flash sale
hamburger-menu

Tips Frontend Development

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Perkenalan Atomic Design System pada React JS di BuildWithAngga

Perkenalan Atomic Design System pada React JS

Atomic Design merupakan sebuah metodologi desain yang dipopulerkan oleh Brad Frost, yang pada prinsipnya setiap komponen dipecah-pecah hingga menjadi unit paling kecil yaitu atom. Tujuan dari metodologi ini adalah mengurangi adanya kode yang berulang, membuat sebuah komponen yang konsisten, dan mudah dipelihara. Atomic Design pada React JS Penerapan metode Atomic Desaing pada React JS sangat membantu dalam proses pengembangan suatu tampilan antarmuka. Dalam React JS, Atomic Design dapat diterapkan dengan menggunakan komponen sebagai atom, kemudian kumpulan komponen-komponen tersebut digabung untuk menjadi molekul yang lebih besar. Kemudian beberapa komponen molekul yang ada dapat digabung lagi menjadi komponen organisme yang lebih kompleks dan seterusnya. Agar dapat lebih memahami lagi kita akan menerapkan metode Atomic Design dalam membuat komponen pada React JS, simak penjelasan berikut. Atom Atom adalah komponen paling terkecil dalam metode Atomic Design. Sebagai contoh kita bisa membuat sebuah komponen yang akan digunakan sebagai button. Komponen button ini akan memiliki properti seperti ukuran, warna, dan jenis tombol (primary, secondary, dll). Komponen atom button pada React JS Molekul Molekul sendiri adalah sebuah komponen yang terdiri dari gabungan beberapa komponen atom yang ada. Sebagai contoh, kita dapat membuat sebuah komponen yang berfungsi sebagai search bar yang dimana berisikan atom dari komponen button. Komponen molekul searchBox pada React JS Organisme Sama seperti molekul sebelumnya, organisme juga merupakan gabungan dari beberapa komponen molekul dan komponen atom yang telah ada. Sebagai contoh kita dapat membuat sebuah komponen Form dengan menggabungkan komponen Label dan Button. Komponen organisme From pada React JS Template Template juga merupakan komponen yang terdiri dari kumpulan komponen organisme yang telah dibuat sebelumnya. Sebagai contoh, kita bisa membuat template yang akan menampung header, sidebar, dan konten utama. Komponen template Layout pada React JS Halaman Utama Halaman utama juga merupakan komponen yang terdiri dari berbagai komponen organisme yang ada. Sebagai contoh, kita bisa membuat halaman utama yang berisi navbar dan dashboard. Komponen halaman utama Home pada React JS Kesimpulan Manfaat utama pada saat menggunakan metode Atomic Design ini adalah memudahkan proses pengembangan tampilan antarmuka suatu website, hal tersebut juga memudahkan developer untuk menangani perubahan pada setiap komponen yang ada pada React JS dari halaman utama hingga ke level atom. Setelah mengetahui metode Atomic Design pada React JS kamu bisa mencoba praktik metode tersebut dengan membuat beberapa projek website dengan React JS. Apabila kamu baru mengenal React JS kamu perlu menguasai fundamental Javascript dan membaca alur pembelajaran React JS agar memudahkan kamu dalam proses belajar React JS.

Kelas Conditional Rendering pada React JS di BuildWithAngga

Conditional Rendering pada React JS

Ketika ingin mengembangkan sebuah website sangat umum untuk membuat sebuah tampilan yang dapat menampilkan dan menyembunyikan komponen tergantung terhadap suatu kondisi tertentu. Sebagai contoh kita ingin membuat sebuah tampilan yang dapat menampilkan pesan berbeda pada halaman web berdasarkan pada kondisi pengguna sudah log in atau belum. Conditional Rendering pada React JS Rendering merupakan suatu proses yang ada pada React yang digunakan untuk merubah tampilan suatu komponen. Teknik ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan tampilan berdasarkan kondisi tertentu, sehingga kita dapat membuat tampilan yang lebih interaktif dan responsif terhadap interaksi pengguna. Dalam React JS, kita dapat menggunakan pernyataan if/else, switch/case, atau operator ternary untuk mengatur kondisi yang akan menentukan tampilan yang akan ditampilkan pada komponen. Membuat Conditional Rendering Menggunakan If/Else Sebagai contoh kali ini kita akan membuat sebuah conditional rendering menggunakan pengkondisian If/Else. Pada kasus ini kita akan membuat sebuah tampilan website yang berisikan suatu pesan dan pesan tersebut akan berubah tergantung pada kondisi pengguna. Jika pengguna telah log in maka akan menampilkan pesan “Selamat datang, (nama pengguna)” dan jika belum maka akan menampilkan pesan “Selamat datang, silahkan log in Membuat Komponen React Pertama kita akan membuat sebuah komponen bernama “Home” yang akan berfungsi untuk menampilkan pesan pada website. Pada komponen ini akan mengimport sebuah komponen yang bernama “LoginStatus”, setelah mengimport kita akan memberikan komponen tersebut dua buah props yaitu “nama” dan “isLoggedIn”. Properti “nama” digunakan untuk mengirimkan nama yang akan digunakan dalam kasus ini kita menggunakan nama Admin dan properti “isLoggedIn” sebagai pengkondisian apakah kondisinya true atau false. Kode komponen Home pada React JS Kita akan membuat sebuah komponen yang akan digunakan untuk menampung logika pengkondisian. Pada komponen ini akan menangkap dua buah props yaitu “nama” dan “isLoggedIn”. Jika kondisi props “isLoggedIn” adalah true maka komponen akan menampilkan sebuah elemen h1 yang berisi pesan “Selamat datang” yang diikutin dengan isi dari properti “nama”. Jika kondisinya false maka akan menampilkan pesan “Selamat datang, silahkan log in”. Kode Komponen LoginStatus pada Reac JS Hasil Tampilan Hasil tampilan jika kondisi properti isLoggedIn adalah true pada React JS Jika kondisi properti isLoggedIn adalah true makan komponen akan menampilkan pesan seperti gambar di atas dengan properti nama. Hasil tampilan jika kondisi properti adalah false pada React JS Jika pengguna belum log in atau kondisi properti “isLoggedIn” adalah false maka komponen akan menampilkan sebuah pesan “Selamat datang, silahkan log in.” Kesimpulan Conditional rendering merupakan sebuah fitur yang dapat membantu kita menentukan tampilan dari sebuah komponen bergantu pada kondisi tertentu yang sudah ditetapkan. Dengan menggunakan conditional rendering para developer dapat membuat sebuah website yang lebih dinamis dan interaktif. Jika kamu tertarik mempelajari ReactJS kamu dapat memulainya dari mempelajari tentang Javascript kemudian mempelajari dasar dari ReactJS. Apabila kamu masih kebingungan kamu juga dapat melihat alur belajar ReactJS dan mengetahui apa saja Tips Belajar ReactJS untuk Pemula.

Kelas 5 Library React JS untuk Web Developer di BuildWithAngga

5 Library React JS untuk Web Developer

React JS merupakan sebuah library open-source yang digunakan untuk mengembangkan tampilan pada website agar lebih dinamis dan interaktif yang cukup populer. React JS menggunakan konsep komponen yang berbentuk fungsi dalam bahasa Javascript yang berguna untuk mengatur logika dan tampilan pada web. 5 Library React JS untuk Web Developer Untuk mengembangkan sebuah tampilan website yang dinamis dan interaktif pada React JS membutuhkan beberapa library tambahan, library ini merupakan library dari pihak ketiga yang berfungsi untuk membantu developer memperluas fungsionalitas dan mempercepat proses pengembangan sebuah website. Berikut ini 5 Library React JS yang perlu kamu tahu, penasaran?simak penjelasan berikut. React-Router Tampilan web React Router library React JS React-Router merupakan sebuah library pada ReactJS yang biasa digunakan untuk melakukan proses routing pada web yang menggunakan library ReactJS. React-Router ini membantu kamu agar website yang kamu buat bisa perpindah-pindah halaman dengan mudah. Dengan menggunakan React-Router dapat membantu kamu dalam proses navigasi website menjadi lebih responsif dan mudah digunakan. Redux Tampilan web Redux library React JS Redux merupakan sebuah library yang digunakan untuk mengatur state pada aplikasi ReactJS. Dengan menggunakan Redux dapat memudahkan developer untuk mengatur dan memperbarui state pada sebuah website secara terpusat dan agar lebih mudah untuk di-maintenance. Redux memiliki sebuah konsep arstiektur yang disebut dengan Flux yang membagi program untuk tampilan pada website dengan program untuk business logic pada website. Axios Tampilan web Axios library React JS Axios merupakan sebuah library yang berguna untuk melakukan proses HTTP request pada website dengan React JS. Axios dapat memudahkan kamu pada saat mengelola interaksi antara client dan server. Dengan menggunakan Axios, kamu dapat menghemat waktu dalam proses pengembangan sebuah website dikarenakan Axios membantu mengelola HTPP request dengan mudah. Material UI Tampilan web Material UI library React JS Material UI adalah library yang mengimplementasikan desain dari Google Material Design. Material UI membantu para developer untuk mendesain tampilan sebuah website menjadi lebih cepat. Jika menggunakan Material UI kamu tinggal menggunakan komponen yang sudah disediakan oleh Material UI seperti button, card, dan pagination sehingga kamu tidak perlu membuat desain dari komponen tersebut dari awal. Styled Components Tampilan web Styled Components library React JS Styled Components ini merupakan sebuah library yang digunakan untuk melakukan styling pada tampilan sebuah website, bisa dibilang Styled Components ini bisa seperti CSS di dalam Javascript. Karena Styled Components ini seperti CSS di dalam Javascript maka kamu dapat membuat kode CSS yang lebih mudah diatur dan dapat menerapkan konsep logika pada Javascript. Kesimpulan Library tambahan pada React JS dapat membantu developer untuk mempercepat pengembangan aplikasi dengan mengurangi jumlah kode yang harus dibuat dari awal. Selain itu, penggunaan library tambahan juga memungkinkan developer untuk memperluas fungsionalitas aplikasi dan membuat tampilan yang lebih menarik dan responsif. Agar dapat lebih mengenal Javascript kamu dapat membaca roadmap untuk menjadi React JS developer selain itu kamu juga perlu memahami fundamental Javascript agar dapat membuat sebuah projek menggunakan React JS.

Kelas Apa itu Reusable Component pada ReactJS di BuildWithAngga

Apa itu Reusable Component pada ReactJS

Reusable component merupakan komponen pada React yang dapat digunakan berulang kali. Komponen yang dibuat akan digunakan berkali-kali pada tampilan yang berbeda, contoh beberapa reusable component yang sering digunakan adalah seperti button, navbar, footer, dan lainnya. Dengan menggunakan reusable component proses pengembangan website menjadi lebih efisien karena developer tidak perlu membuat sebuah komponen yang sama berulang kali. Apa itu Reusable Component pada ReactJS Salah satu manfaat menggunakan konsep reusable component pada React adalah efisiensi waktu dalam proses pengembangan website. Reusable component dirancang untuk membuat kode yang dibuat lebih terstruktur dan lebih mudah dikelola. Hal ini dapat mempercepat proses pengembangan, mengurangi waktu, dan biaya. Beberapa Prinsip dalam Reusable Component Single Responsibility Principle Setiap komponen yang dibuat menggunakan React sebaiknya memiliki satu fungsi atau tanggung jawab. Hal ini membuat komponen tersebut dapat digunakan berkali-kali.Don’t Repeat Yourself Dalam membuat sebuah komponen sebaiknya hindari menuliskan kode yang sama beulang kali, sebagai gantinya kamu bisa menggunakan reusable component agar kamu tidak menduplikasi kode yang sama dan membuat kode menjadi lebih efisienProps dan State Reusable component erat kaitannya dengan Props dan State. Props dan State digunakan untuk mengirimkan data antar komponen untuk membuat sebuah komponen menjadi lebih fleksibel. Dengan menggunakan Props dan State komponen yang dibuat dapat menjadi lebih fleksibel dan dapat digunakan berulang kali. Contoh Penggunaan Reusable Component Agar lebih jelas tentang penggunaan reusable component, dalam kesempatan ini kita akan membuat sebuah tampilan form sederhana dan akan mengimplementasikan prisnip resuable component di dalamnya. Membuat sebuah tampilan form pada website Pada kode diatas merupakan kode untuk membuat sebuah form dalam React. Dapat dilihat bahwa kita bisa menerapkan prinsip dari reusable component pada kode tersebut. Pada kode tersebut terdapat element input dibuat secara berulang dan kita akan merubah kedua element input tersebut menjadi satu komponen agar dapat digunakan berulang kali Membuat child component input Karena element input sebelumnya dibuat secara berulang, maka kita perlu membuat sebuah child component yang berisikan kode untuk element input. Pada komponen tersebut memiliki beberapa props seperti label, type, dan placeholder data dari props tersebut akan dikirimkan dari parent component. Memanggil child komponent ke dalam parent component Karena sebelumnya kita telah membuat sebuah komponen untuk element input maka kita tinggal memanggil komponen input tersebut ke dalam parent component dan memberikan properti pada child component input. Bisa dilihat kode menjadi lebih singkat dan lebih rapi karena kita telah menerapkan prinsip reusable component. Kesimpulan Mungkin pada kasus sederhana ini tidak memberikan efek yang signifikan dalam menggunakan reusable component, namun jika kamu membuat sebuah projek yang lebih kompleks lagi penggunaan reusable component ini sangat membantu kamu dalam mengembangkan projek tersebut. Untuk lebih memahami penggunaan reusable component kamu bisa mempelajari penggunaan props pada React dan kamu juga perlu mengetahui alur belajar React atau kamu bisa mempelajari fundamental dari React

Kelas Apa itu ReactJS dan NextJS ? di BuildWithAngga

Apa itu ReactJS dan NextJS ?

Pekerjaan frontend developer saat ini sangat populer di industri teknologi dan digital. Hal ini karena penggunaan internet dan teknologi semakin luas di berbagai sektor, termasuk dalam bisnis, pendidikan, dan hiburan. Frontend developer bertanggung jawab untuk mengembangkan tampilan dan interaksi pengguna di sebuah website atau aplikasi, sehingga menjadi tugas yang sangat penting dan krusial dalam pengembangan aplikasi web. Seiring dengan perkembangan teknologi dan tren desain web yang terus berkembang, tuntutan akan keterampilan frontend developer semakin tinggi. Dalam pengembangan website atau aplikasi, frontend developer harus memastikan bahwa tampilan dan interaksi pengguna yang dihasilkan terlihat menarik, mudah digunakan, dan responsif pada berbagai perangkat. Apa itu ReactJS dan NextJS ? JavaScript adalah salah satu bahasa pemrograman yang sangat penting dalam pengembangan website. Hal ini karena JavaScript memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dan interaksi pengguna pada website secara dinamis. Salah satu peran utama JavaScript dalam pengembangan website adalah untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan JavaScript, developer dapat membuat interaksi pengguna yang lebih menarik, responsif, dan intuitif. Selain itu, JavaScript juga dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja website, seperti memuat konten dengan cepat dan mengurangi waktu loading. Mengenal Apa Itu Library pada Javascript Library JavaScript adalah kumpulan kode yang sudah dibuat sebelumnya dan dapat digunakan oleh developer untuk mempercepat dan memudahkan pengembangan aplikasi web.Salah satu keuntungan utama dalam menggunakan library JavaScript adalah kemudahan penggunaannya. Library JavaScript umumnya telah dibuat dengan cara yang mudah dipahami, sehingga developer dapat dengan mudah memahami dan menggunakannya dalam pengembangan aplikasi web mereka. Hal ini memungkinkan developer untuk lebih fokus pada pengembangan aplikasi daripada menghabiskan waktu untuk membuat kode dari awal. Berikut adalah beberapa library Javascript yang cukup populer: ReactVueAngular Apa Itu ReactJS ? Tampilan halaman website ReactJS Sesuai yang tertera pada halaman resmi website nya, ReactJS adalah sebuah library JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna pada aplikasi web. Library ini dikembangkan oleh Facebook dan sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web yang kompleks dan interaktif. ReactJS memungkinkan developer untuk membangun aplikasi web yang responsif dan mudah dikelola, dengan memisahkan antarmuka pengguna dan logika bisnis ke dalam komponen-komponen yang dapat digunakan ulang. Apa itu NextJS ? Tampilan halaman website NextJS NextJS adalah sebuah framework yang dikembangkan oleh Vercel dan sering digunakan dalam pengembangan aplikasi web dengan ReactJS. Dengan fitur-fitur seperti pre-rendering dan server-side rendering, NextJS dapat meningkatkan performa website dan pengalaman pengguna. NextJS juga mendukung pengembangan aplikasi web dengan React Hooks, serta menyediakan fitur-fitur yang memudahkan pengembangan aplikasi web yang kompleks. Mengapa Menggunakan NextJS Jika Sudah Ada ReactJS ? Walaupun hanya dengan menggunakan ReactJS kamu sudah bisa membangun sebuah website namun terdapat alasan mengapa banyak developer memilih menggunakan framework NextJS dibandingkan ReactJS. Salah satu alasan adalah pada saat proses rendering website. Pada ReactJS proses rendering dilakukan pada user atau yang disebut sebagai client-side rendering yang artinya server hanya menyediakan file HTML, CSS, dan Javascript yang diperlukan untuk menampilkan website tersebut. Sedangkan NextJS memiliki fitur server-side rendering yang dimana proses memuat website dilakukan oleh server terlebih dahulu sebelum dikirim ke client atau user. Kelebihan menggunakan server-side rendering sendiri adalah meningkatan kecepatan saat proses pemuatan website. Selain terdapat perbedaan pada saat memuat halaman, NextJS juga memiliki kemampuan SEO yang lebih baik dibandingkan dengan ReactJS. SEO sendiri adalah singkatan dari Search Engine Optimization yang merupakan suatu proses untuk mengoptimalkan kemampuan website berada pada peringkat hasil pencarian pada search engine seperti Google. React sendiri tidak dirancang khusus untuk memiliki kemampuan SEO yang baik, sebab itu bisa dibilang NextJS memiliki kemampuan SEO yang lebih baik dikarenakan memang didesain khusus untuk mendapatkan kemampuan SEO yang lebih optimal. Kesimpulan Secara singkat, React dan NextJS adalah teknologi yang digunakan untuk membangun aplikasi web dengan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript dan React. React digunakan untuk membangun UI pada aplikasi web, sedangkan NextJS adalah sebuah framework yang memudahkan pengembangan aplikasi web dengan React. Dengan menggunakan React dan NextJS, developer dapat membangun aplikasi web yang dinamis, responsif, dan dengan performa yang baik. Agar dapat menggunakan React dan NextJS kamu membutuhkan fundamental Javascript, untuk itu kamu dapat mengikuti kelas online gratis belajar Javascript. Setelah kamu memiliki fundamental yang cukup kamu dapat belajar membuat project ReactJS atau mempelajari basic dari NextJS.

Kelas Menggunakan Tailwind CSS pada ReactJS di BuildWithAngga

Menggunakan Tailwind CSS pada ReactJS

Tailwind CSS adalah sebuah framework CSS yang bertujuan untuk mempercepat proses pengembangan tampilan (frontend development) pada website atau aplikasi web. Framework ini menggunakan konsep "utility-first" dimana setiap kelas CSSnya memiliki fungsinya masing-masing sehingga memudahkan pengguna dalam menentukan styling atau tampilan yang diinginkan. Menggunakan Tailwind CSS pada ReactJS Dalam Tailwind CSS, kita tidak perlu menulis CSS dari awal karena sudah tersedia berbagai kelas yang dapat digunakan untuk membuat layout, typography, border, padding, dan margin secara cepat. Framework ini juga memiliki fitur responsive yang memungkinkan kita untuk menyesuaikan tampilan website dengan ukuran layar yang berbeda-beda. Menginstall Next JS sebagai framework ReactJS npx create-next-app@latest my-project --typescript --eslint cd my-project Script tersebut akan menginstall sebuah framework bernama NextJS yang dimana merupakan sebuah framework untuk library ReactJS. Setelah berhasil terinstall maka jangan lupa untuk masuk ke folder yang sudah dibuat menggunakan command “cd”. Menginstall Tailwind CSS npm install -D tailwindcss postcss autoprefixer npx tailwindcss init -p Setelah masuk ke dalam folder NextJS, masukkan script di atas ke dalam terminal atau CMD dan tunggu hingga proses installasi Tailwind CSS selesai. Jika proses installasi selesai maka akan muncul beberapa file baru seperti tailwind.config.js Melakukan konfigurasi Tailwind CSS content: [ "./app/**/*.{js,ts,jsx,tsx}", "./pages/**/*.{js,ts,jsx,tsx}", "./components/**/*.{js,ts,jsx,tsx}", // Or if using `src` directory: "./src/**/*.{js,ts,jsx,tsx}", ], Script di atas bertujuan untuk melakukan konfigurasi template path yang artinya kita menentukan file apa saja yang akan menggunakan kelas-kelas Tailwind CSS pada folder NextJS. Sederhananya script tersebut berguna agar kita bisa menggunakan Tailwind CSS pada setial file yang ada dalam folder. @tailwind base; @tailwind components; @tailwind utilities; Kemudian kamu perlu untuk menambahkan beberapa script dari Tailwind CSS agar bisa berjalan pada file yang telah dibuat. Kamu tinggal melakukan copy script di atas dan paste script tersebut ke dalam file yang bernama “global.css” yang terletak pada folder “src”. Mencoba Menggunakan Tailwind CSS Setelah semua proses installasi selesai kita bisa langsung mencoba melakukan styling dengan Tailwind CSS. Untuk bisa melihat hasil perubahannya jangan lupa untuk melakukan run pada framework NextJS dengan script di bawah ini. npm run dev Setelah program berjalan kita perlu membuat sebuah komponen yang memiliki teks dengan ukuran “h1” kamu bisa mengikutin script berikut ini. Membuat komponen pada ReactJS Setelah komponen telah selesai dibuat kita akan mengedit teks tersebut menggunakan Tailwind CSS dengan cara menambahkan “className” pada tag “h1” dan kita akan mengubah warna dan ketebalan dari teks tersebut. Menuliskan syntax Tailwind CSS pada komponen ReactJS Untuk menggunakan Tailwind CSS kita perlu menuliskan “className” pada setiap tag yang ingin kita berikan style Tailwind CSS, “className” berguna untuk menampung script dari Tailwind CSS yang akan merubah style dari tag yang akan diubah. Script ‘font-Bold text-red-500’ artinya kita merubah teks “Hello world” dengan tag “h1” dengan ketebalan bold dan dengan warna merah. Kesimpulan Salah satu kelebihan Tailwind CSS adalah mudahnya kustomisasi. Kita dapat menyesuaikan kelas-kelas yang tersedia dengan mengubah variabel atau menambahkan kelas sendiri. Selain itu, Tailwind CSS juga memiliki dokumentasi yang lengkap dan komunitas yang besar sehingga mudah untuk mencari solusi atau dukungan ketika mengalami kendala. Dengan demikian, Tailwind CSS menjadi salah satu pilihan yang populer untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam pembuatan tampilan website atau aplikasi web. Untuk mempelajari Tailwind CSS kamu dapat mengikuti kelas gratis Tailwind CSS dari Build With Angga atau kamu bisa mempelajari styling pada Tailwind CSS lebih lanjut dan kamu juga bisa mempelajari dasar ReactJS agar bisa mengimplementasikan Tailwind CSS pada ReactJS

Kelas Belajar Mengirim Props Pada ReactJS di BuildWithAngga

Belajar Mengirim Props Pada ReactJS

Props atau "properties" adalah salah satu konsep penting dalam ReactJS. Props adalah cara untuk mengirim data antar komponen yang ada pada ReactJS. Props digunakan untuk menyediakan data atau informasi yang diperlukan oleh komponen agar dapat berfungsi dengan baik. Belajar Mengirim Props pada ReactJS Dalam ReactJS, setiap komponen dapat menerima prop sebagai parameter masukan dan menggunakannya untuk menampilkan informasi atau perilaku yang sesuai. Prop bersifat read-only, artinya komponen tidak dapat mengubah nilai prop yang diterimanya, namun komponen tersebut dapat mengubah perilaku atau tampilan sesuai dengan nilai prop yang diterima. Pada kesempatan kali ini kita akan belajar untuk menggunakan props untuk mengirimkan data antar komponen pada ReactJs. Penasaran?, simak penjelasan berikut. Membuat Sebuah Parent Component Membuat komponen Profile Pada ReactJS Untuk menggunakan props dibutuhkan sebuah parent component dan child component, pertukaran data terjadi dari parent component dan akan diterima oleh child component. Perubahan data props hanya bisa dilakukan pada parent component dan tidak bisa dilakukan pada child component. Membuat Child Component Membuat komponen Avatar pada ReactJS Kemudian kita perlu membuat sebuah child component yang akan mengimport sebuah gambar. Pada tahap ini properti dari gambar yang diimport masih diatur di dalam child component yang dimana kita akan merubahnya untuk menerima data properti dari parent component. Memberikan Properti ke Component Child Memberikan properti pada Komponen Avatar Setelah parent dan child component sudah dibuat kemudian import child component yaitu “Avatar” ke dalam parent component “Profile”. Kemudian apa bila sudah berhasil diimport kamu dapat memberikan beberapa properti didalam tag komponen Avatar, dalam kasus ini kita akan memberikan data properti “size” dan “alt” saja. Menerima Properti dari Komponen Profile Menerima properti dari komponen Profile Setelah itu untuk menangkap data properti dari komponen Profile kita perlu menambahkan sebuah parameter pada komponen Avatar. Parameter tersebut akan berisi data properti yang dikirimkan dari komponen Profile tadi, jangan lupa untuk menambahkan kurung kurawal “{ }” untuk menampung data properti pada parameter. Kemudian karena isi dari size dan alt telah ditentukan di komponen Profile maka kita tidak perlu lagi menuliskan value nya dan hanya perlu menggantinya dengan parameter tadi. Kesimpulan ReactJS merupakan salah satu framework yang sangat populer, tidak ada salahnya bagi kamu untuk mulai belajar tentang ReactJS dan agar proses belajarmu terarah kamu perlu untuk mengetahui roadmap belajar ReactJS. Salah satu fitur utama dari ReactJS adalah kemampuannya untuk memecah UI menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan modular. Untuk mempercepat pengembangan aplikasi dengan ReactJS, penggunaan props sangat disarankan. Props (atau singkatan dari properties) adalah sebuah objek JavaScript yang berisi nilai-nilai yang diberikan dari komponen induk ke komponen anak sebagai parameter atau argument. Dengan menggunakan props, komponen-komponen tersebut dapat dipisahkan dengan lebih jelas, sehingga kode menjadi lebih mudah dipahami, dikelola, dan diuji.

Kelas Tips Belajar React JS Untuk Pemula di BuildWithAngga

Tips Belajar React JS Untuk Pemula

Penggunaan library pada JavaScript sangat penting karena dapat mempercepat proses pengembangan aplikasi atau website. Library adalah kumpulan kode yang telah dibuat sebelumnya dan dapat digunakan kembali untuk memecahkan masalah yang serupa. Dengan menggunakan library, programmer tidak perlu menulis ulang kode dari awal, yang dapat menghemat waktu dan usaha dalam pengembangan aplikasi. Tips Belajar React JS Untuk Pemula Salah satu alasan utama mengapa React JS sangat populer adalah karena kemudahan penggunaannya dan fleksibilitasnya. React JS memungkinkan pengembang untuk membagi antarmuka pengguna menjadi komponen-komponen yang terpisah, yang memudahkan dalam pengelolaan dan pengembangan kode secara modular. Selain itu, React JS juga menyediakan fitur-fitur seperti Virtual DOM dan JSX, yang mempercepat kinerja aplikasi dan membuat kode lebih mudah dipahami. Berikut kami memberikan beberapa tips untuk mempelajari React JS bagi pemula. Penasaran ? simak penjelasan berikut. Mengenal Javascript Sebelum menggunakan React JS sebaiknya kamu perlu menguasai bahasa pemrograman Javascript, dikarenakan React JS sendiri merupakan library untuk Javascript maka sebuah keharusan untuk kamu dapat menguasai Javascript. Hal-hal yang kamu perlu kuasai dalam bahasa Javascript seperti: Tipe data, perulangan, dan pengkondisianObject Oriented ProgrammingES6 Contoh sintaks pada Javascript sebagai fundamental React JS Mempelajari Konsep Pada React JS Setelah menguasai Javascript, kamu perlu mengenal dan mempelajari beberapa konsep yang ada pada React JS seperti event handling, components, props, state, dan JSX. Dengan menguasai beberapa konsep tersebut akan membantu kamu membangun sebuah website menggunakan React JS. Contoh sintaks pada React JS Mempelajari React Hooks React Hooks adalah fitur yang ada pada React JS yang berguna untuk menggunakan state dan lifecycle method pada functional components. Ada dua React hooks yang perlu diketahui bagi kamu yang baru mencoba React JS yaitu UseEffect dan UseState. Contoh sintaks penggunaan Hooks pada React JS Menggunakan Redux Redux adalah sebuah library state management yang berguna untuk mengelola state agar menjadi lebih terstruktur. Dengan menggunakan Redux, pengembang dapat memisahkan state dari komponen React, sehingga kode menjadi lebih terstruktur dan mudah diatur. Redux juga memungkinkan pengembang untuk membuat kode yang lebih reusable dan mudah di-maintain. Tampilan website Redux library pada React JS Kesimpulan Mempelajari React JS membutuhkan waktu dan dedikasi yang lebih, agar dapat menguasai React JS dan dapat membangun sebuah website kamu perlu mempelajari banyak hal yang ada pada React JS. Kamu bisa mencoba untuk mempelajari Javascript dan mempelajari ECMAScript 6. Jika kamu masih kebingungan untuk memulai mempelajari React JS kamu dapat melihat roadmap React Front-end Developer.

Kelas Install Tailwind CSS Dengan CDN vs Tailwind CLI di BuildWithAngga

Install Tailwind CSS Dengan CDN vs Tailwind CLI

Tailwind CSS merupakan salah satu framework CSS populer yang membantu developer untuk membuat tampilan website yang modern serta responsive. Sama seperti framework CSS lainnya, Tailwind juga menyediakan class yang siap digunakan tanpa perlu menyentuh file CSS. Untuk bisa menggunakan Tailwind CSS tentu kita harus menginstall terlebih dahulu, terdapat dua cara yang umum digunakan, bisa dengan Content Delivery Network (CDN) atau dengan Tailwind CLI. Tanpa perlu berlama-lama lagi, kita langsung saja ke caranya. Install Tailwind CSS dengan Play CDN Sebelum membahas caranya, kita cari tau dulu apa itu CDN. Content Delivery Network (CDN) sederhananya adalah jaringan server global untuk mengirim konten website kita. jika kita mengirim konten tersebut dari server utama kita kemungkin jaraknya ke pengguna cukup jauh, yang membuat proses pengiriman konten tidak efisien, dengan CDN konten akan dikirim dari server terdekat dari lokasi pengguna. Menginstall Tailwind CSS dengan CDN merupakan cara yang paling cepat dan sederhana. Namun, sama seperti framework lain, cara ini tidak direkomendasikan untuk production. Caranya cukup sederhana, kita hanya perlu menambahkan baris code dibawah pada section head file HTML kita. <script src="https://cdn.tailwindcss.com"></script> Baris code di atas akan mengimpor versi terbaru dari Tailwind CSS dan jika sudah ditambahkan kita bisa langsung menggunakannya pada website kita. Konfigurasi Tailwind CSS Dengan Play CDN Jika Tailwind CSS sudah terpasang dengan CDN kita sudah bisa mencoba Tailwind CSS pada project kita. Tapi tak hanya itu, terdapat beberapa konfigurasi yang bisa kita ubah jika menginstall Tailwind CSS dengan CDN. Tailwind Config Tailwind config dapat kita ubah untuk menambahkan token style kita sendiri, untuk mengubahnya kita bisa taruh code ini di section head HTML kita. <script> tailwind.config = { theme: { extend: { colors: { clifford: '#da373d', } } } } </script> Sebagai contoh code di atas akan membuat kita dapat menggunakan warna dengan nama clifford, misalnya text-clifford. Custom CSS Custom CSS disini bukan hanya membuat CSS biasa, namun bisa menggunakan semua fitur dari Tailwind CSS, caranya tambahkan baris code berikut ke section head HTML kita. <style type="text/tailwindcss"> @layer utilities { .content-auto { content-visibility: auto; } } </style> Dengan code di atas kita bisa menggunakan class .content-auto dengan fitur Tailwind CSS seperti responsive utilities, contohnya md:content-auto. Mulai Gunakan Tailwind CSS Setelah kita mengetahui cara setup Tailwind CSS dengan metode Play CDN, sekarang kita akan coba implementasikan ke file template kita. <!doctype html> <html> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <script src="https://cdn.tailwindcss.com"></script> <script> tailwind.config = { theme: { extend: { colors: { biru: '#335ef7', } } } } </script> </head> <body> <div class="h-[100vh] w-full flex justify-center px-4 bg-slate-50"> <img src="https://buildwithangga.com/themes/front/images/logo_bwa_new.svg" class="w-1/5 mr-6" alt=""> <h1 class="text-5xl font-bold h-fit my-auto text-biru w-6/12"> Install Tailwind CSS Dengan CDN </h1> </div> </body> </html> Jika sudah berhasil maka seharusnya tampilannya akan seperti ini Tampilan web Tailwind CSS Install Tailwind CSS dengan Tailwind CLI Command Line Interface (CLI) merupakan command line program untuk mengeksekusi fungsi di sistem operasi, walaupun mayoritas orang sudah menggunakan yang berbasis GUI, CLI masih sering digunakan untuk mengkonfigurasi, menginstall software, dan juga mengakses fitur yang tidak tersedia melalui GUI. Untuk melakukan instalasi Tailwind CSS dengan CLI tool, pada device kita memerlukan node.js yang telah terinstall. langkah pertama jalankan command dibawah ini melalui terminal. npm install -D tailwindcss npx tailwindcss init jika sudah dijalankan maka isi project kita akan seperti ini. Folder structure Tailwind CSS Konfigurasi Tailwind CSS Dengan Tailwind CLI setelah menjalankan command diatas kita masih belum dapat menggunakan Tailwind CSS, maka kita akan konfigurasi files yg diperlukan terlebih dahulu. Template Path Buat folder ‘src’ pada project dan tambah file .html dan .css. Lalu buka file ‘tailwind.config.js’ lalu tambahkan lokasi file template web kita pada ‘content’. isikan dengan "./src/**/*.{html,js}" dalam kasus ini kita mengarahkan config tersebut ke pada folder ‘src’ dan mencari file dengan ekstensi .css dan .html. Folder structure Tailwind CSS /** @type {import('tailwindcss').Config} */ module.exports = { content: ["./src/**/*.{html,js}"], theme: { extend: {}, }, plugins: [], } Tailwind Directives Agar file CSS kita terhubung dengan fitur Tailwind CSS, kita akan menambahkan baris code berikut pada file CSS yang baru kita buat tadi, dalam kasus ini cari file ‘input.css’ yang telah kita buat sebelumnya. @tailwind base; @tailwind components; @tailwind utilities; Build Tailwind CLI Langkah ini cukup penting dan akan selalu kita jalankan saat mendevelop project dengan Tailwind CSS, karena jika tidak maka perubahan yang kita buat tidak akan memberikan pengaruh. jalankan command berikut pada terminal. npx tailwindcss -i ./src/input.css -o ./dist/output.css --watch Mulai Gunakan Tailwind CSS Setelah proses instalasi dan konfigurasi Tailwind CSS dengan CLI selesai, sekarang kita bisa coba implementasikan Tailwind CSS pada file template kita, jangan lupa untuk menambahkan baris code pada file template, agar CSS yang telah di-compile oleh Tailwind CSS dapat terhubung dan digunakan. <!doctype html> <html> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link href="/dist/output.css" rel="stylesheet"> </head> <body> <div class="h-[100vh] w-full flex justify-center px-4 bg-slate-50"> <img src="https://buildwithangga.com/themes/front/images/logo_bwa_new.svg" class="w-1/5 mr-6" alt=""> <h1 class="text-5xl font-bold h-fit my-auto text-biru w-6/12"> Install Tailwind CSS Dengan Tailwind CLI </h1> </div> </body> </html> Jika sudah berhasil, maka tampilannya akan seperti dibawah ini. Tampilan web Tailwind CSS Kekurangan dan Kelebihan Play CDN vs Tailwind CLI Kedua cara diatas tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Play CDN sangat mudah digunakan dan cocok untuk tahap development, apalagi jika kita hanya ingin sekedar mencoba saja. Untungnya Tailwind CSS masih memberikan opsi konfigurasi sekalipun menggunakan CDN walaupun tidak terlalu efektif karena kita mengatur konfigurasi pada file template, hal itu akan membuat project semakin kompleks jika project sudah terlalu besar. Sedangkan jika menggunakan Tailwind CLI, kita dapat dengan lebih leluasa melakukan configurasi karena file file yang terpisah, walaupun memerlukan banyak setup dan konfigurasi, serta cara ini lebih direkomendasikan jika berada pada tahap production. Lalu, metode mana yang paling baik?, tentu kembali ke kebutuhan dan preferensi masing-masing. Jika kalian tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Tailwind CSS, bisa coba kelas Tailwind CSS gratis dari BuildWith Angga, atau kamu bisa mempelajari styling yang akan sering kamu gunakan dan berbagai macam super tools untuk mempercepat pekerjaan kita dengan Tailwind CSS.

Kelas CLOSED Lowongan Magang Assistant Mentor Front-End Website 2023 (WFA & Dibayar) di BuildWithAngga

CLOSED Lowongan Magang Assistant Mentor Front-End Website 2023 (WFA & Dibayar)

Goal Bekerja sama dengan mentor kelas untuk membantu student di BuildWithAngga mengatasi kendala yang dialami selama belajar di BuildWithAngga, pekerjaan asik ini memberikan kesempatan emas untuk kamu belajar hal baru sekaligus dibayar. Responsibilities Mempelajari seluruh materi kelas front-end website development di BuildWithAnggaMelihat beberapa kendala pada group konsultasi pada website BuildWithAnggaMemberikan jawaban yang benar dan tersusun rapih sehingga student bisa paham dengan cepat Requirements Telah mengerjakan challenge sederhana yang tersedia di bawahSedang tidak bekerja full-time/part-time/freelancerSedang tidak sekolah SMA/SMKJika sedang kuliah maka minimal semester 4Fresh graduate (Sarjana/SMA) boleh applySudah mengikuti setidaknya 3 kelas Premium di BuildWithAngga Benefits Akses seluruh kelas PremiumMagang secara online dari rumahBelajar hal baru pada sebuah real-world projectBelajar hal baru dari mentor kelasUang kompensansi/jajan bulanan Challenge Akses salah satu group konsultasi (forum belajar) pada kelas Premium yang kamu ikuti, buatlah sebuah pertanyaan yang terkait dari materi kelas tersebut, lalu jawablah pertanyaan kamu sendiri itu dengan baik dan tersusun rapih. Apabila sudah mengerjakan challenge di atas, silahkan copy URL dari halaman website pada pertanyaan kamu untuk dikirimkan melalui email nantinya. How to Apply Jika sudah menyelesaikan tugas sederhana di atas, waktunya untuk apply magang assistant mentor front-end website (wfa) di BuildWithAngga. Siapkan Resume (CV) & Hasil test dengan rapihIsi body email dengan hasil test di atasIsi subject email dengan Magang Assistant FE Web 2023Kirim lamaran ke email [email protected] semoga menjadi tercepat dan terbaik Lowongan dibuka pada tanggal 17 Maret 2023 dan ditutup ketika kami sudah mendapatkan beberapa kandidat yang cocok, Kami akan menambahkan informasi CLOSED pada judul loker apabila lowongan magang ini sudah ditutup dan kami sudah mendapatkan kandidat. Informasi selengkapnya bisa DM melalui Instagram kami BuildWith Angga. Terima kasih.