Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Tata Cara Membuat Migration Baru Pada Projek Laravel di BuildWithAngga

Tata Cara Membuat Migration Baru Pada Projek Laravel

Hallo sahabat ngoding Pada bagian ini kita akan berkenalan dengan salah satu yang keren pada laravel. yaitu Migration Apasihh Migration Laravel?? Migration merupakan cara untuk membuat skema database secara langsung dengan mengeksekusi kode program atau bisa disebut dengan Control Version System, bukan melalui eksekusi SQL. Dengan migration, kita bisa membuat table data dengan lebih mudah dan cepat. migration akan meng-generate file - file migration sebagai control system. Maka, kita tidak perlu menulis kode SQL untuk membuat skema database, melainkan menggunakan kode program PHP. Masih bingung? Tenang, saya harap setelah contoh berikut, Anda akan lebih memahami. Sebelum memulai pembuatan file migration, pertama sekali coba teman-teman hapus semua file migration yang sudah ada pada folder database\\migrations. Cara Membuat Migration Untuk membuat file migrasi, kita akan menggunakan Artisan CLI dengan perintah “php artisan” yang nanti akan dijalankan pada command line atau terminal. Namun, sebelum pembuatan migration, pertama kali kita perlu merancang database dengan kebutuhan kita dan sesuaikan koneksi databasenya yang bisa kita atur pada file .env. contohnya, seperti ini : DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=latihan_laravel DB_USERNAME=root DB_PASSWORD=root lalu kawan - kawan bisa membuka terminal atau Command Line, masuk ke directory project laravel kalian melalui terminal atau command line, kemudian masukan perintah dengan perinta berikut. $ php artisan make:migration nama_migration // contohnya $ php artisan make:migration create_table_murid apabila terdapat pemberitahuan bahwa file migrasi sudah terbuat dan tersimpan. Setelah itu kalian bisa membuka file migrasi yang tersimpan lalu isi seperti berikut. bigIncrements('id'); $table->timestamps(); }); } /** * Reverse the migrations. * * @return void */ public function down() { Schema::dropIfExists('murid'); } Seperti yang bisa liat , perbedaan fungsi up() dan down() terlihat jelas pada file migrasi. File migrasi yang dibuat dengan memiliki fungsi up() dan down() yang secara otomatis mengenali nama tabel yang akan dibuat. Di sisi lain, file migrasi tanpa awalan create_ memiliki fungsi up() dan down()yang masih kosong dan perlu diisi secara manual. Hal ini merupakan salah satu trik untuk mempercepat pembuatan file migrasi di Laravel. Salah satu tips penting dalam Laravel adalah mengikuti aturan penamaan yang baku. Hal ini akan memudahkan kita dalam pengembangan aplikasi. Contohnya, nama tabel dalam Laravel menggunakan kata jamak, sedangkan nama modelnya menggunakan kata tunggal. Misalnya, model dengan nama User akan dipadankan dengan tabel User. Begitu pula model dengan nama Murid akan dipadankan dengan tabel Murid . Jika kita tidak mengikuti aturan penamaan ini, kita perlu menentukan secara manual nama tabel yang berpadanan dengan model kita. Hal ini dapat menyulitkan dan membuat kode kita kurang terbaca. Melengkapi File Migrasi Tahapan berikutnya adalah melengkapi file migration kita. Pada file migration create_table_murid , lengkapi fungsi up() seperti contoh dibawah ini. bigIncrements('id'); $table->string('nama'); $table->unsignedInteger('nomor_siswa'); $table->timestamps(); }); } /** * Reverse the migrations. * * @return void */ public function down() { Schema::dropIfExists('murid'); } Mari kita bedah potongan kode program diatas. Schema::create('murid', … adalah kode program untuk membuat tabel. Parameter murid adalah sebagai nama tabel yang akan dibuat. Jika diterjemahkan ke kode program SQL maka perintah diatas sama dengan CREATE TABLE murid(....$table->bigIncrements('id') adalah kode program untuk membuat atribut id dengan ketentuan bertipe data big int, unsigned, bersifat not null, bersifat auto_increment, dan dijadikan sebagai primary key. Unsigned artinya nilainya tidak akan bisa negatif, not null artinya tidak boleh dikosongkan, auto_increment artinya akan bertambah secara otomatis ketika menambah data baru. Jika diterjemahkan ke kode program SQL maka perintah diatas sama dengan 'id' int unsigned not null auto_increment primary key .$table->string('nama') adalah kode program untuk membuat atribut name dengan ketentuan bertipe data varchar(255) dan bersifat not null. Varchar(255) artinya adalah tipe berupa rangkaian karakter dengan panjang maksimal 255 karakter, sama dengan 255 bit, karena setiap karakter membutuhkan alokasi memori sebesar 1 bit. Angka 255 adalah angka default dan bisa diganti dengan kebutuhan panjang data kita dengan cara mengubah kode program menjadi $table->string('title', 100) , untuk panjang maksimal 100 karakter. Jika diterjemahkan ke kode program SQL maka perintah diatas sama dengan 'name' varchar(255) not null.$table->unsignedInteger('nomor_siswa') adalah kode program untuk membuat atribut nomor_siswa dengan ketentuan int unsigned not null. Kita buat bersifat unsigned untuk membatasi kesalahan memasukkan data berupa bilangan negatif. Jika diterjemahkan ke kode program SQL maka perintah diatas sama dengan 'nomor_siswa' int unsigned not null$table->timestamps() adalah potongan kode untuk membuat atribut created_at dan updated_at dengan ketentuan timestamp null. Timestamp adalah tipe data untuk menyimpan tanggal dan waktu sekaligus. Null artinya tidak wajib disini. Jika diterjemahkan ke kode program SQL maka perintah diatas sama dengan 'created_at' timestamp null, 'updated_at’ timestamp null Jadi untuk potongan kode pada fungsi up() diatas jika kita menulisnya dalam kode program SQL, maka akan seperti ini. create table 'books' ( 'id' int unsigned not null auto_increment primary key, 'nama' varchar(255) not null, 'nomor_siswa' int unsigned not null, 'created_at' timestamp null, 'updated_at' timestamp null } Eksekusi File Migrasi Setelah menyelesaikan pembuatan file migrasi, langkah selanjutnya adalah menjalankannya. Kita akan menggunakan Artisan CLI untuk melakukan eksekusi. Pastikan konfigurasi koneksi database pada file .env telah diisi dengan benar sebelum menjalankan perintah berikut: php artisan migrate Apabila tidak ada pesan error yang muncul maka migration berjalan dengan benar. Maka table user dan tabel yang kalian dibuat sudah tercipta di dalam database yang terhubung. Apabila terdapat pesan error kalian coba baca dan temukan solusinya di stackoverflow atau forum lainya hehehehe. Sampai sini untuk pembuatan tabel dengan migration Merubah Nama Tabel Pada Migration Laravel Selain create kita juga bisa mengubah nama table yang kita miliki melalui migration fungsi , dengan perintah. Schema::rename('nama_table_yang_ingin_di_rename', 'nama_baru'); tapi kalian bisa juga kok buat ganti table name kalian pada fungsi up(). dan kemudian lakukan perintah php artisan migrate Menghapus Table Dengan Migration Untuk menghapus tabel dengan migration laravel, juga sudah ada fungsi atau metode nya. Schema::drop('nama_table'); Migrasi Laravel menawarkan solusi modern dan efisien untuk merancang skema database. Meskipun tidak wajib, migrasi dapat meningkatkan kolaborasi, deployment, dan kejelasan kode dalam proyek Laravel kalian. Oke Sekian penjelasan tentang migration kalian bisa kembali untuk menguliknya sendiri tentunya. Semoga bermanfaat buat kalian. See you guysss !

Kelas Struktur Kontrol dalam Go: Penggunaan If, For, dan Switch di BuildWithAngga

Struktur Kontrol dalam Go: Penggunaan If, For, dan Switch

Go, bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google, terkenal karena kesederhanaan dan efisiensinya. Salah satu fitur yang membuat Go menjadi pilihan yang populer di antara para pengembang adalah struktur kontrol yang kuat dan mudah digunakan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi penggunaan struktur kontrol utama dalam Go: if, for, dan switch, serta bagaimana Anda dapat memanfaatkannya dalam pengembangan perangkat lunak. If Statement Statement if digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan menjalankan blok kode jika kondisinya benar (true). Contoh penggunaannya: Anda juga dapat menggunakan if tanpa kondisi, yang akan mengevaluasi ekspresi boolean di dalamnya: Go mendukung beberapa jenis loop, tetapi yang paling umum adalah loop for. Loop for digunakan untuk mengulangi blok kode selama kondisi yang ditentukan benar. Contoh sederhananya adalah: Anda juga dapat menggunakan for untuk melakukan loop melalui elemen-elemen dalam sebuah slice atau map: Switch Statement Pernyataan switch digunakan untuk memeriksa beberapa kondisi dan menjalankan blok kode yang sesuai dengan kondisi yang terpenuhi. Contohnya seperti berikut: Anda juga dapat menggunakan switch tanpa ekspresi untuk membuat struktur percabangan yang lebih bersih: Dengan memahami penggunaan yang tepat dari if, for, dan switch dalam Go, Anda dapat menulis kode yang lebih bersih, mudah dimengerti, dan efisien. Teruslah eksplorasi dan praktikkan struktur kontrol ini dalam pengembangan perangkat lunak Anda untuk mencapai hasil yang optimal. Kesimpulan Semoga dengan pemahaman Go, Kamu lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan aplikasi Go yang lebih kompleks. Jangan ragu untuk terus belajar dan menjelajahi fitur-fitur menarik dalam bahasa Go! Dan untuk pengalaman belajar yang lebih mendalam, yuk bergabung di Build with Angga dan kembangkan keterampilan pemrograman Go Anda bersama komunitas yang solid dan dukungan dari instruktur ahli. Mari bergabung dan berkembang bersama-sama! 🚀 BuildWithAngga

Kelas Dasar-Dasar Bahasa Pemrograman Go: Variabel, Tipe Data, dan Operasi Dasar di BuildWithAngga

Dasar-Dasar Bahasa Pemrograman Go: Variabel, Tipe Data, dan Operasi Dasar

Bahasa pemrograman Go, atau biasa disebut Golang, adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2007 dan pertama kali dirilis pada tahun 2009. Go dirancang dengan tujuan untuk menyediakan kemudahan pengembangan perangkat lunak yang bersifat sederhana, efisien, dan skalabel. Dalam artikel ini, kita akan membahas dasar-dasar bahasa pemrograman Go, termasuk variabel, tipe data, dan operasi dasar. Variabel dalam Go Variabel dalam Go digunakan untuk menyimpan data yang akan digunakan dalam program. Sebelum digunakan, sebuah variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut adalah contoh deklarasi variabel dalam Go : var namaVariabel tipeDataContoh :var umur int var nama string Variabel juga dapat dideklarasikan dengan inisialisasi nilai:var namaVariabel tipeData = nilai: Go juga mendukung pendeklarasian variabel dengan menggunakan := operator, yang memberikan kemudahan dalam mendeklarasikan dan menginisialisasi variabel: namaVariabel := nilai Tipe Data dalam Go Go memiliki beragam tipe data yang digunakan untuk menyimpan berbagai jenis nilai. Beberapa tipe data dasar dalam Go meliputi: int: untuk menyimpan bilangan bulat. float64: untuk menyimpan bilangan desimal. string: untuk menyimpan teks. bool: untuk menyimpan nilai boolean (true atau false). Operasi Dasar dalam Go Go mendukung berbagai operasi dasar untuk melakukan manipulasi data. Beberapa operasi dasar yang umum digunakan antara lain: Aritmatika: Operasi untuk melakukan perhitungan matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.Contoh: Penugasan: Operasi untuk memberikan nilai pada variabel.Contoh :x := 10 Perbandingan: Operasi untuk membandingkan dua nilai. Contoh :x := 10 y := 5 fmt.Println(x > y) // Output: true Logika: Operasi untuk melakukan operasi logika seperti AND, OR, dan NOT. Contoh:x := true y := false fmt.Println(x && y) // Output: false Concatenation: Operasi untuk menggabungkan dua string. Contoh:str1 := "Hello" str2 := "World" hasil := str1 + " " + str2 // Output: "Hello World" KesimpulanSemoga dengan pemahaman Go, Kamu lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan aplikasi Go yang lebih kompleks. Jangan ragu untuk terus belajar dan menjelajahi fitur-fitur menarik dalam bahasa Go! Dan untuk pengalaman belajar yang lebih mendalam, yuk bergabung di Build with Angga dan kembangkan keterampilan pemrograman Go Anda bersama komunitas yang solid dan dukungan dari instruktur ahli. Mari bergabung dan berkembang bersama-sama! 🚀 BuildWithAngga

Kelas Mengenal JSX: Bahasa Mark-up di React di BuildWithAngga

Mengenal JSX: Bahasa Mark-up di React

JSX (JavaScript XML) adalah bahasa mark-up yang digunakan dalam React untuk membangun antarmuka pengguna. JSX memungkinkan pengguna untuk menulis kode HTML di dalam file JavaScript, yang membuat pengembangan aplikasi web dengan React menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam blog post ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai JSX dan bagaimana cara menggunakannya dalam pengembangan aplikasi React. Memahami JSX JSX adalah ekstensi sintaksis yang memungkinkan pengguna untuk menulis kode HTML di dalam JavaScript. Dengan menggunakan JSX, pengguna dapat membuat komponen React yang terdiri dari elemen-elemen HTML. Contohnya, jika pengguna ingin membuat komponen Button dalam aplikasi React, pengguna dapat menulis kode JSX seperti ini: Pada contoh di atas, kita menggunakan tag button yang merupakan elemen HTML di dalam komponen Button. JSX juga mendukung penggunaan atribut HTML, seperti class dan id. Contohnya, pengguna dapat menambahkan atribut class pada elemen HTML menggunakan JSX seperti ini: Menggunakan Ekspresi di dalam JSX Selain dapat menulis kode HTML di dalam JSX, kita juga dapat menggunakan ekspresi JavaScript di dalamnya. Ekspresi JavaScript dapat dimasukkan di dalam kurung kurawal { } di dalam JSX. Contohnya, jika pengguna ingin menampilkan teks dinamis di dalam komponen Button, pengguna dapat menggunakan ekspresi JavaScript seperti ini: Pada contoh di atas, kita menggunakan variabel buttonText yang berisi teks "Klik Saya" di dalam elemen button menggunakan ekspresi JavaScript di dalam kurung kurawal. Menerapkan JSX dalam Pengembangan React JSX adalah salah satu fitur utama dalam React yang membuat pengembangan aplikasi web menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam pengembangan aplikasi React, kita dapat menggunakan JSX untuk membuat komponen-komponen yang terdiri dari elemen-elemen HTML dan logika JavaScript di dalamnya. Dengan menggunakan JSX, pengguna dapat dengan mudah memisahkan tampilan komponen dengan logika bisnisnya. Hal ini membuat kode menjadi lebih terstruktur dan mudah maintainance. Kesimpulan JSX adalah bahasa mark-up di React yang memungkinkan pengguna untuk menulis kode HTML di dalam JavaScript. Dengan menggunakan JSX, pengguna dapat membuat komponen React yang terdiri dari elemen-elemen HTML dan logika JavaScript di dalamnya. Ini membuat pengembangan aplikasi web dengan React menjadi lebih mudah dan efisien. Dalam blog post ini, kita telah membahas tentang memahami JSX, penggunaan ekspresi di dalam JSX, dan penerapan JSX dalam pengembangan aplikasi React. tetapi teman-teman dapat menerapkan hal tadi kita perlu memahami dasar dari penggunaan react.js terlebih dahulu. Teman-teman tidak perlu khawatir di BuildWithAngga menyediakan kelas gratis React JavaScript. Tunggu apa lagi? buruan join dan upgrade skill kamu pada front-end menggunakan React.js bersama BuildWithAngga 🌾

Kelas Pengenalan Dasar tentang Node JS di BuildWithAngga

Pengenalan Dasar tentang Node JS

Hai sobat BWA!🙌 Sejak diluncurkannya Node.js pada tahun 2009, banyak inovasi baru dan perubahan dalam dunia pemrograman, terutama dalam pengembangan aplikasi web. Eitss, kalian tau ga sih kalo Node.js itu bukan termasuk bahasa pemrograman loh! Node.js adalah sebuah platform yang digunakan untuk mengeksekusi program JavaScript di luar browser. Node.js diciptakan sebagai pendukung JavaScript agar lebih optimal untuk digunakan. Ingin tahu tentang Node.js lebih luas? Simak artikel ini sampai habis ya! Apa itu Node.js? Node.js adalah platform runtime yang dibangun di atas mesin JavaScript V8 yang kuat sehingga memungkinkan untuk menjalankan JavaScript di sisi server dan mengembangkan aplikasi web berbasis server dengan mudah, efisien, dan cepat. Node.js digunakan secara luas dalam pengembangan aplikasi web dan dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis aplikasi seperti server web, aplikasi real-time, aplikasi berbasis mikro, dan banyak lagi. Node.js memiliki beberapa fitur utama seperti non-blocking I/O, skalabilitas, modul NPM yang kuat, dan fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi dengan berbagai bahasa pemrograman. Platform yang dikembangkan oleh Ryan Dahl pada tahun 2009 ini cocok untuk aplikasi real-time yang membutuhkan respons cepat, seperti aplikasi chat dan streaming karena mempunyai fitur utamanya yaitu non-blocking I/O. Fitur ini memungkinkan aplikasi untuk mengelola banyak permintaan secara efisien dan cepat. Selain itu, Node.js juga menggunakan arsitektur event-driven yang memungkinkan server untuk menangani banyak koneksi secara bersamaan. Kelebihan Node.js Model non-blocking: Node.js menggunakan model non-blocking yang memungkinkan server untuk menangani banyak permintaan secara bersamaan tanpa harus menunggu permintaan selesai. Hal ini membuat Node.js sangat efisien dalam menangani beban kerja yang berat dan memberikan respons yang cepat kepada pengguna.Skalabilitas yang Baik: Node.js dirancang untuk skalabilitas yang baik. Dengan kemampuan untuk menangani banyak permintaan dalam waktu yang bersamaan, Node.js cocok untuk aplikasi yang membutuhkan skalabilitas tinggi, seperti aplikasi real-time dan aplikasi yang melayani banyak pengguna secara bersamaan.Penggunaan JavaScript di Kedua Sisi: Dengan Node.js, kalian dapat menggunakan JavaScript di sisi server maupun di sisi klien. Hal ini memungkinkan pengembang untuk menggunakan kembali kode JavaScript yang sama dan membuat pengembangan web menjadi lebih seragam dan efisien.Repositori Paket yang Kaya: Node.js memiliki NPM (Node Package Manager), yang merupakan repositori paket yang kaya dengan ribuan modul yang tersedia. Modul-modul ini memudahkan kalian untuk memperluas fungsionalitas aplikasi dengan menambahkan fitur-fitur yang sudah ada.Popularitas dan Komunitas yang Besar: Node.js telah menjadi sangat populer di kalangan pengembang dan memiliki komunitas yang besar. Dengan hal ini, kalian bisa menemukan dokumentasi, tutorial, dan dukungan dari komunitas dengan mudah untuk membantu dalam pengembangan aplikasi menggunakan Node.js. Cara Install Node.js Cara Install Node. js pada Windows 1. Buka https://nodejs.org/en/download 2.Pilih versi Node.js LTS (Long-Term-Support), lalu pilih Windows Installer dan sesuaikan dengan bit laptop/komputer kalian 3. Tunggu hingga proses download selesai kemudian jalankan installer Node.js 4. Tentukan folder untuk instalasi Node.js 5. Klik “Install” untuk memulai instalasi 6. Node.js berhasil terinstall 7. Setelah instalasi selesai, kalian bisa memeriksa versi Node.js dan NPM yang terinstall melalui command prompt dengan melakukan perintah berikut: node -v //untuk memeriksa versi Node.js npm -v //untuk memeriksa versi npm Cara Install Node.js pada macOS Buka https://nodejs.org/en/downloadPilih versi Node.js LTS (Long-Term-Support), lalu pilih macOS InstallerTunggu hingga proses download selesai kemudian jalankan installer Node.jsTentukan folder untuk instalasi Node.jsKlik “Install” untuk memulai instalasiNode.js berhasil terinstall di laptop kalianSetelah terinstall, kalian dapat memeriksa versi Node.js dan NPM dengan perintah yang sama seperti di Windows Jika kalian memiliki Homebrew pada macOS, kalian dapat langsung menginstall Node.js dengan cara berikut: 1. Buka terminal 2. Jalankah perintah brew install node 3. Setelah instalasi selesai, kalian dapat memeriksa versi Node.js dan NPM dengan perintah yang sama seperti di Windows Kesimpulan Nah, itulah Pengenalan Dasar tentang Node.js serta kelebihan dan cara install platform tersebut. Banyak kelebihan Node.js yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih platform ini, seperti model non-blocking, skalabilitas yang baik, penggunaan JavaScript di kedua sisi, repositori paket yang kaya, dan popularitas serta komunitas yang besar. Untuk menginstall Node.js, pada Windows dapat dilakukan melalui Windows Installer, sedangkan pada macOS dapat dilakukan melalui macOS Installer atau menggunakan Homebrew. Node.js menjadi pilihan yang kuat untuk pengembangan aplikasi web yang efisien, scalable, dan responsif. Bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari Node.js, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌 Kelas Online Gratis Node JavaScript DasarMempelajari Struktur Data dengan JavaScript secara gratis

Kelas Cara Memilih Frontend Framework yang Tepat Untuk Projek Anda di BuildWithAngga

Cara Memilih Frontend Framework yang Tepat Untuk Projek Anda

Hello, fellow learners! 📚✨ Kalian suka bingung ga sih? saking banyaknya framework untuk pengembangan web kalian jadi bingung mau pilih yang mana🤔. Padahal pemilihan frontend framework ini merupakan langkah yang krusial ketika kalian menggarap proyek pengembangan web. Dengan banyaknya opsi framework yang tersedia, memahami kriteria dan pertimbangan yang sesuai dengan kebutuhan proyek adalah kunci kelancaran pengembangan web kalian. Penggunaan framework akan membantu kalian mengatur tampilan dan fungsionalitas antarmuka pengguna (UI), mempercepat proses pembangunan, dan memastikan keseragaman dalam tampilan. Maka dari itu, di artikel ini kami akan memberikan panduan untuk kalian biar bisa memilih frontend framework yang tepat! Let's find out–shall we? Faktor-Faktor Penting Saat Memilih Frontend Framework🚀 Berikut faktor-faktor yang perlu kalian pertimbangkan saat memilih frontend framework: 1. Popularity Pilihlah framework dengan popularitas yang tinggi karena semakin tinggi popularitasnya, semakin besar komunitasnya serta menawarkan dukungan yang luas. Dengan begitu, kalian akan lebih mudah menemukan orang yang yang dapat kalian mintai bantuan ketika mengerjakan projek pengembangan web kalian. Menurut stack overflow survey 2023, Node.js dan React.js menjadi dua framework yang paling populer digunakan oleh kesuluruhan responden. 2. Performance Level Pastikan framework yang dipilih memiliki kinerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan projek kalian. Memahami dampak dari faktor seperti kecepatan rendering, efisiensi virtual DOM, ukuran bundle, dan mekanisme caching pada saat pemuatan halaman akan membantu kalian memilih framework yang tepat. 3. Server-Side Rendering (SSR) Server Side Rendering, atau yang sering disebut SSR, merupakan metode untuk merender aplikasi Single Page Application yang akan dirender di sisi server sebelum hasil render dikirimkan ke sisi klien. Rendering di sisi server ini memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, terutama ketika menggunakan mobile networks. Jika proyek kalian memerlukan server-side rendering, pastikan framework yang dipilih mendukung fitur ini. 4. Support for Responsiveness Dengan berbagai macam perangkat komputasi digital yang tersedia di pasar saat ini, dan pengguna cenderung menggunakan perangkat seluler dengan berbagai ukuran layar, penting untuk memastikan responsivitas dalam pengembangan frontend web terhadap semua jenis perangkat tersebut. Banyak bisnis online yang juga membuat Progressive Web Applications, dimana memberikan pengalaman pengguna seperti menggunakan aplikasi native mobile di dalam browser. 5. Feature-Rich Menjadi hal yang penting untuk memilih framework dengan sejumlah besar fitur dan kemampuan yang beragam, yang dapat memperkaya pengalaman pengguna atau memenuhi kebutuhan proyek dengan baik. Perlu diperhatikan, bahwa framework tersebut mendukung template kustom, manajemen state, pengolahan formulir, koneksi HTTP, dan validasi permintaan. Ini merupakan fitur dan komponen yang seharusnya diperlukan oleh framework web untuk memberikan sumber daya yang kaya pada proyek kalian. 6. Documentation Pastikan framework yang dipilih memiliki dokumentasi yang baik dan mudah dipahami. Kalian harus memiliki akses ke tutorial dan panduan yang baik. Hal ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah. Dokumentasi yang lengkap juga membantu dalam mengintegrasikan dan memahami struktur kerja framework, memastikan konsistensi penggunaan, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau menavigasi melalui kode. 7. Integration and Customization Flexibilities Pilihlah framework yang mendukung integrasi dengan alat dan teknologi lain yang mungkin diperlukan dalam proyek. Kemampuan untuk dengan mudah menggabungkan framework dengan perangkat lunak pihak ketiga, layanan API, atau komponen lainnya dapat meningkatkan efisiensi dan memperluas fungsionalitas proyek. 8. Post-Development Support Post-development support adalah faktor krusial yang sering kali terabaikan namun memiliki dampak yang signifikan dalam siklus hidup proyek. Pastikan framework yang dipilih memiliki komunitas pengguna yang aktif, forum diskusi yang ramah, dan dokumentasi yang terus diperbarui. Keberadaan komunitas yang kuat dapat menjadi sumber daya berharga ketika kalian menghadapi tantangan atau butuh bantuan setelah proyek selesai dikembangkan. Evaluasi Pro dan Kontra Beberapa Framework Populer Berikut perbandingan beberapa framework popular yang bisa kalian jadikan acuan dalam memilih framework frontend yang tepat untuk projek kalian. 1. React Framework React adalah framework open source yang dibuat dan dikembangkan oleh Facebook. React semakin banyak dipilih oleh para pengembang berkat fitur andal dan kemudahan penggunaannya. Sebagai frontend framework, React menonjol karena menggunakan Virtual Document Object Model (DOM), yang memberikan fungsionalitas yang sangat baik. React adalah framework yang sempurna bagi mereka yang mengharapkan high traffic dan membutuhkan platform yang stabil untuk mengelolanya. Kelebihan: Menghemat waktu dengan re-utilisasi komponenVirtual DOM meningkatkan pengalaman pengguna dan kemudahan kerja developerOpen-source library dengan beragam toolsKode yang stabil melalui aliran data satu arah Kekurangan: Ketidaktersediaan dokumentasi karena perkembangan yang cepatKurva pembelajaran yang relatif panjangTantangan dalam memahami kompleksitas JSX 2. Angular Framework Angular adalah framework UI yang sederhana dan mudah dimengerti yang didasarkan pada TypeScript. Diresmikan tahun 2016, framework Angular didirikan oleh Google untuk untuk mengembangkan aplikasi yang canggih dan responsif. Berbeda dengan React, Angular memiliki fitur two-way data binding yang memungkinkan perubahan pada data secara instan muncul dalam tampilan, serta konsep desain MVC (Model-View-Controller) yang memisahkan logika aplikasi dari tampilan. Kelebihan: Kemudahan dapam pengembangan aplikasi web berkat fitur two-way data bindingDukungan komunitas yang besarReusabilitas kode Kekurangan: Kompleksitas Angular yang terkadang sulit dipahami oleh developer pemuladokumentasi CLI yang kurang jelasKemampuan SEO yang terbatas sehingga kurang SEO Friendly. 3. Vue Javascript Framework Saat ini, Vue.js menjadi framework yang paling sederhana. Dimana framework ini menghilangkan kompleksitas yang dihadapi developer Angular. Vue.js memiliki ukuran kecil dan memberikan manfaat utama - virtual DOM dan berbasis komponen. Ia juga menggunakan two-way data binding. Framework frontend ini sangat fleksibel dan membantu dalam berbagai task dalam membangun aplikasi web. Kelebihan: Dokumentasi yang lengkap, rinci dan mudah dipahamiMendukung TypeScript, bahasa pemrograman berbasis JavaScriptKegunaan reusable code dan integrasi yang mudah Kekurangan: Komunitas developer yang terbatasFleksibilitas yang menyebabkan ketidakaturan kode Kesimpulan Pilihlah framework frontend yang tepat sesuai kebutuhan proyek kalian dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kebutuhan fungsional, kejelasan dokumentasi, dukungan komunitas, dan kemampuan pengembangan cepat. Pastikan untuk menguji framework tersebut dalam proyek kecil terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaian dan kemudahan penggunaannya. Kalian bisa mulai dengan mengikuti kelas-kelas GRATIS di BuildWithAngga, seperti Kelas Online React JS dan Kelas Online Vue JS Framework agar dapat mengenal lebih jauh mengenai framework tersebut. Tunggu apalagi? Join kelas di BuildWithAngga sekarang juga untuk upgrade skill programming kamu! keep learning and see you in class!

Kelas Cara Membuat Komponen di Figma di BuildWithAngga

Cara Membuat Komponen di Figma

Komponen adalah elemen-elemen yang bisa kamu gunakan lagi dalam desain-desainmu. Komponen membantu kamu menciptakan dan mengelola desain yang konsisten di berbagai proyek. Kamu bisa membuat komponen dari berbagai lapisan atau objek yang udah kamu desain. Ini bisa berbagai macam, seperti tombol, ikon, tata letak, dan lain sebagainya. Ada dua hal yang perlu kamu ketahui tentang sebuah komponen: Sebuah komponen utama mendefinisikan properti dari komponen tersebut.Sebuah instance itu seperti salinan dari komponen yang bisa kamu pake lagi dalam desainmu. Instance ini terhubung ke komponen utama dan nerima pembaruan apa aja yang diaplikasiin ke komponen itu. Kamu bisa bikin komponen buat dipakai dalam satu file. Atau, kamu bisa pake library tim buat berbagi komponen dan gaya di semua file dan proyek. Langkah 1: Pilih item yang ingin dijadikan komponen Perhatikan desainmu dengan saksama, lalu tentukan objek atau kelompok objek yang ingin kamu ubah menjadi komponen. Objek tersebut bisa berupa tombol, ikon, header, atau elemen lain yang ingin kamu gunakan kembali.Gunakan alat pemilih seperti mouse atau trackpad untuk mengklik atau menyoroti item yang ingin kamu jadikan komponen. Pastikan untuk memilih semua bagian dari objek jika objek tersebut terdiri dari beberapa elemen. Langkah 2: Klik kanan dan pilih create component Gunakan mouse atau trackpad untuk mengklik kanan pada objek atau grup objek yang telah kamu pilih. Setelah kamu mengklik kanan pada objek, akan muncul menu konteks. Di dalam menu konteks, cari opsi yang berkaitan dengan pembuatan komponen. Biasanya, opsi ini akan disebut "Create Component" atau "Buat Komponen". Klik pada opsi tersebut. Langkah 3: Component siap untuk digunakan Dengan memanfaatkan komponen, kamu memiliki keunggulan untuk melakukan perubahan pada item secara efisien dengan hanya mengedit main component. Misalnya, ketika kamu membuat perubahan pada main component, seperti mengubah warna, ukuran, atau gaya, perubahan tersebut akan secara otomatis disinkronkan ke semua item yang menggunakan komponen tersebut dalam desainmu. Dengan demikian, penggunaan komponen memungkinkan kamu untuk mengelola konsistensi desain dengan lebih efektif dan menyeluruh dalam proyekmu. Manfaat dari penggunaan komponen: Menghemat waktu pengerjaan dengan menggunakan komponen yang sama juga membantu kamu meningkatkan konsistensi desain dan mempercepat proses pengembangan, karena setiap perubahan yang kamu buat pada komponen akan secara otomatis diterapkan pada semua elemen yang digunakan.Membantu konsistensi elemen desain yang digunakan dari satu halaman ke halaman lain, penggunaan komponen di Figma juga memungkinkan kamu untuk dengan mudah mengelola dan memperbarui elemen-elemen tersebut secara keseluruhan, sehingga memastikan keseragaman dan efisiensi dalam pengembangan antarmuka pengguna.Mudah untuk mengubah dan mengatur komponen memungkinkan kamu untuk dengan cepat menyesuaikan elemen desain sesuai preferensi atau revisi yang mungkin kamu miliki, sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam proses pengembangan proyek desainmu. Dari tombol yang interaktif hingga ikon yang menarik perhatian, keberagaman dalam komponen desain untuk Figma "menawarkan beragam pilihan" yang sesuai dengan kebutuhan desain dan fungsionalitas proyekmu. Dengan memahami kegunaan dan fleksibilitas masing-masing komponen, pengguna Figma dapat membuat keputusan desain yang terinformasi dalam menentukan tampilan visual proyek mereka. Mau mencoba membuat komponen desain yang lebih kreatif dengan Figma? Tentu bisa! Ayo temukan lebih banyak tutorial dan tips desain gratis di BuildWithAngga! Dengan mengikuti kelas-kelas UI/UX design, kamu dapat mengasah keterampilan dan memperkaya portofolio desainmu 🚀

Kelas Penggunaan Method Map pada Array JavaScript di BuildWithAngga

Penggunaan Method Map pada Array JavaScript

Hello, Spirit of Learning! 📑 Pada artikel kali ini kita akan membahas penggunaan method map() yang ada pada Array Prototype JavaScript. Buat kamu yang belum belajar JavaScript dasar, kamu bisa belajar terlebih dahulu ya di Kelas JavaScript ES6 Dasar dan buat kamu yang ingin belajar method map() alangkah baiknya membaca artikel sebelumnya, yaitu "Memahami Array Prototype dalam JavaScript". Mari kita bahas secara mendalam penggunaan method map dalam JavaScript. Mulai dari pengenalan dasar sampai contoh penggunaannya. Mari kita belajar bersama cara method map bisa membuat ngoding kamu lebih mudah dalam meproses array. Siap untuk belajar ? Ayo kita mulai! Pengenalan Method Map Saat kamu bekerja dengan data dalam bahasa pemrograman JavaScript, pasti kamu seringkali perlu melakukan berbagai manipulasi pada array, seperti mengubah setiap elemen, memfilter elemen tertentu, atau bahkan membuat array baru dari data yang sudah ada. Nah, inilah di mana method map akan digunakan!. Metode map() pada array JavaScript adalah method yang kuat yang memungkinkan kamu untuk mengubah setiap elemen dalam array dengan cara yang mudah dan efisien. Cara Penggunaan Method Map Method map() pada JavaScript adalah method yang powerful dan sederhana untuk memanipulasi array dengan mudah. Konsepnya tidak terlalu rumit, bayangkan aja kamu memiliki kantong penuh data dalam bentuk array, dan kamu ingin melakukan sesuatu pada setiap item di dalamnya. Nah, di sinilah peran map akan digunakan. Begini cara kerjanya, kamu memberikan sebuah fungsi kepada map() dan itu akan menerapkan fungsi tersebut pada setiap elemen di dalam array kamu. Setelah selesai, map() akan mengembalikan array baru yang berisi hasil transformasi dari setiap elemen. Contoh, mari kita katakan kamu memiliki array angka-angka yang mewakili harga produk dalam sebuah keranjang belanja online. Kamu ingin menambahkan simbol dolar ke setiap harga. Dengan map() kamu bisa melakukannya dengan mudah. Let’s write code guys 🔥 const prices = [10, 20, 30, 40]; const formattedPrices = prices.map(price => `$${price}`); console.log(formattedPrices); Hasil dari console kode di atas Dalam contoh di atas, kita memberikan arrow function ke dalam map() yang akan menambahkan simbol dolar ke setiap harga dalam array prices. Hasilnya adalah array baru yang berisi harga-harga yang diformat dengan benar. Jadi, intinya, method map() adalah method yang serbaguna yang membantu kamu melakukan transformasi data dalam array kamu dengan cara yang jelas dan mudah dipahami. Contoh Penggunaan Method Map Selanjutnya Bayangkan kamu memiliki sebuah array yang berisi objek-objek yang mewakili data pengguna dalam aplikasi kamu. Setiap objek mungkin memiliki properti seperti nama, usia, dan pekerjaan. Sekarang, mari kita lihat bagaimana kita dapat menggunakan method map() untuk melakukan transformasi pada array ini. Misalkan kita memiliki array users yang berisi objek-objek pengguna: const users = [ { id: 1, name: 'John', age: 30, job: 'Developer' }, { id: 2, name: 'Sarah', age: 25, job: 'Designer' }, { id: 3, name: 'Mike', age: 35, job: 'Manager' } ]; Sekarang, misalkan kita ingin membuat array baru yang berisi hanya nama-nama pengguna dari array users. Dengan bantuan method map() , kita dapat melakukan ini dengan mudah: const userNames = users.map(user => user.name); console.log(userNames) Gambar hasil dari console kode di atas Dalam contoh di atas, kita menggunakan method map() untuk membuat array baru userNames yang berisi nama-nama pengguna dari array users. Setiap elemen dalam array users diambil, dan properti name dari setiap objek pengguna digunakan untuk membuat elemen baru dalam array userNames. Dengan hanya beberapa baris kode, kita berhasil menghasilkan array baru yang berisi data yang kita perlukan tanpa melakukan iterasi manual atau mengubah array asli. Method map() membantu kita menghemat waktu dan upaya, serta membuat kode kita lebih mudah dibaca dan dimengerti. Keuntungan Menggunakan Method Map Method map() pada array JavaScript adalah method yang sangat berguna dalam pemrograman karena menyediakan beberapa keuntungan yang menonjol. 1. Kode Lebih Ringkas dan Mudah Dipahami Salah satu keunggulan utama dari method map() adalah kemampuannya untuk menyederhanakan kode. Dibandingkan menggunakan loop tradisional seperti for, map menyediakan sintaksis yang lebih singkat dan lebih mudah dipahami. 2. Mengurangi Kesalahan Dengan menggunakan method map() , developer dapat mengurangi risiko kesalahan yang mungkin terjadi saat menggunakan loop tradisional. Karena method map() berfungsi pada setiap elemen array secara otomatis. 3. Mendorong Paradigma Pemrograman Fungsional Method map() adalah salah satu contoh dari paradigma pemrograman fungsional dalam Javascript. Dengan memanfaatkannya, developer dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep fungsional seperti imutabilitas dan komposisi function. Ini memungkinkan developer untuk menulis secara clean code. Dengan menggabungkan ketiga keuntungan ini, method map() menjadi method yang membantu developer untuk menulis kode yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih mudah di-maintenance. Kesimpulan Setelah belajar method map() pada array JavaScript, kita menyadari betapa pentingnya method ini dalam mengoptimalkan proses pemrosesan data dalam kode kita. Dengan map() , kita dapat dengan mudah mengubah setiap elemen array, menciptakan array baru, dan menghindari kebingungan yang sering terjadi dalam penggunaan loop tradisional. Salah satu keunggulan terbesar dari map() adalah kesederhanaan dan keterbacaan kode yang disediakannya. Dengan sintaksis yang jelas dan mudah dimengerti, kita dapat dengan cepat memahami apa yang dilakukan setiap baris kode. So, semoga penjelasan dan contoh yang telah diberikan dapat memberikan manfaat dan menginspirasi kamu untuk terus mengeksplorasi bahasa pemrograman JavaScript See you guys!

Kelas 5 Ide Projek Pemula Menggunakan JavaScript di BuildWithAngga

5 Ide Projek Pemula Menggunakan JavaScript

JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang sangat populer dan digunakan secara luas oleh programmer dalam developing web. Jika kamu seorang pemula yang ingin mengasah keterampilan pemrograman JavaScript, membuat proyek-proyek kecil adalah cara yang tepat dan bagus untuk mengasah skill JavaScript kamu. Dan kamu ga perlu repot-repot untuk mengeluarkan uang banyak, karena di kelas JavaScript BuildWithAngga GRATIS!! dan bisa di akses selamanya loh. Artikel ini akan membahas 5 ide proyek untuk pemula yang dapat membantu kamu memahami dan melatih konsep dasar JavaScript dan meningkatkan kemampuan pengembangan web kamu. So, let’s learn together! 1. To-Do List App: Membuat Manajemen Tugas yang Efisien Kelas Vanilla JavaScript OOP & LocalStorage: Web Task Management BuildWithAngga Deskripsi Projek: Membuat aplikasi To do list / daftar tugas sederhana yang memungkinkan user dapat menambahkan, mengedit, dan menghapus tugas. Projek ini dapat membantu user mengelola dan mengatur tugas-tugas mereka sehari-hari. Konsep dasar aplikasi ini adalah memberikan user tempat untuk mencatat, mengorganisir, dan melacak pekerjaan atau aktivitas yang perlu dilakukan/sedang dilakukan. Tujuannya adalah memberikan pengalaman manajemen tugas/aktifitas yang efisien dan terstruktur. Detail Implementasi:Gunakan HTML dan CSS untuk membuat tampilan antarmuka yang bersih.Menerapkan JavaScript untuk menangani operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete).Memanfaatkan localStorage untuk menyimpan tugas sehingga data tetap ada setelah me-refresh halaman. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Projek Ini: Dengan membuat aplikasi To-Do List, kamu dapat belajar tentang:Manipulasi DOM: Bagaimana cara memanipulasi elemen HTML untuk menampilkan dan mengelola data.Implementasi Penyimpanan Lokal: User local storage untuk menyimpan data.Event Listeners: Menanggapi aksi user dan menjalankan fungsi yang sesuai.Desain Responsif: Membuat UI yang nyaman digunakan pada berbagai perangkat.Bingung mau mulai dari mana? di BuildWithAngga, ada kelas baru GRATIS loh untuk membahas tentang projek To-Do List App. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 2. Kalkulator BMI: Menerapkan Logika Pemrograman Deskripsi Projek: Proyek ini bertujuan untuk membangun kalkulator BMI (Body Mass Index) yang dapat memungkinkan user menghitung indeks massa tubuh mereka dan dapat memberikan informasi dasar terhadap masalah berat badan secara keseluruhan pengguna. BMI adalah metode yang umum digunakan untuk menilai dan menghitung apakah berat badan seseorang sesuai ideal dengan tinggi badannya. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Projek Ini:Formulir Input dan Hasil Kalkulasi:Implementasikan elemen formulir HTML dengan input untuk berat badan (dalam kilogram) dan tinggi badan (dalam meter).Tampilkan hasil kalkulasi BMI pada halaman.Logika Perhitungan BMI dengan JavaScript:Buat fungsi JavaScript yang mengambil nilai berat badan dan tinggi badan dari formulir.Gunakan rumus BMIMenampilkan Kategori Berat Badan:Tentukan kategori BMI berdasarkan hasil perhitungan:BMI < 18.5: Kurang berat badan.18.5 ≤ BMI < 25: Berat badan normal.BMI ≥ 25: Kelebihan berat badan atau obesitas.Tampilkan kategori ini bersamaan dengan hasil kalkulasi.Validasi Input: Berikan validasi untuk memastikan bahwa input berat badan dan tinggi badan sesuai dengan format yang diinginkan.Desain Responsif: Membuat UI yang nyaman digunakan pada berbagai perangkat. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 3. Game Rock Paper Scissors: Seru dan Edukatif Deskripsi Ide: Proyek ini bertujuan untuk membuat permainan sederhana Rock Paper Scissors (Batu Gunting Kertas). Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat menjadi cara yang edukatif untuk memahami logika pemrograman dasar dan interaksi pengguna. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Project Ini:Logika Pemrograman:Memahami alur kerja permainan dan aturan yang terlibat.Menerapkan kontrol alur dengan menggunakan struktur kondisional.Event Handling:Mengenal cara menangani event pengguna, seperti klik mouse.Memahami bagaimana membuat permainan responsif terhadap tindakan pemain.DOM Manipulation:Belajar cara memanipulasi elemen-elemen HTML untuk memperbarui tampilan permainan.Menyegarkan pemahaman tentang hierarki dan struktur DOM.Implementasi Fungsi:Menerapkan fungsi-fungsi untuk mengorganisir dan mengelola logika permainan.Belajar cara membuat fungsi yang dapat digunakan ulang.Struktur Proyek Sederhana:Membangun struktur dasar proyek untuk memahami cara mengatur kode secara terorganisir.Menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript secara terintegrasi. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 4. Pemutar Audio: Integrasikan Kontrol Audio dengan JavaScript Deskripsi Ide: Kembangkan pemutar audio sederhana dengan kontrol dasar. Pemutar Audio adalah proyek yang menghadirkan pengalaman mendengarkan audio sederhana dengan kontrol dasar. Dengan menggunakan elemen HTML5 , proyek ini memanfaatkan kemampuan bawaan browser untuk memutar audio. Kontrol seperti play, pause, dan kontrol volume diterapkan dengan JavaScript, sedangkan tata letak pemutar audio disesuaikan dengan menggunakan CSS. Yang Bisa Kamu Pelajar Dari Projek Ini:Elemen HTML5 : Memahami dan menggunakan elemen HTML5 untuk menyematkan pemutar audio ke dalam halaman.JavaScript Audio Control: Menerapkan fungsi JavaScript untuk mengontrol pemutar audio, termasuk fungsi play, pause, dan kontrol volume.Styling dengan CSS: Menyesuaikan tata letak dan gaya pemutar audio menggunakan CSS. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development 5. Aplikasi Cuaca: Terapkan Integrasi API dan AJAX Deskripsi Projek: Aplikasi Cuaca adalah proyek sederhana yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi cuaca waktu nyata. Dengan integrasi API cuaca, aplikasi ini memberikan data suhu, kelembaban, dan kondisi cuaca terkini untuk lokasi yang ditentukan. Yang Bisa Kamu Pelajari Dari Projek Ini:Integrasi API: Memahami dan mengimplementasikan koneksi ke API cuaca eksternal untuk mendapatkan data aktual.AJAX Handling: Menggunakan AJAX untuk mengelola permintaan dan tanggapan asinkron dengan API.Data Presentation: Menampilkan informasi cuaca secara dinamis di antarmuka pengguna.JavaScript Functions: Menerapkan fungsi JavaScript untuk mengelola data cuaca dan memperbarui tampilan dengan respons API yang diterima.Kemampuan Proyek Real-Time: Mengasah kemampuan mengembangkan aplikasi yang memberikan informasi terkini kepada pengguna. Yuk, tingkatkan skill kamu dengan join kelas-kelas menarik di BuildWithAngga. Kamu bisa membuat project seperti diatas dengan memepalajari kelas dibawah ini: Kelas Dasar ES6 JavaScriptKelas UI/UX DesignKelas Web Development Kesimpulan Melalui ide proyek-proyek yang telah dibahas ini, kamu dapat memahami dasar-dasar JavaScript dan menerapkannya dalam pengembangan web. Jangan ragu untuk belajar dan menyesuaikan proyek ini sesuai dengan minat dan kebutuhan kamu. Yuk belajar bersama mentor BuildWithAngga yang berpengalaman dan kamu juga dapat sertifikat juga loh setiap menyelesaikan kelasnya dan yang pasti di BuildWithAngga akses materi selamanya 🤯. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, terima kasih sudah membaca and keep learning! ✨

Kelas PHP vs Golang: Harus Pilih yang Mana? di BuildWithAngga

PHP vs Golang: Harus Pilih yang Mana?

Hello, people with the spirit of learning! Setiap kali ingin membuat proyek, pasti kita akan terlebih dahulu menentukan tech stack (kombinasi teknologi) yang ingin digunakan. Setiap teknologi yang tersedia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dianalisa dengan teliti demi terciptanya proyek yang dapat berjalan dengan baik. PHP dan Golang merupakan salah satu teknologi populer dalam banyak bidang, salah satunya Backend Web Development. Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Kapan harus memilih PHP? Kapan harus memilih Golang? Kita akan bahas poin-poin tersebut dalam artikel ini. Namun, kita harus mengenal dulu apa itu PHP dan Golang, serta mengetahui perbedaannya. PHP (Preprocessor Hypertext) PHP adalah sebuah bahasa scripting bertipe dinamis yang diciptakan oleh programmer asal Denmark bernama Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. Penggunaan umum bahasa PHP adalah untuk mengembangkan aplikasi web terutama di bagian server-side scripting dan juga dapat di-embed dalam kode HTML. Pada saat artikel ini ditulis, implementasi referensi PHP aktif diproduksi oleh The PHP Group. Repositori resmi PHP dapat dilihat di https://github.com/php. Golang (Go Language) Bahasa Go, atau yang biasa disebut Golang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dibuat di Google oleh Robert Griesemer, Rob Pike, dan Ken Thompson pertama kali pada tahun 2009. Penggunaan bahasa Golang lebih fleksibel dibandingkan PHP yang secara umum terbatas untuk pengembangan aplikasi web, karena Golang juga sangat umum digunakan untuk mengembangkan cloud dan networking service. Sama seperti PHP, Golang bersifat open source sehingga seluruh programmer dapat berkontribusi untuk pengembangannya. Kunjungi repositorinya di https://github.com/golang/go. Perbedaan PHP dan Golang Berikut adalah perbedaan teknis antara PHP dan Golang: PHP: Bahasa scripting yang interpretedBertipe dinamis dalam implementasinya Golang: Bahasa pemrograman high-level yang dapat dicompileBertipe statis dalam implementasinya Melalui poin pertama, kita dapat melihat bahwa Golang adalah bahasa yang dapat dicompile. Artinya, sebuah compiler dapat melakukan translasi kode Golang menjadi kode mesin yang dapat dijalankan dengan sangat cepat oleh CPU dalam komputer kita. Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa Golang dapat bekerja jauh lebih cepat dibandingkan PHP yang dijalankan baris per baris menggunakan interpreter. Itulah perbedaan antara bahasa yang compiled dengan interpreted. Melalui poin kedua, kita dapat melihat bahwa Golang bertipe data statis dalam implementasinya. Artinya, kita harus dengan teliti menentukan tipe data sebuah variabel agar sesuai dengan nilai yang akan disimpan didalamnya. Dalam konteks ini, performa Golang lebih unggul dibandingkan bahasa yang bertipe dinamis karena tidak perlu mengalokasikan waktu di tahap runtime (saat aplikasi berjalan) untuk menentukan tipe data apa yang sesuai dengan data di dalamnya karena itu sudah dilakukan saat proses compile. Sedangkan bahasa yang dinamis seperti PHP akan menuntut interpreter untuk menentukan tipe data yang ada pada tahap runtime. Walaupun kode Golang juga mendukung penulisan kode yang dinamis, penulisan statis tetap menjadi implementasi yang paling umum dilakukan oleh para programmer Golang. Pros and Cons Berikut adalah kelebihan dan kekurangan secara umum antara bahasa PHP dan Golang: PHP: ProsConsDukungan yang luas untuk deployment menggunakan platform shared-hosting.Dukungan komunitas yang sangat besar karena merupakan bahasa yang sudah lama dikembangkanIndependen terhadap platform. Dapat dijalankan di atas UNIX, Linux, Windows, dan lain-lain.Minim error-handling karena debugging tools yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainTidak memerlukan terlalu banyak “ceremony” (setup awal inisialisasi) proyek karena arsitektur aplikasinya dapat dirancang secara fleksibelCenderung sulit untuk maintenance karena tidak bersifat modular seperti bahasa Java atau Golang. Golang: ProsConsDukungan Garbage Collection yang memudahkan manajemen memori programBahasa pemrograman yang masih muda sehingga dukungan library masih sedikitDukungan multi-threading dalam eksekusi programCenderung lebih sulit untuk refactoring kode karena sifatnya yang statisAdanya implementasi concurrency melalui goroutines sehingga dapat menjalankan banyak task di waktu yang bersamaanPenggunaan resource yang tinggi di beberapa skenario pengembangan aplikasi When to use & when not to use PHP / Golang? Dengan kelebihannya yang dinamis, platform-independent, library yang melimpah, dan tidak memerlukan banyak setup diawal, maka PHP akan sangat cocok kita gunakan untuk melakukan Rapid Development and Prototyping (pengembangan dan prototyping yang cepat) pada proyek kita. Namun, pertimbangan terkait keamanan aplikasi PHP juga dapat membuat kita berpikir beberapa kali untuk menggunakan PHP dalam pengembangan proyek kita. Selain itu, jika kita mempertimbangkan aspek performa aplikasi dalam menangani traffic yang sangat besar, maka ada baiknya kita menghindari pengembangan aplikasi menggunakan PHP. Jika kita ingin mengembangkan aplikasi seperti real-time chat atau microservice, maka Golang adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan PHP. Karena implementasi dari kedua aplikasi tersebut sangat erat kaitannya dengan concurrency yang sangat mendukung aplikasi kita untuk menjalankan banyak task dalam waktu yang bersamaan. Namun, arsitektur aplikasi yang diimplementasikan dengan Golang biasanya akan memakan lebih banyak waktu dibandingkan PHP pada tahap inisialisasi project. Perlu diingat bahwa Golang bersifat modular dan kita harus menerapkannya dengan cermat. Selain itu, Golang juga memakan lebih banyak resource demi menjaga keunggulan performanya. Hal tersebut dapat menjadi alasan untuk kita tidak memilih Golang apabila kita memiliki keterbatasan dalam penyediaan resource. Kesimpulan Pada akhirnya, pilihan kita akan tergantung pada kebutuhan dari aplikasi. Baik PHP maupun Golang akan sangat baik digunakan apabila disesuaikan dengan kebutuhan. Artikel ini dapat menjadi referensi bagi para programmer untuk menentukan teknologi apa yang harus dipakai dan dihindari dalam pengembangan proyeknya. BuildWithAngga menyediakan kelas gratis untuk kalian yang mau belajar menjadi programmer Golang dan pastinya akan membantu kalian untuk paham implementasi pengembangan aplikasi website menggunakan Golang. Ayo, akses kelasnya di sini!