Pengembangan aplikasi dengan menggunakan metodologi Agile semakin banyak digunakan terutama dalam industri teknologi. Dalam metodologi Agile, pengembangan aplikasi dilakukan secara kolaboratif, terstruktur, dan terorganisir dalam jangka waktu pendek dan bertahap. Metodologi ini juga menuntut kecepatan dalam pengambilan keputusan tanpa mengecualikan kualitas aplikasi serta selalu dilakukan evaluasi berkala untuk memastikan aplikasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan user.
Dalam metodologi Agile, seorang QA memiliki peran penting yaitu memastikan bahwa aplikasi yang dikembangkan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan kebutuhan pengguna. QA berkolaborasi dengan tim pengembangan (Tim Designer & Tim Developer) untuk memastikan bahwa aplikasi yang dikembangkan terus berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu di setiap siklus pengembangan.
Berikut adalah beberapa peran QA dalam pengembangan aplikasi dengan menggunakan metodologi Agile :
1. Memahami Kebutuhan Pengguna dan Membuat Test plan
QA harus memahami kebutuhan pengguna dan mengetahui apa yang diharapkan dari aplikasi akhir sehingga dapat membantu tim developer untuk membuat aplikasi yang tepat dan memuaskan kebutuhan pengguna. Selain itu, QA harus memastikan bahwa aplikasi yang dikembangkan telah diuji secara menyeluruh sebelum dirilis. Oleh karena itu, peran pertama yang harus dikerjakan oleh QA adalah Menyusun test plan secara terstruktur. Test plan inilah yang mencakup semua test scenario yang ada di dalam aplikasi dan menjadi pedoman QA dalam pengujian nanti.
2. Melakukan Pengujian Fungsional dan Non-Fungsional
QA harus melakukan pengujian pada aplikasi secara fungsional dan non-fungsional. Pengujian fungsional bertujuan agar aplikasi berfungsi dengan spesifikasi fungsional yang telah ditetapkan sedangkan pengujian non-fungsional bertujuan agar aplikasi telah memenuhi persyaratan kinerja, keamanan, dan keandalan yang telah ditetapkan.
3. Melakukan Pengujian Secara Berkelanjutan dan Automatis
Dalam metodologi agile, pengujian pada aplikasi kan dilakukan secara terus menerus selama siklus pengembangan. QA bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua perubahan yang dilakukan pada aplikasi telah diuji dengan baik sebelum diimplementasikan ke production. Hal ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya masalah atau bug yang dapat memberikan masalah lain pada aplikasi. Selain itu, pengujian yang dilakukan secara terus menerus dengan cara manual memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan integrasi pengujian secara otomatis dengan menggunakan automation tools yang dapat membantu QA dalam mempercepat pengujian dan memastikan semua test case telah diuji.
4. Memastikan Kualitas Aplikasi
Peran utama QA adalah memastikan aplikasi telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan dapat digunakan dengan baik. Jika ditemukan masalah, QA harus mendokumentasikan masalah tersebut dan menyampaikannya kepada tim developer untuk memperbaiki masalah sebelum dirilis.
5. Mengindetifikasi Risiko dan Bug
QA juga bertanggung jawab untuk mengindentifikasikan risiko dan bug yang mungkin terjadi selama siklus pengembangan aplikasi dan mendokumentasikan hal tersebut ke dalam report. Dengan cara ini, QA dapat membantu tim developer untuk memperbaiki bug sebelum mempengaruhi kinerja aplikasi.
6. Berkolaborasi Tim
QA bekerja sama dengan tim developer yang mengembangkan aplikasi dan tim lainnya yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi seperti Tim designer UI/UX. QA dapat memberikan umpan balik kepada tim terkait mengenai bug yang ditemukan untuk memastikan aplikasi yang dikembangkan telah berfungsi dengan baik dan memberikan solusi alternatif jika diperlukan.
Dengan memahami peran QA dalam pengembangan aplikasi dengan metodologi Agile, peran QA sangat penting dalam memastikan bahwa aplikasi yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan memuaskan kebutuhan pengguna.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan yang berguna bagi Anda untuk mengenal peran QA dalam pengembangan aplikasi. Terima kasih atas perhatiannya.