flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas 4 Trend Terbaru dalam Frontend Development yang Harus Kamu Ikuti di BuildWithAngga

4 Trend Terbaru dalam Frontend Development yang Harus Kamu Ikuti

Hai kamu! Apakah kamu seorang web development yang ingin tetap up-to-date dengan tren terbaru dalam front-end development? Dalam dunia teknologi yang terus berkembang, penting untuk selalu mengikuti perkembangan terkini agar kamu bisa membangun aplikasi web yang inovatif dan memikat pengguna. Dalam artikel ini, kita akan membahas empat tren terbaru dalam front-end development yang harus kamu ikuti. Dengan memahami dan mengadopsi tren-tren ini, kamu akan menjadi web development yang lebih kompeten dan berdaya saing tinggi di pasar kerja yang semakin ketat. Jadi, mari kita telusuri apa saja lima tren terbaru yang harus kamu perhatikan agar kamu dapat meningkatkan keterampilan kamu dalam front-end development! 1. JAMstack (JavaScript, APIs, dan Markup) JAMstack merupakan pendekatan modern dalam web development yang mengandalkan JavaScript, APIs, dan Markup sebagai fondasi pembangunan aplikasi. Bedanya dengan metode tradisional, pada pendekatan JAMstack, situs web dibangun dengan menggunakan pre-built markup yang disajikan secara statis, sedangkan logika dinamis dan interaksi data diatur menggunakan JavaScript melalui API. Ada beberapa manfaat penting dari penggunaan JAMstack dalam web development: Performa yang Cepat: Dengan menggunakan markup statis, situs web JAMstack memiliki waktu muat yang lebih cepat, meningkatkan pengalaman pengguna.Keamanan yang Tinggi: Karena tidak ada server-side rendering (SSR), potensi celah keamanan lebih rendah dalam situs web JAMstack.Skalabilitas yang Mudah: JAMstack memungkinkan skalabilitas yang mudah karena infrastruktur back-end-nya ditangani oleh layanan pihak ketiga seperti Netlify atau Vercel.Pengelolaan Konten yang Mudah: Dengan menggunakan layanan CMS headless, seperti Contentful atau Strapi, kamu dapat dengan mudah mengelola dan menyajikan konten ke situs web JAMstack. JAMstack telah membawa transformasi signifikan dalam web development dengan menawarkan performa yang cepat, keamanan yang tinggi, dan skalabilitas yang mudah. Dengan memahami konsep dan manfaat dari JAMstack, kamu dapat meningkatkan efisiensi dalam membangun aplikasi web yang responsif dan inovatif. Jangan ragu untuk mengikuti tren JAMstack dalam web development agar kamu dapat memanfaatkan potensi penuhnya! 2. Component-Based Development Component-Based Development adalah pendekatan dalam front-end development di mana aplikasi dibangun menggunakan komponen-komponen kecil yang independen. Setiap komponen bertanggung jawab atas satu fungsi atau fitur spesifik dalam aplikasi, dan mereka dapat digunakan kembali di berbagai bagian aplikasi atau bahkan dalam proyek yang berbeda. Ada beberapa manfaat utama dari penggunaan pendekatan Component-Based Development dalam front-end development: Pemeliharaan Kode yang Mudah: Dengan memecah aplikasi menjadi komponen-komponen yang terpisah, pemeliharaan dan pengujian kode menjadi lebih mudah dan efisien.Reusabilitas yang Tinggi: Komponen-komponen yang telah dibuat dapat digunakan kembali dalam berbagai bagian aplikasi atau bahkan dalam proyek yang berbeda, menghemat waktu dan usaha dalam pengembangan.Skalabilitas yang Baik: Dengan struktur yang terorganisir secara modular, aplikasi dapat dengan mudah diperbesar atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan tanpa mengganggu fungsi-fungsi lainnya.Kolaborasi Tim yang Lebih Baik: Pembagian aplikasi menjadi komponen-komponen memungkinkan pengembang bekerja secara terpisah pada bagian-bagian tertentu, meningkatkan produktivitas dan kolaborasi dalam tim. Component-Based Development telah menjadi tren dominan dalam front-end development, membawa manfaat besar bagi developer dalam hal pemeliharaan kode, reusabilitas, skalabilitas, dan kolaborasi tim. Dengan memahami konsep dan manfaat dari pendekatan ini, kamu dapat meningkatkan efisiensi dalam membangun aplikasi web yang modular dan mudah dipelihara. Jadi, pastikan untuk mengikuti tren Component-Based Development dalam front-end development agar kamu dapat memanfaatkan potensi penuhnya! 3. Dark Mode dan Desain Inklusif Dark Mode adalah tren desain yang semakin populer, di mana antarmuka pengguna memiliki latar belakang gelap dan teks berwarna terang. Desain Inklusif, di sisi lain, mengacu pada pendekatan dalam desain web yang mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan visual. Ada beberapa manfaat dalam mengadopsi Dark Mode dan Desain Inklusif dalam front-end development: Meningkatkan Keterbacaan: Dark Mode dapat membantu mengurangi kelelahan mata dan meningkatkan keterbacaan, terutama dalam kondisi pencahayaan yang rendah.Peningkatan Aksesibilitas: Desain Inklusif memperhitungkan kebutuhan pengguna dengan keterbatasan visual, sehingga memastikan semua orang dapat mengakses dan menggunakan situs web dengan mudah.Tingkatkan Fokus Pengguna: Dark Mode membantu mengurangi kecerahan layar dan memfokuskan perhatian pengguna pada konten utama.Tampilan yang Menarik: Dark Mode memberikan tampilan yang modern dan elegan pada situs web, meningkatkan daya tarik visual bagi pengguna. Dark Mode dan Desain Inklusif bukan hanya tren, tetapi juga praktek terbaik dalam front-end development. Dengan mengadopsi Dark Mode, kamu dapat meningkatkan keterbacaan dan memperbaiki pengalaman pengguna, sementara Desain Inklusif memastikan bahwa situs web kamu dapat diakses oleh semua orang, tanpa terkecuali. Dengan memperhatikan tren ini, kamu dapat membangun situs web yang lebih menarik, nyaman, dan inklusif bagi semua pengguna. Jadi, pastikan untuk mengikuti tren Dark Mode dan Desain Inklusif dalam front-end development agar kamu dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik! 4. PWA (Progressive Web Apps) Progressive Web Apps adalah aplikasi web yang menggabungkan keunggulan aplikasi web dan aplikasi mobile. Mereka dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna yang mirip dengan aplikasi native, termasuk kemampuan offline, notifikasi push, dan akses ke perangkat keras seperti kamera dan mikrofon. PWA dapat diakses melalui browser web dan dapat di-instal di perangkat pengguna, memungkinkan pengguna untuk mengaksesnya seperti aplikasi tradisional. Ada beberapa manfaat penting dari penggunaan PWA dalam web development: Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik: PWA memberikan pengalaman pengguna yang lebih responsif dan mulus, bahkan dalam kondisi jaringan yang buruk atau offline.Instalasi yang Mudah: PWA dapat di-instal langsung dari browser tanpa melalui toko aplikasi, membuatnya lebih mudah diakses oleh pengguna.Efisiensi Biaya dan Waktu: Dibandingkan dengan pengembangan aplikasi native, pengembangan PWA dapat lebih efisien dalam hal biaya dan waktu.Keamanan yang Ditingkatkan: PWA menggunakan HTTPS untuk koneksi yang aman, sehingga meningkatkan keamanan data pengguna. PWA telah membawa transformasi besar dalam web development, membawa kemampuan aplikasi native ke web. Dengan memberikan pengalaman pengguna yang responsif dan instan, serta mengurangi hambatan untuk mengakses aplikasi, PWA semakin populer di kalangan developer dan pengguna. Dengan memahami konsep dan manfaat dari PWA, kamu dapat mengambil langkah menuju pengembangan aplikasi web yang lebih modern dan inovatif. Jadi, pastikan untuk mengikuti tren PWA dalam web development agar kamu dapat memanfaatkan potensi penuhnya! Kesimpulan Jadi, itulah empat tren terbaru dalam front-end development yang harus kamu ikuti. Dengan mengikuti tren ini, kamu dapat memperluas pengetahuan dan keterampilan kamu dalam industri yang terus berkembang ini. Dari pendekatan modern seperti JAMstack dan pengembangan komponen, hingga fitur khusus seperti PWA, Dark Mode, dan Desain Inklusif, semua tren ini memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pengembangan aplikasi web kamu. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis Next.js Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Laravel React JS: Build Streaming Website Like Netflix. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas Membahas Tentang Storybook dalam React JS di BuildWithAngga

Membahas Tentang Storybook dalam React JS

React JS telah menjadi salah satu framework JavaScript yang sangat populer dalam pengembangan aplikasi web. Salah satu alat yang sangat berguna dalam pengembangan dengan React JS adalah Storybook. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang Storybook dalam konteks pengembangan aplikasi web menggunakan React JS. Apa itu Storybook? Storybook adalah alat pengembangan yang digunakan untuk membangun dan menguji komponen React secara terisolasi. Dengan Storybook, pengembang dapat membuat dan memperlihatkan komponen user-interface secara terpisah dari aplikasi utama. Ini memungkinkan pengembangan komponen yang independen dan mudah untuk diuji. Manfaat Menggunakan Storybook dalam Pengembangan React JS Storybook menawarkan beberapa manfaat dalam pengembangan aplikasi web menggunakan React JS. Pertama, Storybook memungkinkan pengembang untuk melihat dan menguji komponen secara terisolasi. Ini memungkinkan pengembang untuk memeriksa setiap komponen secara terpisah dari aplikasi utama, sehingga memungkinkan untuk pemecahan masalah dan pengujian yang lebih efisien. Selain itu, Storybook juga memungkinkan pengembang untuk membuat dokumentasi yang lebih baik. Dengan Storybook, pengembang dapat membuat cerita (stories) untuk setiap komponen, yang berfungsi sebagai dokumentasi interaktif. Ini mempermudah pengembang dan anggota tim lainnya untuk memahami fungsionalitas dan penggunaan komponen yang telah dibuat. Terakhir, Storybook juga dapat digunakan sebagai alat kolaborasi. Developer dapat dengan mudah berbagi komponen yang telah dibuat dengan anggota tim lainnya melalui Storybook. Ini memungkinkan tim untuk berkolaborasi dalam pengembangan komponen dan memastikan konsistensi dalam tampilan dan perilaku komponen. Kesimpulan Dalam pengembangan aplikasi web menggunakan React JS, Storybook adalah alat yang sangat berguna. Dengan Storybook, Developer dapat menguji dan membangun komponen secara terisolasi, membuat dokumentasi yang lebih baik, dan berkolaborasi dengan anggota tim lainnya. Dengan menggunakan Storybook, pengembangan dengan React JS dapat menjadi lebih efisien dan efektif.

Kelas Menggunakan Redux Toolkit: Mempercepat Pengembangan Aplikasi React di BuildWithAngga

Menggunakan Redux Toolkit: Mempercepat Pengembangan Aplikasi React

Dalam pengembangan aplikasi React yang kompleks, State manajement menjadi aspek yang sangat penting. Redux merupakan library yang populer digunakan untuk mengelola state dalam aplikasi React. Namun, Redux memiliki konsep yang cukup kompleks dan membutuhkan banyak boilerplate code. Untuk mempercepat dan mempermudah pengembangan aplikasi React, Redux Toolkit hadir sebagai solusi yang sederhana dan mudah dipahami oleh setiap kalangan. Mengapa Menggunakan Redux Toolkit? Redux Toolkit adalah kumpulan utilitas yang dibuat oleh tim Redux untuk mempermudah penggunaan Redux dalam aplikasi React. Redux Toolkit menyediakan cara yang lebih sederhana dan efisien untuk mengelola state aplikasi. Selain itu, Redux Toolkit juga mengatasi beberapa masalah umum yang sering dihadapi oleh pengembang, seperti boilerplate code yang besar dan penggunaan middleware yang rumit. Dengan Redux Toolkit, pengembangan aplikasi React menjadi lebih cepat dan efisien. Fitur-fitur Redux Toolkit Redux Toolkit memiliki beberapa fitur yang membuat pengembangan aplikasi React menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu fitur utama Redux Toolkit adalah pembuatan slice reducer secara otomatis. Slice reducer adalah sepotong state dan fungsi-fungsi reducer yang berkaitan dengan state tersebut. Dengan Redux Toolkit, kita tidak perlu lagi menulis boilerplate code untuk membuat slice reducer, Redux Toolkit akan secara otomatis menghasilkan slice reducer berdasarkan definisi yang kita berikan. Selain itu, Redux Toolkit juga menyediakan fitur untuk mempermudah penanganan asynchronous action. Dalam Redux, penanganan asynchronous action membutuhkan penggunaan middleware seperti redux-thunk atau redux-saga. Namun, dengan Redux Toolkit, kita bisa menggunakan fitur createAsyncThunk yang memungkinkan kita untuk menangani asynchronous action tanpa perlu menggunakan middleware tambahan. Kesimpulan Redux Toolkit adalah solusi yang sangat berguna dalam pengembangan aplikasi React. Dengan menggunakan Redux Toolkit, pengembang dapat mempercepat dan mempermudah pengembangan aplikasi. Dengan fitur-fitur yang disediakan oleh Redux Toolkit, pengembangan aplikasi React menjadi lebih efisien dan tidak lagi membutuhkan banyak boilerplate code. Jadi, jika kamu ingin mengembangkan aplikasi React dengan management state yang lebih baik, Redux Toolkit adalah pilihan yang tepat. Penasaran gimana implementasi redux pada react.js ? di BuiltWithAngga udah ada artikel yang membahas secara teknis secara step -by-step redux. Langsung saja kunjungi pada link ini.

Kelas Menjelajahi Ekosistem React.js: Liblary dan Tool yang Diperlukan di BuildWithAngga

Menjelajahi Ekosistem React.js: Liblary dan Tool yang Diperlukan

What is React.js ? React.js adalah salah satu framework JavaScript yang populer dalam pengembangan aplikasi web. Dengan menggunakan React.js, Developer dapat membuat user-interface yang interaktif dan responsif. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa library dan tool yang diperlukan dalam ekosistem React.js. Meskipun penjelasan akan disampaikan dengan yang munkin jarang kita temui dalam sehari-hari, artikel ini tetap relevan bagi pembaca dari segala usia. Mengenal Library React.js Pertama-tama, kita akan membahas library React.js itu sendiri. React.js adalah library JavaScript yang dikembangkan oleh Facebook. React.js digunakan untuk membuat user-interface pengguna yang dinamis dan mudah di-maintain. Dalam React.js, antarmuka pengguna dibangun menggunakan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali. Hal ini memudahkan pengembang untuk mengatur kode mereka dan membuat aplikasi yang skalabel. Misalnya, jika kita ingin membuat sebuah tombol dengan tampilan tertentu, kita dapat membuat komponen tombol tersebut dan menggunakannya di berbagai bagian aplikasi kita tanpa perlu menulis ulang kode. Tools Penting dalam Ekosistem React.js Selain React.js, terdapat beberapa tool penting yang digunakan dalam ekosistem React.js. Salah satunya adalah Babel. Babel adalah tool yang digunakan untuk mengubah kode JavaScript yang ditulis dengan sintaks terbaru menjadi kode yang dapat dijalankan pada browser yang lebih lama. Dalam konteks React.js, Babel berguna karena kita dapat menggunakan sintaks terbaru JavaScript seperti arrow functions dan destructuring assignment dalam kode React.js kita tanpa perlu khawatir dengan kompatibilitas browser. Selain Babel, tools lain yang penting dalam ekosistem React.js adalah Webpack. Webpack adalah module bundler yang memungkinkan kita untuk menggabungkan berbagai file JavaScript dan dependensinya menjadi satu file tunggal. Dalam pengembangan React.js, kita sering menggunakan berbagai file JavaScript yang saling bergantung satu sama lain. Dengan menggunakan Webpack, kita dapat mengatur dan mengelola dependensi ini dengan mudah, serta mengoptimalkan performa aplikasi kita dengan cara mengurangi jumlah request ke server. Vite or Create React App(CRA) ? Penggunaan Vite dengan React.js Terkini Vite adalah sebuah build tool yang dirancang khusus untuk pengembangan aplikasi web modern, termasuk pengembangan dengan React.js. Vite menggunakan pendekatan bundling on-demand, yang berarti file-file JavaScript di-load hanya saat dibutuhkan, bukan di-bundle menjadi satu file tunggal seperti yang dilakukan oleh Webpack. Hal ini membuat proses development menjadi lebih cepat karena perubahan kode dapat langsung terlihat tanpa perlu melakukan build ulang. Dalam penggunaan React.js dengan Vite, Developer dapat dengan mudah mengatur proyek React.js baru dengan menggunakan template vite-react. Vite-react menyediakan konfigurasi yang sudah siap pakai untuk penggunaan React.js dengan Vite. Ditinggalkannya Create React App (CRA) Create React App (CRA) adalah satu set skrip dan konfigurasi yang digunakan untuk membuat proyek React.js dengan konfigurasi yang sudah siap pakai. Namun, seiring dengan perkembangan Vite dan pendekatan bundling on-demand yang diterapkannya, penggunaan CRA mulai ditinggalkan oleh beberapa developer. Vite menawarkan pengalaman development yang lebih cepat dan efisien dengan menggunakan pendekatan bundling on-demand. Selain itu, Vite juga mendukung fitur-fitur modern seperti hot module replacement (HMR) yang memungkinkan perubahan kode langsung terlihat tanpa perlu melakukan refresh pada halaman browser. Namun, perlu diingat bahwa meskipun penggunaan CRA mulai ditinggalkan, proyek-proyek yang sudah menggunakan CRA masih dapat berjalan dengan baik dan dapat diteruskan pengembangannya. Pilihan antara Vite dan CRA tergantung pada kebutuhan dan preferensi pengembang dalam mengembangkan aplikasi React.js. Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi beberapa library dan tool yang diperlukan dalam ekosistem React.js. Library React.js sendiri merupakan fondasi dalam pengembangan aplikasi React.js, sementara tool seperti Babel, Webpack, Vite dan Create React App memudahkan kita dalam mengembangkan aplikasi dengan React.js. Semoga artikel ini membantu kamu untuk memahami ekosistem React.js dengan lebih baik, terutama bagi kamu yang masih belajar! tetapi teman-teman dapat menerapkan hal tadi kita perlu memahami dasar dari penggunaan react.js terlebih dahulu. Teman-teman tidak perlu khawatir di BuildWithAngga menyediakan kelas gratis React JavaScript. Tunggu apa lagi? buruan join dan upgrade skill kamu pada front-end menggunakan React.js bersama BuildWithAngga 🌾

Kelas Optimasi SEO di Aplikasi React.js: Tips dan Trik di BuildWithAngga

Optimasi SEO di Aplikasi React.js: Tips dan Trik

Hello teman teman pejuang koding🔥, Dalam dunia digital saat ini, optimasi SEO (Search Engine Optimization) menjadi sangat penting untuk meningkatkan visibilitas dan peringkat aplikasi web. Ketika datang ke pengembangan aplikasi web dengan menggunakan React.js, ada beberapa tips dan trik yang dapat membantu dalam mengoptimalkan SEO aplikasi kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga topik terkait optimasi SEO di aplikasi React.js. 1. Menerapkan Routing dengan React Router Salah satu aspek penting dalam optimasi SEO adalah memastikan bahwa setiap halaman aplikasi kita dapat diindeks oleh mesin pencari. Dalam aplikasi React.js, kita dapat menggunakan React Router untuk mengelola routing dan membuat halaman yang mudah diakses oleh mesin pencari. Dengan menggunakan React Router, kita dapat membuat URL yang mudah dibaca dan dimengerti oleh mesin pencari, sehingga meningkatkan kemungkinan halaman kita untuk diindeks. Selain itu, React Router juga memungkinkan kita untuk membuat halaman 404 yang dapat membantu meningkatkan pengalaman pengguna. 2. Mengoptimalkan Konten dengan Meta Tag Meta tag adalah elemen HTML yang memberikan informasi tambahan tentang halaman web kepada mesin pencari dan browser. Dalam konteks optimasi SEO, meta tag sangat penting untuk memberikan deskripsi dan kata kunci yang relevan dengan halaman kita. Dalam aplikasi React.js, kita dapat menggunakan library seperti React Helmet untuk secara dinamis menambahkan meta tag pada setiap halaman. Dengan menggunakan meta tag yang relevan, kita dapat meningkatkan peluang halaman kita untuk muncul dalam hasil pencarian mesin pencari. 3. Meningkatkan Kecepatan Aplikasi dengan Lazy Loading Kecepatan loading aplikasi juga merupakan faktor penting dalam optimasi SEO. Mesin pencari seperti Google akan memprioritaskan halaman web yang memiliki kecepatan loading yang lebih baik. Dalam aplikasi React.js, kita dapat menggunakan teknik lazy loading untuk memuat komponen atau modul hanya ketika diperlukan. Dengan menggunakan lazy loading, kita dapat mengurangi waktu loading aplikasi dan meningkatkan pengalaman pengguna. Hal ini dapat membantu meningkatkan peringkat SEO aplikasi kita. Teman-teman juga dapat mendalami materi ini melalui artikel BuiltWithAngga pada link ini. Kesimpulan Optimasi SEO merupakan langkah penting dalam meningkatkan visibilitas dan peringkat aplikasi web. Dalam aplikasi React.js, kita dapat menerapkan beberapa tips dan trik untuk mengoptimalkan SEO. Dalam artikel ini, kita telah membahas tiga topik terkait optimasi SEO di aplikasi React.js, yaitu menerapkan routing dengan React Router, mengoptimalkan konten dengan meta tag, dan meningkatkan kecepatan aplikasi dengan lazy loading. Dengan menerapkan tips dan trik ini, kita dapat meningkatkan peluang halaman aplikasi kita untuk muncul dalam hasil pencarian mesin pencari. Eeitssss… tapi untuk dapat menerapkan 3 hal tadi kita perlu memahami dasar dari penggunaan javascript terlebih dahulu. Teman-teman tidak perlu khawatir di BuildWithAngga menyediakan kelas gratis Javascript ES6 Dasar. Tunggu apa lagi? buruan join dan upgrade skill kamu pada front-end menggunakan react.js bersama BuildWithAngga 🌾

Kelas 4 Library CSS yang Wajib Dicoba di BuildWithAngga

4 Library CSS yang Wajib Dicoba

Hai kamu! Jika kamu sedang merancang atau memperbarui website, maka salah satu hal yang paling penting adalah tampilannya. Desain yang menarik dan responsif dapat membuat pengalaman pengguna menjadi jauh lebih baik. Nah, itulah sebabnya pemilihan library CSS yang tepat itu sangat penting. Tapi, dengan banyaknya pilihan yang tersedia, memilih yang terbaik bisa jadi cukup membingungkan. Jangan khawatir, karena di artikel ini kita akan membahas empat library CSS yang wajib kamu coba. Setiap library memiliki keunikan dan kelebihannya sendiri-sendiri, jadi dengan mengeksplorasi pilihan-pilihan ini, kamu bisa menemukan yang paling cocok untuk proyek kamu. Yuk, mari kita lihat apa saja keempat library CSS yang layak kamu pertimbangkan! 1. Bootsrap Bootstrap adalah sebuah library CSS yang populer digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI) yang responsif dan menarik. Dirancang dengan komponen-komponen siap pakai, Bootstrap memungkinkan kamu untuk dengan cepat membuat tata letak yang konsisten dan estetis untuk website atau aplikasi web kamu. Bootstrap memiliki fitur utama, di antara lain: Sistem Grid Responsif: Bootstrap memiliki sistem grid yang fleksibel, yang memungkinkan kamu untuk mengatur tata letak halaman dengan mudah, terutama untuk perangkat berbagai ukuran.Komponen UI Siap Pakai: Bootstrap menyediakan berbagai macam komponen UI seperti Button, Form, Link, dan banyak lagi, yang dapat digunakan langsung dalam proyek kamu tanpa perlu menulis kode dari nol.Kustomisasi Mudah: Bootstrap memungkinkan kamu untuk menyesuaikan gaya dan tata letak komponen sesuai dengan kebutuhan proyek kamu dengan menggunakan variabel CSS atau mengganti tema yang telah tersedia. Adapun bootsrap memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut: KelebihanKekuranganCepat dan mudahTampilan seragamResponsifFile besar Bootstrap merupakan salah satu library CSS yang sangat direkomendasikan untuk kamu yang ingin membangun website dengan cepat dan mudah. Dengan fitur-fitur siap pakai dan kustomisasi yang mudah, Bootstrap memungkinkan kamu untuk menghasilkan antarmuka pengguna yang menarik dan responsif dengan lebih efisien. Jadi, jangan ragu untuk mencoba Bootstrap dalam proyek front-end kamu! Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Gratis CSS Bootstrap 4 Web Design loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 2. Tailwind CSS Tailwind CSS adalah sebuah library CSS yang mengadopsi pendekatan utility-first, yang berarti kamu menggunakan kelas-kelas utilitas untuk styling langsung di dalam markup HTML. Dengan Tailwind CSS, kamu tidak perlu menulis CSS kustom dari nol, melainkan menggunakan kelas-kelas yang telah tersedia untuk mendesain tampilan halaman kamu. Tailwind CSS memiliki fitur utama, di antara lain: Pendekatan Utility-First: Tailwind CSS menyediakan ratusan kelas utilitas yang dapat kamu gunakan langsung dalam HTML untuk menentukan styling dan tata letak.Kustomisasi yang Mudah: Meskipun menggunakan kelas-kelas utilitas bawaan, Tailwind CSS memungkinkan kamu untuk menyesuaikan desain dengan mudah menggunakan konfigurasi atau plugin kustom.Development Cepat: Dengan tidak perlu menulis CSS kustom, Tailwind CSS mempercepat proses front-end development kamu, terutama untuk membuat tampilan yang konsisten dan responsif. Adapun Tailwind CSS memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut: KelebihanKekuranganFleksibilitasPembelajaran awal yang lumayan susahKode yang jelas dan mudah dipelajariPotensi untuk Kode yang tidak terorganisir Tailwind CSS adalah pilihan yang menarik untuk kamu yang ingin mempercepat proses front-end development dan memiliki kontrol yang lebih besar atas tampilan halaman kamu. Dengan menggunakan kelas-kelas utilitas, kamu dapat membuat desain yang konsisten dan responsif dengan lebih efisien. Jadi, jika kamu ingin mencoba pendekatan yang baru dan inovatif dalam front-end development, Tailwind CSS bisa menjadi pilihan yang tepat untuk kamu! Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Gratis Belajar Tailwind CSS Untuk Pemula Website Designer loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 3. Bulma Bulma adalah sebuah library CSS yang dikembangkan dengan desain yang bersih, responsif, dan modern. Dengan Bulma, kamu bisa dengan mudah membangun tampilan website yang menarik tanpa perlu menulis CSS kustom dari nol. Bulma memiliki fitur utama, di antara lain: Grid Responsif: Bulma menyediakan sistem grid responsif yang mudah digunakan untuk mengatur tata letak halaman pada berbagai ukuran layar perangkat.Komponen UI yang Kaya: Bulma dilengkapi dengan berbagai macam komponen UI seperti Button, Form, Card, dan banyak lagi, yang dapat kamu gunakan langsung dalam proyek kamu.Kemudahan Kustomisasi: Bulma memungkinkan kamu untuk menyesuaikan desain dengan mudah menggunakan variabel CSS atau menggunakan opsi pengaturan yang telah disediakan. Adapun Bulma memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut: KelebihanKekuranganDesain yang modernKeterbatasan KompleksitasMudah digunakanUkuran file yang besarFleksibilitasKurangnya dukungan ekosistem Bulma adalah pilihan yang menarik untuk kamu yang ingin membangun tampilan website yang menarik dengan cepat dan mudah. Dengan desain yang modern, kemudahan penggunaan, dan fleksibilitas yang ditawarkannya, Bulma dapat menjadi pilihan yang tepat untuk berbagai jenis proyek front-end. Jadi, jika kamu mencari library CSS yang mudah digunakan dan memberikan hasil yang memukau, kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan Bulma! 4. Chakra UI Chakra UI adalah sebuah library CSS yang dirancang khusus untuk membangun antarmuka pengguna (UI) yang responsif dan estetis dalam aplikasi web menggunakan React. Dengan menyediakan berbagai komponen siap pakai dan fitur-fitur styling yang kuat, Chakra UI memudahkan kamu dalam mengembangkan tampilan yang konsisten dan menarik. Chakra UI memiliki fitur utama, di antara lain: Komponen Siap Pakai: Chakra UI menyediakan berbagai komponen UI yang dapat digunakan langsung dalam aplikasi web kamu, seperti Button, Form, Card, dan banyak lagi.Desain Responsif: Semua komponen dalam Chakra UI secara otomatis responsif, artinya mereka akan menyesuaikan diri dengan ukuran layar perangkat pengguna.Tema Kustomisasi: Kamu dapat dengan mudah menyesuaikan desain dan tata letak komponen dengan menggunakan tema kustom atau variabel CSS yang tersedia dalam Chakra UI. Adapun Chakra UI memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut: KelebihanKekuranganMudah digunakanKeterbatasan kustomisasiKonsistensi desainTergantung pada ReactDukungan untuk ReactUkuran file yang besar Chakra UI adalah pilihan yang hebat untuk kamu yang ingin membangun antarmuka pengguna yang menarik dan responsif dalam aplikasi web menggunakan React. Dengan menyediakan komponen-komponen siap pakai dan dukungan untuk tema kustomisasi, Chakra UI memudahkan kamu dalam mengembangkan aplikasi web dengan tampilan yang konsisten dan profesional. Jadi, jangan ragu untuk mencoba Chakra UI dalam proyek front-end kamu! Kesimpulan Jadi, itulah empat library CSS yang sangat direkomendasikan untuk kamu coba dalam pengembangan front-end. Setiap library memiliki keunikan dan kelebihannya sendiri-sendiri, dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek kamu bisa menjadi kunci kesuksesan. Dengan Bootstrap, kamu mendapatkan komponen-komponen siap pakai yang memudahkan kamu dalam mengatur tampilan website kamu. Tailwind CSS menawarkan pendekatan utility-first yang memungkinkan kamu membuat desain dengan lebih cepat dan fleksibel. Bulma memberikan desain yang modern dan mudah disesuaikan. Sedangkan Chakra UI cocok untuk kamu yang menggunakan React dan ingin membangun UI yang menarik dan responsif. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis Next.js Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Laravel React JS: Build Streaming Website Like Netflix. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas Pengenalan CSS Variables Dan Penggunaannya Dalam React di BuildWithAngga

Pengenalan CSS Variables Dan Penggunaannya Dalam React

Hello people with the spirit of learning! Sebagai seorang web developer kalian pasti tahu bahwa membuat kode program yang repetitif adalah suatu hal yang buruk dalam pengembangan web. Itulah mengapa kalian perlu mempelajari cara menggunakan CSS Variables untuk mengurangi penulisan kode CSS yang berulang dan sia-sia. Untuk menghasilkan aplikasi web yang menarik dan diminati para user, diperlukan desain yang lebih kompleks dan memiliki beragam styles. Hal ini memaksa developers menggunakan values, color dan elemen lainnya secara berulang. Untungnya, modern stylesheet mendukung penggunaan CSS Variabel, yang memungkinkan kalian mengurangi pengulangan dalam codebase kalian. Selain itu, kalian tidak perlu menggunakan alat eksternal seperti CSS modules, Less, atau SASS untuk menerapkannya! Pada artikel ini, kalian akan mempelajari cara efektif menggunakan CSS Variable, mulai dari contoh dasar dalam plain HTML dan CSS hingga framework yang lebih canggih seperti React dan Next.JS. Apa Itu CSS Variables?🤔 CSS Variables, juga dikenal sebagai CSS Custom Properties, merupakan fitur dalam CSS yang memungkinkan pengembang mengelola dan meggunakan kembali values dalam stylesheet CSS. Dalam hal ini, pengembang dapat mendefinisikan kembali nilai-nilai tertentu, seperti warna, ukuran, atau bahkan pengaturan kompleks seperti gradient atau shadow, untuk didefinisikan kembali dan digunakan di berbagai tempat dalam stylesheet tersebut. Dengan menggunakan variabel CSS, pengembang dapat membuat kode mereka lebih mudah dikelola dan diperbarui, karena perubahan pada variabel hanya perlu dilakukan di satu tempat untuk mempengaruhi semua tempat penggunaannya dalam stylesheet. Variabel CSS berguna terutama dalam menghindari pengulangan kode dan dalam mempertahankan konsistensi gaya di seluruh proyek web. Penerapan CSS Variables ini akan membantu developer ketika membuat fitur seperti mode gelap. Berikut beberapa manfaat penggunaan CSS Variables: Fleksibilitas: CSS Variables memungkinkan pengembang untuk mendefinisikan dan menggunakan kembali nilai-nilai tertentu dalam stylesheetMaintenance yang Lebih Mudah: Perubahan dalam gaya atau tema dapat dilakukan dengan hanya memodifikasi nilai variabel, tanpa perlu mengubah banyak bagian kode secara manual.Kustomisasi yang Lebih Fleksibel: Memungkinkan pengembang untuk dengan mudah menyesuaikan warna, ukuran, dan atribut gaya lainnya dengan hanya mengubah nilai variabel yang sesuai.Meningkatkan Reliability Kode: Pengembang dapat membuat kode menjadi lebih konsisten dan dapat diandalkan Cara Membuat CSS Variables Mendeklarasikan variabel CSS caranya mudah. Pertama, Kalian perlu membuat selector :root, yaitu elemen yang terletak paling atas dalam dokumen HTML, sehingga variabel yang nantinya dibuat dapat digunakan secara global. Dalam mendefinisikan variabel CSS, diawali dengan tanda - - , lalu diikuti dengan nama variabelnya. Perhatikan sintaks berikut. :root { /* Backgrounds */ --primary-background: #EDEDED; /* Colors */ --primary-text-color: #B0C3FF; } Setiap variabel dimulai dengan -- , diikuti oleh nama: --primary-background atau --primary-text-color . Terakhir, kalian bisa memberikan nilai kepada variabel-variabel tersebut. Dengan menggunakan cara ini, kalian dapat mengubah warna situs web hanya dengan memodifikasi nilai-nilai dari variabel-variabel tersebut. Easy, bukan? Setelah kalian mendeklarasikan variabel, kalian bisa memanggilnya dengan menggunakan fungsi var() . Perhatikan sintaks berikut. .button { background-color: var(--primary-background); color: var(--primary-text-color); } Cara Set Value CSS Variables Dalam React Mengubah nilai atau value yang ada pada variabel CSS mungkin akan sedikit rumit karena React tidak menawarkan tools yang dapat berinteraksi langsung denga DOM tree. Berikut adalah cara untuk mengatur variabel CSS dalam React: import { useEffect } from 'react'; export default function Example() { useEffect(() => { document.documentElement.style.setProperty('--primary-background', `black`); document.documentElement.style.setProperty('--primary-text-color', `white`); }, []) return <div style={{color: "var(--primary-text-color"}}>Hello World</div>}; Dapat kalian lihat, sintaks diatas memanfaatkan variabel global ‘document’ untuk masuk ke dalam DOM tree dan mengubah style properties. Pada sintaks di atas metode ‘setProperty’ membutuhkan dua argumen: Nama CSS custom property (CSS variabel)Value dari variabel tersebut Cara Get Value CSS Variables Dalam React Kedepannya, kalian mungkin perlu membaca nilai dari variabel CSS yang sudah ditetapkan dan disimpan di React. Dalam hal ini, kalian dapat menggunakan hook useState dan useEffect. Berikut adalah contoh penerapannya: import { useEffect, setState } from 'react'; export default function Example() { const [color, setColor] = useState('black'); useEffect(() => { const cssColor = document.documentElement.style.getPropertyValue('--primary-text-color'); setColor(cssColor); }, []) return <div style={{color: color}}>Hello World</div>}; Pada sintaks di atas, nilai dari variabel --primary-text-color diambil dan disimpan dalam konstanta cssColor . Pada baris berikutnya, status komponen diperbarui dengan menggunakan bantuan setColor yang dibuat oleh useState hook. Dengan menerapkan metode ini, variabel CSS dapat dengan mudah digunakan dalam komponen React. Kesimpulan Dalam dunia pengembangan web, mengurangi penulisan kode program yang repetitif adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, penggunaan CSS Variables akan sangat membantu. CSS Variables, atau disebut juga CSS Custom Properties, memungkinkan pengembang untuk mendefinisikan dan menggunakan kembali nilai dalam stylesheet CSS. Hal ini membantu membuat kode lebih mudah dikelola dan diperbarui. Dengan menggunakan CSS Variables, kalian dapat dengan mudah mengubah warna, ukuran, atau atribut gaya lainnya dengan hanya memodifikasi nilai variabel, tanpa perlu mengubah banyak bagian kode secara manual. Dalam pengembangan web modern, khususnya dalam framework seperti React, penggunaan CSS Variables dapat sangat bermanfaat. Kalian dapat mengambil nilai variabel CSS dan menyimpannya dalam state React, yang memungkinkan kalian untuk membuat aplikasi web yang lebih dinamis dan responsif. Pelajari pembahasan lainnya mengenai CSS dan framework React di web BuildWithAngga. Join Kelas Online CSS Website Design dan Kelas Online React JavaScript secara gratis bareng mentor expert! Don’t forget to keep learning and see you at class!😉

Kelas Frameworks yang Patut Dicoba untuk Frontend Development di BuildWithAngga

Frameworks yang Patut Dicoba untuk Frontend Development

Hai kamu! Jika kamu sedang merencanakan untuk membangun sebuah website, kamu pasti tahu bahwa memilih library atau framework yang tepat itu penting banget. Tapi, dengan banyaknya opsi yang tersedia, terkadang bisa bikin pusing kepala. Jadi, di artikel ini, kita bakal bahas tentang beberapa pilihan yang paling asyik dan patut dicoba dalam front-end development. Ngobrolin soal React, Vue, dan Angular, kita bakal coba cari tahu mana yang paling cocok buat kamu. Siap-siap, karena kita bakal bahas! Yuk, kita mulai! 1. React.js Sebelum kita mulai, mari kita bahas dulu apa itu React.js. Jadi, React.js adalah sebuah library JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI) pada website atau aplikasi web. Yang bikin React keren adalah kemampuannya dalam memperbarui bagian-bagian kecil dari halaman web secara efisien, tanpa harus memuat ulang seluruh halaman. React.js memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: Komponen Reusable: Kamu bisa membagi UI menjadi komponen-komponen kecil yang bisa digunakan berulang kali di berbagai bagian aplikasi kamu.Virtual DOM: React menggunakan virtual DOM untuk meningkatkan performa. Ini berarti React hanya me-render perubahan yang terjadi pada data, bukan seluruh halaman. Jadi, aplikasi kamu jadi lebih cepat dan responsif.Dukungan Komunitas yang Luas: Kamu nggak akan kesepian dalam mempelajari React karena komunitasnya sangat besar dan aktif. Banyak tutorial, kursus online, dan forum diskusi yang bisa kamu manfaatkan. Adapun beberapa kekurangan dari React.js adalah sebagai berikut: Belajar Kurva yang Curam: Meskipun React.js sangat powerful, belajarnya tidak selalu mudah. Konsep-konsep seperti JSX dan pembuatan komponen bisa sedikit membingungkan bagi pemula.Membutuhkan Integrasi dengan Tools Lain: Kadang-kadang kamu perlu menggunakan alat tambahan seperti Redux untuk mengelola keadaan aplikasi yang lebih besar, yang bisa menambah kompleksitas proyek. Jadi, itu tadi sedikit wawasan tentang React.js. Meskipun ada beberapa tantangan dalam proses pembelajarannya, React adalah pilihan yang sangat bagus untuk membangun UI yang dinamis dan responsif. Dengan komponen reusable dan dukungan yang luas dari komunitas, React bisa membantu kamu membangun aplikasi web yang keren dan efisien. Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Mastering React JS: Progressive Web Apps (E-Commerce) loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 2. Vue.js Sebelum kita mulai, mari kita bahas dulu apa itu Vue. Vue adalah sebuah framework JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI) pada website atau aplikasi web. Bedanya dengan beberapa framework lainnya, Vue didesain agar mudah dipelajari dan digunakan, bahkan untuk pengembang pemula sekalipun. Vue memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: Mudah Dipelajari dan Digunakan: Vue sangat ramah bagi pengembang pemula. Kamu bisa mulai dengan cepat karena dokumentasinya yang jelas dan struktur sintaksnya yang intuitif.Performa yang Cepat: Meskipun ringan, Vue mampu memberikan performa yang cepat. Ini karena Vue menggunakan virtual DOM dan mekanisme reaktivitas yang efisien.Fleksibilitas dalam Penggunaan: Vue bisa digunakan secara progresif dalam proyek yang sudah ada, atau digunakan secara full-blown untuk membangun aplikasi web kompleks. Adapun beberapa kekurangan dari Vue adalah sebagai berikut: Kurangnya Ekosistem yang Besar: Meskipun komunitas Vue semakin berkembang, namun masih sedikit tertinggal dibandingkan dengan framework lain seperti React atau Angular. Ini mungkin membuat kamu kesulitan menemukan dukungan atau sumber daya tertentu.Skalabilitas untuk Proyek Besar: Meskipun Vue bisa digunakan untuk proyek besar, namun kadang-kadang kurangnya struktur yang ketat seperti pada Angular bisa membuat proyek jadi sulit untuk dikelola saat sudah berkembang besar. Jadi, Vue adalah pilihan yang bagus untuk front-end development, terutama jika kamu mencari framework yang mudah dipelajari dan digunakan. Dengan performa yang cepat dan fleksibilitas yang ditawarkannya, Vue bisa membantu kamu membangun aplikasi web yang keren dengan lebih efisien. Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Full-Stack Golang Vue NuxtJS: Website Crowdfunding loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 3. Angular.js Sebelum kita mulai, mari kita bahas dulu apa itu Angular. Angular adalah sebuah framework JavaScript yang digunakan untuk membangun aplikasi web berukuran besar dengan struktur yang terorganisir dengan baik. Dikembangkan dan didukung oleh Google, Angular menggunakan bahasa TypeScript untuk membuat kode menjadi lebih kuat dan dapat diprediksi. Angular memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: Struktur yang Ketat: Angular memiliki struktur yang ketat dan kuat, yang membuatnya ideal untuk proyek-proyek besar. Dengan arsitektur MVC yang jelas, Angular memudahkan kamu untuk mengelola aplikasi web yang kompleks.Dependency Injection: Angular menggunakan konsep dependency injection, yang memudahkan pengelolaan ketergantungan antara komponen-komponen dalam aplikasi. Ini membuat kode menjadi lebih mudah di-maintenance.TypeScript: Angular menggunakan TypeScript sebagai bahasa utamanya, yang menambahkan fitur-fitur seperti tipe statis, penanganan kesalahan yang lebih baik, dan refactor kode otomatis. Ini membantu membuat kode menjadi lebih kuat dan dapat diprediksi. Adapun beberapa kekurangan dari Angular adalah sebagai berikut: Belajar yang Curam: Angular memiliki kurva pembelajaran yang curam, terutama jika kamu baru dalam pengembangan web. Konsep-konsep seperti modul, komponen, dan routing mungkin membutuhkan waktu untuk dipahami dengan baik.Kompleksitas yang Tinggi: Dibandingkan dengan beberapa framework lain seperti React atau Vue, Angular cenderung memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. Ini bisa membuat pengembangan awal menjadi lebih lambat dan memerlukan lebih banyak waktu untuk membuat keputusan arsitektur. Jadi, Angular adalah pilihan yang kuat untuk pengembangan aplikasi web berukuran besar yang membutuhkan struktur yang ketat dan kuat. Dengan kemampuan seperti dependency injection, TypeScript, dan struktur yang terorganisir dengan baik, Angular membantu kamu untuk membangun aplikasi web yang skalabel dan dapat dipelihara dengan mudah. Yuk, jangan ragu untuk mencobanya! Kesimpulan Jadi, itulah beberapa pilihan framework yang layak kamu coba untuk front-end development. Dari React yang kuat dengan komponen reusable-nya, Vue yang mudah dipelajari dan digunakan, hingga Angular yang tangguh untuk proyek-proyek besar, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saat memilih library atau framework untuk proyek front-end kamu, pastikan untuk mempertimbangkan kebutuhan spesifik kamu, tingkat keterampilan, dan kompleksitas proyek. Tidak ada satu pilihan yang benar atau salah, semua tergantung pada apa yang paling cocok untuk kamu dan tim kamu. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis NextJS Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Laravel 11 Next JS 14: Web Rent House. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas Pemanfaatan Konsep MVC pada Framework Laravel di BuildWithAngga

Pemanfaatan Konsep MVC pada Framework Laravel

Dalam dunia pengembangan aplikasi web, konsep MVC (Model-View-Controller) telah menjadi fondasi yang kuat untuk sebuah pembuatan aplikasi. Biasanya, aplikasi dikerjakan oleh dua sosok dibalik proses pembuatan yaitu Front-end dan Back-end. Programmer Back-end pada umumnya adalah orang yang melakukan pemrograman logika aplikasi agar berjalan dengan dinamis. Sedangkan programmer Front-end merupakan orang yang mengubah desain antarmuka ke dalam pemrograman. MVCFrameworkLaravel_BuildWithAngga Dengan adanya konsep MVC ini proses penyatuan antara Front-end dan Back-end dapat dipermudah dan juga efisien. Pada artikel ini kita akan membahas 3 bagian dari MVC yakni, Model, View, Controller. Mari kita pelajari bagaimana konsep MVC ini bekerja dalam Framework Laravel. Model Seperti yang dijelaskan pada gambar sebelumnya Model dapat direpresentasikan sebagai sebuah Data. Dalam MVC, Model merupakan bagian yang bertanggung jawab yang mengelola data aplikasi. Model juga berperan sebagai perantara antara Controller dan View serta aplikasi dan sumber data. Dalam Laravel sendiri menyediakan cara yang elegan untuk melakukan interaksi dengan database dengan kelas Eloquent. Sebagai contoh, jika kita memiliki tabel User dengan kolom, id, nama, email, dan password, kita dapat membuat model User yang mewarisi properti yang sesuai dengan kolom tabel User. Dalam model ini juga kita dapat melakukan operasi CRUD (create, read, update, delete) pada data User. Secara default, model disimpan di folder app/Models. Ada beberapa keuntungan yang kita dapatkan dalam penggunaan Model dalam MVC : Memisahkan logika pengelolaan data dari tampilan dengan ini kita dapat meningkatkan fleksibilitas dan modularitas dalam pengembangan aplikasi.Memudahkan kita dalam melakukan testing untuk memastikan kualitas dan keakuratan data. <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Flight extends Model { // ... } View View secara sederhana dapat diartikan sebagai tampilan dari aplikasi, atau secara singkat bentuk representasi desain antarmuka setelah tahap coding. Secara default, model disimpan di folder resources/views. Dalam Laravel kita dapat melakukan Layouting pada tampilan aplikasi menjadi 3 bagian yakni: Layouts sebagai struktur tata letak tampilan. Layouts berisi elemen-elemen yang umum digunakan di semua halaman, seperti header, footer, sidebar, dan lain-lain. Layouts dapat dianggap sebagai kerangka dari tampilan aplikasi.Content sebagai isi dari tampilan. Content berisi elemen-elemen yang spesifik untuk setiap halaman, seperti judul, konten, form, dan lain-lain. Content dapat dianggap sebagai daging dari tampilan aplikasi.Components sebagai komponen pendukung tampilan. Components berisi elemen-elemen yang dapat digunakan berulang-ulang di berbagai halaman, seperti buttons, input field, dropdown button, dan text. Components dapat dianggap sebagai bumbu dari tampilan aplikasi. <!-- resources/views/child.blade.php --> @extends('layouts.app') @section('title', 'Page Title') @section('sidebar') @parent <p>This is appended to the master sidebar.</p> @endsection @section('content') <p>This is my body content.</p> @endsection Dengan ini kita mendapatkan beberapa keuntungan dan juga manfaat dalam proses pengembangan seperti: Memudahkan Maintenance: kita dapat memperbaiki atau mengubah layouts dan components yang ada di satu halaman, dan perubahan itu juga akan berlaku di semua halaman yang menggunakan layouts dan components tersebut. Hal ini dapat memungkinkan kita mengurangi kesalahan atau ketidak konsistenan dalam tampilan aplikasi.Meningkatkan Kualitas: kita dapat memastikan bahwa tampilan memiliki standar yang sesuai dengan keinginan kita. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan dan pengalaman pengguna aplikasi kita. Controller Setelah kita sudah mendapatkan data dan juga tampilan yang kita butuhkan, dalam sebuah aplikasi memerlukan otak yang dapat mengelola logika dari aplikasi. Controller adalah salah satu bagian utama dalam konsep Model-View-Controller (MVC) yang digunakan oleh Laravel. Controller dapat mengatur bagaimana data diproses dan ditampilkan, serta menangani permintaan yang datang dari pengguna. Controller juga dapat menghubungkan desain antarmuka yang kita buat dalam view dengan data yang kita butuhkan dalam model. Dengan menggunakan controller, kita dapat mengelola logika aplikasi kita menjadi kelas-kelas yang terpisah dan rapi. Misalnya, kita dapat membuat kelas UserController yang menangani semua permintaan yang berkaitan dengan pengguna, seperti menampilkan, membuat, mengubah, dan menghapus pengguna. Secara default, controller disimpan di folder app/Http/Controllers. <?php namespace App\\Http\\Controllers; use App\\Models\\User; use Illuminate\\View\\View; class UserController extends Controller { /** * Show the profile for a given user. */ public function show(string $id): View { return view('user.profile', [ 'user' => User::findOrFail($id) ]); } } Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah mempelajari bagaimana MVC (Model-View-Controller) menjadi landasan kuat dalam pembuatan suatu aplikasi terutama dalam Framework Laravel kita dimudahkan dengan adanya CLI sebagai aplikasi pendukung untuk membuat pondasi aplikasi dengan konsep MVC ini. Penggunaan MVC dalam pengembangan aplikasi juga dapat meningkatkan Reusability dimana penggunaan kembali komponen yang kita perlukan agar tidak terjadi pengulangan dalam penulisan. Hal ini juga yang memungkinkan kita untuk menghemat waktu dan tenaga dalam tahap pengembangan aplikasi. Jangan lupa untuk terus eksplorasi fitur fitur laravel yang mendukung konsep MVC! Kamu juga bisa mengikuti Kelas Online Full-Stack Web Developer: Bangun Website Freelancer | BuildWithAngga untuk implementasi MVC secara langsung kedalam sebuah project atau kamu bisa mengikuti Kelas Online PHP Laravel Web Development | BuildWithAngga untuk mempelajari dasar dari Laravel.

Kelas Git Tutorial: Git Cheat Sheets Bahasa Indonesia di BuildWithAngga

Git Tutorial: Git Cheat Sheets Bahasa Indonesia

Hai Sobat BWA!🙌 Git adalah salah satu alat yang dibutuhkan untuk mempermudah proses pengerjaan sebuah proyek terutama jika dilakukan dalam sebuah tim. Banyak command git yang harus kalian pahami agar mempermudah pengerjaan. Beberapa command ini dapat dijalankan pada direktori proyek kalian melalui terminal atau command prompt. Simak artikel berikut sampai habis ya! Dasar-Dasar Git git init <nama-direktori> : Membuat repositori baru pada direktori tertentugit clone <nama-repositori> : Kloning sebuah repositori github ke lokal atau komputer kitagit add <nama-direktori> : Menambahkan semua perubahan pada file yang berada dalam direktori tertentu ke dalam staging area (juga dikenal sebagai index)git commit -m “<pesan commit>” : Digunakan ketika akan melakukan commit perubahan yang telah dilakukangit status : Menampilkan daftar file mana yang diubah pada working directory kitagit add : Untuk menambahkan file yang akan di commitgit diff : Menampilkan perubahan yang belum dilakukan antara indeks dan work directory kita Git Branches git branch : Menampilkan semua list branch yang ada pada suatu repositorigit branch -b <nama-branch> : Membuat branch baru dan tetap berada pada branch yang samagit checkout -b <nama-branch> : Membuat branch baru bernama <nama-branch>, sedangkan -b digunakan untuk memeriksa cabang yang sudah adagit merge <nama-branch> : Menggabungkan <branch> ke dalam branch saat inigit branch -d <nama-branch> : Untuk menghapus branch Melakukan Remote Repository git remote add <name> <url> : Untuk membuat sambungan ke repositori yang akan di remote. Setelah menambahkan remote, kalian dapat mengguanakan <name> sebagai pintasan untuk <url> pada command laingit fetch <remote> <branch> : Fetching <branch> tertentu dari sebuah repositori. Jangan gunakan <branch> jika ingin fetching semua referensi jarak jauhgit pull : Memperbarui local repository ke commit terbarugit push <remote> <branch> : Mengirimkan perubahan yang terjadi pada branch lokal ke branch sesuai pada remote repository yang ditentukan Membatalkan Perubahan yang Telah Dilakukan git revert <commit> : Membuat commit baru yang membatalkan semua perubahan yang dibuat, lalu diterapkan pada branch saat inigit reset <file> : menghapus perubahan yang belum di-commit pada file tertentu dalam repositori Gitgit clean -n : Menampilkan file mana yang akan dihapus dari working directorygit clean -f : Untuk menghapus file yang akan dihapus dari working directory Melihat Riwayat Perubahan git log : Melihat daftar riwayat revisi untuk branch saat inigit log --follow <file> : Melihat daftar riwayat perubahan untuk pada sebuah file, termasuk penggantian namagit diff <first-branch>…<second-branch> : untuk melihat perbedaan antara dua branchgit show <commit> : Menampilkan perubahan dan metadata dari commit tertentu Menulis Ulang Riwayat Git git commit --amend : mengubah atau memperbarui commit terakhir yang dilakukan dalam repositorigit rebase <base> : Mengabungkan atau memindahkan commit dari satu cabang ke cabang lainnyagit reflog : melihat riwayat referensi (reference logs) dalam sebuah repositori Kesimpulan Itulah beberapa command git yang dapat kalian sebagai acuan ketika berkolaborasi dalam pengerjaan sebuah proyek. Git memungkinkan developer untuk melacak perubahan source code dalam sebuah proyek, menyimpan riwayat perubahan, dan mengelola cabang (branch) kode dengan mudah. Sehingga para developer bisa bekerja secara bersama-sama pada berbagai fitur atau perbaikan bug tanpa mengganggu kode inti. Selain itu, Git memfasilitasi manajemen konflik, penggabungan (merge), serta penyelidikan kesalahan dengan mudah. Command git yang paling sering digunakan ketika berkolaborasi dalam mengerjaka proyek adalah git clone, git add, git branch, git commit -m “pesan commit”, git add, git pull, dan git push. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Git, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌