5 Tools untuk Software Quality Assurance

Software quality assurance (SQA) adalah orang yang melakukan untuk menjaga dan menjamin bahwa semua proses, metode, aktivitas, dan item pekerjaan software engineering telah dipantau sehingga mematuhi standar yang ditetapkan.

5 Tools untuk Software Quality Assurance

Software quality assurance (SQA) mencakup semua proses pengembangan perangkat lunak mulai dari menentukan kebutuhan software, pembuatan kode, hingga perilisan produk. Tujuan utama software quality assurance yaitu untuk menjaga dan memastikan kualitas perangkat lunak yang telah dibuat.

Software quality assurance terdiri dari serangkaian fungsi pelaporan dan audit. Kedua fungsi ini berguna untuk menilai dan mengontrol efektivitas dan kelengkapan aktivitas perangkat lunak. Selain itu, fungsi tersebut juga berguna untuk memastikan pengelolaan data yang signifikan untuk menjaga kualitas produk.

Software quality assurance juga bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan sudah memenuhi standar yang telah ditentukan sehingga hasil akhir atau produk memenuhi persyaratan pengguna dan bisnis. Sederhananya, software quality assurance berguna untuk mencari atau mengidentifikasi cacat atau bug serta mengurangi efek dari cacat tersebut. Berikut Software yang sedang populer yang digunakan seorang Software Quality Assurance.

1. Katalon Studio

Katalon Automation Testing

Katalon Studio berfungsi untuk melakukan pengujian API, Web, seluler, dan pengujian aplikasi desktop. Ini juga memiliki serangkaian fitur yang kaya untuk jenis pengujian ini dan mendukung banyak platform termasuk Windows, macOS, dan Linux.

Memanfaatkan mesin Selenium dan Appium, Katalon Studio menyediakan lingkungan terintegrasi unik untuk penguji yang menemukan kesulitan dalam mengintegrasikan dan menggunakan kerangka kerja dan perpustakaan yang berbeda untuk menggunakan Selenium dan Appium, serta mereka yang sudah terbiasa dengan mesin ini.

Berikut beberapa Kelebihan dari Katalon Studio :

  • Mudah digunakan: Katalon Studio menawarkan antarmuka pengguna yang intuitif dan mudah dipahami, yang memungkinkan pengguna dengan berbagai tingkat pengalaman untuk dengan cepat menguasai alat ini.
  • Kompatibilitas: Katalon Studio mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti Groovy dan Java, serta integrasi mudah dengan framework pengujian seperti JUnit dan TestNG. Ini memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan pengetahuan bahasa pemrograman yang telah mereka miliki.
  • Pendekatan berbasis skenario: Katalon Studio menggunakan pendekatan yang berbasis skenario, yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah membangun skenario pengujian menggunakan bahasa manusia yang mudah dibaca dan dimengerti.
  • Dukungan platform lintas: Katalon Studio mendukung pengujian lintas platform, termasuk aplikasi web, aplikasi seluler, dan layanan web.
  • Rekaman dan pemutaran otomatis: Katalon Studio menyediakan fitur perekaman yang memungkinkan pengguna merekam aksi mereka saat berinteraksi dengan aplikasi, dan kemudian memutar ulang aksi-aksi tersebut dalam bentuk skenario pengujian otomatis.

2. JMeter

JMeter Automation Testing

jMeter atau The Apache JMeterTM merupakan aplikasi open source berbasis Java yang bisa digunakan untuk performance test. jMeter juga bisa digunakan untuk melakukan load/stress testing Web Application, FTP Application dan Database server test.

jMeter juga bisa dijalankan dengan 2 cara, yaitu dengan GUI atau non-GUI ( Command line ). Untuk seorang beginner lebih baik  menggunakan cara yang pertama. Mudah dan tanpa melakukan scripting tertentu. Anda hanya tinggal membuat Test Plan dan mengisikan berapa thread & sample yang akan diujicobakan, running dan menganalisa hasil/report.

Berikut beberapa kelebihan dari JMeter :

  • Sumber Terbuka (Open Source): JMeter merupakan perangkat lunak sumber terbuka yang dapat digunakan secara gratis. Ini memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengubah kode sumber sesuai kebutuhan mereka.
  • Kemampuan Multithreading: JMeter dapat melakukan pengujian dengan skenario yang kompleks, termasuk pengujian yang melibatkan banyak pengguna secara bersamaan (concurrent users) melalui fitur multithreading.
  • Dukungan untuk Pengujian Beban: JMeter dapat digunakan untuk menguji bagaimana aplikasi atau layanan bertahan di bawah beban tinggi (load testing) atau situasi berat (stress testing), sehingga membantu mengidentifikasi batas dan permasalahan kinerja.
  • Fleksibilitas dan Ekstensibilitas: JMeter dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan plugin dan ekstensi yang disediakan oleh komunitas, atau bahkan membuat plugin kustom sesuai kebutuhan pengujian spesifik.
  • Rekaman Skrip Uji: JMeter menyediakan fitur rekaman (recording) yang memungkinkan pengguna merekam interaksi pengguna dengan aplikasi web dan mengonversinya menjadi skrip uji pengujian.

3. Postman

Postman Automation Testing

Postman adalah developing tools yang membantu penggunanya untuk membangun, menguji, dan memodifikasi API. Ia menawarkan para developer berbagai fitur dan fungsi yang penting sehingga kinerjanya dapat berlangsung mudah dan sederhana. Bahkan, ia telah mencapai 5 juta pengguna tiap bulannya.

Ketika menjalankan pengujian, Postman mengirim request API ke server web dan kemudian menerima segala jenis respons. Sesuai dengan namanya,  ia berfungsi layaknya tukang pos. Aplikasi ini dapat diunduh di web resminya atau silahkan klik disini.

Aplikasi ini dapat mengakomodasi berbagai jenis request HTTP, menyimpan lingkungan untuk penggunaan selanjutnya, hingga mengubah API menjadi kode dengan berbagai bahasa pemrograman, seperti JavaScript dan Python.

Postman juga menawarkan banyak metode endpoint. Berikut ini yang paling populer beserta fungsinya:

  • GET: Dapatkan informasi
  • POST: Tambahkan informasi
  • PUT: Ganti informasi
  • PATCH: Perbarui informasi tertentu
  • DELETE: Hapus informasi

Beberapa kelebihan dari Postman API Testing diantaranya :

  • Antarmuka Pengguna yang User-Friendly: Postman menawarkan antarmuka pengguna yang intuitif dan mudah digunakan. Bahkan bagi pemula sekalipun, pengguna dapat dengan cepat menguasai alat ini dan mulai melakukan pengujian API.
  • Dukungan untuk Banyak Protokol: Postman mendukung berbagai protokol komunikasi seperti HTTP, HTTPS, serta protokol lainnya yang umum digunakan dalam API.
  • Visualisasi Hasil yang Menarik: Postman menyajikan hasil pengujian API dalam bentuk grafik dan tabel yang mudah dipahami, membuatnya lebih mudah bagi pengguna untuk menganalisis kinerja API.
  • Sinkronisasi dan Kolaborasi: Postman memungkinkan pengguna untuk menyimpan koleksi pengujian API di cloud dan berbagi dengan anggota tim, memungkinkan kolaborasi dan koordinasi yang lebih baik dalam pengembangan aplikasi.
  • Pengelolaan Lingkungan dan Variabel: Postman memungkinkan pengguna untuk mengelola berbagai lingkungan dan variabel, sehingga memudahkan dalam mengatur konfigurasi pengujian yang berbeda.

4. Selenium

Selenium Automation Testing

Selenium adalah tools pengujian aplikasi yang open source dan otomatis. Dengan Selenium, Tester dapat menguji berbagai aplikasi web lintas browser dan platform secara otomatis.

Selenium memiliki kesamaan dengan aplikasi pengujian lainnya seperti HP Quick Test Pro. Perbedaan yang mendasar terletak pada fokus Selenium yang lebih besar untuk otomatisasi pada aplikasi berbasis web.

Komponen utama dari Selenium adalah WebDriver, Selenium IDE, Selenium Grid, dan Selenium Remote Control (RC).

Beberapa kelebihan dari Selenium diantaranya :

  • Sumber Terbuka (Open Source): Selenium merupakan proyek open-source yang dapat digunakan secara gratis. Ini memungkinkan akses ke kode sumber dan fleksibilitas untuk mengubah dan menyesuaikan alat sesuai kebutuhan pengguna.
  • Kompatibilitas Cross-Browser: Selenium mendukung berbagai browser populer seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Microsoft Edge, Safari, dan lain-lain. Pengguna dapat mengotomatisasi pengujian pada berbagai browser untuk memastikan konsistensi aplikasi web di berbagai platform.
  • Bahasa Pemrograman yang Dukung: Selenium mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti Java, Python, C#, Ruby, dan lainnya. Ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan bahasa yang sudah mereka kuasai untuk menulis skrip pengujian.
  • Uji Cross-Platform dan Cross-Device: Selenium memungkinkan pengujian lintas platform dan perangkat, termasuk di desktop, ponsel, dan tablet, sehingga memastikan aplikasi berfungsi dengan baik di berbagai lingkungan.
  • Skalabilitas: Selenium dapat digunakan untuk menguji aplikasi web sederhana hingga aplikasi web kompleks. Pengguna dapat dengan mudah mengotomatisasi pengujian untuk berbagai skala proyek.

5. Cypress

Cypress Automation Testing

Cypress adalah tool untuk memudahkan proses pengujian dan debugging aplikasi web. Cypress bisa melakukan tes seperti end-to-end test dan component test. Cypress biasanya digunakan untuk pengujian aplikasi web, contohnya yang dibuat dengan React atau Angular, karena semua pengujian dilakukan dalam lingkungan peramban web (web browser). Cypress sebagai salah satu bagian dari ekosistem Node.js dapat diinstall menggunakan npm atau yarn, selain itu juga bisa diunduh langsung dari situs web resminya.

Cypress memungkinkan Anda untuk menyiapkan, merancang skenario, menjalankan tes, hingga menyelidiki apa saja aspek yang tidak berjalan dengan benar dalam kegiatan tes tersebut. Kegiatan tes berjalan secara otomatis sehingga tidak mengganggu waktu Anda dalam pengembangan aplikasi, dan hasilnya bisa diketahui dengan jelas sehingga Anda tidak menghabiskan waktu hanya untuk mencari-cari letak kesalahan.

Beberapa kelebihan menggunakan Cypress sebagai automation testing diantaranya :

  • Pengujian Real-Time: Cypress menawarkan eksekusi pengujian secara real-time dalam browser. Ini memungkinkan pengguna untuk melihat secara langsung bagaimana aplikasi berperilaku selama pengujian, membantu dalam pemecahan masalah dengan cepat.
  • Kemudahan Instalasi dan Konfigurasi: Cypress memiliki proses instalasi dan konfigurasi yang sederhana dan mudah dilakukan. Pengguna dapat mulai mengotomatisasi pengujian dengan cepat tanpa perlu banyak pengaturan.
  • Bahasa Pemrograman JavaScript: Cypress ditulis dengan menggunakan JavaScricx ,pt, yang merupakan bahasa pemrograman populer dan umum digunakan. Pengguna dapat menggunakan pengetahuan JavaScript yang sudah dimiliki untuk membuat skrip pengujian.
  • Pengujian Paralel: Cypress mendukung pengujian paralel, yang memungkinkan pengguna untuk menjalankan beberapa skenario pengujian secara bersamaan, meningkatkan efisiensi pengujian.
  • Dukungan Deteksi dan Pendeteksian Masalah: Cypress secara otomatis mendeteksi dan memberikan peringatan atas masalah potensial dalam kode skrip pengujian, seperti penggunaan elemen yang tidak valid.

Untuk mempelajari Cypress, BuildWith Angga menyediakan kelas untuk perdalam skill kamu atau kamu bisa langsung mengikuti kelas Beginner QA Testing With Cypress atau kelas lainnya yang ada di BWA.