ikuti tadi, sekarang kamu udah bisa bikin situs web-mu makin keren dengan hover card yang interaktif. Buat kamu yang ingin tidak sabar menjadi expert! Di BuildWithAngga telah menyediakan kelas-kelas berupa project base dari yang gratis hingga berbayar!. Yang dimana kamu akan mendapatkan materi-materi yang belum pernah kamu pelajari dan bisa dijadikan sebuah portfolio. Jika kamu ingin tau bagaimana cara membuat website Job Portal, langsung saja cek Kelas Online Full-Stack JavaScript Next JS Developer: Build Job Portal Website. So, ayo kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys!

Kelas Memahami Penanganan Error di Go: Pengenalan ke Konsep Error Handling di BuildWithAngga

Memahami Penanganan Error di Go: Pengenalan ke Konsep Error Handling

Pada saat membangun aplikasi yang solid dan handal, sangat penting untuk mempertimbangkan penanganan error dengan serius. Bahasa pemrograman Go memiliki pendekatan yang unik terhadap penanganan error yang memungkinkan pengembang untuk mengelola error secara efisien dan ekspresif. Konsep ini merupakan bagian integral dari praktik pengembangan yang baik dalam Go. Apa itu Error Handling? Error handling adalah proses dalam pemrograman yang berfokus pada penanganan dan manajemen error yang mungkin terjadi selama eksekusi program. Ini mencakup identifikasi, penanganan, dan pelaporan error agar aplikasi dapat berjalan dengan lancar dan dapat diandalkan. Di Go, error handling dibangun di sekitar konsep nilai yang disebut error. Error adalah tipe data dasar yang mewakili kondisi yang tidak normal atau kegagalan dalam eksekusi suatu fungsi. Pengembang dapat menggunakan nilai error untuk mengevaluasi keadaan program dan mengambil tindakan yang sesuai. Pendekatan Go terhadap Error Handling Go memiliki pendekatan yang jelas dan konsisten dalam penanganan error. Di Go, hampir setiap fungsi yang berpotensi menghasilkan error akan mengembalikan dua nilai: nilai aktual dan nilai error. Ini memungkinkan pemanggil fungsi untuk memeriksa apakah operasi berhasil atau gagal, dan jika gagal, alasannya. Misalnya, pertimbangkan fungsi os.Open yang digunakan untuk membuka file: Dalam contoh di atas, os.Open mengembalikan dua nilai: file yang berhasil dibuka dan error (jika ada). Pemeriksaan if err != nil digunakan untuk menentukan apakah error terjadi. Jika iya, kode dalam blok if akan menangani error tersebut. Pengelolaan Error Lanjutan Selain menggunakan pengecekan error dengan if, Go juga menyediakan cara lain untuk mengelola error dengan lebih rinci. Salah satunya adalah dengan menggunakan blok defer untuk menangani operasi pembersihan yang diperlukan, seperti menutup file atau koneksi, setelah selesai menggunakan sumber daya tersebut. Dalam contoh di atas, file.Close() akan dipanggil secara otomatis ketika fungsi tempat defer ditempatkan selesai dieksekusi, bahkan jika terjadi error di antara. Mengkustomisasi Pesan Error Go memungkinkan pengembang untuk membuat pesan error yang lebih deskriptif dan informatif dengan menggunakan paket errors. Paket ini menyediakan fungsi New untuk membuat nilai error baru dengan pesan yang ditentukan oleh pengguna. Dalam contoh di atas, jika pembagian dengan nol terjadi, fungsi divide akan mengembalikan error baru dengan pesan yang sesuai. Penanganan Error Hierarkis Go juga memungkinkan pengembang untuk mengelompokkan dan mengkategorikan jenis error dengan menggunakan tipe data yang disesuaikan. Ini memungkinkan penanganan error yang lebih terstruktur dan informatif. Dalam contoh di atas, MyError adalah tipe data kustom yang mengimplementasikan interface error, sehingga dapat digunakan sebagai nilai error. Ini memberikan fleksibilitas tambahan dalam mengelola jenis-jenis error yang berbeda. Kesimpulan Penanganan error adalah aspek penting dari pengembangan perangkat lunak yang handal dan robust. Dalam Go, pendekatan yang jelas dan konsisten terhadap penanganan error memungkinkan pengembang untuk mengelola error dengan efisien dan ekspresif. Dengan memahami konsep-konsep dasar seperti nilai error, pengelolaan error lanjutan dengan defer, dan pembuatan pesan error yang disesuaikan, pengembang dapat meningkatkan kualitas perangkat lunak yang mereka buat dan membuatnya lebih dapat diandalkan. Semoga dengan pemahaman Go, Kamu lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan aplikasi Go yang lebih kompleks. Jangan ragu untuk terus belajar dan menjelajahi fitur-fitur menarik dalam bahasa Go! Dan untuk pengalaman belajar yang lebih mendalam, yuk bergabung di Build with Angga dan kembangkan keterampilan pemrograman Go Kamu bersama komunitas yang solid dan dukungan dari instruktur ahli. Mari bergabung dan berkembang bersama-sama! 🚀 BuildWithAngga