flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Cara Mengikuti Promo Patungan BuildWithAngga di BuildWithAngga

Cara Mengikuti Promo Patungan BuildWithAngga

BuildWithAngga sering mengadakan promo patungan sehingga setiap orang dapat mempelajari ilmu baru di bidang design, coding, business, dan freelance dengan harga lebih terjangkau dibandingkan bayar kelas Premium sendirian. Tata cara aman mengikuti Promo Periksa kelas yang sedang promo patungan pada halaman Flash Sale BuildWithAnggaJoin grup Telegram resmi BuildWithAngga untuk cari 5 atau 10 orang rekan patungan pada satu kelas premiumSetelah terkumpul 5-10 orang maka silahkan transfer uang Anda bersama dengan rekan lainnya kepada satu orang yang telah dipercaya untuk melakukan checkout kelas premium nantinyaBerikan email akun BuildWithAngga Anda kepada orang tersebut untuk ditambahkan akses kelas ketika proses checkout Satu orang yang checkout kelas Premium tersebut wajib menambahkan email student lainnya karena jika tidak nanti akses kelas tidak akan masuk kepada email-email tersebut. Penting dalam memilih rekan patungan Saat ini BuildWithAngga belum tersedia fitur checkout sendiri-sendiri untuk promo patungan, maka dari itu Anda perlu memilih rekan patungan dengan hati-hati dan teliti agar terhindar dari kerugian yang merugikan Anda.

Kelas Mengenal Server Component Pada NextJS di BuildWithAngga

Mengenal Server Component Pada NextJS

Next.js versi 13 membawa sejumlah fitur baru dan peningkatan yang signifikan dalam pengembangan aplikasi web. Fitur-fitur ini membantu meningkatkan kinerja, kecepatan pengembangan, dan kemudahan penggunaan, menjadikannya salah satu pilihan utama bagi pengembang untuk membangun aplikasi web yang canggih dan responsif. Mengenal Server Component Pada NextJS Server Component adalah salah satu fitur utama yang diperkenalkan dalam Next.js versi 13. Fitur ini memungkinkan pengembang untuk membagi logika dan tampilan aplikasi web menjadi komponen-komponen yang dikelola oleh server. Dengan menggunakan Server Component, pengembang dapat memisahkan logika server dari logika klien (client) dan mengirimkan hanya data yang diperlukan ke klien, mengurangi beban dan mempercepat waktu respons aplikasi. Client Component Secara sederhana Client Component adalah komponen yang dirender di sisi klien. Sebelum menggunakan React 18 semua komponen yang ada dirender dari sisi klien. Sedangkan pada NextJS untuk menggunakan klien komponen kamu hanya perlu menuliskan “use client” di bagian paling atas kode yang kamu buat. 'use client'; import { useState } from 'react'; export default function Counter() { const [count, setCount] = useState(0); return ( <div> <p>You clicked {count} times</p> <button onClick={() => setCount(count + 1)}>Click me</button> </div> ); } Server Component Server Component merupakan hal baru yang baru digunakan pada React versi 18 dan diterapkan juga pada NextJS versi 13. Server Component memberikan kemampuan untuk merender sebuah komponen di sisi server dan hanya memberikan file JavaScript yang hanya diperlukan oleh pengguna. Server Component pada Next.js bekerja dengan cara mengizinkan komponen-komponen tertentu untuk dijalankan di sisi server saat permintaan pertama kali datang. Komponen-komponen ini akan dikelola oleh server dan menghasilkan output HTML yang siap ditampilkan kepada pengguna. Setelah itu, komponen-komponen tersebut dapat diubah menjadi komponen klien yang interaktif dan dikelola oleh browser. Kapan harus menggunakan Client Component dan Server Component? Walaupun kamu dapat menggunakan Client Component dan Server Component secara bersamaan namun terdapat beberapa aturan yang berlaku seperti kamu tidak bisa mengimport sebuah server component ke dalam sebuah client component seperti di bawah ini. 'use client'; import MyServerComponent from './MyServerComponent'; export default function ClientComponent() { return ( <> <MyServerComponent /> </> ); } Sebagai gantinya kamu dapat membuat server component sebagai props dari sebuah client component. import ClientComponent from "./ClientComponent"; import ServerComponent from "./ServerComponent"; export default function Page() { return ( <ClientComponent> <ServerComponent /> </ClientComponent> ); } Tentu penggunaan Client Component dan Server Component bergantung pada kebutuhan dari sebuah projek yang kamu buat. Berikut adalah panduan yang bisa kamu gunakan untuk memilih kapan harus menggunakan Client Component dan Server Component? Client Component: Kamu butuh untuk menggunakan React Hooks seperti useEffect, useState, useReducer, dan sebagainya.Adanya interaktifitas terhadap komponen dengan menggunakan listener seperti onClick().Cocok untuk digunakan apabila terdapat interaksi yang secara real time dan tanpa ketergantungan pada server. Server Component Jika kamu mengambil data melalui APIJika kamu perlu menyimpan sebuah data yang bersifat sensitif seperti token, kunci API, dan lain-lain.Pada komponen tersebut perlu melakukan pengolahan data yang cukup kompleks dan melibatkan server dan apabila komponen tersebut membutuhkan data yang perlu mengakses bagian database secara langsung. Kesimpulan Pemilihan antara Client Component dan Server Component tergantung pada kebutuhan spesifik dan skenario pengembangan aplikasi web. Client Component cocok digunakan ketika komponen hanya memerlukan akses ke data klien dan untuk membangun komponen interaktif di sisi klien. Sementara itu, Server Component digunakan ketika komponen memerlukan akses ke data yang hanya tersedia di sisi server, untuk mengolah data yang kompleks, dan mempercepat waktu render pertama kali. Jika kamu ingin lebih mempelajari tentang NextJS kamu bisa mengikuti kelas NextJS Basic atau Membuat Website Voucher Game dengan terintegrasi API VocaGame melalui website buildwithangga.com.

Kelas Membuat Responsive Design Menggunakan Tailwind di BuildWithAngga

Membuat Responsive Design Menggunakan Tailwind

Tailwind adalah sebuah framework CSS yang dirancang untuk memudahkan pengembangan antarmuka pengguna dalam pengembangan web. Framework ini menyediakan sejumlah besar kelas CSS yang dapat digunakan untuk membangun dan mengatur tampilan halaman web dengan cepat dan efisien. Membuat Responsive Design Menggunakan Tailwind Responsive design, atau desain responsif, adalah pendekatan dalam pengembangan web yang memastikan tampilan halaman web dapat menyesuaikan diri dengan berbagai ukuran layar perangkat yang berbeda, seperti komputer desktop, tablet, atau smartphone. Dengan desain responsif, halaman web akan diatur ulang secara otomatis untuk memastikan konten tetap terlihat dengan baik dan dapat diakses oleh pengguna pada berbagai perangkat. Mengenal Breakpoints pada Tailwind Dalam Tailwind, breakpoint adalah titik tertentu pada rentang lebar layar yang digunakan untuk menentukan perubahan tata letak atau gaya pada elemen-elemen dalam desain responsif. Breakpoint memungkinkan untuk mengatur perilaku elemen UI ketika layar berubah ukurannya, sehingga dapat mengoptimalkan tampilan halaman web untuk berbagai perangkat. Tailwind menyediakan sejumlah breakpoint bawaan yang sudah ditentukan. Berikut adalah beberapa contoh breakpoint yang umum digunakan: Small (sm): Biasanya digunakan untuk layar smartphone dengan lebar hingga sekitar 640px.Medium (md): Digunakan untuk layar tablet dengan lebar sekitar 640px hingga 768px.Large (lg): Digunakan untuk layar laptop atau desktop dengan lebar sekitar 768px hingga 1024px.Extra Large (xl): Digunakan untuk layar desktop besar dengan lebar di atas 1024px. Membuat Komponen Card Pada kesempatan kali ini kita akan membuat sebuah komponen card menggunakan Tailwind. Pada komponen tersebut akan memiliki sebuah gambar, judul produk, dan bagian deskripsi produk. Untuk container pada komponen card tersebut kita akan menggunakan grid dari Tailwind yang berfungsi untuk membuat tata letak grid yang responsif dengan mudah. Grid memungkinkan kamu untuk mengatur elemen-elemen ke dalam baris dan kolom, grid-cols berfungsi untuk mengatur jumlah komponen yang ada di dalam kolom grid. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="output.css"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="border border-red h-screen flex justify-center items-center"> <div class="container mx-auto px-4 py-8"> <div class="grid grid-cols-4"> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-1.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 1</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 1</p> </div> </div> </div> </div> </div> </body> </html> Menambah Komponen Card Setelah membuat komponen card kita perlu membuat beberapa komponen card lagi agar dapat menerapkan responsive pada tampilan yang kita buat. Pada container grid kita perlu memberikan kelas “gap-4” agar memberi jarak pada setiap komponen card yang ada. Pada setiap komponen card juga kita perlu memberikan background, padding, dan ukuran font yang sesuai dengan komponen card pertama. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="output.css"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="border border-red h-screen flex justify-center items-center"> <div class="container mx-auto px-4 py-8"> <div class="grid grid-cols-4 gap-4"> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-1.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 1</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 1</p> </div> </div> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-2.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 2</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 2</p> </div> </div> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-3.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 3</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 3</p> </div> </div> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-4.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 4</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 4</p> </div> </div> </div> </div> </div> </body> </html> Memberikan Responsive pada Komponen Card Untuk memberikan efek responsive kita perlu menggunakan breakpoint yang telah tersedia pada Tailwind “sm” kita gunakan jika layar memiliki ukuran sebesar minimal 640px. Pada ukuran tersebut kita akan memberikan ukuran kolom pada grid sebesar dua kolom, sedangkan untuk ukuran “md” yang akan berubah jika ukuran layar memiliki ukuran minimal 768px dan kita akan memberikan ukuran kolom grid sebesar 3 kolom, dan untuk ukuran “lg” yang akan berubah jika ukuran layar memiliki ukuran minimal 1024px yang akan memberikan ukuran kolom grid sebesar 4 kolom. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="output.css"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="border border-red h-screen flex justify-center items-center"> <div class="container mx-auto px-4 py-8"> <div class="grid grid-cols-4 sm:grid-cols-2 md:grid-cols-3 lg:grid-cols-4 gap-4 "> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-1.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 1</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 1</p> </div> </div> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-2.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 2</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 2</p> </div> </div> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-3.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 3</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 3</p> </div> </div> <div class="bg-gray-200 p-4"> <img src="../image-4.jpeg" alt=""> <div class="p-3"> <h2 class="text-xl">Produk 4</h2> <p class="text-gray-600">Deskripsi Produk 4</p> </div> </div> </div> </div> </div> </body> </html> Contoh tampilan di berbagai ukuran: Tampilan pada ukuran website Tampilan pada ukuran tablet Tampilan pada ukuran mobile Kesimpulan Dalam implementasi desain responsif dengan Tailwind, kita dapat menggunakan kelas “grid” untuk tata letak yang responsif dan menarik. Dengan memanfaatkan properti “min-width” dan kelas-kelas utilitas yang sesuai, kita dapat memastikan bahwa elemen-elemen penting dalam tampilan web tetap terlihat dengan baik, bahkan pada layar yang lebih kecil. Agar dapat lebih memahami penggunaan Tailwind kamu dapat mengikuti kelas CSS Tailwind Web Design dan Master Class: React JS dan Tailwind CSS Website Development pada website buildwithangga.com

Kelas 5 Fungsi Utama Software Postman API di BuildWithAngga

5 Fungsi Utama Software Postman API

Postman API adalah sebuah alat pengembangan dan pengujian aplikasi yang populer dalam dunia pengembangan perangkat lunak. Postman API dirancang untuk membantu pengembang dalam membangun, menguji, dan mendokumentasikan API. API adalah sekumpulan aturan dan protokol yang memungkinkan berbagai aplikasi berkomunikasi satu sama lain. Dalam pengembangan perangkat lunak, API memungkinkan aplikasi untuk berinteraksi dengan aplikasi lain dengan cara yang terstruktur dan terstandarisasi. 5 Fungsi Utama Software Postman API Postman API menyediakan antarmuka pengguna yang intuitif dan lengkap untuk mengelola, mengirim, dan menerima permintaan API. Anda dapat menggunakannya untuk mengirim permintaan HTTP seperti GET, POST, PUT, dan DELETE ke endpoint API yang ditentukan, serta untuk mengirim dan menerima data dalam berbagai format seperti JSON dan XML. Mengirim HTTP Request kepada Server Contoh request dengan metode GET HTTP Request adalah sebuah permintaan yang dilakukan dari sisi klien kepada server menggunakan protokol HTTP. Ada beberapa metode yang untuk melakukan HTTP Request sebagai contoh jika kamu ingin mengambil sebuah data maka kamu perlu menggunakan metode GET, sedangkan jika kamu ingin mengirim sebuah data kamu bisa menggunakan metode POST, untuk mengupdate sebuah data kamu bisa menggunakan metode PUT, dan jika kamu ingin menghapus data kamu bisa menggunakan metode DELETE. Pengujian Terhadap Response Yang Diterima Postman API menyediakan alat pengujian yang kuat untuk memvalidasi respons API. Anda dapat memeriksa status kode, header, dan data yang diterima dari permintaan API. Ini memungkinkan kamu untuk menguji fungsionalitas dan memastikan bahwa API bekerja dengan benar. Sebagai contoh kita akan mencoba untuk melakukan testing terhadap respon yang telah kita terima sebelumnya, kita akan menguji apakah response yang kita dapat memiliki status code 200 yang berarti respon telah sukses diberikan. Kita akan menuliskan kode seperti di bawah ini di bagian Test yang ada pada aplikasi Postman untuk menguji respon yang diberikan. pm.test("Status code is 200", function () { pm.response.to.have.status(200); }); Dan hasilnya akan seperti berikut. Contoh testing pada postman Membuat Mock Server Contoh pembuatan mock server pada postman Mock server pada Postman adalah fitur yang memungkinkan Anda membuat server tiruan yang dapat mensimulasikan respons API tanpa perlu mengakses server asli atau melibatkan pengembangan penuh dari sisi server. Dengan menggunakan mock server, kamu dapat menguji permintaan API dan merancang respons yang diharapkan tanpa perlu menunggu atau mengandalkan server yang sebenarnya. Mock server memungkinkan Anda membuat skenario respons API yang berbeda berdasarkan permintaan yang diterima. Anda dapat menentukan respons yang ingin dikirimkan oleh mock server, termasuk status kode, header, dan tubuh respons. Ini memungkinkan kamu untuk mensimulasikan berbagai kasus pengujian dan melihat bagaimana klien berinteraksi dengan respons yang berbeda. Membuat Dokumentasi API Contoh dokumentasi API pada postman Dokumentasi API pada Postman API adalah fitur yang memungkinkan kamu untuk membuat dokumentasi yang terstruktur dan mudah dibaca untuk API yang Anda buat atau gunakan. Dokumentasi API ini berfungsi sebagai panduan penggunaan dan referensi bagi developer atau pengguna lain yang ingin berinteraksi dengan API tersebut. Dokumentasi API pada Postman API membantu dalam berbagi dan memahami penggunaan API. Dengan dokumentasi yang baik, pengguna atau pengembang lain dapat dengan mudah memahami cara menggunakan API, melihat contoh permintaan dan respons, serta memahami parameter dan header yang dibutuhkan. Hal ini memfasilitasi kolaborasi tim dan meningkatkan adopsi dan penggunaan API secara keseluruhan. Mengatur Environtment pada Postman Dalam Postman, kamu dapat membuat lingkungan (environment) untuk menyimpan nilai variabel yang spesifik untuk setiap lingkungan, seperti lingkungan pengembangan, produksi, atau uji. Misalnya, jika Anda bekerja dengan API yang memiliki URL yang berbeda di lingkungan pengembangan dan produksi, Anda dapat menyimpan URL ini sebagai variabel dalam masing-masing lingkungan. Dengan cara ini, Anda dapat dengan mudah mengubah nilai variabel sesuai dengan lingkungan yang ingin Anda gunakan. Selain URL, variabel-variabel lain yang umum disimpan dalam environment Postman meliputi token otentikasi, header, parameter, dan body dari permintaan HTTP. Anda dapat merujuk ke variabel-variabel ini dengan menggunakan sintaks {{nama_variabel}} dalam permintaan Anda, dan Postman akan menggantikan variabel-variabel ini dengan nilai yang tepat saat Anda menjalankan permintaan. Conton membuat variabel pada environtment postman Sebagai contoh, kita telah membuat sebuah environtment bernama “BWA test” kemudian kita membuat sebuah variabel “url” yang memiliki nilai berupa url https://jsonplaceholder.typicode.com yang akan memberikan kita respon berupa data. Sehingga pada saat kita ingin melakukan request pada url tersebut kita tidak perlu menuliskan alamat url nya secara lengkap, cukup dengan menuliskan nama variabel yang telah kita buat pada environtment. Contohnya sebagai berikut. Kesimpulan Dalam rangka pengembangan dan pengujian API yang efisien, Postman menjadi alat yang penting bagi para pengembang. Dengan lima fungsi utama yang telah kita bahas dalam artikel ini, yaitu pengujian endpoint, pengaturan dan pemantauan koleksi permintaan, dokumentasi API, kolaborasi tim, dan lingkungan pengembangan yang dapat dipersonalisasi, Postman API menjadi solusi yang kuat dan efektif bagi para pengembang dalam mengelola dan memperbaiki API mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Postman API kamu dapat mengikuti kelas Full-Stack Laravel Flutter 2021: Building E-Commerce and Chat Apps dan Full Stack Flutter Laravel: Laundry Market App dari buildwithangga.com atau kamu juga bisa membaca dokumentasi resmi dari Postman API.

Kelas 10 Contoh CSS Menarik Untuk Website Design di BuildWithAngga

10 Contoh CSS Menarik Untuk Website Design

Dalam membangun sebuah website CSS merupakan salah satu hal yang penting. CSS berperan untuk menciptakan tampilan yang menarik serta dapat membantu pengguna memiliki pengalaman yang menyenangkan saat mengakese website. Dengan menggunakan CSS kamu dapat menentukan ukuran, warna, posisi, dan elemen visual lainnya. 10 Contoh CSS Menarik Untuk Website Design Dalam kesempatan kali ini kami akan memberikan kamu 10 contoh CSS menarik untuk website desiain yang mungkin bisa kamu jadikan sebagai inspirasi saat membuat portofolio website kamu sendiri. 1. Efek Hovering pada Skala Elemen Contoh efek hovering skala Efek hovering skala adalah salah satu cara untuk memberikan respons visual pada elemen saat pengguna mengarahkan kursor ke atasnya. Ketika kursor berada di atas elemen, elemen tersebut akan mengalami perubahan ukuran yang membuatnya terlihat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya. Cara kerja efek hovering skala biasanya menggunakan CSS dengan memanfaatkan properti transform dan transition. Pertama, kita mendefinisikan elemen yang ingin diberi efek hovering skala. Kemudian, kita menetapkan transisi (transition) pada elemen tersebut, yang akan mengatur kecepatan dan gaya animasi perubahan ukuran. Selanjutnya, saat pengguna mengarahkan kursor ke elemen tersebut, kita mengubah properti transform elemen dengan menggunakan pseudoclass :hover pada CSS. Properti transform dengan nilai scale digunakan untuk mengubah ukuran elemen, di mana nilai 1.0 adalah ukuran asli, sedangkan nilai di atas 1.0 akan membuat elemen terlihat lebih besar dan nilai di bawah 1.0 akan membuat elemen terlihat lebih kecil. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap>" rel="stylesheet"> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <div class="scale-effect"> <h2>Elemen dengan Efek Skala</h2> </div> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } .scale-effect { transition: transform 0.3s ease; } .scale-effect:hover { transform: scale(1.2); } 2. Efek Loading Pada Button Contoh efek loading pada button Pada contoh di atas, tombol dengan kelas "loading-button" dibuat dengan menggunakan CSS. Efek animasi loading diimplementasikan dengan menggunakan pseudo-elemen :before. Pseudo-elemen ini memiliki animasi yang memindahkan posisinya dari kiri ke kanan sejauh 100% lebar tombol dalam waktu 2 detik. Latar belakang pseudo-elemen tersebut memiliki warna semi-transparan untuk memberikan efek loading yang terlihat di belakang teks tombol. Anda dapat menyesuaikan ukuran tombol, warna latar belakang, dan gaya lainnya sesuai dengan preferensi desain kamu. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap>" rel="stylesheet"> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <h1 class="creative-text">Welcome to <span>My Website</span></h1> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } .creative-text { font-size: 48px; color: #333; text-align: center; } .creative-text span { display: inline-block; font-size: 60px; color: #4CAF50; animation: textAnimation 2s ease-in-out infinite; } @keyframes textAnimation { 0% { transform: scale(1); color: #4CAF50; } 50% { transform: scale(1.2); color: #FFC107; } 100% { transform: scale(1); color: #4CAF50; } } 3. Efek pada Typography Contoh efek pada typography Pada contoh di atas, elemen judul <h1> dengan kelas "creative-text" memiliki teks "Welcome to" diikuti dengan elemen <span> yang berisi teks "My Website". Efek animasi kreatif diterapkan pada elemen <span> menggunakan CSS. Animasi tersebut mengubah ukuran teks dan warna pada dua tahap yaitu saat 50% dan 100% dari animasi. Teks akan memperbesar ukurannya dan berubah warna menjadi kuning pada tahap pertama, kemudian kembali ke ukuran semula dan warna hijau pada tahap kedua. Animasi ini akan berulang secara terus-menerus menggunakan infinite pada properti animation. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap>" rel="stylesheet"> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <h1 class="creative-text">Welcome to <span>My Website</span></h1> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } .creative-text { font-size: 48px; color: #333; text-align: center; } .creative-text span { display: inline-block; font-size: 60px; color: #4CAF50; animation: textAnimation 2s ease-in-out infinite; } @keyframes textAnimation { 0% { transform: scale(1); color: #4CAF50; } 50% { transform: scale(1.2); color: #FFC107; } 100% { transform: scale(1); color: #4CAF50; } } 4. Efek hovering pada Button Contoh efek hovering pada button Pada contoh di atas, kita menggunakan CSS untuk memberikan efek gelombang pada tombol saat dihover. Kelas "wave-button" diterapkan pada elemen <button> untuk menerapkan gaya tombol. Properti position: relative; digunakan untuk mengatur elemen sejajar dengan posisinya yang asli. Pseudo-elemen ::before digunakan untuk membuat latar belakang gelombang. Pada kode ini, kita mengatur posisi latar belakang ke tengah tombol menggunakan transformasi translate(-50%, -50%);. Lebar dan tinggi latar belakang awalnya diatur sebagai 0 sehingga tidak terlihat. Pada saat hover (:hover), kita mengubah lebar dan tinggi latar belakang menjadi 200% sehingga menciptakan efek gelombang yang membesar. Selain itu, kita mengatur opasitas menjadi 1 sehingga latar belakang terlihat dengan transparansi. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap>" rel="stylesheet"> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <button class="wave-button">Click Me</button> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } .wave-button { position: relative; display: inline-block; padding: 10px 20px; font-size: 16px; color: #fff; background-color: #4CAF50; border: none; cursor: pointer; overflow: hidden; } .wave-button:after { content: ""; position: absolute; top: 50%; left: 50%; transform: translate(-50%, -50%); width: 0; height: 0; border-radius: 50%; background-color: rgba(255, 255, 255, 0.5); opacity: 0; pointer-events: none; transition: all 0.5s ease; } .wave-button:hover:after { width: 200%; height: 200%; opacity: 1; } 5. Efek overlay pada image Efek overlay pada image Pada contoh di atas, kita menggunakan CSS untuk memberikan efek overlay pada gambar saat dihover. Di dalam kontainer gambar (<div class="image-container">), kita meletakkan elemen gambar (<img>) dan elemen overlay (<div class="overlay">). Kelas "image-container" diterapkan pada elemen kontainer untuk mengatur posisi relatif dan tata letak inline-block. Kelas "overlay-image" diterapkan pada elemen gambar untuk memastikan bahwa gambar menempati seluruh lebar kontainer. Kelas "overlay" diterapkan pada elemen overlay dan menggunakan properti position: absolute; untuk mengatur posisi absolut di atas gambar. top: 0; left: 0; digunakan untuk mengatur posisi overlay di pojok kiri atas kontainer. Background color diatur dengan rgba(0, 0, 0, 0.5) yang mewakili warna hitam dengan tingkat transparansi 0.5. Awalnya, kita mengatur opasitas overlay menjadi 0 sehingga tidak terlihat. Namun, saat dihover (:hover), kita mengubah opasitas menjadi 1 sehingga overlay terlihat dengan transparansi. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap" rel="stylesheet"> <link href="https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <div class="image-container"> <img src="gambar.jpeg" alt="Gambar" class="overlay-image" > <div class="overlay"> <h1 class="text-overlay">hello world</h1> </div> </div> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } .image-container { position: relative; display: inline-block; } .overlay-image { display: block; width: 500px; height: auto; } .overlay { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; background-color: rgba(0, 0, 0, 0.5); opacity: 0; transition: opacity 0.3s ease; } .image-container:hover .overlay { opacity: 1; } .text-overlay{ color: white; } 6. Membuat Carousel menggunakan CSS Contoh efek carousel menggunakan CSS Pada contoh di atas di bagian kode HTML <div class="wrapper">: Ini adalah elemen pembungkus yang mengelilingi elemen carousel. Ini diperlukan untuk membuat efek overlay pada tombol navigasi. Anda dapat menerapkan gaya dan memodifikasi elemen ini sesuai kebutuhan desain Anda. <div class="carousel" tabindex="0">: Ini adalah elemen utama carousel yang memiliki kelas "carousel". Properti tabindex="0" diberikan untuk membuat elemen ini dapat menerima fokus saat interaksi keyboard. Ini memungkinkan pengguna menggunakan tombol panah untuk menggulir melalui slide. Kemudian untuk <div class="slide">: Ini adalah elemen slide dalam carousel. Setiap slide terdiri dari gambar dan tautan navigasi yang terletak di atas dan di bawah gambar. Anda dapat menambahkan lebih banyak elemen atau mengubah tampilan slide sesuai kebutuhan. <a href="#item-4">Slide 4</a>: Ini adalah tautan navigasi di dalam slide. Setiap tautan memiliki atribut href yang mengarahkan ke slide tertentu. Misalnya, tautan ini mengarahkan ke slide dengan ID "item-4". Anda dapat mengubah teks tautan dan mengatur href sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya <img id="item-1" src="<https://source.unsplash.com/random/800x500?1>" alt="">: Ini adalah elemen gambar dalam slide. Setiap gambar memiliki atribut src yang menunjukkan sumber gambar dan atribut alt yang memberikan teks alternatif untuk aksesibilitas. ID pada gambar yang sesuai dengan href pada tautan navigasi memungkinkan navigasi yang tepat saat menggunakan tombol panah. Kemudian pada bagian CSS Kelas .carousel digunakan untuk elemen carousel utama. Ini diberi properti position: relative; untuk mengatur posisi relatif terhadap konten sekitarnya dan display: flex; untuk mengatur tampilan elemen-elemen dalam satu baris. overflow-x: auto; mengaktifkan guliran horizontal jika kontennya melebihi lebar kontainer. Sementara itu, scroll-behavior: smooth; memberikan efek animasi saat bergeser, dan scroll-snap-type: x mandatory; mengaktifkan snap saat menggulir ke elemen-elemen carousel. Properti lain seperti z-index dan :focus diberikan untuk memberikan gaya tambahan saat interaksi dengan carousel. Selanjutnya Kelas .wrapper digunakan sebagai pembungkus elemen carousel untuk menciptakan efek overlay pada tombol navigasi. Elemen ini menggunakan pseudo-elemen ::before dan ::after untuk membuat tampilan anak panah yang muncul di sisi kiri dan kanan carousel. Properti seperti position, width, height, background-image, dan z-index diberikan untuk mengatur tampilan dan posisi anak panah. Kelas .slide mengatur tampilan setiap slide dalam carousel. Elemen-elemen ini memiliki properti position: relative; untuk mengatur posisi relatif terhadap elemen carousel dan flex: 1 0 100%; untuk memastikan setiap slide mengisi lebar penuh carousel. scroll-snap-align: center; mengatur bahwa setiap slide akan selalu muncul di tengah saat bergeser. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap>" rel="stylesheet"> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <div class="wrapper"> <div class="carousel" tabindex="0"> <div class="slide"> <a href="#item-4">Slide 4</a> <img id="item-1" src="<https://source.unsplash.com/random/800x500?1>" alt=""> <a href="#item-2">Slide 2</a> </div> <div class="slide"> <a href="#item-1">Slide 1</a> <img id="item-2" src="<https://source.unsplash.com/random/800x500?2>" alt=""> <a href="#item-3">Slide 3</a> </div> <div class="slide"> <a href="#item-2">Slide 2</a> <img id="item-3" src="<https://source.unsplash.com/random/800x500?3>" alt=""> <a href="#item-4">Slide 4</a> </div> <div class="slide"> <a href="#item-3">Slide 3</a> <img id="item-4" src="<https://source.unsplash.com/random/800x500?4>" alt=""> <a href="#item-1">Slide 1</a> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } * { box-sizing: border-box; } body { max-width: 50rem; margin: 0 auto; padding: 2rem; } img { max-width: 100%; } ul { margin: 0; padding: 0; list-style: none; } .carousel { position: relative; display: flex; overflow-x: auto; scroll-behavior: smooth; scroll-snap-type: x mandatory; z-index: 0; } .carousel:focus { outline: 0.25rem solid hsl(220, 60%, 60%); outline-offset: 0.25rem; } .wrapper { position: relative; } .wrapper::before, .wrapper::after { --size: 2rem; content: ''; display: block; position: absolute; width: var(--size); height: 100%; top: 0; left: 0.5rem; padding: 0.25rem; background-image: url('data:image/svg+xml;utf8,<svg xmlns="<http://www.w3.org/2000/svg>" viewBox="0 0 10 10" fill="none" stroke="white" stroke-linecap="round" stroke-linejoin="round"><path d="M7 2 L2 5 L7 8" /></svg>'); background-size: contain; background-repeat: no-repeat; background-position: center center; color: #fff; z-index: 10; pointer-events: none; } .wrapper::after { left: auto; right: 0.5rem; background-image: url('data:image/svg+xml;utf8,<svg xmlns="<http://www.w3.org/2000/svg>" viewBox="0 0 10 10" fill="none" stroke="white" stroke-linecap="round" stroke-linejoin="round"><path d="M2 2 L7 5 L2 8" /></svg>'); } .slide { position: relative; flex: 1 0 100%; scroll-snap-align: center; } .slide a { position: absolute; top: 0; width: 3rem; height: 100%; display: grid; place-items: center; font-size: 0; } .slide a:last-of-type { top: 0; right: 0; } .carousel img { display: block; width: 100%; height: 100%; object-fit: cover; } .carousel__nav ul { margin-top: -3rem; display: flex; justify-content: center; align-items: center; position: relative; } .carousel__nav a { display: grid; place-items: center; width: 2.75rem; height: 2.75rem; color: white; text-decoration: none; text-shadow: 1px 1px 0 hsla(220, 20%, 20%, 0.5); } 7. Efek gradient pada background Contoh efek gradient menggunakan CSS Pada contoh di atas digunakan untuk membuat efek latar belakang berupa gradasi warna yang bergerak secara animasi. Ketika kode ini diterapkan pada elemen <body> dalam HTML, latar belakang akan berubah-ubah dengan perpindahan warna yang mengikuti pola linear gradient. Pada bagian pertama, properti "background" digunakan untuk mengatur latar belakang dengan menggunakan linear gradient. Warna yang digunakan adalah akan bertransisi dari satu warna ke warna lainnya. Selanjutnya, properti "background-size" dengan nilai 400% 400% menentukan ukuran latar belakang. Dalam hal ini, latar belakang akan mengisi 400% lebar dan 400% tinggi dari elemen <body> yang sedang digunakan. Animasi pada latar belakang ini ditentukan oleh properti "animation" dengan nilai "gradient 15s ease infinite". Properti ini menandakan bahwa animasi dengan nama "gradient" akan berlangsung selama 15 detik dengan perpindahan warna yang lancar. Kata kunci "infinite" mengindikasikan bahwa animasi akan berputar secara terus-menerus. Selanjutnya, properti "height" dengan nilai 100vh menentukan tinggi elemen <body> sebesar 100% dari tinggi tampilan viewport. Ini memberikan efek latar belakang yang memenuhi seluruh layar. Setelahnya, deklarasi "@keyframes gradient" digunakan untuk mendefinisikan animasi tersebut. Pada bagian ini, terdapat tiga peraturan untuk animasi dalam bentuk persentase: 0%, 50%, dan 100%. Setiap peraturan menentukan posisi latar belakang gradasi pada waktu tertentu. Pada 0%, latar belakang berada pada posisi 0% 50% (posisi horizontal 0% dan posisi vertikal 50%). Pada 50%, latar belakang berpindah ke posisi 100% 50%. Pada 100%, latar belakang kembali ke posisi awal yaitu 0% 50%. Dengan demikian, gradasi warna pada latar belakang akan bergerak dari kiri ke kanan dan kembali lagi dalam interval waktu animasi yang ditentukan. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap" rel="stylesheet"> <link href="https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <div class="d-flex flex-column justify-content-center w-100 h-100"> <div class="d-flex flex-column justify-content-center align-items-center"> <h1 class="fw-light text-white m-0">Efek gradient pada background</h1> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } body { background: linear-gradient(-45deg, #ee7752, #e73c7e, #23a6d5, #23d5ab); background-size: 400% 400%; animation: gradient 15s ease infinite; height: 100vh; } @keyframes gradient { 0% { background-position: 0% 50%; } 50% { background-position: 100% 50%; } 100% { background-position: 0% 50%; } } 8. Efek Lightbox pada gambar Contoh efek lightbox menggunakan CSS Lightbox adalah suatu fitur atau elemen pada sebuah website yang menampilkan konten tambahan atau gambar dalam jendela yang terpisah atau teroverlay di atas halaman utama. Ketika pengguna mengklik atau mengaktifkan suatu elemen tertentu, seperti gambar thumbnail atau tautan, lightbox akan muncul dengan konten yang lebih besar atau informasi tambahan. Umumnya, lightbox menampilkan gambar dengan ukuran yang lebih besar sehingga pengguna dapat melihat rincian yang lebih baik. Konten tambahan, seperti deskripsi, tombol navigasi, atau video, juga dapat ditampilkan dalam lightbox. Lightbox biasanya mengaburkan atau menggelapkan latar belakang halaman web utama untuk menyoroti konten yang sedang ditampilkan dan memberikan fokus kepada pengguna. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap" rel="stylesheet"> <link href="https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <link href="https://fonts.googleapis.com/css?family=Raleway:200,100,400" rel="stylesheet" type="text/css" /> <p>Klik untuk menampilkan efek lightbox</p> <a href="#img1"> <img src="https://picsum.photos/seed/9/500/300"> </a> <a href="#" class="lightbox" id="img1"> <span style="background-image: url('https://picsum.photos/seed/9/900/450')"></span> </a> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } html,body { font-family: sans-serif; padding: 0 1em; font-size: 19px; background: #222; color: #aaa; text-align:center; } p { margin: 1.5em 0; color: #aaa; } img { max-height: 50vh; } a { color: inherit; } a:hover { color: #bbb; } .italic { font-style: italic; } .small { font-size: 0.8em; } .lightbox { display: none; position: fixed; z-index: 999; top: 0; left: 0; right: 0; bottom: 0; padding: 1em; background: rgba(0, 0, 0, 0.8); } .lightbox:target { display: block; } .lightbox span { display: block; width: 100%; height: 100%; background-position: center; background-repeat: no-repeat; background-size: contain; } 9. Select Box dengan CSS Contoh select box menggunakan CSS Dalam contoh di atas, kita menggunakan elemen <div> sebagai wadah (container) untuk select box. Properti CSS position: relative; diterapkan pada wadah tersebut agar kita dapat menggunakan properti CSS position: absolute; pada elemen select nanti. Pada elemen <select>, kita memberikan beberapa properti CSS seperti lebar (width), padding, ukuran font (font-size), border, dan border radius untuk menciptakan tampilan yang diinginkan. Properti appearance: none; digunakan untuk menghilangkan styling bawaan dari browser, sehingga kita dapat mengkustomisasi tampilan select box sesuai keinginan. Properti :focus digunakan untuk mengubah tampilan saat select box dalam keadaan focus, seperti menghilangkan outline dan mengubah warna border. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap" rel="stylesheet"> <link href="https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <div class="select-box"> <select> <option value="option1">Option 1</option> <option value="option2">Option 2</option> <option value="option3">Option 3</option> <option value="option4">Option 4</option> </select> </div> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } .select-box { position: relative; display: inline-block; } .select-box select { width: 200px; padding: 10px; font-size: 16px; border: 2px solid #181818; border-radius: 4px; background-color: #fff; appearance: none; } .select-box select:focus { outline: none; border-color: #4a90e2; } 10. Membuat Accordion dengan CSS Contoh Accordion menggunakan CSS Accordion pada web adalah elemen interaktif yang digunakan untuk menyajikan konten dalam bentuk daftar yang dapat diperluas dan disusutkan. Umumnya, accordion terdiri dari beberapa item atau panel yang terdiri dari header dan konten terkait. Saat pengguna mengklik header, konten terkait akan muncul atau disembunyikan dengan animasi yang halus. Tujuan utama dari accordion adalah untuk mengatur dan menyajikan konten secara terstruktur, mengurangi tampilan yang berlebihan, dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih interaktif. Accordion sangat berguna ketika kita memiliki banyak informasi yang ingin disajikan dalam ruang yang terbatas, sehingga pengguna dapat fokus pada konten yang relevan dengan kemampuan untuk memperluas konten tambahan jika diperlukan. Accordion sering digunakan dalam halaman FAQ (Frequently Asked Questions) atau dalam menu navigasi dengan submenu yang dapat diperluas. Dengan menggunakan teknik HTML, CSS, dan JavaScript, kita dapat membuat accordion yang responsif dan dapat diakses pada berbagai perangkat. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="style.css"> <link href="<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Roboto:wght@300;400;500;700&display=swap>" rel="stylesheet"> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-9ndCyUaIbzAi2FUVXJi0CjmCapSmO7SnpJef0486qhLnuZ2cdeRhO02iuK6FUUVM" crossorigin="anonymous"> <title>Document</title> </head> <body> <div class="container d-flex justify-content-center align-items-center"> <div class="row"> <div class="col"> <div class="accordion"> <input id="toggle1" type="radio" class="accordion-toggle" name="toggle" /> <label for="toggle1">Pure CSS Accordion 1</label> <section> <p> Bacon ipsum dolor sit amet beef venison beef ribs kielbasa. Sausage pig leberkas, t-bone sirloin shoulder bresaola. Frankfurter rump porchetta ham. Pork belly prosciutto brisket meatloaf short ribs. </p> <p> Brisket meatball turkey short loin boudin leberkas meatloaf chuck andouille pork loin pastrami spare ribs pancetta rump. Frankfurter corned beef beef tenderloin short loin meatloaf swine ground round venison. </p> </section> </div> <div class="accordion"> <input id="toggle2" type="radio" class="accordion-toggle" name="toggle" /> <label for="toggle2">Pure CSS Accordion 2</label> <section> <p> Bacon ipsum dolor sit amet beef venison beef ribs kielbasa. Sausage pig leberkas, t-bone sirloin shoulder bresaola. Frankfurter rump porchetta ham. Pork belly prosciutto brisket meatloaf short ribs. </p> <p> Brisket meatball turkey short loin boudin leberkas meatloaf chuck andouille pork loin pastrami spare ribs pancetta rump. Frankfurter corned beef beef tenderloin short loin meatloaf swine ground round venison. </p> </section> </div> <div class="accordion"> <input id="toggle3" type="radio" class="accordion-toggle" name="toggle" /> <label for="toggle3">Pure CSS Accordion 3</label> <section> <p> Bacon ipsum dolor sit amet beef venison beef ribs kielbasa. Sausage pig leberkas, t-bone sirloin shoulder bresaola. Frankfurter rump porchetta ham. Pork belly prosciutto brisket meatloaf short ribs. </p> <p> Brisket meatball turkey short loin boudin leberkas meatloaf chuck andouille pork loin pastrami spare ribs pancetta rump. Frankfurter corned beef beef tenderloin short loin meatloaf swine ground round venison. </p> </section> </div> <div class="accordion"> <input id="toggle4" type="radio" class="accordion-toggle" name="toggle" /> <label for="toggle4">Pure CSS Accordion 4</label> <section> <p> Bacon ipsum dolor sit amet beef venison beef ribs kielbasa. Sausage pig leberkas, t-bone sirloin shoulder bresaola. Frankfurter rump porchetta ham. Pork belly prosciutto brisket meatloaf short ribs. </p> <p> Brisket meatball turkey short loin boudin leberkas meatloaf chuck andouille pork loin pastrami spare ribs pancetta rump. Frankfurter corned beef beef tenderloin short loin meatloaf swine ground round venison. </p> </section> </div> </div> </div> </div> </body> </html> .container{ height: 100vh; } @import url("<https://fonts.googleapis.com/css?family=Open+Sans:400,700>"); @import url("<https://netdna.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.2.0/css/font-awesome.css>"); * { margin: 0; padding: 0; } *, *:before, *:after { box-sizing: border-box; } html, body { height: 100%; font: 16px/1 'Open Sans', sans-serif; color: #555; background: #e5e5e5; } body { padding: 50px; } .accordion{ transform: translateZ(0); box-shadow: 0 1px 1px rgba(0, 0, 0, 0.1); background: #fff; } .accordion > .accordion-toggle{ position: absolute; opacity: 0; display: none; } .accordion > label{ position: relative; display: block; height: 50px; line-height: 50px; padding: 0 20px; font-size: 14px; font-weight: 700; border-top: 1px solid #ddd; background: #fff; cursor: pointer; } .accordion > label:after { content: '\\f078'; position: absolute; top: 0px; right: 20px; font-family: fontawesome; transform: rotate(90deg); transition: .3s transform; } .accordion > section{ height: 0; transition: .3s all; overflow: hidden; } .accordion > .accordion-toggle:checked ~ label:after{ transform: rotate(0deg); } .accordion > .accordion-toggle:checked ~ section{ height: 200px; } .accordion > section p { margin: 15px 0; padding: 0 20px; font-size: 12px; line-height: 1.5; } Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi 10 contoh CSS menarik yang dapat digunakan untuk mendesain website dengan tampilan yang menarik. Dari efek hover hingga animasi kompleks, CSS memiliki beragam fitur yang dapat memperkaya pengalaman pengguna dan meningkatkan daya tarik visual suatu halaman web. Tentu beberapa contoh tersebut bisa kamu kembangkan lagi untuk website kamu sendiri. Agar lebih menguasai Styling menggunakan CSS kamu dapat mengikuti Kelas Dasar CSS atau kamu bisa mencoba membuat sebuah projek dengan mengikuti kelas HTML CSS Bootstrap 5: Finance Landing Page Website yang bisa kamu ikutin di website Build With Angga.

Kelas Membuat Navigation Bar Menggunakan Tailwind di BuildWithAngga

Membuat Navigation Bar Menggunakan Tailwind

Tailwind adalah sebuah framework CSS yang dirancang untuk mempercepat proses pengembangan tampilan dan antarmuka pengguna dalam pembuatan aplikasi web. Dibandingkan dengan kerangka kerja CSS tradisional seperti Bootstrap, Tailwind memiliki pendekatan yang berbeda dengan memberikan sejumlah besar kelas CSS utilitas yang dapat langsung diterapkan pada elemen HTML. Membuat Navigation Bar Menggunakan Tailwind Halaman Tailwindcss Salah satu kelebihan Tailwind adalah fleksibilitasnya. Dalam Tailwind, kamu dapat dengan mudah menyesuaikan setiap aspek tampilan dengan mengubah kelas utilitas pada elemen yang sesuai. Hal ini memberikan kebebasan yang lebih besar dalam merancang antarmuka yang unik dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mencoba untuk membuat sebuah navbar menggunakan framework CSS Tailwind. Navigation bar, juga dikenal sebagai navbar, adalah elemen antarmuka pengguna yang digunakan untuk menyediakan navigasi dan aksesibilitas ke berbagai bagian atau halaman dalam sebuah situs web atau aplikasi. Biasanya, navbar ditempatkan di bagian atas layar dan berisi daftar tautan atau ikon yang memungkinkan pengguna berpindah antara halaman atau menu yang relevan. Navbar biasanya terdiri dari beberapa komponen, seperti logo atau judul situs yang mengarahkan pengguna ke halaman utama, tautan menu yang mengarahkan pengguna ke halaman-halaman penting, dan elemen tambahan seperti tombol pencarian atau tautan ke halaman profil pengguna. Desain dan penempatan elemen dalam navbar dapat bervariasi tergantung pada gaya visual dan kebutuhan proyek. Menampilkan Logo pada Navbar Tampilan logo pada navbar Sebagai langkah awal kita perlu menampilkan logo yang ada pada navbar yang ingin kita buat. Kita perlu membuat sebuah wrapper menggunakan tag nav yang akan menjadi parent wrapper pada bagian navbar ini. Setelah itu kita perlu membuat tag <div> yang di dalamnya berisi tag <img> yang kita gunakan untuk menampilkan gambar logo pada navbar, jangan lupa untuk mengatur tinggi dan lebar dari gambar tersebut sesuai desain yang ada. Pada tag <nav> kita mengubah display dari tag <nav> menjadi flex agar kita bisa menerapkan justify-center yang berguna untuk membuat semua elemen yang ada pada tag <nav> berada di tengah. Kemudian kita juga perlu memberikan tinggi sebesar 100px. Setelah itu pada tag <div> kita memberikan lebar sebesar 11 dari 12 total ukuran layar kemudian menggunakan display flex agar bisa menerapkan items-center agar posisi gambar tepat berada di tengah. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="output.css"> <title>Document</title> </head> <body> <nav class=" flex justify-center h-[100px]"> <div class="w-[1240px] flex items-center"> <img src="../logo.png" alt="" width="186" height="42"> </div> </nav> </body> </html> Membuat Bagian Menu pada Navbar Tampilan menu pada navbar Kemudian kita perlu membuat sebuah menu yang ada pada navbar untuk membuatnya kita tinggal membuat sebuah container dengan tag <div> baru yang berada pada container yang sama dengan tag <img> kemudian kita perlu tentukan ukuran lebar dari container <img> dengan begian menu dengan ukuran sebesar 577px dan memberikan flex agar bisa memberi jarak antara <img> dengan menu navbar menggunakan justify-between. Pada container menu juga perlu diberikan lebar sebesar 340px dan memberikan flex agar bisa diberikan jarak antar menu menggunakan justify-between. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="output.css"> <title>Document</title> </head> <body> <nav class=" flex justify-center h-[100px] "> <div class="w-[1240px] flex items-center"> <div class="flex items-center w-[577px] justify-between"> <img src="../logo.png" alt="" width="186" height="42"> <div class="flex w-[340px] justify-between"> <p>Program</p> <p>Mentor</p> <p>Pricing</p> <p>Business</p> </div> </div> </div> </nav> </body> </html> Membuat Button pada Navbar Tampilan button pada navbar Selanjutnya kita akan mencoba untuk membuat sebuah button yang ada pada bagian navbar. Untuk membuat button pada navbar tersebut kita akan menempatkannya diluar container dari logo dan menu yang telah kita buat sebelumnya. Karena itu kita membuat container berukuran 279px yang berisikan dua tag <button> yang memiliki padding atas-bawah berukuran 10px, padding kiri-kanan berukuran 36px, dan radius sebesar 47px. Warna yang diberikan pada setiap button juga berbeda pada button Sign In kita perlu memberikan warna background purple-200 dengan teks berwarna purple-700. Sedangkan untuk button Sign Up kita perlu memberikan backgorund purple-600 dan teks berwarna putih. <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link rel="stylesheet" href="output.css"> <title>Document</title> </head> <body> <nav class=" flex justify-center h-[100px] "> <div class="w-[1240px] flex items-center justify-between"> <div class="flex items-center w-[577px] justify-between"> <img src="../logo.png" alt="" width="186" height="42"> <div class="flex w-[340px] justify-between"> <p class="text-purple-700">Program</p> <p>Mentor</p> <p>Pricing</p> <p>Business</p> </div> </div> <div class="w-[279px] flex justify-between"> <button class="bg-purple-200 px-[36px] py-[10px] rounded-[47px]"> <p class="text-purple-700">Sign in</p> </button> <button class="bg-purple-600 px-[36px] py-[10px] rounded-[47px]"> <p class="text-white">Sign Up</p> </button> </div> </div> </nav> </body> </html> Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah menjelajahi cara membuat sebuah navbar menggunakan Tailwind CSS. Tailwind CSS adalah sebuah framework yang kuat dan fleksibel yang memungkinkan pengembang web untuk dengan mudah membuat dan menyesuaikan komponen seperti navbar. Kami telah membahas langkah-langkah dasar yang meliputi pembuatan struktur HTML, penggunaan kelas-kelas Tailwind, dan beberapa fitur khusus yang tersedia. Agar dapat lebih mendalami Tailwind kamu dapat mengikuti beberapa kelas dari builwithangga.com seperti kelas CSS Tailwind Web Design dan React JS dan Tailwind CSS Website Development.

Kelas Hal Dasar Tentang Computer Science di BuildWithAngga

Hal Dasar Tentang Computer Science

Saat ini kita bisa hidup menjadi lebih mudah dikarenakan sebuah komputer yang bekerja untuk kita seperti membeli makanan, tiket konser, menonton film kesukaan kita, dan hal lainnya dengan mudah dilakukan secara online melalui smartphone dikarenakan adanya bantuan dari sebuah komputer. Computer science adalah sebuah subjek yang perlu kita pelajari saat ini untuk memahami bagaimana cara kerja sebuah komputer, mulai dari perangkat keras (hardware) sampai dengan perangkat lunas (software), dan juga algoritma pada sebuah program komputer. Perangkat keras (hardware) Komputer membutuhkan perangkat keras untuk bisa berjalan seperti hard disk untuk menyimpan data, RAM untuk menjalankan beberapa task pada sebuah program, dan juga ada processor yang berperan sebagai otak dari komputer tersebut. Perangkat lunak (software) Apabila hardware sudah terkumpul dengan baik maka kita membutuhkan sebuah software, salah satu software terpenting adalah sistem operasi (OS) seperti Windows, Linux, dan Mac OS. Software tersebut akan bekerja seperti menghubungkan dari satu hardware kepada hardware lainnya sehingga komputer dapat digunakan untuk menjalankan tugas. Algoritma Algoritma juga dibutuhkan oleh sebuah software untuk menjalankan beberapa tugas penting yang dibutuhkan oleh manusia, algoritma berupa daftar instruksi apa saja yang perlu dilakukan oleh program tersebut. Jika kita ingin memesan tiket kereta maka algoritma akan memulai memeriksa jadwal tersedia, menanyakan metode pembayaran, dan mencetak QR code untuk penumpan kereta tersebut tanpa harus dibantu oleh manusia. Karir bergaji tinggi pada computer science Jika kita ingin menghasilkan gaji lebih tinggi maka mempelajari dan berkarir di bidang computer science adalah salah satu persyaratan yang perlu kita penuhi. Beberapa pekerjaan utamanya seperti website development, networking engineer, data scientist, machine learning engineer, dan masih banyak lagi tentunya. Computer science tidak sulit untuk dipelajari Apabila kamu tertarik untuk memulai belajar agar bisa berkarir pada bidang computer science maka saya sarankan untuk melihat materi gratis di website BuildWithAngga. Kamu bisa memulai terlebih dahulu topik apa yang ingin kamu fokuskan, apakah web development, mobile development, networking engineer, atau data scientist. Setelah itu kamu bisa mengikut alur belajar pada website BuildWithAngga yang bisa dipelajari secara gratis tanpa harus ada biaya, hal tersebut cocok untuk bekal awal kamu berkarir di bidang computer science dan menghasilkan gaji lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya. Beberapa karir computer science yang popular Data Scientist Perusahaan membutuhkan orang yang memiliki keahlian data science untuk menganalisa pertumbuhan sebuah perusahaan, output dari pekerjaan tersebut adalah berupa laporan terkait produk apa yang perlu dijual selanjutnya oleh perusahaan dan harganya berapa. Semakin baik perusahaan memahami data serta laporan penjualan maka semakin dekat juga dengan customer mereka dan menghasilkan lebih banyak income sehingga perusahaan bisa tumbuh dengan baik. Untuk berkarir sebagai seorang data scientist maka kita bisa memulai mempelajari bahasa pemrograman seperti Python untuk mengelola data yang diberikan oleh Data Engineer pada perusahaan tersebut nantinya. Software Development Jika kamu tertarik membangun sebuah website atau aplikasi mobile untuk membantu perusahaan dalam menjual jasa dan produk mereka maka kamu bisa mulai fokus berkarir sebagai software engineer dan mempelajari bahasa pemrograman. Di BuildWithAngga tersedia banyak sekali kelas online gratis dengan topik tersebut sehingga kamu tidak perlu pusing-pusing lagi mencari materi terbaik. Siapkan laptop kamu dengan spesifikasi menengah maka kamu sudah bisa mempelajari PHP, JavaScript, dan Dart. Kamu tidak butuh ijazah untuk bekerja Benar, sebuah ijazah tidak diperlukan untuk bisa bekerja di bidang computer science karena perusahaan akan mengutamakan skills, portfolio, dan pengalaman kita. Kalau belum ada pengalaman sebaiknya mencari magang terlebih dahulu setidaknya 6 bulan. Pada program magang kita akan memvalidasi kembali skills yang kita miliki apakah sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau belumnya, setelah itu kita bisa mempelajari hal baru dan memperdalam keahlian yang kita pilih pada computer science. Setelah memiliki pengalaman maka kita bisa melamar pekerjaan tetap pada tingkat Junior dan pelan-pelan naik tingkatan menjadi Senior pada perusahaan tersebut. Gimana? sudah siap untuk berkarir di bidang computer science?

Kelas Lowongan Magang Jr Backend Laravel PHP 2023 di BuildWithAngga

Lowongan Magang Jr Backend Laravel PHP 2023

Goal Bekerja sama dengan designer dan developer di BuildWithAngga dalam mengembangkan platform belajar ui ux design dan software development secara online sehingga kita dapat membantu lebih banyak orang untuk upgrade skills mereka dengan mudah. Details Magang online dari rumahJam kerja 9 pagi s/d 5 sore Hari kerja Senin s/d JumatMagang selama 3-6 bulanSetelah magang berkesempatan kerja full-time Responsibilities Menganalisa perkembangan teknologi website terbaruBelajar membuat fitur-fitur pada website BuildWithAngga Requirements Telah mengerjakan challenge sederhana yang tersedia di bawahSedang tidak bekerja full-time/part-time/freelancerSedang tidak sekolah SMA/SMKJika sedang kuliah maka minimal semester 2Fresh graduate (Sarjana/SMA) boleh applySudah mengikuti minimal 1 kelas Premium di BWA Benefits Free akses 1 kelas Premium bebas pilihBelajar hal baru pada sebuah real-world projectUang kompensansi/jajan bulanan Challenge Buatlah ERD sederhana terkait projek website yang dapat membantu orang membeli tiket pesawat, tidak harus lengkap tapi fokus pada bagian utamanya saja. Simpan challenge ERD tersebut sebagai bentuk .PDF dan siapkan untuk dikirim melalui email di bawah ini. How to Apply Siapkan Resume (CV) & Hasil test dengan rapihIsi body email dengan hasil test di atasIsi subject email dengan Magang Backend Laravel 2023/2024Kirim lamaran ke email [email protected] semoga menjadi tercepat dan terbaik Lowongan dibuka pada tanggal 5 September 2023 dan ditutup ketika kami sudah mendapatkan beberapa kandidat yang cocok, Kami akan menambahkan informasi CLOSED pada judul loker apabila lowongan magang ini sudah ditutup dan kami sudah mendapatkan kandidat. Informasi selengkapnya bisa DM melalui Instagram kami BuildWith Angga. Terima kasih.

Kelas From Good to Great : 7 Skill yang Wajib Dimiliki Content Creator untuk Sukses di BuildWithAngga

From Good to Great : 7 Skill yang Wajib Dimiliki Content Creator untuk Sukses

Hello, people with the spirit of learning. Sebagai seseorang yang selalu mengikuti perkembangan informasi dan tren, pasti diantara kamu ada yang bercita-cita menjadi seorang Content Creator. Selain karena “ingin viral”, penghasilan yang cukup fantastis menjadi daya tarik untuk menjadi seorang Content Creator. Tentu saja, menjadi seorang Content Creator adalah suatu pekerjaan impian masyarakat khususnya anak muda karena peralatan yang dibutuhkan mudah didapatkan. From Good to Great : 7 Skill yang Wajib Dimiliki Content Creator untuk Sukses Banyak generasi masa kini yang ingin menjadi Content Creator. Namun, menjadi Content Creator juga tidak semudah kelihatannya. Dibutuhkan skill untuk menghasilkan konten-konten berkualitas yang dapat menarik perhatian banyak orang. Lalu, apa saja sih skill yang harus dimiliki Content Creator? Yuk, simak pembahasan lengkap berikut ini! 1. Riset dan Analisis Content Creator melakukan riset dan analisis Skill pertama yang harus dimiliki Content Creator adalah melakukan riset dan analisis. Riset dan analisis adalah dua konsep yang saling terkait dalam konteks pengumpulan dan pemahaman informasi. Riset adalah proses sistematis untuk mengumpulkan informasi, fakta, data, atau pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu topik tertentu untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sedangkan, analisis adalah proses untuk memeriksa secara rinci struktur, hubungan, dan makna dibaliknya. Dengan melakukan riset dan analisis, Content Creator akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai target audiens, tren yang viral, keyword populer, dan juga preferensi user. Melalui riset yang baik dan analisis yang tepat, seorang Content Creator akan dapat menghasilkan konten yang relevan, menarik, berkualitas, dan berorientasi pada audiens. 2. Berpikir Kreatif Content Creator mendapatkan ide yang kreatif Setelah melakukan riset dan analisis, selanjutnya Content Creator perlu untuk berpikir dengan kreatif. Berpikir kreatif adalah keterampilan yang sangat penting bagi seorang Content Creator. Kemampuan untuk memunculkan ide-ide baru, menghadirkan konten yang segar, dan membedakan diri dari kompetitor adalah kunci kesuksesan dalam dunia konten. Sebagai Content Creator, kamu perlu memerhatikan apa saja yang disukai oleh target audiens. Pastikan ide kamu menghibur, menarik, atau berguna, lalu pertimbangkan bagaimana ide-ide tersebut dapat masuk dalam strategi pembuatan konten. Ingatlah bahwa menghasilkan ide konten adalah proses yang terus berlangsung. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru, eksperimen dengan berbagai ide, dan selalu terbuka untuk belajar dan memperbaiki keterampilan kreatif kamu sebagai Content Creator. 3. Copywriting dan Content Writing Content Creator sedang menulis Copywriting dan content writing adalah dua aspek penting dalam pekerjaan seorang Content Creator yang saling berhubungan. Copywriting adalah jenis penulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk, mendaftar layanan, atau melakukan interaksi lebih lanjut. Dengan menggunakan gaya penulisan yang sesuai dengan target audiens, akan menghasilkan teks yang persuasif, menarik, dan efektif dalam memengaruhi pembaca. Contohnya, iklan dan halaman promosi. Sedangkan, content writing adalah jenis penulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi , edukasi, hiburan, atau nilai tambah kepada pembaca. Contohnya seperti artikel blog, panduan, dan ulasan produk. Dalam praktiknya, seorang Content Creator seringkali harus menggabungkan kedua kemampuan tersebut, tergantung pada kebutuhan dan tujuan konten yang akan dibuat. Dalam beberapa kasus, kamu mungkin perlu menggunakan teknik copywriting untuk mempromosikan produk atau layanan tertentu, sementara pada saat lain, kamu dapat menggunakan pendekatan content writing untuk memberikan nilai informasi atau menghibur kepada audiens kamu. 4. Pemahaman dan Penguasaan Tools Social media sebagai salah satu tools Content Creator Sebagai seorang Content Creator, memiliki pemahaman dan penguasaan atas berbagai tools dan software aplikasi dapat membantu meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efektivitas dalam pekerjaan kamu. Ada berbagai jenis tools dan aplikasi yang dapat digunakan mulai dari berbentuk fisik seperti kamera, smartphone, speaker, lighting, dan software aplikasi misalnya untuk editing gambar dan video serta platform social media (Instagram, Tiktok, Facebook, dan lainnya). Selain tools tersebut, penting juga untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan tren dalam industri Content Creator. Beradaptasi dengan tools baru yang muncul dan memperbarui keterampilan secara terus-menerus akan membantu meningkatkan kualitas dan efektivitas konten yang akan dihasilkan. Lebih detailnya, silakan baca kembali artikel : Tools Andalan Content Creator dan Influencer berikut. 5. Fotografi dan Videografi Content Creator menghasilkan foto menarik menggunakan teknik dan gaya yang ada Fotografi dan videografi adalah dua hal yang dapat memberikan keunggulan tambahan dalam pekerjaan seorang Content Creator. Fotografi melibatkan proses mengambil gambar menggunakan kamera atau perangkat lainnya untuk menciptakan gambar yang memiliki pesan, estetika, atau tujuan komunikasi tertentu. Sementara itu, videografi melibatkan proses pembuatan video dengan menggunakan kamera atau perangkat lainnya. Sebagai Content Creator, fotografi dan videografi dapat digunakan untuk menciptakan konten yang menarik dan informatif. Dalam kedua aspek ini, praktik terbaik adalah terus berlatih dan eksperimen dengan berbagai teknik dan gaya. Perhatikan kebutuhan dan preferensi audiens kamu, serta tren terkini dalam industri Content Creator. Memiliki kualitas visual yang baik dalam konten akan membantu kamu menarik perhatian dan meningkatkan keterlibatan audiens. Penting juga untuk memperhatikan hak cipta dan kepatuhan hukum terkait dengan penggunaan gambar atau video. Pastikan kamu memiliki izin atau menggunakan sumber gambar dan video yang legal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6. Desain dan Editing Content Creator sedang melakukan editing video Selanjutnya, adalah proses desain dan editing. Desain melibatkan proses menciptakan tata letak, komposisi, elemen visual, dan estetika dalam konten yang dibuat. Sebagai Content Creator, desain dapat digunakan untuk membuat tampilan visual yang menarik, memikat perhatian, dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Content creator juga dapat menggunakan tools desain seperti Adobe Photoshop, Canva, atau Illustrator. Sedangkan, editing melibatkan proses mengolah, memotong, dan mengatur konten yang telah dibuat untuk meningkatkan kualitas, kejelasan, dan narasi. Sebagai Content Creator, editing dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan, menyusun konten secara terstruktur, memotong bagian yang tidak relevan, atau menambahkan efek khusus. Tools yang digunakan bervariasi seperti Adobe Premiere, iMovie, atau Final Cut Pro. Content Creator perlu mempelajari prinsip - prinsip desain dan editing untuk pembuatan konten yang lebih profesional dan menarik audiens. Selain itu juga, latihan dan kreativitas sangat dibutuhkan dalam proses desain dan editing. 7. Komunikasi Content Creator sedang menjelaskan produk kepada audiens Lalu, yang terakhir dan tak kalah pentingnya adalah keterampilan komunikasi. Sebagai Content Creator, kamu tidak hanya bertugas menciptakan konten, tetapi juga berinteraksi dengan audiens. Dalam keseluruhan, komunikasi yang baik memungkinkan seorang Content Creator untuk memahami audiensnya dengan lebih baik, bekerja secara efektif dengan tim, menjalin kemitraan yang sukses, merespons umpan balik dengan baik, dan menyampaikan konten dengan efektif. Dengan mengembangkan keterampilan komunikasi kamu, kamu dapat menjadi seorang Content Creator yang lebih berhasil dan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam industri ini. Kesimpulan Menjadi seorang Content Creator yang sukses membutuhkan keterampilan yang beragam dan terpadu. Dibutuhkan kombinasi dari beberapa skill. Selain itu, dibutuhkan kerja keras dan konsistensi untuk memproduksi konten yang berkualitas sesuai dengan target audiens. Mengembangkan dan mengasah berbagai skill ini akan membantu Content Creator dalam mencapai kesuksesan dalam industri konten. Lalu, apakah kamu masih tertarik untuk menjadi Content Creator? Jika Iya, kamu dapat mengikuti kelas terkait Content Creator untuk memperdalam pemahaman kamu. BuildWithAngga kini menyediakan kelas Build Your Personal Branding on Socmed & Boost Your Career dan kelas Introduction to Social Media Marketing for Beginner yang dapat kamu pelajari. Tentunya, bersama mentor berpengalaman, kamu akan belajar bagaimana cara membangun personal branding dan memasarkan produk di media sosial untuk sukses menjadi Content Creator.

Kelas Cita-Cita Generasi Masa Kini: Mau Jadi Content Creator di BuildWithAngga

Cita-Cita Generasi Masa Kini: Mau Jadi Content Creator

Hello, people with the spirit of learning. Apa cita-citamu? ‘Menjadi seorang Guru. Mau jadi Dokter. Pengen jadi Pilot. Jadi penyanyi terkenal.’ Iya, mungkin itu jawaban yang sering kali kita dengar jika bertanya ke anak-anak atau remaja sebelum mereka tercebur dalam dunia teknologi dan digitalisasi seperti sekarang. Cita-Cita Generasi Masa Kini: Mau Jadi Content Creator Di waktu santai, anak-anak dan remaja generasi masa kini cenderung menghabiskan waktunya untuk berselancar di social media seperti instagram, tiktok, dan lain-lain untuk menonton berbagai content, mulai dari content edukatif, hingga lucu-lucuan. Hal tersebut tentu saja memunculkan ide baru di kalangan mereka, yaitu ingin menjadi seorang content creator; orang yang menghasilkan uang dengan membuat content baik berupa tulisan ataupun video. Ada berbagai alasan yang diutarakan ketika ditanya mengapa ingin menjadi content creator. Berikut beberapa alasan yang paling populer : 1. Ingin menyalurkan Bakat Kreatif Content Creator menyalurkan Bakat Kreatif Menjadi Content Creator memberikan kesempatan bagi generasi masa kini untuk menyalurkan bakat kreatif mereka dalam berbagai bidang seperti musik, seni, fotografi, desain grafis, dan lainnya. Dalam era digital dan teknologi seperti sekarang, ada banyak platform yang menyediakan tempat bagi para Content Creator untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan menjadi Content Creator, mereka dapat membuat content yang orisinal dan unik, menunjukkan keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya, serta membangun karir di bidang yang disukainya. Mereka dapat mengambil tantangan untuk membuat konten yang berbeda dari yang sudah ada, dengan menunjukkan kreativitas mereka melalui penggunaan teknologi dan alat digital seperti kamera, software editing, dan platform media sosial. Mereka juga dapat memperlihatkan kemampuan mereka dalam mendesain, menulis, dan mengedit, yang dapat dipercaya oleh banyak orang. 2. Berkreasi Secara Bebas Content Creator yang sedang berkreasi Dalam pandangan generasi masa kini, menjadi Content Creator adalah sebuah karir yang menjanjikan. Bukan hanya karena potensi penghasilan yang besar, tetapi juga karena kebebasan kreativitas yang dapat mereka ekspresikan dalam pekerjaan mereka, mereka dapat berkarya secara bebas tanpa terikat oleh aturan-aturan yang ada di tempat kerja. Tentu saja, menjadi Content Creator juga membutuhkan konsistensi dan kerja keras untuk menghasilkan konten-konten berkualitas yang dapat menarik perhatian banyak orang. Namun, bagi mereka yang memiliki bakat kreatif dan semangat yang kuat, menjadi Content Creator dapat menjadi sebuah profesi yang sangat memuaskan. 3. Potensi Mendapatkan Penghasilan Content Creator mendapat penghasilan Menjadi Content Creator memberikan kesempatan bagi generasi masa kini untuk mengekspresikan bakat kreatif mereka dan juga memperoleh penghasilan. Salah satu potensi penghasilan yang dapat diperoleh oleh seorang Content Creator adalah melalui kerja sama dengan berbagai merek untuk mempromosikan produk atau jasa. Dalam hal ini, seorang Content Creatorr yang memiliki banyak pengikut dan konten yang berkualitas dapat menawarkan jangkauan yang luas bagi merek untuk mempromosikan produk atau jasa mereka. Selain itu, seorang Content Creator juga dapat menghasilkan uang dari iklan pada konten yang mereka buat. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menawarkan program monetisasi yang memungkinkan Content Creator untuk menghasilkan uang dari iklan yang ditampilkan pada konten mereka. Semakin banyak pengikut dan interaksi yang diperoleh, semakin besar pula potensi penghasilan yang dapat diperoleh oleh seorang Content Creator. Dalam hal ini, seorang Content Creator harus terus berinovasi dan mengeksplorasi berbagai ide baru agar dapat membuat konten yang orisinal dan unik. Dalam era digital dan teknologi seperti sekarang, terdapat berbagai platform yang menyediakan tempat bagi para Content Creator untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Oleh karena itu, seorang Content Creator juga harus terus memperdalam pengetahuan dan keterampilannya dalam menggunakan teknologi dan alat digital seperti kamera, software editing, dan platform media sosial. 4. Menjadi Influencer Influencer membuat konten Salah satu alasan yang banyak diutarakan oleh generasi masa kini untuk menjadi Content Creator adalah keinginan untuk menjadi influencer. Dengan menghasilkan konten-konten yang berkualitas, menarik, dan konsisten, seorangContent Creator dapat membangun basis pengikut yang besar dan menjadi influencer yang dapat mempengaruhi pengikutnya dalam berbagai hal seperti gaya hidup, fashion, dan lain sebagainya. Sebagai seorang influencer, seorang Content Creator dapat menjadi pelopor trend atau gaya hidup tertentu. Hal ini dapat berdampak pada banyak orang, terutama pengikutnya. Seorang influencer juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dalam mencari ide-ide baru dan menemukan passion mereka. Selain itu, menjadi influencer juga dapat membuka peluang kerja sama dengan berbagai merek untuk mempromosikan produk atau jasa. Hal ini memberikan peluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar sebagai Content Creator. Kesimpulan Dari alasan-alasan tersebut, tidak heran jika banyak generasi masa kini yang ingin menjadi content creator. Namun, menjadi Content Creator juga tidak semudah kelihatannya. Dibutuhkan konsistensi dan skill yang mumpuni untuk menghasilkan konten-konten berkualitas yang dapat menarik perhatian banyak orang. Untuk membantumu mempercepat cita-citamu menjadi Content Creator, BuildWith Angga akan senang hati membantumu, karena BuildWith Angga telah menyediakan kelas Build Your Personal Branding on Socmed & Boost Your Career yang dapat kamu pelajari. Di kelas tersebut, kamu akan belajar bersama professional mentor yang akan membimbingmu mencapai cita-cita emasmu. Bagaimana? Apakah kamu sudah siap?