Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Konsep OOP Sebagai Landasan Pemrograman Bagi Frontend Developer di BuildWithAngga

Konsep OOP Sebagai Landasan Pemrograman Bagi Frontend Developer

Hello, fellow learners! Have you ever questioned how important the OOP concept is for frontend developers? Ketika pertama kalian bertemu dengan istilah ini, mungkin kalian merasa sedikit bingung. Diperlukan waktu untuk sepenuhnya memahami pentingnya OOP dalam dunia pemrograman. Namun, hal ini juga merupakan peluang untuk memahami konsep-konsep utama dan betapa vitalnya OOP bagi seorang pengembang serta kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai tantangan. Memahami pentingnya konsep OOP atau Pemrograman Berbasis Objek menjadi sebuah jalan bagi kalian sebagai frontend developer untuk mengembangkan kode yang lebih terstruktur dan efisien. Di dunia pengembangan frontend, di mana fokus utamanya adalah menciptakan antarmuka pengguna yang interaktif, prinsip-prinsip OOP memberikan fondasi yang kuat. Selain itu, konsep OOP membuktikan kebermanfaatannya ketika berhadapan dengan framework frontend terkemuka seperti React, Angular, atau Vue.js. Pemahaman ini memberikan landasan kepada kalian untuk memanfaatkan framework tersebut dengan lebih baik. So now, let’s get to know about this concept!😊 Apa itu Object-Oriented Programming (OOP)? Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) adalah paradigma pemrograman yang berfokus pada konsep class dan object. Dalam dunia pemrograman, kita menggunakan class untuk membuat blok-blok kode yang dapat digunakan berulang, seolah-olah class adalah blueprints untuk menciptakan suatu object. Mirip ketika kita membangun sesuatu menggunakan balok-balok Lego. Sebagai analogi, class dapat diibaratkan sebagai kumpulan petunjuk atau buku instruksi membangun Lego, dan object adalah struktur Lego nyata yang kita bangun dengan mengikuti petunjuk itu. Kita dapat memiliki beberapa set Lego berbeda - satu untuk membuat rumah, satu untuk mobil, dan satu untuk pesawat luar angkasa. Setiap set dilengkapi dengan petunjuk khusus (class) untuk membangun suatu object tertentu (rumah, mobil, atau pesawat luar angkasa). Setiap struktur Lego (object) memiliki karakteristik dan fungsi unik berdasarkan petunjuk (class) yang kita gunakan. Jadi, dalam dunia pemrograman, OOP memungkinkan kita membuat kumpulan petunjuk (class) yang dapat digunakan berulang kali untuk membangun sesuatu (object) dengan karakteristik unik. Dengan konsep seperti ini, kalian dapat menciptakan program-program yang lebih fleksibel, mudah dikelola, dan dapat digunakan berulang kali untuk membangun aplikasi yang lebih kompleks. Struktur Pemrograman Berorientasi Objek Struktur dasar dalam OOP terdiri dari empat elemen utama: Class, Object, Attribute dan Method. Berikut penjelasan dari masing-masing elemen: Class Class merupakan tipe data yang didefinisikan oleh pengguna dan berfungsi sebagai blueprint atau cetak biru untuk menciptakan object. Class menentukan atribut (data) dan metode (fungsi) yang dimiliki oleh object yang akan dibuat berdasarkan class ini.Object object adalah instansiasi dari sebuah class, yang memiliki atribut dan metode sesuai dengan yang telah ditentukan oleh class tersebut.Attribute Attribute adalah variabel yang dideklarasikan di dalam class dan digunakan untuk menyimpan data atau informasi tentang objek. Attribute berperan menyimpan karakteristik atau state dari suatu objek yang dihasilkan dari class.Method Method adalah fungsi atau tindakan yang dapat dilakukan oleh objek, yang didefinisikan di dalam class. Method ini yang menentukan perilaku atau aksi yang dapat dilakukan oleh object yang dibuat berdasarkan class. Implementasi sederhana dari Class, Object, Attribute, dan Method dapat diilustrasikan dengan membuat sebuah class "Car" yang memiliki atribut seperti "model" dan "color," serta metode seperti "start" dan "stop”. Berikut contohnya: class Car { // Atribut constructor(model, color) { this.model = model; this.color = color; this.isStarted = false; } // Metode untuk memulai mesin start() { if (!this.isStarted) { this.isStarted = true; console.log(`${this.color} ${this.model} has started.`); } else { console.log(`${this.color} ${this.model} is already running.`); } } // Metode untuk mematikan mesin stop() { if (this.isStarted) { this.isStarted = false; console.log(`${this.color} ${this.model} has stopped.`); } else { console.log(`${this.color} ${this.model} is not running.`); } } } // Membuat objek menggunakan class Car const myCar = new Car("Sedan", "Blue"); const anotherCar = new Car("SUV", "Red"); // Memanggil metode pada objek myCar.start(); anotherCar.start(); myCar.stop(); Dalam contoh ini, class "Car" digunakan sebagai blueprint untuk menciptakan dua object, yaitu myCar dan anotherCar. Objek-objek ini memiliki atribut "model" dan "color," serta dapat memanggil metode "start" dan "stop" untuk mengendalikan status mesin. Konsep inilah yang membentuk dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek. Prinsip Pemrograman Berorientasi Objek Untuk menulis kode OOP yang baik, kita perlu memahami 4 pilar OOP yang harus kita patuhi: 1. Encapsulation (Enkapsulasi) Encapsulation mengacu pada konsep menyembunyikan rincian implementasi internal suatu objek dan hanya mengekspos fungsionalitas yang diperlukan. Ini dilakukan dengan menggunakan private dan public access modifiers agar objek dapat beroperasi tanpa perlu memahami seluruh kompleksitas internalnya. 2. Abstraction (Abstraksi) Abstraksi melibatkan penyederhanaan kompleksitas dengan menentukan dan mengekspos fungsionalitas yang esensial, serta menyembunyikan detail yang tidak diperlukan. Class dan objek dalam OOP menyediakan tingkat abstraksi untuk merepresentasikan ide atau konsep secara lebih terfokus. 3. Inheritance (Pewarisan) Pewarisan memungkinkan suatu class untuk mewarisi sifat atau perilaku dari class lainnya. Hal ini memungkinkan kita untuk memanfaatkan dan memperluas fungsionalitas yang sudah ada tanpa perlu menulis ulang kode. Class yang mewarisi disebut subclass atau child class, sedangkan class yang diwarisi disebut superclass atau parent class. 4. Polymorphism (Polimorfisme) Polimorfisme memungkinkan suatu objek untuk memiliki banyak bentuk atau perilaku. Dengan menggunakan konsep ini, objek dapat diolah dengan cara yang berbeda tergantung pada konteks atau tipe data. Polimorfisme dapat mencakup overriding (penggantian) metode dan overloading (pembuatan beberapa versi) metode. Kesimpulan Konsep Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) sangat penting, tak hanya bagi frontend developer tapi juga keseluruhan para developer. Pada artikel ini, kita telah membahas dasar-dasar OOP mulai dari definisi OOP, struktur dasar seperti class, object, atribut, dan metode, hingga prinsip-prinsip utama OOP, seperti encapsulation, abstraction, inheritance, dan polymorphism. Dengan memahami OOP, pengembang dapat membangun kode yang lebih terstruktur, mudah dimanajemen, dan dapat digunakan kembali. Kesadaran akan konsep ini memungkinkan pengembang untuk membuat solusi yang lebih efisien dan memahami cara bekerja dengan berbagai teknologi terkini dalam pengembangan frontend. Dengan demikian, pemahaman mendalam terhadap OOP dapat memberikan landasan yang kuat untuk kesuksesan dalam pengembangan aplikasi web. Pelajari lebih lanjut konsep OOP dengan mengikuti Kelas Gratis di BuildWithAngga seperti Kelas Online Vanilla JavaScript Pada Website Development atau dapatkan pemahaman praktikal dengan mengikuti kelas berbentuk project base seperti Kelas Online Vanilla JavaScript OOP & LocalStorage: Web Task Management. Keep learning and see you at class!✨

Kelas Mengenal Webflow: 7 Fitur Webflow yang Harus Kamu Ketahui di BuildWithAngga

Mengenal Webflow: 7 Fitur Webflow yang Harus Kamu Ketahui

Hai Sobat BWA!🙌 Pengen bikin website tapi males ngoding? Emang bisa? Jawabannya BISA! Apakah kalian pernah mendengar tentang Webflow? Webflow adalah sebuah platform desain web yang dapat digunakan untuk mendesain, membangun, dan meluncurkan situs web secara visual tanpa harus menulis kode. Webflow merupakan tools yang sangat fleksibel dan andal yang bisa digunakan baik oleh pemula maupun profesional. Webflow hadir dengan user-interface yang intuitif dan user-friendly, sehingga siapapun bisa langsung menggunakannya tanpa perlu belajar coding. Tidak hanya itu, Webflow juga menyediakan berbagai template yang bisa kita gunakan sebagai dasar dalam mendesain website. Dengan begitu, proses pembuatan website bisa menjadi lebih cepat dan efisien. Nah, di artikel kali ini, kita akan membahas apa saja sih fitur-fitur Webflow itu? Simak artikel berikut sampai habis ya! 7 Fitur Utama Webflow Webflow memiliki banyak fitur yang mendukung desain website yang interaktif. Fitur-fitur tersebut dapat digunakan secara mudah dan gratis. Dengan mudahnya penggunaan fitur-fitur Webflow, banyak perusahaan besar yang menggunakan Webflow sebagai alat pengembangan situs web mereka. Beberapa perusahaan tersebut termasuk Dell, Ideo, dan Rakuten. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita bahas fitur-fitur utama dari Webflow! 1. Designer https://webflow.com/designer Fitur designer ini digunakan untuk membuat dan mengedit desain sebuah situs website dengan cara yang efektif dan efisien. Pada fitur ini, sudah tersedia macam-macam tools yang dapat membantu kebutuhan desain. Berikut ini adalah fitur-fiturnya: Desain Responsif: Webflow bisa digunakan untuk merancang situs web yang responsif dengan mudah, karena sudah terdapat tools untuk mengatur tata letak, ukuran, dan gaya elemen-elemen untuk berbagai resolusi layar.Grid System: Fitur grid system memungkinkan untuk membuat layout yang responsif dengan mudah, baik untuk desktop maupun perangkat mobile, dengan memanfaatkan grid untuk menempatkan elemen-elemen secara tepat.Komponen Stylized: Webflow menyediakan berbagai komponen stylized, seperti button, formulir, slider, galeri gambar, dan banyak lagi, yang dapat dengan mudah disesuaikan dengan gaya desain situs web.CSS Customization: Fitur CSS customization ini digunakan untuk menyesuaikan gaya desain situs web secara detail, termasuk warna, tipografi, padding, margin, dan banyak lagi. 2. CMS (Content Management System) https://webflow.com/cms Fitur CMS (Content Management System) pada Webflow memungkinkan user untuk mengelola konten situs web mereka dengan mudah tanpa harus tergantung pada developer atau pengetahuan teknis yang mendalam. Berikut adalah beberapa fitur utama dari CMS Webflow: Pengelolaan Konten Dinamis: CMS Webflow dapat digunakan untuk membuat konten dinamis seperti blog, portofolio, daftar produk, dan lainnya, yang otomatis diperbarui saat konten baru ditambahkan.Pengaturan Publikasi: Kalian dapat mengatur tanggal dan waktu publikasi konten, serta mengatur konten untuk dipublikasikan secara otomatis atau disimpan sebagai draf untuk direvisi lebih lanjut.Struktur Konten yang Terstruktur: User dapat mendefinisikan struktur konten yang terstruktur, termasuk jenis konten, bidang, dan keterkaitan antar konten, untuk memudahkan pengelolaan konten yang kompleks. 3. SEO (Search Engine Optimation) https://webflow.com/seo Webflow menyediakan sejumlah fitur SEO yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan situs web mereka agar lebih terlihat dan terindeks oleh search engine seperti Google, Bing, dan lainnya. Berikut adalah beberapa fitur SEO yang tersedia di Webflow: URL yang SEO Friendly: Webflow secara otomatis menghasilkan URL yang bersih dan SEO friendly berdasarkan judul halaman. Kalian juga dapat menyesuaikan URL secara manual untuk memastikan kesesuaian dengan kata kunci yang relevan.Optimasi Meta Tag: Kalian dapat menyesuaikan meta description, meta title, dan meta tag lainnya untuk setiap halaman secara individu. Hal ini memungkinkan kalian **untuk mengoptimalkan search engine dan user yang potensial dengan deskripsi singkat dan relevan tentang konten halaman.Markup Struktur: Webflow juga memungkinkan untuk menentukan struktur markup HTML untuk setiap halaman, termasuk penggunaan tag <header>, <footer>, <nav>, dan lainnya. Ini membantu search engine untuk memahami dan mengindeks konten situs dengan lebih baik. 4. E-Commerce https://webflow.com/ecommerce Webflow juga menyediakan fitur E-Commerce, yang bisa dimanfaatkan untuk membuat dan mengelola toko online. Dengan fitur ini, kalian dapat menambahkan produk, mengatur inventaris, menentukan metode pengiriman dan pembayaran, serta mengelola pesanan dan transaksi. Berikut adalah beberapa fitur yang tersedia pada bagian ‘E-Commerce’: Customize Transactional Email: Kalian dapat meng-upload logo brand sendiri dan menyesuaikan warna agar tanda terima dan email pemberitahuan pesanan terhadap pembeli tetap sesuai brand.Pilihan Pembayaran: Webflow mendukung beberapa penyedia pembayaran populer seperti Stripe, PayPal, dan Square, sehingga dapat menerima pembayaran dari pelanggan dengan berbagai metode pembayaran yang berbeda.Manajemen Pesanan: Kalian dapat dengan mudah mengelola pesanan yang masuk melalui dashboard Webflow, termasuk melacak status pesanan, mengirim konfirmasi pesanan kepada pelanggan, dan mengelola pengiriman.Pengiriman: Webflow menyediakan opsi pengiriman yang dapat disesuaikan, sehingga kalian dapat menentukan tarif pengiriman, metode pengiriman, dan wilayah yang didukung untuk pengiriman produk. 5. Hosting https://webflow.com/hosting Webflow menyediakan layanan hosting terintegrasi yang memudahkan kalian untuk menerbitkan situs web secara langsung dari platform tanpa perlu menggunakan layanan hosting pihak ketiga. Berikut adalah beberapa fitur hosting yang ada pada Webflow: Global CDN (Content Delivery Network): Webflow menggunakan CDN global untuk mendistribusikan konten situs web ke berbagai lokasi di seluruh dunia. Hal ini membantu mempercepat waktu loading situs web dan meningkatkan kinerja situs untuk pengguna di berbagai wilayah.SSL (Secure Sockets Layer): Setiap situs web yang dihosting di Webflow dilengkapi dengan SSL secara default. Ini memastikan bahwa semua koneksi antara pengguna dan situs web dilindungi dan aman, meningkatkan kepercayaan pengguna dan memberikan perlindungan terhadap serangan seperti pencurian data.Custom Domain: Pengguna Webflow dapat menggunakan domain kustom mereka sendiri untuk situs web mereka. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memiliki alamat web yang sesuai dengan merek atau identitas mereka sendiri. 6. Interactions-Animations https://webflow.com/interactions-animations Fitur interaksi (interaction) dalam Webflow dapat digunakan untuk membuat situs web yang lebih dinamis dan menarik dengan menambahkan animasi, efek interaktif, dan respons terhadap aksi pengguna. Berikut adalah beberapa fitur interaksi yang tersedia di Webflow: Animasi: Kalian dapat menambahkan animasi ke elemen-elemen situs web seperti teks, gambar, latar belakang, dan elemen lainnya. Animasi dapat disesuaikan dengan berbagai jenis efek seperti geser, muncul, memudar, dan banyak lagi.Trigger on Scroll: Kalian dapat menentukan elemen yang akan muncul atau berubah saat user menggulir halaman melewati titik tertentu. Ini memungkinkan pembuatan efek-efek interaktif berdasarkan posisi pengguna di halaman.Transisi Halaman: Kalian dapat membuat transisi halaman yang halus dan menarik saat pengguna berpindah antara halaman situs. Ini dapat mencakup efek seperti fade in/out, slide in/out, atau efek khusus lainnya. 7. Edit-Mode https://webflow.com/edit-mode Fitur Edit Mode adalah salah satu key-feature dalam Webflow yang digunakan untuk mengedit situs web secara langsung tanpa harus memasuki melakukan coding. Fitur ini sangat berguna bagi kalian yang tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang HTML, CSS, atau JavaScript, tetapi ingin membuat perubahan langsung pada tata letak atau konten website. Berikut adalah beberapa fitur Edit Mode yang ditawarkan oleh Webflow: Drag-and-Drop: Dalam fitur drag-and-drop, kalian dapat menarik dan menempatkan elemen-elemen baru atau yang sudah ada pada halaman situs website.Integrasi CMS: Untuk situs yang menggunakan CMS (Content Management System) Webflow, kalian dapat mengelola konten langsung dari Edit Mode, termasuk menambah, mengedit, atau menghapus entri CMS.Tata Letak Responsif: Kalian dapat mengedit tata letak tampilan website secara langsung pada berbagai ukuran layar, memastikan bahwa desain responsif tanpa perlu masuk ke mode pratinjau terpisah.Komponen Interaktif: Kalian juga dapat menambahkan, mengedit, atau menghapus komponen interaktif seperti formulir, button, slider, dan banyak lagi langsung dari Edit Mode. Kesimpulan Webflow adalah platform desain web yang memungkinkan kalian untuk mendesain, membangun, dan meluncurkan situs web tanpa harus menulis kode. Fitur utamanya meliputi Designer Tools, CMS (Content Management System), SEO (Search Engine Optimization), E-Commerce, Hosting, Interactions-Animations, dan Edit-Mode. Dengan Webflow, kalian dapat membuat situs web yang responsif, mengelola konten, mengoptimalkan SEO, mengelola toko online, menerbitkan situs web, menambahkan animasi dan efek interaktif, dan mengedit situs web secara langsung tanpa perlu pengetahuan teknis yang mendalam. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari tentang Webflow, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Belajar Webflow untuk PemulaKelas Gratis Web Development Menggunakan WebflowWebflow Workshop: Build a Simple Landing Page

Kelas 5 Extensions Visual Studio Code untuk Flutter Developer Part 2 di BuildWithAngga

5 Extensions Visual Studio Code untuk Flutter Developer Part 2

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu 5 Extensions Visual Studio Code Untuk Flutter Developer | Part 2. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan sebelumnya, kita telah membahas 5 Extensions Visual Studio Code Untuk Flutter Developer | Part 1. Selanjutnya kita akan membahas kembali extension Visual Studio Code apa saja yang dapat membantu Flutter Developer. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Extension Visual Studio Code adalah program tambahan yang berfungsi untuk menambahkan fitur baru pada pembuatan kode di Visual Studio Code. Tidak hanya itu, manfaat yang bisa dirasakan ketika developer menggunakan extension Visual Studio Code pun juga banyak antara lain : Membantu untuk dukungan pada bahasa pemrograman baruMeningkatkan fungsionalitas bahasa pemrograman yang ada di Visual Studio CodeMembantu menjawab permasalahan dalam pengembangan perangkat lunakMenyesuaikan tampilan dan menambahkan fitur pada perangkat lunak yang dikembangkan Extension yang tersedia pada Visual Studio Code ini bisa dibilang cukup banyak, karena extension ini dibuat oleh seluruh komunitas pengembang Visual Studio Code, dan tersedia secara gratis untuk diunduh sesuai kebutuhan masing-masing developer. Tata Cara Menginstal Ekstensi Visual Studio Code : Buka Visual Studio Code.Pada bagian kiri Visual Studio Code, terdapat ikon Extensions.Cari extension yang ingin kamu instal dengan menggunakan fitur pencarian.Klik tombol install. Berikut 5 Extension Untuk Flutter Developer : Dart Dart adalah alat tambahan yang digunakan Flutter Developer untuk meningkatkan fungsi dari Visual Studio Code yang dapat mengembangkan Flutter dengan pengembangan bahasa Dart. Fitur-fitur yang disediakan sangat beragam yaitu mampu memberikan warna yang berbeda pada elemen syntax, membantu untuk memperbaiki permasalahan dalam kode yang kita buat (Debugging), serta dapat mengubah fungsi dari kode tersebut ke fungsi lainnya (Refactoring). 2. Flutter Intl Flutter Intl adalah extension yang dapat membantu kita untuk membuat aplikasi yang kita kembangkan dapat berjalan di berbagai macam bahasa, extension ini seperti pustaka Dart yang memiliki fitur seperti menerjemahkan aplikasi dengan bahasa tertentu, mempermudah proses lokalisasi yang membuat aplikasi kamu dapat digunakan dimanapun, dan sebagai tambahan untuk menambahkan widget terjemahan pada aplikasi kamu. 3. Remove Comments Pada artikel part 1 sebelumnya, kita sudah membahas tentang Better Comments yang dapat membantu kita untuk menambahkan komentar pada baris kode. Remove Comments merupakan alat tambahan yang fungsinya berbalik dengan Better Comments, alat ini dapat memudahkan kita untuk menghapus komentar yang ada pada baris kode. Fitur-fiturnya juga beragam dapat menghapus semua komentar, menghapus komentar berdasarkan jenis, menghapus komentar berdasarkan teks. Biasanya alat ini digunakan oleh developer untuk menghapus komentar bawaan yang ada pada baris kode. sehingga dapat mempermudah dan merapikan baris kode yang kita buat. Setelah menggunakan Remove Comments: 4. JSON to Dart JSON to Dart Model merupakan alat tambahan yang dapat membantu kita untuk membuat model Dart dari string JSON. Extension ini dapat membantu meningkatkan kinerja dan menghemat waktu, karena dengan menggunakan extension ini dapat menghasilkan secara otomatis kode boilerplate yang diperlukan untuk kita dapat mengubah JSON ke model Dart. 5. VS Code - Icons Extension ini merupakan salah satu extension yang paling populer di Visual Studio Code. Dengan kita menambahkan extension ini pada Visual Studio Code, alat ini akan menambahkan ikon pada file dan folder yang ada di menu explorer Visual Studio Code. Sehingga dapat membantu developer untuk mengenal jenis file dan folder dengan mudah. Kesimpulan Beberapa extension di atas merupakan extension yang banyak digunakan oleh Flutter Developer untuk mempermudah kinerja para developer. Dengan adanya extension seperti Dart, Flutter Intl, Remove Comments, JSON to Dart Model, dan VS Code - Icons. Dapat menambah produktivitas kita dalam belajar mengembangkan aplikasi mobile juga, sehingga kita tidak ragu lagi dalam menjawab semua permasalahan yang ada di Flutter. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Berkenalan Dengan Layout pada Next.js App Router di BuildWithAngga

Berkenalan Dengan Layout pada Next.js App Router

Hallo, teman-teman developer web! Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang layout yang merupakan salah satu feature dari Next JS versi App Router. Pada kali ini kita akan berkenalan dan sekaligus mempraktekkan penggunaan layout. Yap, langsung saja kita mulai ke pembahasan🚀 Apa itu Layout? Layout dalam aplikasi web merupakan user interface yang digunakan di beberapa route atau halaman. Ini memungkinkan elemen-elemen antarmuka seperti header, navigasi, atau footer untuk digunakan secara konsisten di seluruh route. Selama pengguna berpindah dari satu halaman ke halaman lain, layout tetap mempertahankan statusnya. Misalnya, jika ada beberapa input pengguna yang telah diisi, data tersebut tetap ada meskipun pengguna berpindah halaman, sehingga menjaga aplikasi tetap interaktif dan responsif. Hal yang menarik, layout tidak melakukan proses rendering ulang saat pengguna berpindah halaman, yang memungkinkan aplikasi untuk mempertahankan kinerja yang baik dan memberikan pengalaman pengguna yang mulus. Proses pembuatan layout dilakukan dengan mendefinisikan sebuah komponen React dalam sebuah file yang biasanya bernama layout.js. Komponen ini harus menerima prop children, yang merupakan komponen atau halaman anak yang akan dimasukkan ke dalam layout tersebut saat proses rendering. Selain itu, layout juga dapat bersarang, yang berarti sebuah layout dapat mengandung layout lain di dalamnya. Sebagai contoh, layout akan digunakan bersama pada halaman /dashboard dan /dashboard/settings. Root Layout (Required) Root Layout didefinisikan di tingkat atas direktori aplikasi kamu dan berlaku untuk semua route. Layout ini penting dan harus berisi tag html dan body, sehingga kamu bisa mengubah HTML awal yang dikembalikan dari server. Contoh kode: export default function RootLayout({ children }) { return ( <html lang="en"> <body> {/* Layout UI */} <main>{children}</main> </body> </html> ) } Dalam kode ini, kita membuat sebuah layout dasar dengan tag <html> dan <body> yang dibutuhkan. Tag ini membungkus konten utama aplikasi, yang ditandai dengan props {children}. Nesting Layout Nesting Layout berarti kamu bisa menempatkan satu layout di dalam layout lainnya. Jadi, layout-layout ini bisa bertingkat. Contohnya, bayangkan kamu punya sebuah situs web dengan beberapa bagian, seperti halaman utama dan halaman dashboard. Nah, contohnya begini. Kamu buat file baru dengan nama layout.js di dalam folder dashboard. Di dalam file tersebut, kamu bisa menentukan bagaimana tampilan halaman dashboard akan ditampilkan. Contoh kode untuk layout dashboard: export default function DashboardLayout({ children }) { return <section>{children}</section> } Jadi, ketika kamu buat layout untuk halaman utama dan halaman dashboard, layout dashboard tersebut akan dibungkus oleh layout utama. Jadi, layout utama (misalnya app/layout.js) akan membungkus layout dashboard (misalnya app/dashboard/layout.js), yang nantinya akan membungkus segmen route di dalam app/dashboard/. Jadi, layout-layout ini bisa berada di dalam satu sama lain, membentuk hierarki. Itu artinya, kamu bisa mengatur tampilan halaman dengan lebih terorganisir dan terstruktur. Kesimpulan Penggunaan layout dalam pengembangan aplikasi web dengan Next JS memberikan keuntungan besar dalam menyusun tampilan yang konsisten di seluruh halaman. Dengan menggunakan layout, developer dapat dengan mudah memelihara interaktivitas aplikasi tanpa perlu merender ulang halaman secara berulang. Ingatlah bahwa layout dalam Next JS dapat di-nested, yang berarti kamu dapat menempatkan layout di dalam layout lainnya. Ini memberimu fleksibilitas untuk mengatur struktur halaman webmu sesuai kebutuhan. Buat kamu yang ingin mempelajari fitur-fitur selanjutnya, kamu bisa ikut kelas di BuildWithAngga. Salah satunya yaitu, Kelas Online Gratis NextJS Basic ataupun yang berupa project base yaitu, Kelas Online Bootcamp Full-Stack JavaScript Developer MERN: Website Event. So, ayo kita menjadi expert bersama BuildWithAngga🚀 See you guys!

Kelas 5 Extensions Visual Studio Code untuk Flutter Developer Part 1 di BuildWithAngga

5 Extensions Visual Studio Code untuk Flutter Developer Part 1

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu 5 Extensions Visual Studio Code Untuk Flutter Developer | Part 1. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Pada pembahasan bagian pertama artikel ini, kita akan membahas 5 Extensions Visual Studio Code Untuk Flutter Developer | Part 1. Daripada penasaran, yuk kita bedah! Apa itu Extensions Visual Code? Extension Visual Studio Code adalah program tambahan yang berfungsi untuk menambahkan fitur baru pada pembuatan kode di Visual Studio Code. Tidak hanya itu, manfaat yang bisa dirasakan ketika developer menggunakan extension Visual Studio Code pun juga banyak antara lain : Membantu untuk dukungan pada bahasa pemrograman baru.Meningkatkan fungsionalitas bahasa pemrograman yang ada di Visual Studio Code.Membantu menjawab permasalahan dalam pengembangan perangkat lunak.Menyesuaikan tampilan dan menambahkan fitur pada perangkat lunak yang dikembangkan. Extension yang tersedia pada Visual Studio Code ini bisa dibilang cukup banyak, karena extension ini dibuat oleh seluruh komunitas pengembang Visual Studio Code, dan tersedia secara gratis untuk diunduh sesuai kebutuhan masing-masing developer. Tata Cara Menginstal Ekstensi Visual Studio Code : Buka Visual Studio Code.Pada bagian kiri Visual Studio Code, terdapat ikon Extensions.Cari extension yang ingin kamu instal dengan menggunakan fitur pencarian.Klik tombol install. Berikut 5 Extension Untuk Flutter Developer : Flutter Sebelum kamu membuat aplikasi mobile. Perlu dipastikan terlebih dahulu sebelum kamu memulai untuk membuat aplikasi mobile dengan Flutter. Extension Flutter ini adalah penyedia bahasa maupun perlengkapan kode untuk Dart dan Flutter, serta debugging dan peluncuran aplikasi Flutter. void main() => runApp(MyApp()); 2. Error Lens Error Lens adalah extension yang dapat membantu kita untuk mendeteksi permasalahan pada baris kode yang kita buat. Sehingga kita dapat menyelesaikan error dan memperbaikinya dengan cepat. Error Lens ini akan menampilkan permasalahan di sebelah baris kode yang bermasalah. 3. Better Comments Better Comments dapat membantu kita dalam memberikan komentar pada baris kode yang kita buat. Fitur yang disediakan pun juga banyak seperti Highlighting syntax, tag komentar yang lengkap, folding dan bisa menambahkan emoji pada komentar. Sehingga dengan adanya fitur yang disediakan Better Comments dapat membantu kita dalam meningkatkan kualitas kode. 4. Flutter Tree Flutter Tree banyak digunakan oleh developer untuk mengembangkan aplikasi mobile-nya. Dengan adanya Flutter Tree, dapat membantu kita untuk memvisualisasikan widget tree dengan satu baris syntax. Selain itu Flutter Tree dapat menemukan serta memperbaiki bug yang ada pada widget tree. Sehingga dapat membantu kamu dalam mempercepat proses pembuatan aplikasi mobile. 5. Pubspec Assist Sesuai dengan nama extension-nya, kegunaan dari extension ini adalah untuk mengelola file pubspec.yaml dalam proyek kita. Fitur yang disediakan seperti menambahkan dependensi, memperbarui dependensi, format dan validasi file pubspec.yaml, serta mencari beberapa library yang ditambahkan pada file pubspec.yaml. Namun perlu diperhatikan ketika nama di library tidak sesuai, maka Pubspec Assist tetap akan membaca nama yang sesuai dengan library. Kesimpulan Beberapa extension di atas merupakan extension yang banyak digunakan oleh Flutter Developer untuk mempermudah kinerja para developer. Dengan adanya extension ini dapat menambah produktivitas kita dalam belajar mengembangkan aplikasi mobile juga, sehingga kita tidak ragu lagi dalam menjawab semua permasalahan yang ada di Flutter. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.

Kelas Ingin Memulai Karier sebagai Web Developer? Catat 10 Hal Penting ini! di BuildWithAngga

Ingin Memulai Karier sebagai Web Developer? Catat 10 Hal Penting ini!

Hai Sobat BWA!🙌 Siapa di antara kalian yang tertarik untuk menjadi seorang web developer? Web developer adalah seorang profesional yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara situs web. Gaji seorang web developer sendiri juga lumayan besar loh! Gaji rata-rata web developer di Indonesia adalah sekitar Rp 5.000.000 per bulan. Nah, di artikel kali ini kita akan membahas tentang tips dan trik menjadi web developer bagi kalian yang baru mulai belajar. Simak artikel berikut sampai habis ya! 1. Tentukan Spesifikasi Karir Sebelum memulai untuk berkarir sebagai web developer, kalian harus menentukan spesifikasi karir yang akan kalian pilih. Back End Developer: Posisi ini berfokus pada pengembangan bagian dari situs web yang berjalan di sisi server. Mereka bekerja dengan bahasa pemrograman seperti PHP, Python, Ruby, dan menggunakan kerangka kerja seperti Node.js, Django, atau Ruby on Rails untuk mengelola logika bisnis, menyimpan dan mengambil data dari database, serta menangani permintaan dari klien.Front End Developer: Bertanggung jawab untuk mengembangkan bagian dari situs web yang terlihat dan berinteraksi langsung dengan pengguna. Mereka bekerja dengan HTML, CSS, dan JavaScript untuk merancang antarmuka pengguna yang menarik dan responsif.Full Stack Developer: Memiliki kemampuan dalam pengembangan baik di sisi depan (front-end) maupun di sisi belakang (back-end) dari sebuah situs web. Mereka dapat menangani seluruh siklus pengembangan, mulai dari desain hingga implementasi dan pemeliharaan. 2. Kuasai Bahasa Pemrograman Utama Pelajari dan kuasai bahasa pemrograman utama seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Ini adalah fondasi untuk membangun situs web. Selain itu, familiarisasi diri dengan kerangka kerja (framework) dan alat-alat pengembangan yang populer seperti React, Vue.js, Angular, atau Bootstrap. 3. Sering Berlatih Coding Dengan seringnya kalian berlatih, hal tersebut bisa mengasah kemampuan kalian. Jadi,luangkan waktu setiap hari untuk berlatih coding, baik itu mengerjakan proyek pribadi atau menyelesaikan challenge pemrograman. Semakin sering kalian ngoding, semakin cepat juga keterampilan kalian meningkat. 4. Mengikuti Course Online Di era sekarang, banyak terdapat course online untuk pengembangan skill. Mulai dari yang gratis hingga berbayar, kalian bisa mempelajarinya di mana saja. Salah satu course online yang dapat kalian coba adalah platform BuildWithAngga. Di platform ini, kalian bisa mempelajari banyak bidang terutama pemrograman, mulai dari web development hingga android development. 5. Kembangkan Kemampuan Problem Solving Seorang web developer sering dihadapkan pada tantangan teknis. Kembangkan kemampuan kalian untuk memecahkan masalah dengan cara berpikir logis dan sistematis. Karena kedepannya kalian akan sering menemui error ketika mengerjakan sebuah proyek. 6. Jadilah Fleksibel dan Terbuka Terhadap Perubahan Teknologi web terus berkembang. Jadilah fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dengan terus belajar hal-hal baru dan menyesuaikan diri dengan perkembangan terbaru. 7. Bangun Portofolio Buatlah portofolio yang menampilkan proyek-proyek kalian. Ini akan membantu kalian untuk memperlihatkan kemampuan kepada calon klien atau perekrut. Pastikan untuk memperbarui portofolio kalian secara berkala dengan proyek-proyek terbaru. 8. Pahami Konsep Pengembangan Web Lainnya Selain bahasa pemrograman, penting juga untuk memahami konsep-konsep seperti pengoptimalan mesin pencari (SEO), keamanan web, dan pengelolaan basis data. 9. Praktekkan Kolaborasi dan Komunikasi Keterampilan kolaborasi dan komunikasi sangat penting dalam pengembangan web, terutama jika kalian bekerja dalam tim. Belajarlah untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif, dan menjadi pemain tim yang baik. 10. Praktik dan Konsisten Seperti dalam bidang lainnya, untuk menguasai suatu keterampilan, konsistensi dalam praktik diperlukan. Ini juga berlaku dalam pengembangan web. Tetapkan waktu untuk berlatih setiap hari, meskipun hanya untuk sesaat. Keuntungan Menjadi Web Developer Ada banyak keuntungan menjadi seorang web developer. Berikut beberapa di antaranya: Pasar Kerja yang Luas: Permintaan untuk web developer terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Banyak perusahaan, mulai dari startup hingga perusahaan besar, membutuhkan web developer untuk membangun dan memelihara situs web mereka.Penghasilan yang Menjanjikan: Karena tingginya permintaan, web developer sering kali mendapatkan gaji yang cukup tinggi. Terutama bagi mereka yang memiliki keterampilan khusus atau pengalaman yang solid, mereka dapat menikmati penghasilan yang sangat menarik.Kreativitas: Web development memungkinkan kalian untuk mengekspresikan kreativitas kalian. Dengan desain yang baik dan fungsionalitas yang inovatif, kalian dapat menciptakan pengalaman pengguna yang menarik dan memuaskan.Fleksibilitas dalam Lokasi dan Waktu Kerja: Banyak web developer dapat bekerja secara remote atau sebagai freelancer, memberi mereka fleksibilitas dalam menentukan lokasi dan jadwal kerja mereka sendiri. Ini memungkinkan untuk menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan gaya hidup yang diinginkan.Kemungkinan untuk Berkembang dan Belajar: Dunia web development terus berubah dan berkembang. Ini berarti ada selalu peluang untuk belajar teknologi baru, bahasa pemrograman, atau kerangka kerja yang dapat meningkatkan keterampilan dan membuka pintu untuk proyek-proyek yang lebih menantang.Keterlibatan dalam Proyek yang Beragam: Sebagai seorang web developer, kalian dapat terlibat dalam berbagai jenis proyek, mulai dari situs web pribadi hingga aplikasi web kompleks untuk perusahaan besar. Hal ini memungkinkan kalian untuk mengeksplorasi berbagai industri dan tantangan.Pengaruh Positif pada Dunia Online: Dengan mengembangkan situs web yang inovatif dan berkualitas, kalian dapat memiliki dampak positif pada pengalaman pengguna online dan kontribusi terhadap kemajuan teknologi digital secara keseluruhan.Komunitas dan Jaringan yang Luas: Sebagai bagian dari komunitas pengembang web, kalian memiliki akses ke jaringan yang luas dari sesama profesional. Ini memungkinkan kalian untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan belajar dari orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Ini hanya beberapa keuntungan menjadi seorang web developer, namun ada banyak lagi manfaat yang dapat kalian nikmati dengan mengejar karir dalam bidang ini. Kesimpulan Itulah beberapa Tips dan Trik Menjadi Web Developer untuk Pemula. Banyak tips yang bisa kalian lakukan seperti memahami dasar pemrograman, memilih bahasa pemrograman yang tepat, dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat menjadi web developer yang handal. Keuntungan yang bakal kalian dapatkan sebagai web developer juga sangat menguntungkan loh! Apalagi di era sekarang teknologi semakin berkembang pesat. Kalian bisa mendapatkan karir dan gaji yang menjanjikan, keterlibatan dalam proyek yang beragam, serta pasar kerja yang luas. Semoga artikel ini bermanfaat dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari tentang Web Development, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Kelas Online Gratis Web DevelopmentKelas Online Gratis Codeigniter 4 Web Development

Kelas Proyek JavaScript yang Dapat Tingkatkan Skill Coding-mu! | Part 2 di BuildWithAngga

Proyek JavaScript yang Dapat Tingkatkan Skill Coding-mu! | Part 2

Hello, fellow learners! Melanjutkan pembahasan pada artikel sebelumnya yaitu “Proyek Javascript yang Dapat Tingkatkan Skill Codingmu! | Part 1”, we will continue to provide you with more recommendations for Javascript projects that can lift your proggramming skills up! Pada bagian kedua ini, kita akan membahas proyek-proyek Javascript yang menarik dan memberikan tantangan lebih dalam pengembangan keterampilan pemrograman kalian. So, let’s begin! 🚀 1. Countdown Timer using JavaScript contoh proyek Countdown Timer (source: dribbble.com/hijinnam) Membuat Proyek Countdown Timer dengan Javascript dapat menjadi pengalaman pembelajaran yang menarik! Countdown Timer berguna untuk memberikan penghitungan mundur hingga waktu tertentu, dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti peluncuran produk, acara khusus, atau tugas dengan batas waktu. Proyek ini tidak hanya melatih kalian dalam manipulasi waktu dengan Javascript, tetapi juga memberikan pengalaman dalam menyusun struktur HTML dan memberikan gaya dengan CSS. Selain itu, proyek ini dapat diperluas dengan menambahkan fitur-fitur seperti pengaturan waktu target melalui input pengguna atau efek visual tambahan. Bagi kalian yang ingin mencoba membuat proyek ini, tapi masih bingung mulai dari mana. Tak usah khawatir! karena kalian bisa menemukan berbagai tutorial yang dapat mempermudah pembuatan proyek Countdown Timer kalian. BuildWithAngga juga menyediakan kelas gratis seputar HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript yang dapat membantu kalian meningkatkan pemahaman programming kalian. 2. Palindrome Checker App contoh proyek Palindrome Checker App Palindrome Checker App menggunakan JavaScript adalah aplikasi sederhana yang memeriksa apakah sebuah kata atau kalimat merupakan palindrome atau bukan. Palindrome adalah kata atau frasa yang dapat dibaca sama baik dari depan maupun dari belakang, tanpa memperhatikan spasi, tanda baca, dan kapitalisasi. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai proyek tingkat pemula untuk memperkuat konsep manipulasi string, penggunaan array, dan menerapkan logika kondisional dalam pengembangan website. Selain itu, proyek ini membuka peluang untuk eksplorasi lebih lanjut terhadap konsep-konsep dasar pemrograman melalui hands-on experience yang lebih menyenangkan. Cobalah untuk mencari referensi seperti, tutorial video atau source code yang sesuai dengan kemampuan kalian agar mempermudah kalian memahami script kode yang kalian tuliskan. Kalian juga dapat mempelajari terlebih dahulu mengenai dasar-dasar pemrograman HTML, CSS dan Javascript di Kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript bersama BuildWithAngga. 3. Currency Converter With Javascript contoh proyek Currency Converter (source: dribbble.com/ErriGarcia) Currency Converter dengan Javascript adalah aplikasi web sederhana yang memungkinkan pengguna mengonversi jumlah uang dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Dalam proyek ini, Javascript digunakan untuk melakukan perhitungan konversi berdasarkan nilai tukar mata uang yang ditentukan. Kalian dapat menambahkan fungsi, seperti: Input Pengguna: Pengguna dapat memasukkan jumlah uang dan memilih mata uang sumber dan mata uang tujuan melalui antarmuka pengguna.Perhitungan Konversi: Javascript digunakan untuk menghitung jumlah yang setara dalam mata uang tujuan berdasarkan nilai tukar yang telah ditentukan.Tampilan Hasil: Hasil konversi ditampilkan secara dinamis kepada pengguna, memberikan informasi yang jelas tentang jumlah uang dalam mata uang tujuan. Tersedia berbagai referensi tutorial dan source code yang dapat kalian temukan di internet. Cobalah referensi-referensi tersebut dan eksplorasi berbagai kodingannya untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang proyek yang kalian buat. Selain itu kalian dapat mengakses web BuildWithAngga. untuk mendapatkan Kelas Gratis seputar HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript yang dapat meningkatkan pemahaman pemrograman web kalian lebih dalam. 4. Text Similarity Checker contoh proyek Text Similarity Checker Proyek Text Similarity Checker menggunakan JavaScript adalah aplikasi ini memungkinkan pengguna membandingkan tingkat kemiripan antara dua teks. Dalam proyek ini, Javascript digunakan untuk menganalisis dan memproses teks pengguna guna menghasilkan skor kemiripan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai proyek ini: Input Pengguna: Pengguna dapat memasukkan dua teks yang ingin dibandingkan melalui antarmuka pengguna.Pemrosesan Teks: JavaScript digunakan untuk memproses teks, menghilangkan karakter khusus, mengonversi huruf kecil, dan mengidentifikasi kata-kata kunci.Perhitungan Kemiripan: Algoritma dibangun untuk menghitung tingkat kemiripan antara dua teks berdasarkan kata-kata kunci yang diidentifikasi.Visualisasi Hasil: Hasil skor kemiripan ditampilkan secara interaktif kepada pengguna. Kalian dapat mengeksplorasi berbagai sumber di internet untuk membantu memahami pembuatan proyek ini. Dengan melibatkan diri kalian dalam sumber-sumber tersebut, kalian dapat mendapatkan berbagai perspektif dan metode yang berbeda dalam mengembangkan proyek Text Similarity Checker menggunakan JavaScript. Selain itu, kalian dapat mengikuti kelas-kelas yang tersedia di BuildWithAngga, seperti kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript untuk mendapatkan pemahaman mendasar. 5. Quiz App Javascript contoh proyek Quiz App (source: dribbble.com/devbykajalsharma) Proyek Quiz App dengan JavaScript adalah aplikasi web interaktif yang menyajikan pengguna dengan serangkaian pertanyaan dan memungkinkan mereka untuk memilih jawaban. Setelah menjawab semua pertanyaan, aplikasi mengevaluasi respons dan memberikan umpan balik, seperti total skor dan jawaban yang benar. Proyek ini lebih disarankan untuk pembelajar yang sudah mencapai tingkat intermediate yang sudah memiliki pemahaman mendasar mengenai pemrograman Javasript. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep dasar Javascript, pembelajar di tingkat intermediate dapat mengambil tantangan proyek ini untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan. Tak perlu khawatir bagi kalian yang belum memiliki pemahaman dasar terkait pemrograman Javascript karena BuildWithAngga menyediakan Kelas Gratis Vanilla Javascript untuk memperdalam pemahaman kalian dalam pemrograman Javascript. Kesimpulan Proyek-proyek Javascript yang disebutkan di atas memberikan peluang pembelajaran yang menarik untuk berbagai tingkatan kemampuan. Countdown Timer memberikan pemahaman tentang manipulasi waktu dan struktur HTML, sementara Palindrome Checker App mengasah keterampilan manipulasi string dan logika kondisional. Currency Converter With Javascript memperkenalkan konsep perhitungan dan interaksi pengguna dengan menggunakan Javascript untuk mengonversi mata uang. Proyek Text Similarity Checker membawa pemahaman lebih dalam tentang pemrosesan teks dan algoritma perbandingan. Dan terakhir, Quiz App Javascript memberikan tantangan yang lebih tinggi untuk pembelajar tingkat intermediate dengan menyajikan pengguna dengan serangkaian pertanyaan dan penilaian respons. Dengan melibatkan diri dalam berbagai proyek Javascript yang telah dijelaskan diatas, diharapkan kalian dapat memperluas wawasan dan keterampilan dalam pengembangan web. Ingatlah, proses pembelajaran adalah perjalanan yang tak ada akhirnya. Jangan ragu untuk terus mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. Semakin banyak proyek yang kalian kerjakan, semakin kuat fondasi pemrograman kalian. If you want more project recommendations, you can take a look at this article “5 Ide Projek Pemula Menggunakan JavaScript”. Jangan lupa untuk bergabung di berbagai kelas Gratis di BuildWithAngga, seperti kelas HTML5 Dasar, CSS Dasar, dan Vanilla Javascript untuk memperdalam kemampuan pemrograman kalian! Keep learning and see you at class! 🌟🚀

Kelas Exploring the Basics: Pembuatan ERD Rumah Sakit Sederhana di BuildWithAngga

Exploring the Basics: Pembuatan ERD Rumah Sakit Sederhana

Hello, Spirit of learning!!! Tahukah kamu apa itu ERD? Entity Relationship Diagram (ERD) adalah alat visual yang digunakan dalam Database desain untuk menggambarkan hubungan antara entitas. ERD menyediakan representasi grafis yang jelas tentang bagaimana entitas saling berhubungan dalam sistem database. Dalam ERD kita harus mengenali beberapa komponen utama diataranya Entitas, Atribut, dan Hubungan antar Entitas. Ayo kita jelajahi komponen utama dari ERD!!! 1. Entitas PembuatanERDRumahSakitSederhana_BuildWithAngga Entitas adalah kumpulan objek yang dapat diidentifikasikan secara unik atau saling berbeda. Simbol entitas biasanya berbentuk persegi panjang. Ada juga “Entitas Lemah” yang dilambangkan dengan gambar persegi panjang kecil di dalam persegi panjang yang lebih besar. Entitas lemah harus berhubungan langsung dengan entitas lain karena tidak dapat teridentifikasi secara unik. 2. Atribut Setiap entitas memiliki elemen yang disebut atribut. Atribut berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Jenis atribut meliputi: Atribut Kunci (Key): Digunakan untuk menentukan entitas secara unik. Contoh: NPWP, NIK (Nomor Induk Keluarga).Atribut Simpel: Bernilai tunggal dan tidak dapat dipecah lagi (atomic). Contoh: Alamat, tahun terbit buku, nama penerbit.Atribut Multinilai (Multivalue): Memiliki sekelompok nilai untuk setiap entitas instan. Contoh: nama beberapa pengarang dari sebuah buku pelajaran.Atribut Gabungan (Composite): Terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil dengan arti tertentu. Contoh: nama lengkap yang terbagi menjadi nama depan, tengah, dan belakang.Atribut Derivatif: Dihasilkan dari atribut lain dan tidak wajib ditulis dalam diagram ERD. PembuatanERDRumahSakitSederhana_BuildWithAngga 3. Hubungan Hubungan antara entitas dalam ERD menggambarkan bagaimana data saling terkait. Ada beberapa jenis hubungan yang harus kita ketahui meliputi: PembuatanERDRumahSakitSederhana_BuildWithAngga One-to-One (1:1): Satu entitas terhubung dengan satu entitas lain.One-to-Many (1:N): Satu entitas terhubung dengan banyak entitas lain.Many-to-Many (N:M): Banyak entitas terhubung dengan banyak entitas lain melalui tabel perantara. Contoh ERD Rumah Sakit Sederhana Dalam pembuatan sebuah ERD kita harus menentukan atribut sesuai dengan data yang diperlukan pada contoh kali ini kita akan membuat ERD sederhana mengenai Rumah Sakit dengan Studi kasus rawat inap, beberapa komponen yang kita perlukan antara lain: Entitas : ada 3 entitas utama yang bisa kita buat yakni pasien, ruang inap, dan dosenAttribut dari setiap entitas : dari setiap entitas memiliki atribut untuk mengetahui data apa saja yang diperlukan pada entitas yang ada.Hubungan antar entitas: pada studi kasus kali ini mengenai rawat inap, dokter akan merawat banyak pasien begitupun sebaliknya pasien dapat dirawat oleh banyak dokter. Lalu setiap pasien akan dirawat 1 ruang inap yang tidak memungkinkan pasien dapat memiliki 2 ruang inap secara bersamaan. PembuatanERDRumahSakitSederhana_BuildWithAngga Kesimpulan Setelah kita menjelajahi pembahasan mengenai ERD, sebagai alat visual yang digunakan untuk merepresentasikan hubungan antara entitas dalam desain database. Entitas, seperti "Pasien" "Dokter" dan "Ruang Inap" diidentifikasi bersama dengan atribut seperti nama pasien, nama dokter, nama kamar, dll. Hubungan antar entitas dijelaskan, misalnya, dengan mengaitkan setiap pasien dapat berhubungan dengan beberapa dokter (Many-to-Many: N:M) dan menyatakan bahwa setiap pasien dapat memiliki beberapa satu ruang inap (One-to-One: 1:1). Dengan membuat ERD untuk rumah sakit sederhana, kita dapat dengan mudah memahami struktur database dan hubungan entitas dalam studi kasus sederhana di ruang lingkup kesehatan. Apakah kamu tertarik dengan materi mengenai ERD dalam sebuah pembuatan aplikasi atau ingin mendalami tentang Database desain lainnya? Ikuti Rekomendasi kelas berikut untuk meningkatkan kemampuan kamu dalam Development aplikasi : Kelas Online Mastering Coding Interview | BuildWithAngga Kelas Online Eloquent ORM Laravel | BuildWithAngga Kelas Online Full-Stack Web Developer: Bangun Website Freelancer | BuildWithAngga

Kelas Menguasai Figma: Strategi Cerdas dengan Advanced Tips & Tricks 2024 di BuildWithAngga

Menguasai Figma: Strategi Cerdas dengan Advanced Tips & Tricks 2024

Hello people with the spirit of learning! ✨ Di dunia desain yang terus berkembang, keahlian dalam menggunakan tools yang efektif menjadi kunci kesuksesan untuk menjadi seorang desainer. Figma, sebagai salah satu platform desain populer, menawarkan lebih dari sekadar alat dasar. Dengan menggali lebih dalam, kita dapat menemukan berbagai fitur tersembunyi yang dapat mengubah alur kerja menjadi lebih efisien dan menghasilkan hasil yang lebih mengesankan. Dalam artikel ini, kita akan membahas serangkaian tips dan trik canggih yang akan membantu meningkatkan keterampilan kamu dalam menggunakan Figma, mulai dari teknik pengaturan Dev Mode hingga strategi penggunaan variabel dan styles. Mari kita memperdalam dunia Figma yang luas dan temukan potensi tersembunyi yang dapat membawa desain kamu ke level berikutnya! Penasaran? Yuk simak 😊 Open Dev Mode Directly in VS Code Aktifkan Dev Mode dan klik pada tiga titik kecil untuk membuka extension VS Code. Sekarang, kamu dapat memeriksa desain di Figma langsung sebagai point of view seorang developer dengan Dev Mode. Toggle Dev Mode Kamu bisa juga mengaktifkan Dev Mode hanya dengan menggunakan shortcut Shift + D loh sobat! Menurutku, ini yang paling anti ribet sih hehe Toggle Auto Layout “Auto” (Space-between) Kamu dapat secara cepat beralih dari "fixed" ke "auto spacing" dalam set up auto layout-mu Gunakan drop-down spacing untuk mengubah dari fixed spacing ke”auto spacing” yang juga disebut "space-between". Untuk mempercepat alur kerja kamu, cukup klik pada menu alignment atau gunakan shortcut "CTRL + X" untuk beralih antara fixed dan auto. Dengan "CTRL + B" kamu juga dapat beralih ke Align Text Baseline, ini adalah pengaturan yang biasanya ditemukan di “Advanced Menu” lhoo! Variable Scoping in Bulk Tahan Shift, pilih sekelompok variabel, klik kanan, dan pilih “edit variable”. Sekarang kamu dapat mengatur keseluruham untuk semua variabel tersebut sekaligus, yang artinya seandainya kamu ingin variabel-variabel tertenti hanya muncul untuk warna teks atau untuk “fills”. Quickly Create Variables (Shift + Enter) Dengan variabel yang sudah ada, kamu cukup tekan Shift + Enter untuk membuat sebuah copy. Kamu dapat memberi nama baru dan extra tip, tahan tombol Shift dan gunakan tombol panah up and down, dan value atau variable apa pun akan meningkat atau berkurang sesuai dengan jumlah yang kamu tentukan! Alias Variables Cukup klik kanan pada object apa pun dan pilih “Create Alias”. Dengan cara ini, kamu dapat merujuk pada variabel dari koleksi lain, yang sangat berguna jika kamu ingin menyiapkan Primitives dan Semantic Collections dalam sistem desainmu loh! Styles to Variables Converter Dengan konverter Styles ke Variable, kamu dapat dengan cepat mengubah Styles yang ada menjadi Variable hanya dengan satu klik, sembari tetap mempertahankan semua koneksi di seluruh file. Jika desainmu sudah disiapkan dengan Style, pindah ke library di mana kamu menyimpan Style asli, lalu jalankan plugin Style to Variable Converter, maka sekarang kamu bisa menambahkan variabel selain Style yang kamu punya. Pastikan untuk memperbarui library dan kemudian kembali ke file desain apa pun yang menggunakan library ini, dan pastikan to run the update. Sekarang kamu akan melihat Style serta variabel baru yang terhubung dengan value ini. Kembali ke library-mu setelah kamu yakin semuanya sudah di-update, dan kamu dapat dengan mudah menghapus Style. Boolean Variables Magic Variabel Boolean merupakan fitur yang cukup hidden lho! Tapi tenang saja, kamu dapat menyiapkan trik kecil seperti ini: Pertama, kita akan menyiapkan koleksi dengan dua mode. Dalam contoh kali ini, kita akan menggunakan satu untuk layar yang lebih kecil dan yang lebih besar,kemudian untuk Variabel Boolean, siapkan satu untuk burger menu yang ingin kita tampilkan pada layar yang lebih kecil dan switch off untuk layar yang lebih besar,dan sebaliknya untuk Links Menu. Sekarang kita siapkan komponen dan mengemas semua elemen yang ada. Dan bagian uniknya, untuk menghubungkannya kamu harus klik kanan pada simbol eye di panel layers, lakukan hal yang sama untuk tautan, klik kanan pada "eye"; hubungkan ke variabel, dan sekarang jika kamu drag this instance ini ke frame apa pun yang memiliki Mode Praset, itu akan mengaktifkan dan menonaktifkan Variabel Boolean. Variant and Props Playground Dengan Variabel dan Properti dari library, mungkin akan menjadi sedikit sulit karena versi yang berbeda tidak begitu jelas. Tetapi sekarang kita dapat menggunakan Variant and Props Playground untuk mengatasi ini. Cukup klik pada komponen yang diinginkan di assets panel, dengan begitu kamu dapat melihat berbagai variabel dan bahkan dapat “bermain” dengan components dan bahkan mengubah kontennya. Reset Prototype Kamu bisa loh hanya dengan menekan “R” pada keyboard, kamu dapat mengulamh prototype yang sedang aktif atau berjalan 🤩 In-File Preview Hanya dengan menekan Shift + Spasi, kamu dapat meninjau ulang atau preview file desain yang sedang kamu kerjakan! Applying Min/Max to Parent Frames Tahukah kamu? Sejak 23 Juni ini, kita dapat menambahkan Nilai Min dan Max ke dalam setting-an auto layout. Kamu mungkin sudah menggunakan ini untuk komponenmu, tetapi mari kita coba menambahkannya ke Frame Utama, yang mewakili tampilan. Dengan cara ini, kamu dapat menyiapkan dan mengkomunikasikannya dengan jelas. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan variabel dalam desainmu 🙂 Hold and Slide to Lock All Layers Sangat sederhana tapi efektif untuk memastikan tidak ada yang mengganti komponenmu ke tempat yang tidak kamu inginkan. Tahan dan tekan tombol mouse lalu geser ke arah atas atau bawah untuk mengunci atau lock. Collapse All (Alt + L) dan Select Children (Enter) Kedua shortcuts ini sebenarnya sudah ada dari dulu guys! Kamu bisa menyembunyikan semua layers lalu menekan Enter atau rapikan seluruh layers dengan Alt + L. Multiple Grids within a Single Grid Style Kalau kamu menyimpan grid sebagai Style, maka kamu hanya akan melihat grid tunggal tersebut. Tetapi dengan Properties, kamu dapat menambahkan grid lain ke dalamnya sehingga kamu dapat memiliki dua grid, misalnya, grid baris dan kolom dalam satu Grid Style. Prototype Flow Links for Overview Kamu bisa menggunakan flow link prototipe untuk membuat gambaran umum yang lebih baik. Setiap alur yang kamu buat di Figma memiliki link-nya sendiri. Kamu dapat copy-paste di mana saja di dalam atau di luar Figma untuk menghubungkannya ke prototipe ini. Ini sangat berguna untuk menunjukkan bagaimana komponen bekerja atau sekadar menghubungkan antara prototipe. Presentations with Scrollable Prototype Set up a scrollable prototype, pastikan bahwa kamu mengaturnya ke arah vertikal dan semua fixed elements apa pun menjadi “Fix” dan kamu dapat dengan mudah drag frame-nya ke dalam presentasimu. You can add some more links between your presentation screens and then simply hit preview and you’re going to have a scrollable presentation, ready for an amazing demo ;) Set Rules for Slot Components Dengan auto layout dan instant swapping, kita dapat membuat komponen slot atau Slot Component. Dengan cara ini, kita dapat dengan cepat meng-highlight ke siapa pun yang menggunakan komponen ini dan elemen mana yang ingin untuk digunakan. Clean Up (CTRL + Shift + O) Sederhana tapi berguna banget nih guys! Bersihkan file-mu dengan menekan CTRL + Shift + O. Ini akan memberikamu wireframe dan akan jauh lebih mudah menemukan elemen-elemen yang mungkin kamu copy secara tidak sengaja dan membersihkan file-mu. Copy as PNG without Exporting (CTRL + Shift + C) Tekan CTRL + Shift + C untuk menyalin frame sebagai PNG ke clipboard, sekarang kamu dapat menyisipkan PNG di mana saja, di dalam atau di luar file-mu. Ini sangat berguna untuk membuat mockup dan juga untuk dengan cepat berbagi melalui email atau Slack. Use % for Line-Height Di Figma, Tinggi Baris atau Line Height biasanya diatur dalam pixels. Saya pribadi lebih suka menggunakan generatic units seperti dalam CSS, seperti 1.5. Meskipun kamu tidak dapat mengatur unit CSS secara langsung, kamu dapat menggunakan persentase (%). Pendekatan ini memungkinkan untuk mengubah ukuran font sambil tetap mempertahankan Line Height yang seragam. Dalam Dev Mode, kamu akan melihat pixels tetapi kamu juga dapat switch ke sentimeter. Variables or Styles Cheatsheet Semua yang merupakan value seperti ukuran, warna serta radius adalah variabel. Jadi selalu gunakan cheatsheet ini untuk single value. Begitu “value”-nya digabung menjadi satu set, misalnya efek seperti shadows yang memiliki warna tetapi juga memiliki efek blur atau ukuran text, maka kita dapat menggunakan Style. Jadi, sekarang kita akan memiliki opsi untuk memiliki hal-hal seperti line height. warna, radius dan ukuran yang bisa diatur sebagai variabel. Kesimpulan Dengan memanfaatkan berbagai fitur tersembunyi di Figma, desainer UI/UX dapat meningkatkan kemampuan kreatif mereka dan mengoptimalkan proses desain. Dari pengaturan Dev Mode hingga penggunaan variabel, styles, dan fitur-fitur lainnya, artikel ini telah membahas sejumlah trik yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efektivitas desain. Dengan memahami dan menerapkan tips ini, semoga pengguna Figma dapat merasakan impact positif dalam pembuatan desain mereka, menghasilkan interface yang lebih baik dan mempercepat proses desain UI/UX. Tertarik belajar lebih dalam tentang UI/UX? Jangan khawatur! Di BuildWithAngga, kami menyiapkan kelas-kelas gratis UI/UX dan upgrade ke Premium untuk benefits lainnya! ;)

Kelas Mengenal ListView: Widget Untuk Menampilkan Daftar Item Pada Flutter di BuildWithAngga

Mengenal ListView: Widget Untuk Menampilkan Daftar Item Pada Flutter

Sebelum kamu memulai untuk belajar tentang Flutter, ada baiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu ListView : Widget Untuk Menampilkan Daftar Item Pada Flutter. Kamu juga bisa belajar lebih dalam lagi tentang Flutter di kelas Flutter bersama BuildWithAngga. Apa itu ListView? ListView adalah widget yang digunakan untuk membantu developer dalam menampilkan daftar item dalam aplikasi. Widget ini dibuat untuk memungkinkan developer untuk menampilkan item secara horizontal maupun vertikal, widget ini juga dapat digunakan untuk menampilkan data dalam jumlah yang besar, contohnya seperti kontak, etalase produk, daftar berita, dan lain sebagainya. Jenis dan Langkah Membuat ListView: ListView ListView adalah jenis yang digunakan untuk menampilkan daftar item yang dibuat menjadi vertikal dan horizontal. Contoh ListView : import 'package:flutter/material.dart'; void main() => runApp(MaterialApp( theme: ThemeData( primaryColor: Colors.blue, ), home: MainApp(), )); class MainApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( appBar: AppBar( title: Text("BuildWithAngga"), ), body: ListView( children: <Widget>[ Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 1"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 2"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 3"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 4"), ), Padding( padding: EdgeInsets.all(8.0), child: Text("Latihan Flutter 5"), ), ], ), ); } } Tambahan untuk teman-teman : Children : Properti yang digunakan untuk daftar isi yang akan ditampilkan pada ListViewPadding : Properti yang digunakan untuk memberikan jarak atau menambahkan ruang kosong antara konten ListView. Output ListView : 2. ListView.Builder ListView.builder merupakan jenis yang lebih dinamis dibanding ListView biasa, karena konsep sebenarnya hampir mirip seperti RecyclerView di Android, pertama membuat view holder kemudian data yang ditampilkan berbentuk collection. Contoh ListView.builder: import 'package:flutter/material.dart'; void main() => runApp(const MyApp()); class MyApp extends StatelessWidget { const MyApp({Key? key}) : super(key: key); // This widget is the root // of your application. @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( title: "ListView.builder", theme: ThemeData(primarySwatch: Colors.blue), debugShowCheckedModeBanner: false, // home : new ListViewBuilder(), NO Need To Use Unnecessary New Keyword home: const ListViewBuilder()); } } class ListViewBuilder extends StatelessWidget { const ListViewBuilder({Key? key}) : super(key: key); @override Widget build(BuildContext context) { return Scaffold( appBar: AppBar(title: const Text("BuildWithAngga")), body: ListView.builder( itemCount: 5, itemBuilder: (BuildContext context, int index) { return ListTile( leading: const Icon(Icons.list), trailing: const Text( "BWA", style: TextStyle(color: Colors.blue, fontSize: 15), ), title: Text("Latihan Flutter $index")); }), ); } } Output ListView.Builder: 3. ListView.separated ListView.separated adalah jenis ListView yang digunakan untuk membuat daftar item memiliki garis pemisah di antara daftar item. Sehingga dengan adanya garis pemisah ListView.separated membuat desain daftar item menjadi lebih kompleks. Contohnya seperti setiap daftar item dibedakan dengan garis pemisah, warna latar belakang yang berbeda dengan daftar item, atau tambahan widget yang berbeda di antara daftar item. import 'package:flutter/material.dart'; void main() { runApp(MyApp()); } class MyApp extends StatelessWidget { @override Widget build(BuildContext context) { return MaterialApp( title: 'Flutter Demo', home: Scaffold( body: ListView.separated( itemCount: 10, itemBuilder: (context, index) { return Text('Latihan Flutter $index'); }, separatorBuilder: (context, index) { return Divider(); }, ), ), ); } } Tambahan untuk teman-teman : Jika teman-teman ingin membuat daftar item dengan panjang yang lebih dinamis, teman-teman dapat menggunakan ListView.builder.ListView.separated membutuhkan separatorBuilder. Output ListView.separated: Kesimpulan ListView memiliki banyak manfaat untuk membantu developer dalam menampilkan daftar kontak, etalase produk, dan sebagainya. Selain itu, dengan ListView dapat membuat performa aplikasi menjadi lebih baik, ListView yang mudah untuk dikembangkan dan digunakan, serta ListView yang serbaguna. Sehingga penggunaan ListView, ListView.builder, ListView.separated tinggal disesuaikan dengan kebutuhan developer saat mengembangkan aplikasi mobile. Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut dengan mengikuti kelas online gratis belajar flutter di BuildWithAngga loh!😍 Dengan belajar di BuildWithAngga kamu bisa belajar dengan mentor yang berpengalaman dan selalu siap membantu kamu untuk meningkatkan skill programming kamu. Eitss tunggu dulu, setiap kamu menyelesaikan kelasnya kamu bakal dikasih sertifikat loh!🤩 Yuk buruan belajar bersama BuildWithAngga.