flash sale
hamburger-menu

Tips User-Experience

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk di BuildWith Angga

Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk

Dalam dunia bisnis dan teknologi, keberhasilan sebuah produk sangat bergantung pada seberapa baik produk tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi penggunanya. Meskipun kamu membuat produk yang sangat inovatif, tetapi jika pengguna tidak dapat dengan mudah menggunakannya, besar kemungkinan produk kamu akan gagal. Oleh karena itu, usability testing sangat penting dalam pengembangan produk. Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk Dalam pengembangan produk digital terdapat beberapa tahapan yang tidak boleh dilewatkan karena dapat mempengaruhi hasil akhir produk yang akan dirilis. Salah satu tahapan penting tersebut adalah usability testing. Usability testing untuk desain aplikasi Mungkin saat ini kamu akan bingung dengan istilah ini, namun apabila kamu tertarik menjadi seorang Product Manager, UX Writer, atau profesi lain yang berkaitan dengan bidang design produk, maka penting bagi kamu untuk mengetahui apa itu usability testing dan bagaimana penerapannya dalam proses design. Apa itu usability testing? Usability testing adalah metode evaluasi yang digunakan dalam desain UX (User Experience) untuk mengukur sejauh mana sebuah produk dapat digunakan dan disukai user. Tujuan usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dialami oleh user saat menggunakan suatu produk. Diskusi untuk melakukan usability testing Proses usability testing melibatkan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif melalui pengamatan langsung terhadap user yang melakukan tugas-tugas tertentu dengan menggunakan produk yang sedang diuji. Seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan usability testing ini disebut dengan UX Researcher. Usability testing dapat dilakukan secara iteratif selama proses pengembangan produk, sehingga memungkinkan designer untuk terus meningkatkan UI dan UX serta memastikan bahwa produk dapat memuaskan pengguna dari segi efektifitas dan efesiensinya. Mengapa Usability Testing Penting untuk dilakukan? Usability testing untuk improve produk Melalui usability testing, tim dapat mengumpulkan umpan balik langsung dari user mengenai pengalaman mereka dalam menggunakan produk. Umpan balik ini sangat berharga dalam memahami kebutuhan, preferensi, dan harapan pengguna. Dengan begitu, tim desain dan pengembangan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan desain produk. Ini dapat melibatkan pengubahan tata letak, perubahan ikon, penyederhanaan navigasi, peningkatan keterbacaan teks, atau perbaikan lainnya. Dengan memperbaiki masalah-masalah yang diidentifikasi melalui tes, diharapkan akan membantu mengurangi frustrasi yang mungkin dialami saat menggunakan produk. Bersama tim merencanakan usability testing Usability testing juga membantu dalam mengidentifikasi area di mana user mungkin mengalami kesulitan atau kebingungan saat menggunakan produk. Diharapkan produk dapat menjadi lebih mudah digunakan, efisien, dan efektif sehingga meningkatkan produktivitas user. Melakukan usability testing secara teratur selama proses pengembangan produk dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini. Dengan mengatasi masalah tersebut sebelum produk diluncurkan, tim dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk perbaikan setelah produk sudah berada di pasar. Langkah-langkah dalam Proses Usability Testing Setelah mengetahui apa itu usability testing dan manfaatnya dalam pengembangan produk, maka kamu juga perlu memahami proses yang dilakukan dalam usability testing. 1. Perencanaan Merancang tahapan usability testing Pada tahap ini kamu perlu menentukan tujuan dan lingkup usability testing, serta merumuskan pertanyaan untuk diberikan kepada calon peserta. Selain itu kamu perlu menentukan jenis user yang akan diuji (user persona). Keputusan yang dibuat di awal proses pengujian akan menentukan cara penguji menjalankan proses tersebut dan hasil yang akan didapatkan. Informasi yang sudah didapatkan nantinya dikumpulkan didalam satu tempat terpusat agar mudah diakses dan digunakan sebagai panduan utama mengerjakan langkah selanjutnya. 2. Merekrut peserta Selanjutnya adalah menentukan siapa yang akan menggunakan aplikasi ataupun software yang akan dibuat. Cari peserta yang sesuai dengan user persona yang telah ditentukan sebelumnya. Komunikasikan tujuan dan jadwal sesi kepada peserta yang dipilih dan pastikan mereka siap untuk berpartisipasi. 3. Mendesain task Tim mendesain task untuk usability testing Pada tahap ini, kamu akan merancang sesi usability testing yang meliputi skenario tugas yang spesifik, instruksi kepada peserta, dan kriteria penilaian. Kamu juga dapat merencanakan metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara, atau penggunaan alat perekam layar. 4. Lakukan Sesi Usability Testing Tahapan keempat adalah melakukan sesi usability testing, dimana pada tahap ini sebagai penguji harus mengikuti protokol yang ditetapkan dengan setiap peserta. Ketika sesi dimulai, jelaskan kepada peserta tentang tujuan pengujian, jamin kerahasiaan dan instruksikan mereka bagaimana berinteraksi dengan produk. Kemudian amati dan catat interaksi, kesalahan yang dilakukan setiap peserta. 5. Analisis dan Evaluasi Analisis hasil usability testing Langkah yang terakhir setelah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menganalisa hasil dan membuat kesimpulan. Saat memeriksa data, tentukan masalah yang paling sering dihadapi pengguna untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hal terpenting adalah memprioritaskan masalah utama yang perlu segera diselesaikan dan pelajari pola atau tren yang muncul dari data. Kesimpulan Sekarang kamu sudah memahami sekilas mengenai usability testing dalam desain produk. Proses ini dapat kamu terapkan untuk rencana pengembangan produk kamu kedepannya. Untuk menjadi seorang UX Research yang handal, penting untuk terus konsisten berlatih dan membangun portofolio yang kemungkinan disukai oleh calon klien. Kamu bisa coba mulai dengan belajar pada kelas yang sudah disediakan BuildWithAngga seperti User Experience Design: Usability-Testing 101 dan kelas Bootcamp UI/UX Designer - Zero to Usability Testing.

Kelas 3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience di BuildWith Angga

3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience

Beberapa sentuhan teknik desain antarmuka dapat meningkatkan kemudahan pengguna dalam menggunakan website dan mobile app yang kita bangun. User experience yang bagus dapat membuat pengguna betah lebih lama menggunakan produk kita yang tentunya dapat meningkatkan penjualan dari bisnis tersebut. 3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience Teknik desain antarmuka dapat kita mulai dengan membuat sebuah moodboard ui ux design, sebelumnya saya juga telah menjelaskan apa itu moodboard dan manfaat utamanya, kamu bisa coba pelajari saat ini di BuildWithAngga. Setelah mempelajari moodboard tersebut maka kita bisa lanjutkan belajar teknik desain antarmuka meningkatkan user experience design. 1) Gunakan metode KISS, Keep it simple, stupid Membuat desain kita mudah dipahami adalah salah satu kunci kesuksesan bisnis online, kita dapat mulai dengan fokus pada satu tujuan dari website atau mobile app tersebut, apakah kita ingin membantu orang membeli barang secara online? apakah kita ingin bantu orang belajar hal baru? atau bantu orang menonton film terbaru? menggunakan metode kiss ux design buildwithangga Memiliki goal yang jelas akan memudahkan kita sebagai ui ux designer dalam mendesain website yang easy to use oleh pengguna, beberapa hal yang perlu difokuskan adalah: Label pada navigation yang mudah dibacaLabel pada CTA button copywriting yang baikMemberikan space kosong agar pengguna tidak pusingKurangi gimmick yang tidak terkait dari tujuan utama pengguna 2) Membuat design style yang konsisten Pada tahal awal proses design website dan mobile app, perlu kita tentukan warna, jenis font, grid system, dan gaya illustration terlebih dahulu. Karena dengan begitu kita dapat merancang design yang konsisten dan mudah dikenal oleh pengguna baru atau lama. Kamu bisa gunakan software Figma untuk menerapkan design style yang konsisten seperti berikut. Penggunaan warna Hindari penggunaan warna yang berbeda-beda, misalnya pada halaman Home Page warna pada button CTA menggunakan biru, sedangkan pada Profile Page, warna button tersebut menjadi merah atau orange. Hal yang tidak konsisten dapat membuat pengguna pusing dalam menggunakan website dan mobile app kita. penggunaan warna ui ux design yang baik buildwithangga Pemilihan jenis font Tujuan memiliki website adalah ingin memberikan informasi kepada pengguna dalam menggunakan produk atau jasa yang perusahaan kita miliki, pengguna akan menghabiskan 1 jam pertama untuk memahami website tersebut dari informasi yang diberikan, apabila font yang kita gunakan terlalu sulit dibaca maka dapat meningkatkan cognitive load oleh pengguna tersebut dalam memahami produk dan jasa kita. Hindari penggunaan font yang sulit dibaca dan bataskan juga maksimal 2 jenis font berbeda di dalam sebuah projek untuk meningkatkan design yang lebih konsisten dan mudah dikenali dengan cepat oleh pengguna. 3) Mobile-first design, responsive design Saat ini smartphone sudah murah harganya dan banyak sekali yang sudah memilikinya, mereka juga lebih suka menggunakan smartphone dalam mengakses website dan mobile app yang mereka butuhkan, apabila website kita tidak menerapkan responsive design maka pengguna dapat kesulitan memahami konten yang berantakan pada website kita. menerapkan responsive design ui ux buildwithangga Solusi utama untuk ui ux designer adalah menyediakan beberapa layout berdasarkan ukuran layar yang biasanya digunakan oleh pengguna misalnya Desktop, Tablet, dan juga Mobile. UI UX designer juga dapat mempelajari grid system buatan Tailwind CSS atau Bootstrap sehingga front-end developer dapat menerapkan grid dengan mudah. Kesimpulan penggunaan teknik desain antarmuka Saya mengerti bahwa kita sering berpikir design yang kita buat sudah bagus, tapi untuk siapa? pengguna website tersebut atau diri kita? hindari termakan asumsi pribadi dengan cara melakukan usability-testing terlebih dahulu, proses tersebut dapat memberikan feedback yang kaya untuk meningkatkan design website dan mobile app kita. Bagaimana menurut kamu?

Kelas 3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui di BuildWith Angga

3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui

UX (User Experience) Designer adalah salah satu pekerjaan yang sekarang banyak dicari oleh perusahaan. Tugas dan peran UX Designer tidak hanya tentang desain dan keindahan (visual) tapi juga bagaimana membuat suatu produk yang bermanfaat, mudah dan nyaman untuk digunakan. 3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui UX Designer terlibat langsung dalam proses pembuatan produk dan berkolaborasi dengan UI (User Interface) Designer dalam mendesain tampilan produk, baik itu website atau aplikasi. Dalam membuat sebuah produk, UX Designer juga dibantu oleh UX Writer dan UX Researcher. Setelah mengetahui peran UX Designer secara umum, kita tahu bahwa untuk merancang sebuah produk perlu memiliki pemahaman dan keahlian dari setiap peran yang akan dikerjakan. Peran dan tugas UX Designer contohnya seperti user research, interaction design, usability testing, visual design (system) dan sebagainya. Dari beberapa peran yang sudah disebutkan, setiap UX Designer biasanya dapat melakukan berbagai peran sekaligus atau bahkan memiliki satu keahlian khusus dalam peran tersebut. Berikut adalah tiga tipe UX Designer menurut lingkup perannya: 1. Generalist Designer Mayoritas UX Designer memulai karirnya sebagai tipe Generalist. Tipe ini mampu melakukan berbagai tugas seperti user research, interaction design, wireframing, & usability testing. Namun tidak memiliki keahlian khusus. Tipe ini biasanya bekerja pada startup/perusahaan rintisan dan freelance. Lingkup peran Generalist UX Designer Untuk output pekerjaan seorang Generalist UX Designer contohnya setelah melakukan research dan sebagainya, selanjutnya merancang wireframe untuk sebuah produk/sistem yang nantinya akan dikembangkan lagi dan membutuhkan peran dalam visual design untuk interface produk/sistem tersebut. Output Generalist UX Designer 2. Specialist Designer Tipe Specialist Designer lebih mendalami satu jenis bidang UX design secara spesifik dan punya keahlian di bidang tersebut. Contohnya seperti Interaction Designer, Visual Designer, dan UX Researcher. Specialist Designer biasanya bekerja di perusahaan besar yang memiliki tim UX lebih besar dan profesional. Lingkup peran Specialist UX Designer Untuk output pekerjaan seorang Specialist UX Designer contohnya yang memiliki keahlian dalam merancang wireframe yaitu menghasilkan rancangan wireframe baik dalam bentuk sketsa di buku/whiteboard atau wireframe digital. Output Wireframe oleh Specialist UX Designer 3. T-Shaped Designer T-Shaped Designer adalah Specialist UX Designer yang memiliki kemampuan di bidang lain, tidak hanya memiliki keahlian dalam satu bidang UX design, tapi juga memiliki pemahaman yang luas tentang peran UX design lainnya. Lingkup peran T-Shaped UX Designer Untuk output pekerjaan seorang T-Shaped UX Designer contohnya yang memiliki keahlian dalam Interaction Design dalam prosesnya juga memahami proses user research, visual design, prototyping dan usability test yang nantinya menghasilkan sebuah report mengenai bagaimana user berinteraksi dan merespon sebuah produk/sistem. Output T-Shaped UX Designer Kesimpulan UX Designer memiliki banyak tugas dan peran dalam membuat suatu produk. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memulai karir sebagai UX Designer, seperti memulai sebagai Generalist Designer agar dapat memahami setiap peran dan apa saja tugas UX Designer di lapangan sebelum nantinya memutuskan untuk memiliki keahlian khusus di bidang UX Design. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan bagikan artikel ini jika bermanfaat dan baca artikel kita yang lain ya.. 👋

Kelas Apa itu Wireframe dan Cara Membuat Wireframe di BuildWith Angga

Apa itu Wireframe dan Cara Membuat Wireframe

Bekerja sebagai ui ux designer pada startup atau perusahaan besar, maka keseharian kita adalah mendesain kebutuhan aplikasi dan website dari bisnis perusahaan tersebut. Biasanya, kita tidak langsung mendesain high fidelity pada aplikasi atau website tersebut, namun akan dimulai dari proses pembuatan Wireframe. Mengapa penting membuat Wireframe? Wireframe adalah gambaran kasar atau sketsa awal dari aplikasi dan website yang akan kita bangun bersama dengan tim developer nantinya, untuk membuat Wireframe kita tidak membutuhkan modal yang begitu besar. Faktanya, hanya menggunakan pensil dan kertas maka kita sudah bisa membuat rancangan sederhana projek yang akan kita buat nantinya, Wireframe ini benar memberikan benefit yang banyak seperti cepat, murah, dan mudah diperbarui. Low-Fidelity Wireframe Wireframe terbagi dari beberapa jenis dan salah satunya adalah low-fidelity wireframe, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, untuk membuat wireframe maka kita hanya bermodalkan pensil dan juga kertas atau buku gambar sederhana. Proses pembuatan low fidelity wireframe Pada lembaran tersebut kita mulai membuat sketsa layout dari aplikasi dan website yang akan dikerjakan, kita hanya perlu fokus pada inti konten dari projek kita atau biasa disebut dengan minimum viable product (MVP). High-Fidelity Wireframe Apabila kita ingin melewatkan pembuatan low-fidelity wireframe pada buku gambar, maka kita bisa juga langsung membuat high-fidelity wireframe menggunakan software design yang tersedia untuk ui ux designer. Pada software tersebut kita mendesain beberapa halaman inti dari projek yang kita kerjakan, benefit utamanya menggunakan software dan membuat wireframe secara digital adalah kita tidak perlu menghabiskan banyak kertas atau buku gambar. Rekomendasi tools untuk membuat Wireframe Membuat wireframe versi digital dapat kita capai dengan mudah dikarenakan sudah banyak sekali software yang dapat kita gunakan sebagai ui ux designer atau developer, di antaranya dapat digunakan secara gratis dan berbayar. Whimsical Web apps favorite saya yang satu ini adalah Whimsical dalam mendesain wireframe mobile app dan website. Saya suka karena tidak perlu download dan install, hanya perlu buka website Whimsical lalu sign up dan kita sudah siap mendesain wireframe. Tampilan software Whimsical Whimsical juga menyediakan banyak komponen yang siap kita gunakan sehingga tidak perlu didesain dari awal lagi untuk menghemat waktu dan tenaga. Miro Selain mendesain wireframe, terkadang kita juga perlu mencoret-coret untuk memberikan informasi tambahan pada wireframe tersebut, oleh karena itu Miro sangat cocok digunakan untuk berkolaborasi dengan designer dan developer lainnya dalam proses pembuatan wireframe. Kesimpulan pembuatan sebuah Wireframe Apabila kita ingin menciptakan aplikasi dan website yang user-friendly, maka langkah pembuatan wireframe ini jangan pernah kita lewatkan, karena ketika melakukan proses desain wireframe kita akan menemukan banyak ide yang bisa digunakan pada aplikasi dan website kita. Terima kasih dan semoga bermanfaat ya.