flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Kenali Fitur-Fitur React.js Versi 19 yang Baru Dirilis di BuildWithAngga

Kenali Fitur-Fitur React.js Versi 19 yang Baru Dirilis

Hai Sobat BWA!🙌 React.js 19 merupakan versi terbaru dari framework React JavaScript yang baru dirilis. React.js adalah salah satu framework JavaScript dalam dunia Front-End Development yang populer digunakan oleh banyak developer. React.js versi 19 hadir dengan fitur-fitur terbarunya seperti React Compiler, Asset Loading, Ehanced Hooks, dan lainnya yang akan kita bahas pada artikel ini. Pasti kalian penasaran kan, apa saja fitur-fitur terbaru dari React.js versi 19? Simak artikel berikut ini sampai habis ya! 1. React Compiler React Compiler bekerja dengan cara mengubah kode react menjadi JavaScript biasa sehingga secara cepat meningkatkan kecepatan kinerja hingga dua kali lebih cepat. Manfaat dari adanya fitur ini adalah kita tidak perlu lagi melakukan re-render atau pe-render-an ulang secara manual. React.js versi sebelumnya tidak secara otomatis me-render ulang jika terjadi perubahan status. Cara untuk mengoptimalkan pe-render-an ulang pada React.js versi sebelumnya adalah dengan menggunakan useMemo() , useCallback(), dan memo API secara manual. Dengan adanya “React Compiler”, maka rendering akan dilakukan secara otomatis. React Compiler akan mengelola rendering ulang dan akan memutuskan secara otomatis bagaimana dan kapan status diubah dan UI diperbarui. 2. Server Components Server component merupakan salah satu perkembangan paling menarik pada React.js dan Next.js. Saat ini, server component hanya dijalankan pada sisi klien. Namun, pada pembaruan React.js kali ini memungkinkan kita untuk menjalankan komponen di sisi server sebelum mengirimnya pada halaman pengguna. Pada React.js versi ke 19, komponen server diintegrasikan langsung dengan React. Hal ini memberikan banyak manfaat seperti: Peningkatan SEO yang optimalPeningkatan kinerja website menjadi lebih baikMempercepat page loading pada aplikasi website Cara untuk menggunakan server component ini cukup mudah. Kita hanya perlu mengimpor requestUsername komponen React apapun pada sebuah proyek. Setelah mengimpor komponen server ke dalam komponen React, kita dapat menggunakan fitur “Action” yang tersedia untuk melakukan tugas tertentu. 3. Action Simpelnya, action adalah sebuah fitur untuk mengelola hal-hal seperti formulir pada sebuah website. Fitur ini dapat digunakan untuk mengirim data dari sisi klien ke sisi server, contohnya dalam melakukan perubahan database (create, read, update, delete) dan mengimplementasikan elemen form seperti login form. Dengan memisahkan komponen UI dari manipulasi data, Action memudahkan alur kerja para developer. Dan manfaat lainnya adalah user experience yang dinamis dan interakitf dapat diciptakan dengan mudah. 4. Asset Loading React.js 19 memperkenalkan seamless asset loading, di mana beberapa asset yang mungkin kita gunakan seperti gambar atau scripts akan dimuat pada latar belakang saat pengguna masih melihat halaman sebelumnya. Contohnya saja, jika sekarang kita berada pada halaman dashboard suatu e-commerce dan selanjutnya kita ingin berpindah pada halaman produk, maka data seperti gambar dan file lain yang ada pada halaman produk akan dimuat terlebih dahulu jika kita menggunakan Asset Loading. Dengan menggunakan pre-loading assets, halaman yang akan dimuat akan ditampilkan lebih optimal tanpa menunggu waktu yang lama. Selain meningkatkan kinerja aplikasi, pengoptimalan ini juga berkontribusi pada user experience yang lebih bagus dan menyenangkan. 5. Document Metadata Dengan menggunakan komponen baru yang disebut <DocumentHead> , dengan mudah kita bisa menambahkan dan mengelola judul atau meta tag ke halaman web. Fitur ini dapat membantu meningkatkan SEO (Search Engine Optimization) dan memastika aksebilitas. Pada React.js 19, kita dapat menggunakan tag title dan meta secara langsung pada komponen React kita. Contohnya seperti berikut: Const HomePage = () => { return ( <> <title>BuildWithAngga</title> <meta name="description" content="BuildWithAngga Blogs" /> // Page content </> ); } 6. Web Component Support Pada React.js versi sebelumnya, mengintegrasikan web component ke dalam React tidaklah mudah. Kita perlu mengonversi web component tersebut menjadi komponen React atau meng-install extra packages dan menulis kode tambahan agar web component dalam React bisa digunakan. Pada versi terbarunya yaitu React.js 19, sudah mendukung penggunaan web component dan membantu kita untuk mengintegrasikan web component ke dalam kode React dengan mudah. Ketika kita menggunakan web component yang sangat berguna, kita dapat dengan mudah menggunakannya dalam project React.js tanpa harus mengubahnya menjadi kode React. 7. Enhanced Hooks Hooks pada React.js 19 lebih baik dari sebelumnya. Dengan leluasa kita dapat mengontrol kapan suatu kode akan dijalankan dan diperbarui. Hal ini memudahkan situs web berjalan lancar dan penulisan kode yang bersih. Fitur ini juga menjadi salah satu fitur yang paling disukai dan diperkenalkan dalam library React. Pada React 19, cara menggunakan useMemo, forwardRef, useEffect, dan useContext akan berubah. Penggunan useMemo()tidak diperlukan lagi karena sudah ada fitur React Compiler yang akan membuat memo dengan sendirinya. Di versi terbarunya ini, React akan memperkenalkan hook baru yaitu use() yang akan menyederhanakan penggunaan promises, async code, dan context. Kesimpulan React.js menghadirkan beberapa fitur baru untuk menyederhanakan proses web development dan meningkatkan kinerja aplikasi web. React juga memperkenalkan fitur-fitur yang membuat aplikasi berjalan lebih lancar, cepat, efisien, serta meningkatkan user experience yang lebih bagus. Berikut adalah ringkasan mengenai fitur-fitur terbaru React 19: React Compiler: Tidak perlu lagi melakukan re-render atau pe-render-an ulang secara manual ketika terjadi perubahan statusServer Component: Menjalankan komponen di sisi server sebelum mengirimnya pada halaman penggunaAction: Penanganan formulir yang lebih baik menggunakan useFormStatus(), useStatusForm(), dan useOptimistic()Document Metadata: Dapat menambahkan dan mengelola judul atau meta tag ke halaman web dan meningkatkan SEOAsset Loading: Meningkatkan user experience dengan memungkinkan asset loading yang dimuat di latar belakangWeb Component Support: Integrasi dengan web component sudah dapat dilakukan pada versi iniEnhanced Hooks: Memungkinkan kita untuk mengontrol kapan suatu kode akan dijalankan dan diperbarui Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang React.js, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Kelas Online Gratis React.jsBelajar React Native DasarReact Native: Integrasi dengan REST API CRUD

Kelas 7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer di BuildWithAngga

7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu 7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas 7 Website yang Harus Diketahui oleh Flutter Developer. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Sebagai Flutter Developer, kita perlu untuk mengetahui website yang dapat membantu kita dalam memulai dan memahami konsep dasar dari Flutter. Ada beberapa situs website yang telah dirangkum dan wajib kamu ketahui sebagai Flutter Developer untuk belajar Flutter. Berikut adalah 7 Website yang harus diketahui oleh Flutter Developer: Flutter.dev Flutter.dev merupakan situs resmi Flutter yang tujuannya adalah untuk mendapatkan panduan dan tutorial lengkap untuk memulai belajar Flutter. tidak hanya tutorial saja, disini teman-teman akan banyak menemukan dokumentasi yang berhubungan dengan Flutter. 2. Pub.dev Pub.dev merupakan situs resmi dari Flutter dan Dart yang tujuannya untuk sebagai repositori resmi dari publikasi, penemuan, hingga manajemen packages Flutter dan Dart. Packages yang ada di Pub.dev ini langsung ditemukan dan dikembangkan oleh komunitas yang bekerjasama dalam membantu developer lainnya dalam mengembangkan aplikasi. 3. Flutter Documentation Flutter Documentation merupakan situs resmi dari Flutter yang bertujuan sebagai penyedia informasi lengkap tentang penggunaan Flutter. Flutter Documentation juga merupakan website yang dikembangkan langsung oleh tim pengembangan Flutter. Tidak hanya informasi tentang penggunaan Flutter saja, tapi juga berisi tentang konsep dasar Flutter, penggunaan widget, API, dan lain-lain. Sehingga dengan adanya website Flutter Documentation ini diharapkan dapat membantu developer untuk memahami framework Flutter dan dapat mengembangkan aplikasi dengan baik. 4. BuildWithAngga BuildWithAngga merupakan sebuah platform dengan media pembelajaran online yang lengkap. BuildWithAngga juga menyediakan kursus belajar Flutter, kursus ini mencakup tutorial lengkap dalam memulai dan memahami konsep dasar Flutter. Dalam proses memahami konsep dasar Flutter, developer Flutter juga dibantu untuk membuat proyek-proyek yang relevan dengan kebutuhan aplikasi Flutter saat ini. Sehingga banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan dengan belajar Flutter di BuildWithAngga. 5. Reso Coder Reso Coder merupakan website yang dibuat untuk menjadi media pembelajaran Flutter yang sangat lengkap. Reso Coder dibuat untuk membantu developer dalam mengembangkan aplikasi Flutter melalui tutorial dan contoh proyek, sehingga dapat memudahkan developer dalam memahami konsep dasar Flutter. 6. Codelabs Flutter Codelabs Flutter merupakan website resmi yang dikembangkan oleh tim Flutter untuk dapat membantu developer dalam mengembangkan aplikasi dan menguasai Flutter dengan cara yang interaktif. Codelabs Flutter berisi tutorial yang dirancang untuk dapat memberikan pengalaman belajar dengan cara membuat proyek-proyek yang sudah ada dan dengan mudah untuk diikuti langkah demi langkahnya. 7. Stack Overflow Stack Overflow merupakan salah satu website yang terkenal dalam bidang pemrograman komputer dan pengembangan aplikasi. Platform ini dibuat dalam bentuk tanya-jawab serta jaringan antar komunitas developer, developer Flutter dapat memposting pertanyaan seputar Flutter pada website Stack Overflow. Tidak hanya bertanya, teman-teman juga bisa membantu developer lainnya untuk menjawab permasalahan yang ada saat mengembangkan aplikasi Flutter. Kesimpulan Dengan teman-teman memanfaatkan website yang ada diatas, teman-teman dapat memulai belajar Flutter dengan baik. Panduan dan tutorial lengkap yang ada pada website diatas akan sangat membantu teman-teman dalam mengembangkan aplikasi Flutter. Tidak hanya panduan konsep dasar Flutter saja, teman-teman juga akan belajar mengenal Flutter melalui proyek-proyek Flutter yang relevan. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!đŸ€© Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas 5 Framework Back-end yang Cocok untuk Mobile Dev Pemula di BuildWithAngga

5 Framework Back-end yang Cocok untuk Mobile Dev Pemula

Hello, Spirit of learning!!! Tahukah kamu apa itu Mobile Development? Mobile development adalah proses pembuatan aplikasi yang berjalan pada perangkat seluler seperti ponsel pintar (smartphone) dan tablet. Aplikasi ini dapat berjalan pada sistem operasi khusus seperti Android atau iOS, serta pada platform web melalui browser. Dalam men-development suatu aplikasi tentu kita akan mengenal juga Framework. Framework adalah struktur yang digunakan untuk membangun sebuah Software. Ia berfungsi sebagai dasar, sehingga kita tidak harus memulai dari awal. Framework biasanya terkait dengan bahasa pemrograman tertentu dan cocok untuk berbagai jenis tugas. Dalam Mobile apps kita juga mengenal 3 jenis pengembangan aplikasi yakni: Native App Native App dibangun khusus untuk satu platform atau jenis perangkat tertentu, seperti Android atau iOS. Kita juga mendapatkan beberapa keuntungan dan kekurangan dari jenis pengembangan Native: KeuntunganKinerja Tinggi: Aplikasi native berjalan lebih cepat karena mereka menggunakan fitur dan API sistem operasi secara langsung.Akses Penuh ke Perangkat: Pengembang dapat mengakses semua fitur perangkat, seperti kamera, GPS, dan sensor.Antarmuka Pengguna yang Konsisten: Aplikasi native mengikuti pedoman desain platform, memberikan pengalaman yang konsisten bagi pengguna.KekuranganBiaya Pengembangan Lebih Tinggi: Memerlukan pengembangan terpisah untuk setiap platform.Waktu Pengembangan Lebih Lama: Pengembang harus menulis kode khusus untuk setiap platform. Hybrid App Hybrid App adalah aplikasi native yang memiliki web browser terintegrasi di dalamnya. Aplikasi ini menggunakan teknologi web (HTML, CSS, JavaScript) untuk membangun antarmuka pengguna, tetapi juga dapat mengakses fitur perangkat melalui web view. Dengan menggunakan Hybrid kita akan memiliki beberapa keuntungan serta kekurangan dari hybrid ini sendiri : Keuntungan:Kode yang Dapat Digunakan Kembali: Satu basis kode dapat digunakan untuk berbagai platform.Pengembangan Lebih Cepat: Tidak perlu mengembangkan terpisah untuk setiap platform.Biaya Pengembangan Lebih Rendah: Hanya perlu satu tim pengembang.Kekurangan:Kinerja Sedikit Lebih Lambat: Aplikasi hybrid memerlukan web view, yang mungkin tidak secepat akses langsung ke fitur perangkat.Keterbatasan Akses Perangkat: Tidak semua fitur perangkat dapat diakses dengan mudah. Web App Web App adalah aplikasi yang diakses melalui web browser dan tidak perlu diinstal pada perangkat. Aplikasi ini sepenuhnya menggunakan teknologi web (HTML, CSS, JavaScript) untuk beroperasi dan dirancang untuk bekerja pada berbagai perangkat dengan web browser. Berikut adalah beberapa keuntungan serta kekurangan dari Web App: Keuntungan:Aksesibilitas Tinggi: Dapat diakses dari perangkat apa pun yang memiliki web browser.Pembaruan Otomatis: Pembaruan dapat diterapkan secara langsung pada server, sehingga pengguna selalu menggunakan versi terbaru.Biaya Pengoperasian Lebih Rendah: Tidak perlu distribusi melalui app store, mengurangi biaya dan kompleksitas.Kekurangan:Ketergantungan pada Koneksi Internet: Membutuhkan koneksi internet yang stabil untuk beroperasi dengan baik.Kinerja Bervariasi: Kinerja dapat bervariasi tergantung pada browser dan perangkat yang digunakan.Keterbatasan Fitur: Mungkin tidak dapat mengakses semua fitur perangkat keras seperti aplikasi native. Berikut adalah rekomendasi Framework Backend yang cocok untuk pemula untuk Mobile Dev: 1. Swift Swift adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Apple untuk pengembangan aplikasi iOS, macOS, watchOS, dan tvOS. Swift dirancang untuk menjadi bahasa yang aman, cepat, dan interaktif. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Mudah Dipelajari: Swift memiliki sintaks yang bersih dan mirip dengan Python, membuatnya mudah dipelajari, terutama bagi pemula.Kinerja Tinggi: Swift menyediakan kinerja yang serupa dengan bahasa C, yang sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan kinerja tinggi.Keamanan Tipe: Swift mencegah kesalahan umum seperti null pointer exceptions dengan sistem tipe yang ketat.Manajemen Memori Otomatis: Swift mengelola memori secara otomatis, mengurangi kemungkinan kebocoran memori.Dukungan Multi-Paradigma: Swift mendukung berbagai paradigma pemrograman, termasuk pemrograman fungsional dan OOP.Kekurangan:Relatif Baru: Swift masih relatif baru dibandingkan dengan Objective-C, sehingga beberapa pustaka lama mungkin belum kompatibel.Sumber Daya Terbatas: Karena Swift spesifik untuk ekosistem Apple, sumber daya dan dukungan mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan bahasa yang lebih luas seperti Java atau C#.Ketergantungan pada Apple: Swift sangat terikat pada platform Apple, yang membatasi penggunaannya di luar ekosistem Apple. Apakah kamu tertarik untuk mengasah atau menambah skill Swift? Kamu bisa mengikuti kelas berikut : Kelas Online SwiftUI & iOS Engineer: The Complete App Development Bootcamp | BuildWithAngga Kelas Online iOS Development Menggunakan Swift UI | BuildWithAngga 2. Native Script NativeScript adalah framework open-source yang memungkinkan pengembangan aplikasi mobile native untuk iOS dan Android dengan satu basis kode menggunakan JavaScript atau TypeScript, CSS, dan kerangka kerja yang kita kenal seperti Angular atau Vue.js. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga KelebihanPengembangan Cross-Platform: Dengan NativeScript, kita dapat membuat aplikasi untuk iOS dan Android dari satu basis kode.Akses API Native: NativeScript memberikan akses langsung ke API native dari JavaScript, memungkinkan fungsionalitas penuh dan kinerja aplikasi yang optimal.Pengalaman Pengguna Native: Aplikasi yang dibuat dengan NativeScript memiliki UI yang dirender secara native, memberikan pengalaman pengguna yang lancar dan responsif.Kompatibilitas dengan Angular dan Vue.js: NativeScript bekerja dengan baik dengan Angular dan Vue.js, memudahkan pengembang yang sudah familiar dengan kerangka kerja tersebut untuk memulai.Kekurangan:Komunitas yang Lebih Kecil: Dibandingkan dengan kerangka kerja lain seperti React Native, NativeScript memiliki komunitas yang lebih kecil, yang mungkin berarti sumber daya dan dukungan yang lebih terbatas.Ukuran Aplikasi yang Lebih Besar: Aplikasi yang dibangun dengan NativeScript cenderung memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan Native App lainnya.Kurva Pembelajaran: Bagi pengembang yang baru mengenal JavaScript atau pengembangan mobile, NativeScript mungkin memiliki kurva pembelajaran yang lebih curam. Jika kamu tertarik untuk mempelajari NativeScript kamu bisa mengikuti rekomendasi kelas berikut untuk mengasah JavaScript dan Framework Angular atau Vue.js di Build With Angga: Kelas Online Complete JavaScript Fundamentals: Website Development | BuildWithAngga Kelas Online Website Developer: Vue JS 3 dari Nol Hingga Mahir | BuildWithAngga Kelas Online Vue JavaScript Framework | BuildWithAngga 3. React Native React Native adalah framework dari Facebook yang memungkinkan kita dapat mengembangkan aplikasi mobile menggunakan JavaScript dan React. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Reuseable Code: Banyak kode dapat digunakan kembali antara Android dan iOS.Komunitas Aktif: Banyak dukungan dan dokumentasi dari komunitas.Performa Baik: Lebih cepat daripada hybrid apps.Kekurangan:Keterbatasan Akses Perangkat: Tidak semua fitur perangkat dapat diakses.Ukuran Aplikasi: Aplikasi React Native juga bisa cukup besar. Kamu juga bisa mempelajari dan eksplorasi React Native dengan mengikuti rekomendasi kelas berikut di Build With Angga: Kelas Online React Native Dasar | BuildWithAngga Kelas Online React Native: Integrasi Dengan REST API (CRUD) | BuildWithAngga 4. ionic Ionic adalah framework open-source yang memungkinkan kita dalam mengembangkan aplikasi mobile dengan HTML, CSS, dan JavaScript. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Pengembangan Cepat: Dengan menggunakan teknologi web.Antarmuka Seragam: Tampilan yang konsisten di berbagai platform.Komunitas Besar: Banyak sumber daya dan dokumentasi.Kekurangan:Kinerja: Aplikasi Ionic mungkin tidak secepat Native Apps.Keterbatasan Fitur: Tidak semua fitur perangkat dapat diakses. Apakah kamu tertarik dengan bahasa pemrograman Javascript sebagai backend yang digunakan di framework ionic? Kamu bisa mengikuti kelas Javascript yang ada di Build With Angga Kelas Online ES6 Dasar | BuildWithAngga dan Kelas Online Complete JavaScript Fundamentals: Website Development | BuildWithAngga 5. Spring Boot Spring Boot adalah framework Java yang memudahkan pengembangan aplikasi dengan konfigurasi minimal. 5FrameworkBackendMobileDev_BuildWithAngga Kelebihan:Produktivitas Tinggi: Konfigurasi otomatis dan banyak fitur bawaan.Skalabilitas: Cocok untuk aplikasi besar.Dukungan Komunitas: Komunitas Spring yang kuat.Kekurangan:Memerlukan Pengetahuan Java: kamu perlu menguasai bahasa Java.Ukuran Aplikasi: Aplikasi Spring Boot cenderung lebih besar. Kamu bisa mengasah bahasa pemrograman Java juga di Build With Angga, ayo jelajahi kelas di build with angga Kelas Online Java Android Integrasi API dan Animasi | BuildWithAngga dan Kelas Online Java Dasar 2020 Development | BuildWithAngga Kesimpulan Setelah kita menjelajahi artikel diatas, kita sudah mendalami tentang Mobile Development, mengeksplorasi dua jenis utama pengembangan aplikasi mobile, yaitu Native App, Hybrid App dan Web App. Native App, meskipun memberikan kinerja tinggi dan akses penuh ke perangkat, memiliki kekurangan biaya pengembangan dan waktu pengembangan yang lebih lama. Sementara itu, Hybrid App, dengan keuntungan kode yang dapat digunakan kembali dan pengembangan lebih cepat, memiliki kinerja sedikit lebih lambat dan keterbatasan akses perangkat. Web App menawarkan pendekatan yang berbeda. Berbeda dengan Native App yang menawarkan kinerja optimal dan Hybrid App yang menawarkan fleksibilitas dalam pengembangan, Web App menawarkan kemudahan akses dan pemeliharaan. Meskipun bergantung pada koneksi internet dan memiliki keterbatasan dalam mengakses fitur perangkat keras, Web App memungkinkan pengembang untuk memberikan pengalaman pengguna yang konsisten di berbagai perangkat dengan biaya operasional yang lebih rendah. Pemilihan antara Native, Hybrid, dan Web App harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti target audiens, anggaran, sumber daya yang tersedia, dan tujuan jangka panjang dari aplikasi yang akan dikembangkan. Jika kamu bingung mengenai roadmap menjadi backend mobile developer kamu bisa mengikuti alur belajar di Build With Angga: Roadmap React Native Apps Developer | BuildWithAngga Roadmap Become Flutter Apps Developer. | BuildWithAngga Roadmap JavaScript Back-End Developer | BuildWithAngga

Kelas Rekomendasi Library Javascript Untuk Bikin Animasi Interaktif! di BuildWithAngga

Rekomendasi Library Javascript Untuk Bikin Animasi Interaktif!

Menyajikan animasi pada website adalah cara yang paling cepat dalam meningkatkan pengunjung ke website kalian*.* Dalam era di mana persaingan antar-website semakin ketat, memiliki animasi yang menarik dapat menjadi pembeda yang signifikan untuk menarik lebih banyak pengunjung dan membuat mereka tinggal lebih lama. Animation Library pada Javascript adalah salah satu tools paling populer bagi developers untuk membuat visual menarik dan interaktif untuk aplikasi web. Dengan kemajuan library Javascript, animasi telah menjadi lebih mudah dibuat dan diakses dari sebelumnya. Dengan library yang tepat, developers dapat membuat animasi yang memukau yang menambahkan tingkat keterlibatan dan pengalaman pengguna ke situs web dan aplikasi. Untuk membantu kalian menemukan animation library yang tepat untuk proyrek web kalian, kami akan merekomendasikan beberapa daftar animation library Javascript terbaik! Let’s dive in! 1. Anime.js Dari banyaknya animation libraries Javascript, Anime.js menjadi yang terbaik diantaranya. Library ini mudah digunakan, memiliki API yang berukuran kecil dan simple serta menyediakan semua modern animation engine yang kalian butuhkan. Dengan library ini kalian dapat membuat berbagai macam efek animasi, seperti scaling, morphing, dan rotating. Anime.js bagus digunakan ketika kalian ingin membuat animasi yang kompleks, seperti bola memantul atau roda yang berputar. Kalian juga dapat membuat animasi interaktif, seperti efek hover atau transisi halaman. Anime.js memiliki ukuran file yang kecil dan mendukung berbagai modern browsers, termasuk IE/Edge 11+. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan library ini. Kelebihan: API yang mudah digunakanRingan dan fleksibelMendukung semua browser utamaMenawarkan berbagai fiturSistem plugin Kekurangan: Tidak support browser lamaDukungan terbatas SVG 2. Three.js Three.js adalah sebuah library Javascript yang digunakan untuk membuat dan menampilkan grafika 3D interaktif di web browser. Library ini bergantung pada WebGL untuk membuat dan merender animasi 3D di browser. Dengan Three.js, kalian dapat membuat animasi, visualisasi data, game, dan aplikasi VR (Virtual Reality) yang menarik secara visual. Pustaka ini memberikan akses mudah ke fungsi-fungsi yang kompleks dalam pembuatan grafika 3D, seperti pembuatan objek, pencahayaan, tekstur, dan efek animasi. Three.js sangat cocok digunakan untuk pembuatan aplikasi interaktif 3D, seperti simulasi, visualisasi arsitektur, game 3D, atau proyek-proyek kreatif lainnya yang memanfaatkan elemen 3D secara intensif. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan: Memudahkan pembuatan dan tampilan grafika 3D di web browser.Memungkinkan penggunaan GPU untuk menghasilkan gambar dan animasi dengan cepatKompatibel dengan berbagai platform dan browser utama.Beragam dukungan komunitas dan dokumentasi yang luas. Kekurangan: Membutuhkan pemahaman yang cukup tentang konsep-konsep dasar grafika 3D.Kinerja mungkin menjadi masalah dalam proyek-proyek yang sangat kompleks.Membutuhkan waktu untuk mempelajari dan menguasai. 3. Popmotion.js Popmotion.js adalah sebuah library Javascript yang dirancang untuk membuat animasi interaktif dengan mudah di aplikasi web. Dengan Popmotion.js, kalian dapat membuat animasi yang mulus dan responsif dengan menggunakan berbagai jenis gerakan dan interpolasi. Library ini menyediakan berbagai fitur untuk mengontrol animasi, termasuk pengaturan kecepatan, durasi, dan perubahan properti dari waktu ke waktu. Popmotion.js ditulis dalam TypeScript, dan setiap fungsi dapat diporting secara individual ke dalam berbagai lingkungan Javascript. Popmotion.js cocok digunakan untuk pembuatan animasi sederhana hingga menengah di aplikasi web, seperti animasi UI, efek hover, transisi halaman, dan animasi interaktif lainnya. Library ini juga berguna untuk membuat elemen-elemen interaktif seperti drag-and-drop, serta animasi responsif yang merespons input pengguna dengan halus. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan: Mudah digunakan dan dipelajari.Mendukung berbagai jenis gerakan, termasuk tweening, drag, dan inertia.Ringan dan memiliki performa yang baik.Desain yang responsif. Kekurangan: Dukungan dokumentasi dan komunitas yang lebih terbatas dibandingkan dengan library animasi lainnya.Dukungan terbatas SVG 4. GSAP GSAP (GreenSock Animation Platform) adalah sebuah perpustakaan Javascript yang sangat populer dan powerful untuk membuat animasi di aplikasi web. GSAP memungkinkan pengembang untuk membuat animasi yang kompleks dan halus dengan mudah, termasuk animasi gerakan, transformasi, rotasi, dan lainnya. Dengan GSAP, pengembang memiliki kontrol yang sangat baik terhadap animasi, termasuk kontrol waktu, urutan, dan durasi. GSAP sangat cocok digunakan untuk pembuatan animasi kompleks dan responsif di aplikasi web, termasuk animasi interaktif, efek parallax, transisi halaman, dan banyak lagi. Ini juga berguna untuk pembuatan game berbasis web dan aplikasi web yang memerlukan kontrol animasi yang halus dan terperinci. Berikut kelebihan dan kekurangan GSAP. Kelebihan: Memiliki performa yang sangat baik, terutama untuk animasi kompleks dan intensif.Memiliki fitur dan kontrol animasi yang lengkap dan kuat.Dukungan lintas-browser yang baik.Dokumentasi yang kaya dan komunitas yang besar. Kekurangan: Memiliki kurva belajar yang agak tinggi, terutama untuk pengguna baru.Memiliki ukuran file yang relatif besar dibandingkan dengan beberapa library animasi lainnya. 5. Mo.js Mo.js adalah sebuah library animasi Javascript yang di rancang powerful dan fleksibel. Mo.js terkenal karena kemampuannya dalam menciptakan animasi yang mengesankan dengan sintaks yang mudah dipahami. Library ini juga memiliki API yang sederhana yang memudahkan penggunaan, dan mendukung semua browser serta menawarkan sistem plugin yang memungkinkan kalian memperluas library dengan fitur tambahan Mo.js cocok digunakan untuk pembuatan animasi interaktif sederhana hingga menengah di aplikasi web. Salah satu fitur kunci Mo.js adalah Kecepatan - library ini memberikan animasi dan efek yang halus untuk pengalaman pengguna yang menarik, efek independen kepadatan layar tinggi yang membuatnya tampak bagus pada perangkat apa pun. Library ini menawarkan banyak alat untuk membuat animasi menjadi lebih mudah, seperti Player untuk mengontrol animator, Editor Kurva, dan Editor Timeline untuk membuat custom eases dan pengeditan umum. Kelebihan: API sederhanaMemberikan animasi yang halus dan menarik.Mendukung berbagai jenis gerakan dan interpolasi.Ringan dan memiliki performa yang baik. Kekurangan: Dokumentasi yang tidak sekomprehensif perpustakaan animasi lainnya.Dukungan komunitas yang lebih terbatas. 6. Kute.js Kute.js adalah sebuah library animasi Javascript yang dibangun dengan standar ES6+ dengan fitur-fitur penting untuk web, memberikan metode-metode yang mudah digunakan untuk membuat animasi lintas-browser yang berperforma tinggi. Fokusnya adalah kualitas kode, fleksibilitas, performa, dan ukuran. Dibangun untuk menjadi ringan dan cepat, perpustakaan ini menawarkan berbagai fitur, seperti animasi berbasis timeline, dukungan SVG, dan fungsi easing. Library animasi ini kini merupakan mesin animasi yang lengkap yang dapat kalian gunakan untuk membuat animasi yang kompleks menggunakan properti atau komponen yang tidak dapat dianimasikan dengan transisi CSS3 atau mesin animasi lainnya, atau bahkan karakteristik yang belum ditulis dalam standar. Kelebihan: Ringan dan cepatMenawarkan berbagai fiturMendukung semua browser utamaSistem pluginDesain responsif Kekurangan: Dukungan terbatas untuk SVGTidak mendukung browser lama 7. Scroll Reveal JS Scroll Reveal adalah sebuah Javascript untuk memberikan efek animasi pada elemen-elemen saat elemen tersebut masuk atau keluar dari tampilan viewport pengguna. Library ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya, sehingga pengguna dapat dengan mudah mempelajarinya. Scroll Reveal mendukung berbagai jenis efek dan berfungsi baik dengan browser web dan mobile. Pustaka ini dirancang dengan konfigurasi yang sederhana, sehingga kalian dapat menggunakannya sebagai kanvas untuk mengeksplor kreativitas. Ada juga opsi untuk mengaktifkan/menonaktifkan animasi pada browser desktop. Scroll Reveal menggunakan matriks 3D tunggal untuk menggerakkan animasi. Hal ini membantu menghindari gaya transformasi CSS yang ada. Pada saat yang sama, ini berarti bahwa ScrollReveal hanya memahami beberapa jenis unit. Kelebihan: Mudah digunakan dan diintegrasikan ke dalam proyek web.Memiliki berbagai pilihan efek animasi untuk dipilih.Dapat dikonfigurasi untuk memenuhi kebutuhan desain yang berbeda.Dukungan lintas-browser yang baik.Memungkinkan animasi responsif terhadap perilaku pengguna. Kekurangan: Membutuhkan pemahaman tentang CSS dan Javascript dasar untuk penggunaan yang optimal.Tidak mendukung semua efek CSS 8. Howler.js Howler.js adalah sebuah pustaka audio Javascript open source. Library ini digunakan dalam pengembangan game dan aplikasi web yang terkait dengan audio. Howler.js membuat pengkodean menjadi mudah saat bekerja dengan audio dalam Javascript di platform web. Howler.js menyajikan sebuah library audio modern yang mendukung Web Audio API dan fallback teknik untuk HTML5 Audio. Howler.js mendukung semua jenis file yang siap digunakan oleh browser, mulai dari MP3, MP4, DOLBY, MPEG, WEBA, OGG hingga WAV. Pustaka ini mengontrol pola audio dengan playing, pausing, looping, dan seek to rate. Audio yang dimuat akan di-cache secara otomatis, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik. Kelebihan: Mendukung berbagai jenis file audio, termasuk MP3, OGG, WAV, dan lainnya.Memiliki kontrol yang kuat terhadap pemutaran audio, seperti volume, kecepatan, dan looping.Dukungan untuk fitur-fitur lanjutan seperti pengaturan efek audio.Dokumentasi yang baik dan komunitas yang aktif. Kekurangan: Membutuhkan pemahaman dasar tentang Javascript dan audio HTML5 untuk penggunaan yang optimal.Beberapa fitur mungkin memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Kesimpulan Terdapat berbagai library animasi Javascript yang dapat kalian implementasikan dalam proyek-proyek web. Library-library yang tercantum di atas merupakan beberapa library dengan kombinasi terbaik antara kompleksitas, kemudahan, dan stabilitas. Setiap library animasi berbeda dari yang lain dan masing-masing cocok untuk situasi yang berbeda. Ketika kalian mencari library animasi yang powerful, opsi library Javascript terbaik yang dapat kalian pilih adalah Anime.js, GreenSock.js, Mo.js, Kute.js dan Popmotion.js. Jika kalian mencari library untuk menambahkan efek suara animasi pada web, pilihan terbaik adalah Howler.js. Jika kalian menginginkan animasi 3D, library animasi Javascript terbaik untuk digunakan adalah Three.js. Jika kalian mencari library animasi Javascript untuk menambahkan efek animasi saat elemen muncul selama pengguliran halaman web, kalian dapat mencoba library Scroll Reveal. Meskipun menggunakan library animasi Javascript membuat aplikasi web kalian menjadi menonjol. Menerapkan terlalu banyak animasi akan menghilangkan tujuannya dan seringkali membingungkan pengguna. Berhati-hatilah dan gunakan animasi dengan bijak. And last! Penggunaan library-library di atas secara umum menuntut kalian untuk memiliki pemahaman tentang Javascript, sehingga disarankan untuk kalian mempelajari bahasa Javascript terlebih dahulu. Join Kelas Online Vanilla JavaScript Pada Website Development di BuildWithAngga untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang Javascript! Keep learning and see you at class!😊

Kelas Membangun Aplikasi CRUD Sederhana Menggunakan Laravel 11 di BuildWithAngga

Membangun Aplikasi CRUD Sederhana Menggunakan Laravel 11

Hai Sobat BWA!🙌 Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang Fitur-Fitur Terbaru Laravel 11. Banyak perubahan yang tidak terlalu signifikan antara Laravel 10 dan Laravel 11. Laravel 11 dirancang agar proses web development lebih mudah dikelola dan diakses. Agar lebih mudah memahami secara langsung tentang perubahan yang ada, pada artikel kali ini kita akan membuat project sederhana menggunakan Laravel 11. Simak artikel berikut sampai habis ya! Persiapan Ada beberapa tools atau aplikasi yang perlu kalian persiapkan sebelum mulai membuat project Laravel. Visual Studio CodePostmanXAMPPComposer: Untuk mengecek apakah pada laptop kalian sudah ter-install composer, jalankan perintah composer -v . Dan jika belum ter-install, kalian dapat meng-installnya melalui https://getcomposer.org/PHP dengan versi ≄ 7.3 Langkah-Langkah Membuat Project 1. Step pertama yang harus kalian lakukan adalah create project menggunakan Laravel 11. Jalankan perintah berikut pada command prompt composer create-project laravel/laravel belajar_laravel 2. Tunggu hingga proses instalasi selesai. Di sini, kita akan menggunakan database MySQL sehingga kita perlu mengubahnya terlebih dahulu pada file .env Ubah port DB_CONNECTION dan DB_DATABASE 3. Buat database bernama belajar_laravel pada MySQL dan jangan lupa untuk menyesuaikan DB_DATABASE pada file .env 4. Lalu, jalankan perintah berikut untuk membuat migration tabel students php artisan make:migration create_students_table 5. Pada file migration, kita akan menambahkan beberapa kolom yang dibutuhkan untuk tabel students <?php use Illuminate\Database\Migrations\Migration; use Illuminate\Database\Schema\Blueprint; use Illuminate\Support\Facades\Schema; return new class extends Migration { /** * Run the migrations. */ public function up(): void { Schema::create('students', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->integer('class'); $table->string('address'); $table->integer('phone'); $table->timestamps(); }); } /** * Reverse the migrations. */ public function down(): void { Schema::dropIfExists('students'); } }; 6. Jalankan php artisan migrate untuk melakukan migrasi database 7. Selanjutnya buat model untuk tabel students dengan menjalankan perintah php artisan make:model Students. Fungsi model adalah untuk mengakses database, mewakili tabel dalam database, dan mengelola data yang memungkinkan kita untuk melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update, dan Delete) pada data tersebut. <?php namespace App\Models; use Illuminate\Database\Eloquent\Factories\HasFactory; use Illuminate\Database\Eloquent\Model; class Students extends Model { use HasFactory; protected $fillable = [ 'name', 'class', 'address', 'phone', ]; } 8. Buat file controller dengan menjalankan perintah php artisan make:controller StudentsController --api . Fungsi --api adalah untuk menambahkan public function CRUD pada controller secara otomatis. 9. Selanjutnya kita akan menambahkan function untuk melakukan add data, update data, delete data, dan get data. Modifikasi file StudentsController dengan menambahkan kode berikut: Function Create Data public function store(Request $request) { $request->validate([ 'name' => 'required|string', 'address' => 'required|string', 'class' => 'required|integer', 'phone' => 'required|integer' ]); $students = new Students([ 'name' => $request->name, 'address' => $request->address, 'class' => $request->class, 'phone' => $request->phone ]); $students->save(); if($students) { return response()->json([ 'status' => 'success', 'message' => 'Data added succesfully', 'data' => $students ]); } else { return Response ()->json([ 'status' => 'error', 'message' => 'Error adding data', 'data' => $students ]); } } Function Get Data public function index() { try { $students = Students::all(); return response()->json([ 'status' => 'success', 'message' => 'Get all students success', 'data' => $students, ]); } catch (\Exception $e) { return response()->json([ 'status' => 'error', 'message' => 'Get all students failed', 'error' => $e->getMessage(), ]); } } Function Update Data public function update(Request $request, string $id) { $students = Students::find($id); // Jika data siswa tidak ditemukan if (!$students) { return response()->json(['message' => 'Student not found'], 404); } $request->validate([ 'name' => 'required|string', 'class' => 'required|string', 'address' => 'required|integer', 'phone' => 'required|integer', ]); $students->update([ 'name' => $request->name, 'class' => $request->class, 'address' => $request->address, 'phone' => $request->phone, ]); return response()->json([ 'status' => 'success', 'message' => 'Data updated succesfully', 'data' => $students ]); } Function Delete Data public function destroy(string $id) { $students = Students::find($id); // Jika data siswa tidak ditemukan if (!$students) { return response()->json(['message' => 'Student not found'], 404); } $students->delete(); return response()->json([ 'status' => 'success', 'message' => 'Data deleted succesfully', 'data' => $students ]); } 10. Langkah selanjutnya adalah membuat route api. Karena pada Laravel 11 tidak menyediakan route api secara langsung, kita harus membuatnya secara manual. Jalankan perintah php artisan install:api untuk membuat file route api 11. Tunggu hingga proses selesai, kemudian file api.php akan terletak pada folder routes dan tambahkan list route berikut pada file api.php Route::apiResource('/students', StudentsController::class); Eitss, jangan lupa untuk menambahkan use App\Http\Controllers\StudentsController; pada bagian atas ya! 12. Kemudian, jalankan php artisan serve dan buka aplikasi Postman untuk melakukan testing function CRUD yang telah kita buat 13. Berikut adalah contoh jika function CRUD yang kita buat berhasil dijalankan Contoh jika function delete data berhasil Contoh jika function add data berhasil Keunggulan Membangun RESTful Api Menggunakan Laravel 11 Struktur folder yang sederhana: Hal ini memudahkan kita dalam membangun sebuah project karena tidak tersedia file-file yang mungkin jarang digunakanAdanya Function Casts: Pada Laravel 11, $casts diubah menjadi Function casts yang membuat kita lebih fleksibel dalam menggunakan casting, contohnya seperti mengimplementasikan class atau function lain.Penggunaan Providers: Pada Laravel 10, file Providers terletak pada direktori app dan memuat banyak file yang mungkin hanya kita gunakan sebagian. Sedangkan jika menggunakan Laravel 11, kita hanya perlu menggunakan file yang ada pada direktori bootstrap/providers.php jika ingin menambahkan Service Provider. Kesimpulan Itulah tutorial membangun aplikasi CRUD menggunakan Laravel 11. Sebelum membuat project, tentunya kita perlu menyiapkan beberapa hal agar aplikasi dapat berjalan dengan lancar. Kita harus mempersiapkan VS Code sebagai text editor, XAMPP sebagai server component, dan aplikasi Postman untuk melakukan testing API. Selain itu, kita juga harus memastikan komputer kita sudah ter-install composer dan PHP dengan versi yang sesuai. Setelah beberapa hal tersebut siap, kita dapat langsung mengeksekusi project Laravel 11 sesuai dengan tutorial di atas! Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Laravel, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌

Kelas Mengenal Fitur Middleware di Next.js App Router di BuildWithAngga

Mengenal Fitur Middleware di Next.js App Router

Hai teman-teman developer web yang sedang mempelajari Next.js! Apa kabar? Saat kamu membangun sebuah situs web, pasti kamu ingin itu berjalan dengan lancar, aman, dan cepat, kan? Nah, kali ini kita akan mulai membahas salah satu fitur keren yang bisa membantu kita yaitu middleware. Jadi, dalam artikel ini, kamu akan belajar lebih banyak tentang apa itu Middleware, bagaimana kita bisa menggunakannya dalam proyek Next.js kita, dan mengapa fitur ini sangat penting untuk membuat situs web-mu jadi lebih canggih dan aman. Mari kita masuk ke-pembahasan🚀 Pengenalan Middleware di Next.js Middleware dalam Next.js adalah seperti penjaga untuk situs web-mu. Ketika seseorang mengunjungi web kamu, middleware akan memeriksa permintaannya sebelum mengizinkannya masuk ke web kamu. Tapi, mengapa ini penting? Nah, middleware memungkinkan kamu untuk melakukan banyak hal sebelum situs web-mu memberikan respons kepada pengunjung. Misalnya, kamu bisa memeriksa apakah pengunjung tersebut sudah login atau belum (biasa disebut autentikasi), atau mungkin mengarahkan mereka ke halaman lain berdasarkan kondisi tertentu. Jadi, middleware bukan hanya sekadar fitur tambahan. Ini adalah bagian penting dari mesin situs web-mu yang membantu menjaga segalanya tetap berjalan lancar dan aman. Konvensi dan Contoh Implementasi Sekarang kamu sudah tahu apa itu middleware dan mengapa penting di Next.js. Sekarang waktunya untuk memahami bagaimana kamu bisa menggunakannya dalam proyekmu. Di sini, kita akan membahas singkat tentang bagaimana cara menggunakan middleware dan contoh implementasinya. Pertama-tama, ada baiknya untuk mengetahui bahwa ada aturan tertentu yang harus kamu ikuti saat menambahkan middleware ke proyek Next.js-mu. Salah satunya adalah tentang penamaan file dan lokasi tempat kamu menyimpan kode middleware. Misalnya, kamu bisa menamai file-nya middleware.ts dan menyimpannya di folder utama proyekmu atau di dalam folder src dan sejajar dengan folder app. Tapi, jangan khawatir jika itu terdengar rumit. Kita akan membuat contoh sederhana tentang bagaimana kamu bisa menulis middleware dalam file middleware.ts: Let’s write code guys🚀 import { cookies } from "next/headers"; import { NextRequest, NextResponse } from "next/server"; export function middleware(request: NextRequest) { const cookie = cookies(); const token = cookie.get("token"); if (!token) { return NextResponse.redirect(new URL("/", request.url)); } } export const config = { matcher: "/dashboard/:path*", }; Pada kode di atas, kita memiliki sebuah middleware yang ditujukan untuk digunakan pada halaman dashboard di sebuah aplikasi Next.js. Pertama-tama, kita mencoba untuk mengambil cookie bernama token dari permintaan yang masuk dengan menggunakan fungsi cookies() yang disediakan oleh next/headers. Jika tidak ada token yang ditemukan, artinya pengguna belum terotentikasi, maka mereka akan diarahkan kembali ke halaman utama atau home dengan menggunakan NextResponse.redirect(). Dengan menggunakan kode ini, kita memastikan bahwa pengguna yang mencoba mengakses halaman dashboard harus terotentikasi terlebih dahulu. Jika tidak, mereka akan diarahkan kembali ke halaman utama untuk melakukan proses otentikasi. Dengan demikian, kita menjaga keamanan aplikasi dan memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang memiliki akses ke halaman dashboard. Manfaat Menggunakan Middleware Kamu mungkin bertanya-tanya, "Kenapa sih aku harus ribet-ribet pakai middleware di proyek Next.js?" Nah, ada beberapa alasan kuat kenapa middleware itu penting dan bisa memberikan banyak manfaat. Yuk, mari kita bahas beberapa manfaatnya! Keamanan yang Lebih Baik: Middleware bisa membantu meningkatkan keamanan situs web-mu dengan cara memeriksa dan memvalidasi setiap permintaan yang masuk sebelum diteruskan ke halaman atau API lainnya.Peningkatan Kinerja: Dengan menggunakan middleware, kamu bisa melakukan berbagai optimasi yang dapat meningkatkan kinerja situs web-mu. Misalnya, kamu bisa melakukan caching atau kompresi untuk mengurangi waktu muat halaman.Fleksibilitas dalam Pengelolaan Fitur: Middleware memberikan fleksibilitas tambahan dalam pengelolaan fitur di situs web-mu. Kamu bisa dengan mudah mengaktifkan, menonaktifkan, atau memodifikasi fitur-fitur tertentu tanpa harus mengubah kode di seluruh proyekmu. Jadi, menggunakan middleware bukan hanya sekadar tambahan fitur, tapi juga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keamanan, kinerja, dan fleksibilitas situs web-mu. Dengan memahami manfaatnya, kamu dapat memanfaatkannya secara optimal dalam development proyek Next.js kamu. Kesimpulan Sekarang, kamu sudah mengenal betul tentang fitur middleware di Next.js! Dari pengenalan hingga contoh implementasi, kamu telah memahami betapa pentingnya middleware dalam mengoptimalkan keamanan, kinerja, dan fleksibilitas situs web-mu. Dengan memahami konsep dan manfaatnya, kamu bisa lebih percaya diri dalam mengembangkan proyek Next.js kamu. Ingatlah bahwa menggunakan middleware bukanlah sesuatu yang sulit. Dengan mengikuti konvensi penggunaan dan memahami contoh implementasinya, kamu bisa dengan mudah mengintegrasikan middleware ke dalam proyekmu. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis NextJS Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Web Development: Bikin Projek Ujian Online CBT. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas AI untuk Mahasiswa IT: Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Karya di BuildWithAngga

AI untuk Mahasiswa IT: Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Karya

Dalam era digital yang terus berkembang, kehadiran kecerdasan buatan (AI) semakin memberikan dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Bagi mahasiswa jurusan Teknologi Informasi (IT), AI menjadi alat yang tidak hanya memfasilitasi pembelajaran, tetapi juga meningkatkan produktivitas serta kualitas karya mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa cara AI dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa IT, mulai dari membuat presentasi hingga memperkuat keterampilan coding. 1. Persentasi yang Lebih Menarik dengan Tome AI Salah satu tugas umum bagi mahasiswa IT adalah membuat presentasi untuk proyek, seminar, atau kuliah. Menghadirkan presentasi yang menarik seringkali menjadi tantangan. Dengan bantuan Tome AI, mahasiswa dapat membuat presentasi yang lebih dinamis dan menarik. Tome AI menggunakan teknologi AI generatif untuk membantu dalam merancang slide, memilih desain yang sesuai, dan menyusun konten yang efektif. Dengan demikian, mahasiswa dapat fokus pada isi presentasi mereka tanpa harus khawatir tentang aspek desain yang rumit. Persentasi yang Lebih Menarik dengan Tome AI: 1. Kunjungi platform Tome AI dan mulai proyek baru.2. Tulis konten presentasi kamu dan pilih desain yang diinginkan.3. Biarkan Tome AI menyusun slide Anda secara otomatis. 2. Kebutuhan Research yang Efisien dengan ChatGPT Pada tahap awal penelitian atau pengerjaan proyek, mahasiswa IT seringkali memerlukan bantuan dalam mengumpulkan informasi yang relevan. ChatGPT dapat menjadi asisten penelitian yang handal. Dengan kemampuan pemrosesan bahasa alami yang canggih, ChatGPT dapat membantu dalam menyusun pertanyaan penelitian, mengeksplorasi literatur, bahkan memberikan ide-ide baru untuk dieksplorasi lebih lanjut. Kebutuhan Research yang Efisien dengan ChatGPT: 1. Akses platform ChatGPT dan ajukan pertanyaan atau topik penelitian kamu.2. ChatGPT akan memberikan informasi yang relevan berdasarkan pemahaman konteks. 3. Meningkatkan Keterampilan Copywriting dengan Jasper AI Kemampuan menulis dengan baik sangat penting bagi mahasiswa IT, terutama dalam menyusun laporan, artikel, atau dokumentasi proyek. Jasper AI adalah alat yang menggunakan teknologi AI untuk membantu meningkatkan keterampilan copywriting. Dengan memberikan feedback tentang struktur kalimat, kejelasan ide, dan gaya penulisan, Jasper AI membantu mahasiswa IT menghasilkan karya tulis yang lebih profesional dan mudah dipahami. Meningkatkan Keterampilan Copywriting dengan Jasper AI: 1. Akses platform Jasper AI dan mulai proyek baru dengan memasukkan teks.2. Jasper AI akan memberikan umpan balik tentang struktur kalimat dan gaya penulisan. 4. Merancang Flow Website dengan Whimsical Bagi mahasiswa IT yang tertarik dalam pengembangan web, merancang flow sebuah website adalah langkah awal yang penting. Whimsical adalah alat desain kolaboratif yang memanfaatkan AI untuk membantu merancang flow website dengan mudah. Dengan fitur drag-and-drop yang intuitif, mahasiswa dapat dengan cepat membuat diagram flowchart yang mencerminkan struktur dan navigasi dari website yang mereka buat. Merancang Flow Website dengan Whimsical: 1. Kunjungi platform Whimsical dan buat diagram flowchart.2. Gunakan alat drag-and-drop untuk merancang flow website. 5. Memperkuat Kesiapan Interview dengan Interview Warm Up Bagian integral dari menjadi mahasiswa IT adalah persiapan untuk memasuki dunia profesional. Interview Warm Up adalah alat yang menggunakan AI untuk membantu mahasiswa IT memperkuat kesiapan mereka dalam menjalani wawancara kerja. Dengan menyediakan latihan wawancara yang disesuaikan dengan perusahaan dan posisi tertentu, Interview Warm Up membantu mahasiswa IT merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan wawancara. Memperkuat Kesiapan Interview dengan Interview Warm Up: 1. Akses platform Interview Warm Up dan pilih latihan wawancara yang sesuai.2. Ikuti latihan wawancara dan terima umpan balik untuk meningkatkan keterampilan wawancara Anda. 6. Meningkatkan Keterampilan Coding dengan GitHub Copilot Tidak bisa dipungkiri bahwa keterampilan coding adalah kunci utama dalam karir IT. GitHub Copilot adalah asisten coding yang didukung oleh AI. Dengan menggunakan teknologi pembelajaran mesin, GitHub Copilot dapat memberikan saran kode secara real-time saat mahasiswa IT sedang mengembangkan aplikasi atau proyek coding lainnya. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperluas pemahaman mereka tentang praktik coding terbaik. Meningkatkan Keterampilan Coding dengan GitHub Copilot: 1. Integrasikan GitHub Copilot dengan editor kode atau IDE yang Anda gunakan.2. GitHub Copilot akan memberikan saran kode secara real-time saat Anda menulis kode. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dalam berbagai aspek pembelajaran dan pengembangan keterampilan, mahasiswa IT dapat mempercepat pertumbuhan dan kesuksesan mereka dalam dunia teknologi yang terus berkembang pesat. Dengan demikian, AI bukan hanya menjadi alat tambahan, tetapi juga mitra dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan. Kesimpulan Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan, khususnya bagi mahasiswa jurusan Teknologi Informasi (IT), telah membuka peluang baru untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas karya. Dalam artikel ini, telah dibahas berbagai cara AI dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa IT, mulai dari membuat presentasi hingga memperkuat keterampilan coding. Dengan bantuan alat-alat seperti Tome AI, ChatGPT, Jasper AI, Whimsical, Interview Warm Up, dan GitHub Copilot, mahasiswa dapat mengoptimalkan pembelajaran dan pengembangan keterampilan mereka. Dengan memanfaatkan teknologi AI, mahasiswa dapat membuat presentasi yang menarik, melakukan penelitian secara efisien, meningkatkan keterampilan copywriting, merancang website dengan mudah, mempersiapkan diri untuk wawancara kerja, dan meningkatkan keterampilan coding. Dengan demikian, pemahaman yang kuat tentang konsep AI akan membekali mahasiswa IT untuk menghadapi tantangan di dunia teknologi yang terus berkembang. Kesempatan untuk terus belajar dan mengeksplorasi fitur-fitur AI dalam berbagai konteks pendidikan akan membawa mahasiswa lebih jauh dalam perjalanan mereka. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berharga dan memotivasi mahasiswa IT untuk terus mengembangkan diri dalam menghadapi tantangan di masa depan, yuk bergabung di BuildWithAngga dan kembangkan keterampilan pemrograman dan design Kamu bersama komunitas yang solid dan dukungan dari instruktur ahli. Mari bergabung dan berkembang bersama-sama! 🚀 BuildWithAngga

Kelas Cara Install dan Menjalankan Aplikasi Flutter di Emulator pada Windows di BuildWithAngga

Cara Install dan Menjalankan Aplikasi Flutter di Emulator pada Windows

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu Cara Install dan Menjalankan Aplikasi Flutter di Emulator pada Windows. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan artikel ini, kita akan membahas Cara Install dan Menjalankan Aplikasi Flutter di Emulator pada Windows. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Apa itu Flutter? Flutter merupakan sebuah framework open-source yang dibuat oleh Google yang bertujuan untuk dapat membuat aplikasi antarmuka yang responsif dan konsisten di berbagai platform, contohnya seperti IOS, Android, Web maupun Desktop. Satu kode yang digunakan sebagai sumber utama bagi developer agar aplikasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Dart. Dengan menggunakan Flutter dapat membantu developer dalam membuat aplikasi yang kaya akan fitur, kinerja dan tampilan yang baik. Cara Install dan Menjalankan Aplikasi Flutter di Emulator pada Windows Lalu, bagaimana caranya untuk install dan menjalankan Flutter di emulator pada Windows? berikut langkah-langkahnya: Download dan Install Flutter - Pertama-tama silahkan kunjungi terlebih dahulu website resmi Flutter di flutter.dev.- Klik pada “Get Started” lalu silahkan pilih “Windows” pada bagian “Choose your development platform to get started”. - Selanjutnya silahkan pilih “Desktop” lalu download ZIP file Flutter untuk Windows.- Ekstrak file ZIP dan masukkan path Flutter ke Path Environment. Buka “Control Panel” > “System and Security” > “System” > “Advanced system settings” > “Environment Variables”. - Teman-teman akan menemukan “Path” di bagian User Variables, dan selanjutnya silahkan klik “Edit” > “New” untuk menambahkan path ke direktori Flutter, misalnya “C:\Flutter\bin”. Jangan lupa untuk menyimpan path yang ditambahkan. Tambahan untuk teman-teman: - Jalankan “flutter doctor” pada Command Prompt (CMD) atau PowerShell, untuk memastikan tidak ada masalah yang muncul dan aplikasi siap digunakan. 2. Download dan Install Android Studio - Silahkan kunjungi website resmi Android Studio di developer.android.com/studio.- Kemudian klik “Download” untuk mengunduh installer Android Studio untuk Windows. Lalu Install Android Studio sesuai dengan instruksi yang ada. - Pastikan versi SDK Platform dan SDK Tools terbaru yang telah diinstall. Kemudian pastikan plugin “Flutter” telah di Instal di dalam “Plugins”. 3. Menginstall dan Menjalankan Emulator pada Windows - Buka Android Studio yang telah diinstal. - Buat emulator melalui “AVD Manager” dari toolbar > klik “Create Virtual Device” > Silahkan pilih perangkat yang ingin digunakan sebagai emulator > Jangan lupa untuk memilih sistem operasi yang ingin digunakan pada emulator > Klik “Next” dan “Finish” untuk membuat emulator. Tambahan untuk teman-teman: - Pastikan sebelum menggunakan emulator, Running Devices sudah sesuai dan dapat digunakan untuk menjadi emulator dari aplikasi yang sedang dikembangkan. 4. Output penggunaan emulator via Android Studio: Kesimpulan Dengan langkah-langkah di atas, developer mampu untuk memulai membuat aplikasi Flutter dengan emulator Android pada Windows. Emulator merupakan hal yang wajib dimiliki oleh developer sebagai implementasi pada perangkat fisik untuk menguji aplikasi yang dikembangkan. Tentu dengan menggunakan emulator, developer dapat terus mengembangkan aplikasinya dengan keunggulan fitur-fitur emulator yang dimiliki seperti Hot Reload dan sebagainya. Flutter terus menjadi pilihan yang terbaik untuk mengembangkan aplikasi hingga saat ini. Keunggulan menggunakan emulator Android pada Windows seperti Multi-Platform Development yang sangat membantu developer dalam mengembangkan aplikasi Flutter, Akses yang luas dalam hal perbaikan bug dan pengujian lainnya, dan dengan menggunakan emulator dapat membantu developer dalam memastikan aplikasi berjalan dengan baik di berbagai platform. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!đŸ€© Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Menjelajahi Teknologi Baru di Dunia Back-end di BuildWithAngga

Menjelajahi Teknologi Baru di Dunia Back-end

Dalam era digital yang berkembang pesat, paradigma pengembangan aplikasi dan situs web terus berubah untuk memenuhi tuntutan efisiensi, skalabilitas, dan responsivitas. Konsep-konsep seperti Serverless Computing, Static Site Generators, Headless CMS, dan Back-end as a Service (BaaS) menjadi pilar-pilar utama dalam evolusi teknologi pengembangan perangkat lunak. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi setiap konsep tersebut secara rinci, memahami esensi dari masing-masing dan bagaimana mereka mempengaruhi cara kita membangun dan mengelola aplikasi dan situs web di era modern. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar dan keuntungan masing-masing pendekatan ini, kita dapat mengoptimalkan proses pengembangan dan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna akhir. Serverless Computing Serverless Computing mengadopsi model aplikasi tanpa server yang memungkinkan pengembang back-end untuk menjalankan aplikasi di server berbasis cloud. Dalam model ini, pengembang tidak perlu khawatir tentang ketersediaan server, manajemen infrastruktur, atau kapasitas yang tidak terpakai. Aplikasi yang dibangun menggunakan serverless computing berjalan di atas platform cloud, di mana sumber daya komputasi dikelola secara otomatis oleh penyedia layanan cloud. Ini memungkinkan pengembang untuk fokus pada pengembangan fitur dan fungsionalitas aplikasi tanpa harus memikirkan aspek infrastruktur. MenjelajahiTeknologiBarudiDuniaBackend_BuildWithAngga Hal lain yang perlu kamu ketahui mengenai Serverless Computing: Tidak Ketergantungan pada Server: Pengembang hanya perlu mengunggah kode aplikasi, dan penyedia layanan serverless computing akan menangani penanganan permintaan dan alokasi sumber daya secara otomatis.Elastisitas: Aplikasi dapat menangani lonjakan lalu lintas tanpa perlu skala manual. Platform akan menyesuaikan sumber daya komputasi sesuai kebutuhan.Biaya Berbasis Penggunaan: Model serverless computing mengenakan biaya berdasarkan penggunaan nyata, menghindari biaya infrastruktur yang tidak terpakai.Pemantauan dan Ketersediaan: Penyedia serverless computing menangani pemantauan dan ketersediaan infrastruktur melalui dashboard.Integrasi dengan Layanan Cloud: Serverless computing dapat terhubung dengan cloud storage, database, dan layanan kecerdasan buatan. Static Site Generators Static Site Generators (SSGs) menyediakan solusi yang sederhana namun efisien dalam pengembangan situs web, dengan cara menciptakan situs web HTML statis berdasarkan data mentah dari sebuah template. Dalam konteks pengembangan web, situs web statis mengacu pada situs web yang terdiri dari berkas HTML, CSS, JavaScript, dan aset lainnya yang disajikan langsung kepada pengguna tanpa memerlukan proses server-side. Hal ini memungkinkan pengembangan tanpa ketergantungan pada database atau proses server-side, menjadikan pengalaman web lebih cepat dan responsif. MenjelajahiTeknologiBarudiDuniaBackend_BuildWithAngga Hal lain yang perlu kamu ketahui mengenai Static Site Generators: Tidak Ketergantungan pada Database: SSGs tidak memerlukan penggunaan database atau proses server-side. Situs web yang dihasilkan dapat di-host di platform statis tanpa infrastruktur back-end yang rumit.Peningkatan Kecepatan: Situs web SSGs cenderung lebih cepat karena tidak memerlukan proses server-side untuk menghasilkan konten pada setiap permintaan.Kustomisasi Tinggi: Meskipun statis, situs web SSGs dapat disesuaikan dengan desain, tata letak, dan fungsionalitas tambahan melalui JavaScript dan integrasi third-party.Beragamnya Pilihan: Ada banyak SSGs populer seperti Hugo, NuxtJS, Eleventy, dan Gatsby, masing-masing dengan fitur uniknya sendiri. Kamu bisa belajar mengenai NuxtJS di Build With Angga dengan rekomendasi kelas berikut: Kelas Online NuxtJS Javascript Framework | BuildWithAngga Kelas Online Full-Stack Golang Vue NuxtJS: Website Crowdfunding | BuildWithAngga Headless CMS Sebuah Headless Content Management System (CMS) menyediakan para pengembang dengan struktur back-end dasar untuk mengelola konten. Konsep headless CMS memisahkan repositori konten (tubuh) dari lapisan presentasi (kepala). Desain ini memberikan fleksibilitas kepada para pengembang untuk mengelola konten di satu tempat dan mengirimkannya ke berbagai lingkungan atau alat front-end. Karena back-end dan front-end dari situs web atau aplikasi terpisah, ini memudahkan untuk melindungi dan mengurangi dampak dari serangan yang ditargetkan. Sebuah headless CMS juga membuat lebih mudah bagi pengembang untuk memperbarui tumpukan teknologi mereka. MenjelajahiTeknologiBarudiDuniaBackend_BuildWithAngga Hal lain yang perlu kamu ketahui mengenai Static Site Generators: Pemisahan Konten dan Presentasi: Dalam model headless CMS, data konten (teks, gambar, video) disimpan terpusat tanpa ketergantungan pada tata letak atau presentasi. Ini memungkinkan akses dan manajemen konten tanpa terikat pada format tertentu.Fleksibilitas Penyampaian Konten: Back-end terpisah dari front-end, memungkinkan pengiriman konten ke berbagai platform (situs web, aplikasi seluler, desktop) dengan konsistensi pengalaman pengguna.Keamanan Ditingkatkan: Terpisahnya back-end dari front-end mengurangi risiko serangan terhadap kerentanan front-end.Pembaruan Teknologi Lebih Mudah: Perubahan teknologi di satu lapisan tidak mempengaruhi yang lain, memudahkan pengembangan dan pemeliharaan.Penyedia Terkemuka: Contoh penyedia headless CMS meliputi Strapi, Sanity, Netlify CMS, dan WordPress. Apakah kamu tertarik untuk membuat website dengan CMS? kamu bisa mengikuti kelas Kelas Online WordPress dan Elementor Mastery: Bikin Website Professional dan Menarik Untuk Portfolio | BuildWithAngga Back-end as a Service Back-end as a Service (BaaS) merupakan sebuah model cloud computing di mana tim teknis dapat mengalihdayakan layanan-layanan back-end dari situs web atau aplikasi mereka ke penyedia layanan eksternal. Dalam BaaS, pengembang tidak perlu membangun infrastruktur back-end mereka sendiri, melainkan menyewa layanan-layanan ini dari penyedia yang sudah ada, seperti Microsoft Azure, AWS Amplify, Firebase, atau Heroku. Layanan-layanan yang disediakan mencakup hosting, cloud storage, database management, authentication, dan banyak lagi. MenjelajahiTeknologiBarudiDuniaBackend_BuildWithAngga Hal lain yang perlu kamu ketahui mengenai Back-end as a Service (BaaS): Outsourcing Infrastruktur Back-end: Tim teknis dapat mengalihkan beban pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur back-end kepada penyedia layanan BaaS, membebaskan waktu dan sumber daya untuk fokus pada pengembangan fitur dan pengalaman pengguna.Jangkauan Layanan: BaaS menyediakan berbagai layanan back-end seperti hosting, data storage, database management, authentication, dan analyst. Pengembang dapat mengakses dan mengintegrasikan layanan-layanan ini melalui API dan SDK.Penggunaan API dan SDK: Pengembang dapat mengakses dan mengelola layanan-layanan BaaS menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) dan kit pengembangan perangkat lunak (SDK), memungkinkan integrasi yang mudah dan efisien dengan aplikasi yang ada.Fokus pada Pengembangan Front-end: Dengan mengalihdayakan tugas back-end kepada penyedia BaaS, tim pengembangan internal dapat lebih fokus pada pengembangan front-end, desain pengguna, dan fitur-fitur aplikasi.Pilihan Penyedia: Ada berbagai penyedia BaaS yang tersedia, masing-masing dengan keunggulan dan fitur-fitur khususnya. Pengembang dapat memilih penyedia yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan preferensi mereka. Apakah kamu tertarik mengenai Back-end as a Service? Kamu bisa mengikuti rekomendasi kelas berikut untuk belajar kegunaan Back-end as a Service pada Mobile Development: Kelas Online Full-Stack Flutter Android iOS Developer: Find Worker App | BuildWithAngga Kelas Online Full-Stack Android Developer | BuildWithAngga Kesimpulan Dalam era digital yang dinamis ini, terdapat beragam pendekatan dan teknologi yang mendefinisikan cara kita membangun dan mengelola aplikasi serta situs web. Melalui artikel ini, kita telah menjelajahi beberapa konsep utama, termasuk Serverless Computing, Static Site Generators, Headless CMS, dan Back-end as a Service (BaaS), serta memahami bagaimana masing-masing memainkan peran penting dalam transformasi teknologi. Penerapan Serverless Computing membebaskan pengembang dari beban manajemen infrastruktur, memungkinkan fokus pada pengembangan aplikasi tanpa ketergantungan pada server tradisional. Di sisi lain, Static Site Generators menawarkan pendekatan yang sederhana namun efisien dalam pembangunan situs web, memberikan kecepatan, kustomisasi, dan skalabilitas tanpa kompleksitas server-side processing. Headless CMS memberikan fleksibilitas dalam manajemen konten, memisahkan back-end dari front-end dan menghasilkan pengalaman pengguna yang konsisten di berbagai platform. Sementara itu, Back-end as a Service (BaaS) memungkinkan pengembang untuk menyewa layanan back-end dari penyedia eksternal, mengurangi beban infrastruktur dan mempercepat pengembangan aplikasi. Setelah melalui pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep ini, kita dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek kita. Dengan memanfaatkan teknologi-teknologi ini secara optimal, kita dapat membangun aplikasi dan situs web yang responsif, skalabel, dan efisien, memenuhi tuntutan pasar yang terus berkembang.

Kelas Langkah Awal Jadi Seorang UI Designer di BuildWithAngga

Langkah Awal Jadi Seorang UI Designer

Ingat! “Your first design is going to suck and it’s okay!” âœš Bingung gimana dan dari mana langkah awal yang harus kamu ambil untuk menjadi seorang UI Designer? Sebagai seorang yang tertarik memasuki dunia desain antarmuka (UI), langkah awal menjadi seorang UI designer memerlukan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek desain dan penggunaan tools khusus. Sebelumnya, kamu sudah tahu belum apa itu UI a.k.a User Interface? User Interface (UI) atau antarmuka pengguna adalah proses pembuatan tampilan atau display di dalam perangkat komputer atau software yang berfokus pada desain (dilansir oleh interaction-design.org) dan ini mencakup elemen-elemen visual, seperti tombol, ikon, dan menu, serta elemen-elemen interaktif, seperti mouse, keyboard, dan layar sentuh. Tujuan dari UI adalah menyediakan pengalaman pengguna yang efektif, efisien, dan menyenangkan saat berinteraksi dengan suatu sistem atau aplikasi. Desain UI mencakup “pengorganisasian” elemen-elemen tersebut agar mudah dipahami, digunakan, dan memberikan pengguna pengalaman yang positif. Sesuai namanya “User” dan “Interface”, maka untuk menciptakan sebuah UI yang baik, kamu harus memperhatikan 2 aspek ini: User Mudah untuk dipahami Gampang digunakan Gak bikin bingung Seluruh elemen jelas. Mana yang bisa dipilih mana yang tidak.Interface Rapi Clean Keren Aesthetic Modern Colorful dan yang paling penting adalah “Tidak boring!” Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk memulai perjalananmu sebagai seorang UI designer. Yuk simak! 1. Pelajari Tools Design: Mengenal Figma, AdobeXD, dan Sketch Sebelum memulai petualangan desainmu, kenali terlebih dahulu tools yang akan kamu gunakan. Figma, AdobeXD, dan Sketch adalah platform desain yang populer, masing-masing dengan kelebihan dan keunikan fitur. Pahami fungsi dasar dan navigasi di setiap alat untuk memudahkan perjalananmu dalam menghasilkan karya desain yang memukau. Di BuildWithAngga, kamu gak usah khawatir karena kami menyediakan kelas-kelas gratis untuk pelajari tools di atas seperti: “Learn Figma for Beginner”, “Adobe XD untuk Pemula” dan “Belajar Sketch untuk Junior UI” 2. Pelajari Dasar-dasar UI Design Agar desainmu memiliki daya tarik dan fungsionalitas, pahami dasar-dasar desain antarmuka. Terapkan prinsip color theory, gunakan grid system untuk menyusun elemen, pilih tipografi dengan bijak, dan perhatikan aspek-aspek seperti ikon, aksesibilitas, hirarki, gradien, serta design system. Keahlian dalam aspek-aspek ini akan memberimu dasar yang kuat/kokoh dalam menciptakan desain yang efektif dan aesthetic. Berikut penjelasannya: Color Theory: Color theory adalah studi tentang cara warna berinteraksi satu sama lain dalam suatu desain. Ini mencakup pemahaman tentang roda warna, kontrast, harmoni, dan psikologi warna lho! Dalam desain antarmuka, pemilihan warna yang tepat dapat memengaruhi mood pengguna, membantu navigasi, dan meningkatkan daya tarik visual. Mari kita bedah satu per satu tentang cakupan color theory ini😀: Roda Warna: Alat penting yang menunjukkan hubungan antara warna. Warna-warna yang berdekatan di roda warna cenderung harmonis dan cocok satu sama lain, sementara warna yang berlawanan dapat menciptakan kontras yang kuat.Kontrast: Kontrast antara warna digunakan untuk menyoroti elemen dan menciptakan pemisahan visual. Misalnya, teks dengan warna yang kontras tinggi terhadap latar belakangnya akan lebih mudah dibaca.Harmoni Warna: Menciptakan kombinasi warna yang harmonis adalah kunci untuk menciptakan desain yang menyatu dan enak dilihat. Teknik seperti menggunakan skema warna analog dapat membantu menciptakan keselarasan visual.Psikologi Warna: Warna dapat memengaruhi perasaan dan emosi pengguna. Warna hangat seperti merah dan kuning sering dikaitkan dengan energi dan semangat, sementara warna dingin seperti biru dan hijau cenderung memberikan kesan tenang dan profesional. Kamu bisa membaca lebih lanjut tentang pemilihan warna pada UI design-mu dengan membaca artikel "Tips Pemilihan Warna Desain Antarmuka Website". Grid System: Grid system adalah kerangka dasar yang digunakan untuk menyusun elemen-elemen desain secara konsisten dan teratur. Dengan memanfaatkan grid, UI designer dapat menempatkan elemen-elemen seperti teks, gambar, dan tombol dengan proporsi yang seimbang. Grid system membantu menciptakan layout yang teratur dan memudahkan respon desain terhadap berbagai ukuran layar. Kalau kamu mau belajar lebih tentang Grid System, kami menyediakan kelas starter gratis juga nih! Klik link ini yuk! Typography: ^Contoh Typography. Source from Pinterest. Typography adalah seni dan teknik pemilihan, pengaturan, dan penyusunan teks. Pemilihan jenis huruf, ukuran, jarak antar huruf (kerning), dan jarak antar baris (leading) memiliki dampak signifikan terhadap keterbacaan dan kesan visual. Typography yang baik dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan memberikan identitas visual pada desain. Kamu bisa baca lebih lanjut mengenai Typography di artikel ini :) ^Style Guide Typography untuk desain UI Icons: Icons atau ikon adalah gambar kecil yang digunakan untuk merepresentasikan konsep, fungsi, atau tindakan tanpa perlu kata-kata. Icons membantu menyederhanakan antarmuka dan memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tertentu. Penting untuk memilih ikon yang jelas dan intuitif agar pengguna dapat dengan mudah mengidentifikasi maknanya. (Di atas merupakan file icon dari Iconsax. BuildWithAngga juga menyediakan kelas online gratis “Learn Icon Pack Design” jika kamu berminat mempelajari penggunaan Icon Design pada UI dan cara membuat Icon Pack.) Accessibility: Accessibility atau aksesibilitas adalah upaya untuk membuat desain antarmuka dapat diakses oleh semua orang. Desain yang memperhatikan aksesibilitas mencakup penggunaan kontrast yang cukup, navigasi yang jelas, dan elemen-elemen yang dapat diakses melalui teknologi pembantu. Ini melibatkan desain yang ramah bagi pengguna dengan berbagai kebutuhan, seperti peningkatan kontrast untuk memudahkan pengguna dengan masalah penglihatan, penggunaan teks alternatif untuk gambar bagi pengguna screen reader, serta perhatian terhadap navigasi yang responsof untuk memudahkan penggunaan oleh semua individu. Aksesibilitas bertujuan untuk menciptakan pengalaman yang setara bagi semua pengguna, tanpa mengabaikan kebutuhan mereka yang mungkin menghadapi tantangan aksesibilitas. Hierarchy (Hirarki): ^Visualisasi dari UI Hierarchy oleh Chris Berridge Hirarki dalam desain antarmuka tertuju pada pengaturan elemen-elemen berdasarkan tingkatannya dalam suatu layout. Pemilihan ukuran, warna, dan posisi elemen membantu pengguna untuk memahami urutan informasi dan interaksi. Hirarki membimbing mata user melalui desain, menekankan elemen yang paling penting dan membantu mengatur informasi dengan jelas. ^Contoh Visual Hierarchy pada tampilan website kelas BuildWithAngga Cara sederhana untuk menciptakan visual hierarchy adalah melibatkan penggunaan elemen-elemen seperti ukuran, warna, kontrast, dan posisi. Elemen-elemen yang lebih besar, lebih berwarna, memiliki kontrast yang tinggi, atau ditempatkan secara strategis akan menarik perhatian lebih dari pengguna. Sebaliknya, elemen-elemen yang lebih kecil, memiliki warna yang lebih netral, atau ditempatkan dengan posisi yang lebih rendah dalam hierarki akan mendapatkan perhatian yang lebih sedikit. Dengan menciptakan visual hierarchy yang efektif, desainer dapat membantu pengguna untuk mengenali informasi penting, mengarahkan mata mereka ke bagian-bagian yang relevan, dan memberi konten secara lebih terstruktur dan jelas. Masih bingung tentang hirarki ini? Yuk baca artikel “Hierarki Visual di UI/UX Design”! 😉 Gradients: Gradients adalah perubahan dalam warna dari satu ujung ke ujung lainnya. Dalam desain antarmuka, gradients dapat digunakan untuk memberikan dimensi, kedalaman, atau menarik perhatian pada suatu area. Pemilihan warna yang tepat dalam gradients dapat menciptakan efek visual yang menarik dan modern. Design System: ^Contoh Design System pada kelas Intro to Design System BuildWithAngga Next ada Design system. Design System adalah kumpulan prinsip, panduan, dan elemen desain yang digunakan secara konsisten dalam suatu proyek. Design system membantu menjaga konsistensi visual, mempercepat proses pengembangan, dan memudahkan kolaborasi antara anggota tim. Ini termasuk palet warna, jenis huruf, komponen UI, dan panduan desain lainnya yaa. Dengan menggunakan design system, perusahaan dapat membangun identitas visual yang kuat dan menyediakan pengalaman pengguna yang seragam. Di BuildWithAngga juga menyediakan kelas Intro to Design System lho! 3. Berlatih dengan Men-duplicate Desain yang Ada Praktik membuat ulang desain aplikasi atau menduplikat karya-karya untuk kepentingan belajar dari desainer terkenal seperti template UI gratis yang ada di Shaynakit.com. Tantang dirimu dengan projects ini untuk mengasah keterampilanmu. Setelah itu, unggah hasil desainmu ke platform online (LinkedIn, Behance, Dribble) dan perhatikan feedback dari desainer yang lebih berpengalaman. Proses ini akan membantumu memahami kelebihan dan kekurangan desainmu. Kenapa harus menjiplak desain? Langkah ini membuatmu menjadi familiar dengan ukuran font, tombol, jarak antar baris kalimat dan antar element lainnya đŸ€© 4. Perhatikan Feedback dan Latihan Lebih Lanjut! Setelah membuat desain, sangat penting nih untuk mendapatkan feedback dari desainer yang lebih berpengalaman atau komunitas desain. Unggah hasil karyamu di platform desain atau media sosial, dan berikan kesempatan bagi orang lain untuk memberikan masukan positif. Ini tidak hanya membantu kamu memperbaiki kesalahan, tetapi juga memperkaya perspektif desain kamu. ****Ohiya, kamu bisa mengunggah hasil karya UI-mu ke berbagai platform seperti LinkedIn, Behance, Dribble bahkan akun Instagram khusus desainmu :) 5. Mulailah Bikin Project Sendiri ;) Setelah merasa cukup percaya diri, mulailah project desain pribadimu. Sekarang kamu bisa coba buat aplikasi kecil atau situs web sederhana. Langkah ini memungkinkan kamu menggabungkan semua pengetahuan yang telah kamu pelajari dan menerapkannya dalam proyek nyata. Project pribadi juga dapat menjadi portofolio berharga saat kamu mencari pekerjaan atau client. Kesimpulan 💬 Menjadi seorang UI designer bukanlah perjalanan yang instan, melainkan sebuah proses pembelajaran berkelanjutan. Dengan memahami tools desain, dasar-dasar desain antarmuka, serta melibatkan diri dalam latihan dan projects pribadi, kamu dapat membangun fondasi yang solid menuju keberhasilan dalam dunia desain UI. Tetaplah terbuka terhadap feedback, terus tingkatkan skill dan jangan takut untuk mengeksplorasi kreativitas visualmu. Tertarik untuk belanar lebih dalam? Di BuildWithAngga, kamu bisa ikuti roadmap kelas belajar UI/UX gratis! Dan kelas-kelas ini sudah berurutan mulai dari mana kamu harus belajar 😍 See you di kelas ;) Bonus! đŸ€© Jika kamu tertarik membaca buku tentang design, kami punya beberapa rekomendasi buku tentang designing untuk memperalam pengetahuanmu dalam dunia design! (Psstt, baca buku juga membantu banget loh untuk menambah knowledge kita dalam bidang yang sedang dikuasai!)đŸ€— "The Design of Everyday Things" by Don Norman Buku "The Design of Everyday Things" oleh Don Norman membahas prinsip-prinsip desain produk yang berfokus pada pengalaman pengguna sehari-hari. Norman membicarakan konsep kesederhanaan, keterpahaman, dan kesesuaian antarmuka untuk memastikan produk dapat digunakan dengan mudah dan efektif oleh pengguna. Buku ini menyoroti bagaimana desain yang baik dapat meningkatkan pengalaman pengguna sehari-hari dengan objek dan teknologi di sekitar kita.“Don’t Make Me Think” by Steve Krug Buku "Don't Make Me Think" oleh Steve Krug adalah tentang pengalaman pengguna dan desain antarmuka yang efektif di situs web. Krug membahas prinsip-prinsip desain yang memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan situs web, termasuk prinsip kesederhanaan, navigasi yang jelas, dan desain yang intuitif. Buku ini menyajikan pandangan praktis dan tips untuk membuat situs web yang mudah dipahami tanpa memerlukan pemikiran yang berlebihan dari pengguna."Sprint: How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days" by Jake Knapp Buku "Sprint: How to Solve Big Problems and Test New Ideas in Just Five Days" oleh Jake Knapp adalah panduan praktis tentang "Design Sprint." Design Sprint adalah metodologi pengembangan produk yang dikembangkan oleh Knapp ketika ia bekerja di Google Ventures. Buku ini membahas proses lima hari yang dirancang untuk mengatasi masalah besar dan menguji ide-ide baru dengan cepat. Melibatkan berbagai langkah, termasuk ideation, prototyping, dan pengujian, Design Sprint bertujuan untuk mempercepat inovasi dan pengembangan produk. Semoga membantu! 💞