flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Panduan Responsive Design di Tailwind CSS: Mobile-First Tanpa Ribet di BuildWithAngga

Panduan Responsive Design di Tailwind CSS: Mobile-First Tanpa Ribet

Daftar Isi PendahuluanBenefit Setelah Membaca Artikel IniApa Itu Mobile-First?Kenapa Mobile-First Lebih Baik?Tailwind CSS: Mobile-First by DefaultCara Kerja Responsive di Tailwind CSSPrefix Breakpoint Bawaan TailwindCara Menggunakan PrefixContoh Responsive Text dan LayoutImplementasi Tampilan Mobile Pada Desain Mahouse AppStandar Umum Industri WebTailwind Menggunakan Pendekatan Mobile-FirstKonvensi Tailwind CSS (Bisa Diubah Jika Mau)KesimpulanContoh Kode untuk Mahouse AppPenjelasanPenutupApa Langkah Selanjutnya? Pendahuluan Di era digital seperti sekarang, pengguna mengakses website dari berbagai perangkat mulai dari smartphone, tablet, hingga layar desktop beresolusi tinggi. Karena itu, membuat tampilan yang responsive atau bisa menyesuaikan dengan ukuran layar adalah hal wajib dalam pengembangan web modern. Namun, menerapkan responsive design sering kali dianggap rumit karena harus menulis banyak media query secara manual. Di sinilah Tailwind CSS hadir sebagai solusi yang elegan dan efisien. Dengan pendekatan mobile-first dan utility class yang fleksibel, Tailwind memungkinkan kita untuk membangun tampilan web yang responsif tanpa repot mengatur media query satu per satu. Cukup gunakan class dengan prefix tertentu, dan tampilan akan langsung menyesuaikan ukuran layar. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara kerja responsive design di Tailwind CSS, mulai dari konsep mobile-first hingga contoh penerapannya dalam proyek nyata semuanya tanpa ribet! Benefit Setelah Membaca Artikel Ini Setelah membaca artikel ini, kamu akan: Memahami konsep mobile-first design dan kenapa itu penting.Mengetahui cara kerja breakpoint dan utility class responsive di Tailwind CSS.Bisa menerapkan responsive design tanpa menulis media query manual.Mendapat contoh nyata yang bisa langsung kamu praktikkan di proyek HTML kamu.Lebih percaya diri membangun website yang tampil bagus di semua ukuran layar. Apa Itu Mobile-First? Mobile-first adalah pendekatan desain dan pengembangan website yang dimulai dari layar terkecil (smartphone) terlebih dahulu, lalu dikembangkan untuk ukuran layar yang lebih besar seperti tablet dan desktop. Alih-alih membuat desain desktop dulu lalu menyusutkannya untuk mobile, mobile-first memastikan bahwa pengalaman pengguna utama di perangkat mobile mendapat prioritas. Ini penting karena mayoritas pengguna internet saat ini mengakses website lewat ponsel. Kenapa Mobile-First Lebih Baik? Beberapa alasan kenapa mobile-first jadi pendekatan yang direkomendasikan: Lebih ringan & cepat dimuat karena hanya memuat elemen-elemen penting terlebih dahulu.Fokus pada konten inti, bukan hiasan.Lebih fleksibel untuk ditingkatkan ke layar besar daripada menyesuaikan ke layar kecil.SEO dan user experience lebih baik, karena Google juga mengutamakan mobile experience. Tailwind CSS: Mobile-First by Default Tailwind CSS sudah dirancang dengan prinsip mobile-first. Artinya, utility class yang tidak memiliki prefix breakpoint akan berlaku untuk semua ukuran layar secara default (yaitu mulai dari mobile). Jika ingin mengatur gaya khusus untuk layar lebih besar, kamu tinggal menambahkan prefix seperti sm:, md:, lg:, dan seterusnya. Contoh sederhana: <p class="text-base md:text-lg lg:text-xl"> Ini teks responsive. </p> text-base: berlaku untuk semua ukuran (default/mobile).md:text-lg: berlaku mulai dari ukuran medium (768px).lg:text-xl: berlaku mulai dari ukuran large (1024px). Cara Kerja Responsive di Tailwind CSS Tailwind CSS menggunakan pendekatan mobile-first dalam sistem responsive-nya. Artinya, gaya default (tanpa prefix) berlaku untuk semua perangkat, khususnya perangkat dengan layar kecil seperti smartphone. Untuk menyesuaikan gaya pada layar yang lebih besar, kamu tinggal menambahkan prefix breakpoint yang sudah disediakan. Prefix Breakpoint Bawaan Tailwind Tailwind menyediakan beberapa breakpoint standar yang dapat kamu pakai untuk mengatur gaya sesuai ukuran layar: PrefixNama BreakpointUkuran Minimum Layar (px)sm:Small640md:Medium768lg:Large1024xl:Extra Large12802xl:2x Extra Large1536 Cara Menggunakan Prefix Jika kamu ingin mengubah gaya elemen pada layar yang lebih besar, cukup tambahkan prefix di depan utility class Tailwind. Contoh: <div class="bg-red-500 p-4 sm:bg-green-500 md:bg-blue-500"> Kotak ini berubah warna berdasarkan ukuran layar. </div> Di layar mobile (default), background merah.Pada layar kecil ke atas (sm:), background hijau.Pada layar medium ke atas (md:), background biru. Hasil: Tampilan mobile Tampilan layar kecil ke atas Tampilan layar medium ke atas Contoh Responsive Text dan Layout <h1 class="text-lg md:text-3xl lg:text-5xl font-bold"> Judul Responsive dengan Tailwind </h1> <div class="grid grid-cols-1 md:grid-cols-2 lg:grid-cols-4 gap-4"> <div class="bg-gray-200 p-4">Item 1</div> <div class="bg-gray-300 p-4">Item 2</div> <div class="bg-gray-400 p-4">Item 3</div> <div class="bg-gray-500 p-4">Item 4</div> </div> Judul Responsive: <h1 class="text-lg md:text-3xl lg:text-5xl font-bold"> Judul Responsive dengan Tailwind </h1> Baris ini menampilkan judul <h1> yang ukuran font-nya berubah sesuai ukuran layar: text-lg: Ukuran teks besar untuk layar mobile (default).md:text-3xl: Saat lebar layar 768px ke atas, ukuran teks berubah jadi 3xl.lg:text-5xl: Saat lebar layar 1024px ke atas, teks makin besar jadi 5xl.font-bold: Membuat teks menjadi tebal. 💡 Ini contoh klasik mobile-first: kita mendesain untuk mobile dulu, lalu naikkan skalanya di breakpoint lebih besar. Layout Grid Responsive <div class="grid grid-cols-1 md:grid-cols-2 lg:grid-cols-4 gap-4"> Ini adalah container grid yang memiliki jumlah kolom berbeda tergantung ukuran layar: grid: Mengaktifkan layout grid.grid-cols-1: Di layar kecil, grid hanya punya 1 kolom.md:grid-cols-2: Di layar medium (≥768px), grid jadi 2 kolom.lg:grid-cols-4: Di layar besar (≥1024px), grid jadi 4 kolom.gap-4: Memberi jarak antar kolom/baris sebesar 1rem. Item dalam Grid <div class="bg-gray-200 p-4">Item 1</div> <div class="bg-gray-300 p-4">Item 2</div> <div class="bg-gray-400 p-4">Item 3</div> <div class="bg-gray-500 p-4">Item 4</div> Keempat elemen ini merupakan isi dari grid: bg-gray-*: Memberi warna latar berbeda untuk tiap item.p-4: Menambahkan padding ke dalam kotak sebanyak 1rem (16px). Hasil Akhir Di mobile: semua item tersusun vertikal (1 kolom).Di tablet: jadi 2 kolom.Di desktop: jadi 4 kolom.Teks judul juga semakin besar sesuai ukuran layar. Hasil: Tampilan mobile Tampilan tablet Tampilan Desktop Implementasi Tampilan Mobile Pada Desain Mahouse App Sekarang kita akan coba menerapkan tampilan mobile pada desain Mahouse App dari shaynakit.com, kalian bisa unduh templatenya di sini. Untuk mengatur tampilan mobile kita perlu mengatur lebar maksimal yaitu 640px. Tampilan Home Mahouse App Dark Mode Ukuran maksimal untuk mobile ditetapkan di 640px karena: Standar Umum Industri Web Mayoritas framework CSS dan panduan responsive design (termasuk Bootstrap, Foundation, dan Material Design) menganggap ≤640px sebagai rentang tipikal lebar layar smartphone. Contoh perangkat:iPhone SE (375px)Galaxy S22 (360px)Pixel 7 (412px) Ukuran layar smartphone modern rata-rata berkisar antara 320px hingga 430px. Jadi, batas 640px aman mencakup semua smartphone. Tailwind Menggunakan Pendekatan Mobile-First Tailwind mendesain breakpoints dengan prinsip: 💡 Semua gaya default berlaku untuk mobile (di bawah sm:)Gunakan sm:, md:, dst. untuk menyesuaikan tampilan di layar yang lebih besar. Jadi: text-base → tampil di semua layar.sm:text-lg → hanya tampil mulai dari 640px ke atas (bukan di bawah). Itu artinya, semua layar ≤639px dianggap mobile, dan mulai dari 640px dianggap "small screen" atau lebih besar dari mobile. Konvensi Tailwind CSS (Bisa Diubah Jika Mau) Default breakpoints Tailwind: BreakpointUkuran MinimalDigunakan untuk...sm640pxTablet kecil / layar kecilmd768pxTablet landscape / netbooklg1024pxDesktopxl1280pxDesktop lebar / monitor besar2xl1536px4K monitor, TV, dll Kesimpulan Ukuran 640px dipilih sebagai batas awal breakpoint sm karena: Masuk akal untuk batas atas perangkat mobile.Mengikuti standar industri.Memberi pengalaman responsive mobile-first yang solid. Contoh Kode untuk Mahouse App <body class="bg-background pb-[144px] font-poppins pt-[30px] text-foreground mx-auto w-full max-w-[640px] min-h-screen overflow-x-hidden"> ... </body> Penjelasan Kelas TailwindPenjelasanbg-backgroundMengatur warna latar belakang. Ini biasanya menggunakan warna dari custom theme (misal dari plugin atau config Tailwind).pb-[144px]Memberikan padding bawah sebesar 144px (biasanya untuk memberi ruang agar tidak tertutup elemen tetap seperti footer).font-poppinsMengatur jenis font menjadi Poppins. Font ini harus sudah diimpor via CSS atau Google Fonts.pt-[30px]Memberi padding atas sebesar 30px, biasanya untuk jarak dari atas layar.text-foregroundMengatur warna teks utama, sering digunakan dari custom theme Tailwind (seperti dark mode atau UI kit tertentu).mx-autoMengatur margin kiri dan kanan otomatis, membuat <body> terpusat secara horizontal.w-fullMembuat elemen memiliki lebar penuh dari container induknya.max-w-[640px]Membatasi lebar maksimum hingga 640px (biasanya untuk menjaga agar konten tidak terlalu lebar dan tetap nyaman dibaca di layar besar).min-h-screenMengatur tinggi minimum menjadi 100% tinggi layar (viewport height), memastikan body setidaknya sepanjang layar.overflow-x-hiddenMenyembunyikan scroll horizontal, mencegah konten yang terlalu lebar menyebabkan scroll samping. Penutup Membangun tampilan yang responsive kini tidak perlu ribet lagi. Dengan pendekatan mobile-first yang diterapkan Tailwind CSS, kamu bisa fokus mendesain dari ukuran layar terkecil terlebih dahulu, lalu menyesuaikan tampilan di layar yang lebih besar hanya dengan menambahkan prefix seperti sm:, md:, lg:, dan seterusnya. Tanpa perlu menulis media query manual, kamu bisa menciptakan layout yang fleksibel, ringan, dan mudah dibaca—langsung dari HTML. Ini bukan hanya mempercepat workflow, tapi juga menjaga konsistensi desain di berbagai ukuran layar. Apa Langkah Selanjutnya? Sekarang saatnya kamu: Eksperimen dengan breakpoint Tailwind di proyekmu.Coba buat layout grid dan typography yang adaptif.Atau mulai refactor kode CSS lamamu jadi lebih efisien dengan Tailwind. Dan yang paling penting: jangan takut mencoba! Responsive design bukan hal rumit jika kamu menggunakan alat yang tepat dan Tailwind CSS sudah membuktikannya.

Kelas Hover Effects Keren dengan Tailwind CSS v4: Dari Sederhana ke Kompleks di BuildWithAngga

Hover Effects Keren dengan Tailwind CSS v4: Dari Sederhana ke Kompleks

Daftar Isi PendahuluanBenefit Setelah MembacaApa Itu Hover Effect?Hover Effects SederhanaUbah Warna Teks dan Latar BelakangPenjelasan:Ubah Skala atau Rotasi ElemenPenjelasan:Hover Effects MenengahMenggunakan group untuk Hover Anak ElemenPenjelasan:Shadow dan Border TransitionPenjelasan:Hover Effects KompleksKombinasi Layering + TransformPenjelasan:Implementasi Pada Proyek Mahouse AppEfek Hover Pada Search FormPenjelasan:Efek Interaktif yang Terjadi:Efek Hover Pada KategoriPenjelasan:Efek Interaktif:Tips & Best PracticesPenutup Pendahuluan Hover effect adalah salah satu elemen penting dalam desain antarmuka modern. Efek ini bukan hanya sekadar mempercantik tampilan, tetapi juga memberikan feedback visual yang membuat pengalaman pengguna terasa lebih interaktif dan responsif. Di era pengembangan web yang serba cepat, kita butuh solusi yang fleksibel dan efisien dan di sinilah Tailwind CSS v4 hadir sebagai game changer. Dengan utilitas barunya, Tailwind CSS memungkinkan kita membuat hover effects yang tidak hanya sederhana, tapi juga kompleks dan menarik, tanpa harus menulis CSS dari nol. Di artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai contoh hover effects, mulai dari yang paling basic hingga yang advanced, menggunakan Tailwind CSS v4. Benefit Setelah Membaca Setelah membaca artikel ini, kamu akan mendapatkan beberapa manfaat langsung yang bisa diterapkan ke dalam proyek kamu, antara lain: Memahami Konsep Hover Effect dengan Tailwind Kamu jadi lebih paham bagaimana cara kerja efek hover di Tailwind CSS dan bagaimana mengaplikasikannya dengan efisien. Menguasai Utility Class Populer untuk Hover Kamu terbiasa menggunakan class penting seperti transition-all, duration-300, group-hover, ring, focus-within, dan lainnya yang sangat berguna dalam menciptakan efek interaktif. Mampu Menciptakan UI yang Interaktif dan Responsif Dengan menggabungkan beberapa efek, kamu bisa membuat antarmuka yang lebih menarik tanpa perlu menulis CSS tambahan. Siap Menerapkan Hover Effect pada Komponen Nyata Dari tombol, form input, hingga kartu dan slider — kamu kini punya referensi dan pola praktis untuk diterapkan langsung ke dalam desain UI/UX proyek kamu. Lebih Percaya Diri Mengeksplorasi Tailwind CSS v4 Kamu siap mencoba fitur-fitur baru di Tailwind CSS v4, termasuk animasi, masking, dan efek visual lainnya, dengan pendekatan yang lebih sistematis. Apa Itu Hover Effect? Secara sederhana, hover effect adalah perubahan visual yang terjadi saat kursor pengguna berada di atas suatu elemen biasanya tombol, gambar, atau kartu. Efek ini bisa berupa perubahan warna, ukuran, bayangan, rotasi, atau bahkan animasi yang lebih kompleks. Hover effect punya peran penting dalam meningkatkan interaksi pengguna. Misalnya, saat pengguna mengarahkan kursor ke tombol dan warnanya berubah, itu memberi sinyal bahwa tombol tersebut bisa diklik. Efek ini terlihat simpel, tapi secara psikologis membantu pengguna merasa lebih “terhubung” dengan antarmuka. Contoh paling umum dari hover effect adalah: Tombol yang berubah warna saat disentuh.Gambar yang sedikit membesar saat diarahkan kursor.Kartu produk yang menampilkan informasi tambahan saat di-hover. Dengan kata lain, hover effect adalah cara mudah dan cepat untuk membuat website terasa lebih hidup dan responsif tanpa harus menambahkan logika JavaScript yang rumit. Tailwind CSS v4 memungkinkan kita membuat semua efek ini hanya dengan utility class yang bersih dan mudah dibaca. Hover Effects Sederhana Ubah Warna Teks dan Latar Belakang <button class="bg-blue-500 hover:bg-blue-700 text-white font-bold py-2 px-4 rounded"> Hover Saya </button> Penjelasan: bg-blue-500: Memberikan latar belakang biru (tingkat kecerahan 500).hover:bg-blue-700: Saat kursor diarahkan, warna latar berubah menjadi biru yang lebih gelap (700).text-white: Warna teks menjadi putih.font-bold: Membuat teks lebih tebal.py-2 px-4: Padding vertikal 2 dan horizontal 4 (jarak dalam tombol).rounded: Membuat sudut tombol menjadi melengkung (rounded default). Efek: Saat kursor diarahkan ke tombol, latar belakang tombol akan berubah warna dari biru terang ke biru gelap. Ubah Skala atau Rotasi Elemen <div class="hover:scale-105 transition-transform duration-300"> Konten saya </div> Penjelasan: hover:scale-105: Saat di-hover, elemen akan membesar sedikit (105% dari ukuran asli).transition-transform: Mengaktifkan transisi halus untuk properti transform.duration-300: Lama transisi adalah 300 milidetik. Efek: Saat elemen disentuh kursor, ukurannya membesar sedikit dengan efek animasi yang halus. Hover Effects Menengah Menggunakan group untuk Hover Anak Elemen <div class="group"> <img src="gambar.jpg" alt="Gambar" /> <p class="opacity-0 group-hover:opacity-100 transition"> Deskripsi yang muncul saat di-hover </p> </div> Penjelasan: group: Menandai elemen induk sebagai sebuah grup. Ini diperlukan agar anak-anaknya bisa merespons hover dari induknya.opacity-0: Teks <p> awalnya disembunyikan dengan membuat opasitas 0 (transparan).group-hover:opacity-100: Saat elemen induk (div.group) di-hover, teks akan muncul (opasitas jadi 100).transition: Memberi efek transisi halus saat opasitas berubah. Efek: Ketika pengguna mengarahkan kursor ke seluruh kotak (div), teks deskripsi yang tersembunyi akan muncul dengan animasi halus. Shadow dan Border Transition <div class="p-4 border border-gray-300 rounded hover:shadow-xl hover:border-blue-500 transition-all duration-300"> Konten Card </div> Penjelasan: p-4: Padding ke dalam sebesar 1rem (jarak isi konten dari tepi elemen).border border-gray-300: Menambahkan border abu-abu tipis di sekeliling elemen.rounded: Sudut elemen membulat.hover:shadow-xl: Saat di-hover, elemen menampilkan bayangan besar (shadow ekstra).hover:border-blue-500: Saat di-hover, border berubah warna menjadi biru cerah.transition-all: Mengaktifkan animasi untuk semua properti CSS yang bisa berubah.duration-300: Durasi transisi selama 300ms. Efek: Saat pengguna mengarahkan kursor, elemen akan terlihat "terangkat" dengan bayangan besar dan garis pinggir (border) berubah warna, memberikan kesan interaktif. Hover Effects Kompleks Kombinasi Layering + Transform <div class="relative overflow-hidden group"> <img src="gambar.jpg" alt="Gambar" class="transition-transform duration-500 group-hover:scale-110" /> <div class="absolute inset-0 bg-black bg-opacity-50 opacity-0 group-hover:opacity-100 transition-opacity duration-500"></div> </div> Penjelasan: relative: Elemen pembungkus dibuat relatif agar anak dengan posisi absolute bisa menempel berdasarkan elemen ini.overflow-hidden: Memastikan elemen yang membesar (seperti gambar saat di-hover) tidak meluber ke luar.group: Digunakan agar anak elemen bisa merespon hover dari elemen induk. Elemen <img>: transition-transform duration-500: Mengatur efek transisi pada transformasi (dalam hal ini skala) selama 500ms.group-hover:scale-110: Saat induk di-hover, gambar membesar 110%. Elemen <div> overlay: absolute inset-0: Menjadikan div ini melapisi seluruh area induknya.bg-black bg-opacity-50: Warna hitam transparan (sebagai overlay).opacity-0: Awalnya tak terlihat.group-hover:opacity-100: Muncul saat di-hover.transition-opacity duration-500: Transisi halus pada perubahan opasitas. Efek: Saat pengguna mengarahkan kursor, gambar akan membesar, dan overlay gelap akan muncul dari atasnya. Cocok untuk kartu gambar yang ingin memberi highlight atau preview interaktif. Implementasi Pada Proyek Mahouse App Sekarang kita akan coba implentasi efek hover pada desain Mahouse App dari shaynakit.com, kalian bisa unduh templatenya di sini. Efek Hover Pada Search Form Search form normal Search form ketika hover Kode: <!-- Search Input --> <form class="group flex items-center gap-4 mt-[30px] bg-accent rounded-full px-5 mx-6 py-3.5 transition-all duration-300 focus-within:ring focus-within:ring-foreground hover:ring hover:ring-foreground" > <img src="./assets/images/icons/search-normal.svg" class="h-6 w-6 shrink-0" /> <input class="w-full placeholder-secondary text-[16px] group-hover:outline-none focus:outline-none" placeholder="Search by city or agent" /> </form> Penjelasan: Elemen <form> (Container Utama): <form class="group flex items-center gap-4 mt-[30px] bg-accent rounded-full px-5 mx-6 py-3.5 transition-all duration-300 focus-within:ring focus-within:ring-foreground hover:ring hover:ring-foreground"> group: Menandai elemen ini sebagai grup agar elemen anak (input) bisa merespons hover dari parent.flex items-center: Mengatur isi form horizontal & center secara vertikal.gap-4: Memberi jarak antar elemen (icon dan input).mt-[30px]: Margin atas 30px (nilai kustom).bg-accent: Warna latar belakang, biasanya didefinisikan dalam config Tailwind.rounded-full: Sudut elemen dibulatkan total (seperti kapsul).px-5 py-3.5: Padding horizontal 1.25rem & vertical 0.875rem.mx-6: Margin kiri-kanan 1.5rem.transition-all duration-300: Transisi halus selama 300ms untuk semua properti yang bisa dianimasikan.focus-within:ring focus-within:ring-foreground: Menambahkan efek ring (seperti border glow) saat salah satu anak (misalnya input) sedang fokus.hover:ring hover:ring-foreground: Menambahkan efek ring saat form di-hover. Elemen <img> (Ikon Search): <img src="./assets/images/icons/search-normal.svg" class="h-6 w-6 shrink-0" /> src: Gambar ikon pencarian.h-6 w-6: Ukuran ikon 1.5rem × 1.5rem.shrink-0: Mencegah ikon mengecil saat ruang terbatas. Elemen <input> (Kolom Input): <input class="w-full placeholder-secondary text-[16px] group-hover:outline-none focus:outline-none" placeholder="Search by city or agent" /> w-full: Input mengambil lebar penuh dari ruang tersisa.placeholder-secondary: Warna teks placeholder (biasanya abu-abu muda, tergantung theme).text-[16px]: Ukuran font 16px (kustom, bukan skala Tailwind default).group-hover:outline-none: Menghapus outline bawaan browser saat parent (form) di-hover.focus:outline-none: Menghilangkan outline saat input difokuskan (digantikan dengan ring di parent). Efek Interaktif yang Terjadi: Saat hover, form akan menunjukkan garis ring di sekelilingnya.Saat input difokuskan, efek ring muncul juga (berkat focus-within).Semua efek transisinya halus dan responsif.Input akan tetap bersih tanpa outline bawaan browser. Efek Hover Pada Kategori Efek hover pada kategori Kode: <a href="#" class="swiper-slide group max-w-[130px]"> <div class="flex flex-col gap-4 items-center justify-center py-5 bg-accent rounded-[16px] w-[130px] transition-all duration-300 group-hover:ring group-hover:ring-foreground"> <div class="w-[60px] h-[60px] bg-primary rounded-full flex items-center justify-center shrink-0"> <img src="./assets/images/icons/building-4.svg" /> </div> <div class="text-center"> <h3 class="font-semibold text-[16px]">City</h3> <p class="text-secondary text-[14px]">829 house</p> </div> </div> </a> Penjelasan: Elemen <a> : <a href="#" class="swiper-slide group max-w-[130px]"> a: Elemen anchor sebagai kontainer klik (bisa diarahkan ke halaman daftar properti berdasarkan kota).swiper-slide: Kelas dari Swiper.js yang menunjukkan bahwa ini adalah satu slide.group: Menandai elemen ini sebagai parent group, agar elemen anak bisa merespons event hover dari sini.max-w-[130px]: Batas maksimal lebar 130px agar tampilan seragam dalam slider. Elemen <div> (Isi Kartu): <div class="flex flex-col gap-4 items-center justify-center py-5 bg-accent rounded-[16px] w-[130px] transition-all duration-300 group-hover:ring group-hover:ring-foreground"> flex flex-col: Susun elemen secara vertikal.gap-4: Jarak antar elemen (ikon dan teks) sebesar 1rem.items-center justify-center: Pusatkan elemen secara horizontal dan vertikal.py-5: Padding atas dan bawah.bg-accent: Warna latar belakang khusus, didefinisikan di Tailwind config (biasanya netral terang).rounded-[16px]: Border-radius khusus sebesar 16px.w-[130px]: Lebar tetap agar sejajar dengan max-w sebelumnya.transition-all duration-300: Transisi animasi halus selama 300ms.group-hover:ring group-hover:ring-foreground: Saat kartu di-hover, akan muncul efek ring (glow) di sekitar border dengan warna teks aktif (foreground). Ikon kategori: <div class="w-[60px] h-[60px] bg-primary rounded-full flex items-center justify-center shrink-0"> <img src="./assets/images/icons/building-4.svg" /> </div> w-[60px] h-[60px]: Ukuran ikon bulat 60px × 60px.bg-primary: Warna latar ikon (biasanya warna utama branding).rounded-full: Membuat ikon jadi bulat.flex items-center justify-center: Posisi gambar tepat di tengah.shrink-0: Mencegah elemen mengecil saat ruang sempit. Teks dan Jumlah Rumah: <div class="text-center"> <h3 class="font-semibold text-[16px]">City</h3> <p class="text-secondary text-[14px]">829 house</p> </div> text-center: Rata tengah untuk teks di bawah ikon.h3: Nama kategori.font-semibold: Tebal sedang.text-[16px]: Ukuran font 16px.p: Info jumlah rumah.text-secondary: Warna abu-abu sekunder untuk teks informasi.text-[14px]: Ukuran lebih kecil. Efek Interaktif: Hover: Saat pengguna mengarahkan kursor ke salah satu kartu:Muncul efek ring (seperti glow border) pada keseluruhan kartu.Transisi efek dilakukan secara halus.Responsif: Karena ini digunakan dalam slider (swiper-slide), bisa disesuaikan tampilannya di berbagai ukuran layar. Tips & Best Practices Efek hover bisa membuat tampilan UI menjadi lebih menarik, tetapi perlu digunakan secara bijak agar tidak mengganggu pengalaman pengguna. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan: Jangan terlalu berlebihan dalam efek. Gunakan efek hover seperlunya. Terlalu banyak animasi atau transisi bisa membuat tampilan terlihat berantakan dan mengurangi fokus pengguna. Prioritaskan performa dan aksesibilitas. Efek visual yang kompleks bisa memengaruhi performa, terutama pada perangkat dengan spesifikasi rendah. Pastikan juga elemen-elemen penting dapat diakses menggunakan keyboard dengan menambahkan focus, focus-visible, atau focus-within. Gunakan efek yang sesuai konteks. Hover effect sebaiknya mendukung tujuan elemen. Misalnya, tombol aksi utama boleh memiliki efek mencolok, sedangkan elemen navigasi cukup dengan efek sederhana agar tidak mengganggu hierarki visual. Penutup Dalam artikel ini, kita telah membahas berbagai jenis hover effects menggunakan Tailwind CSS v4 mulai dari efek yang sederhana seperti perubahan warna, bayangan, dan transisi, hingga yang lebih kompleks seperti masking. Tailwind CSS v4 memberikan keleluasaan untuk membuat interaksi yang menarik dengan tetap mempertahankan kinerja dan konsistensi desain. Kamu hanya perlu menggabungkan beberapa utility class, tanpa menulis CSS tambahan. Sekarang saatnya kamu mencoba sendiri. Eksplorasi lebih dalam, sesuaikan efek sesuai kebutuhan UI/UX proyekmu, dan jangan takut bereksperimen!

Kelas Cara Membuat Slider Website Keren dengan Swiper.js di BuildWithAngga

Cara Membuat Slider Website Keren dengan Swiper.js

Daftar Isi PendahuluanApa Itu Swiper.js?Kelebihan SwiperPersiapan AwalCara Install SwiperPakai CDNPakai NPMStruktur HTML Dasar untuk Swiper ScrollImplementasi Swiper Scroll HorizontalContoh Swiper Scroll HorizontalImplementasi Swiper Scroll VertikalContoh Swiper Scroll VertikalTroubleshooting UmumPenutup Pendahuluan Pernah lihat slider di website yang bisa digeser ke kanan atau ke bawah dengan mulus banget? Nah, itu biasanya dibuat pakai Swiper.js sebuah library JavaScript yang ringan tapi powerful untuk bikin slider modern. Swiper ini bukan cuma responsif, tapi juga bisa di-scroll pakai mouse, sentuhan jari, atau bahkan trackpad. Di artikel ini, kita akan bahas dari nol gimana cara menggunakan Swiper Scroll, baik horizontal maupun vertikal, lengkap dengan scrollbar, efek transisi, dan pastinya responsif untuk semua perangkat. Apa Itu Swiper.js? Swiper.js adalah library open-source yang biasa dipakai buat bikin slider (carousel) yang cepat, ringan, dan sangat fleksibel. Dibuat oleh Vladimir Kharlampidi, Swiper dirancang untuk aplikasi mobile dan web modern. Kelebihan Swiper Support touch gesture (drag pakai jari)Super ringan & cepatBisa diintegrasikan dengan React, Vue, dan SvelteBanyak efek transisi keren (fade, cube, coverflow, dll) Banyak website dan aplikasi populer udah pakai Swiper, dari situs e-commerce, landing page startup, sampai platform media sosial. Persiapan Awal Sebelum mulai, pastikan kamu punya alat berikut: Text editor (contoh: VS Code)Browser modern (Chrome, Firefox, Safari)Koneksi internet (kalau pakai CDN) Cara Install Swiper Pakai CDN: Paste swiper css berikut sebelum tag penutup </head> <!-- Swiper CSS --> <link rel="stylesheet" href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.css>" /> Lalu tambahkan swiper js berikut sebelum tag penutup </body> <!-- Swiper JS --> <script src="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.js>"></script> Sehingga struktur HTML akan seperti ini: <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <title>Swiper Scroll untuk Pemula: Cara Bikin Slider Keren di Website</title> <!-- Swiper CSS --> <link rel="stylesheet" href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.css>" /> </head> <body> <!-- Swiper JS --> <script src="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.js>"></script> </body> </html> Pakai NPM: npm install swiper Lalu import di file JavaScript kamu: import Swiper from 'swiper'; import 'swiper/css'; Struktur HTML Dasar untuk Swiper Scroll Untuk mulai pakai Swiper, kamu butuh struktur HTML seperti ini: <div class="swiper"> <div class="swiper-wrapper"> <div class="swiper-slide">Slide 1</div> <div class="swiper-slide">Slide 2</div> <div class="swiper-slide">Slide 3</div> </div> <div class="swiper-scrollbar"></div> </div> swiper: container utamaswiper-wrapper: pembungkus semua slideswiper-slide: masing-masing slideswiper-scrollbar: untuk scrollbar opsional Implementasi Swiper Scroll Horizontal Ini dia konfigurasi dasar buat scroll horizontal: const swiper = new Swiper('.swiper', { direction: 'horizontal', slidesPerView: 'auto', freeMode: true, scrollbar: { el: '.swiper-scrollbar', }, mousewheel: true, }); Dengan konfigurasi ini, slider bisa digeser pakai mouse atau sentuhan secara bebas, seperti scroll biasa. Cocok banget buat galeri gambar atau daftar produk. Contoh Swiper Scroll Horizontal Ini kode lengkap untuk swiper scroll horizontal: <!DOCTYPE html> <html lang="id"> <head> <meta charset="UTF-8" /> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0" /> <title>Swiper Scroll Horizontal</title> <link rel="stylesheet" href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.css>" /> <style> body { font-family: sans-serif; padding: 2rem; } .swiper { width: 100%; height: 200px; margin-top: 20px; } .swiper-slide { background: #2447f9; color: white; font-size: 1.5rem; display: flex; justify-content: center; align-items: center; width: 300px; border-radius: 10px; } </style> </head> <body> <h1>Swiper Scroll Horizontal</h1> <div class="swiper"> <div class="swiper-wrapper"> <div class="swiper-slide">Slide 1</div> <div class="swiper-slide">Slide 2</div> <div class="swiper-slide">Slide 3</div> <div class="swiper-slide">Slide 4</div> <div class="swiper-slide">Slide 5</div> </div> <div class="swiper-scrollbar"></div> </div> <script src="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.js>"></script> <script> const swiper = new Swiper(".swiper", { direction: "horizontal", slidesPerView: "auto", spaceBetween: 16, freeMode: true, scrollbar: { el: ".swiper-scrollbar", }, mousewheel: true, }); </script> </body> </html> Hasilnya: Result Swiper Scroll Horizontal Implementasi Swiper Scroll Vertikal Cukup ubah properti direction: 'vertical' dan tambahkan height untuk slide: <style> .swiper { width: 100%; height: 500px; } .swiper-slide { height: 300px; } </style> <script> const swiper = new Swiper('.swiper', { direction: 'vertical', slidesPerView: 'auto', freeMode: true, scrollbar: { el: '.swiper-scrollbar', }, mousewheel: true, }); </script> Contoh Swiper Scroll Vertikal Ini kode lengkap untuk swiper scroll vertikal: <!DOCTYPE html> <html lang="id"> <head> <meta charset="UTF-8" /> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0" /> <title>Swiper Scroll Vertikal</title> <!-- Swiper CSS --> <link rel="stylesheet" href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.css>" /> <style> body { font-family: sans-serif; padding: 2rem; margin: 0; } .swiper { width: 100%; height: 500px; } .swiper-slide { background-color: #2447f9; color: white; font-size: 1.5rem; display: flex; justify-content: center; align-items: center; height: 150px; border-radius: 10px; margin-bottom: 16px; } .swiper-scrollbar { background-color: rgba(0, 0, 0, 0.1); } .swiper-scrollbar-drag { background-color: #0ea5e9; } </style> </head> <body> <h1>Swiper Scroll Vertikal</h1> <div class="swiper"> <div class="swiper-wrapper"> <div class="swiper-slide">Konten 1</div> <div class="swiper-slide">Konten 2</div> <div class="swiper-slide">Konten 3</div> <div class="swiper-slide">Konten 4</div> <div class="swiper-slide">Konten 5</div> <div class="swiper-slide">Konten 6</div> <div class="swiper-slide">Konten 7</div> </div> <div class="swiper-scrollbar"></div> </div> <!-- Swiper JS --> <script src="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/swiper@11/swiper-bundle.min.js>"></script> <script> const swiper = new Swiper(".swiper", { direction: "vertical", slidesPerView: "auto", spaceBetween: 16, freeMode: true, mousewheel: true, scrollbar: { el: ".swiper-scrollbar", }, }); </script> </body> </html> Hasilnya: Result Swiper Scroll Vertikal Troubleshooting Umum Swiper tidak muncul: Cek HTML & CSS sudah benar.Scroll tidak jalan: Pastikan mousewheel: true.Slide tumpang tindih: Tambahkan spaceBetween. Penutup Swiper Scroll itu gampang dipakai dan hasilnya keren. Mau bikin slider gambar, konten, video, atau galeri Swiper bisa semuanya. Tinggal atur arah scroll dan sedikit styling, website kamu langsung tampil lebih profesional. Swiper Scroll bisa bikin tampilan website kamu lebih hidup dan interaktif. Dengan setup yang mudah dan dokumentasi lengkap, kamu bisa bikin berbagai jenis slider tanpa pusing. Selamat mencoba!

Kelas Panduan Lengkap Struktur HTML: Elemen Teks, Link, dan Tombol di BuildWithAngga

Panduan Lengkap Struktur HTML: Elemen Teks, Link, dan Tombol

Daftar Isi PendahuluanApa Itu Struktur HTML?Tag Pembuka dan PenutupAtribut dalam Tag HTMLMengenal Elemen Teks: Paragraf, Judul, dan Tag SemantikTag <p> untuk ParagrafTag <h1> sampai <h6> untuk JudulPenggunaan Semantic Tag dalam Struktur HTMLMembedakan Tombol dan LinkTag <a> untuk LinkTag <button> untuk TombolPerbedaan UtamaTips Penulisan HTML yang BaikKesalahan Umum yang Perlu DihindariTips Lanjutan untuk SEO dan AksesibilitasGunakan Heading Secara Berurutan dan BermaknaGunakan Atribut alt pada GambarGunakan Atribut aria-* Saat DiperlukanTingkatkan Navigasi dengan Landmark Tag SemantikGunakan Link dengan Teks yang JelasPastikan Tombol dan Link Bisa Diakses KeyboardGunakan Lang di Tag <html>Optimalkan Struktur URL dan Meta TagGunakan Kontras Warna yang CukupUji Halaman dengan Lighthouse dan Screen ReaderPenutup Pendahuluan HTML (HyperText Markup Language) adalah bahasa dasar yang digunakan untuk membuat struktur halaman web. Bagi siapa pun yang ingin belajar web development, memahami struktur HTML adalah langkah awal yang wajib dikuasai. Tanpa pemahaman yang benar tentang elemen-elemen HTML seperti tombol (button), tautan (link), paragraf (paragraph), dan judul (heading), sebuah halaman web bisa jadi tidak terstruktur dengan baik dan sulit dipahami baik oleh pengguna maupun mesin pencari. Dalam panduan ini, kita akan membahas secara lengkap dan jelas perbedaan serta fungsi dari elemen-elemen dasar HTML tersebut. Kamu akan belajar bagaimana cara menulis tag HTML dengan benar, kapan harus menggunakan link dibanding tombol, serta bagaimana menyusun konten menggunakan paragraf dan judul yang sesuai. Dengan memahami struktur HTML yang baik, kamu akan lebih siap membangun website yang terorganisir, ramah pengguna, dan SEO-friendly. Apa Itu Struktur HTML? Struktur HTML adalah susunan elemen-elemen yang membentuk kerangka dasar sebuah halaman web. HTML tidak bekerja sendiri, tapi berperan penting dalam menentukan apa yang ditampilkan di halaman dan bagaimana informasi tersebut disusun secara logis. Setiap halaman HTML terdiri dari elemen-elemen yang ditandai dengan tag. Contohnya adalah <p> untuk paragraf, <a> untuk link, <button> untuk tombol, dan <h1> sampai <h6> untuk judul. Elemen-elemen ini bekerja bersama untuk membentuk struktur konten yang mudah dibaca oleh pengguna dan mudah dipahami oleh mesin pencari (SEO-friendly). Dalam struktur HTML, ada dua hal penting yang perlu dipahami: Tag Pembuka dan Penutup Sebagian besar elemen HTML menggunakan tag pembuka dan tag penutup. Misalnya: <p>Ini adalah paragraf.</p> <p> adalah tag pembuka</p> adalah tag penutupIsi di antara keduanya adalah konten yang akan ditampilkan di halaman Atribut dalam Tag HTML Beberapa elemen memiliki atribut untuk memberikan informasi tambahan. Misalnya pada tag <a>: <a href="<https://example.com>">Kunjungi Website</a> href adalah atribut yang menentukan tujuan tautan Struktur HTML yang baik akan membuat halaman web menjadi lebih teratur, mudah diakses, dan memudahkan pengelolaan konten seiring bertambahnya skala proyek. Mengenal Elemen Teks: Paragraf, Judul, dan Tag Semantik Dalam HTML, elemen teks seperti paragraf dan judul digunakan untuk menyusun isi konten agar mudah dibaca dan dipahami. Namun, selain tag-tag dasar tersebut, HTML juga menyediakan semantic tag yang membantu memperjelas makna struktur konten. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan aksesibilitas, keterbacaan kode, dan optimasi SEO. Tag <p> untuk Paragraf Tag <p> digunakan untuk menandai sebuah paragraf teks. Setiap gagasan atau pemikiran sebaiknya ditulis dalam satu tag paragraf agar mudah dipahami oleh pembaca dan crawler mesin pencari. Contoh: <p>Belajar HTML adalah langkah awal yang penting dalam dunia pengembangan web.</p> Tag <h1> sampai <h6> untuk Judul Tag heading digunakan untuk memberikan struktur hierarki pada konten. Gunakan tag ini secara berurutan untuk menunjukkan hubungan antara bagian-bagian dalam artikel atau halaman. <h1> → Judul utama (hanya satu kali per halaman)<h2> → Subjudul dari <h1><h3> → Subjudul dari <h2>, dan seterusnya Contoh: <h1>Panduan Belajar HTML</h1> <h2>Struktur Dasar HTML</h2> <h3>Penggunaan Tag Heading</h3> Penggunaan Semantic Tag dalam Struktur HTML Semantic tags adalah elemen HTML5 yang secara eksplisit menjelaskan tujuan dari konten di dalamnya. Ini membuat struktur halaman lebih bermakna dan lebih mudah dipahami oleh mesin pencari dan teknologi bantu seperti screen reader. Beberapa contoh semantic tag yang umum digunakan: <header> – bagian atas halaman atau bagian tertentu (biasanya berisi logo atau navigasi)<nav> – navigasi utama atau internal<main> – konten utama dari halaman<section> – bagian dari konten yang memiliki tema tertentu<article> – konten yang berdiri sendiri seperti postingan blog<aside> – informasi tambahan (sidebar, catatan, iklan)<footer> – bagian bawah halaman atau bagian tertentu (biasanya berisi informasi kontak, hak cipta, dll.) Contoh penggunaan semantic tag: <main> <article> <header> <h1>Belajar HTML Dasar</h1> </header> <section> <h2>Apa Itu Paragraf?</h2> <p>Paragraf digunakan untuk menyusun teks menjadi bagian yang mudah dibaca.</p> </section> <section> <h2>Mengenal Tag Heading</h2> <p>Tag heading memberikan struktur dan hierarki pada konten halaman.</p> </section> </article> </main> Dengan menggunakan tag semantik, kode HTML kamu akan menjadi lebih terstruktur, profesional, dan ramah SEO. Membedakan Tombol dan Link Dalam HTML, tombol dan link sering digunakan untuk tujuan berbeda meskipun terkadang tampilannya mirip. Penting untuk memahami perbedaan fungsi keduanya agar halaman web bekerja dengan benar dan mudah diakses. Tag <a> untuk Link Tag <a> adalah elemen yang digunakan untuk membuat tautan (link) ke halaman lain, bagian lain dari halaman yang sama, atau sumber eksternal. Contoh: <a href="<https://example.com>" target="_blank" rel="noopener noreferrer">Kunjungi Website</a> href menentukan alamat tujuan linktarget="_blank" membuka link di tab barurel="noopener noreferrer" meningkatkan keamanan saat membuka tab baru Tag <button> untuk Tombol Tag <button> digunakan untuk membuat tombol interaktif yang biasanya digunakan untuk mengirim form, memicu event JavaScript, atau aksi lain dalam halaman web. Contoh: <button type="submit">Kirim</button> Perbedaan Utama Aspek<a> (Link)<button> (Tombol)FungsiNavigasi ke halaman/sumber lainInteraksi dalam halaman (submit, aksi)Tag SemantikLink, navigasiKontrol interaktif/formDapat diklikYa, mengarahkan ke URLYa, menjalankan aksi atau fungsiAtribut pentinghref, targettype, event handler JavaScript Menggunakan elemen yang tepat tidak hanya membuat kode lebih bersih tapi juga membantu SEO dan aksesibilitas. Tips Penulisan HTML yang Baik Gunakan tag sesuai dengan fungsi semantiknya.Susun tag heading secara berurutan, jangan loncat level heading.Hindari menggunakan <div> untuk segalanya tanpa alasan.Pastikan setiap tag pembuka memiliki tag penutup.Gunakan semantic tag untuk memperjelas struktur halaman. Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari Menggunakan tombol untuk navigasi atau link untuk aksi interaktif.Tidak menggunakan heading secara berurutan, seperti langsung dari <h1> ke <h4>.Menulis seluruh teks panjang tanpa membaginya ke dalam paragraf <p>.Mengabaikan penggunaan semantic tag sehingga halaman sulit dipahami mesin pencari dan pengguna berkebutuhan khusus. Tips Lanjutan untuk SEO dan Aksesibilitas Gunakan Heading Secara Berurutan dan Bermakna Pastikan hanya ada satu <h1> per halaman (biasanya judul utama).Gunakan heading secara hierarkis: <h2> untuk subjudul, <h3> untuk sub-subjudul, dan seterusnya.Jangan melompati level (misal dari <h1> langsung ke <h4>), agar pembaca layar dapat memahami struktur dokumen dengan benar. Gunakan Atribut alt pada Gambar Tambahkan alt pada setiap gambar untuk menjelaskan isi gambar bagi pengguna dengan pembaca layar, dan juga membantu SEO image. <img src="/logo.png" alt="Logo Website Belajar HTML"> Hindari menggunakan gambar sebagai satu-satunya informasi penting selalu sediakan teks alternatif. Gunakan Atribut aria-* Saat Diperlukan Atribut aria-label, aria-hidden, dan lainnya bisa membantu menjelaskan elemen interaktif kepada pengguna pembaca layar. Contoh: <button aria-label="Tutup Pop-up"> <svg aria-hidden="true" ... /> </button> Tapi ingat, gunakan semantic tag terlebih dahulu, dan aria hanya jika tidak ada elemen semantik yang sesuai. Tingkatkan Navigasi dengan Landmark Tag Semantik Gunakan tag semantik berikut agar pengguna pembaca layar dapat melompat ke bagian penting dengan cepat: <header> – bagian atas halaman<nav> – navigasi<main> – konten utama<aside> – sidebar/informasi tambahan<footer> – bagian bawah halaman Gunakan Link dengan Teks yang Jelas Hindari menggunakan teks seperti “klik di sini”.Gunakan teks deskriptif yang menjelaskan ke mana link mengarah. <!-- Buruk --> <a href="/artikel">Klik di sini</a> <!-- Baik --> <a href="/artikel">Baca panduan belajar HTML dasar</a> Pastikan Tombol dan Link Bisa Diakses Keyboard Semua elemen interaktif harus bisa diakses dengan keyboard (tekanan tab + enter/space).Jangan gunakan <div> atau <span> sebagai tombol kecuali kamu menambahkan atribut dan event keyboard dengan JavaScript (namun ini bukan praktik terbaik). Gunakan lang di Tag <html> Menentukan bahasa halaman akan membantu mesin pencari dan pembaca layar membaca teks dengan benar: <html lang="id"> Optimalkan Struktur URL dan Meta Tag Gunakan struktur URL yang deskriptif dan mengandung kata kunci.Pastikan setiap halaman memiliki tag <title> dan <meta description> yang unik dan relevan. <title>Panduan Lengkap HTML untuk Pemula</title> <meta name="description" content="Pelajari dasar-dasar HTML mulai dari struktur, paragraf, heading, tombol, link, dan semantic tag untuk SEO."> Gunakan Kontras Warna yang Cukup Pastikan teks memiliki kontras warna yang memadai dengan latar belakang.Gunakan tools seperti Coolors Contrast Checker untuk mengecek. Uji Halaman dengan Lighthouse dan Screen Reader Gunakan Lighthouse (di Chrome DevTools) untuk mengaudit SEO dan aksesibilitas.Cobalah screen reader seperti NVDA (Windows), VoiceOver (Mac), atau TalkBack (Android) untuk menguji pengalaman pengguna difabel. Penutup Memahami struktur HTML adalah langkah awal yang sangat penting dalam belajar web development. Dengan mengenal fungsi dan perbedaan antara elemen seperti tombol, link, paragraf, judul, serta penggunaan semantic tag, kamu dapat membuat halaman web yang terstruktur dengan baik, mudah diakses, dan SEO-friendly. Mulailah praktik menulis HTML sederhana dengan mengaplikasikan pengetahuan ini, dan terus kembangkan kemampuanmu dengan belajar CSS dan JavaScript untuk membuat website yang lebih interaktif dan menarik.

Kelas Tips Tailwind V4 Terbaru : Menambahkan Custom Class Color di Tailwind 4 di BuildWithAngga

Tips Tailwind V4 Terbaru : Menambahkan Custom Class Color di Tailwind 4

Daftar Isi Benefit Setelah BacaPastikan Tailwind Sudah TerpasangInstall Tailwind CSSTambahin Warna CustomKustomisasi LainnyaKesimpulan Buat kamu yang sering ngoding tampilan (alias slicing) pakai Tailwind CSS, pasti udah tau betapa enaknya pake utility class kayak text-red-500, bg-blue-200, dan semacamnya. Tapi kadang, desain dari Figma atau brand yang kita garap punya warna-warna khusus yang nggak ada di bawaan Tailwind. Nah, daripada tiap kali nulis text-["#00008B"] , bg-["#00008B"] atau nyari warna manual, mending sekalian tambahin aja ke konfigurasi Tailwind-nya. Jadi kita bisa pake class kayak text-dark_blue, bg-dark_blue, dan lain-lain. Gampang kok! Benefit Setelah Baca ✅ Mudah Menambahkan Class Warna Kustom✅ Lebih Efisien✅ Konsisten Desain✅ Mempersingkat Waktu Slicing Pastikan Tailwind Sudah Terpasang Buat kamu yang baru mulai, ini cara paling simple buat setup Tailwind: 1. Install Tailwind CSS Buka Terminal terus ketik : npm install tailwindcss @tailwindcss/cli Ini bakal install Tailwind CSS dan CLI-nya biar kamu bisa compile file CSS dari class Tailwind. 2. Import Tailwind CSS Jangan lupa buat folder src dulu baru bikin file CSS misalnya input.css, terus isi dengan ini : /* src/input.css */ @import "tailwindcss"; Ini gunanya buat masukin semua base class Tailwind ke file kamu. 3. Jalankan Build Tailwind Ketik perintah ini di terminal: npx @tailwindcss/cli -i ./src/input.css -o ./src/output.css --watch Artinya: kamu compile dari input.css jadi output.css, dan --watch bikin dia update otomatis kalau ada perubahan class. 4. Tambahin CSS-nya ke HTML Sekarang tinggal hubungkan file CSS yang udah jadi (output.css) ke HTML kamu: <!-- src/index.html --> <!doctype html> <html> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <link href="./output.css" rel="stylesheet"> </head> <body> <h1 class="text-3xl font-bold underline"> Hello world! </h1> </body> </html> Done! Tailwind-nya udah siap kamu pakai! Tambahin Warna Custom Misalnya kamu punya warna branding #00008B (biru gelap) dan pengen pakai dia di project-mu. Di Tailwind 4, kamu cukup buka file input.css dan tambahkan: @theme { --color-dark_blue: #00008B; --color-primary: #83D987; } Tailwind otomatis bikin class-class berikut: text-dark_bluebg-dark_blueborder-dark_bluering-dark_bluedan lainnya Jadi kamu tinggal panggil aja class-nya di HTML: <h1 class="text-dark_blue">BuildWithAngga</h1> <button class="bg-primary text-white py-2 px-4"> Tombol </button> Hasil : Result Custom Color Kustomisasi Lainnya Sama juga caranya. Misalnya kamu pengen bikin ukuran teks extra-giant tinggal tambahkan: @theme { --text-extra_giant: 200px; } Nanti bisa langsung kamu pakai: <h1 class="text-dark_blue text-extra_giant">BuildWithAngga</h1> Hasil : Result Custom Text Size Kesimpulan Tailwind CSS 4 bikin kustomisasi jadi lebih gampang, lebih cepat, dan lebih ringan. Kalau kamu suka styling yang ringkas dan fleksibel, Tailwind 4 ini cocok banget buat kamu. Slicing jadi lebih lancar, nggak banyak mikir, tinggal gas!

Kelas Belajar TailwindCSS v4: Cara Customize untuk Pemula & Web Developer di BuildWithAngga

Belajar TailwindCSS v4: Cara Customize untuk Pemula & Web Developer

Daftar Isi Latar BelakangPendahuluanPersiapan AwalKustomisasi TailwindCSS v4Menentukan Font FamilyMenentukan Warna, Background, Foreground dan PrimaryKenapa Menggunakan @theme Bukan :root?Kenapa Masih Tetap Menggunakan :root?Penutup Latar Belakang TailwindCSS v4 hadir dengan berbagai peningkatan performa dan fitur baru yang membuat pengembangan antarmuka semakin cepat dan efisien. Namun, bagi pemula maupun web developer yang baru mengenal Tailwind, melakukan kustomisasi bisa terasa membingungkan. Padahal, kemampuan untuk menyesuaikan konfigurasi seperti warna, font, breakpoint, hingga utility classes sangat penting agar tampilan website sesuai dengan kebutuhan desain. Dalam panduan ini, kamu akan belajar langkah demi langkah bagaimana cara melakukan customize TailwindCSS v4 secara efektif, mulai dari dasar hingga tips praktis yang bisa langsung diterapkan dalam proyek webmu. Pendahuluan TailwindCSS adalah utility-first CSS framework yang semakin populer di kalangan web developer karena fleksibilitas dan kecepatannya dalam membangun antarmuka. Dengan pendekatan kelas-kelas siap pakai (utility classes), kamu bisa membuat desain yang konsisten dan efisien tanpa harus menulis banyak CSS manual. Pada versi terbarunya, TailwindCSS v4 membawa peningkatan performa dan arsitektur yang lebih modern, menjadikannya pilihan utama untuk banyak proyek web. Namun, agar hasil akhirnya sesuai dengan kebutuhan desain suatu produk, kamu perlu memahami bagaimana cara melakukan customize konfigurasi Tailwind. Mulai dari mengganti warna default, menambahkan font sendiri, hingga menyesuaikan ukuran dan breakpoint. Proses ini sangat penting terutama bagi pemula dan front-end developer yang ingin membuat sistem desain yang konsisten, skalabel, dan mudah di-maintain. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari langkah demi langkah cara melakukan kustomisasi TailwindCSS v4 dengan cara yang mudah dipahami, bahkan jika kamu belum pernah menyentuh file konfigurasi sebelumnya. Persiapan Awal Sebelum mulai melakukan kustomisasi TailwindCSS v4, pastikan kamu sudah memiliki proyek HTML yang telah terinstal TailwindCSS v4 dengan benar. Jika belum, kamu bisa mengikuti panduan lengkap kami melalui artikel Cara Install dan Setup TailwindCSS v4 untuk Proyek HTML, CSS, dan JavaScript. Artikel tersebut akan membantumu memahami setiap langkah instalasi agar tidak ada bagian penting yang terlewat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melanjutkan: Proyek HTML yang sudah menggunakan TailwindCSS v4Desain Figma, pada artikel ini kita menggunakan desain Pricing Pro dari shaynakit.comCode editor seperti Visual Studio Code (VSCode) atau sejenisnyaNode.js versi 22 atau yang lebih baru Kustomisasi TailwindCSS v4 Pada artikel ini, kita akan belajar bagaimana melakukan kustomisasi TailwindCSS v4 menggunakan theme variables. Mengapa menggunakan theme variables? Karena pendekatan ini membuat kode lebih mudah untuk dipelihara dan membantu menjaga konsistensi tampilan di seluruh proyek. Menentukan Font Family Buka file Figma, kemudian pilih teks yang ingin diketauh jenis font nya. Lalu lihat pada sidebar kanan bagian Typography, seperti pada gambar di bawah ini. Pricing Pro - Text Dari gambar tersebut kita tahu jenis font yang dipakai adalah Poppins. Sekarang kita akan tambahkan font Poppins di TailwindCSS. Buka file input.css lalu tambahkan kode berikut di paling atas. @import url("<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Poppins:ital,wght@0,100;0,200;0,300;0,400;0,500;0,600;0,700;0,800;0,900;1,100;1,200;1,300;1,400;1,500;1,600;1,700;1,800;1,900&display=swap>"); Jika sudah sekarang kita tambahkan kustom font dengan cara tambahkan kode berikut: @theme inline { --font-poppins: "Poppins", sans-serif; } Kemudian kita terapkan font dengan kode berikut: @layer base { body { @apply font-poppins; } } File input.css secara keseluruhan akan terlihat seperti ini: @import url("<https://fonts.googleapis.com/css2?family=Poppins:ital,wght@0,100;0,200;0,300;0,400;0,500;0,600;0,700;0,800;0,900;1,100;1,200;1,300;1,400;1,500;1,600;1,700;1,800;1,900&display=swap>"); @import "tailwindcss"; @theme inline { --font-poppins: "Poppins", sans-serif; } @layer base { body { @apply font-poppins; } } Build proyek menggunakan Tailwind CLI dengan perintah berikut: npx @tailwindcss/cli -i ./src/input.css -o ./src/output.css --watch Buka browser maka font akan berubah seperti berikut: Local Result Menentukan Warna, Background, Foreground dan Primary Buka lagi desain figma, lalu pilih Layer utama dan lihat pada sidebar kanan pada bagian Selections colors Pricing Pro - Colors Kita akan gunakan #FFFFFF sebagai background, #0A0815 sebagai foreground, dan #EB7145 sebagai primary. Buka file input.css lalu tambahkan kode berikut: :root { --background: #ffffff; --foreground: #0a0815; --primary: #eb7145; } Edit bagian @theme inline {} sehingga menjadi seperti berikut ini: @theme inline { --font-poppins: "Poppins", sans-serif; --color-background: var(--background); --color-foreground: var(--foreground); --color-primary: var(--primary); } Untuk menerapkan warna yang sudah kita kustom, edit pada bagian @layer base {} menjadi seperti berikut ini: @layer base { body { @apply font-poppins bg-background text-foreground; } } Buka browser dan lihat perubahannya: Local Result Kenapa Menggunakan @theme Bukan :root? Tailwind menggunakan @theme bukan :root karena variabel tema bukan sekadar CSS variable biasa. Selain menyimpan nilai seperti warna atau ukuran, @theme juga memberi tahu Tailwind untuk membuat utility class baru yang bisa langsung kamu gunakan di HTML. Karena @theme punya fungsi tambahan, Tailwind memakai sintaks khusus agar kamu mendefinisikannya secara eksplisit. Variabel tema juga harus didefinisikan di level atas (tidak boleh di dalam selector lain atau media query). Dengan sintaks khusus ini, Tailwind bisa memastikan kamu mengikuti aturan tersebut dengan benar. Kenapa Masih Tetap Menggunakan :root? Kita tetap menggunakan :root karena jika di kemudian hari ingin menambahkan fitur dark mode, akan lebih mudah untuk mendefinisikan variabel-variabelnya di sana. Penutup Dengan memahami cara melakukan kustomisasi TailwindCSS v4, kamu tidak hanya bisa membuat tampilan website yang sesuai dengan kebutuhan, tapi juga membangun sistem desain yang konsisten dan mudah dimaintain. Mulai dari mengatur warna, font, hingga membuat utility class sendiri — semua itu bisa dilakukan dengan lebih fleksibel berkat pendekatan terbaru di versi ini. Semoga panduan ini bisa jadi langkah awal yang solid bagi kamu, baik sebagai pemula maupun front-end developer, untuk semakin mahir menggunakan TailwindCSS dalam proyek nyata.

Kelas Buat Tampilan Lebih Rapi dengan Line Clamp di Tailwind CSS di BuildWithAngga

Buat Tampilan Lebih Rapi dengan Line Clamp di Tailwind CSS

Daftar Isi Apa Itu Line Clamp?Gimana Cara Pakainya di Tailwind CSS?Tambahkan Class line-clamp-{n}Kapan Harus Pakai Line Clamp?Contoh Penggunaan Line ClampDeskripsi ProdukJudul ArtikelBenefit Setelah BacaPenutup Pernah nggak sih, kamu nemuin teks panjang banget yang nggak bisa muat di satu baris atau lebih? Misalnya, judul artikel atau deskripsi produk yang kebanyakan kata, jadi nggak enak dipandang kalau nggak dibatasi. Nah, di sinilah fitur line clamp dari Tailwind CSS datang buat jadi penyelamat! Jadi, daripada teks kamu kegulung panjang dan kacau, kamu bisa atur biar cuma tampil beberapa baris aja. Ini dia, line clamp! Apa Itu Line Clamp? Line clamp adalah teknik yang digunakan buat memotong atau membatasi jumlah baris teks yang muncul di sebuah elemen. Jadi, kalau misalnya teksnya panjang banget, kita bisa tentuin berapa banyak baris yang akan tampil, dan sisanya bakal terpotong secara otomatis dengan ... di akhir. Gampangnya, ini kayak memberikan batasan panjang teks yang tampil di halaman. Contohnya, kalau kamu punya deskripsi produk atau artikel yang panjang banget, kamu bisa bilang ke browser, "Tampilkan cuma 3 baris aja, sisanya biarin terpotong." Dan, voila! Teksnya jadi lebih rapi tanpa harus ngubah konten. Gimana Cara Pakainya di Tailwind CSS? Di Tailwind CSS, line clamp udah didukung dengan class bawaan yang bisa langsung kamu pakai tanpa perlu konfigurasi tambahan. Berikut adalah langkah-langkah gampang buat pake line clamp: 1. Tambahkan Class line-clamp-{n} Tailwind CSS udah nyediain utility class untuk line clamp, yang bisa kamu pake langsung buat nentuin berapa baris yang mau ditampilkan. Cukup tambahkan class line-clamp-{n} ke elemen teks yang mau dibatasi, di mana {n} adalah jumlah baris yang kamu inginkan. Kapan Harus Pakai Line Clamp? Deskripsi produk panjang – Kalau kamu jualan produk dan deskripsinya terlalu panjang, line clamp bisa bantu tampilkan cuma bagian yang penting aja, biar lebih rapi.Judul artikel – Kalau di website kamu ada banyak artikel dengan judul panjang, line clamp bisa bantu bikin tampilan lebih konsisten dan bersih.Kalimat atau teks yang berubah-ubah – Misalnya, kalau teksnya dari API atau user-generated content yang bisa panjang atau pendek, line clamp bisa atur tampilannya supaya nggak berantakan. Contoh Penggunaan Line Clamp Deskripsi Produk Misalnya kamu punya deskripsi produk di e-commerce, dan deskripsinya kadang panjang banget: <p class="line-clamp-2"> Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus laoreet, erat in interdum dictum, felis ipsum egestas sapien, eget cursus enim neque non felis. Sed cursus nisi ligula, vel egestas lorem aliquam sit amet. Donec fringilla nulla non metus viverra, sed euismod enim tincidunt. Aenean ac est nec purus tincidunt fermentum. Ut ac ultricies erat, vitae facilisis lorem. Ut aliquam felis nisi, a sollicitudin ligula bibendum in. </p> Sebelum diberi Line Clamp : Before Line Clamp Setelah diberi Line Clamp : After Line Clamp Di sini, line-clamp-2 bakal ngebatasi teks hanya sampai 2 baris. Kalau deskripsinya lebih panjang, sisa teksnya bakal tersembunyi, dan hanya 2 baris pertama yang muncul. Judul Artikel Kalau kamu punya list artikel dan judulnya panjang banget, ini cara cepat buat nerapin line clamp: <h2 class="line-clamp-1"> BuildWithAngga BuildWithAngga BuildWithAngga BuildWithAngga </h2> Sebelum diberi Line Clamp : Before Line Clamp Setelah diberi Line Clamp : After Line Clamp Dengan line-clamp-1, kamu bakal nampilin hanya 1 baris pertama dari judul. Sisanya akan terpotong, jadi tampilan halaman tetap bersih. Benefit Setelah Baca ✅ Tampilan Lebih Rapi ✅ Praktis dan Cepat ✅ Meningkatkan UX Penutup Line clamp di Tailwind CSS adalah solusi yang super praktis buat ngebatasi jumlah baris teks yang muncul di halaman. Ini bener-bener ngebantu banget buat ngejaga tampilan tetap rapi tanpa harus khawatir teks yang kebanyakan bikin halaman jadi berantakan. Jadi, kapanpun kamu perlu menampilkan teks panjang dalam bentuk yang lebih kompak, tinggal pake class line-clamp-{n} aja. Jadi, ga usah bingung lagi dengan teks yang nggak berujung—line clamp siap jadi penyelamat tampilan website kamu! 😎

Kelas Cara Efektif Mengelola Layout dengan Utility Flex pada Tailwind CSS di BuildWithAngga

Cara Efektif Mengelola Layout dengan Utility Flex pada Tailwind CSS

Daftar Isi flex Itu Apa Sih?Utility flex yang Wajib Kamu TauMembuat Navbar Sederhana Memakai flexPenutup Di dunia Tailwind CSS yang penuh warna dan utility bertebaran ke mana-mana, ada satu utility yang menurutku gak boleh dilewatkan sama sekali. Namanya: flex Iya, flex. Simpel, pendek, tapi super berpengaruh. Bisa dibilang, flex ini adalah tulang punggung layout di hampir semua komponen modern. Mau bikin navbar? Butuh flex. Mau bikin card dengan tombol di bawah kanan? Pakai flex. Mau nyusun dua kolom berdampingan? Lagi-lagi: flex. flex Itu Apa Sih? Dalam Tailwind, flex adalah utility yang mengaktifkan sistem Flexbox di elemen HTML. Artinya, kamu bisa ngatur posisi anak-anak elemennya (child elements) dengan jauh lebih mudah dan fleksibel. (Makanya namanya flex kan?) Setelah kamu menambahkan class="flex" ke suatu elemen, kamu bisa pakai utility tambahan buat ngatur: Arah itemnya (horizontal atau vertikal)Posisi itemnya (di tengah, di kanan, di kiri, dll)Jarak antar itemnyaApakah item bisa pindah baris kalau kelebihan Utility flex yang Wajib Kamu Tau Utility TailwindFungsi CepatnyaflexAktifkan Flexboxflex-rowSejajarkan item ke samping (default)flex-colSusun item ke bawahitems-centerRata tengah vertikaljustify-centerRata tengah horizontaljustify-betweenItem paling kiri dan kanangap-x-* / gap-y-*Ngatur jarak horizontal / vertikal antar itemflex-wrapItem bisa turun ke baris baru kalau kelebihan Membuat Navbar Sederhana Memakai flex <div class="flex items-center justify-between p-4 bg-white shadow-md"> <h1 class="text-lg font-bold">Brand</h1> <ul class="flex gap-6 text-sm"> <li><a href="#">Home</a></li> <li><a href="#">About</a></li> <li><a href="#">Contact</a></li> </ul> </div> Di contoh ini: flex bikin elemen sejajar secara horizontalitems-center bikin semuanya sejajar secara vertikaljustify-between bikin logo di kiri, menu di kanangap-6 bikin menu-nya ada jarak Preview : Navbar Example Penutup Utility flex di Tailwind CSS bukan cuma penting, tapi wajib dikuasai. Hampir semua bagian dari website modern — mulai dari navbar, kartu produk, hero section, hingga footer — semuanya bisa dengan mudah diatur pakai flex. Kalau kamu baru belajar Tailwind, kuasai flex dulu. Dengan itu aja, kamu udah bisa bikin tampilan website yang rapi, responsif, dan modern banget.

Kelas Panduan Menggunakan Tag <img> dengan Benar Saat Mengubah Desain Figma Menjadi Kode agar Gambar Tetap Tampil Sempurna di BuildWithAngga

Panduan Menggunakan Tag <img> dengan Benar Saat Mengubah Desain Figma Menjadi Kode agar Gambar Tetap Tampil Sempurna

Daftar Isi PendahuluanPersiapanLangkah-Langkah Mudah Ekspor Gambar di FigmaOptimasi Gambar di HTMLPenutup Pendahuluan Saat melakukan slicing desain Figma ke HTML, salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan adalah penggunaan tag &lt;img&gt;. Meskipun terlihat sederhana, penggunaan tag &lt;img&gt; yang kurang tepat dapat menyebabkan berbagai masalah seperti gambar pecah, tidak responsif, hingga tampilan layout yang berantakan saat gambar diganti. Pada artikel ini, kita akan membahas cara menggunakan tag &lt;img&gt; yang benar saat slicing desain dari Figma ke HTML, agar gambar tetap tampil optimal di berbagai perangkat dan tidak rusak saat diganti. Dengan mengikuti praktik terbaik ini, proses pengembangan antarmuka akan lebih stabil dan efisien. Sebagai studi kasus, kita akan menggunakan desain dari shaynakit.com, yaitu Pastilaris SaaS Website Design, untuk menunjukkan implementasi tag &lt;img&gt; yang baik dan benar. Persiapan Figma fileCode Editor (VSCode direkomendasikan) Langkah-Langkah Mudah Ekspor Gambar di Figma Pilih gambar yang akan di ekspor, pada sidebar kanan bagian Export klik ikon +. Pilih PNG kemudian atur resolusi ke 3x atau lebih tinggi agar gambar tidak pecah, defaultnya adalah 1x. Jika sudah sesuai klik Export. Figma Ekspor Gambar Lakukan hal yang sama untuk aset lainnya, tapi pada kasus ini sebelum mengekspor gambar kita perlu sembunyikan dulu efek Drop Shadow caranya klik ikon mata pada bagian Effects. Nantinya kita akan membuat kostum Drop Shadow menggunakan TailwindCSS. Figma Ekspor Gambar Optimasi Gambar di HTML Kurang lebih kodenya akan seperti berikut: &lt;div class="relative shrink-0 w-&#91;456px] h-&#91;510px]"> &lt;img src="./assets/images/thumbnails/testimonial.png" alt="image" class="absolute w-&#91;350px] h-&#91;470px] left-10 bottom-0 rounded-&#91;26px] object-cover" /> &lt;img src="./assets/images/thumbnails/growth.png" alt="image" class="absolute w-&#91;174px] h-&#91;94px] top-0 left-0 rounded-2xl drop-shadow-custom object-cover" /> &lt;img src="./assets/images/thumbnails/funding.png" alt="image" class="absolute w-&#91;136px] h-&#91;160px] bottom-&#91;50px] right-0 rounded-2xl drop-shadow-custom object-cover" /> &lt;/div> Jika diperhatikan, pada setiap tag &lt;img&gt; terdapat class object-cover. Class ini berfungsi untuk menjaga proporsi gambar agar tidak terlihat gepeng atau terdistorsi saat dimuat dalam ukuran tertentu. Dengan object-cover, gambar akan mengisi seluruh area yang disediakan tanpa mengubah aspek rasio aslinya. Maka hasilnya akan seperti berikut ini: Local Result Sekarang, coba kita hapus class object-cover dan ganti gambar dengan URL berikut: &lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D> Maka kodenya akan menjadi seperti ini: &lt;div class="relative shrink-0 w-&#91;456px] h-&#91;510px]"> &lt;img src="&lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D>" alt="image" class="absolute w-&#91;350px] h-&#91;470px] left-10 bottom-0 rounded-&#91;26px] " /> &lt;img src="&lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D>" alt="image" class="absolute w-&#91;174px] h-&#91;94px] top-0 left-0 rounded-2xl drop-shadow-custom" /> &lt;img src="&lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D>" alt="image" class="absolute w-&#91;136px] h-&#91;160px] bottom-&#91;50px] right-0 rounded-2xl drop-shadow-custom" /> &lt;/div> Maka hasilnya akan seperti ini: Hasil ketika tanpa object-cover Sekarang tambahkan class object-cover di setiap tag img &lt;div class="relative shrink-0 w-&#91;456px] h-&#91;510px]"> &lt;img src="&lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D>" alt="image" class="absolute w-&#91;350px] h-&#91;470px] left-10 bottom-0 rounded-&#91;26px] object-cover" /> &lt;img src="&lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D>" alt="image" class="absolute w-&#91;174px] h-&#91;94px] top-0 left-0 rounded-2xl drop-shadow-custom object-cover" /> &lt;img src="&lt;https://plus.unsplash.com/premium_photo-1661772836015-317b6968401b?q=80&amp;w=1470&amp;auto=format&amp;fit=crop&amp;ixlib=rb-4.1.0&amp;ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D>" alt="image" class="absolute w-&#91;136px] h-&#91;160px] bottom-&#91;50px] right-0 rounded-2xl drop-shadow-custom object-cover" /> &lt;/div> Makan hasilnya akan seperti ini Hasil ketika ditambah class object-cover Penutup Itulah pembahasan lengkap tentang cara menggunakan tag &lt;img&gt; yang benar saat slicing desain dari Figma ke HTML. Dengan memahami penggunaan class seperti object-cover, memilih format gambar yang tepat, serta menjaga aspek rasio, kamu bisa memastikan tampilan gambar tetap rapi, responsif, dan tidak rusak saat diganti. Semoga tutorial ini membantu kamu dalam proses konversi desain Figma ke kode yang lebih stabil dan profesional. Jangan ragu untuk terus bereksperimen dan menerapkan best practice lainnya dalam pengembangan front-end.

Kelas Cara Mengubah Angka Menjadi Format Mata Uang (Dollar, Rupiah, dan lain-lain) dengan JavaScript di BuildWithAngga

Cara Mengubah Angka Menjadi Format Mata Uang (Dollar, Rupiah, dan lain-lain) dengan JavaScript

Daftar Isi PendahuluanPersiapanMembuat Fungsi JavaScriptFungsi formatCurrencyContoh Penggunaan formatCurrency:Fungsi getDefaultLocaleKeuntungan Pendekatan IniBonus: Mengubah Angka Menjadi Compact NumberFungsi compactNumberContoh Penggunaan compactNumber:Kapan Menggunakan?Contoh HTML Utuh Untuk Tampil di BrowserPenutup Pendahuluan Dalam pengembangan web, terutama saat membangun aplikasi e-commerce atau sistem keuangan, menampilkan angka dalam format mata uang yang tepat jadi hal yang cukup penting. JavaScript, sebagai salah satu bahasa utama di sisi frontend, menyediakan cara praktis untuk mengubah angka biasa menjadi format mata uang seperti Dollar ($), Rupiah (Rp), Euro (€), dan lainnya. Berkat fitur bawaan seperti Intl.NumberFormat, proses ini bisa dilakukan dengan mudah dan fleksibel. Di artikel ini, kamu akan belajar cara yang simpel dan efisien untuk mengonversi angka ke format mata uang menggunakan JavaScript dilengkapi dengan contoh kode yang bisa langsung dicoba. Sebagai bonus, kita juga akan bahas bagaimana cara menampilkan angka besar ke dalam format compact seperti 1.5M, 2K, dan sebagainya yang sangat cocok untuk tampilan dashboard, analitik, atau media sosial. Persiapan Code Editor (VSCode direkomendasikan)Node.js versi 22 ke atas Membuat Fungsi JavaScript JavaScript menyediakan cara praktis untuk mengubah angka menjadi format mata uang melalui Intl.NumberFormat. Artikel ini akan membahas dua fungsi reusable yang bisa kamu pakai untuk melakukan konversi ini secara skalabel dan mudah dipelihara. Fungsi formatCurrency Fungsi ini mengubah angka menjadi format mata uang sesuai dengan kode mata uang dan locale yang kamu tentukan. /** * Convert number to currency format * @param {number} amount - Angka yang ingin diformat * @param {string} currencyCode - Kode mata uang (misalnya: "USD", "IDR", "EUR") * @param {string} &#91;locale] - (Opsional) Locale seperti "en-US" atau "id-ID" * @returns {string} - Angka yang sudah diformat dalam bentuk mata uang */ function formatCurrency(amount, currencyCode, locale = getDefaultLocale(currencyCode)) { return new Intl.NumberFormat(locale, { style: 'currency', currency: currencyCode, maximumFractionDigits: 2 }).format(amount); } Contoh Penggunaan formatCurrency: formatCurrency(1000, 'USD'); // $1,000.00 formatCurrency(1500000, 'IDR'); // Rp1.500.000,00 formatCurrency(99.99, 'EUR'); // 99,99 € Fungsi ini juga mendukung parameter locale jika kamu ingin override default-nya: formatCurrency(1000, 'USD', 'en-GB'); // US$1,000.00 Fungsi getDefaultLocale Agar formatCurrency tidak perlu selalu menerima locale, kita bisa menentukan default locale berdasarkan kode mata uang menggunakan fungsi ini: /** * Mengembalikan default locale berdasarkan kode mata uang * @param {string} currencyCode * @returns {string} locale yang direkomendasikan */ function getDefaultLocale(currencyCode) { const currencyLocaleMap = { USD: 'en-US', IDR: 'id-ID', EUR: 'de-DE', JPY: 'ja-JP', GBP: 'en-GB', CNY: 'zh-CN', AUD: 'en-AU' // Tambahkan mata uang lain sesuai kebutuhan }; return currencyLocaleMap&#91;currencyCode] || 'en-US'; // fallback ke en-US } Kamu bisa menambahkan lebih banyak mata uang dan locale ke dalam objek currencyLocaleMap sesuai kebutuhan aplikasi. Keuntungan Pendekatan Ini Scalable: Bisa menambahkan mata uang dan locale baru dengan mudahReusable: Tinggal panggil fungsi kapan saja di mana sajaMaintainable: Terpisah jadi dua fungsi modular yang gampang diaturFleksibel: Bisa override locale secara manual jika dibutuhkan Bonus: Mengubah Angka Menjadi Compact Number Fitur compact number sangat berguna untuk menampilkan angka besar dengan cara yang singkat dan mudah dibaca, seperti: 1,000 → 1K1,500,000 → 1.5M Fungsi compactNumber: /** * Mengubah angka besar menjadi format compact (K, M, B) * @param {number} number - Angka yang ingin diringkas * @param {string} &#91;locale="en-US"] - Locale opsional * @returns {string} - Angka ringkas seperti 1.5K, 2M */ function compactNumber(number, locale = "en-US") { return new Intl.NumberFormat(locale, { notation: "compact", compactDisplay: "short", maximumFractionDigits: 1, }).format(number); } Contoh Penggunaan compactNumber: compactNumber(1000); // 1K compactNumber(1500000); // 1.5M compactNumber(999000000); // 999M compactNumber(1200000, "id-ID"); // 1,2 jt (untuk bahasa Indonesia) Kapan Menggunakan? formatCurrency(): Menampilkan angka sebagai mata uang lokalcompactNumber(): Menampilkan angka besar secara singkat &amp; efisien Contoh HTML Utuh Untuk Tambil di Browser &lt;!DOCTYPE html> &lt;html lang="en"> &lt;head> &lt;meta charset="UTF-8" /> &lt;meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0" /> &lt;title>Format Currency&lt;/title> &lt;script src="&lt;https://cdn.jsdelivr.net/npm/@tailwindcss/browser@4>">&lt;/script> &lt;/head> &lt;body class="bg-gray-100 min-h-screen flex items-center justify-center"> &lt;div class="max-w-md w-full bg-white p-6 rounded-3xl shadow-md"> &lt;h1 class="text-2xl font-bold mb-4 text-center">Currency Formatting&lt;/h1> &lt;div class="mb-3 p-3 rounded-full bg-gray-200 text-black font-semibold" id="usd">&lt;/div> &lt;div class="mb-3 p-3 rounded-full bg-gray-200 text-black font-semibold" id="idr">&lt;/div> &lt;div class="mb-3 p-3 rounded-full bg-gray-200 text-black font-semibold" id="eur">&lt;/div> &lt;/div> &lt;script> function getDefaultLocale(currencyCode) { switch (currencyCode) { case "USD": return "en-US"; case "IDR": return "id-ID"; case "EUR": return "de-DE"; // German locale default: return "en-US"; } } function formatCurrency(amount, currencyCode, locale = getDefaultLocale(currencyCode)) { return new Intl.NumberFormat(locale, { style: "currency", currency: currencyCode, maximumFractionDigits: 2, }).format(amount); } document.getElementById("usd").textContent = `USD: ${formatCurrency(1000, "USD")}`; document.getElementById("idr").textContent = `IDR: ${formatCurrency(1500000, "IDR")}`; document.getElementById("eur").textContent = `EUR: ${formatCurrency(99.99, "EUR")}`; &lt;/script> &lt;/body> &lt;/html> Hasilnya: HTML Result Penutup Dengan hanya beberapa baris kode menggunakan Intl.NumberFormat, kamu bisa: Menampilkan angka dalam format Rupiah, Dollar, Euro, Yen, dllMeringkas angka besar jadi 1K, 1.5M, atau 2BMenyesuaikan tampilan berdasarkan locale pengguna Fungsi ini sangat cocok digunakan dalam: Aplikasi e-commerceDashboard analitikLaporan keuanganTampilan user-friendly di web &amp; mobile