Laravel vs Node.js: Mana yang Terbaik untuk Web Development?

Hai Sobat BWA!🙌

Saat ini, banyak sekali framework yang dapat dipilih untuk web development agar menghasilkan aplikasi dengan performa yang baik, contohnya adalah Laravel dan Node.js. Dua framework tersebut sama-sama unggul dalam dunia web development dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Laravel menggunakan bahasa pemrograman PHP, sedangkan Node.js menggunakan JavaScript sebagai bahasa pemrograman utamanya. Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang perbandingan dua framework ini jika digunakan untuk web development.

Simak artikel berikut sampai habis ya!

1. Struktur dan Fleksibilitas

Untitled.png

Efisiensi dan performa suatu framework tentunya ditentukan oleh struktur yang digunakan. Laravel menggunakan arsitektur MVC (Model View Controller), sedangkan Node menggunakan arsitektur Single Threaded Event Loop. Penggunaan arsitektur MVC pada Laravel memisahkan tiga komponen utama dari sebuah aplikasi website yang membantu dalam memisahkan logika bisnis dari tampilan pengguna dan request HTTP. Hal ini akan memudahkan proses development yang terstruktur dan pemeliharaan yang lebih mudah. Dengan menggunakan Laravel, kita akan lebih fokus pada fungsionalitas proyek daripada menghabiskan waktu untuk menangani konfigurasi dan rutinitas pengembangan yang repetitif.

Single Threaded Event Loop, arsitektur yang digunakan pada Node.js, berarti bahwa Node.js beroperasi dalam satu thread utama yang mengelola semua operasi secara asinkronus. Event Loop adalah mekanisme di mana Node.js terus-menerus memantau tugas yang selesai dieksekusi, menangani input/output, dan menjalankan callback ketika operasi selesai. Dengan pendekatan ini, Node.js dapat menangani banyak koneksi secara efisien tanpa mengalami blocking, sehingga membuatnya sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan skalabilitas dan responsifitas tinggi.

2. Skalabilitas

6(8).jpg

Laravel dan Node.js sama-sama memiliki skalabilitas yang baik. Skalabilitas merujuk pada kemampuan sebuah aplikasi untuk menangani peningkatan traffic atau data tanpa mengorbankan kinerja atau fitur yang ada. Penggunaan arsitektur MVC dan beberapa thread untuk memproses permintaan pada Laravel memungkinkan framework ini melakukan upaya komputasi tambahan untuk menangani permintaan sehingga sulit menjaga skalabilitas. Sedangkan pada Node.js yang mengunakan arsitektur Single Threaded Event Loop membuat framework ini sangat skalabel karena memungkinkan untuk menangnai banyak permintaan secara efisien tanpa memerlukan pembuatan thread baru untuk tiap koneksi.

3. Performa

3(5).jpg

Jika dibandingkan dengan Laravel, Node.js memiliki performa atau kecepatan yang lebih baik karena sifat non-blocking dan event-driven yang memungkinkan penanganan permintaan secara efisien. Namun, Laravel lebih kuat dalam hal fitur dan fungsionlaitas yang lengkap terutama dalam konteks pengembangan aplikasi web yang kompleks dan besar.

4. Komunitas yang Dimiliki

gj1.png

Laravel merupakan framework PHP yang populer secara global dan banyak digunakan untuk membangun sebagian besar aplikasi dengannya. Sehingga, Laravel memiliki komunitas pengguna yang luas di mana para pengguna Laravel saling membantu, sharing, dan membantu seseorang yang baru belajar Laravel. Salah satunya adalah Laravel.io atau Laracast yang merupakan suatu forum para pengguna Laravel. Tak kalah dengan Laravel, Node.js juga menawarkan berbagai forum pengguna untuk berdiskusi mengenai bug dan saran dari pengguna lain. Situs web resmi Node.js memiliki komunitas penggunanya sendiri, dan situs web Node.dev menawarkan komunitas dukungan pengguna Node.js tambahan.

5. Kurva Pembelajaran

api dan tools (7).png

Bagi pemula, kurva pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menentukan framework yang akan dipilih. Bagi kalian yang sudah familiar dengan PHP, Laravel merupakan pilihan yang tepat karena kemudahan penggunaannya. Namun, Laravel memiliki kurva pembelajaran yang lebih curam dibandingkan Node.js karena memiliki banyak fitur dan konvensi yang perlu dipelajari. Node.js, memiliki kurva pembelajaran yang relatif dangkal, sehingga mudah dipelajari oleh pemula. Selain itu, Node.js didasarkan pada JavaScript yang merupakan teknologi populer di kalangan developer.

Kesimpulan

Baik Laravel dan Node.js sama-sama memiliki fitur dan penggunaan sesuai kebutuhan yang dipelrukan. Jika kalian memerlukan kerangka pengembangan web yang mampu mengelola logika back-end yang rumit, interaksi dengan database, dan penggunaan templating, mungkin kalian akan tertarik dengan Laravel. Sebaliknya, jika kalian mencari kerangka pengembangan web yang dapat menangani aplikasi real-time, memproses konkurensi tinggi, dan dapat dengan mudah diskalakan, Node.js bisa menjadi pilihan yang tepat.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya! Dan bagi kalian yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Web Development, kalian bisa mempelajarinya secara gratis melalui BuildWithAngga loh! Jangan lupa kepoin kelas-kelasnya ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya🙌