Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Mengenal GraphQL: Pintu Masuk Ke Dunia Pengembangan API yang Lebih Efisien di BuildWithAngga

Mengenal GraphQL: Pintu Masuk Ke Dunia Pengembangan API yang Lebih Efisien

Antarmuka Pemrograman Aplikasi (API) memainkan peran krusial dalam pengembangan perangkat lunak modern. API memungkinkan komunikasi antara berbagai komponen perangkat lunak, memfasilitasi pertukaran data dan informasi. Dalam dunia pengembangan web, ada dua pendekatan utama untuk membangun API: GraphQL dan REST (Representational State Transfer). Rest API RestAPI_BuildWithAngga REST (Representational State Transfer) adalah gaya arsitektur yang dirancang oleh Roy Fielding pada tahun 2000. REST API menggunakan protokol HTTP dan mengikuti panduan serta batasan tertentu untuk membangun layanan web yang dapat diskalakan dan dipelihara. REST API berfokus pada sumber daya, yang bisa berupa bagian data, layanan, atau fungsionalitas apa pun yang diekspos melalui API. Contoh endpoints REST API: GET /books: Ambil daftar semua buku.GET /books/{id}: Ambil buku tertentu berdasarkan ID.POST /books: Tambahkan buku baru ke koleksi.PUT /books/{id}: Perbarui detail buku tertentu.DELETE /books/{id}: Hapus buku dari koleksi. Kelebihan REST API: Sederhana dan Mudah Dipahami: REST API mudah dirancang, diimplementasikan, dan digunakan.Skalabilitas: REST API dapat diskalakan dengan baik. Kekurangan REST API: Overfetching dan Underfetching: Klien seringkali mengambil lebih banyak atau kurang data daripada yang sebenarnya dibutuhkan.Keterbatasan Kueri: Klien tidak memiliki kendali penuh atas data yang diterima. Jika kamu tertarik untuk mempelajari REST API kamu bisa mengikuti rekomendasi Kelas Online Membuat RestAPI Dengan Lumen | BuildWithAngga dan Kelas Online React Native: Integrasi Dengan REST API (CRUD) | BuildWithAngga untuk menambah wawasan kamu mengenai REST API GraphQL API GraphQL_BuildWithAngga GraphQL dikembangkan oleh Facebook dengan tujuan menciptakan API yang lebih fleksibel dan efisien. Dalam GraphQL, klien dapat meminta data secara spesifik dengan menentukan bidang yang diinginkan dalam query. GraphQL memiliki sistem tipe bawaan yang memungkinkan pengembang menentukan struktur data. Contoh query GraphQL: query { books { title author } } Kelebihan GraphQL: Permintaan yang Fleksibel: Klien dapat meminta data persis yang dibutuhkan.Sistem Tipe: GraphQL memungkinkan definisi tipe data yang jelas.Efisien: Mengurangi overfetching dan underfetching. Kekurangan GraphQL: Kompleksitas: Memerlukan pemahaman lebih dalam tentang skema dan resolusi.Performa: Dalam beberapa kasus, performa dapat lebih lambat karena kompleksitas resolusi. Di Build With Angga kamu bisa mengikuti Kelas Online Build API with GraphQL | BuildWithAngga dan Kelas Online Build CRUD with GraphQL | BuildWithAngga untuk mengenal lebih lanjut GraphQL Kesimpulan Secara keseluruhan, REST API dan GraphQL API menawarkan pendekatan yang berbeda dalam membangun antarmuka pemrograman aplikasi yang memungkinkan komunikasi antara berbagai komponen perangkat lunak. REST API, dengan pendekatannya yang sederhana dan mudah dipahami, menawarkan skalabilitas yang baik, meskipun terkadang menghadapi masalah overfetching dan underfetching. Di sisi lain, GraphQL menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dengan memungkinkan klien meminta data secara spesifik, yang mengurangi masalah overfetching dan underfetching. Namun, kelebihan ini datang dengan kompleksitas tambahan dalam pengelolaan skema dan resolusi, serta kemungkinan pengaruh terhadap performa. Pilihan antara REST API dan GraphQL API tergantung pada kebutuhan project yang kita bangun, dengan REST API cocok untuk skenario di mana sederhana dan skalabilitas adalah prioritas, sementara GraphQL lebih sesuai untuk kasus di mana fleksibilitas dalam pertukaran data menjadi kunci.

Kelas 3 Konsep Desain Visual yang Menyegarkan untuk Website kamu di BuildWithAngga

3 Konsep Desain Visual yang Menyegarkan untuk Website kamu

Hai teman-teman yang ingin membuat website yang menarik! Apakah kamu ingin website kamu terlihat lebih menarik dan mengundang minat pengunjung? Salah satu cara untuk mencapai hal itu adalah melalui desain visual yang segar dan memikat. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga konsep desain visual yang bisa kamu terapkan untuk membuat website kamu menjadi lebih menarik dan modern. Mari kita pelajari konsep-konsep ini dan lihat bagaimana kamu bisa menggunakannya untuk meningkatkan tampilan dan daya tarik website kamu. Ayo kita mulai🚀 1. Minimalisme Desain minimalis adalah tentang menyederhanakan segalanya sehingga kamu hanya menyisakan elemen yang benar-benar penting. Konsep ini tidak hanya tentang memperhatikan tampilan visual, tapi juga tentang memberikan pengalaman pengguna yang mudah dan efisien. Dalam desain minimalis, kamu akan menemukan penggunaan ruang negatif yang cukup, yang memberikan kesan lapang dan memungkinkan elemen-elemen penting untuk menonjol dengan lebih jelas. Tipografi yang sederhana juga merupakan kunci dalam desain ini, memastikan teks mudah dibaca dan informasi mudah dipahami. Salah satu keuntungan utama dari desain minimalis adalah kesederhanaan yang memberikan dampak yang kuat. Ketika kamu menghilangkan segala yang tidak perlu, kamu meninggalkan ruang untuk elemen-elemen penting untuk bersinar. Hal ini membuat website kamu terlihat bersih, modern, dan elegan. Dengan menerapkan prinsip minimalisme dalam desain website kamu, kamu dapat menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan dan efisien bagi pengunjung. Jadi, pertimbangkan untuk menyederhanakan desain website kamu dengan menghilangkan elemen yang berlebihan dan fokus pada keindahan kesederhanaan. 2. Warna Kontras Warna kontras adalah salah satu cara paling efektif untuk membuat elemen penting pada website kamu menonjol. Ini melibatkan penggunaan warna yang berlawanan secara visual, seperti hitam dan putih, atau biru dan kuning cerah. Mengapa warna kontras begitu penting? Nah, warna yang kuat dapat menangkap perhatian pengunjung dan membantu mereka fokus pada informasi yang penting. Misalnya, dengan menggunakan latar belakang gelap dan teks yang terang, kamu dapat membuat teks atau gambar menjadi lebih mudah dibaca dan lebih menonjol. Namun, kamu harus menggunakan warna kontras dengan bijaksana. Terlalu banyak kontras bisa membuat website terlihat terlalu mencolok atau sulit di-navigasi. Jadi, pastikan untuk memilih kombinasi warna yang menyatu dengan keseluruhan estetika dan tujuan dari website kamu. Dengan memahami kekuatan warna kontras, kamu dapat membuat website kamu berbeda dan menarik perhatian pengunjung. Jadi, jangan ragu untuk bermain-main dengan warna dan mencoba kombinasi yang berani untuk menciptakan tampilan yang segar dan memikat. 3. Animasi Subtil Animasi subtil adalah cara yang bagus untuk menambahkan sedikit kehidupan pada website kamu tanpa terlalu membebani pengunjung. Ini bisa berupa efek hover yang halus, transisi yang lembut antar halaman, atau interaksi kecil yang menarik. Kenapa kamu harus memperhatikan animasi subtil? Nah, animasi bisa membuat pengalaman pengguna menjadi lebih interaktif dan menyenangkan. Misalnya, ketika pengunjung mengarahkan kursor ke suatu tombol, dan tombol tersebut sedikit bergerak, itu bisa memberikan umpan balik visual yang menghibur dan memastikan bahwa pengguna tahu bahwa tombol itu dapat diklik. Tapi, penting untuk diingat bahwa animasi haruslah subtil. Animasi yang terlalu mencolok atau berlebihan bisa mengganggu dan bahkan mengganggu pengalaman pengguna. Jadi, pastikan untuk menggunakan animasi dengan bijaksana dan hanya di tempat-tempat yang memang membutuhkannya. Dengan memanfaatkan animasi subtil, kamu bisa menambahkan sedikit hal menarik pada website kamu tanpa mengorbankan kinerja atau pengalaman pengguna. Jadi, jangan ragu untuk menambahkan sedikit sentuhan kehidupan pada website kamu dengan animasi subtil yang menarik. Kesimpulan Dalam dunia web yang terus berkembang, desain visual memiliki peran yang sangat penting dalam menarik perhatian pengunjung dan memberikan pengalaman pengguna yang memikat. Dalam artikel ini, kita telah mempelajari tiga konsep desain visual yang dapat memberikan sentuhan segar pada website kamu: minimalisme, warna kontras, dan animasi subtil. Dengan menerapkan prinsip minimalisme, kamu dapat menciptakan tampilan yang bersih, modern, dan mudah dinavigasi. Penggunaan warna kontras yang bijaksana akan membantu elemen-elemen penting pada website kamu menonjol dan menarik perhatian pengunjung. Sedangkan animasi subtil dapat menambahkan sedikit kehidupan pada website kamu tanpa mengganggu pengalaman pengguna. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis CSS Website Design dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Web Developer: Creative Agency Portfolio 2024. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas Rahasia Sukses Pengembangan Web dengan Angular: Framework Terbaik untuk Inovasi! di BuildWithAngga

Rahasia Sukses Pengembangan Web dengan Angular: Framework Terbaik untuk Inovasi!

Angular merupakan salah satu framework web development yang paling populer dan inovatif saat ini. Dikembangkan oleh tim Angular di Google, framework ini memberikan alat yang kuat untuk membangun aplikasi web dinamis dan responsif. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa fitur utama Angular, manfaatnya, dan mengapa menjadi pilihan utama bagi banyak web development. Apa itu Angular? Angular adalah framework open-source untuk pengembangan web yang didasarkan pada bahasa pemrograman TypeScript. Dengan menggunakan struktur MVC (Model-View-Controller) dan konsep data binding yang kuat, Angular memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi web yang kompleks dengan mudah. Fitur Utama Angular: Berbasis Komponen: Angular membangun aplikasi dengan menggunakan komponen sebagai blok bangunan dasarnya. Setiap komponen memiliki logika dan tampilan yang terpisah, memungkinkan pengembangan aplikasi yang modular dan mudah dipelihara.Data Binding: Salah satu fitur paling kuat dari Angular adalah data binding dua arah. Ini memungkinkan perubahan dalam model data secara otomatis tercermin dalam tampilan, dan sebaliknya. Hal ini mempercepat pengembangan aplikasi dan mengurangi kebutuhan akan boilerplate code.Routing: Angular menyediakan sistem routing yang kuat untuk mengelola navigasi antarhalaman dalam aplikasi web. Ini memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi dengan navigasi yang mulus dan pengalaman pengguna yang lebih baik.Dependency Injection: Angular menggunakan pola Dependency Injection yang kuat untuk memisahkan logika aplikasi dari komponen yang bergantung padanya. Hal ini membuat kode lebih bersih, lebih mudah dipelihara, dan memungkinkan pengujian yang lebih baik.Modularitas: Angular memungkinkan pengembangan aplikasi yang modular dengan menggunakan fitur seperti modul Angular, yang memisahkan fungsionalitas aplikasi ke dalam bagian-bagian terpisah. Ini memungkinkan pengembang untuk membagi aplikasi menjadi unit yang dapat dikelola dengan mudah.Pengujian Otomatis: Angular dirancang dengan pengujian dalam pikiran. Framework ini menyediakan alat bawaan untuk pengujian otomatis, termasuk alat untuk unit testing dan pengujian end-to-end. Manfaat Penggunaan Angular: Produktivitas Tinggi: Angular menyediakan alat yang kuat dan lengkap untuk pengembangan aplikasi web, memungkinkan pengembang untuk bekerja lebih cepat dan lebih efisien.Skalabilitas: Dengan menggunakan struktur modular dan konsep dependency injection, Angular memungkinkan pengembangan aplikasi yang skalabel, dapat diperluas, dan mudah dipelihara.Kinerja: Angular telah dioptimalkan untuk kinerja yang tinggi, dengan teknik seperti lazy loading untuk mengurangi waktu pemuatan aplikasi.Komunitas yang Besar: Angular memiliki komunitas developer yang besar dan aktif, yang berarti ada banyak sumber daya, tutorial, dan dukungan yang tersedia.Dukungan Perusahaan: Dikembangkan oleh Google, Angular menikmati dukungan dari perusahaan besar, yang berarti ada jaminan untuk dukungan dan pembaruan jangka panjang. Kesimpulan Angular adalah salah satu framework pengembangan web paling populer dan inovatif saat ini. Dengan fitur-fitur canggih seperti berbasis komponen , data binding, dan dependency injection, Angular memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi web yang kuat, skalabel, dan mudah dipelihara. Dengan manfaat produktivitas tinggi, kinerja yang optimal, dan dukungan yang kuat dari komunitas dan perusahaan, Angular menjadi pilihan utama bagi banyak developer dalam membangun aplikasi web modern.

Kelas 3 Framework Front-End Terpopuler: Perbandingan Antara React, Vue, dan Angular di BuildWithAngga

3 Framework Front-End Terpopuler: Perbandingan Antara React, Vue, dan Angular

Dalam dunia pengembangan web modern, memilih framework front-end yang tepat adalah langkah krusial untuk memastikan keberhasilan proyek. Tiga framework yang terus mendominasi perbincangan dan menjadi pilihan utama pengembang adalah React, Vue, dan Angular. Dengan keunikan masing-masing, setiap framework menawarkan pendekatan yang berbeda untuk pengembangan aplikasi web yang dinamis dan responsif. Mari kita telusuri lebih dalam perbandingan antara ketiganya untuk membantu kamu membuat keputusan yang lebih terarah. React: Power in Component Creation React, dikembangkan oleh Facebook, telah menjadi salah satu framework front-end yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Fokus utama dari React adalah pada pembuatan komponen-komponen UI yang kuat dan modular. Dengan menggunakan konsep Virtual DOM, React mampu mengoptimalkan kinerja aplikasi dengan melakukan pembaruan hanya pada bagian-bagian yang berubah, tanpa harus memuat ulang seluruh halaman. Satu kelebihan utama dari React adalah fleksibilitasnya dalam integrasi dengan berbagai library dan framework lainnya. Redux, contohnya, adalah salah satu library manajemen state yang sering digunakan bersama dengan React untuk mengelola state aplikasi secara efisien. Selain itu, adanya dukungan dari komunitas yang besar juga membuat React menjadi pilihan yang solid bagi banyak pengembang. Namun, penggunaan React memerlukan pemahaman yang kuat tentang JavaScript modern dan konsep-konsep seperti JSX. Kurva belajar yang curam ini mungkin menjadi tantangan bagi pengembang yang baru memulai. Vue: Simplicity with Elegance Vue, yang dikembangkan oleh Evan You, menawarkan kombinasi yang elegan antara kemudahan penggunaan dan kekuatan yang solid. Vue dirancang dengan fokus pada kejelasan dan kemudahan pembelajaran. Struktur templating Vue yang intuitif memungkinkan pengembang untuk dengan mudah mengintegrasikan kode JavaScript dengan HTML, membuatnya menjadi pilihan yang ideal bagi pengembang pemula. Salah satu hal yang membuat Vue menonjol adalah fleksibilitasnya. Kamu dapat menggunakan Vue dalam berbagai cara, mulai dari memasangnya di halaman HTML sederhana hingga membangun aplikasi kompleks dengan menggunakan alat bantu seperti Vue Router dan Vuex. Selain itu, Vue juga menawarkan kinerja yang sangat baik, dengan ukuran file yang kecil dan waktu rendering yang cepat. Angular: Comprehensive and Powerful Angular, yang dikembangkan oleh team Google, adalah framework front-end yang komprehensif dan kuat. Berbeda dengan React dan Vue yang lebih terfokus pada pembuatan komponen, Angular menawarkan pendekatan yang lebih lengkap dengan menyertakan berbagai fitur bawaan, seperti routing, manajemen state, dan automation test. Salah satu keunggulan utama Angular adalah dukungan resmi dari Google dan komunitas yang besar. Ini berarti kamu dapat dengan mudah menemukan dokumentasi, tutorial, dan solusi untuk masalah yang kamu hadapi. Selain itu, Angular juga menggunakan TypeScript sebagai bahasa resminya, yang memungkinkan pengembang untuk menulis kode yang lebih aman dan mudah di-maintain. Namun, kompleksitas Angular juga dapat menjadi tantangan bagi pengembang yang baru memulai. Framework ini memerlukan kurva belajar yang lebih curam, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan konsep-konsep seperti dependency injection dan TypeScript. Kesimpulan: Pilih Sesuai Kebutuhan Kamu Yaa 😉 Dalam memilih antara React, Vue, dan Angular, tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua. Setiap framework memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan terbaik akan bergantung pada kebutuhan proyekmu . Jika kamu mencari kesederhanaan dan fleksibilitas, Vue mungkin menjadi pilihan yang baik. Sementara itu, jika kamu membutuhkan solusi yang komprehensif dan kuat, Angular mungkin lebih sesuai. Namun, jika kamu ingin fokus pada kinerja dan ekosistem yang besar, React adalah pilihan yang solid. Penting untuk mencoba masing-masing framework, menjelajahi fitur-fiturnya, dan mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi kamu sebelum membuat keputusan akhir. Dengan memilih framework yang tepat, kamu dapat memastikan kesuksesan proyek front-end mu dan menghasilkan aplikasi web yang berkualitas tinggi. Teman-teman bisa belajar langsung di BuildWithAngga menyediakan kelas gratis React dan Vue. Tunggu apa lagi? Buruan join dan upgrade skill kamu pada front-end menggunakan React.js bersama BuildWithAngga 🌾

Kelas Membahas Tentang Storybook dalam React JS di BuildWithAngga

Membahas Tentang Storybook dalam React JS

React JS telah menjadi salah satu framework JavaScript yang sangat populer dalam pengembangan aplikasi web. Salah satu alat yang sangat berguna dalam pengembangan dengan React JS adalah Storybook. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang Storybook dalam konteks pengembangan aplikasi web menggunakan React JS. Apa itu Storybook? Storybook adalah alat pengembangan yang digunakan untuk membangun dan menguji komponen React secara terisolasi. Dengan Storybook, pengembang dapat membuat dan memperlihatkan komponen user-interface secara terpisah dari aplikasi utama. Ini memungkinkan pengembangan komponen yang independen dan mudah untuk diuji. Manfaat Menggunakan Storybook dalam Pengembangan React JS Storybook menawarkan beberapa manfaat dalam pengembangan aplikasi web menggunakan React JS. Pertama, Storybook memungkinkan pengembang untuk melihat dan menguji komponen secara terisolasi. Ini memungkinkan pengembang untuk memeriksa setiap komponen secara terpisah dari aplikasi utama, sehingga memungkinkan untuk pemecahan masalah dan pengujian yang lebih efisien. Selain itu, Storybook juga memungkinkan pengembang untuk membuat dokumentasi yang lebih baik. Dengan Storybook, pengembang dapat membuat cerita (stories) untuk setiap komponen, yang berfungsi sebagai dokumentasi interaktif. Ini mempermudah pengembang dan anggota tim lainnya untuk memahami fungsionalitas dan penggunaan komponen yang telah dibuat. Terakhir, Storybook juga dapat digunakan sebagai alat kolaborasi. Developer dapat dengan mudah berbagi komponen yang telah dibuat dengan anggota tim lainnya melalui Storybook. Ini memungkinkan tim untuk berkolaborasi dalam pengembangan komponen dan memastikan konsistensi dalam tampilan dan perilaku komponen. Kesimpulan Dalam pengembangan aplikasi web menggunakan React JS, Storybook adalah alat yang sangat berguna. Dengan Storybook, Developer dapat menguji dan membangun komponen secara terisolasi, membuat dokumentasi yang lebih baik, dan berkolaborasi dengan anggota tim lainnya. Dengan menggunakan Storybook, pengembangan dengan React JS dapat menjadi lebih efisien dan efektif.

Kelas Menggunakan Redux Toolkit: Mempercepat Pengembangan Aplikasi React di BuildWithAngga

Menggunakan Redux Toolkit: Mempercepat Pengembangan Aplikasi React

Dalam pengembangan aplikasi React yang kompleks, State manajement menjadi aspek yang sangat penting. Redux merupakan library yang populer digunakan untuk mengelola state dalam aplikasi React. Namun, Redux memiliki konsep yang cukup kompleks dan membutuhkan banyak boilerplate code. Untuk mempercepat dan mempermudah pengembangan aplikasi React, Redux Toolkit hadir sebagai solusi yang sederhana dan mudah dipahami oleh setiap kalangan. Mengapa Menggunakan Redux Toolkit? https://www.linkedin.com/pulse/what-redux-explain-step-by-step-mohammad-sohail-khan?utm_source=share&utm_medium=member_android&utm_campaign=share_via Redux Toolkit adalah kumpulan utilitas yang dibuat oleh tim Redux untuk mempermudah penggunaan Redux dalam aplikasi React. Redux Toolkit menyediakan cara yang lebih sederhana dan efisien untuk mengelola state aplikasi. Selain itu, Redux Toolkit juga mengatasi beberapa masalah umum yang sering dihadapi oleh pengembang, seperti boilerplate code yang besar dan penggunaan middleware yang rumit. Dengan Redux Toolkit, pengembangan aplikasi React menjadi lebih cepat dan efisien. Fitur-fitur Redux Toolkit Redux Toolkit memiliki beberapa fitur yang membuat pengembangan aplikasi React menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu fitur utama Redux Toolkit adalah pembuatan slice reducer secara otomatis. Slice reducer adalah sepotong state dan fungsi-fungsi reducer yang berkaitan dengan state tersebut. Dengan Redux Toolkit, kita tidak perlu lagi menulis boilerplate code untuk membuat slice reducer, Redux Toolkit akan secara otomatis menghasilkan slice reducer berdasarkan definisi yang kita berikan. Selain itu, Redux Toolkit juga menyediakan fitur untuk mempermudah penanganan asynchronous action. Dalam Redux, penanganan asynchronous action membutuhkan penggunaan middleware seperti redux-thunk atau redux-saga. Namun, dengan Redux Toolkit, kita bisa menggunakan fitur createAsyncThunk yang memungkinkan kita untuk menangani asynchronous action tanpa perlu menggunakan middleware tambahan. Kesimpulan Redux Toolkit adalah solusi yang sangat berguna dalam pengembangan aplikasi React. Dengan menggunakan Redux Toolkit, pengembang dapat mempercepat dan mempermudah pengembangan aplikasi. Dengan fitur-fitur yang disediakan oleh Redux Toolkit, pengembangan aplikasi React menjadi lebih efisien dan tidak lagi membutuhkan banyak boilerplate code. Jadi, jika kamu ingin mengembangkan aplikasi React dengan management state yang lebih baik, Redux Toolkit adalah pilihan yang tepat. Penasaran gimana implementasi redux pada react.js ? di BuiltWithAngga udah ada artikel yang membahas secara teknis secara step -by-step redux. Langsung saja kunjungi pada link ini.

Kelas Pengenalan CSS Variables Dan Penggunaannya Dalam React di BuildWithAngga

Pengenalan CSS Variables Dan Penggunaannya Dalam React

Hello people with the spirit of learning! Sebagai seorang web developer kalian pasti tahu bahwa membuat kode program yang repetitif adalah suatu hal yang buruk dalam pengembangan web. Itulah mengapa kalian perlu mempelajari cara menggunakan CSS Variables untuk mengurangi penulisan kode CSS yang berulang dan sia-sia. Untuk menghasilkan aplikasi web yang menarik dan diminati para user, diperlukan desain yang lebih kompleks dan memiliki beragam styles. Hal ini memaksa developers menggunakan values, color dan elemen lainnya secara berulang. Untungnya, modern stylesheet mendukung penggunaan CSS Variabel, yang memungkinkan kalian mengurangi pengulangan dalam codebase kalian. Selain itu, kalian tidak perlu menggunakan alat eksternal seperti CSS modules, Less, atau SASS untuk menerapkannya! Pada artikel ini, kalian akan mempelajari cara efektif menggunakan CSS Variable, mulai dari contoh dasar dalam plain HTML dan CSS hingga framework yang lebih canggih seperti React dan Next.JS. Apa Itu CSS Variables?🤔 CSS Variables, juga dikenal sebagai CSS Custom Properties, merupakan fitur dalam CSS yang memungkinkan pengembang mengelola dan meggunakan kembali values dalam stylesheet CSS. Dalam hal ini, pengembang dapat mendefinisikan kembali nilai-nilai tertentu, seperti warna, ukuran, atau bahkan pengaturan kompleks seperti gradient atau shadow, untuk didefinisikan kembali dan digunakan di berbagai tempat dalam stylesheet tersebut. Dengan menggunakan variabel CSS, pengembang dapat membuat kode mereka lebih mudah dikelola dan diperbarui, karena perubahan pada variabel hanya perlu dilakukan di satu tempat untuk mempengaruhi semua tempat penggunaannya dalam stylesheet. Variabel CSS berguna terutama dalam menghindari pengulangan kode dan dalam mempertahankan konsistensi gaya di seluruh proyek web. Penerapan CSS Variables ini akan membantu developer ketika membuat fitur seperti mode gelap. Berikut beberapa manfaat penggunaan CSS Variables: Fleksibilitas: CSS Variables memungkinkan pengembang untuk mendefinisikan dan menggunakan kembali nilai-nilai tertentu dalam stylesheetMaintenance yang Lebih Mudah: Perubahan dalam gaya atau tema dapat dilakukan dengan hanya memodifikasi nilai variabel, tanpa perlu mengubah banyak bagian kode secara manual.Kustomisasi yang Lebih Fleksibel: Memungkinkan pengembang untuk dengan mudah menyesuaikan warna, ukuran, dan atribut gaya lainnya dengan hanya mengubah nilai variabel yang sesuai.Meningkatkan Reliability Kode: Pengembang dapat membuat kode menjadi lebih konsisten dan dapat diandalkan Cara Membuat CSS Variables Mendeklarasikan variabel CSS caranya mudah. Pertama, Kalian perlu membuat selector :root, yaitu elemen yang terletak paling atas dalam dokumen HTML, sehingga variabel yang nantinya dibuat dapat digunakan secara global. Dalam mendefinisikan variabel CSS, diawali dengan tanda - - , lalu diikuti dengan nama variabelnya. Perhatikan sintaks berikut. :root { /* Backgrounds */ --primary-background: #EDEDED; /* Colors */ --primary-text-color: #B0C3FF; } Setiap variabel dimulai dengan -- , diikuti oleh nama: --primary-background atau --primary-text-color . Terakhir, kalian bisa memberikan nilai kepada variabel-variabel tersebut. Dengan menggunakan cara ini, kalian dapat mengubah warna situs web hanya dengan memodifikasi nilai-nilai dari variabel-variabel tersebut. Easy, bukan? Setelah kalian mendeklarasikan variabel, kalian bisa memanggilnya dengan menggunakan fungsi var() . Perhatikan sintaks berikut. .button { background-color: var(--primary-background); color: var(--primary-text-color); } Cara Set Value CSS Variables Dalam React Mengubah nilai atau value yang ada pada variabel CSS mungkin akan sedikit rumit karena React tidak menawarkan tools yang dapat berinteraksi langsung denga DOM tree. Berikut adalah cara untuk mengatur variabel CSS dalam React: import { useEffect } from 'react'; export default function Example() { useEffect(() => { document.documentElement.style.setProperty('--primary-background', `black`); document.documentElement.style.setProperty('--primary-text-color', `white`); }, []) return <div style={{color: "var(--primary-text-color"}}>Hello World</div>}; Dapat kalian lihat, sintaks diatas memanfaatkan variabel global ‘document’ untuk masuk ke dalam DOM tree dan mengubah style properties. Pada sintaks di atas metode ‘setProperty’ membutuhkan dua argumen: Nama CSS custom property (CSS variabel)Value dari variabel tersebut Cara Get Value CSS Variables Dalam React Kedepannya, kalian mungkin perlu membaca nilai dari variabel CSS yang sudah ditetapkan dan disimpan di React. Dalam hal ini, kalian dapat menggunakan hook useState dan useEffect. Berikut adalah contoh penerapannya: import { useEffect, setState } from 'react'; export default function Example() { const [color, setColor] = useState('black'); useEffect(() => { const cssColor = document.documentElement.style.getPropertyValue('--primary-text-color'); setColor(cssColor); }, []) return <div style={{color: color}}>Hello World</div>}; Pada sintaks di atas, nilai dari variabel --primary-text-color diambil dan disimpan dalam konstanta cssColor . Pada baris berikutnya, status komponen diperbarui dengan menggunakan bantuan setColor yang dibuat oleh useState hook. Dengan menerapkan metode ini, variabel CSS dapat dengan mudah digunakan dalam komponen React. Kesimpulan Dalam dunia pengembangan web, mengurangi penulisan kode program yang repetitif adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, penggunaan CSS Variables akan sangat membantu. CSS Variables, atau disebut juga CSS Custom Properties, memungkinkan pengembang untuk mendefinisikan dan menggunakan kembali nilai dalam stylesheet CSS. Hal ini membantu membuat kode lebih mudah dikelola dan diperbarui. Dengan menggunakan CSS Variables, kalian dapat dengan mudah mengubah warna, ukuran, atau atribut gaya lainnya dengan hanya memodifikasi nilai variabel, tanpa perlu mengubah banyak bagian kode secara manual. Dalam pengembangan web modern, khususnya dalam framework seperti React, penggunaan CSS Variables dapat sangat bermanfaat. Kalian dapat mengambil nilai variabel CSS dan menyimpannya dalam state React, yang memungkinkan kalian untuk membuat aplikasi web yang lebih dinamis dan responsif. Pelajari pembahasan lainnya mengenai CSS dan framework React di web BuildWithAngga. Join Kelas Online CSS Website Design dan Kelas Online React JavaScript secara gratis bareng mentor expert! Don’t forget to keep learning and see you at class!😉

Kelas Frameworks yang Patut Dicoba untuk Frontend Development di BuildWithAngga

Frameworks yang Patut Dicoba untuk Frontend Development

Hai kamu! Jika kamu sedang merencanakan untuk membangun sebuah website, kamu pasti tahu bahwa memilih library atau framework yang tepat itu penting banget. Tapi, dengan banyaknya opsi yang tersedia, terkadang bisa bikin pusing kepala. Jadi, di artikel ini, kita bakal bahas tentang beberapa pilihan yang paling asyik dan patut dicoba dalam front-end development. Ngobrolin soal React, Vue, dan Angular, kita bakal coba cari tahu mana yang paling cocok buat kamu. Siap-siap, karena kita bakal bahas! Yuk, kita mulai! 1. React.js Sebelum kita mulai, mari kita bahas dulu apa itu React.js. Jadi, React.js adalah sebuah library JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI) pada website atau aplikasi web. Yang bikin React keren adalah kemampuannya dalam memperbarui bagian-bagian kecil dari halaman web secara efisien, tanpa harus memuat ulang seluruh halaman. React.js memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: Komponen Reusable: Kamu bisa membagi UI menjadi komponen-komponen kecil yang bisa digunakan berulang kali di berbagai bagian aplikasi kamu.Virtual DOM: React menggunakan virtual DOM untuk meningkatkan performa. Ini berarti React hanya me-render perubahan yang terjadi pada data, bukan seluruh halaman. Jadi, aplikasi kamu jadi lebih cepat dan responsif.Dukungan Komunitas yang Luas: Kamu nggak akan kesepian dalam mempelajari React karena komunitasnya sangat besar dan aktif. Banyak tutorial, kursus online, dan forum diskusi yang bisa kamu manfaatkan. Adapun beberapa kekurangan dari React.js adalah sebagai berikut: Belajar Kurva yang Curam: Meskipun React.js sangat powerful, belajarnya tidak selalu mudah. Konsep-konsep seperti JSX dan pembuatan komponen bisa sedikit membingungkan bagi pemula.Membutuhkan Integrasi dengan Tools Lain: Kadang-kadang kamu perlu menggunakan alat tambahan seperti Redux untuk mengelola keadaan aplikasi yang lebih besar, yang bisa menambah kompleksitas proyek. Jadi, itu tadi sedikit wawasan tentang React.js. Meskipun ada beberapa tantangan dalam proses pembelajarannya, React adalah pilihan yang sangat bagus untuk membangun UI yang dinamis dan responsif. Dengan komponen reusable dan dukungan yang luas dari komunitas, React bisa membantu kamu membangun aplikasi web yang keren dan efisien. Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Mastering React JS: Progressive Web Apps (E-Commerce) loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 2. Vue.js Sebelum kita mulai, mari kita bahas dulu apa itu Vue. Vue adalah sebuah framework JavaScript yang digunakan untuk membangun antarmuka pengguna (UI) pada website atau aplikasi web. Bedanya dengan beberapa framework lainnya, Vue didesain agar mudah dipelajari dan digunakan, bahkan untuk pengembang pemula sekalipun. Vue memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: Mudah Dipelajari dan Digunakan: Vue sangat ramah bagi pengembang pemula. Kamu bisa mulai dengan cepat karena dokumentasinya yang jelas dan struktur sintaksnya yang intuitif.Performa yang Cepat: Meskipun ringan, Vue mampu memberikan performa yang cepat. Ini karena Vue menggunakan virtual DOM dan mekanisme reaktivitas yang efisien.Fleksibilitas dalam Penggunaan: Vue bisa digunakan secara progresif dalam proyek yang sudah ada, atau digunakan secara full-blown untuk membangun aplikasi web kompleks. Adapun beberapa kekurangan dari Vue adalah sebagai berikut: Kurangnya Ekosistem yang Besar: Meskipun komunitas Vue semakin berkembang, namun masih sedikit tertinggal dibandingkan dengan framework lain seperti React atau Angular. Ini mungkin membuat kamu kesulitan menemukan dukungan atau sumber daya tertentu.Skalabilitas untuk Proyek Besar: Meskipun Vue bisa digunakan untuk proyek besar, namun kadang-kadang kurangnya struktur yang ketat seperti pada Angular bisa membuat proyek jadi sulit untuk dikelola saat sudah berkembang besar. Jadi, Vue adalah pilihan yang bagus untuk front-end development, terutama jika kamu mencari framework yang mudah dipelajari dan digunakan. Dengan performa yang cepat dan fleksibilitas yang ditawarkannya, Vue bisa membantu kamu membangun aplikasi web yang keren dengan lebih efisien. Tunggu dulu! Kebetulan di BuildWithAngga menyediakan Kelas Online Full-Stack Golang Vue NuxtJS: Website Crowdfunding loh😍! Ayo buruan gabung kelasnya, karena kamu bisa mendapatkan banyak benefit jika mengikuti kelas tersebut! 3. Angular.js Sebelum kita mulai, mari kita bahas dulu apa itu Angular. Angular adalah sebuah framework JavaScript yang digunakan untuk membangun aplikasi web berukuran besar dengan struktur yang terorganisir dengan baik. Dikembangkan dan didukung oleh Google, Angular menggunakan bahasa TypeScript untuk membuat kode menjadi lebih kuat dan dapat diprediksi. Angular memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut: Struktur yang Ketat: Angular memiliki struktur yang ketat dan kuat, yang membuatnya ideal untuk proyek-proyek besar. Dengan arsitektur MVC yang jelas, Angular memudahkan kamu untuk mengelola aplikasi web yang kompleks.Dependency Injection: Angular menggunakan konsep dependency injection, yang memudahkan pengelolaan ketergantungan antara komponen-komponen dalam aplikasi. Ini membuat kode menjadi lebih mudah di-maintenance.TypeScript: Angular menggunakan TypeScript sebagai bahasa utamanya, yang menambahkan fitur-fitur seperti tipe statis, penanganan kesalahan yang lebih baik, dan refactor kode otomatis. Ini membantu membuat kode menjadi lebih kuat dan dapat diprediksi. Adapun beberapa kekurangan dari Angular adalah sebagai berikut: Belajar yang Curam: Angular memiliki kurva pembelajaran yang curam, terutama jika kamu baru dalam pengembangan web. Konsep-konsep seperti modul, komponen, dan routing mungkin membutuhkan waktu untuk dipahami dengan baik.Kompleksitas yang Tinggi: Dibandingkan dengan beberapa framework lain seperti React atau Vue, Angular cenderung memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. Ini bisa membuat pengembangan awal menjadi lebih lambat dan memerlukan lebih banyak waktu untuk membuat keputusan arsitektur. Jadi, Angular adalah pilihan yang kuat untuk pengembangan aplikasi web berukuran besar yang membutuhkan struktur yang ketat dan kuat. Dengan kemampuan seperti dependency injection, TypeScript, dan struktur yang terorganisir dengan baik, Angular membantu kamu untuk membangun aplikasi web yang skalabel dan dapat dipelihara dengan mudah. Yuk, jangan ragu untuk mencobanya! Kesimpulan Jadi, itulah beberapa pilihan framework yang layak kamu coba untuk front-end development. Dari React yang kuat dengan komponen reusable-nya, Vue yang mudah dipelajari dan digunakan, hingga Angular yang tangguh untuk proyek-proyek besar, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saat memilih library atau framework untuk proyek front-end kamu, pastikan untuk mempertimbangkan kebutuhan spesifik kamu, tingkat keterampilan, dan kompleksitas proyek. Tidak ada satu pilihan yang benar atau salah, semua tergantung pada apa yang paling cocok untuk kamu dan tim kamu. Bagi kamu yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kelas di BuildWithAngga. Ada Kelas Online Gratis NextJS Basic dan proyek berbasis web development lainnya seperti Kelas Online Full-Stack Laravel 11 Next JS 14: Web Rent House. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya! Teruslah belajar dan kembangkan skill kamu dalam mengembangkan aplikasi web yang keren. Semangat! 🚀

Kelas Pemanfaatan Konsep MVC pada Framework Laravel di BuildWithAngga

Pemanfaatan Konsep MVC pada Framework Laravel

Dalam dunia pengembangan aplikasi web, konsep MVC (Model-View-Controller) telah menjadi fondasi yang kuat untuk sebuah pembuatan aplikasi. Biasanya, aplikasi dikerjakan oleh dua sosok dibalik proses pembuatan yaitu Front-end dan Back-end. Programmer Back-end pada umumnya adalah orang yang melakukan pemrograman logika aplikasi agar berjalan dengan dinamis. Sedangkan programmer Front-end merupakan orang yang mengubah desain antarmuka ke dalam pemrograman. MVCFrameworkLaravel_BuildWithAngga Dengan adanya konsep MVC ini proses penyatuan antara Front-end dan Back-end dapat dipermudah dan juga efisien. Pada artikel ini kita akan membahas 3 bagian dari MVC yakni, Model, View, Controller. Mari kita pelajari bagaimana konsep MVC ini bekerja dalam Framework Laravel. Model Seperti yang dijelaskan pada gambar sebelumnya Model dapat direpresentasikan sebagai sebuah Data. Dalam MVC, Model merupakan bagian yang bertanggung jawab yang mengelola data aplikasi. Model juga berperan sebagai perantara antara Controller dan View serta aplikasi dan sumber data. Dalam Laravel sendiri menyediakan cara yang elegan untuk melakukan interaksi dengan database dengan kelas Eloquent. Sebagai contoh, jika kita memiliki tabel User dengan kolom, id, nama, email, dan password, kita dapat membuat model User yang mewarisi properti yang sesuai dengan kolom tabel User. Dalam model ini juga kita dapat melakukan operasi CRUD (create, read, update, delete) pada data User. Secara default, model disimpan di folder app/Models. Ada beberapa keuntungan yang kita dapatkan dalam penggunaan Model dalam MVC : Memisahkan logika pengelolaan data dari tampilan dengan ini kita dapat meningkatkan fleksibilitas dan modularitas dalam pengembangan aplikasi.Memudahkan kita dalam melakukan testing untuk memastikan kualitas dan keakuratan data. <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Flight extends Model { // ... } View View secara sederhana dapat diartikan sebagai tampilan dari aplikasi, atau secara singkat bentuk representasi desain antarmuka setelah tahap coding. Secara default, model disimpan di folder resources/views. Dalam Laravel kita dapat melakukan Layouting pada tampilan aplikasi menjadi 3 bagian yakni: Layouts sebagai struktur tata letak tampilan. Layouts berisi elemen-elemen yang umum digunakan di semua halaman, seperti header, footer, sidebar, dan lain-lain. Layouts dapat dianggap sebagai kerangka dari tampilan aplikasi.Content sebagai isi dari tampilan. Content berisi elemen-elemen yang spesifik untuk setiap halaman, seperti judul, konten, form, dan lain-lain. Content dapat dianggap sebagai daging dari tampilan aplikasi.Components sebagai komponen pendukung tampilan. Components berisi elemen-elemen yang dapat digunakan berulang-ulang di berbagai halaman, seperti buttons, input field, dropdown button, dan text. Components dapat dianggap sebagai bumbu dari tampilan aplikasi. <!-- resources/views/child.blade.php --> @extends('layouts.app') @section('title', 'Page Title') @section('sidebar') @parent <p>This is appended to the master sidebar.</p> @endsection @section('content') <p>This is my body content.</p> @endsection Dengan ini kita mendapatkan beberapa keuntungan dan juga manfaat dalam proses pengembangan seperti: Memudahkan Maintenance: kita dapat memperbaiki atau mengubah layouts dan components yang ada di satu halaman, dan perubahan itu juga akan berlaku di semua halaman yang menggunakan layouts dan components tersebut. Hal ini dapat memungkinkan kita mengurangi kesalahan atau ketidak konsistenan dalam tampilan aplikasi.Meningkatkan Kualitas: kita dapat memastikan bahwa tampilan memiliki standar yang sesuai dengan keinginan kita. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan dan pengalaman pengguna aplikasi kita. Controller Setelah kita sudah mendapatkan data dan juga tampilan yang kita butuhkan, dalam sebuah aplikasi memerlukan otak yang dapat mengelola logika dari aplikasi. Controller adalah salah satu bagian utama dalam konsep Model-View-Controller (MVC) yang digunakan oleh Laravel. Controller dapat mengatur bagaimana data diproses dan ditampilkan, serta menangani permintaan yang datang dari pengguna. Controller juga dapat menghubungkan desain antarmuka yang kita buat dalam view dengan data yang kita butuhkan dalam model. Dengan menggunakan controller, kita dapat mengelola logika aplikasi kita menjadi kelas-kelas yang terpisah dan rapi. Misalnya, kita dapat membuat kelas UserController yang menangani semua permintaan yang berkaitan dengan pengguna, seperti menampilkan, membuat, mengubah, dan menghapus pengguna. Secara default, controller disimpan di folder app/Http/Controllers. <?php namespace App\\Http\\Controllers; use App\\Models\\User; use Illuminate\\View\\View; class UserController extends Controller { /** * Show the profile for a given user. */ public function show(string $id): View { return view('user.profile', [ 'user' => User::findOrFail($id) ]); } } Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah mempelajari bagaimana MVC (Model-View-Controller) menjadi landasan kuat dalam pembuatan suatu aplikasi terutama dalam Framework Laravel kita dimudahkan dengan adanya CLI sebagai aplikasi pendukung untuk membuat pondasi aplikasi dengan konsep MVC ini. Penggunaan MVC dalam pengembangan aplikasi juga dapat meningkatkan Reusability dimana penggunaan kembali komponen yang kita perlukan agar tidak terjadi pengulangan dalam penulisan. Hal ini juga yang memungkinkan kita untuk menghemat waktu dan tenaga dalam tahap pengembangan aplikasi. Jangan lupa untuk terus eksplorasi fitur fitur laravel yang mendukung konsep MVC! Kamu juga bisa mengikuti Kelas Online Full-Stack Web Developer: Bangun Website Freelancer | BuildWithAngga untuk implementasi MVC secara langsung kedalam sebuah project atau kamu bisa mengikuti Kelas Online PHP Laravel Web Development | BuildWithAngga untuk mempelajari dasar dari Laravel.

Kelas Git Tutorial: Git Cheat Sheets Bahasa Indonesia di BuildWithAngga

Git Tutorial: Git Cheat Sheets Bahasa Indonesia

Hai Sobat BWA!🙌 Git adalah salah satu alat yang dibutuhkan untuk mempermudah proses pengerjaan sebuah proyek terutama jika dilakukan dalam sebuah tim. Banyak command git yang harus kalian pahami agar mempermudah pengerjaan. Beberapa command ini dapat dijalankan pada direktori proyek kalian melalui terminal atau command prompt. Simak artikel berikut sampai habis ya! Dasar-Dasar Git git init <nama-direktori> : Membuat repositori baru pada direktori tertentugit clone <nama-repositori> : Kloning sebuah repositori github ke lokal atau komputer kitagit add <nama-direktori> : Menambahkan semua perubahan pada file yang berada dalam direktori tertentu ke dalam staging area (juga dikenal sebagai index)git commit -m “<pesan commit>” : Digunakan ketika akan melakukan commit perubahan yang telah dilakukangit status : Menampilkan daftar file mana yang diubah pada working directory kitagit add : Untuk menambahkan file yang akan di commitgit diff : Menampilkan perubahan yang belum dilakukan antara indeks dan work directory kita Git Branches git branch : Menampilkan semua list branch yang ada pada suatu repositorigit branch -b <nama-branch> : Membuat branch baru dan tetap berada pada branch yang samagit checkout -b <nama-branch> : Membuat branch baru bernama <nama-branch>, sedangkan -b digunakan untuk memeriksa cabang yang sudah adagit merge <nama-branch> : Menggabungkan <branch> ke dalam branch saat inigit branch -d <nama-branch> : Untuk menghapus branch Melakukan Remote Repository git remote add <name> <url> : Untuk membuat sambungan ke repositori yang akan di remote. Setelah menambahkan remote, kalian dapat mengguanakan <name> sebagai pintasan untuk <url> pada command laingit fetch <remote> <branch> : Fetching <branch> tertentu dari sebuah repositori. Jangan gunakan <branch> jika ingin fetching semua referensi jarak jauhgit pull : Memperbarui local repository ke commit terbarugit push <remote> <branch> : Mengirimkan perubahan yang terjadi pada branch lokal ke branch sesuai pada remote repository yang ditentukan Membatalkan Perubahan yang Telah Dilakukan git revert <commit> : Membuat commit baru yang membatalkan semua perubahan yang dibuat, lalu diterapkan pada branch saat inigit reset <file> : menghapus perubahan yang belum di-commit pada file tertentu dalam repositori Gitgit clean -n : Menampilkan file mana yang akan dihapus dari working directorygit clean -f : Untuk menghapus file yang akan dihapus dari working directory Melihat Riwayat Perubahan git log : Melihat daftar riwayat revisi untuk branch saat inigit log --follow <file> : Melihat daftar riwayat perubahan untuk pada sebuah file, termasuk penggantian namagit diff <first-branch>…<second-branch> : untuk melihat perbedaan antara dua branchgit show <commit> : Menampilkan perubahan dan metadata dari commit tertentu Menulis Ulang Riwayat Git git commit --amend : mengubah atau memperbarui commit terakhir yang dilakukan dalam repositorigit rebase <base> : Mengabungkan atau memindahkan commit dari satu cabang ke cabang lainnyagit reflog : melihat riwayat referensi (reference logs) dalam sebuah repositori Kesimpulan Itulah beberapa command git yang dapat kalian sebagai acuan ketika berkolaborasi dalam pengerjaan sebuah proyek. Git memungkinkan developer untuk melacak perubahan source code dalam sebuah proyek, menyimpan riwayat perubahan, dan mengelola cabang (branch) kode dengan mudah. Sehingga para developer bisa bekerja secara bersama-sama pada berbagai fitur atau perbaikan bug tanpa mengganggu kode inti. Selain itu, Git memfasilitasi manajemen konflik, penggabungan (merge), serta penyelidikan kesalahan dengan mudah. Command git yang paling sering digunakan ketika berkolaborasi dalam mengerjaka proyek adalah git clone, git add, git branch, git commit -m “pesan commit”, git add, git pull, dan git push. Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Git, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌