5 Framework Back-end yang cocok untuk Web Dev Pemula

1. Laravel

Laravel adalah sebuah framework PHP yang dirancang untuk mempermudah pengembangan aplikasi web dengan menggunakan pola arsitektur MVC (Model-View-Controller).

Kamu bisa mengikuti kelas Laravel di BuildWithAngga untuk mempelajari lebih lanjut tentang laravel Kelas Online Freelance Web Developer: Bikin Marketplace Produk Digital | BuildWithAngga.

5FrameworkBack-endWebDev_BuildWithAngga

Kelebihan:

  • Keamanan Tinggi: Menawarkan fitur keamanan yang kuat seperti encrypt password dan perlindungan dari serangan XSS.
  • Pengembangan Cepat: Dengan fitur Artisan CLI, pengembangan menjadi lebih cepat dan efisien.

Kekurangan:

  • Biaya Pengembang: Biaya pengembang Laravel mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan framework lain.
  • Dukungan Terbatas: Meskipun memiliki komunitas yang besar, dukungan untuk masalah tertentu mungkin terbatas.

2. Express.js

Express.js adalah framework Node.js yang minimalis dan fleksibel untuk membangun aplikasi web dan API.

Jika kamu tertarik untuk mempelajari Express.js kamu bisa memulai dengan dasarnya Node.js di Kelas Online Node JavaScript Dasar | BuildWithAngga.

5FrameworkBack-endWebDev_BuildWithAngga

Kelebihan:

  • Minimalis dan Ringan: Express.js adalah framework yang minimalis dan ringan, cocok untuk proyek-proyek yang membutuhkan performa tinggi.
  • Mudah Dipelajari: Memiliki kurva belajar yang tidak terlalu curam, membuatnya mudah dipelajari oleh pengembang baru.

Kekurangan:

  • Kurangnya Struktur: Express.js tidak menyediakan struktur aplikasi yang ketat, yang bisa menjadi tantangan bagi pengembang yang membutuhkan panduan lebih.

3. Django

Django adalah framework Python yang menggunakan pola arsitektur MTV (Model-Template-View) untuk membangun aplikasi web.

Kamu bisa mempelajari Python di Kelas Online Python Pemrograman Dasar | BuildWithAngga untuk mengenal dasar dari Django.

5FrameworkBack-endWebDev_BuildWithAngga

Kelebihan:

  • Banyak Fitur: Django menyediakan banyak fitur bawaan seperti sistem autentikasi dan ORM yang kuat.
  • Skalabilitas: Django dirancang untuk membantu pengembangan aplikasi yang skalabel.

Kekurangan:

  • Kompleksitas: Django bisa terasa lebih kompleks karena banyaknya fitur yang disediakan.

4. Rails

Rails adalah framework Ruby yang mempermudah pengembangan aplikasi web dengan mengikuti prinsip konvensi lebih dari konfigurasi.

Kamu bisa mengikuti Kelas Online Ruby on Rails Web Development | BuildWithAngga untuk mengenal Rails/Ruby di BuildWithAngga.

5FrameworkBack-endWebDev_BuildWithAngga

Kelebihan:

  • Pengembangan Cepat: Rails memungkinkan pengembangan aplikasi web yang cepat dengan prinsip DRY (Don’t Repeat Yourself).
  • Komunitas yang Besar: Memiliki komunitas yang besar dan aktif yang dapat membantu dalam pengembangan.

Kekurangan:

  • Performa: Rails mungkin tidak secepat framework lain dalam hal performa.

5. Spring

Spring adalah framework Java yang digunakan untuk membangun aplikasi enterprise Java.

Kamu bisa mempelajari dasar dari framework Spring di Kelas Online Java Dasar 2020 Development | BuildWithAngga.

5FrameworkBack-endWebDev_BuildWithAngga

Kelebihan:

  • Ringan: Spring adalah framework yang ringan dan tidak memaksa pengembang untuk mengikuti pola tertentu.
  • Fleksibel: Menawarkan konfigurasi yang fleksibel dan mendukung berbagai skenario pengembangan.

Kekurangan:

  • Kompleksitas: Spring memiliki banyak variabel dan bisa menjadi rumit, terutama bagi pengembang yang belum berpengalaman.

Kesimpulan

Dalam pemilihan framework, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya. Laravel menawarkan keamanan tinggi dan pengembangan yang cepat melalui fitur Artisan CLI, namun biaya pengembang dan dukungan terbatas bisa menjadi kendala. Express.js, dengan sifat minimalis dan mudah dipelajari, cocok untuk proyek dengan performa tinggi, meskipun kurangnya struktur bisa menjadi tantangan. Django menyediakan banyak fitur bawaan dan skalabilitas, tetapi kompleksitasnya mungkin membuatnya kurang cocok untuk pengembang yang membutuhkan pendekatan yang lebih sederhana. Rails memungkinkan pengembangan cepat dan memiliki komunitas yang besar, tetapi performanya mungkin kurang optimal. Spring, sementara itu, adalah ringan dan fleksibel, namun kompleksitasnya bisa menjadi hambatan, terutama bagi pengembang yang belum berpengalaman.